Game Di Indonesia |
- DreadOut: Keepers of the Dark Akhirnya Dirilis ‘Kamis Malam Jumat’ Kemarin
- Beginilah Cara Menangkap Pokémon dan Bertanding dengan Pemain Lainnya di Pokémon GO!
- Tech in Asia Podcast #26 – 25 Maret 2016: Selamat Balapan Kala Liburan
- Tech Jobs: 33 Lowongan Pekerjaan Minggu Ini (25/3)
- Review White Day – Jangan Keluyuran di Sekolah Malam Hari
- Vivid Games Hadirkan Karakter dari Film Klasik Rocky di Update Terbaru Real Boxing 2
DreadOut: Keepers of the Dark Akhirnya Dirilis ‘Kamis Malam Jumat’ Kemarin Posted: 25 Mar 2016 08:03 AM PDT Digital Happiness, studio game asal Bandung yang mengembangkan game horor klasik dengan campuran budaya Indonesia, DreadOut, akhirnya merilis DLC standalone yang diberi judul DreadOut: Keepers of the Dark . kemarin malam. Uniknya, minggu lalu di halaman Steam DLC standalone dari DreadOut ini disebut akan rilis Kamis malam Jumat. Dalam DreadOut pemain akan berperan sebagai Linda, seorang anak SMA dengan seragam putih abu-abu khas SMA Indonesia yang terjebak bersama teman-temannya di kampung terbengkalai ketika sedang karyawisata. Linda yang hanya bermodalkan handphone dan kamera DSLR itu berusaha mengungkap misteri di balik kampung tersebut. Pemain yang belum pernah memainkan seri DreadOut sebelumnya tidak perlu khawatir, karena jalan cerita dalam DLC standalone ini akan berbeda. DreadOut: Keepers of the Dark bercerita tentang kejelasan soal apa yang terjadi ketika Linda ditarik ke dalam cermin di DreadOut act 2. Linda ditarik oleh hantu yang menggunakan kebaya merah, The Mysterious Lady in Red, ke dalam cermin portal dunia nyata dan dunia mistis. Pemain harus bertahan hidup di dunia mistis itu, berkesplorasi dalam sudut pandang third-person, dan mengalahkan berbagai hantu menakutkan yang ditemuinya dalam sudut pandang first-person. DLC ini juga mendapatkan area tambahan dan mekanisme bermain yang baru. DreadOut: Keepers of The Dark akan menyajikan mode free-roam yang membuat pemain secara non-linear dapat memilih area mana yang akan diselesaikan terlebih dahulu. Dua level tambahan dan tiga belas hantu yang belum pernah kamu lihat di game sebelumnya akan siap menguji nyali dan mengganggu malam-malammu. Jika kamu merasa kurang tertantang dengan game horor yang berisi hantu-hantu ala barat, tidak ada salahnya kamu merasakan game horor lokal dalam DreadOut: Keepers of The Dark. Saya sendiri penasaran hantu apa yang bisa saya temukan di dalam game dan betapa kagetnya saya melihat mahluk mistis setiap mengambil gambar dari kamera. Namun, daripada penasaran dengan jalan cerita game horor karya anak bangsa ini, kamu sudah bisa membeli DreadOut: Keepers of the Dark seharga Rp59.999 di Steam, bahkan sebelum 1 April kamu akan mendapatkan diskon sepuluh persen. Sebelum memainkannya, jangan lupa melihat trailer dari Digital Happiness di bawah ini. Steam Link: DreadOut: Keepers of The Dark, Rp. 53.999
The post DreadOut: Keepers of the Dark Akhirnya Dirilis ‘Kamis Malam Jumat’ Kemarin appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Beginilah Cara Menangkap Pokémon dan Bertanding dengan Pemain Lainnya di Pokémon GO! Posted: 25 Mar 2016 06:42 AM PDT Kabar kolaborasi kreator Ingress, Niantic Labs, dan Nintendo untuk mengembangkan Pokémon GO! sudah terdengar sejak September tahun lalu. Untuk kamu yang belum tahu, Pokémon GO! adalah permainan augmented reality seperti Ingress yang menyajikan pengalaman menangkap Pokémon di dunia nyata dengan handphone. Selama ini kita hanya mendapatkan sedikit informasi tentang Pokémon GO! Namun, akhirnya kemarin Niantic Labs mengungkapkan cara dasar bermain game ini di blog resmi mereka. Pokémon GO! akan menggabungkan teknologi lokasi handphone dan augmented reality untuk memotivasi pemain keluar rumah dan mengeksplorasi daerah