Game Di Indonesia |
- Rangkuman Berita Game Jepang Minggu Ini – 2 Mei 2015
- [Spesial Hari Buruh] Hargai Para Pekerja Di Industri Game, Stop Beli Bajakan!
- Square Enix, Nvidia, Dan Microsoft Memperlihatkan Seperti Apa Masa Depan Dunia Game
- [Updated] An Octave Highter Dari Kidalang Sudah Tersedia Di iOS Dan Android
- Review Final Fantasy Type-0 HD – Terlambat Dan Salah Alamat
Rangkuman Berita Game Jepang Minggu Ini – 2 Mei 2015 Posted: 01 May 2015 06:57 PM PDT Deception IV: The Nightmare Princess Akan Segera Hadir Dalam Bahasa InggrisKoei Tecmo mengumumkan bahwa Deception IV: The Nightmare Princess akan segera dirilis dalam bahasa Inggris pada 14 Juli 2015 mendatang. Untuk versi PS4, game yang berfokus pada permainan menjebak musuh ini akan dirilis dalam format digital dan fisik. Sementara versi PS3 dan PS Vita hanya akan mendapatkan versi digital saja. Deception IV: The Nightmare Princess yang merupakan versi upgrade dari Deception IV: Blood Ties akan menghadirkan 170 perangkap unik yang bisa kamu kombinasikan efeknya. Kamu bisa melihat trailer dari Deception IV: The Nightmare Princess di atas. Taiko no Tatsujin: V Version Menghadirkan Lagu Dari Seri Anime BakemonogatariIngat Bakemonogatari season pertama? Ingat ketika Supercell masih featuring Nagi? Waktunya sedikit nostalgia karena Taiko no Tatsujin: V Version akan menghadirkan “Kimi no Shiranai Monogatari” dalam jajaran lagu pilihannya. Selain itu, ada juga tambahan lagu lainnya yang dijamin membuat kamu akan mempertimbangkan untuk mengimpor game ini. Berikut adalah tambahan lagu yang sudah dikonfirmasi Bandai Namco:
Detail Baru Splatoon Akan Diumumkan Lewat Nintendo Direct Minggu DepanNintendo akan mengadakan sebuah Nintendo Direct yang berfokus pada detail dari game Splatoon. Detail dari game tembak-tembakan cat cumi-cumi ini akan diumumkan secara langsung oleh Squid Research Lab. Kamu bisa menyaksikan Nintendo Direct minggu depan pada tanggal 7 Mei 2015 pukul 21.00 WIB lewat Nintendo.com. Versi bahasa Inggris dari Splatoon sendiri akan dirilis di Wii U pada tanggal 29 Mei 2015. Berikut Adalah Screenshot Perdana Dari The Witch and the Hundred Knight RevivalNippon Ichi Software merilis sejumlah screenshot perdana dari The Witch and the Hundred Knight Revival yang nantinya akan bisa kamu mainkan di PS4. Game yang merupakan upgrade dari The Witch and the Hundred Knight versi PS3 ini akan mengusung visual beresolusi 1080p dan berjalan dalam 60 fps. Berikut adalah sejumlah screenshot perdananya: Trailer Perdana Dari Imperial SaGaSquare Enix telah merilis sebuah trailer dari Imperial SaGa, sebuah RPG untuk browser di PC. Trailer perdana tersebut menunjukkan karakter yang akan kamu temui dalam RPG untuk browser ini serta sejumlah cuplikan gameplay. Imperial SaGa direncanakan akan rilis pada musim panas (Juni-Agustus) 2015 di Jepang. Situs Resmi: Imperial SaGa Genso Rondo Akan Segera Dirilis di PS4Cubetype mengumumkan bahwa Genso Rondo akan diluncurkan di PS4 pada tanggal 11 Juni 2015 mendatang di Jepang. Game yang sebelumnya juga dirilis di PC ini akan menghadirkan tampilan visual yang diperbaharui, UI yang diperbaiki, keseimbangan permainan yang diperbaiki, dan lain-lain. Jika kamu sedang di Jepang, kamu bisa mencicipi Genso Rondo pada acara Tohou Game Show yang diadakan tanggal 10 Mei 2015 mendatang. Situs Resmi Spelunker Z Menunjukkan Teaser Project VSitus resmi dari Spelunker Z yang merupakan game free-to-play garapan Tozai Games tersebut menunjukkan sebuah teaser baru bertuliskan Project V. Sesuai yang tertera dalam situs tersebut, Project V akan diungkap pada tanggal 8 Mei 2015 mendatang. Sebelumnya, Spelunker Z juga diumumkan dengan gaya yang sama. Mungkin kita akan melihat varian lain dari Spelunker Z … Persona 4 Tidak Lengkap Kalau Tidak Ada Nanako, Jadi Ini Dia Nanako Dalam Persona 4: Dancing All NightAtlus kembali memperkenalkan salah satu karakter dalam Persona 4 yang akan hadir kembali dalam Persona 4: Dancing All Night yaitu Nanako