Ads

Tuesday, March 31, 2015

Game Di Indonesia

Game Di Indonesia


Dual – Game Shooter Dengan Kemampuan Berkompetisi Lintas Platform

Posted: 31 Mar 2015 12:22 AM PDT

Apple dan Google pada saat ini merupakan dua pemain besar dalam platform mobile dengan sistem operasi masing-masing. Kedua perusahaan tersebut memiliki sistem operasi yang tidak kompatibel satu dengan yang lain, sehingga seringkali developer game harus memilih sistem operasi mana yang akan mereka dahulukan untuk mengembangkan karya mereka. Sebagai gamer mobile di platform iOS, saya pun terkadang harus bersabar menunggu game yang saya mainkan dirilis di Android agar bisa bermain dengan teman-teman gamer pemakai sistem operasi besutan Google tersebut. Pengalaman seperti inilah yang membuat berita mengenai game Dual terasa seperti angin segar.

Dual merupakan sebuah game shooter minimalis yang mengingatkan saya pada Space Invaders. Presentasi game ini terlihat sederhana dengan menggunakan bentuk-bentuk geometri dasar seperti segitiga, kotak, atau lingkaran. Permainan yang diusung di sini juga tidak banyak berbeda dari game shooter kebanyakan. Kamu masih mengendalikan sebuah pesawat (yang hanya berbentuk kotak atau lingkaran) sambil menembakkan peluru-peluru untuk menjatuhkan lawan. Lalu, apa yang membuatnya berbeda dari game sejenis lainnya?

Dual | Gameplay 01

Lima kata yang membuat Dual berbeda: local multiplayer lintas sistem operasi. Ya, ini berarti tidak peduli apakah kamu dan temanmu sama-sama menggunakan Android atau iOS, kalian tetap bisa memainkannya secara bersamaan untuk berduel atau bekerjasama. Kalian bisa menghubungkan kedua gadget tersebut menggunakan koneksi Bluetooth atau WiFi yang tertanam pada perangkat masing-masing. Dengan demikian, permainan multiplayer bisa dilangsungkan tanpa menggunakan koneksi internet sekalipun karena game berjalan di jaringan nirkabel lokal.

Terkait dengan gameplay di Dual, developer menyebutkan bahwa setidaknya terdapat dua mode permainan yang bisa kamu dan temanmu pilih. Mode pertama adalah duel klasik di mana pesawat yang kamu kendalikan akan berhadapan dengan pesawat temanmu. Yang tampak pada layar gadget masing-masing hanyalah sebuah pesawat yang bebas bergerak dan menembak ke atas. Kamu tidak mengetahui posisi pesawat temanmu dan hanya dapat menembak secara membabi buta, sambil berharap salah satu dari tembakanmu mengenai sasaran. Temanmu juga melakukan hal yang sama denganmu, sehingga kamu harus menghindari peluru-peluru yang ia muntahkan atau jatuh tertembak. Pemain yang pesawatnya tertembak duluan menjadi pihak yang kalah.

Dual | Gameplay 02

Kalau persahabatan sudah terancam retak karena perselisihan dari mode permainan pertama, maka kamu sebaiknya mencoba mode permainan kedua. Mode ini memposisikan kamu dan temanmu untuk bekerjasama menahan arus musuh yang datang menghampiri. Salah satu pesawat akan berada di depan pesawat lainnya, dan bersama-sama akan menembaki musuh yang datang berduyun-duyun. Dibutuhkan kerjasama yang kompak untuk menjaga garis pertahanan agar tidak diterobos lawan.

Bicara mengenai game shooter minimalis, apakah kamu pernah memainkan game sejenis nan adiktif lainnya berjudul Quadblast?

Dual akan dirilis tidak lama lagi pada tanggal 2 April 2015. Melihat desain game yang memang dirancang multi platform, tampaknya versi iOS dan Android akan tersedia secara hampir bersamaan. Game ini dapat diunduh gratis dengan opsi IAP di dalamnya untuk membuka jenis-jenis pesawat baru. Jangan lupa ajak juga temanmu untuk mengunduhnya agar kalian bisa memainkan bersama-sama.