sekitarnya. Pemain akan mendapatkan notifikasi getar di handphone yang menandakan ada Pokémon liar di sekitar mereka. Setelah itu, pemain bisa menekan layar handphone untuk melempar Poké Ball yang bisa didapatkan dari toko yang dinamakan PokéStop. PokéStop terletak di tempat-tempat penting seperti museum, monumen, atau tempat bersejarah sehingga untuk menemukannya kamu harus berkesplorasi. Beberapa Pokémon bisa ditemui di tempat sesuai dengan habitat aslinya, misalnya Pokémon tipe air seperti Squirtle atau Poliwhirl bisa kamu temui di daerah pantai atau sungai saja. Seiring permainan, Trainer (sebutan untuk pemain dalam Pokémon GO!) akan terus naik level dan mendapatkan akses untuk menangkap Pokémon baru dan Poké Ball yang lebih baik di PokéStop. Ada kemungkinan Pokémon dapat berkembang jika Trainer menangkap Pokémon yang sama berkali-kali. Bahkan kamu dapat memilih Pokémon Egg di PokéStop terdekat dan menetaskannya dengan cara berjalan-jalan. Untuk saat ini belum dipastikan bagaimana mekanisme pertarungan dalam Pokémon GO!, tetapi Niantic Labs menyebutkan sistemnya akan mirip dengan Ingress. Pemain dapat memilih satu dari tiga tim yang ada, kemudian menugaskan Pokémon tertentu untuk pergi ke Gym membuat benteng pertahanan. Nantinya pemain lain akan menantang Pokémon yang menjaga Gym dalam friendly battle. Gym para pemain akan terletak di berbagai lokasi di dunia nyata, seperti PokéStop. Jadi untuk mencari dan mengambil alih Gym lawan, kamu perlu melakukan eksplorasi juga. Jika kamu tidak ingin bermain dengan handphone terus-menerus, Nintendo akan menjual Pokémon Go Plus. Perangkat seperti jam tangan kecil yang terkoneksi dengan handphone melalui Bluetooth. Pokémon Go Plus ini akan memberi tahu event in-game, seperti jika ada Pokémon terdekat, dengan getaran lampu LED. Pokémon GO! akan tetap dirilis tahun ini dan akan segera diuji coba secara langsung di Jepang. Waktu rilis, bahasa yang tersedia, fitur lainnya, desain, dan tampilan dari Pokémon GO! masih belum dipastikan, karena Pokémon GO! sendiri masih dalam tahap perkembangan. Semoga Pokémon GO! dapat memotivasi para gamer untuk bermain di luar dan berinteraksi dengan pemain lainnya di dunia nyata. Jika kamu masih penasaran dengan cara bermain Pokémon GO! kamu bisa menonton video teaser game augmented reality dari Nintendo dan Niantic Labs di bawah ini.
Sumber: Engadget dan Blog Niantic Labs The post Beginilah Cara Menangkap Pokémon dan Bertanding dengan Pemain Lainnya di Pokémon GO! appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Tech in Asia Podcast #26 – 25 Maret 2016: Selamat Balapan Kala Liburan Posted: 25 Mar 2016 06:36 AM PDT
Pada episode sebelumnya kita sudah berbincang banyak hal seputar kebiasaan membaca, media digital, sampai layanan konten agregator. Masih bersama partner saya Audi Prasetyo kami berbagi keseruan dengan seorang pembalap! Iya, kamu tidak salah baca dan dia bernama Andika Rama Maulana atau yang biasa dipanggil Rama. Sedikit bocoran mengapa kami mengundang seorang pembalap, Rama bukan sekadar pembalap. Berawal dari kecintaannya terhadap mobil, pria berusia belia ini ternyata juga hobi (dan sekarang bermain secara serius) berbagai game balap mobil. Ia juga menjadi juara kedua dalam helatan Nissan GT Academy tahun 2015 lalu. Tentu saja kami masih menggandeng partner penjaga kualitas audio kami, AppsCoast. Sejumlah konten dari community post, yang bisa kamu buat dengan mendaftar di sini tetap kami hadirkan. Selain itu, kini kamu bisa hadir ke "studio" Tech in Asia, dan ikut berbagi keseruan dengan kami. Syaratnya, punya komunitas atau bagian dari komunitas. Siapa tahu, komunitas kamu semakin populer! Selain obrolan seru dengan Rama, kami juga memiliki beberapa konten menarik yang telah kami kurasi selama seminggu ke belakang.
