Ads

Thursday, July 23, 2015

Game Di Indonesia

Game Di Indonesia


Selamat Tinggal Eksklusif, Rise of the Tomb Raider Dikonfirmasi Akan Rilis di PC dan PS4

Posted: 23 Jul 2015 07:13 PM PDT

Microsoft kehilangan game eksklusif andalan mereka sebelum dirilis. Hari ini akhirnya Square Enix mengonfirmasi bahwa Rise of the Tomb Raider akan dirilis di PS4 dan juga PC, meskipun rilisnya akan telat beberapa bulan dari versi Xbox.

Sebelumnya petinggi dari Xbox, Phil Spencer, sudah mengindikasikan bahwa keeksklusifan Rise of the Tomb Raider tidaklah permanen, namun baru kali ini kita semua mendapatkan kepastian mengenai status game ini. Rencananya, Rise of the Tomb Raider akan rilis di Xbox One dan Xbox 360 pada 10 November 2015. Sedangkan versi PC akan dirilis awal 2016 dan versi PS4 akan rilis akhir 2016.

Versi PC dan PS4 nantinya akan diterbitkan oleh Square Enix, sedangkan versi Xbox akan diterbitkan oleh Microsoft. Yang tetap menjadi pertanyaan saya adalah, buat apa merilis game ini di Xbox 360 juga? Yah semoga saja versi console klasik tersebut tidak menghambat kemajuan teknologi di Rise of the Tomb Raider, karena dari trailer saja game ini sudah terlihat begitu luar biasa.

The post Selamat Tinggal Eksklusif, Rise of the Tomb Raider Dikonfirmasi Akan Rilis di PC dan PS4 appeared first on Tech in Asia Indonesia.

[Updated] Sybil: Castle of Death – Game Rumah Terlarang dari Developer Asal Padang

Posted: 23 Jul 2015 09:15 AM PDT

Update – 23 Juli 2015

Versi penuh dari Sybil: Castle of Death akhirnya dirilis. Berbeda dengan versi demo, di versi ini kamu harus membayar untuk bisa mengunduhnya. Tapi ada kabar baik. Menyambut perilisan ini, Jombihead Studio memberikan diskon sebesar 33 persen yang membuat game tersebut dibanderol seharga Rp24.000. Promosi ini hanya berlaku hingga tanggal 25 Juli 2015 nanti.

App Info
Sybil: Castle of Death
Jombihead Studio -  Jul 17, 2015
Genre:  Strategy
Size:   229M
Installs:  N/A
IDR24,000

Download

Artikel Asli – 7 Juli 2015

Dalam sebuah game horor, biasanya kita akan berperan sebagai seseorang yang dihantui atau dikejar. Contoh yang paling terkenal adalah Resident Evil, di mana kamu memasuki sebuah rumah yang memiliki misteri dan zombi bertebaran. Di Sybil: Castle of Death, semuanya terbalik. Kamu akan mengendalikan sebuah rumah berhantu dan berusaha untuk membunuh semua pengunjung yang datang mengganggu.

Game karya Jombihead Studio ini bercerita tentang seorang pria bernama Sybil yang mempraktikkan ilmu hitam di kastel miliknya. Dicurigai oleh penduduk sekitar, ia pun ditangkap dan dibakar hidup-hidup. Akan tetapi, Sybil sudah mengetahui hal tersebut dan merencanakan cara agar ia hidup kembali. Syaratnya, tidak boleh ada seorang pun yang boleh mengganggu peti matinya.

Sybil Castle of Death Demo | Screenshot 1

Itulah yang menjadi objektif utama di setiap level yang ada di game Sybil. Kamu harus membunuh pengunjung yang masuk sebelum mereka mencapai peti mati dari Sybil yang ada di lantai keempat. Caranya adalah dengan menempatkan berbagai jebakan dan monster di ruangan-ruangan dan lantai yang ada.

Banyak pilihan jebakan yang tersedia, seperti gas beracun, roda gergaji, jebakan air, dan lain sebagainya. Monster yang dihadirkan juga beragam, dari Imp, Medusa, Wendigo, hingga Headless Horseman. Untuk versi demo sendiri baru disediakan sebagian kecil jebakan dan satu monster, yaitu Imp.

Sybil Castle of Death Demo | Screenshot 2

Fitur yang paling menarik sebenarnya ada di pihak korban yang akan kita bunuh nanti. Mereka memiliki cerita dan sifatnya masing-masing. Ada yang ingin membuat film, tersasar, dan ada juga yang melakukan penyelidikan. Percakapan yang ada dibuat cukup rinci sesuai dengan rintangan yang mereka hadapi. Terselip pula humor-humor gelap yang membuat kamu betah membaca percakapan mereka.

Sybil: Castle of Death adalah sebuah kejutan yang menyenangkan dari Padang, Sumatera Barat. Sebelumnya saya belum pernah mendengar developer game dari sana, dan tentunya ini adalah angin segar bagi industri game Indonesia dengan munculnya karya game dari ranah Minang. Versi penuh dari Sybil rencananya akan rilis pada 18 Juli mendatang, jadi tunggu saja kabar berikutnya di sini!

The post [Updated] Sybil: Castle of DeathGame Rumah Terlarang dari Developer Asal Padang appeared first on Tech in Asia Indonesia.

[Updated] Shaman Showdown Telah Rilis Secara Global dan Hadirkan Fitur yang Lebih Lengkap

Posted: 23 Jul 2015 06:37 AM PDT

Update – 23 Juli 2015

Seperti yang telah dijanjikan oleh Sinergi Studio, akhirnya Shaman Showdown rilis di Apple App Store pada minggu lalu. Sekarang pengguna perangkat iOS bisa memainkan game dengan kombinasi line defense dan match-3 yang menarik ini. Selain itu, pengguna Android juga sudah bisa mengunduhnya melalui Mobomarket.

App Info
Shaman Showdown
Sinergi Studio -  Jul 10, 2015
Genre:  Strategy
Size:   67M
Installs:   100 - 500
Gratis

Download

Artikel Asli – 4 Juli 2015

Setelah menunggu selama dua bulan semenjak soft launch, akhirnya game favorit saya untuk bulan April lalu, Shaman Showdown, dirilis secara global untuk Android. Sementara itu untuk versi iOS direncanakan akan hadir pada akhir bulan Juli.

Pada versi ini, terdapat banyak fitur baru yang dihadirkan, seperti jumlah stage yang kini telah mencapai 60 buah serta 3 mode kesulitan yaitu casual, hard, dan challenge. Terdapat juga monster-monster baru yang bisa dikoleksi untuk menjadi pasukanmu saat melawan musuh. Terakhir adalah kemampuan untuk memanggil teman untuk membantu dalam pertarungan dan desain antarmuka yang baru.

Untuk menyambut peluncuran secara global ini, Sinergi Studio sebagai developer Shaman Showdown mengadakan event khusus. Jika kamu adalah pemain baru, kamu akan mendapatkan bonus gem untuk melakukan transaksi di dalam game. Ada pula event tantangan untuk menyelesaikan semua stage dalam masing-masing mode yang berakhir hingga akhir Juli.

Shaman Showdown | Screenshot

Seperti yang telah saya jelaskan di preview Shaman Showdown, game ini menggabungkan dua elemen gameplay yaitu line defense dan match-3 puzzle. Kamu akan menjadi seorang shaman yang dapat mengendalikan arwah-arwah monster untuk mengalahkan shaman lain yang jahat. Hasilnya betul-betul memberi warna baru dan keseruan tersendiri di dunia match-3.

Grafis yang dihadirkan juga terpoles dengan baik. Tidak mengerankan jika melihat sepak terjang dua artis di balik Sinergi Studio, yaitu Namira Chaldea dan Rico Gangga yang pernah hadir di Artistalk.

Sebagai tambahan, Sinergi Studio juga bekerja sama dengan Unipin yang memungkinkan kamu melakukan transaksi dalam game menggunakan voucer Unipin. Voucer ini bisa kamu beli di Indomaret. Ada bonus gem juga untuk kamu yang bertransaksi dengan Unipin.

The post [Updated] Shaman Showdown Telah Rilis Secara Global dan Hadirkan Fitur yang Lebih Lengkap appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Ingin Jaring Lebih Banyak Penonton Bioskop, Cinemaxx Hadirkan Aplikasi Mobile [REVIEW]

Posted: 23 Jul 2015 06:32 AM PDT

Salah satu jaringan vendor bioskop di Indonesia, Cinemaxx resmi meluncurkan aplikasi beberapa hari lalu. Aplikasi ini ditujukkan untuk meningkatkan jumlah pengunjung ke jaringan bioskop mereka.