Situs Resmi: Dual

Post Dual – Game Shooter Dengan Kemampuan Berkompetisi Lintas Platform muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.

Simak Aksi Endless Run Dengan Tema Pengejaran Zombi Yang Menarik Di Corridor Z

Posted: 30 Mar 2015 10:38 PM PDT

Hari ini redaksi GIA mendapati kabar bahwa di awal bulan April nanti, gamer iOS dan Android akan memperoleh game endless run baru dengan tema pengejaran zombi yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Melalui press release yang kami terima, developer asal Polandia bernama Mass Creation mengumumkan bahwa pihaknya akan merilis game berjudul Corridor Z, pada hari Kamis 2 April nanti.

Corridor Z adalah game runner dengan tema pengejaran zombi yang terlihat menarik untuk dimainkan. Seperti yang diperlihatkan trailer di atas tadi, Corridor Z mengusung aksi runner yang unik, di mana kamu menghadapi kejaran zombi dengan perspektif dari depan. Dalam Corridor Z nantinya pelarian kamu akan lebih berfokus dalam menjatuhkan beragam objek di sekitar untuk menghalangi kejaran zombi di belakang.

Tak hanya itu saja, kamu juga bisa memungut beberapa senjata api untuk menghentikan laju kejaran kawanan zombi tersebut selama beberapa detik, sebelum mengunyah karaktermu hidup-hidup. Senjata api tersebut meliputi rifle, shotgun, handgun, uzi, dan lain sebagainya.

Corridor Z | screenshot

Dalam press release mereka, Mass Creation memberimu tiga pilihan karakter untuk dimainkan. Ketiga karakter tersebut meliputi pemuda sekolahan yang atletis (jock), gadis cheerleader, dan seorang tentara berseragam lengkap. Mass Creation sendiri juga menjanjikan adanya narasi yang menceritakan misteri di balik persebaran wabah zombi yang ada dalam game ini. Jadi kamu tak hanya sekedar berlari menghindari kejaran zombi dan bos zombi tanpa ada alasan cerita yang jelas di Corridor Z.

Nantinya game ini akan dirilis secara gratis, yang jelas ditambahkan lagi dengan beragam opsi pembelian in-app purchase di dalamnya. Saat tulisan ini dipublikasikan, Mass Creation menjadwalkan kemunculan Corridor Z di iOS (dan kemungkinan besar juga Android di saat yang bersamaan) pada hari Kamis besok. Jadi pantau saja kemunculan game ini ke dalam daftar game mobile terbaru GIA setiap minggunya.

Post Simak Aksi Endless Run Dengan Tema Pengejaran Zombi Yang Menarik Di Corridor Z muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.

Review Stan Lee’s Hero Command – Bertualang Bersama Pencipta Superhero Marvel

Posted: 30 Mar 2015 10:19 PM PDT

Kita sudah sering memainkan game bertema superhero, namun sadarkah kita ada seseorang yang lebih super di balik itu semua? Ya, tidak lain tidak bukan adalah pencipta superhero itu sendiri. Memikirkan konsep kekuatan superhero, kostum yang akan digunakan, dan cerita yang disajikan bukanlah tugas yang mudah untuk diemban manusia biasa. Nah sebagai salah satu apresiasi terhadap pengarang komik superhero, Stan Lee, saya akan melakukan review terhadap game Stan Lee's Hero Command.

"Siapa sih Stan Lee itu?" Dia adalah pengarang berbagai macam superhero Marvel seperti Spider-Man, Iron-Man, Captain America, dan masih banyak lagi superhero lainnya yang tidak mungkin saya sebutkan satu per satu.

Di game Stan Lee's Hero Command kamu tidak akan memainkan superhero yang sudah terkenal. Kamu hanya akan diberi tiga buah pilihan hero yang bisa dikatakan masih benar-benar baru seperti Steam Hammer, Seer, atau The Twins. Bisa jadi para penggemar Stan Lee dan Marvel sedikit kecewa akan hal tersebut. Namun bagi saya hal tersebut adalah hal yang sepatutnya dilakukan supaya peran Stan Lee di game ini tidak tersisihkan oleh nama besar superhero yang sudah terkenal. Desain hero-hero yang bisa kamu mainkan tadi dikemas dengan gaya chubby (tubuh kecil dan bermuka imut), menunjukkan kesan yang kuat bahwa game ini ditujukkan untuk gamer kasual dari anak-anak hingga remaja.