Dojima. Sepupu dari Yu Narukami ini diceritakan ingin bertemu lagi dengan sang protagonis Persona 4 tersebut , tapi karena suatu hal, ia bertemu dengan sang idol yaitu Kanami Mashita dan memutuskan untuk ikut beraksi dengannya. Persona 4: Dancing All Night akan dirilis di PS Vita pada 25 Juni 2015 di Jepang. Trailer Ini Menunjukkan Sistem Pertarungan Dalam Devil Survivor 2: Record BreakerAtlus kembali merilis trailer baru dari Devil Survivor 2: Record Breaker. Trailer kali ini membahas tentang pertarungan yang ada dalam game versi upgrade dari Devil Survivor 2 tersebut. Devil Survivor 2: Record Breaker sendiri akan dirilis tanggal 5 Mei 2015 untuk Nintendo 3DS. Gundam: Battle Operation Next Adalah Game Free-To-Play Baru Dari Bandai NamcoLewat teaser trailer yang bisa kamu saksikan di atas, Bandai Namco mengumumkan sebuah game Gundam baru yaitu Gundam: Battle Operation Next. Game gratis yang satu ini sebenarnya sudah pernah diumumkan oleh Bandai Namco tahun 2013 silam, namun kemunculannya baru diperlihatkan sekarang. Tes beta dari Gundam: Battle Operation Next sudah bisa kamu akses menggunakan di PS Store Jepang baik untuk PS4 maupun PS3. Trailer Baru Dari Cross Ange: Tenshi to Ryuu no Rondo tr.Bandai Namco merilis sebuah trailer baru dari Cross Ange: Tenshi to Ryuu no Rondo tr. yang merupakan game adaptasi dari anime Cross Ange:Tenshi to Ryuu no Rondo. Game ini bisa dideskripsikan sebagai gabungan dari visual novel dan game shooter. Kamu akan disuguhi cerita dalam bentuk percakapan ala visual novel dan gameplay shooter menggunakan Para-mail. Cross Ange: Tenshi to Ryuu no Rondo tr. akan dirilis di Jepang tanggal 28 Mei 2015 untuk PS Vita. Code: Realize ~Guardian of Rebirth~ Akan Dirilis Dalam Bahasa InggrisMelalui usaha dari Aksys Games, Code: Realize ~Guardian of Rebirth~ yang merupakan sebuah otome game akan dirilis dalam bahasa Inggris pada musim gugur (Juni-Agustus) tahun 2015 ini untuk PS Vita. Otome game garapan Idea Factory/Design Factory ini menceritakan tentang Cardia yang hidup terasing karena dirinya memiliki racun yang bisa menghancurkan apapun yang disentuhnya. Nantinya Cardia akan bertemu dengan berbagai pria tampan yang diadaptasi dari berbagai karakter sejarah maupun fiksi ternama seperti Arsène Lupin, Abraham Van Helsing, Victor Frankenstein, Impey Barbicane, hingga Count Saint-Germain. Menurut penuturan perwakilan Aksys Games lewat PlayStation Blog, game ini bisa dinikmati oleh siapapun, tidak terbatas untuk kaum perempuan saja. Trailer Kedua Dari Sengoku Basara 4: SumeragiCapcom telah merilis sebuah trailer baru dari Sengoku Basara 4: Sumeragi. Game yang mengambil setting era Sengoku yang lebih fantastis dan lebay ini segera hadir di Jepang pada tanggal 23 Juli 2015 untuk PS3 dan PS4. Post Rangkuman Berita Game Jepang Minggu Ini – 2 Mei 2015 muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia. |
[Spesial Hari Buruh] Hargai Para Pekerja Di Industri Game, Stop Beli Bajakan! Posted: 01 May 2015 05:52 AM PDT Sebut saja Budi, seorang buruh pabrik yang bertugas untuk merakit peralatan elektronik dari produsen elektronik raksasa ternama. Sayangnya meskipun memiliki produk berkualitas, barang-barang yang dirakit di pabrik tempat Budi bekerja tidak laku karena adanya tiruan yang berkualitas lebih jelek, tapi berharga lebih murah. Kurangnya angka penjualan ini menjadikan Budi korban PHK ketika pabriknya mengalami perampingan untuk menghemat biaya. Barang yang Budi ciptakan tidak pernah hilang dicuri orang secara nyata, tapi barang tiruan yang tersebar dan para pembelinya secara nyata telah mencuri pekerjaan Budi. Sebut saja Dewi, seorang desainer yang mencari sesuap nasi dengan membuat desain unik untuk kaus yang dia jual di internet. Meskipun mencintai pekerjaannya sebagai desainer, Dewi tidak bisa menggantungkan hidupnya dari membuat desain kaus saja karena desain kaus yang dia buat jauh lebih populer dijual orang lain dengan harga murah tanpa izin, daripada di tempat dia