Perlu diketahui bahwa jaringan bioskop Cinemaxx terdapat di 11 lokasi di sembilan kota, yakni Jakarta, Yogyakarta, Cikarang, Bali, Manado, Medan, Ponorogo, Tangerang, dan Palembang. Sejauh ini ada total 60 layar yang beroperasi di kota-kota tersebut. Cinemaxx sendiri mulai beroperasi di Indonesia sejak Agustus 2014 lalu.

Andalkan pasar pengguna internet aktif

screenshot aplikasi cinemaxx indonesia

Seperti dilansir BeritaSatu, CEO Cinemaxx Brian Riady mengatakan bahwa aplikasi ini telah menjadi bagian dari strategi perusahaan karena 88 juta penduduk Indonesia adalah pengguna internet aktif dengan penetrasi pasar mencapai 35 persen.

Ia juga menambahkan bahwa sekitar 14 persen populasi Indonesia berbelanja di internet dengan gadget, dan rata-rata menghabiskkan 2,5 jam dalam aktivitas online setiap hari. Cinemaxx menawarkan diskon 10 persen untuk tiket yang dibeli secara online selama periode 15 Juli hingga 11 Agustus 2015.

Aplikasi ini tersedia untuk perangkat Android dan iOS. Ada tiga fitur utama di dalamnya, yakni Home, Movies, dan Cinemas. Di laman utama Home, pengguna dapat mengakses informasi lokasi bioskop Cinemaxx, update terbaru, hingga promo khusus bagi pemilik aplikasi.

Baca juga: Goers, Aplikasi Direktori Acara dan Aktivitas di Kota Anda (REVIEW)

Sedangkan di fitur Movies, tersedia informasi film-film yang ditayangkan di Cinemaxx, baik saat ini, maupun di waktu mendatang. Melalui fitur Cinemas, pengguna dapat memesan kursi sesuai dengan keinginannya. Namun sayangnya, setiap pengguna yang ingin memesan tiket ini baru dapat melakukan transaksi dengan kartu kredit, belum tersedia pilihan pembayaran lainnya melalui aplikasi ini.

Kelebihan

  • Ukuran aplikasi kecil (hanya 2,8 MB)
  • Tersedia langsung dalam bahasa Indonesia

Kekurangan

  • Desain UI dan UX tidak menarik

Di Indonesia sendiri, aplikasi informasi film bioskop sudah tersedia, seperti Sosialita, namun tidak bisa membeli langsung tiketnya. Untuk pembelian tiket, dua jaringan ritel bioskop rival Cinemaxx, Blitzmegaplex dan Cinema21 juga sudah menyediakan aplikasi sejenis terlebih dahulu.

App Info
CINEMAXX
Cinemaxx -  May 28, 2015
Genre:  Entertainment
Size:   2.8M
Installs:   5,000 - 10,000
Gratis

Download

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Ingin Jaring Lebih Banyak Penonton Bioskop, Cinemaxx Hadirkan Aplikasi Mobile [REVIEW] appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Rangkuman Berita Game Hari Ini – 23 Juli 2015

Posted: 23 Jul 2015 05:17 AM PDT

Sony Jepang Menyediakan Layanan Ukir Kata pada PS Vita dan PlayStation TV

PS Vita Laser Engrave | Featured

Iqbal Kurniawan – Sony Jepang menyediakan layanan yang dapat membuat perangkat buatannya semakin terasa personal. Sekarang para pembeli console handheld PS Vita dan PlayStation TV di Jepang dapat menggunakan layanan ukir kata dari Sony untuk menghiasi perangkat masing-masing. Sony membanderol layanan ini seharga ¥500 (sekitar Rp55.000) per hurufnya.

Sumber: Sony


Poster Terbaru Metal Gear Solid 5: The Phantom Pain Memperlihatkan Snake dan Quiet Bersimbah Darah

Iqbal Kurniawan –  Hideo Kojima memperlihatkan poster terbaru Metal Gear Solid V: The Phantom Pain yang akan dirilis bulan September mendatang. Melalui kicauan pada akun resminya, Kojima memamerkan poster bergambar Snake dan Quiet yang bersimbah darah. Poster tersebut akan dipajang sebagai sarana promosi di toko-toko game mulai bulan Agustus nanti.


Guardian Hunter: Super Brawl RPG Telah Diunduh Lebih dari 1 Juta Kali di Google Play Store

Guardian Hunter | Screenshot 3

Arya W. Wibowo – RPG hack & slash Guardian Hunter: Super Brawl RPG sukses mencapai lebih dari satu juta unduhan hanya dalam waktu kurang dari sebulan, atau mungkin lebih tepatnya tiga minggu sejak dirilis. Game ini mendapatkan peringkat tinggi di negara-negara Asia Tenggara, khususnya Thailand, begitu juga di Selandia Baru dan Kanada.

Merayakan pencapaian ini, Troll Games dan NHN Entertainment memberikan kode promosi yang berisi berbagai item seharga hingga $10 (sekitar Rp130.000). Kode tersebut adalah “CDD3A7C9BBFC4366″ dan akan berlaku hingga 31 Agustus 2015.

Review Guardian Hunter: SuperBrawl RPG – Menjadi Pemburu Guardian dengan Gaya Imut

App Info
Guardian Hunter: SuperBrawlRPG
NHN Entertainment Corp. -  Jun 29, 2015
Genre:  Role Playing
Size:   38M
Installs:   500,000 - 1,000,000
Gratis

Download

Layaknya YouTube, Twitch Mulai Berpindah dari Flash ke HTML5 untuk Memutar Video

Twitch | Logo

Arya W. Wibowo – Seperti yang telah dilakukan oleh YouTube mulai tahun 2010 lalu, kini Twitch mulai mengalihkan Flash ke HTML5. Hal ini tentunya tidak akan terjadi secara keseluruhan dalam waktu singkat, masih ada fitur Twitch yang menggunakan Flash. YouTube sendiri beralih secara perlahan dari tahun 2010 hingga baru awal tahun 2015 ini mencabut dukungan Flash sepenuhnya.

Sumber: Twitch Blog


Sony Merilis Figur Eksklusif Journey

Journey | Statue

Mohammad Fahmi – Menyambut perilisan Journey di PS4 minggu ini, Sony mengeluarkan sebuah figur keren eksklusif berdasarkan game eksperimental yang satu ini. Wajar saja jika keren, karena figur ini dijual seharga $150 (sekitar Rp2 juta) dan hanya diproduksi sebanyak seribu buah saja. Dengan harga semahal itu, kira-kira naik berapa ya ditambah pajak dan ongkos kirim?

PlayStation Gear: Journey Statue


Pengingat: Beta Tertutup Street Fighter V Bisa Kamu Akses Besok

Street Fighter V | Screenshot

Mohammad Fahmi – Sekedar pengingat saja, versi beta dari Street Fighter V akan tersedia esok hari bagi beberapa pelanggan PlayStation Plus yang beruntung atau sudah melakukan pre-order untuk Street FIghter V. Tentunya tim Tech in Asia juga akan menyiapkan preview untuk game fighting paling dinanti tahun ini, ditunggu ya.

Sumber: Street Fighter


The post Rangkuman Berita Game Hari Ini – 23 Juli 2015 appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Punya Rekomendasi Penjual Game Orisinal? Yuk Share di Sini!

Posted: 23 Jul 2015 04:49 AM PDT

Dulu, mungkin sangat sulit mencari penjual game orisinal. Pada waktu itu, bahkan sampai sekarang pun, marak sekali penjual game bajakan yang membuka toko di berbagai pusat perbelanjaan. Hal ini tentu saja merupakan tren yang sangat mengecewakan, mengingat beredarnya barang ilegal secara luas dan terbuka bukanlah hal yang sepatutnya dianggap wajar.

Namun, di tahun 2015 ini kami rasa sudah banyak sekali penjual game orisinal yang berdiri di Indonesia. Baik toko online, maupun toko yang dapat kamu kunjungi secara fisik. Apalagi sudah terdapat platform digital seperti Steam, Origin, GOG.com, GamersGate, dan Green Man Gaming.

Melalui topik Talk kali ini, kami mengajak kamu untuk saling berbagi informasi mengenai penjual game yang kamu rekomendasikan, baik di Indonesia maupun situs internasional. Tujuannya, supaya teman-teman gamer lainnya memperoleh informasi dimana mereka dapat membeli game yang orisinal, baik secara fisik maupun digital.

Bagi penjual, kamu juga bisa kok memperkenalkan toko game orisinal kamu, dan mengajak teman-teman gamer untuk bermain game orisinal.

Klik tautan ini untuk mulai berbagi informasi tentang penjual game orisinal yang kamu rekomendasikan!

The post Punya Rekomendasi Penjual Game Orisinal? Yuk Share di Sini! appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Menyusuri Kehidupan Malam Ibu Kota Kini Makin Seru dengan Sindhen (REVIEW)

Posted: 23 Jul 2015 04:17 AM PDT

Siang di ibu kota sudah terlalu macet dan tak mengherankan bila malam hari menjadi momen untuk mencari hiburan dan melepas kepenatan. Namun terkadang menjadi kebingungan tersendiri saat memutuskan akan pergi kemana, mencari tempat atau event yang seru untuk menghabiskan malam bersama teman.