Nah, selengkapnya bisa kamu dengarkan di podcast yang ada di awal artikel ini. Jangan lupa follow, serta berikan Like, Share, dan Download kalau kamu suka dengan isinya. (Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah) The post Tech in Asia Podcast #26 – 25 Maret 2016: Selamat Balapan Kala Liburan appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Tech Jobs: 33 Lowongan Pekerjaan Minggu Ini (25/3) Posted: 25 Mar 2016 04:41 AM PDT Sejak Tech in Asia berdiri beberapa tahun lalu, kami banyak berinteraksi dengan orang-orang dari ekosistem startup. Salah satu masalah yang sering kami dengar adalah sulitnya mencari staf terbaik untuk ranah bisnis mereka. Setiap minggunya, Tech in Asia akan menerbitkan artikel yang berisi kumpulan lowongan pekerjaan dari berbagai perusahaan di tanah air. Daftar lowongan pekerjaan yang akan kami hadirkan saat akhir pekan panjang ini akan berfokus pada industri digital dan pekerjaan di bidang teknologi yang berasal dari perusahaan teknologi dan non-teknologi. Apabila perusahaan kamu tertarik untuk masuk ke dalam daftar lowongan kerja mingguan Tech in Asia, jangan ragu untuk mengisi form ini dan kami akan langsung segera menghubungi kamu. Bilna
Adknowledge
Talenta
eFishery
FlowerAdvisor
MedicoMarketPlays
Qiscus
The post Tech Jobs: 33 Lowongan Pekerjaan Minggu Ini (25/3) appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Review White Day – Jangan Keluyuran di Sekolah Malam Hari Posted: 25 Mar 2016 02:25 AM PDT Berada di sekolah malam hari saat mengikuti kegiatan Pramuka bukanlah pengalaman yang menyenangkan bagi saya dulu. Bangunan bekas gedung pemerintahan di zaman kolonial Belanda yang menjadi tempat saya menimba ilmu memiliki beragam kisah tentang kekelaman masa penjajahan silam. Entah benar terjadi atau hanya sekadar rumor, namun cerita horor itu semakin menambah kesan angker sekolah. Latar tempat sekolah angker itulah yang juga diangkat dalam White Day: A Labyrinth Named School. Apabila kamu biasanya hanya sekadar mendengar kisah mencekam di sekolah dan bukan mengalaminya langsung, maka melalui game ini kamu bisa merasakan sendiri suasana horor tersebut. Apakah akan terasa lebih menyeramkan? Kamu bisa mengetahuinya dengan membaca ulasan saya di bawah ini. Cinta Monyet Berujung HororWhite Day untuk platform mobile merupakan remake dari game berjudul sama untuk PC yang dirilis di Korea Selatan pada tahun 2001 silam. Tidak hanya sekadar melakukan porting, ROI Games selaku developer juga melakukan perbaikan kualitas visual, perombakan puzzle, hingga menyiapkan edisi VR yang rencananya akan dirilis untuk PlayStation VR di masa mendatang. Kamu berperan sebagai seorang remaja laki-laki bernama Hui-Min Lee yang menyelinap ke sekolah di malam hari. Perbuatan nekat itu semata-mata ia lakukan untuk secara sembunyi-sembunyi mengembalikan buku harian pujaan hatinya yang terjatuh, sekaligus mengejutkannya dengan meninggalkan sekotak coklat untuk memperingati White Day. Tanpa disangka-sangka, kamu tidak sendirian di bangunan sekolah itu. Hui-Min harus kucing-kucingan dengan penjaga sekolah yang sangat brutal, bertemu dengan beberapa teman perempuannya (termasuk sang pujaan hati), serta bersinggungan dengan kejadian supernatural yang berhubungan dengan kekelaman masa lalu sekolah. Pada akhirnya, kamu harus berusaha menyelamatkan nyawa karena telah mengusik ketenangan para makhluk gaib di sana. Horor dari Sudut Pandang Orang PertamaLayaknya P.T. yang telah ditarik oleh Konami, White Day menggunakan sudut pandang orang pertama untuk menyajikan pengalaman horor kepada para pemainnya. Kamu akan menjelajahi bangunan sekolah angker langsung melalui pandangan mata Hui-Min dan bernavigasi