berjualan sendiri. Dewi tidak kehilangan desain buatannya, tapi desain dia telah dicuri dan hal tersebut menghambatnya untuk berkarir murni mengikuti idealisme dan kreativitasnya. Lalu apa hubungan dua cerita di atas dengan industri video game? Secara langsung nyaris tidak ada. Tapi kurang lebih hal inilah yang terjadi sekarang di industri yang kita cintai ini. Layaknya Budi dan Dewi, banyak developer ataupun perusahaan game yang memperoleh berbagai kesulitan akibat produk tiruan yang merugikan mereka. Sesuatu yang sebenarnya bisa dibilang sebagai aktivitas mencuri, tapi dianggap tidak mencuri karena pemahaman kita tentang kata mencuri baru terbatas ke kegiatan mengambil barang berbentuk fisik milik orang lain … … Ya, saya tengah berbicara soal pembajakan. Buruh KreativitasTokoh Budi dan Dewi di atas sebenarnya merupakan perumpamaan yang saya gunakan untuk menggambarkan developer game. Budi menggambarkan developer yang bekerja sebagai satu dari ribuan anggota tim di proyek game berskala AAA, sedangkan Dewi menggambarkan developer indie yang bekerja dalam jumlah kecil namun memiliki kesempatan untuk menunjukkan kreativitasnya dengan lebih luas. Sebagai mantan pengguna produk bajakan, saya mulai tergerak untuk membeli game orisinal dari kisah para developer indie. Membaca berbagai cerita di internet serta menonton beberapa film dokumenter (yang ironisnya saat itu juga saya bajak) memberikan gambaran pada saya tentang bagaimana para manusia kreatif ini mengorbankan banyak hal demi mewujudkan ide idealisme mereka. Meskipun begitu, saya tetap aktif memainkan game bajakan untuk berbagai judul game dari developer raksasa seperti Ubisoft, Square Enix, Electronic Arts, dan lain sebagainya. Yang ada di dalam pikiran saya saat itu adalah, “ah toh mereka ini perusahaan besar yang jauh lebih kaya dari saya, untuk apa saya dukung?”. Sebuah pandangan picik yang kalau saya ingat-ingat sekarang sebenarnya sangatlah memalukan. Semakin bertambah usia saya, semakin bertambah juga ilmu yang saya serap dari pengalaman dan berbagai hal yang saya baca dan lihat. Saya semakin diyakinkan bahwa pandangan picik tersebut amatlah salah. Developer game yang bekerja di perusahaan raksasa mungkin tidak akan terkena imbas finansial langsung dari pembajakan, karena pemasukan mereka sudah ditentukan oleh gaji tetap, bukan oleh pendapatan bersih dari penjualan game. Padahal secara tidak langsung pembajakan sangatlah berhubungan erat dengan nasib mereka. Contohnya bisa dilihat dari betapa banyaknya kisah pemecatan atau penutupan studio AAA yang terjadi selama beberapa tahun terakhir. Mungkin pembajakan bukanlah alasan langsung hal-hal ini terjadi, tapi kata-kata seperti “tidak memenuhi ekspektasi” adalah apa yang sering diutarakan oleh perusahaan yang bersangkutan. Saya tidak punya data pasti mengenai alasan tidak terpenuhinya ekspektasi ini bisa terjadi, tapi kalau sudah membicarakan soal penjualan, rasanya kita tidak akan bisa memisahkannya dengan pembajakan, bukan? Memang semua argumen ini tidak didukung dengan data pasti, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa pembajakan jelas mengambil peranan penting atas meruginya berbagai developer game. Jadi, kalau kita termasuk orang yang masih bangga untuk melakukan pencurian ini, berarti kita juga turut ambil andil dalam beberapa kisah sedih seperti penutupan studio atau perampingan karyawan yang terjadi di banyak studio game. Hargai Karya Orang LainSaya akui argumen saya di atas mungkin tidak bisa dibilang sangat kuat. Meskipun begitu saya tetap cukup percaya diri untuk menyampaikannya. Kenapa? Karena memang itu adalah hal yang benar untuk dilakukan. Jika kamu termasuk orang yang menyempatkan waktu dan tenagamu untuk memikirkan argumen yang membela pembajakan, saya harus mengatakan bahwa kamu memiliki standar moral yang sangat buruk. Membuat game bukanlah pekerjaan mudah. Banyak hal dikorbankan, mulai dari harta, tenaga, waktu, dan berbagai hal lainnya. Developer game