Game Di Indonesia |
- Rangkuman Berita Game Hari Ini – 30 Maret 2015
- Setelah 2 Tahun Bercokol Di iOS, Sekarang Kamu Bisa Memainkan Slayin Secara Gratis Di Android
- Review An Octave Higher – Revolusi Sosial Penuh Sihir
- Karakter Final Fantasy XV Dibuat Seluruhnya Pria Agar “Mudah Dimengerti”
- Noodlecake Akan Merilis Game Penuh Tantangan, Tiltagon, Bulan April
- 3 Game Endless Run Gratis Untuk Android Yang Bisa Kamu Mainkan Minggu Ini
- Preview Zenonia S – Aksi Grinding Ala Zenonia Yang Serupa Tapi Beda Rasa
- Occipital Membawa Kemampuan Mirip Xbox Kinect Ke iPad
- Jin, Devil Jin, Dan Josie Akan Hadir Di Tekken 7!
Rangkuman Berita Game Hari Ini – 30 Maret 2015 Posted: 30 Mar 2015 04:19 AM PDT Game Endless Runner Fotonica Sedang Diskon Untuk iOSGlenn Prasetya - Fotonica, game endles runner bergaya minimalis yang baru saja hadir di Android akhirnya mendapatkan diskon untuk pengguna iOS. Sebelumnya diskon dari harga awal Rp35.000 menjadi Rp12.000 sudah berlaku bagi pengguna Android pada hari game tersebut dirilis di Google Play. Inilah saat yang tepat untuk membeli game tersebut. Kalau kamu masih ragu, silakan simak review di bawah ini untuk lebih meyakinkan kamu. Review Fotonica – Game Runner Di Dunia Vektor Ala Tron Apple App Store Link: FOTONICA, Rp. 12000 Adventures of Poco Eco: Lost Sound Akan Segera Dirilis di AndroidIqbal Kurniawan – Game puzzle dengan kualitas grafis dan suara yang menakjubkan, Adventures of Poco Eco: Lost Sound, akan segera dirilis di Android. Developer melalui laman situs resminya mencantumkan bahwa akan segera merilis game ini pada akhir Maret 2015 di Google Play Store (yang berarti tidak akan lama lagi, hore!). Saya sarankan agar kamu pengguna Android tidak melewati game yang satu ini, agar kamu bisa merasakan sensasi memakan lalapan tanpa sambal yang dirasakan oleh Glenn ketika memainkannya di iOS. Review Adventures of Poco Eco: Lost Sound – Presentasi Sempurna + Bonus Lagu Gratis Apple App Store Link: Adventures of Poco Eco - Lost Sounds, Rp. 35000 Sumber: Situs resmi Poco Eco: Lost Sound Seorang Developer Unity Memainkan Game Super Mario 64 Pada iPhone 6Iqbal Kurniawan – Bukan, ini adalah bukan hasil kerjasama Nintendo dan DeNA untuk membawa Mario dan kawan-kawan ke ranah mobile. Seorang developer Unity bernama Erik Roystan Ross memamerkan keterampilannya dengan merancang suatu sistem yang memungkinkan pengguna iPhone untuk memainkan game Nintendo 64 di smartphone Apple. Ia berhasil menjalankan Super Mario 64 pada iPhone menggunakan Unity plugin yang ditanam pada browser ponsel. Bagaimana hasilnya? Kamu bisa melihat hasil karyanya itu melalui tautan video YouTube di atas. Melihat kemampuan sebuah iPhone memainkan game console, tampaknya kita bisa berharap banyak apabila ke depannya nanti semakin banyak game console klasik yang mendapatkan jalannya ke dunia mobile gaming. Beginilah Cara Netherrealm Studios Membuat Suara Menjijikan Dalam Mortal Kombat XKevin Sutanto - Tubuh yang terpotong, usus yang tercerai-berai, otak yang pecah, dan berbagai hal yang diakibatkan Fatality dalam Mortal Kombat rasanya tidak lengkap tanpa suara yang membuat pengalaman Mortal Kombat menjadi lebih menjijikan. Lewat tayangan di atas, kamu sekarang tahu bagaimana caranya tim desainer suara dalam Netherrealm Studios bekerja untuk membuat suara organ tubuh yang berceceran dengan cukup realistis dalam Mortal Kombat X. Nampaknya menjadi desainer suara adalah pekerjaan yang menyenangkan bukan? Sumber video: IGN Simak Sejarah Singkat Dari Nintendo Entertainment System Lewat Video Dari DidYouKnowGaming Berikut Ini!Kevin Sutanto - Kamu pastinya tahu tentang Nintendo Entertainment System (NES) alias Famicom, bukan? Tahukah kamu kalau console buatan Nintendo tersebut merupakan console pertama yang hampir memungkinkan permainan online multiplayer? Atau tahukah kamu kalau NES dijual dengan nama yang berbeda di Korea Selatan? Tahukah juga kamu soal cara kerja dari Zapper yang kamu gunakan untuk bermain Duck Hunt? Temukan semuanya lewat video singkat dari DidYouKnowGaming yang bisa kamu lihat di atas. Para Pemain The Sims Social Membuat Petisi Kepada EA Untuk Mengembalikan Game Favorit MerekaRisky Maulana – Sebagai salah satu dari sekian game Facebook yang akan selalu dikenang oleh para penggemarnya, The