Sindhen mencoba memberikan jawaban dari kesulitan tersebut. Aplikasi direktori yang tersedia untuk iOS dan Android ini menampilkan berbagai event terkini dan bekerja sama dengan lebih dari 300 tempat hiburan seperti club, bar, dan restoran di Jakarta.

Pada menu utama, Anda diminta untuk sign up dengan menggunakan e-mail atau akun Facebook. Hal ini berguna untuk mengetahui lingkaran pertemanan Anda, dan setelahnya Anda bisa menentukan event atau tempat mana yang cocok untuk disambangi.

Sindhen App Combine

Sindhen menampilkan empat fitur utama yaitu Inspirations, Events, Venues, dan Deals. Inspirations berisi ulasan singkat mengenai berbagai tempat dan acara yang tengah naik daun. Sementara Events akan memberikan Anda pilihan beragam acara yang digelar di ibu kota dalam periode beberapa hari ke depan. Lain halnya dengan Venues, fitur ini berisi direktori berbagai tempat lengkap dengan informasi operasional, minuman dan makanan yang dijual, sampai fasilitas yang tersedia di dalamnya. Terakhir adalah Deals yang akan memberikan berbagai pilihan promo menarik dari tiap-tiap vendor yang tergabung di aplikasi ini.

Selain mengetahui lokasi, menu, dan fasilitas; aplikasi ini juga memungkinkan Anda melakukan booking meja. Uniknya, setiap tempat juga dilengkapi dengan opsi navigasi ke tempat hangout atau venue acara. Anda juga bisa melakukan filter berdasarkan jarak, popularitas, dan tentunya tanggal. Selain itu, Anda juga bisa mensinkronkan berbagai event yang ada di Sindhen dengan kalender di smartphone Anda.


Aplikasi semacam ini memang bukan hal baru, terlebih Anda yang biasa memaksimalkan perangkat mobile untuk memudahkan aktivitas keseharian. Salah satu yang cukup populer adalah GOers yang telah berpartner dengan banyak venue dan event organizer ternama di tanah air. Sebagai direktori, GOers juga tidak hanya berfokus pada hiburan malam, namun juga berbagai festival musik dan budaya, sampai seminar dan pameran yang sifatnya formal.

Baca Juga: The Honeycombers, startup direktori kota untuk hiburan di Singapura, Jakarta, dan Bali

Secara keseluruhan, desain dari Sindhen sangat simple dan informatif. Anda juga bisa mengakses berbagai menu di dalamnya dengan mudah sejak pemakaian pertama. Sayangnya, perlu sedikit polesan update untuk waktu buka dan tutup, seperti saat cuti bersama hari raya keagamaan dan semacamnya. Jadi, sudah siap mengarungi malam di Jakarta?

Kelebihan

  • Tampilan sederhana
  • Informasi komprehensif
  • Pilihan deal dan venue banyak

Kekurangan

  • Fitur share terbatas di media sosial
  • Perlu sinkronisasi waktu buka dan tutup venue saat libur
App Info
SINDHÈN
mindplus -  Jun 11, 2015
Genre:  Lifestyle
Size:   7.6M
Installs:   10,000 - 50,000
Gratis

Download

The post Menyusuri Kehidupan Malam Ibu Kota Kini Makin Seru dengan Sindhen (REVIEW) appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Dampak Internet of Things bagi Berbagai Industri Global (INFOGRAFIS)

Posted: 23 Jul 2015 03:09 AM PDT

Istilah Internet of Things (IoT) rasanya makin sering terdengar belakangan ini. Sederhananya, IoT adalah sebuah konsep yang memungkinkan benda-benda di sekitar kita baik fisik maupun virtual dapat terhubung dan berkomunikasi satu sama lain dengan konektivitas internet. Salah satu contoh penerapan IoT yang mungkin biasa kita dengar adalah teknologi Smart City dan rumah pintar.

Dengan semakin pesatnya penetrasi internet di dunia, IoT juga diramalkan akan menjadi salah satu ranah yang kuat di masa depan. Pada tahun 2020, IoT diperkirakan akan bernilai $1,9 triliun (sekitar Rp25,4 kuadriliun) dari perekonomian global.

Meski penerapan IoT bisa dibilang belum merata, sudah ada banyak perusahaan di dunia ini yang menerapkan teknologi tersebut. Baru-baru ini, perusahaan layanan, konsultasi, dan solusi bisnis IT Tata Consultancy Services (TCS) merilis riset terbarunya mengenai dampak penerapan IoT bagi berbagai sektor industri di seluruh dunia.

Peningkatan pendapatan, hingga adopsi IoT

Berdasarkan hasil riset tersebut, sejumlah perusahaan yang menerapkan IoT mengklaim telah mengalami peningkatan pendapatan hingga 15,6 persen pada tahun 2014. Menariknya, meski industri kesehatan disebut-sebut sebagai sektor yang potensial meraih keuntungan dari pengaplikasian IoT, sektor ini hanya mengalami sedikit peningkatan pendapatan. Salah satu penyebab kurangnya penerapan IoT di sektor kesehatan adalah rumitnya peraturan.

Sementara itu, industri yang mengalami peningkatan paling signifikan dari penerapan IoT adalah industrial manufacturing (28,5 persen), disusul oleh layanan finansial (17,7 persen), dan media & hiburan (17,4 persen).

Terkait peningkatan penghasilan secara global, Asia-Pasifik berada di urutan kedua (14,1 persen), masih kalah dari Amerika (18,8 persen), namun lebih unggul dari Eropa yang mengalami peningkatan pendapatan sebesar 12,9 persen. Dari segi adopsi teknologi, kebanyakan perusahaan menggunakan IoT untuk melacak aktivitas aplikasi, operasi produksi dan distribusi, memantau tempat usaha, hingga untuk perangkat wearable.

Faktor yang mempengaruhi pengaplikasian IoT

Meski menyajikan peluang yang menjanjikan, ada beberapa faktor yang dinilai bisa mempengaruhi penyebaran penerapan IoT. Kultur perusahaan yang masih konvensional dinilai bisa menjadi faktor penghambat pengaplikasian IoT. Dalam hal ini, perusahaan dinilai harus mengubah cara pandang stafnya mengenai produk, konsumen, dan proses produksi. Faktor kedua adalah kepemimpinan, pemimpin perusahaan yang percaya pada IoT dan rela berinvestasi dalam berbagai aspek melalui teknologi ini adalah elemen yang tak kalah penting. Faktor ketiga adalah penerapan teknologinya sendiri, seperti menentukan jenis teknologi serta pemanfaatan Big Data.

Jika makin banyak perusahaan berhasil menangani faktor-faktor tersebut, bukan tidak mungkin penerapan IoT akan semakin merata di masa depan. Seperti yang diungkapkan oleh CEO dan MD TCS Natarajan Chandrasekaran melalui press release yang kami terima, "Era IoT sudah berjalan dengan baik. Pertanyaannya adalah, apakah bisnis telah siap menyadari potensi penuh dari teknologi ini. Studi tren global terbaru kami menemukan bahwa para pemimpin yang menerapkan IOT menggunakan teknologi ini untuk mendandani bisnis mereka dengan mengubah setiap aspek mulai model bisnis dan produk hingga proses bisnis dan tempat kerja mereka."

Baca juga: Bagaimana Masa Depan Internet of Things di Asia?

Hasil riset TCS juga tersaji dalam infografis yang bisa Anda lihat di bawah ini:

Tren Internet of Things Infografis

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Dampak Internet of Things bagi Berbagai Industri Global (INFOGRAFIS) appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Kumpulan Game iPhone & iPad Terbaru Minggu Ini: Vault!, Fingers of Fury, Prune, Gabriel Knight: Sins of the Fathers, dan Lainnya

Posted: 23 Jul 2015 12:44 AM PDT

Jajaran game keren kembali menghiasi Apple App Store pada hari ini. Hampir semua genre memiliki wakilnya pada daftar game rekomendasi yang saya hadirkan di bawah. Ingin bermain platformer seru? Hendak mengasah otak dengan puzzle menantang? Atau hanya ingin bernostalgia dengan game klasik? Semua ada di sini!

Versi remake dari game klasik Gabriel Knight: Sins of the Fathers hari ini sudah tersedia di Apple App Store. Ada juga Vault! yang menghadirkan mekanisme unik pada genre endless runner. Amazon Game Studios pun tidak ingin ketinggalan merilis To-Fu Fury yang pada awalnya didesain khusus untuk Fire OS. Yang pasti, semua game yang sudah saya pilihkan di bawah dapat membuat akhir minggu kamu semakin berwarna.


Vault!