menaruh harapan yang banyak pada game yang mereka ciptakan, dan saat kamu menikmati karya mereka tanpa menguntungkannya sama sekali, itu jelas merupakan perbuatan yang salah. Seberapa salah? Sama salahnya seperti jika kamu memakai pakaian yang merupakan hasil curian dari toko di dekat rumahmu. Nah beberapa orang mungkin berpikir bahwa membajak jelas merupakan aktivitas yang berbeda dari mencuri. Mengambil contoh dari kisah Dewi di awal artikel, desain kaus Dewi yang dibajak oleh orang lain jelas merugikan dia. Pembajakan yang dia alami bisa dikatakan sebagai pencurian kreativitas, karena meskipun desain yang dia buat masih ada dan masih dia miliki, ada beberapa hal tidak kasat mata yang jelas diambil dari dirinya. “Jika kamu termasuk orang yang menyempatkan waktu dan tenagamu untuk memikirkan argumen yang membela pembajakan, saya harus mengatakan bahwa kamu memiliki standar moral yang sangat buruk.”Hal ini jelas berlaku juga untuk game yang dibajak. Meskipun sang developer tidak pernah kehilangan game yang dibajak, mereka jelas telah merugi karena waktu, tenaga, dan uang yang mereka keluarkan untuk mengembangkan game yang bersangkutan secara tidak langsung diambil oleh pembajak. Para pembajak bukan sekedar tidak menghargai buah karya para developer, mereka juga telah mencuri berbagai hal tak kasat mata yang developer korbankan untuk mewujudkan game mereka. Tidak Ada Alasan!
Game tersebut mahal karena memang tidak mudah membuatnya.
Iya, kamu tidak boleh main game. Tapi bukan karena gajimu, tapi karena kamu tidak mampu menghargai karya orang lain.
Di luar negeri sekalipun video game tidak dianggap sebagai barang murah, jadi alasan tersebut jelas konyol. Masih banyak alasan lain yang akan dikeluarkan orang-orang untuk membenarkan perilaku membajak mereka, dan semua itu jelas tidak valid. Dulu mencari alasan untuk argumen ini cukup repot. Tapi sekarang untungnya ada beberapa hal yang membuat alasan game terlalu mahal menjadi tidak valid lagi, karena di zaman modern ini game adalah hiburan yang amat sangat murah untuk dinikmati. Butuh teman bermain game ori, bergabung dengan komunitas pecinta game orisinal di Indonesia, ORIGAMI Kamu bisa mendapatkan banyak sekali game dengan harga sangat rendah melalui diskon yang ditawarkan situs seperti Steam, GOG, dan lain sebagainya. Bundel-bundel yang biasa ditawarkan situs seperti Humble Bundle pun menyajikan hiburan berkualitas dengan harga yang amat murah sekaligus mengizinkan kamu untuk beramal. Berbagai paket langganan seperti PlayStation Plus yang menawarkan banyak game gratis tiap bulannya pun bisa membuat kamu yang tidak bermain bajakan sekalipun memiliki terlalu banyak game untuk dimainkan. Jika tawaran-tawaran murah di atas masih kamu anggap mahal, banyak juga game berkualitas yang bisa kamu mainkan secara cuma-cuma. Mulai dari game seperti Dota 2, Team Fortress 2, Warframe, Blacklight Retribution dan berbagai game free-to-play yang ada untuk PC dan console, banyak juga game dengan strategi penjualan seperti ini bisa kamu temukan di platform mobile. Dengan kondisi sekarang ini, bermain bajakan dengan alasan keuangan menurut saya merupakan argumen konyol yang sebaiknya dikubur dalam-dalam. Jika kamu memang tidak punya uang cukup untuk membeli game, kamu selalu bisa memainkan game gratis, menunggu diskon dan bundel, atau menunggu harga game yang turun secara permanen. Cek juga daftar game bertema “buruh” rekomendasi kami Jika seluruh gamer di Indonesia mau bermain game orisinal tanpa bajakan sama sekali, saya yakin akan banyak sekali developer dan penerbit game ternama dari luar semakin memperhatikan Indonesia sebagai lahan untuk merilis game yang baik. Dan kalau hal itu sampai terjadi, tentu saja kita juga para gamer yang diuntungkan! Artikel opini adalah artikel yang didasarkan atas pendapat pribadi sang penulis dan tidak menggambarkan pandangan Games in Asia Indonesia secara umum. Di Games in Asia Indonesia, kami menghargai pendapat semua orang baik penulis, kontributor, dan juga para pembaca. Post [Spesial Hari Buruh] Hargai Para Pekerja Di Industri Game, Stop Beli Bajakan! muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia. |