Sims Social lagi-lagi menjadi wacana perbincangan setelah dibuatkan dalam petisi khusus di Change.org. Petisi yang membutuhkan dukungan tanda tangan sebanyak 10.000 orang ini, meminta EA untuk mengembalikan The Sims Social yang telah ditutup semenjak Juni 2013 lalu. Saat tulisan ini dipublikasikan, setidaknya petisi ini berhasil menghimpun 17% dari total suara yang dibutuhkan. Apabila kamu berminat untuk menyemarakkan petisi tersebut, kamu bisa membuka laman yang dimaksud melalui tautan di bawah ini. Situs Web: Bring Back The Sims Social via Change.org MMO Dragonica Akan Menyambangi Platform Mobile Gaming LINE Di Bulan Mei NantiRisky Maulana – Tahun 2015 ini nampaknya semakin bertambah saja game MMO yang turut meramaikan platform mobile dengan game spin-off besutan mereka. Setelah Mabinogi, Dragonest, dan AION, kini giliran Dragonica yang bulan Mei nanti akan soft launch di beberapa negara Asia, termasuk Indonesia. Game mobile yang memanfaatkan platform chat LINE ini dikerjakan oleh Funigloo, dan menyertakan enam kelas karakter dari seri MMO Dragonica. Jika kamu merupakan pemain lama dari game MMO ini, maka kehadiran Dragonica Mobile di bulan Mei mendatang adalah sesautu yang harus kamu tunggu kemunculannya.
Post Rangkuman Berita Game Hari Ini – 30 Maret 2015 muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia. |
Setelah 2 Tahun Bercokol Di iOS, Sekarang Kamu Bisa Memainkan Slayin Secara Gratis Di Android Posted: 30 Mar 2015 03:20 AM PDT Slayin adalah action RPG kasual besutan PixelLicker Games yang sebelumnya telah diterbitkan di iOS oleh FGD Entertainment sekitar dua tahun silam. Slayin sendiri awalnya merupakan game Flash yang memiliki kemiripan gameplay dengan action RPG minimalis berjudul Drancia, yang pada saat itu sangat populer di Jepang. Entah apakah PixelLicker mengakui dirinya terinspirasi dengan Drancia atau tidak, yang jelas keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan yang membuat Slayin dan Drancia bisa dengan mudah dibedakan. Nah, setelah dua tahun lalu game ini bercokol di iOS, sekarang giliran pengguna Android berkesempatan untuk menjajal permainan side-scroller RPG yang ditawarkan PixelLicker Games. Dalam Slayin, kamu memerankan seorang kesatria yang berjuang untuk membunuh musuh sebanyak mungkin. Layaknya permainan endless, di sini kamu akan melawan deretan musuh yang tiada habisnya, menaklukkan bos, dan bertahan hidup selama mungkin yang kamu bisa. Untuk membunuh musuh, kamu hanya cukup menempelkan pedang ke musuh yang ada sambil menghindarkan sang kesatria tadi dari kontak fisik musuh. Sama seperti Drancia, apa yang kamu lihat di layar merupakan bagian dari keseluruhan arena. Jadi, jika kamu telah mencapai ujung maka kamu harus berbalik atau bisa juga menunggu saat yang tepat sebelum akhirnya berbalik. Selain itu kamu juga bisa melompat agar ujung pedangmu mengenai musuh yang beterbangan di sekitar, sehingga kamu perlu mewanti-wanti gerakan musuh di sekitarmu agar sukses bertahan hidup. Selain menghadapi musuh kroco, kamu juga menjalani pertarungan bos di mana kamu akan menghadapi naga dan makhluk fantasi lainnya yang memerlukan strategi tersendiri untuk dikalahkan. Untuk itu kamu perlu menaikkan kemampuanmu dengan membeli beberapa equipment yang bisa membantu kamu dalam bertahan lebih lama seperti armor, daging untuk mengisi health, pedang, dan lain sebagainya. Sedikit berbeda dibandingkan Drancia, di sini karaktermu tidak memiliki atribut yang bisa kamu atur untuk dinaikkan di setiap peningkatan level. Sebagai gantinya, PixelLicker menyediakan beberapa pilihan kelas karakter yang bisa kamu pilih untuk bermain. Kamu bisa memilih bermain sebagai warrior, ninja, pemanah, dan lain sebagainya. Pada intinya, Slayin merupakan game yang melanjutkan formula action RPG dari Drancia dan menambahkan beberapa fitur yang membuatnya berusaha tampil unik dibandingkan game sejenisnya (Tiny ARPG uhuk..). Kabar baiknya, kamu bisa memainkan Slayin secara gratis, lengkap dengan opsi IAP untuk membuka karakter, membeli template interface, dan juga mode baru seperti boss rush mode. Google Play Store Link: Slayin, Gratis Post Setelah 2 Tahun Bercokol Di iOS, Sekarang Kamu Bisa Memainkan Slayin Secara Gratis Di Android muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia. |