Review Stan Lee's Hero Command - Screenshot 1

Dari tiga hero yang disediakan tadi, kamu hanya bisa memilih salah satu saja dari ketiganya. Jika kamu sudah memilih, kamu perlu untuk membayar Rp12.000 untuk memilih hero yang lainnya. Setiap hero memiliki jalan cerita yang berbeda-beda, itulah keuntungan yang kamu dapat jika kamu membeli hero tambahan.

Bicara soal gameplay, tidak banyak hal-hal menarik yang bisa saya katakan. Kamu akan menjalankan misi-misi yang disediakan oleh Stan Lee sendiri dengan gaya bertempur hack and slash dengan sudut pandang seperti Dungeon Hunter, Zenonia, atau Kritika. Virtual D-Pad disebelah kiri layar disediakan untuk menggerakkan karakter kamu, sedangkan bagian kanan layar disediakan tombol virtual untuk menghajar musuh-musuh. Misi-misi yang disediakan pun sudah tergolong umum. Contohnya seperti membunuh musuh dalam jumlah tertentu, menghancurkan bangunan musuh dalam jumlah tertentu, atau yang paling spektakuler adalah mengantarkan Stan Lee sendiri dengan aman ke helikopternya.

Review Stan Lee's Hero Command - Screenshot 2

Dalam sebuah misi, musuh-musuh yang kamu hadapi cenderung itu-itu saja bentuknya. Selain menjumpai musuh, kamu juga akan menjumpai objek-objek yang bila dihancurkan akan memberikan kamu tambahan HP. Sayangnya, objek-objek yang bisa kamu hancurkan pun juga sangat monoton. Hanya kotak besar berwarna coklat saja yang bisa kamu hancurkan, selebihnya tidak.

Stan Lee sendiri tidak menjadi karakter yang bisa dimainkan di Stan Lee's Hero Command. Namun ia akan menjadi figur yang tidak kalah pentingnya. Sebab setiap misi yang kamu lalui akan ditugaskan oleh Stan Lee sendiri secara langsung. Selain itu, suara khas Stan Lee akan selalu menemani kamu saat kamu sedang memilih misi, menjalankan misi, bahkan ketika kamu berhasil menyelesaikan misi yang diberikan. Hal tersebut tentu saja sangat menjadikan para fan Stan Lee semakin senang memainkan game ini karena seolah-olah bisa beriteraksi langsung dengan sang idola.

Layaknya game kasual pada umumnya, saya merasa tingkat kesulitan di Stan Lee's Hero Command sangat mudah diselesaikan untuk gamer seusia saya (di atas dua puluh tahun). Dari lebih lima puluh misi yang saya jalani, saya hanya mengalami game over tiga kali saja. Jumlah yang bisa dibilang sangat sedikit, bukan?

Review Stan Lee's Hero Command - Screenshot 3

Yang sedikit menyebalkan dari Stan Lee's Hero Command adalah sistem energinya yang sangat boros. Berkali-kali saya merasa energi saya cepat sekali habis, saya mengalami sendiri kejadian di mana baru menjalankan tiga atau empat misi secara berturut-turut namun energi saya sudah habis. Awalnya saya sempat kecewa berat akan hal tersebut, namun seriring berjalannya waktu kekecewaan saya tersebut bisa sedikit terobati karena secara tidak sengaja saya menemukan ‘fitur’ menambah energi yang disediakan oleh game ini sendiri, yaitu dengan cara menonton video berdurasi tiga puluh sampai empat puluh detik.

Dengan menonton video tadi, kamu secara otomatis akan mendapat tiga buah energi secara cuma-cuma, jumlah yang sangat lumayan sekali karena kamu bisa menggunakan energi tersebut untuk dua buah misi tambahan. ‘Fitur’ menonton video tersebut tentu tetap ada batasnya, kalau ‘fitur’ tersebut sudah dipakai lima kali maka fitur tersebut akan mengalami cooldown selama dua puluh menit, jadi tidak ada istilah energi tidak terbatas melalui ‘fitur’ tersebut.