Square Enix, Nvidia, Dan Microsoft Memperlihatkan Seperti Apa Masa Depan Dunia Game Posted: 01 May 2015 02:36 AM PDT Kita tahu bahwa video game sudah ada sejak cukup lama dan perkembangannya semakin pesat sejak dua hingga tiga dekade terakhir ini. Tapi, mungkin kamu juga berpikir seperti apa sih tampilan video game di masa depan nanti. Dalam konferensi BUILD 2015 yang baru saja diadakan oleh Microsoft tanggal 30 April 2015 kemarin, Square Enix, Nvidia, dan Microsoft memperlihatkan sebuah tech demo spektakuler yang bisa kamu saksikan di atas (sayangnya, video bukan direct-feed). Dengan bersenjatakan PC dengan empat GPU Nvidia GeForce Titan GTX, berjalan dalam API DirectX 12, dan menggunakan Luminous Engine, tech demo yang berjudul WITCH CHAPTER 0 [cry] tersebut mampu membuat para pengunjung konferensi BUILD 2015 terkagum-kagum. Tech demo yang menunjukkan sebuah adegan dalam dunia yang sama dari Agni’s Philosophy yang pernah ditunjukkan Square Enix tahun 2012 lalu itu seakan memberikan kesan bahwa “uncanny valley” telah berhasil dihancurkan dalam video game. Bagaimana tidak? Ekspresi menangis yang dianggap paling sulit diwujudkan dalam video game berhasil ditunjukkan dengan sangat alami dalam tech demo tersebut. Microsoft mengakui bahwa semua itu terjadi dalam real-time alias bukanlah sebuah video CGI yang sebelumnya telah melalui proses rendering. Mulai dari pencahayaan realitis berkualitas tinggi yang bisa diganti sesuka hati, helai-helai rambut yang seluruhnya adalah poligon yang melalui proses dari 15 shader berbeda, adegan yang berjumlah 163 juta poligon (6-12 kali lipat yang bisa dilakukan DirectX 11), serta tekstur berukuran raksasa (resolusi 8K x 8K), semuanya bisa ditampilkan sekaligus dengan lancar. Mau tahu apa saja teknologi canggih lainnya yang ditunjukkan dalam BUILD 2015? Cek artikel berikut! Dengan penyingkapan seperti ini, sepertinya masa depan dari dunia gaming akan menjadi semakin mendebarkan. Emosi serta atmosfer yang sebelumnya tidak bisa ditunjukkan kini bisa ditampilkan dengan sangat mendetail layaknya sebuah film CGI. Tapi saya rasa meskipun kemajuan tersebut bisa dilihat sekarang, aplikasinya ke dalam video game masih membutuhkan sedikit waktu lagi. Tapi ketika waktu tersebut tiba, kita mungkin akan kesulitan membedakan dunia nyata dengan dunia game. Sumber video: Cait_Sith Post Square Enix, Nvidia, Dan Microsoft Memperlihatkan Seperti Apa Masa Depan Dunia Game muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia. |
[Updated] An Octave Highter Dari Kidalang Sudah Tersedia Di iOS Dan Android Posted: 01 May 2015 12:10 AM PDT Update – 1 Mei 2015 Arya W. Wibowo – Melanjutkan kabar yang telah disampaikan Risky pada artikel di bawah, An Octave Higher akhirnya rilis untuk iOS dan Android. Game karya Kidalang ini bisa kamu dapatkan versi penuhnya dengan harga Rp78.449 (saat artikel ini ditulis). Harga tersebut adalah harga diskon, karena Kidalang mematok harga asli sekitar Rp90.368. Bagi kamu yang ingin mencoba An Octave Higher namun belum siap untuk membelinya, ada versi lite yang bisa diunduh secara gratis. Versi ini hanya berisi sekitar seperempat cerita dari versi penuhnya, yang mungkin akan cukup membuat kamu rela untuk membeli versi penuhnya nanti. Apple App Store Link: An Octave Higher, Rp. 69000 Apple App Store Link: An Octave Higher lite, Gratis Google Play Store Link: An Octave Higher, Rp78.449 Artikel Asli – 21 April 2015 Setelah hampir sebulan An Octave Higher buatan Kidalang meramaikan genre visual novel di PC, minggu depan tibalah giliran pengguna iOS dan Android yang berkesempatan untuk menjajal game ini di platform mobile. Lewat sebuah pemberitahuan di blog resminya, Kidalang mengumumkan bahwa mereka akan memboyong game visual novel ini ke dalam layar seukuran saku pada 30 April 