Review An Octave Higher – Revolusi Sosial Penuh Sihir Posted: 30 Mar 2015 03:18 AM PDT Akhir minggu lalu saya berkesempatan untuk menjajal sebuah game karya anak bangsa yang diterbitkan di Steam oleh penerbit game asal Jepang, Playism. Game yang saya maksud adalah An Octave Higher, sebuah visual novel dari Kidalang Studio yang sebelumnya pernah mengembangkan seri Sage Fusion. Meskipun berbeda genre dari Sage Fusion, An Octave Higher masih menawarkan kualitas cerita penuh nuansa politik yang dapat menggelitik pikiran kritismu. Sebagai penggemar visual novel, saya sudah menantikan kehadiran An Octave Higher semenjak diumumkan tahun lalu. Melihat betapa berkualitasnya cerita dalam Sage Fusion membuat saya cukup yakin akan kemampuan Kidalang dalam mengembangkan cerita yang bagus, tapi An Octave Higher jelas jauh melebihi ekspektasi saya. Filosofi SihirAn Octave Higher memiliki latar belakang dunia yang cukup unik. Di sini kamu disajikan dengan sebuah dunia di mana sihir merupakan pengganti dari teknologi, dan segala fasilitas yang ada di dunia berjalan menggunakan tenaga sihir. Mulai dari kendaraan umum dan pribadi yang berjalan menggunakan sihir angin dan bumi, sampai ke kalkulator yang dibuat menggunakan konsep sihir yang sangat mendetail. Hal ini membuat dunia dalam An Octave Higher terasa lebih dalam daripada kisah fiksi pada umumnya. Tempat yang menjadi latar belakang An Octave Higher adalah sebuah kota bernama Overture. Di Overture, strata sosial dibagi dengan garis yang sangat jelas. Ada kaum proletar yang merupakan golongan miskin di mana kebanyakan penduduknya adalah pegawai pabrik, pengangguran, atau bahkan pelacur. Strata kedua adalah kaum borjuis yang merupakan kaum menengah ke atas. Terakhir, strata paling tinggi adalah para aristokrat yang berisi para bangsawan dan orang-orang sangat kaya. Cerita dalam An Octave Higher disajikan dari sudut pandang tiga karakter yang mewakili masing-masing strata sosial. Penyajian cerita dengan berbagai sudut pandang ini sangat mengingatkan saya dengan Game of Thrones, baik versi buku maupun versi game. Adanya sudut pandang karakter yang bervariasi ini betul-betul membantu pemain untuk memahami cerita dengan lebih dipenuhi rasa empati. Bicara masalah empati, salah satu pesona utama dari An Octave Higher adalah kemampuan game ini untuk membangkitkan perasaan empati kita. Cerita dalam game berhubungan erat dengan politik, strata sosial, serta tentang pemberontakan. Tapi berkat adanya sudut pandang yang berbeda-beda dari tiap karakter, kamu akan diajarkan untuk melihat segala sesuatu dari perspektif yang berbeda. Membuat kamu akan semakin ragu dengan konsep antagonis dan protagonis yang ada di kisah ini, karena semua orang memiliki alasan sendiri atas segala hal yang mereka lakukan. Lagi-lagi hal ini mengingatkan saya akan kisah fiksi fenomenal lainnya, dalam hal ini adalah seri Suikoden yang memiliki cerita di mana para pemainnya pun bisa berempati terhadap tokoh antagonisnya. Sebagai sebuah visual novel, An Octave Higher memiliki percabangan cerita yang tidak terlalu banyak tapi cukup bervariasi. Ada lima ending yang bisa kamu dapatkan di sini, dan masing-masing ending betul-betul memberikan gambaran menarik dari unsur sebab akibat pilihan-pilihan yang telah kamu buat di game. Selain itu game ini juga memiliki kejutan yang cukup menarik. Ketika saya berhasil mendapatkan ending pertama, saya pikir sudah sampai di situ saja game berlangsung. Ternyata begitu saya mencoba mengambil jalur lain, game ini menyajikan konten tambahan dengan durasi berjam-jam serta cerita yang jauh lebih gelap dan kompleks daripada apa yang telah saya mainkan sebelumnya. Memainkan Karya SeniSelain kualitas cerita, hal lain yang bisa dinilai dari sebuah visual novel adalah grafis dan musiknya. Kamu tentunya tidak bisa mengharapkan perbandingan grafis dengan game bergenre lainnya. Cara menilai grafis di visual novel kurang lebih sama dengan cara menilai sebuah ilustrasi, dan An Octave Higher memiliki kualitas ilustrasi yang sangat keren. Game tampil penuh warna dengan arahan visual yang sangat cocok mengikuti konsep dunia unik yang diusung. Walaupun harus saya akui, terkadang karakter terlihat sedikit aneh entah karena anatomi yang terasa tidak pas, posisi mereka yang nampak kaku, atau