Di antara sekian banyak game endless runner, developer Nitrome menghadirkan game serupa dengan mekanisme yang cukup unik. Game terbaru mereka Vault! menghadirkan aksi berlari di platform tak berujung dengan menggunakan galah.

Kamu akan berperan menjadi berbagai karakter lucu yang berusaha menempuh jarak sejauh mungkin dengen berbekal sebilah galah. Layaknya cabang olahraga atletik lompat galah, kamu harus menghindari berbagai rintangan dan melewati celah lebar dengan menggunakan galah sebagai pijakan.

App Info
Vault!
Nitrome -  Jul 22, 2015
Genre:  Games, Arcade, Action
Size:  59.04 MB
Installs:  N/A
Gratis

Download

Fingers of Fury

Gameplay Fingers of Fury mengingatkan saya pada game Fist of Fury yang saya mainkan tahun lalu. Kamu akan berperan sebagai pendekar kungfu yang seorang diri dikepung oleh banyak musuh sekaligus. Para musuh ini tidak segan-segan menebas kapak yang mereka pegang bila kamu terlambat menghujamkan bogem mentah.

Fingers of Fury akan menantangmu melewati level demi level yang tersedia sejauh mungkin. Setiap level memiliki jumlah maupun komposisi musuh yang unik. Pergerakan musuh di setiap level juga dibuat acak, sehingga keberhasilanmu bertahan melawan para musuh sepenuhnya tergantung dari kecepatan refleks dan ketepatan pengambilan keputusan.

App Info
Fingers of Fury
Dynamighty -  Jul 23, 2015
Genre:  Games, Action, Arcade
Size:  69.72 MB
Installs:  N/A
Gratis

Download

Prune

Prune menghadirkan warna baru pada koleksi game puzzle di perangkat Apple. Kamu diminta untuk membantu pertumbuhan sebuah pohon agar mencapai cahaya dan akhirnya berbunga. Untuk mencapai objektif ini, kamu harus menentukan arah pohon tumbuh dan menebang cabang-cabang yang tumbuh tidak optimal.

Sebagai karya perdana dari developer Joel McDonald, Prune memiliki kualitas grafis dan audio yang minimalis namun sangat berkesan. Tampilan visual pada game ini menggunakan grafis vektor dengan warna-warna dasar serta memanfaatkan siluet. Selain itu, musik latar yang terdapat di sepanjang game dapat memberikan efek rileks bagi para pemainnya.

App Info
Prune
Joel Mcdonald -  Jul 22, 2015
Genre:  Games, Entertainment, Family, Puzzle
Size:  58.82 MB
Installs:  N/A
45000

Download

Gabriel Knight: Sins of the Fathers 20th Anniversary Edition

Gabriel Knight: Sins of the Fathers merupakan game pertama dari seri Gabriel Knight yang dirilis tahun 1993. Pemain akan berperan sebagai Gabriel Knight, seorang pemilik toko buku serta penulis novel amatir, yang ikut menyelidiki berbagai kasus pembunuhan di sekitarnya sebagai bahan cerita novel. Penyelidikan yang ia lakukan membawanya ke fakta yang tidak diduga-duga sebelumnya, hingga bahkan berkaitan dengan hal supernatural.

Versi remake dari Gabriel Knight: Sins of the Fathers menampilkan grafis yang jauh lebih bagus dibandingkan game orisinalnya. Alih-alih grafis piksel, di sini pemain akan menikmati grafis 3D yang indah. Selain itu, soundtrack dari game orisinalnya juga diaransemen ulang oleh sang komposer asli.

Versi Remake dari Gabriel Knight: Sins of the Fathers Akan Dirilis di Tablet iOS dan Android

App Info
Gabriel Knight: Sins of the Fathers 20th Anniversary Edition
Phoenix Online Studios -  Jul 22, 2015
Genre:  Games, Puzzle, Entertainment, Adventure
Size:  1.64 GB
Installs:  N/A
Gratis

Download

Cally’s Cave 3

Uh-oh, orang tua Cally diculik oleh penjahat keji bernama Herbert yang bermaksud melakukan eksperimen jahat. Untuk menyelamatkan kedua orang tuanya, Cally berkelana ke gua-gua berbekal berbagai senjata mematikan untuk menghadapi berbagai monster yang menghadang.

Cally’s Cave 3 menghadirkan fitur dan gameplay yang cukup dalam untuk sebuah game action platformer pada perangkat mobile. Kamu dapat bertualang melewati 8 zona berbeda, menghadapi 20 tipe musuh, menggunakan 89 jenis senjata, hingga menaklukkan 120 jumlah level untuk menyelamatkan kedua orang tua Cally.

App Info
Cally's Caves 3
Jordan Pearson -  Jul 21, 2015
Genre:  Games, Entertainment, Adventure, Action
Size:  62.44 MB
Installs:  N/A
Gratis

Download

Cublast

Setelah tersedia di Windows Phone dan Android, developer ThinkFast Studio akhirnya merilis versi iOS dari game Cublast. Mereka mendeskripsikan karya perdana mereka sebagai game ketangkasan di mana para pemainnya akan ditantang untuk mengendalikan sebuah bola. Tidak hanya sekadar mengendalikan, pemain harus berusaha menghindari semua jebakan maupun celah yang berbahaya.

Pengendalian bola pada Cublast didesain dengan menggabungkan fungsi akselerometer dan sensor sentuhan pada perangkat portabel. Kamu harus memiring-miringkan perangkat sambil sesekali menyentuh layar agar bola dapat bergulir dan melompat ke arah yang tepat. Walaupun tampilan grafis pada game ini terlihat biasa saja, namun gameplay serta skema pengendalian yang dirancang developer dijamin memberikan keseruan tersendiri.

App Info
Cublast
ThinkFast Studio -  Jul 19, 2015
Genre:  Games, Arcade, Puzzle
Size:  43.2 MB
Installs:  N/A
Gratis

Download

The Long Siege

Anomaly Studios menggabungkan match-3 dengan strategi melalui karya mereka The Long Siege. Kamu akan mengendalikan sekelompok prajurit mengepung benteng musuh siang dan malam. Uniknya, komando terhadap prajurit yang kamu pimpin dilakukan sepenuhnya melalui sistem match-3 secara real-time.

Selain memberikan rasa baru pada genre match-3, Anomaly Studios juga menampilkan grafis dan audio yang spesial. Trailer yang mereka unggah memperlihatkan gambar 2D yang cerah, halus serta kaya animasi. Musik latar yang menemani permainan juga menggunakan biola sebagai tema utama yang jarang ditemukan pada game serupa.

The Long Siege Menggabungkan Match-3 dan Strategi Secara Real-Time

App Info
The Long Siege
Anomaly Studios Pte Ltd -  Jul 23, 2015
Genre:  Games, Puzzle, Entertainment, Role-Playing
Size:  100.43 MB
Installs:  N/A
23000

Download

Stupid Zombies 3

Arya W. Wibowo – Apa yang terjadi jika wabah zombi justru menghasilkan zombi yang bodoh? Hasilnya adalah kita dapat dengan leluasa membunuh mereka kembali (karena mereka memang sudah mati) dan memiliki seluruh waktu di dunia untuk melakukannya. Ya, di Stupid Zombies 3 para zombi akan berdiri dengan pasrah menunggu dieksekusi.

Tantangannya di sini adalah kamu harus menggunakan senjatamu dalam batas langkah tertentu untuk membunuh zombi sejumlah yang tertera pada misi. Ada tiga jenis zombi yang harus kamu hancurkan di setiap level. Untuk menang, pastikan setiap jenis zombi yang kamu hancurkan sesuai dengan angka target yang ada, atau malah lebih supaya mendapatkan penghargaan bintang tiga.

Stupid Zombies 3 – Saat Zombi Pasrah Ditembaki

App Info
Stupid Zombies 3
GameResort -  Jul 03, 2015
Genre:  Casual
Size:   41M
Installs:   10,000 - 50,000
Gratis

Download

To-Fu Fury

To-Fu Fury adalah game platformer yang awalnya dirilis eksklusif untuk Fire OS buatan Amazon. Ini adalah game keempat dari Amazon Game Studios yang rilis di iOS setelah Lost Within, Til Morning’s LIght, dan Tales from Deep Space.

Apabila biasanya tahu yang kamu akan makan tergeletak tidak berdaya di piring, maka tahu di game ini sangat berbeda dengan yang biasa kamu temukan. Karakter utama si To-Fu adalah sebuah tahu yang mampu melompat dengan lincah, menempel di dinding, dan beraksi mengalahkan para ninja hingga robot raksasa!