2015. Jika pembaca GIA melewatkan hal seputar An Octave Higher sebelumnya, game ini adalah game bergenre visual novel dengan pembahasan cerita dan kualitas visual yang tak kalah bagus dengan game sejenis di luar sana. Dalam game ini kamu akan mengikuti sepak terjang tiga orang protagonis yaitu Elise, Franz, dan Frederic dalam kehidupan sehari-hari mereka di sebuah kota sihir bernama Overture yang memiliki strata sosial cukup renggang di kalangan penduduknya. Sama seperti halnya game visual novel yang cukup banyak beredar di luar sana, An Octave Higher menawarkan percabangan cerita yang tidak terlalu banyak namun cukup bervariasi dengan jumlah total ending sebanyak enam pilihan. Setiap ending tadi memberi cakupan cerita yang cukup luas seputar konflik dan intrik sosial, sehingga An Octave Higher saya rasa cocok bagi kamu penyuka game yang lebih mengedepankan sisi cerita dibandingkan aksi. Terus terang saya cukup penasaran dengan performa game ini saat rilis di platform mobile, sehingga saya tak sabar untuk mencicipi versi ringkas dari game ini saat dirilis nanti. Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu juga tertarik untuk mencicipi penyajian cerita An Octave Higher yang ulasannya kemarin mendapatkan nilai sempurna dari Fahmi? Silakan suarakan komentar di kolom yang telah disediakan dan pantau terus kemunculan game ini di daftar game iOS dan Android mingguan GIA di akhir bulan April nanti. Post [Updated] An Octave Highter Dari Kidalang Sudah Tersedia Di iOS Dan Android muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia. |
Review Final Fantasy Type-0 HD – Terlambat Dan Salah Alamat Posted: 30 Apr 2015 10:02 PM PDT Sebagai seorang penggemar seri Final Fantasy, saya jelas sangat menantikan kehadiran Final Fantasy Type-0 yang telah dirilis tahun 2011 di Jepang untuk PSP. Game yang sebelumnya direncanakan hadir untuk smartphone dengan judul Final Fantasy Agito XIII ini merupakan bagian dari seri Fabula Nova Crystallis yang mencakup Final Fantasy XIII beserta sekuelnya dan Final Fantasy Versus XIII yang kini telah berganti nama jadi Final Fantasy XV. Meskipun telah menunggu kehadiran Final Fantasy Type-0 sejak lama, saya cukup takut untuk mengulas game ini karena telah dua kali ekspektasi saya akan Final Fantasy Type-0 dijatuhkan. Pertama ketika saya mencoba memainkan versi PSP, dan kedua adalah ketika saya menjajal game ini di Tokyo Game Show 2014. Tapi sepertinya Square Enix tidak sekedar melakukan porting asal-asalan dari PSP ke PS4 (yang jelas merupakan lompatan yang sangat jauh), karena terbukti pengalaman saya bermain Final Fantasy Type-0 di PS4 jauh lebih baik daripada pengalaman-pengalaman saya sebelumnya memainkan game ini. Gebrakan UnikSetiap judul Final Fantasy memang memiliki ciri khas gameplay sendiri-sendiri, tapi seri ini bisa dibilang cukup identik dengan RPG yang memiliki gaya bertarung turn-based. Untuk Final Fantasy Type-0, kamu akan disajikan dengan gameplay ala action RPG. Seluruh musuh akan langsung terlihat di peta tanpa harus ada transisi ke layar bertarung seperti di Final Fantasy lain pada umumnya (meskipun efek transisi ini masih akan kamu temukan di peta dunia). Final Fantasy Type-0 memiliki empat belas karakter yang dapat dimainkan. Masing-masing karakter memiliki senjata yang berbeda-beda dan cara bermain yang unik. Ada karakter yang bertarung menggunakan sihir dan kartu, ada yang menggunakan dua pistol, pedang samurai, sabit, tangan kosong, tombak, atau bahkan dengan alat musik sekalipun. Pengalaman kamu memainkan setiap karakter dijamin akan berbeda, dan ini jelas merupakan sebuah kelebihan yang sangat menarik. Karena Final Fantasy Type-0 memiliki genre action RPG, cara bermain yang perlu kamu lakukan pun bisa dibilang jauh berbeda dari bagaimana kamu memainkan Final Fantasy biasanya. Ketika saya memainkan game ini, saya malah jadi teringat dengan seri Monster Hunter atau Bloodborne yang memaksa pemainnya untuk menyerang musuh kemudian langsung