karena terlihat kebanting dengan kualitas background dan benda-benda mati lain yang terlihat sangat bagus di sini. Tapi hal ini dijamin tidak akan terlalu mengganggu kenyamananmu bermain An Octave Higher. Sedangkan untuk urusan musik, An Octave Higher diisi dengan berbagai musik klasik yang diaransemen dengan sangat apik. Musik-musik yang dipilih untuk mewakili adegan-adegan tertentu pun terdengar sangat sesuai mengiringi petualanganmu di game ini. Jika kamu penggemar musik klasik, kamu dijamin akan dimanjakan oleh koleksi musik di game ini. KesimpulanSecara keseluruhan memainkan An Octave Higher merupakan sebuah pengalaman yang menyenangkan. Game ini sukses mengejutkan saya dengan kualitas cerita yang diusungnya. Tidak hanya game ini memberikan kamu banyak pengetahuan tentang istilah-istilah yang biasa dibahas di mata pelajaran Teknik Informatika, Filosofi, atau Sosial Politik, tapi game ini juga bisa membuat kamu berpikir tentang bagaimana menanggapi konflik-konflik yang terjadi di dunia dari berbagai sudut pandang. Rasanya menyegarkan sekali melihat game buatan anak bangsa tidak hanya menyajikan hiburan semata saja, tapi juga bisa mengajak kita untuk berpikir kritis sambil tidak lupa tentunya menghibur kita juga. Dengan harga murah yang ditawarkan, saya rasa kamu tidak perlu berpikir banyak-banyak untuk membeli An Octave Higher, karena game ini memang sangat bagus. An Octave Higher tersedia untuk Windows PC, Mac OS, dan Linux. Dalam waktu dekat game ini juga akan tersedia untuk Android dan iOS. Steam Link: An Octave Higher, Rp. 79.999 Playism: An Octave Higher, $11,99 (sekitar Rp150.000) Post Review An Octave Higher – Revolusi Sosial Penuh Sihir muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia. |
Karakter Final Fantasy XV Dibuat Seluruhnya Pria Agar “Mudah Dimengerti” Posted: 30 Mar 2015 03:06 AM PDT Jika kamu sudah menonton Fahmi memainkan demo Final Fantasy XV, maka seharusnya kamu sudah menyadari bahwa dalam game tersebut kamu akan memiliki party yang berisi empat pria “cantik” yang memiliki kostum dengan warna serupa dan entah disengaja atau tidak membuat mereka terlihat seperti boyband. Jika kamu belum menonton video tersebut, klik tautan di bawah sekarang juga. Saksikan Fahmi “mencintai” mahluk hidup di demo Final Fantasy XV! Pertama kali berbicara langsung kepada GameSpot, Hajime Tabata selaku direktur dari proyek Final Fantasy XV menyatakan bahwa keputusan dalam membuat seluruh anggota party di game tersebut pria adalah agar pemain bisa lebih “mengerti” interaksi mereka. Menurut dia kehadiran satu karakter wanita pun akan membuat seluruh anggota party yang ada akan berperilaku berbeda.
Kehadiran anggota party wanita berpotensi untuk membuat interaksi antar karakter tidak sealami yang diharapkan, terutama karena Final Fantasy XV disebut-sebut memiliki tema “boys will be boys”. Hal ini juga menciptakan elemen “bromance” di antara anggota party seperti melindungi satu sama lain dan menunjukkan rasa kepedulian yang cukup untuk membuat orang salah paham jika kamu melakukannya di dunia nyata. Saya sendiri bisa mengerti alasan ini. Saya yakin semua pembaca baik lelaki maupun wanita memiliki cara berperilaku yang berbeda saat sedang berinteraksi dengan teman-teman terdekat sesama jenis kelamin dibandingkan saat ada teman lawan jenis. Saya sendiri misalnya, bisa bergulat di kasur dengan teman-teman terdekat saya sambil bercanda (jangan kasih tau siapa-siapa!), namun tidak akan pernah melakukan hal tersebut di hadapan wanita. Ada unsur budaya Melayu juga lo ternyata di Final Fantasy XV Square Enix baru-baru ini merilis demo untuk Final Fantasy XV yang diberi judul Episode Duscae. Demo yang dimainkan Fahmi pada tautan di atas tersebut diberikan kepada gratis untuk semua orang yang telah melakukan pre-order Final Fantasy Type-0 HD, sebuah remake dari RPG spin-off seri Final Fantasy. Semoga saja keputusan ini tepat serta mampu menghasilkan storyline dan interaksi antar karakter yang lebih baik. Post Karakter Final Fantasy XV Dibuat Seluruhnya Pria Agar “Mudah Dimengerti” muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia. |