Empat Game Eksklusif di Fire OS Ini Ternyata Akan Dirilis Juga di iOS

App Info
To-Fu Fury
Amazon Game Studios -  Jul 23, 2015
Genre:  Games, Action, Puzzle
Size:  297.35 MB
Installs:  N/A
23000

Download

The post Kumpulan Game iPhone & iPad Terbaru Minggu Ini: Vault!, Fingers of Fury, Prune, Gabriel Knight: Sins of the Fathers, dan Lainnya appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Gila Belanja Produk Fashion? Coba Aplikasi Stylefeed

Posted: 22 Jul 2015 11:31 PM PDT

Penjual online kini memang sudah tidak terhitung jumlahnya. Banyaknya penjual ini memberikan dua dampak berlawanan bagi pembeli, selain diuntungkan dengan banyaknya pilihan, pembeli tentunya juga akan merasa kebingungan dengan banyaknya produk yang ditawarkan. Untuk mengatasi hal tersebut, developer asal Yogyakarta, GIT Indonesia mengembangkan aplikasi bernama Stylefeed.

Aplikasi ini bisa dikatakan sebagai laman media sosial yang menyajikan feed dari berbagai produk yang ditawarkan oleh e-commerce dan toko online di bidang fashion. Saat ini, sudah ada sekitar 129 profil e-commerce dan toko online di aplikasi ini.

Stylefeed menyajikan tiga fitur utama, yakni Hot, Feed, dan Shop. Saat membuka aplikasi Stylefeed, pengguna diarahkan untuk melakukan pendaftaran atau login. Namun bila tidak berkenan, pengguna dapat langsung masuk ke laman utama dengan pilihan Skip.

Di laman Hot, pengguna akan melihat jajaran Recommendation Shop, Fashion Trends, Fashion Set, dan Trending Product dari toko online di dalamnya. Untuk fitur Feed, pengguna akan melihat jajaran produk dari toko online yang telah di-follow.

screenshot aplikasi stylefeed

Ya, fitur Feed ini layaknya Instagram dengan konten update dari para toko online yang diikuti. Dan yang terakhir, fitur Shop berisi jajaran 129 toko online yang diurutkan berdasarkan alfabet. Beberapa nama besar juga telah bergabung di Stylefeed, seperti Zalora, HijUp, dan BerryBenka.

Konsep yang dibawa memang tidak jauh berbeda dengan Instagram. Setiap toko online ini akan memiliki lamannya sendiri, lalu pengguna bisa mem-follow beberapa toko online sekaligus guna menerima notifikasi terkait informasi promo atau diskon. Pengguna sendiri bisa langsung membeli produk yang mereka sukai. Bagaimanapun, untuk melakukan transaksi tersebut, mereka diharuskan untuk mendaftar terlebih dahulu.

Masing-masing toko online dapat mendesain laman katalognya dengan beragam jenis layout. Terlebih bagi Anda yang memiliki toko online dan ingin bergabung di aplikasi ini, tersedia laman khusus untuk mendaftarkan toko.

Berdasarkan AppAnnie, aplikasi ini telah resmi beroperasi sejak Februari 2015 dan melakukan pembaruan di Juli 2015. Hingga saat ini, Stylefeed sudah mendapat lebih dari 1.000 unduhan. Sayangnya aplikasi ini baru tersedia untuk platform Android dan menurut situsnya, baru akan tersedia di perangkat iOS dalam beberapa waktu mendatang.

Baca juga: Ingin Beli Baju Lebaran? Berikut Kumpulan E-commerce Fashion Muslim Indonesia untuk Referensi Anda

Secara keseluruhan, aplikasi Stylefeed memiliki tampilan minimalis dan mudah dipahami pengguna. Namun sayangnya, dibutuhkan data internet di smartphone untuk mengaksesnya. Bila dalam kondisi internet lambat, tampilan aplikasi juga akan sangat lambat dalam memuat gambar. Bisa dikatakan, aplikasi ini sangat membantu para pelaku bisnis online, terutama di bidang fashion sebagai 'lapak' berjualan dan menjaring lebih banyak konsumen.

Kelebihan

  • UI dan UX simpel, sehingga mudah dipahami
  • Tampilan laman tiap toko online minimalis dengan foto produk menarik
  • Ukuran aplikasi hanya 11 MB, minimalis untuk smartphone
  • Pengguna terdaftar bisa langsung melakukan pembelian

Kekurangan

  • Bila koneksi internet pengguna buruk, proses loading aplikasi akan sangat lambat
  • Beberapa pengguna mengeluhkan proses daftar dan login yang berbelit
  • Tidak ada laman pengaturan bagi pengguna

Di Indonesia sendiri, sudah terdapat banyak aplikasi yang dapat digunakan untuk berjualan. Namun untuk bidang fashion, Stylefeed berhadapan langsung dengan Shopee yang telah merambah ke berbagai negara, seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.

App Info
Stylefeed
JOIN TEAM -  Jul 09, 2015
Genre:  Shopping
Size:   11M
Installs:   1,000 - 5,000
Gratis

Download

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post Gila Belanja Produk Fashion? Coba Aplikasi Stylefeed appeared first on Tech in Asia Indonesia.

[UPDATE] #HackJak Kembali Diselenggarakan dengan Tema Layanan Publik dan Pariwisata

Posted: 22 Jul 2015 10:38 PM PDT

[Update: Kami pemperbarui informasi hadiah pemenang HackJak dan tanggal pendaftaran terakhir sesuai dengan informasi dari panitia #HackJak]

Kompetisi pemanfaatan Open Data milik Pemprov DKI Jakarta yang bertajuk #HackJak kembali digelar. Kali ini tema dari HackJak2015 adalah layanan publik dan pariwisata DKI Jakarta. Kompetisi HackJack tahun ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu SCRAPATHON, VISUALTHON, dan HACKATHON.

SCRAPATHON merupakan kompetisi scrapping dimana peserta ditantang untuk mengubah data menjadi lebih baik menggunakan aplikasi yang sudah disediakan seperti Optical Character Recognition dan Tabula. Contoh dari perubahan data tersebut adalah berkas data hasil scan dengan format PDF yang perlu diubah menjadi berkas dengan ekstensi CSV atau Excel sehingga data lebih mudah dipahami.

VISUALTHON merupakan kompetisi untuk membuat infografis yang ramah dan mudah dibaca oleh masyarakat menggunakan Open Data yang telah disediakan.

Sedangkan HACKATHON merupakan kompetisi pembuatan aplikasi, game, atau API menggunakan portal data DKI Jakarta dan sumber resmi lainnya. Aplikasi tersebut bisa dibuat untuk berbagai platform mulai dari aplikasi mobile, web, hingga desktop.

Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang kompetisi HackJak2015 ini, Anda bisa mengikuti roadshow yang akan dilaksanakan di sejumlah wilayah di Jakarta. Jadwal roadshow tersebut bisa Anda lihat di sini. Dan bagi Anda yang berminat mengikuti kompetisi ini bisa langsung mendaftar sebelum tanggal 31 Juli 2015 pada situs HackJak.

Baca juga: Distro Dojo, Program Akselerator dari 500 Startups untuk Startup di Asia Tenggara
Selain mendapat hadiah uang tunai dan sertifikat, para pemenang kompetisi ini akan mendapat beberapa penawaran. Pertama untuk kompetisi HACKATHON, para pemenang akan mendapat dua pilihan, yaitu mengikuti inkubasi bersama dengan East Ventures1 atau memilih inkubasi bersama Pemprov DKI Jakarta. Disamping itu pemenang HACKATHON juga mendapat Experience Point dari Dicoding dengan nilai yang setara dengan Rp50 juta, dan kesempatan untuk mengikuti kompetisi pitching pada acara Making All Voice Count dengan potensi pendanaan hingga Rp1 miliar.

Kedua, hasil karya pemenang SCRAPATHON nantinya akan menjadi milik dan dipergunakan oleh Pemprov DKI Jakarta. Ketiga, untuk pemenang VISUALTHON, 10 karya terbaik akan menjadi milik Pemprov DKI Jakarta dengan penulisan kredit bagi si pembuat di setiap karya infografis tersebut.

(Diedit oleh Lina Noviandari)


  1. Keterangan: Tech in Asia merupakan salah satu media partner dari HackJak2015, sementara East Ventures juga berinvestasi di Tech in Asia. Baca halaman etika kami untuk informasi lebih lanjut.

The post [UPDATE] #HackJak Kembali Diselenggarakan dengan Tema Layanan Publik dan Pariwisata appeared first on Tech in Asia Indonesia.

CodePolitan Ingin Menjadi Rumah Bagi Para Programmer di Indonesia

Posted: 22 Jul 2015 10:38 PM PDT

Saat ini profesi programmer semakin banyak dicari di ranah industri teknologi. Dengan kebutuhan yang semakin tinggi, lulusan IT yang berprofesi sebagai programmer juga bertambah banyak. Melihat peluang tersebut, CodePolitan mencoba untuk menjadi rumah bagi para programmer di Indonesia dengan menyajikan portal seputar dunia pemrograman.