menghindar dan begitu terus sampai pertarungan selesai. Terdengar simpel, tapi hati-hati saja karena kalau sampai kamu salah sedikit, menghidupkan karakter yang mati bukanlah pekerjaan mudah. Meskipun game ini bisa dibilang bergenre action RPG, bukan berarti kamu bisa main asal serang asalkan ada celah layaknya seri Kingdom Hearts. Pemilihan waktu yang tepat saat menyerang adalah hal yang sangat krusial di sini. Ketika musuh sedang dalam keadaan lengah (biasanya setelah mereka melakukan serangan) akan muncul lingkaran kuning atau merah yang mengizinkan kamu untuk menyerang mereka dengan serangan kuat. Waktu sempit untuk menyerang ini akan lebih berharga dan efektif daripada jika kamu membabi-buta asal menyerang setiap kali ada kesempatan. Hal menarik lainnya yang dapat kamu temukan di Final Fantasy Type-0 adalah pertarungan menggunakan Summon (dalam game ini disebut Eidolon) yang sangat keren. Jika dalam Final Fantasy biasanya ketika kamu memanggil Summon maka kamu akan disajikan dengan animasi serangan yang keren, maka di Final Fantasy Type-0 kamu diberikan kesempatan untuk mengendalikan para Summon tersebut sendiri dengan bebas. Konsekuensi dari mengendalikan para makhluk kuat ini adalah salah satu anggota tim kamu harus mati dan baru bisa digunakan kembali setelah misi selesai. Selain mode pertarungan biasa, Final Fantasy Type-0 juga memiliki misi sampingan yang akan membawamu dalam pertempuran perang layaknya game bergenre RTS. Sebenarnya bagian RTS ini tidaklah spesial-spesial sangat, tapi kehadirannya jelas membawa warna baru dalam seri Final Fantasy. Hal ini sangat mengingatkan saya dengan seri Suikoden yang juga memiliki pertempuran perang skala besar yang memberikan kesan tersendiri ketika memainkannya. Bagian gameplay lain yang menarik dari Final Fantasy Type-0 adalah urusan eksplorasi. Game ini memiliki peta dunia untuk dijelajahi layaknya Final Fantasy sebelum Final Fantasy X, sesuatu yang saya rasa sudah sangat diharapkan oleh banyak fan Final Fantasy klasik. Kamu dapat menjelajahi Orience (dunia dalam Final Fantasy Type-0) dengan berjalan kaki, menunggangi Chocobo, atau menaiki pesawat. Seperti yang sempat disinggung di atas, khusus di peta dunia bertemu dengan musuh akan membawamu ke layar pertarungan khusus. Setelah terjadi transisi layar, pertarungan akan berjalan seperti biasanya terjadi di bagian lain dalam game. Untuk urusan progresi cerita sendiri, Final Fantasy Type-0 akan menyajikan kamu dengan beberapa misi yang perlu dikerjakan dengan urutannya tersendiri. Di sela-sela misi kamu akan diberikan kesempatan untuk berkeliling Academia dan berinteraksi dengan penghuninya, baik para pelajar, karyawan, maupun dengan para Moogle lucu yang mewakili setiap kelas di Final Fantasy Type-0. Selain berkeliling Academia, momen antara misi juga bisa kamu gunakan untuk mengerjakan misi sampingan yang dibagikan oleh para NPC di Academia ataupun di kota lain yang tersebar di peta dunia. Meskipun game menunjukkan kamu hanya punya waktu beberapa jam atau beberapa hari, waktu tidak akan berkurang kecuali kamu melakukan aktivitas-aktivitas tertentu yang akan mengurangi batas waktu yang kamu miliki. Jadi meskipun tertulis sebagai waktu, bagian ini lebih cocok dianggap sebagai manajemen sumber daya daripada manejemen waktu, sedikit mengingatkan saya dengan seri Persona. Secara keseluruhan Final Fantasy Type-0 merupakan sebuah game yang memiliki tingkat kesulitan tinggi. Jika Final Fantasy sebelumnya menuntut kamu untuk bisa berpikir dengan baik dan cepat, maka Final Fantasy Type-0 juga menuntut hal yang sama namun ditambah tuntutan kecekatan tangan. Jika kamu ingin bermain RPG yang santai, Type-0 mungkin bukan RPG yang cocok untuk kamu. Dari Saku Ke RumahDari segi gameplay, Final Fantasy Type-0 adalah sebuah game yang sangat berkualitas. Sayangnya hal ini tidak dibarengi dengan kualitas grafis yang memuaskan juga. Sebenarnya grafis Final Fantasy Type-0 tidak terlalu buruk sih kalau kita mengingat