Noodlecake Akan Merilis Game Penuh Tantangan, Tiltagon, Bulan April Posted: 30 Mar 2015 02:19 AM PDT Noodlecake, salah satu publisher game mobile terbaik tahun 2014 pilihan GiA, kembali membuktikan bahwa mereka merupakan kreator indie game yang produktif. Kali ini mereka akan merilis sebuah game kasual yang menjanjikan tantangan untuk para pemainnya. Game yang dimaksud adalah Tiltagon, sebuah game di platform mobile yang mengoptimalkan penggunaan sensor gravitasi untuk mengendalikan permainan. Tiltagon merupakan sebuah game dengan tema mengendalikan bola dan bertahan selama mungkin. Bola tersebut menggelinding di atas permukaan berbentuk heksagon yang penuh dengan tantangan. Kamu diminta mengatur sudut kemiringan dari gadget yang kamu miliki untuk mengarahkan bola tersebut menggelinding ke permukaan selanjutnya. Terdengar simpel? Jangan senang dulu. Developer telah mempersiapkan berbagai tantangan yang membuat permainan ini menjadi cukup sulit, mulai dari batasan waktu yang ada sebelum heksagon menghilang, permukaan yang tidak rata dan berlubang, hingga kehadiran objek-objek penghalang yang menjejali jalur bola. Kesemua tantangan itu akan mempersulit usahamu untuk bertahan di dalam permainan sebelum akhirnya bola terjatuh dan game over. Selain desain permainan yang cukup menantang, Noodlecake memiliki hal lain yang menarik di dalam Tiltagon. Game ini dirancang menjadi game gratis dengan didukung oleh iklan. Kamu akan sesekali melihat tampilan banner iklan menyambangi layar permainan. Namun, developer bereksperimen dengan skema baru di mana kamu dapat menonaktifkan banner tersebut selama beberapa menit apabila kamu setuju untuk menonton sebuah video iklan. Bagi kamu yang tidak ingin diganggu oleh iklan sama sekali, Noodlecake juga menyediakan opsi berupa IAP yang akan menonaktifkan tampilan iklan di dalam game secara permanen. Melihat trailer yang diunggah oleh developer di YouTube, saya bisa membayangkan bahwa game ini akan menjadi cukup sulit namun sekaligus membuat ketagihan. Gameplay simpel yang dipadu dengan tingkat kesulitan menantang seperti pada Super Hexagon telah terbukti merupakan resep yang mampu menyihir orang untuk memainkan lagi dan lagi. Tiltagon akan tersedia untuk platform iOS maupun Android pada tanggal 9 April 2015. Noodlecake sengaja menunda perilisan game ini dari jadwal semula di bulan Maret untuk menyempurnakan permainan di dalamnya. Saya pribadi sudah tidak sabar untuk segera memainkannya, bagaimana dengan kamu? Situs Resmi: Tiltagon Post Noodlecake Akan Merilis Game Penuh Tantangan, Tiltagon, Bulan April muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia. |
3 Game Endless Run Gratis Untuk Android Yang Bisa Kamu Mainkan Minggu Ini Posted: 30 Mar 2015 12:16 AM PDT Endless run bisa dibilang merupakan genre yang keberadaannya sudah terlalu sering kita jumpai, sehingga sebagian dari kamu mungkin ada yang merasa jenuh dengan genre semacam ini. Meskipun genre ini sesak dengan bermacam judul game, namun saya tak memungkiri juga bahwa selalu saja ada game dengan tema menarik yang patut untuk diulas kepada kamu, sehingga dalam kesempatan ini saya merangkumkan tiga game endless run terbaru dengan tema menarik yang layak kamu mainkan minggu ini. Video Games! The Video GameGame keluaran Sephira Games ini memiliki tema yang cukup unik untuk sebuah game bergenre endless run. Bayangkan saja, di sini kamu bermain sebagai pria botak dengan passion yang sangat besar terhadap video game, sehingga aksi berlarinya pun dihiasi beragam referensi game terkenal seperti Mario Bros, Sonic The Hedgehog, Street Fighter, dan lain sebagainya. Sama seperti game endless run bergaya Cannabalt, di sini tugas kamu adalah berlari dari satu gedung menuju gedung lainnya sambil menghindari bermacam orang yang menghalangimu berlari. Sepanjang aksi berlari, kamu juga bisa memungut power-up unik seperti sarung tangan “Street Fighter” untuk melakukan gerakan shoryuken di udara, bintang kirby agar kamu bisa melayang bak sebuah balon, sepatu Sonic, dan lain-lain. Setiap musuh yang kamu injak akan menghasilkan menghasilkan skor, sehingga permainan bukan hanya sekedar menghindari musuh saja tapi juga beraksi layaknya permainan game platformer di luar sana. Google Play Store Link: Video Games! The Video Game, Gratis Tree Jump AdventurePermainan Tree Jump Adventure saya rasa lebih cocok disebut endless jumping, karena tugasmu di sini bukanlah berlari melainkan melompat