Pada awalnya, tim di balik CodePolitan yang beranggotakan 9 orang mahasiswa mencoba memulai dengan meluncurkan majalah pemrograman gratis bernama NyankodMagz di tahun 2012. NyankodMagz berisikan konten-konten untuk membantu belajar pemrograman dan konten hiburan terkait dalam bentuk komik dan ilustrasi. Namun setelah terbit 17 edisi, tim akhirnya harus vakum. Barulah di penghujung tahun 2013, mereka berkumpul kembali dan meluncurkan CodePolitan pada 17 Mei 2014.

Kresna (tengah) CEO dan Co-Founder CodePolitan

Kresna (tengah) CEO dan Co-Founder CodePolitan

Semangat para founder terhadap pemrograman inilah yang membuat mereka akhirnya memfokuskan diri untuk merintis CodePolitan. “Karena kami adalah programmer, jadi itu semacam dorongan untuk membimbing umat programmer lain di Indonesia,” ucap Kresna, CEO dan Co-Founder CodePolitan.

Beragam fitur disajikan khusus untuk para programmer

Sebagai tempat bernaungnya para programmer di Indonesia, CodePolitan memiliki fitur yang lengkap. Berbagai fasilitas tersedia untuk memenuhi kebutuhan para programmer, mulai dari konten informatif untuk meningkatkan kemampuan pemrograman hingga hiburan ringan untuk melepas penat di kala stres.

Untuk menambah wawasan para programmer, CodePolitan menyajikan artikel-artikel terkait bahasa pemrograman, tool pemrograman, hingga informasi event atau konferensi terkait. Untuk konten hiburan, Codepolitan memiliki fitur komik dan juga meme yang menggambarkan kehidupan sehari-hari para programmer dengan konsep yang mirip dengan xkcd atau CommitStrip.

Meme Buatan Codepolitan

Meme Buatan Codepolitan

Selain itu, CodePolitan juga memberikan ruang bagi para programmer untuk memamerkan karyanya kepada masyarakat luas melalui fitur KaryaLokal. Sudah ada sekitar 130 karya yang ditampilkan di CodePolitan mulai dari produk aplikasi mobile, dekstop software, web, atau library buatan para developer lokal.

Baca juga: Dicoding menghubungkan developer lokal dengan pemilik proyek

Sambutan hangat dan feedback yang positif

CodePolitan bisa dikatakan belum memiliki kompetitor langsung di Indonesia. Sebagai yang pertama ingin menaungi para programmer di Indonesia, CodePolitan mendapatkan respon yang positif. Secara tidak langsung, CodePolitan memiliki target market yang sama dengan Dicoding. Namun peran CodePolitan dan Dicoding bisa dibilang saling melengkapi karena CodePolitan merupakan portal informasi sedangkan Dicoding adalah hub untuk developer bertemu dengan berbagai kompetisi dan mendapatkan hadiah.

Saat ini, Kresna mengklaim bahwa CodePolitan sudah memiliki 4.000 subscriber dengan lebih dari 1.500 pengunjung per hari, serta memiliki sekitar 16.000 fan di Facebook Fanpage mereka. Kresna mengatakan:

Sejak pertama kali online, alhamdulillah CodePolitan langsung disambut baik oleh programmer. Banyak yang antusias dengan CodePolitan, bahkan nggak sedikit juga yang bisa kami bilang sebagai fans garis keras.

Semua fitur yang ada di CodePolitan dapat dinikmati dengan cuma-cuma. Terkait monetisasi, CodePolitan saat ini masih mengandalkan iklan. Namun dalam waktu dekat, Kresna mengatakan bahwa pihaknya akan meluncurkan fitur Store untuk menjual merchandise di CodePolitan. Selain itu, CodePolitan juga berencana membuat fitur video tutorial berbayar sebagai sumber pemasukan tambahan.

Ingin membangun ekosistem programmer di Indonesia

CodePolitan bisa dibilang memiliki potensi besar untuk merangkul para programmer di Indonesia, serta mengembangkan kemampuan mereka. Dengan komunitas yang sudah cukup besar, banyak juga peluang untuk mengembangkan CodePolitan dengan fitur menarik lainnya. Contohnya adalah menjadikan CodePolitan sebagai penghubung bagi programmer seperti GeekList atau tempat melatih kemampuan dan berkompetisi seperti CodeChef.

Fitur Karya Lokal Pada CodePolitan

Fitur Karya Lokal Pada CodePolitan

Kresna mengatakan bahwa mimpi besar CodePolitan adalah ingin melihat semakin banyak programmer hebat di Indonesia. CodePolitan ingin menjadi solusi yang menjembatani para programmer untuk bisa memperdalam wawasannya dan mendorong mereka untuk bisa berkarya. Selain itu, melalui pendekatan komik dan meme buatan mereka, diharapkan bisa juga mendorong masyarakat awam untuk turut mengenal dunia pemrograman.

“Kami ingin membuat ekosistem yang baik untuk programmer di Indonesia. Untuk itu kami akan senantiasa bergerak dan berinovasi,” ujarnya.

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post CodePolitan Ingin Menjadi Rumah Bagi Para Programmer di Indonesia appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Stupid Zombies 3 – Saat Zombi Pasrah Ditembaki

Posted: 22 Jul 2015 09:25 PM PDT

Apa yang terjadi jika wabah zombi justru menghasilkan zombi yang bodoh? Hasilnya adalah kita dapat dengan leluasa membunuh mereka kembali (karena mereka memang sudah mati) dan memiliki seluruh waktu di dunia untuk melakukannya. Ya, di Stupid Zombies 3 para zombi akan berdiri dengan pasrah menunggu dieksekusi.

Tantangannya di sini adalah kamu harus menggunakan senjatamu dalam batas langkah tertentu untuk membunuh zombi sejumlah yang tertera pada misi. Ada tiga jenis zombi yang harus kamu hancurkan di setiap level. Untuk menang, pastikan setiap jenis zombi yang kamu hancurkan sesuai dengan angka target yang ada, atau malah lebih supaya mendapatkan penghargaan bintang tiga.

Stupid Zombies 3 | Screenshot 1 Stupid Zombies 3 | Screenshot 2

Terdapat tiga karakter dengan senjata pilihannya masing-masing, seperti senapan, flare, dan peluncur roket. Setiap senjata memiliki karakteristik berbeda-beda yang menuntut strategi berbeda pula. Senapan cocok untuk musuh di ruang terbuka, flare memiliki efek api yang bisa membakar zombi, sedangkan peluncur roket berguna untuk musuh yang tersembunyi.

Kamu akan menemukan banyak ledakan di game bernuansa puzzle kasual ini. Bagi kamu yang memiliki kesenangan terhadap kehancuran, sepertinya Stupid Zombies 3 adalah game yang cocok bagimu. Saya rasa game ini juga cocok untuk kamu yang menyukai game seperti Angry Birds dan sejenisnya.

App Info
Stupid Zombies 3
GameResort -  Jul 03, 2015
Genre:  Casual
Size:   41M
Installs:   10,000 - 50,000
Gratis

Download

The post Stupid Zombies 3 – Saat Zombi Pasrah Ditembaki appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Mengapa Fenomena Bubble Tidak Akan Terjadi Pada Industri E-commerce di Indonesia

Posted: 22 Jul 2015 09:06 PM PDT

Sebelumnya, mari kita kembali menengok 19 tahun lalu. Alan Greenspan, chairman US Federal Reserve Board saat itu, menggunakan istilah "kesuburan irasional" untuk menjelaskan tingginya semangat investor saat bubble dot-com di Amerika — salah satu fenomena yang cukup terkenal di penghujung abad 20 tersebut — mulai meledak.

Pada dasarnya, saat itu investor milik pemerintah dan swasta sangat yakin akan potensi perusahaan internet sampai cerita apapun yang menyangkalnya akan diabaikan. Ini membuat para pemain di pasar teknologi membentuk ekspektasi yang tidak realistis mengenai modal yang bisa mereka dapat, dan lebih buruk lagi, mengambil tindakan berdasarkan ekspektasi tersebut.

Akibatnya, beberapa perusahaan akhirnya runtuh. Pets.com yang menjual persediaan untuk hewan peliharaan secara online, misalnya, berhasil meraih IPO senilai $82 juta (sekitar Rp 1 triliun) IPO-nya di tahun 1999. Tapi perusahaan itu kemudian dilikuidasi 268 hari kemudian setelah menghabiskan lebih dari $80 juta (sekitar Rp 1 triliun) untuk biaya iklan. Modal mereka yang berjumlah $300 juta (sekitar Rp 4 triliun) juga hilang begitu saja beserta dengan perusahaan itu sendiri.

