Game Di Indonesia |
- Saksikan Konferensi Pers E3 2015 dari Bethesda Langsung di Sini!
- Review Captain Heroes – Game Shooter Klasik dengan Kebutuhan Internet yang Mengigit
- [Artistalk] Mimpi “Kosong” yang Menjadi Nyata – Wawancara dengan Hendry Roesly dari Toge Productions
- Inilah Karakter-Karakter yang Bisa Kamu Mainkan di Tokyo Xanadu
| Saksikan Konferensi Pers E3 2015 dari Bethesda Langsung di Sini! Posted: 14 Jun 2015 05:42 PM PDT E3 sudah dimulai, dan Bethesda menjadi perusahaan pertama yang mengadakan konferensi pers besar untuk mengumumkan produk-produk mereka. Tahun ini juga menandakan pertama kalinya Bethesda melakukan konferensi pers sendiri dan bukannya menumpang ke raksasa lain seperti Sony atau Microsoft. Beberapa hal yang bisa dipastikan akan muncul di pertunjukan ini antara lain adalah detail mengenai Doom 4 dan Fallout 4. Selain itu banyak juga isu yang mengatakan bahwa mereka akan mengumumkan sekuel dari Dishonored. Tanpa panjang lebar lagi, langsung saja kamu tonton pengumuman-pengumuman dari mereka melalui video di bawah ini. Acara akan dimulai pada pukul 9 pagi hari Senin, 15 Juni 2015. Watch live video from Bethesda on www.twitch.tv The post Saksikan Konferensi Pers E3 2015 dari Bethesda Langsung di Sini! appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
| Review Captain Heroes – Game Shooter Klasik dengan Kebutuhan Internet yang Mengigit Posted: 14 Jun 2015 09:57 AM PDT Sebelum lebih jauh mengulas game satu ini, saya ingin jujur kepada kamu semua bahwa saya bukanlah orang yang sering mengisi paket internet data untuk keperluan bermain game. Mayoritas game mobile online yang saya miliki biasanya saya mainkan dengan koneksi internet Wi-Fi, dan keperluan paket mobile data saya hanya mencukupi untuk keperluan chatting belaka. Captain Heroes minggu lalu hadir sebagai salah satu game yang “memaksa” saya untuk menaikkan batas kuota internet saya agar bisa memainkan game ini secara lancar. Sedikit informasi tambahan, Captain Heroes merupakan spin-off dari MMORPG Soul Guardians yang sempat kami ulas pada Juli 2014 lalu. Berbeda dibandingkan Soul Guardians yang mengusung permainan action RPG, Captain Heroes membawamu ke dalam aksi arcade shooter bergrafis anime yang cukup solid. Sayangnya dengan persyaratan online khusus paket data yang membuatnya agak sedikit membebani untuk dimainkan, saya yakin kamu pastinya memerlukan pendapat khusus sebelum memutuskan apakah game ini pantas untuk uang pulsa kamu atau tidak. Jadi simak ulasan berikut hingga habis kawan. Perpaduan Gameplay Klasik Dengan Elemen RPG Yang Menarik
Game ini berkisah tentang invasi bajak laut Kraken di negeri Mu yang damai dan tentram. Tugas kamu di game ini adalah membebaskan negeri Mu dari makhluk-makhluk jahat tersebut dengan jalan merekrut jagoan dari berbagai pelosok negeri untuk membasmi perompak Kraken sampai tuntas. Pada bagian awal permainan kamu akan diberi tutorial yang isinya menjelaskan bagaimana cara memainkan Captain Heroes. Di setiap level kamu hanya perlu menggerakkan indikator target ke arah musuh lewat sentuhan joystick virtual di bagian kanan layar untuk menembak lawan, kemudian menggerakan joystick sebelah kiri untuk menggerakkan jagoanmu di sekitar arena permainan. Dengan permainan shooter yang mengingatkan saya akan game klasik Cabal plus sedikit sentuhan RPG di dalamnya, kamu akan mengarungi sebuah pertempuran dahsyat yang cukup seru, di mana kita bahkan bisa merusak lingkungan level sebagai bagian dari strategi permainan. ![]() Bila kamu ingat dengan game di sebalah kanan, selamat, berarti kamu masuk kategori gamer tua seperti saya Tak hanya itu saja, musuh yang kita hadapi juga memiliki variasi animasi dan model yang cukup beragam. Di beberapa level, kamu bahkan akan diberikan misi yang bervariasi, mulai dari membunuh semua musuh tanpa harus melukai sandera, hingga melawan bos raksasa yang desain karakternya membuat saya teringat karakter bajak laut Tron Bonne di Megaman Legends. Masih dalam soal teknis pertempuran, di game ini kamu juga bisa mengaktifkan mode auto battle di mana karakter kamu akan dijalankan secara otomatis oleh komputer. Jadi, selagi kamu sibuk, kamu bisa mengaktifkan mode auto battle ini sehingga kamu bisa memperkuat karakter hero kamu sambil mengerjakan rutinitas lain dalam waktu bersamaan. Namun ada imbas tertentu bila kamu bermain menggunakan mode auto battle. Bila kamu bermain di mode ini, perolehan loot kamu akan berkurang sehingga kurang begitu maksimal untuk kepuasan grinding. Ramah di Awal, Grinding Hingga Jor-Joran di Pertengahan