Selain harus menunggu energi, kamu pun juga harus dihadapkan pada faktor menunggu lainnya. Yaitu menunggu apabila kamu melakukan upgrade skill. Skill yang kamu naikkan poinnya harus melewati masa cooldown terlebih dahulu sebelum benar-benar berimbas pada skill karakter kamu. Untungya, skill yang bisa kamu naikkan hanya empat atribut saja, tidak terlalu banyak jumlahnya dan tentu saja tidak membuat kamu harus menunggu semakin lama. (Bayangkan saja jika kamu harus menunggu untuk sepuluh skill.)

Review Stan Lee's Hero Command - Screenshot 4

Soal grafisnya sendiri, bagi saya kualitas grafis di game ini sudah tergolong usang. Grafis yang disuguhkan Stan Lee's Hero Command nampak seperti game mobile tahun 2013, hal ini bisa dimaklumi karena Stan Lee's Hero Command menyasar ke pengguna anak-anak hingga remaja yang mana sebagian besar belum memiliki gadget super canggih yang bisa melakukan render grafis yang berat.

Berhubung Stan Lee's Hero Command adalah game gratis, yang terbesit di pikiran saya adalah game ini akan sarat dengan grinding. Tapi ternyata dugaan saya salah, memang masih ada unsur grinding di Stan Lee's Hero Command namun ternyata tidak separah game sejenis. Kabar baik sekali untuk para pembenci grinding.

Saat ini Stan Lee's Hero Command baru dapat dinikmati di iOS, Android masih belum kedapatan jatah. Namun seperti kebiasaan-kebiasaan developer game mobile besar lainnya, Stan Lee's Hero Command cepat atau lambat akan mereka sajikan di Android. Sabar saja ya :).

Secara garis besar, Stan Lee's Hero Command merupakan game hack and slash kasual yang cukup menyenangkan walaupun tidak terlalu megah. Buat kamu yang sedang mencari game hack and slash dengan gaya karakter imut, tidak terlalu menitik beratkan grinding, atau IAP yang tidak terlalu mahal maka Stan Lee's Hero Command adalah jawabannya.

Post Review Stan Lee’s Hero Command – Bertualang Bersama Pencipta Superhero Marvel muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.

Satu Lagi Game Indonesia Akan Segera Menghampiri Kickstarter, Winterflame Persembahan Vandaria Dan Artoncode!

Posted: 30 Mar 2015 10:06 PM PDT

Masih ingat dengan proyek terbaru seri Vandaria yang berjudul Winterflame? Kalau kamu lupa, biar saya segarkan ingatanmu. Winterflame merupakan judul novel terbaru dari Vandaria, sebuah dunia fiksi buatan anak bangsa dengan berbagai kisah yang mencakup bermacam-macam media seperti novel, komik, permainan kartu, dan tentu saja video game. Novel Winterflame sendiri telah dirilis dari tahun 2014 lalu, namun baru tahun ini versi game dari Winterflame direncanakan akan hadir menemani kita semua. Versi game Winterflame sendiri dikembangkan oleh developer lokal, Artoncode.

Meskipun berjudul sama, versi game dari Winterflame mengusung kisah dan jagoan yang berbeda dari novelnya. Meskipun begitu cerita dari dua media ini akan berhubungan erat antara satu dengan lainnya, sehingga kalau kamu mau menikmati pengalaman naratif maksimal dari Winterflame, ada baiknya kamu tidak saja memainkan game Winterflame, tapi membaca novelnya juga.

Winterflame | Kickstarter

Dibandingkan dengan apa yang saya mainkan secara singkat tahun lalu melalui ajang Indonesia Game Show, dari trailer dan screenshot yang ada sekarang, sepertinya Winterflame mengalami direksi pengembangan yang berubah secara signifikan. Direksi visual dari game tampak lebih mempunyai ciri khas sendiri. Gameplay yang diusung pun tampak lebih menarik dengan karakter utama yang memiliki kemampuan unik dengan tangannya yang berbentuk aneh. Menurut perwakilan dari Vandaria dan Artoncode sendiri, game ini cukup terinspirasi dari beberapa game populer lainnya seperti Limbo, Ori and the Blind Forest, serta Child of Light.