game ini merupakan sebuah RPG yang dirilis empat tahun lalu untuk PSP. Tapi melihat bagaimana versi HD dari Final Fantasy Type-0 HD dirilis untuk PS4 dan Xbox One, saya jelas berharap jauh lebih banyak. Model 3D dalam game nampak … hmm … tidak seimbang mungkin merupakan kata yang tepat. Beberapa karakter serta objek penting nampak lebih detail dibandingkan NPC atau objek-objek sampingan. Selain itu untuk menutupi lompatan jauh antara versi PSP dengan versi PS4, Square Enix memberikan cukup banyak efek lebay yang malah membuat game kurang enak dilihat. Tapi di antara seluruh kekurangan visual tersebut, yang paling mengganggu saya adalah kualitas penyampaian cerita yang buruk. Mungkin karena keterbatasan PSP, cerita dalam Final Fantasy Type-0 disampaikan dengan kaku dan malah mengingatkan saya akan visual novel tapi bergrafis 3D. Jika game ini dirilis untuk PSP atau PS Vita, saya sangat bisa memaklumi penyampaian cerita macam ini, tapi karena game ini dirilis di console sekuat PS4 dan Xbox One, rasanya mengesalkan sekali kita harus disajikan dengan cutscene semembosankan itu. Padahal cerita dalam Final Fantasy Type-0 sangatlah berkualitas. “…gameplay RPG penuh misi, eksplorasi, dan grinding yang ada di Type-0 menurut saya jauh lebih seru dimainkan secara portabel daripada sambil duduk manis di rumah.”Selain kualitas grafis dan penyampaian cerita yang kurang baik, Final Fantasy Type-0 juga memiliki masalah dalam urusan kamera. Jika di preview yang saya tulis ketika Tokyo Game Show saya menyampaikan bahwa kontrol kamera di game ini sangatlah buruk, maka di versi akhirnya ini kontrol kamera sudah diperbaiki total. Sayangnya efek yang muncul ketika menggerakkan kamera dijamin akan bisa membuat kamu pusing luar biasa. Entah kenapa efek kabur berlebihan itu harus ada, yang jelas hal ini membuat pengalaman bermain Final Fantasy Type-0 HD menjadi kurang menyenangkan. Keputusan Square Enix untuk merilis Final Fantasy Type-0 di console dan bukannya di handheld memang cukup aneh. Padahal, tidak saja grafisnya yang cocok untuk handheld, gameplay RPG penuh misi, eksplorasi, dan grinding yang ada di Type-0 menurut saya jauh lebih seru dimainkan secara portabel daripada sambil duduk manis di rumah. Semoga saja suatu saat nanti game ini masih bisa dirilis di PS Vita, tempat yang saya rasa sempurna untuk Final Fantasy Type-0 HD. KesimpulanFinal Fantasy Type-0 adalah sebuah gebrakan besar dalam seri Final Fantasy. Cerita yang lebih gelap dari biasanya membuat game ini justru lebih bersinar. Gameplay yang sangat berbeda, karakter-karakter menarik, serta beberapa elemen sampingan lainnya juga membuat game ini menjadi Final Fantasy yang begitu spesial. Sayangnya hal ini dirusak oleh kualitas visual yang buruk. Tidak perlu menjadi seorang penggila grafis game untuk membenci kualitas grafis game yang dirilis untuk PS4 dan Xbox One ini. Meskipun memiliki kekurangan-kekurangannya sendiri, Final Fantasy Type-0 HD jelas merupakan sebuah game yang wajib dimainkan seluruh penggemar JRPG. Tentu saja jangan lupa, kalau membeli game ini kamu juga akan disajikan dengan demo Final Fantasy XV yang sangat seru meskipun lumayan singkat. Saya rasa mengeluarkan uang hanya demi mendapatkan demo Final Fantasy XV masih merupakan tawaran yang bisa dianggap cukup berharga. Yang jelas, baik dengan ataupun tanpa demo, jika kamu membutuhkan hiburan JRPG berkualitas dengan cerita yang menarik dan tingkat kesulitan yang menantang, maka Final Fantasy Type-0 HD adalah pilihan tepat. PlayStation Store US: Final Fantasy Type-0 HD, $59,99 (sekitar Rp780.000) PlayStation Store Asia: Final Fantasy Type-0 HD, Rp650.000 Xbox Store: Final Fantasy Type-0 HD, $59,99 (sekitar Rp780.000) Post Review Final Fantasy Type-0 HD – Terlambat Dan Salah Alamat muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia. |
You are subscribed to email updates from Games in Asia Indonesia To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
No comments:
Post a Comment