Contoh lain misalnya Webvan.com yang menjual barang belanja sehari-hari secara online. Dalam tiga tahun, perusahaan ini berhasil mendapatkan total pendanaan sampai $375 juta (sekitar Rp 5 triliun) dan punya valuasi $1,2 miliar (sekitar Rp 16 triliun). Tapi, 12 bulan kemudian, perusahaan itu melepas 2.000 pegawainya sebelumnya akhirnya bangkrut. Kisah Webvan ini sekarang menjadi cerita andalan untuk mengingatkan sisi buruk dari bubble. Perusahaan dengan model bisnis yang solid dan metrik sukses yang lebih baik seperti Amazon dan eBay memang bisa bertahan, tapi tetap dengan biaya yang besar. Mereka mengalami kerugian besar dan penurunan nilai saham. Tapi pada akhirnya mereka tetap bertahan dan sekarang punya valuasi lebih besar dibanding masa bubble tersebut..

Di Asia Tenggara, kita sedang melihat gejala yang sama, khususnya pada perusahaan e-commerce. Contoh kasusnya bisa diambil di berbagai negara Asia, tapi untuk membahas in secara lebih mendalam dan fokus, saya ingin membahas Indonesia saja, yang merupakan pasar yang paling besar dan diincar oleh mereka yang ingin menjadi perusahaan e-commerce besar. Karena sekarang tren e-commerce Indonesia sedang marak, apakah Jakarta tanpa sadar akan mengulang bubble dot-com di Silicon Valley di akhir tahun 90-an?

Apakah sudah ada FOMO untuk Indonesia?

Saya baru-baru ini mengenal istilah FOMO, atau Fear of Missing Out (takut ketinggalan). Misalya, Anda sudah memiliki tiket konser rock, tapi salah satu teman Anda yang cukup populer akan mengadakan pesta keren rahasia di suatu tempat. Mana yang akan Anda pilih?). Pelaku e-commerce asing yang sudah mulai melirik Indonesia — dengan populasi 250 juta orang dan pendapatan per kapita yang naik sekitar lima hingga enam persen berkat konsumerisme lokal — mengerti perasaan FOMO ini.

Lyall Taylor, associate director perusahaan layanan finansial global Macquarie Group di Jakarta menjelaskan fundamental siklus bubble (yang mengembung kemudian pecah).

"Biasanya, industrinya akan bertumbuh dengan cepat […] sehingga memberikan keuntungan pada investor awal. Keuntungan ini menarik perhatian media dan akhirnya memikat lebih banyak orang untuk ikut terlibat, sehingga membuat harga terus naik," kata Taylor. "Kenaikan harga mendorong munculnya tahap bubble ketika harga harga mulai naik dengan jauh lebih cepat. Kenaikan harga ini menjadi semakin spekulatif dan tidak mempertimbangkan faktor awal yang mendorong bubble atau tren tersebut muncul. Para spekulator juga mulai membentuk keyakinan emosional terhadap kenaikan harga yang akan datang karena melihat adanya kenaikan harga di masa lalu."

Menurut Lyall, dalam situasi ini, hasil akhir yang paling memungkinkan adalah jika bubble-nya bisa mengecil secara perlahan dan berurutan — yang sering disebut sebagai "pecah secara halus". Ini berarti harga di industri tersebut akan tetap stagnan selama beberapa tahun dan hal-hal penting di sebuah sektor di industri tesebut punya waktu untuk mengikuti trennya. Namun di sisi lain, kemungkinan terburuk yang bisa terjadi adalah bubble yang sangat cepat dan tidak berurutan, dan membuat semua orang panik. Jika ini terjadi, Lyall mengatakan bahwa orang yang bisa mengambil keuntungan di tengah kondisi ini adalah orang yang dengan tepat sadar akan adanya fenomena bubble dan menempatkan diri di posisi yang bisa mengambil keuntungan ketika kondisi pasar sedang menurun.

Di Indonesia, industri e-commerce berkembang dengan cepat. Meskipun Lyall tidak menggunakan istilah FOMO, dia mengemukakan kemiripan antara keyakinan investor di e-commerce Asia Tenggara saat ini dan fenomena bubble dot-com di Amerika. Ia mengatakan:

Satu kemiripannya adalah investor menganggap pertumbuhan yang terjadi akan terus berlangsung dan peluang sukses perusahaan teknologi akan sangat besar, meskipun semua itu tidak pasti.

Meskipun berbagai aset e-commerce saat ini juga dibanderol tinggi, Lyall menambahkan bahwa satu perbedaannya adalah Asia Tenggara tidak mengubah sesuatu atau membuat sesuatu yang baru, tapi hanya mengadopsi dan mengikut tren yang sudah ada di negara-negara lain. Lyall bahkan merasa bahwa meramalkan tren di e-commerce Asia Tenggara sebenarnya lebih mudah jika dibandingkan dengan apa yang terjadi di Amerika Serikat.

Jika Indonesia memang mengalami bubble e-commerce, hanya sedikit orang yang akan merugi lebih besar dari Adrian Vanzyl, CEO Ardent Capital, VC dan pembuat perusahaan asal Thailand yang berfokus hampir seluruhnya ke e-commerce dan e-commerce enabling di Asia Tenggara.

Adrian juga sempat merasakan bubble dot-com. Ia pernah bekerja di perusahaan bernama [LookSmart(http://www.looksmart.com/), sebuah mesin pencari yang terdiri dari beberapa orang co-founder asal Australia yang berani bersaing langsung dengan Yahoo. Saat itu pasarnya cukup marak, dan LookSmart bahkan terdaftar di NASDAQ, serta sempat punya valuasi sampai $3,5 juta (sekitar Rp 46 miliar). "Valuasi mereka sebenarnya sesuai dengan pendapatan yang mereka punya," kata Adrian. "Tapi saat itu, semua orang yakin bahwa perusahaan kami tidak akan pernah surut sama sekali."

indonesia e-commerce bubble adrian vanzyl

Adrian Vanzyl, Co-Founder dan CEO Ardent Capital

Selain melahirkan aCommerce, penyedia layanan e-commerce yang cukup terkenal di Asia Tenggara, beberapa minggu terakhir ini, Ardent meluncurkan e-commerce khusus wanita bernama Moxy, dan e-store perlengkapan kantor bernama Bizzy di Jakarta. Ardent melihat Indonesia sebagai pasar yang memang tidak bisa diabaikan, dan Adrian tidak ragu mengakui FOMO yang dia alami terhadap Big Durian. Lebih lanjut ia mengatakan:

Di Asia Tenggara, Indonesia adalah pasar yang saat ini, atau setidaknya awal tahun depan, paling besar dan paling penting. Siapapun yang punya strategi regional tapi tidak punya keberadaan yang solid di Indonesia akan tertinggal.

Ardent dan aCommerce tahun lalu melakukan taruhan yang berani di Indonesia dengan menambah jumlah tim utamanya sampai 400 orang. Adrian mengatakan bahwa Ardent melakukan itu untuk mengantisipasi melonjaknya pendapatan industri e-commerce di Indonesia awal tahun depan — sampai lebih tinggi dari Thailand dan menjadi pasar paling subur di Asia Tenggara. "Tren itu terjadi jauh lebih cepat dari yang kami prediksi," jelasnya. "Bahkan, pendapatan aCommerce di Indonesia saja sudah melampaui Thailand bulan lalu, dan itu enam bulan lebih awal dari rencana." Tapi bila melihat secara objektif, ketertarikan Adrian pada ranah e-commerce Asia Tenggara membuatnya berada dalam posisi bias seperti halnya industri itu sendiri. Meski begitu, ia mengaku banyak mendapatkan manfaat dari menaruh perhatian lebih pada di industri ini.

Baca juga: Ardent Capital Kucurkan Rp 33 miliar untuk E-commerce Peralatan Kantor Bizzy
 

Donald Wihardja, partner sebuah VC Indonesia bernama Convergence Ventures mungkin tidak akan bergitu terpengaruh, karena perusahaannya belum membuat gerakan yang berfokus pada e-commerce di Indonesia (meskipun mereka memang melakukan investasi ke IndoTrading, sebuah direktori UKM B2B). Selain itu, Donald juga mantan kepala divisi riset di Indonesia E-commerce Association.