menggunakan tombol virtual yang terdapat pada layar. Penggunaan sudut pandang ini bagi saya sangat cocok dengan tema horor yang diusungnya. Dengan seolah-olah berada di dalam game, saya dapat merasakan bulu kuduk berdiri ketika tiba-tiba melihat suatu siluet menghampiri, mendengar suara-suara misterius di sekeliling, atau saat menelusuri lorong-lorong gelap dan dikejutkan oleh jumpscare. Saya jadi paham mengapa ROI Games tengah mengerjakan versi VR dari game ini. Karakter yang Tampak NaturalSebagai sebuah game yang merupakan karya sekelompok developer indie, pada awalnya saya tidak menaruh banyak harapan pada kualitas animasi karakter yang ditampilkan dalam grafis 3D. Ternyata ekspektasi saya terhadap White Day terlalu rendah, karena ROI Games mampu menyajikan karakter yang sama sekali tidak terlihat kaku. Semua karakter di dalam game, terkecuali para penjaga sekolah yang tampak bagai robot, tampak hidup dan ekspresif. Gerakan mereka terlihat cukup natural, dengan mimik wajah yang berubah-ubah mengikuti perasaan mereka. Kualitas sulih suara yang disajikan juga cukup meyakinkan, dengan versi bahasa Inggris disuarakan oleh native speaker profesional. Perbaikan Sekaligus PerombakanTidak hanya para karakter yang tampak hidup, kualitas grafis dalam White Day versi mobile secara keseluruhan mengalami perbaikan layaknya proses remaster. Tekstur ruangan, efek bayangan, hingga efek flare yang berasal dari korek api maupun lampu senter terlihat lebih tajam dan nyata. Beberapa objek dalam versi mobile, seperti tampilan meja maupun lukisan di dinding, bahkan dirombak total dari versi PC aslinya. Perombakan yang dilakukan ROI Games tidak terbatas pada visual saja, tapi juga menyentuh mekanisme puzzle di dalamnya. Sebagian besar puzzle yang ada di dalam versi mobile benar-benar merupakan jenis baru yang tidak terdapat pada versi aslinya. Dengan demikian, para pemain lama White Day di PC pun harus kembali memutar otak agar bisa menyelamatkan diri. Siapa yang Selamat? Semua Tergantung TanggapanmuKisah dalam White Day memiliki percabangan yang akan berimbas pada progres cerita. Kamu akan dihadapkan pada beragam opsi saat berinteraksi dengan karakter lain di dalam game. Kamu dapat memutuskan untuk mengikuti siapa, bersikap baik atau sinis, serta hendak pergi ke mana terlebih dahulu. Tergantung dari keputusanmu saat dihadapkan dengan pilihan, ending cerita yang akan kamu dapat juga akan berubah. ROI Games telah menyediakan tujuh ending berbeda yang dapat kamu koleksi, sehingga meningkatkan replay value dari White Day. Anti KekerasanSebagai seorang pelajar sekolah biasa, Hui-Min sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk membela diri, apalagi menggunakan senjata saat melawan penjaga sekolah yang keji. Bila kamu kepergok oleh para penjaga yang sedang berpatroli, maka satu-satunya pilihanmu adalah lari. Kamu bisa lari sejauh mungkin dari penjaga, atau bersembunyi di dalam toilet sambil menunggu mereka menjauh. Bila kamu ingin menghindari para penjaga, maka kamu bisa bersembunyi di dalam ruangan sambil mendengarkan langkah kaki mereka yang berjalan menjauh dengan sangat lambat. Desain pergerakan penjaga ini malah terasa merepotkan daripada menakutkan bagi saya. Untuk menunggu mereka menjauh, diperlukan setidaknya lima menit menunggu di dalam kegelapan. Mekanisme ini menurut saya malah mengacaukan ritme permainan dan membuat progres cerita berjalan terlalu lambat. Harus Jeli Layaknya DetektifWalau developer telah berusaha memberikan beragam petunjuk untuk memecahkan puzzle di dalam game, namun beberapa puzzle yang akan kamu hadapi harus melibatkan kemampuan deduksi tinggi layaknya detektif. Beberapa teka-teki memiliki