Seiring jauhnya permainan, kamu akan menghadapi musuh yang semakin tangguh sehingga kamu harus mengimbanginya dengan memperkuat jagoanmu lewat sistem enhance dan evolve yang disediakan. Dalam Captain Heroes, level hero hanya bisa dinaikkan dengan cara menggabungkan satu hero dengan hero lainnya, atau menggunakan material lain yang didapat dari menaklukan sebuah stage. Keberadaan hero sendiri, merupakan elemen penting dalam permainan Captain Heroes. Di sini kamu akan membuat sebuah grup berisikan tiga orang hero, di mana dengan grup tersebut, kamu bisa menggabungkan atribut khusus yang mereka miliki. Sebagai contoh, karakter semacam Teo bisa mengurangi damage peluru lawan sebesar 3%, dan karakter support seperti Marie bisa menyembuhkan nyawamu ketika kamu melempar bom ke lawan. Di bagian awal, kamu akan mendapatkan drop hero serta gold dan tentu saja itu sudah lebih dari cukup untuk menaikkan hero yang sudah kamu miliki sebelumnya. Seiring semakin jauhnya level bermain, biaya untuk menggabungkan hero tidaklah murah, kamu harus membayar gold dalam jumlah besar untuk meningkatkan level mereka, padahal gold yang bisa kamu terima di sini jumlahnya tidak sebanding dengan apa yang harus kamu keluarkan.
Grinding semalam suntuk atau membeli IAP tentu merupakan jalan keluar dari permasalahan samacam ini. Sayangnya, kedua hal tadi merupakan hal yang saya benci dari Captain Heroes, apalagi mengingat game ini tidak bisa dimainkan lewat jaringan koneksi internet Wi-Fi. Sepanjang proses mengulas game ini, saya yang bermain menggunakan koneksi paket data mobile seadanya (kurang lebih 100MB) benar-benar dibuat resah dengan aktivitas grinding Captain Heroes. Dan benar saja, menginjak level 15, saya sudah kehabisan kuota internet mobile, sehingga game ini sedikit meninggalkan kesan pahit di benak saya. Saya yakin tak hanya saya sendiri saja yang harus memainkan game ini dengan koneksi data mobile. Beberapa komentar dari pengguna Indonesia juga mengeluhkan hal serupa. Saat saya menelusuri kolom review Captain Heroes di Google Play, developer ZQGame Inc berkilah bahwa ini disebabkan pengaturan device dan juga Wi-Fi di lingkungan pemain. Apapun alasan yang diberikan, sepanjang saya masih bisa bermain game online mobile lainnya dengan koneksi Wi-fi di rumah, maka saya anggap justru Captain Heroes yang bermasalah dan sudah pasti ini juga mempengaruhi penilaian saya terhadapnya. Berbagai Pilihan Mode Dengan Aturan Gameplay Yang Bervariasi
Berbicara soal grinding, Captain Heroes menyertakan jumlah stamina yang sangat terbatas yakni lima butir “peluru” dengan lama pengisian selama 10 menit per peluru. Seandainya kamu bosan menyelesaikan misi campaign, kamu bisa mengalihkan perhatian kamu sejenak ke empat mode selingan Captain Heroes seperti Special Dungeon, Endless Dungeon, Hero Mode, dan PvP Arena. Di luar PvP Arena, semua mode tadi meminta kebutuhan peluru yang seragam, jadi kamu perlu memikirkan penggunaan stamina game ini matang-matang. Untuk ulasan ini, saya hanya akan membahas PvP Arena saja karena mode inilah yang memiliki gameplay paling tidak biasa di antara sekian mode lainnya. Sesuai namanya, dalam mode ini akan bertarung menghadapi kombinasi tim buatan pemain lain dengan sistem stamina khusus kupon PvP. Tujuanmu di sini tentu saja adalah memenangkan setiap pertempuran agar mendapatkan skor leaderboards yang bisa kamu tukarkan menjadi Honor Point. Dengan poin tersebut kamu bisa membeli beberapa item menarik seperti hero berkualitas premium, enchant stone legendaris, batu garnet (mata uang IAP), dan lain sebagainya.