Ia menggunakan Tokopedia sebagai contoh. "Semua orang merasa bahwa investasi sebesar $100 juta (sekitar Rp 1,3 triliun) untuk Tokopedia itu terlalu besar. Tapi kita tidak tahu, karena kita memang tidak tahu pasti valuasi Tokopedia," kata Donald. "Tapi apakah modelnya bisa berjalan secara berkelanjutan? Bisakah Tokopedia tumbuh menjadi perusahaan e-commerce bernilai miliaran dolar? Tentu bisa. Sektor retail di Indonesia memiliki valuasi sekitar $200 miliar (sekitar Rp 2.600 triliun). Berarti, dalam satu kali valuasi pasar, satu Tokopedia yang bernilai $1 miliar (sekitar Rp 13 triliun) bisa melayani 0,5 persen seluruh ruang di industri retail, dan itu tentu bisa dicapai."

indonesia e-commerce bubble donald

Donald Wihardja, Partner Convergence Ventures

India Kecil

Beberapa orang berspekulasi bahwa potensi pertumbuhan dan pasar e-commerce, di Indonesia akan menyaingi India. Dengan populasi lebih dari 1,25 miliar orang dan lebih dari 243,2 juta di antaranya adalah pengguna internet, dalam beberapa tahun terakhir saja, India sudah menghasilkan beberapa e-commerce unicorn (perusahaan yang punya valuasi lebih dari $1 miliar atau sekitar Rp 13 triliun). Flipkart adalah salah satu contohnya, dan punya valuasi lebih dari $15 miliar (sekitar Rp 200 triliun. Snapdeal adalah contoh yang lain dengan valuasi lebih dari $1 miliar ditambah investasi sebesar $627 juta ( sekitar Rp 8,4 triliun) yang dipimpin oleh SoftBank dari Jepang.

Meskipun populasinya tidak sebesar India, Indonesia tetap merupakan negara keempat terbesar di dunia dengan populasi 250 juta orang. Penetrasi internetnya juga sudah mencapai angka 30 persen, naik 10 persen dari prediksi tahun lalu. Ini berarti lebih dari 75 juta orang sudah pernah mengakses internet (angkan tersebut akan lebih besar jika Anda menghitung orang-orang yang mengakses internet hanya dari handphone). Di Indonesia, ada beberapa calon e-commerce yang berpotensi menjadi unicorn. Salah satunya adalah Tokopedia. Selain itu, ada juga marketplace B2B Lazada Indonesia, serta situs e-ticketing Traveloka.

indonesia e-commerce bubble tokopedia

Baca juga: Tokopedia Dapatkan Pendanaan $100 juta

Sharad Sharma, Co-Founder iSPIRIT, sebuah situs kumpulan pengetahuan dan wawasan yang bertujuan mengubah India menjadi sebuah hub untuk produk software generasi baru, mengatakan bahwa nilai perusahaan e-commerce di India memang terlalu tinggi. Sharad mengatakan kepada The Economic Times:

Satu-satunya pertanyaan adalah 'bagaimana sebuah bubble bisa surut?' […] Saat ini, Flipkart punya valuasi sekitar $500 (sekitar Rp6,7 juta) per pengguna yang melakukan transaksi. Angka itu sebanding dengan jumlah yang dibayar Vodafone ke Hutch di tahun 2007 — yang merupakan akuisisi operator mobile terbesar. Flipkart sudah berubah dari perusahaan kecil menjadi satu-satunya risiko terbesar bagi ekosistem teknologi. Saya harap perusahaan ini tidak hancur begitu saja.

Jika Anda melihat pertumbuhan e-commerce B2B di tahun 2014, Indonesia ada di peringkat kedua dengan pertumbuhan hingga 45,1 persen, hanya tertinggal di belakang China yang pertumbuhannya 63,8 persen. "Coba tebak siapa di peringkat tiga? India dengan pertumbuhan 31,5 persen," tambah Adrian. "Indonesia dan India memang mirip karena punya ekonomi yang besar dan sedang berkembang dengan populasi terpencil yang berjumlah besar. Keduanya juga punya perbedaan penghasilan yang cukup terjal, 33,6 persen untuk India, dan 38,1 untuk Indonesia. Keduanya punya ruang untuk perbaikan.

Donald juga mengakui. "Ya, sepanjang perjalanan, akan ada beberapa bubble. Tapi hanya akan melihatnya ketika beberapa perusahaan teknologi Indonesia berhasil mencapai valuasi $1 miliar (sekitar Rp 13 miliar) atau lebih," katanya. "Memang, India punya populasi lima kali lebih besar dari Indonesia, tapi pendapatan per kapita India hanya setengah dari Indonesia. Jadi, kita tidak perlu khawatir akan bubble di Indonesia ketika negara ini punya 50 persen jumlah perusahaan dengan valuasi $1 miliar (Rp 13 miliar) di India.

Menurut Adrian, di tahun 2014, ada 84 investasi e-commerce yang di India, dan 12 di Indonesia. Ia memprediksi Indonesia akan semakin maju seiring semakin bagusnya pertumbuhan dan adanya akuisisi regional seperti Luxola yang memperlihatkan bahwa pasar Asia Tenggara memang sudah siap untuk memasuki gebrakan yang lebih besar.

"Meski begitu, Indonesia memiliki risiko untuk masuk ke zona bubble jika dan saat ada perusahaan e-commerce yang bisa menjadi pemenang pasar ke depannya," Lyall mengingatkan. "Bagi banyak segmen e-commerce, halangan untuk masuk ke pasar ini sangatlah rendah. Ketika halangan ini dilupakan, […] investor akan mulai membeli saham perusahaan teknologi untuk mendapat modal dengan cepat, dan bukan berdasarkan analisa prospek jangka panjang perusahaan tersebut.

indonesia e-commerce bubble flipkart

Isolasi keluarga?

Situasi di Indonesia, dan sebagian besar Asia Tenggara, secara fundamental berbeda dari apa yang terjadi di Amerika. Satu perbedaan kuncinya adalah perusahaan teknologi Indonesia tidak tertarik untuk masuk ke ranah publik atau Indonesian Stock Exchange (IDX), dan itu tidak salah, karena di awal bulan ini, IDX disebut sebagai pasar saham yang performanya paling buruk di Asia. Jika startup teknologi di Indonesia ingin IPO, mereka harus masuk ke pasar asing seperti Hong Kong Stock Exchange (SEHK) atau Australian Securities Exchange (ASX).

Perbedaan lain adalah fakta bahwa sebagian besar ekonomi lokal dikendalikan oleh lima sampai 10 keluarga konglomerat, dan perusahaan-perusahaan swasta ini punya atau sudah melahirkan pelaku e-commerce besar, misalnya MatahariMall miliki Lippo Group.

"Semua keluarga besar ini tidak hanya ada di Indonesia, tapi di seluruh Asia Tenggara, mulai melirik sektor e-commerce di tanah air," kata Adrian. "Secara teori, jika bubble-nya pecah, saya rasanya perusahaan-perusahaan tidak akan hancur begitu saja berkat besarnya investasi yang ada saat ini serta banyaknya investor swasta dan konglomerat besar.

Tapi Lyall tidak begitu setuju. Menurutnya, konglomerat di Indonesia tidak akan punya kekuatan jika bubble yang ada pecah. "Sifat alami internet cukup demoktratis dan punya halangan masuk yang rendah untuk perusahaan baru," jelasnya. "Jika ini terjadi, konglomerat yang kuno tidak akan punya pengaruh yang kuat terhadap evolusi industri ini. Selain itu, bahkan konglomerat yang kuat sekalipun tidak bisa mengatur harga aset."

Untuk opsi exit untuk perusahaan e-commerce Indonesia yang akan menjadi unicorn, dalam waktu dekat, akuisisi asing dari perusahaan seperti Amazon atau Alibaba akan jadi target utama startup lokal, dan bukan IPO.

Adrian juga mendukung teori ini. "Dalam jangka pendek atau menengah, 95 persen perusahaan akan exit melalui M&A dan bukan melalui IPO," katanya. Kebanyakan dari mereka tidak akan layak untuk terdaftar di bisnis yang lebih besar." Tapi, untuk pelaku regional yang besar seperti Lazada Group atau GrabTaxi, ia yakin bahwa valuasi perusahaan-perusahaan tersebut sudah sangat tinggi sehingga tidak punya pilihan lain selain IPO.

Jadi, apakah Indonesia akan menyaksikan fase awal dari siklus bubble e-commerce yang mirip dengan India dan bubble dot-com di Amerika? Ketiga narasumber kami mengatakan "tidak juga".

Berdasarkan data Macquarie, Lyall mengatakan, "Saat in ada banyak sensasi yang muncul pada potensi perkembangan e-commerce di Indonesia. Tapi, tidak ada tanda-tanda bubble yang terlihat di harga aset teknologi."

Adrian juga mengutarakan pendapat yang sama, "Di semua kasus [bubble dot com], valuasi pasarnya tidak terlalu tinggi. Tidak satupun dari perusahaannya memiliki pendapatan (setelah membayar pajak) yang membuat valuasi mereka memang masuk akal. Tapi semua orang yakin perkembangan industrinya akan terus berlangsung. Apakah Asia Tenggara berada dalam kondisi yang sama? Sama sekali tidak."

(Diterjemahkan oleh Yasser Paragian dan diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Mengapa Fenomena Bubble Tidak Akan Terjadi Pada Industri E-commerce di Indonesia appeared first on Tech in Asia Indonesia.

No comments:

Post a Comment

Sponsor

Latest Game News

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sponsor

pasang iklan baris gratis