Untuk membantu proses pengembangan, Artoncode dan Vandaria memutuskan untuk membawa Winterflame ke Kickstarter. Kampanye untuk game ini akan dimulai pada tanggal 21 April 2015. Target pendanaan yang diharapkan adalah sebesar $58.000 (sekitar Rp760 juta). Informasi lebih lanjut tentang kampanye ini akan tersedia begitu laman Kickstarter Winterflame sudah diluncurkan.

Versi game dari Winterflame rencananya akan dirilis pada akhir 2015 untuk PC, dan versi Android serta iOS akan rilis pada tahun 2016. Jika kamu berminat untuk tahu lebih lanjut tentang game ini, cek langsung video trailer di bawah, atau ikuti informasi terbaru yang tersedia di laman Facebook resmi Vandaria.

Post Satu Lagi Game Indonesia Akan Segera Menghampiri Kickstarter, Winterflame Persembahan Vandaria Dan Artoncode! muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.

Bermain Suwit Modern Di Smartphone Dengan Blades Of Chance

Posted: 30 Mar 2015 08:06 PM PDT

Siapa sih yang tidak pernah bermain suwit dengan teman? Bukan hanya oleh anak-anak, orang dewasa pun sering memainkan permainan ini untuk menentukan pemenang dari suatu kompetisi yang melibatkan dua pihak. Di zaman modern seperti sekarang, permainan tradisional ini masih menginspirasi banyak orang untuk menciptakan berbagai game. Salah satunya adalah Monoid Labs dari Jerman.

Monoid Labs mengembangkan sebuah game yang memiliki gameplay mirip dengan permainan suwit. Game berjudul Blades of Chance mengisahkan dua orang rival yang bertemu kembali setelah sekian lama dan beradu pedang untuk menentukan siapa yang lebih kuat. Permainan ini membutuhkan dua orang yang harus memilih satu dari tiga pilihan aksi secara bergantian, di mana masing-masing aksi lebih kuat atau lebih lemah dibandingkan dua aksi lainnya.

Blades of Chance | Screenshot 01

Blades of Chance | Screenshot 02

Aksi yang bisa dipilih oleh pemain terdiri dari menyerang, bertahan atau menghindar. PIlihan menyerang akan mengurangi nyawa lawan, bertahan akan mengisi kembali bar tenaga yang dibutuhkan untuk menyerang, sedangkan menghindar akan mencegah nyawa jagoan berkurang dari serangan musuh. Kamu akan bermain bersama dengan seorang teman untuk berlomba-lomba menghabisi nyawa lawan dengan melakukan ketiga aksi tersebut pada satu perangkat Android. Permainan berakhir apabila salah seorang jagoan di dalam permainan kehabisan nyawa.

Selain permainan suwit, ada juga game horor yang terinspirasi oleh permainan tradisional petak umpet

Blades of Chance menggunakan tampilan antarmuka yang simpel dan mudah dimengerti. Kamu hanya perlu memperhatikan bar tenaga dan nyawa pada samping layar, dan kemudian memilih salah satu tombol aksi yang berada pada bawah layar. Selain itu, tampilan visual game yang menggunakan warna-warna mentereng juga terlihat keren dan sarat akan kesan futuristis. Semua itu akan menambah keseruan beradu taktik ketika menebak aksi yang dipilih lawan dan mengalahkannya setelah saling menggertak satu sama lain.

Blades of Chance rencananya akan dirilis pada tanggal 1 April di Google Play Store. Belum ada kabar lebih lanjut mengenai versi iOS dari game ini, sehingga para pemilik gadget Apple harus bersabar atau memainkannya saja bersama teman yang memiliki Android.

Sumber: Monoid Labs

Post Bermain Suwit Modern Di Smartphone Dengan Blades Of Chance muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.

No comments:

Post a Comment

Sponsor

Latest Game News

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sponsor

pasang iklan baris gratis