Sesuai konsep PvP, dalam mode ini kamu akan menyusun sebuah grup khusus berisikan 10 orang karakter yang akan mengisi empat posisi khusus: yakni leader, attack, defense, dan buff. Keempat posisi tadi menentukan karakter mana saja yang akan menyerang dan bertahan menghadapi grup bentukan lawan. Nantinya karakter siapa yang sanggup bertahan hingga akhir pertarungan, maka dialah yang memenangi mode PvP Arena. Mode tersebut saya rasa cukup atraktif, karena dengan ini otomatis kamu akan terpicu untuk memperkuat setiap hero yang kamu miliki agar level mereka semua setara. IAP Mahaaall … dengan Alternatif Abonemen Status VIP yang Lumayan
Selain kebutuhan bermain menggunakan paket data mobile, hal lainnya yang patut saya soroti di sini adalah harga pembelian garnet (mata uang IAP) Captain Heroes yang amat sangat mahal. Penawaran paling murah yang disediakan ZQGame Inc adalah paket berisikan 200 Garnet seharga Rp121.548, edan … mahal sekali bukan? Dengan 200 Garnet tadi kamu bisa membeli paket pembelian 10 lotere premium berisi karakter yang sangat bagus (tiga hingga lima bintang). Cara lain untuk mendapatkan karakter bertaraf premium tadi adalah melakukan grinding permainan hingga berhari-hari demi mengumpulkan 40 butir Garnet. Dengan mata uang IAP sebanyak itu, kamu bisa membeli penawaran satu lotere premium yang hasil akhirnya akan diacak oleh komputer. Bila kamu memerlukan opsi bantuan untuk membantumu menjalani aktivitas grinding, ZQGame Inc menyediakan opsi pembelian status VIP bulanan seharga Rp36.453. Penawaran ini merupakan opsi paling ekonomis untuk mendapatkan 200 Garnet dalam kurun waktu satu bulan, karena setiap harinya, kamu akan diberikan 12 butir garnet untuk keperluan progres bermain. KesimpulanSebagai penutup, Captain Heroes merupakan sebuah game shooter klasik dengan beberapa kekurangan yang membuatnya kurang begitu bisa dinikmati oleh para gamer, khususnya di wilayah Indonesia. Secara mekanisme permainan game ini tidak bisa dibilang buruk dan saya sendiri cukup tertarik dengan keindahan grafis yang dihadirkan ZQGame. Namun, seperti apa yang sudah saya katakan tadi, dengan absennya fitur bermain menggunakan Wi-Fi, plus tingginya jam terbang aktivitas grinding yang menggerus kuota internet kita, maka maaf saja bila saya tidak akan merekomendasikan game ini kepada siapapun, termasuk kepada pembaca setia Tech In Asia. Google Play Store Link: Captain Heroes: Pirate Hunt, Gratis
The post Review Captain Heroes – Game Shooter Klasik dengan Kebutuhan Internet yang Mengigit appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
| [Artistalk] Mimpi “Kosong” yang Menjadi Nyata – Wawancara dengan Hendry Roesly dari Toge Productions Posted: 14 Jun 2015 09:00 AM PDT Tidak jarang orang yang saya wawancarai di Artistalk mengaku kalau tidak pernah memiliki cita-cita spesifik untuk menjadi ilustrator. Banyak yang awalnya menjadikan ilustrasi hanya sebagai hobi dan mengambil jurusan lain ketika kuliah, yang entah kenapa banyak mengambil jurusan informatika. Hal ini terjadi juga kepada Hendry Roesly yang saat ini menjabat sebagai Lead Artist di Toge Productions. Pria yang mengambil jurusan informatika pada saat kuliah ini awalnya menjadikan ilustrasi sebagai hobi dan bahkan tidak membayangkan keberadaan posisi artis dalam game. Namun, sekarang dia menjadi seorang Lead Artist di salah satu studio game paling ternama di Indonesia. Tanpa panjang lebar lagi, berikut adalah obrolan singkat saya dengan Hendry.