dari sisi pohon menuju pohon lainnya. Dalam game ini kamu bermain sebagai seekor tupai bernama Popo yang harus terus bergerak sambil menghindari beragam makhluk dan objek membahayakan di sekitarnya. Kontrol permainan Tree Jump Adventure sangatlah simpel, kamu hanya perlu menekan tap di bagian dahan pohon yang ingin kamu tuju untuk membuat si Popo melompat menuju ke sana. Sepanjang aksi melompat tadi, kamu juga bisa memungut beberapa pelet bercahaya yang bisa digunakan untuk membeli skin agar Popo nampak lebih oke dari sebelumnya. Google Play Store Link: Tree Jump Adventure, Gratis Lamp EyesGame ketiga dalam daftar ini merupakan buah karya dari kreativitas anak-anak SMA Bogor yang sukses merampungkan sebuah game endless run unik yang mereka beri judul Lamp Eyes. Sesuai namanya, Lamp Eyes membawa kamu dalam aksi pelarian “gelap”, di mana mata kamu akan bertindak sebagai senter untuk menerangi jalan di depanmu. Di sini kamu tidak akan bisa melihat tampilan dari level di luar sorotan lampu, sehingga kamu perlu memanfaatkan penerangan yang terbatas tadi untuk menerka arah manakah yang harus dituju. Apabila kamu terjatuh menuju lubang atau tertangkap polisi yang mengejar, maka permainan pun akan berakhir, dan kamu harus mengulangi pencapaian rekor tertinggi di Lamp Eyes dari awal. Google Play Store Link: Lamp Eyes, Gratis Post 3 Game Endless Run Gratis Untuk Android Yang Bisa Kamu Mainkan Minggu Ini muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia. |
Preview Zenonia S – Aksi Grinding Ala Zenonia Yang Serupa Tapi Beda Rasa Posted: 29 Mar 2015 10:02 PM PDT Zenonia bisa dibilang merupakan satu dari sekian judul game hack-and-slash yang begitu cukup dikenal di ranah mobile. Sejak pertama kali diperkenalkan Gamevil sekitar tahun 2009 lalu, game ini telah menghasilkan enam judul Zenonia, di mana setiap iterasinya memiliki gameplay yang kurang lebih sama hanya saja ditambahkan dengan inovasi yang cukup beragam. Nah, setelah melalui masa penantian dua tahun semenjak dirilisnya Zenonia 5, kali ini saya berkesempatan mencicipi aksi terbaru Zenonia melalui sesi closed beta yang ditawarkan Gamevil kamis minggu lalu. Selama proses preview Zenonia S yang lumayan singkat ini, bisa dibilang saya cukup bersenang-senang dengan beragam inovasi “sosial” yang diusungnya, meski secara gameplay, Zenonia S tidak melenceng jauh dari pakem hack-and-slash seperti yang dulu dipopulerkan oleh Secret of Mana. Seperti penjelasan artikel saya sebelumnya, dalam Zenonia S, kamu akan bertualang mengarungi dunia paralel, di mana karakter dari kelima serial Zenonia hadir untuk menyelamatkan umat manusia dari malapetaka. Ini artinya kamu berkesempatan untuk kembali memainkan beberapa karakter yang pernah kamu mainkan dari Zenonia lainnya seperti Regret, Bishu, Daza, dan lain sebagainya. Dari segi gameplay, sebenarnya permainan Zenonia S tidak berbeda jauh dengan seri Zenonia sebelumnya. Di sini kamu diminta bertualang melewat rangkaian level yang terlihat di peta dunia, guna menyelesaikan setiap quest yang diberikan. Untuk itu, di sini kamu diberikan sebuah ruang hub untuk mengakses beberapa fitur yang disediakan Gamevil. Mulai dari opsi untuk menjalani misi utama (quest), mengikuti event arena (pvp), real time multiplayer raid, dan menjalin pertemanan dengan puluhan ribu pemain di luar sana. Fitur yang saya temui tadi membuat aspek single player Zenonia S agak sedikit tersisihkan, karena fokus utama game ini lebih diarahkan ke MMORPG. Meskipun begitu kamu masih tetap disuguhi dialog antar NPC, di mana mereka hanya sekedar memberimu alasan untuk menyelesaikan beragam quest yang diberikan. Dengan keberadaan fitur sosial tadi otomatis sambungan internet menjadi syarat utama untuk bermain Zenonia S, sehingga jangan harap kamu bisa memainkan game ini secara offline, karena jelas-jelas Gamevil tidak menyediakan opsi tersebut. Zenonia S masih melanjutkan skema kontrol hack-and-slash yang sama seperti Zenonia 5. Di game ini kamu diberikan virtual pad yang memperlihatkan serangan normal dan skill yang kamu punya miliki di bagian kanan layar, dan kontrol untuk menggerakkan karakter di bagian layar sebelah kiri. Skema kontrol yang sudah menjadi ciri khas Zenonia 5 ini masih dipertahankan oleh Gamevil, sehingga kamu yang mungkin sudah pernah