petunjuk yang minim atau bahkan tidak memiliki petunjuk sama sekali. Progres cerita saya sempat macet beberapa hari akibat terjebak dalam suatu puzzle, hanya karena sibuk menjelajahi kembali semua area yang telah dilewati guna mencari petunjuk yang saya pikir terlewat. Ternyata, game memang tidak memberikan petunjuk tambahan dan kunci pemecahan puzzle adalah observasi jeli serta kemampuan deduksi untuk memecahkan pola dari sandi. Pemecahan puzzle juga melibatkan proses backtracking yang cukup ekstensif. Tidak jarang saya melewatkan beragam objek penting hanya karena letaknya yang cukup tersembunyi (siapa sangka kamu akan menemukan pemberat timbangan dalam sebuah kakus?). Identifikasi objek penting juga cukup sulit dilakukan karena Hui-Min tidak dapat mengenali objek dalam kegelapan dan harus menyalakan lampu atau mendekat dengan korek untuk melihat objek. Seram, tapi MenyebalkanPermasalahan desain puzzle serta keharusan backtracking yang ekstensif terasa cukup menyebalkan dalam White Day. Game yang seharusnya bisa diselesaikan dalam waktu kurang dari lima jam, berubah menjadi berhari-hari (atau mungkin lebih lama) karena puzzle yang sulit dipecahkan dan item yang terlewat entah di mana. Namun, harus saya akui nuansa menyeramkan dan desain karakter dalam White Day cukup terpoles sehingga mampu membuat nuansa horor dalam game terkesan nyata. Terlebih lagi, White Day memiliki replay value tinggi berkat tujuh ending berbeda yang disiapkan oleh ROI Games. Dengan banderol sekitar Rp99.000, White Day mungkin terasa cukup mahal bagi para pengguna iOS maupun Android. Namun bila kamu menyukai puzzle sulit serta pengalaman mencekam, maka White Day saya pikir cukup sepadan dengan uang yang harus kamu keluarkan.
The post Review White Day – Jangan Keluyuran di Sekolah Malam Hari appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Vivid Games Hadirkan Karakter dari Film Klasik Rocky di Update Terbaru Real Boxing 2 Posted: 24 Mar 2016 11:51 PM PDT Kolaborasi game Real Boxing dengan film Rocky yang dibintangi aktor kawakan Sylvester Stalone rupanya masih belum juga berakhir. Setelah pada bulan November 2015 lalu rilis di iOS sebagai game resmi untuk film Creed, Real Boxing 2 kini hadir dengan update dan embel-embel nama baru yaitu Real Boxing 2 Rocky. Lewat update ini Vivid Games menghadirkan sejumlah karakter baru dari film klasik Rocky, seperti Apollo Creed, Clubber Lang, Ivan Drago, dan versi muda dari Rocky Balboa (mentor Creed dalam Real Boxing 2 Creed). Kehadiran sederet karakter film Rocky tadi akan kamu lawan dalam rangkaian satu chapter khusus yang bisa diakses sejak awal di menu single player. Tokoh Rocky Balboa sendiri bahkan bisa kamu gunakan sebagai skin karakter spesial dan dia juga akan bertindak sebagai karakter utama kamu di saat menjalani tutorial. Bagi kamu pengguna Android yang sudah tidak sabar untuk segera memainkan Real Boxing 2 Rocky di perangkat kesayangan, ada kabar bagus buat kamu. Lewat pemberitahuan di web resminya, Vivid Games mengabarkan bahwa mereka akan merilis versi Android Real Boxing 2 Rocky di Google Play Store pada 31 Maret minggu depan. Dengan hadirnya Real Boxing 2 Rocky untuk Android dalam waktu dekat, saya pikir ini saatnya menggodok ulasan lengkap dari game ini buat kamu semua. Kita lihat saja nanti, akankah Real Boxing 2 Rocky menjadi salah satu game olahraga tinju terbaik di tahun 2016?
The post Vivid Games Hadirkan Karakter dari Film Klasik Rocky di Update Terbaru Real Boxing 2 appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
You are subscribed to email updates from Tech in Asia Indonesia. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
No comments:
Post a Comment