Halo Hendry, bisa cerita sedikit tentang siapa kamu ke para pembaca?Halo, nama saya Hendry Roesly, seorang artis game. Saat ini saya bekerja di perusahaan game indie lokal yang bernama Toge Productions sebagai Lead Artist. Bisa cerita bagaimana kamu bisa jadi seorang ilustrator profesional?Sejak kecil saya memang sudah hobi menggambar. Keluarga saya sering cerita kalau dulu tembok-tembok di rumah sudah menjadi korban corat-coret saya bahkan sebelum saya mulai belajar berbicara. Seiring berjalannya waktu, saya menyadari kalau saya memang sangat suka sekali menggambar dan tidak pernah lepas dari buku gambar serta pensil ke mana pun saya pergi. Saya sendiri juga tidak pernah mendapatkan pendidikan formal dalam urusan seni visual. Jurusan kuliah saya dulu adalah Computer Science and Information System, dan saya belajar seni secara otodidak. Memainkan video game juga merupakan hobi saya selain menggambar. Saya ingat dengan jelas sekali dulu saya sangat suka menggambar karakter-karakter yang ada di semua game yang saya mainkan seperti Mario, Zelda, Link, karakter-karakter dari Double Dragon, dan lain-lain. Dulu sebelum mengenal dunia game art pun, saya sempat mempunyai impian ingin sekali suatu saat nanti bisa membuat karya seni untuk game. Biarpun saat itu saya sama sekali tidak tahu bagaimana caranya dan apakah ada yang namanya artis game. Waktu masih SMP dan SMU, saya lebih banyak menghabiskan waktu untuk menggambar komik serta menganggap bahwa bekerja sebagai seorang artis game itu hanya angan-angan kosong saja dan menjadi seorang ilustrator komik itu lebih masuk akal. Meskipun pada saat itu, perkembangan industri komik lokal juga masih belum sebesar sekarang. Saat kuliah di Amerika Serikat pun, saya juga bergabung ke klub yang berhubungan dengan menggambar, ilustrasi, dan komik, serta sempat membuat komik untuk komunitas kuliah. Tapi di situlah wawasan saya mulai terbuka dan saya menyadari bahwa ada yang namanya game art dan concept art yang membuat passion saya muncul kembali.
Bagaimana kamu bisa terjun ke industri game?Yang membuat saya bisa masuk ke industri game lokal adalah teman baik saya dan juga orang yang saya anggap sebagai senior saya, yaitu Gregorius Martinus. Dia sudah masuk jauh lebih dulu ke industri game dan mengajak saya untuk ikut berkarir di industri game. Boleh tahu game apa saja yang pernah kamu kerjakan, dan apa yang paling berkesan sejauh ini?Hampir semua game Toge dari sejak saya masuk. Mulai dari Necronator II, Relic of War, Infectonator II, Lord of Vandaria, Hot Chase, dan Must-a-Mine. Yang paling berkesan buat saya adalah Necronator II karena saya suka dengan tema fantasi medieval.