memainkan game ini sebelumnya tidak perlu repot lagi mempelajarinya. Sama halnya seperti game online free-to-play yang pernah kamu mainkan sebelumnya, aspek grinding merupakan bagian dari permainan yang wajib kamu lalui di Zenonia S. Di sini agar kamu bisa mendapatkan equipment terkuat serta uang untuk membayar proses fusion equipment yang mahal, kamu perlu menyelesaikan level yang sama berulang-ulang hingga memperoleh uang dan loot yang cukup. Sayangnya variasi tampilan level bukanlah sesuatu yang digarap serius oleh Gamevil, sehingga terus terang aksi grinding di Zenonia S terasa jauh lebih monoton dibandingkan game hack-and-slash rilisan Gamevil seperti Kritika dan Darkness Reborn. Dalam Zenonia S total terdapat sembilan dunia di mana masing-masing terbagi dalam sepuluh level dengan tampilan latar yang cukup seragam. Kurangnya variasi level tersebut untungnya diminimalisir dengan kehadiran fitur auto battle dan sistem peminjaman hero milik pemain lainnya yang membantu mengurangi kejenuhan kita dalam melakukan grinding. Kekurangan lainnya yang saya temui ketika menjajal Zenonia S adalah pembelian health dan mana potion yang hanya berfungsi di satu level saja. Dengan keberadaan potion yang seolah-olah menjadi booster untuk menjalani level inilah, saya merasa Zenonia S tidak memberikan reward yang sangat memuaskan bagi para pemainnya. Bayangkan saja kamu mengorbankan uang yang cukup banyak untuk membeli health/mana potion agar bisa menyelesaikan sebuah level, namun ternyata reward penyelesaiannya tidak sebandingan dengan uang membeli potion yang tidak bisa dipakai lagi di level berikutnya. Menyebalkan, bukan? Beruntung kamu bisa menjual beberapa equipment yang tak terpakai lagi agar bisa memenuhi kebutuhan membeli potion, sehingga perkara membeli potion atau tidak, semuanya terserah upaya kamu dalam menyelesaikan sebuah level tersulit. Di luar opsi pembelian potion tadi, Gamevil juga menerapkan perolehan status VIP yang berfungsi agar kamu bisa mendapatkan beragam kelebihan yang tak diperoleh pemain berstatus biasa, jika kamu sering membeli IAP yang disediakan Gamevil. Dengan menjadi anggota VIP ini, kamu akan mendapatkan keuntungan seperti beberapa poin stamina tambahan (yup, game ini menyertakan fitur stamina di dalamnya), slot lebih untuk menampung perolehan senjata dan crafting, bonus beberapa lembar identity scrolls di setiap harinya, dan bermacam kelebihan lainnya. Meski perolehan status VIP tadi belum sepenuhnya diimplementasikan selama periode beta test berlangsung, namun saya merasa permainan Zenonia S bakal dirasa kurang begitu fair bagi pemain free-to-play karena tak semua pemain bisa mendapatkan status yang cukup prestisius tadi. Apalagi ditambah keberadaan identity scrolls yang nantinya menjadi salah satu item wajib bagi kamu untuk melihat kualitas dari equipment yang kamu peroleh. Dari segi grafis, bisa dibilang Zenonia S memiliki tampilan yang cukup bagus untuk sebuah game 2D dengan gaya penggambaran karakter anime ala Zenonia yang khas. Setiap karakter musuh yang kamu temui di sini memiliki animasi yang cukup oke, meskipun efek serangan yang muncul di layar kurang begitu berkesan untuk ukuran game mobile 2015. Sebagai penutup, meskipun periode beta dari Zenonia S meninggalkan kesan yang kurang begitu memuaskan bagi saya, yang jelas saya tidak menampik kemungkinan bahwa game ini masih akan menjadi incaran mobile gamer di tahun 2015. Seperti judul ulasan preview yang saya tulis di atas, Zenonia S tetaplah seperti Zenonia yang sama seperti dulu, hanya saja kali ini dilengkapi segelintir fitur yang membuatnya terasa berbeda, namun masih kalah seru dibandingkan iterasi sebelumnya. Setidaknya saat tulisan ini dipublikasikan, Gamevil memiliki waktu lebih memoles beberapa fitur Zenonia S seperti fitur keberadaan potion yang permanen agar tidak mengecewakan ekspektasi dari para pemain lama. Post Preview Zenonia S – Aksi Grinding Ala Zenonia Yang Serupa Tapi Beda Rasa muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia. |