Bagaimana pandangan kamu tentang industri video game di Indonesia sekarang? Dan apa harapan kamu ke depannya?Industri video game di Indonesia saat ini sedang berkembang sangat pesat. Sekarang semakin banyak studio-studio game indie yang bermunculan di seluruh Indonesia. Bagi saya itu sangat menyenangkan karena sekarang semakin banyak orang yang mulai "membuka mata" terhadap perkembangan industri game lokal. Harapan saya ke depannya, semoga pemerintah lebih bisa melirik lebih jauh lagi ke industri game Indonesia dan memberi dukungan untuk mendorong perkembangannya supaya menjadi lebih besar lagi. Karena Indonesia sebenarnya mempunyai banyak orang-orang berpotensi tinggi yang bisa membuat industri game lokal menjadi jauh lebih besar lagi. Semoga masyarakat Indonesia juga akan lebih "melek" dan teredukasi lagi dalam perkembangan industri game, sehingga ke depannya bisa menjadi peluang karir yang lebih bersaing lagi.
Selain video game, biasanya kamu mengerjakan ilustrasi untuk media apa lagi?Untuk saat ini saya lebih fokus untuk mengerjakan game Toge saja. Antara urusan kerjaan kantor, keluarga, dan usaha keluarga, sementara ini saya tidak punya banyak waktu untuk mengambil pekerjaan sebagai ilustrator lepas. Sesekali untuk melepas kejenuhan dan mencari inspirasi, saya mengikuti beberapa art challenge yang tersebar di media sosial. Nantinya bila saya sudah bisa mengatur waktu dengan lebih baik lagi, saya memang berencana untuk mengambil beberapa pekerjaan ilustrasi lepas yang tidak berhubungan dengan game.
Apa yang biasanya menjadi inspirasi kamu dalam mengerjakan karya-karyamu?Banyak hal yang menjadi inspirasi dalam mengerjakan karya-karya saya. Film dan video game biasanya menjadi inspirasi terbesar buat saya. Membaca komik dan memperhatikan karya-karya artis lain, terutama artis favorit saya juga bisa memberikan saya inspirasi untuk menciptakan karya baru. Mengikuti art challenge juga salah satu cara buat saya untuk mencari inspirasi dan memecah kejenuhan. Post-apocalypse, zombie apocalypse, dan military black-ops adalah tiga tema favorit yang selalu bisa membuat saya berkarya tanpa henti. Punya ilustrator favorit?Tentu saja, dan banyak sekali. Sebut saja seperti Anthony Jones, Dave Rapoza, Neville Page, Rafael Grassetti, Mike "Daarken" Lim, Kekai Kotaki, Kim Jung Gi, Wesley Burt, Vitaly Bulgarov, Ahmad Beyrouthi, Alessandro Baldasseroni, Bobby Chiu, Syosa, Abysswolf, Fool, dan lain-lain.
Demikianlah percakapan singkat saya dengan Hendry Roesly dari Toge Productions. Bila kamu memiliki pertanyaan, sekadar mau mengomentari wawancara ini atau seri Artistalk secara keseluruhan, langsung saja tinggalkan pesan melalui kolom komentar di bawah ya. Sampai jumpa minggu depan. Deviant Art: Hendry Roesly ArtStation: Hendry Roesly [Artistalk] adalah artikel mingguan di Tech in Asia yang membahas mengenai para artis 2D ataupun artis 3D dari Indonesia yang bekerja di bidang video game. Jika kamu punya kritik atau saran untuk artikel ini, silahkan hubungi fahmi@techinasia.com atau melalui @fahmitsu P.S. Jika kamu tertarik untuk mengetahui tentang behind the scene pengembangan game lokal selain dari sudut pandang artist, cek juga seri artikel Devtalk di Tech in Asia IDThe post [Artistalk] Mimpi “Kosong” yang Menjadi Nyata – Wawancara dengan Hendry Roesly dari Toge Productions appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
| Inilah Karakter-Karakter yang Bisa Kamu Mainkan di Tokyo Xanadu Posted: 14 Jun 2015 07:28 AM PDT Falcom telah memperlihatkan karakter-karakter utama yang nantinya akan bisa kamu mainkan di action RPG terbaru mereka, Tokyo Xanadu. Terdapat tujuh orang karakter yang telah diumumkan, dan masing-masing karakter memiliki gaya bertarung dan senjata berupa Soul Device yang berbeda-beda. Kou Tokisaka adalah tokoh utama dalam Tokyo Xanadu. Seorang pelajar berusia 17 tahun, Kou adalah pemuda berkepribadian cuek tapi gemar menolong orang yang sedang dalam kesulitan. Soul Device milik Kou berbentuk gabungan antara pedang dan tameng yang bisa memanjang menjadi cambuk. Senjata ini memungkinkannya menyerang dalam jarak dekat maupun jarak menengah. ![]() Asuka, Kou, dan Sora
Asuka Hiiragi adalah gadis misterius yang merupakan teman sekelas Kou. Siswi yang dulunya pernah tinggal di Amerika ini adalah tipe "gadis idaman" yang cantik, pintar, dan juga jago olahraga. Namun di balik kehidupan sehari-harinya, Asuka memiliki kehidupan lain sebagai penyelidik fenomena supernatural di Tokyo. Asuka menggunakan Soul Device berbentuk pedang tipis untuk bertarung dengan serangan jarak pendek yang cepat. Pelajar di sekolah yang sama namun lebih muda dua tahun, Sora Ikushima adalah adik kelas Kou dan juga anggota klub karate. Meskipun tinggal di Tokyo, kampung halaman Sora aslinya adalah Kyushu. Ia merupakan pewaris dojo karate aliran Ikushima dan memiliki kemampuan bela diri yang tangguh. Sora bertarung menggunakan gerakan-gerakan karate dan Soul Device berbentuk sarung tangan.