Occipital Membawa Kemampuan Mirip Xbox Kinect Ke iPad Posted: 29 Mar 2015 10:02 PM PDT Sebuah startup di Amerika Serikat, Occipital, saat ini sedang mengembangkan sebuah aksesoris kamera pemindai gambar 3D untuk perangkat iPad. Apabila kamu tidak familier dengan teknologi tersebut, kamu bisa membayangkan perangkat Kinect untuk console Xbox buatan Microsoft yang memiliki kemampuan serupa. Aksesoris kamera ini mampu merekam suatu gambar sekaligus mendeteksi jarak atau kedalaman berbagai objek di dalamnya secara real time. Walaupun fungsi utama kamera ini adalah sebagai pemindai gambar untuk menciptakan model 3D, pihak Occipital mengklaim bahwa gadget ini juga bisa digunakan dalam dunia gaming. Mereka bahkan telah merilis sebuah game berjudul S.T.A.R. OPS – A positional tracking adventure di Apple App Store untuk membuktikan maksud mereka. Melalui trailer yang diunggah di YouTube, Occipital menunjukkan kemampuan dari kamera buatan mereka dalam memindai ruangan pada suatu halaman dan menggunakan berbagai objek virtual dalam dunia augmented reality. Kinerja dari gadget ini terlihat cukup menjanjikan. Gambar pada video di atas terlihat bergerak dengan lancar seiring pergerakan orang yang menggunakan iPad. Setiap objek yang terdapat pada layar bergerak dengan konsisten mengikuti pergerakan orang dan terasa cukup nyata untuk sebuah benda virtual. Sayangnya video trailer ini belum mempertontonkan kemampuan dari kamera Occipital untuk memindai sebuah objek yang bergerak, semisal orang yang sedang menari. Apabila kamera ini dapat melakukan hal tersebut tanpa masalah, bukan mustahil apabila kita bisa mengendalikan game melalui gerakan badan seperti pada Xbox Kinect di platform mobile tidak lama lagi. Pihak Apple maupun Google bukannya belum memikirkan untuk mengintegrasikan teknologi semacam ini ke dalam sistem operasi buatan mereka. Apple telah mengakuisisi startup bernama PrimeSense yang mengembangkan teknologi serupa, sedangkan Google memiliki Project Tango yang rencananya akan menambahkan teknologi pemindai 3D ke dalam Android. Namun, kedua pihak tersebut masih belum mengumumkan kapan mereka akan mengintegrasikan teknologi tersebut ke dalam sistem operasi masing-masing. Selama teknologi ini masih absen, tampaknya Occipital merupakan alternatif yang cukup potensial dan menarik untuk dicoba. Sumber: Re/code Post Occipital Membawa Kemampuan Mirip Xbox Kinect Ke iPad muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia. |
Jin, Devil Jin, Dan Josie Akan Hadir Di Tekken 7! Posted: 29 Mar 2015 08:46 PM PDT Meskipun baru tersedia di mesin arcade di Jepang, Tekken 7 agaknya sudah cukup menarik perhatian banyak penggemar seri game fighting tersebut. Hal ini terbukti dengan banyaknya fan yang frustrasi dan kebingungan saat melihat karakter jagoan favoritnya tidak muncul di daftar karakter yang tersedia di situs resmi Tekken 7 yang hanya memperlihatkan 20 karakter saja. “Mana Jin Kazama!?” adalah sebuah kalimat yang sangat sering saya dengar setiap kali sedang membahas karakter di Tekken 7. Sepertinya Bandai Namco juga sering mendengar hal ini dan akhirnya memutuskan untuk mengumumkan tiga karakter yang akan muncul di game tersebut yaitu Jin, Devil Jin, dan Josie. Jika kamu ingat dengan Josie, maka kamu pasti sedang berbohong karena wanita dari Filipina ini adalah seorang petarung baru. Jika kamu sering bermain Tekken dan tidak ingat dengan yang namanya Jin dan Devil Jin, maka kamu juga sedang berbohong. Pria jepang tampan nan mematikan tersebut sudah menjadi karakter yang tidak pernah absen hadir sejak kemunculannya di Tekken 3 dan menjadi pilihan favorit banyak pemain berkat teknik bertarungnya (karate) yang keren. Pengumuman tiga karakter ini ditunjukkan dalam bentuk trailer yang bisa kamu lihat di bawah. Tekken 7 akan dibuat lebih mudah!? Baca selengkapnya di sini! Rasanya Jin dan Devil Jin tidak terlalu terlihat banyak berbeda, namun kali ini Jin kembali hadir dengan kostum hoodie yang dia gunakan di Tekken 4 dan 5. Devil Jin masih sama menyeramkan sekaligus keren seperti dahulu dan bahkan masih mengatakan hal yang sama saat memulai pertarungan. Kira-kira siapa ya karakter berikutnya yang akan dimumkan? Sayangnya tidak ada pilihan lain bagi kita selain menunggu dengan sabar. Jangan kecewakan kami, Namco Bandai! Post Jin, Devil Jin, Dan Josie Akan Hadir Di Tekken 7! muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia. |
You are subscribed to email updates from Games in Asia Indonesia To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
No comments:
Post a Comment