![]() Mitsuki, Yuuki, dan Shio
Karakter keempat adalah Yuuki Shinomiya, pemuda jenius berusia 16 tahun dengan IQ di atas 180. Dengan kecerdasannya, ia dapat mengumpulkan uang dengan mengembangkan software dan berbisnis di bursa saham. Yuuki bertarung dengan menggunakan dua Soul Device sekaligus, yaitu sebuah palu bergagang panjang untuk pertarungan jarak dekat dan senjata melayang bernama Soul Peridium yang bisa menembakkan peluru magis. Mitsuki Hokuto adalah karakter kelima di Tokyo Xanadu, dan merupakan ketua OSIS di SMA Morimiya. Meskipun usianya masih 18 tahun, ia telah ditetapkan sebagai calon pewaris Hokuto Group, sebuah perusahaan raksasa di Jepang. Di kesehariannya Mitsuki tampak kalem dan anggun, tapi itu hanya karena ia jarang menunjukkan perasaannya yang sebenarnya di hadapan orang lain. Mitsuki menggunakan Soul Device berupa tongkat sihir.
Satu karakter lain yang seumuran dengan Mitsuki adalah cowok berandalan bernama Shio Takahata. Shio dulunya adalah pemimpin sebuah geng yang dikenal sebagai BLAZE, namun ia keluar dari geng tersebut karena suatu hal. Setahun setelah Shio keluar dari BLAZE, muncul gosip bahwa ada orang-orang yang mengaku sebagai anggota BLAZE dan menimbulkan kekacauan. Shio pun turun tangan untuk mencari kebenaran di balik gosip tersebut. Shio bertarung menggunakan serangan yang lambat namun sangat kuat dengan Soul Device berbentuk pedang besar miliknya. Karakter terakhir yang diperkenalkan oleh Falcom yaitu Rion Kugayama. Rion adalah penyanyi berbakat yang juga anggota sebuah grup idola beranggota 5 orang bernama SPiKA. Di hadapan umum, Rion selalu berperilaku ceria layaknya seorang idola, tapi di balik itu ia adalah seorang pekerja keras yang tidak mau kalah dengan orang lain. Rion menggunakan Soul Device unik berbentuk sepasang sayap. Ia dapat menggunakannya untuk melayang di udara dan melancarkan serangan-serangan sihir. ![]() Rion Tokyo Xanadu direncanakan rilis di Jepang pada tanggal 30 September 2015 untuk PS Vita. Game ini akan dijual dalam dua versi, yaitu versi standar seharga 6.480 yen (sekitar Rp698.000) dan edisi terbatas seharga 7.600 yen (sekitar Rp819.000) . Bila kamu membeli edisi terbatas, kamu akan mendapatkan bonus berupa CD soundtrack, art book, serta gantungan handphone berbentuk Kou dan Asuka. The post Inilah Karakter-Karakter yang Bisa Kamu Mainkan di Tokyo Xanadu appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
| You are subscribed to email updates from Tech in Asia Indonesia To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
| Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States | |































No comments:
Post a Comment