Ads

Sunday, September 13, 2015

Game Di Indonesia

Game Di Indonesia


Fantastic Plastic Squad – Game Shooter untuk Mobile dari Mantan Produser Medal of Honor

Posted: 13 Sep 2015 06:40 PM PDT

Greg Goodrich pernah bekerja di EA dengan jabatan sebagai executive producer dan kepala studio game yang bertanggung jawab terhadap seri game FPS Medal of Honor. Ia kini telah keluar dari EA dan mendirikan studio game sendiri bernama Pound Sand yang berfokus kepada pengembangan game mobile. Karya perdananya yang saat ini tengah ia kerjakan berjudul Fantastic Plastic Squad, sebuah game shooter yang rencananya akan dirilis sebelum tahun 2015 berakhir.

Fantastic Plastic Squad mengusung genre third person shooter berlatar mainan figure dan robot di era 80-an yang dapat dimainkan secara offline. Ia mengakui telah menyiapkan sedikitnya 125 misi di mode single player yang dapat dimainkan dan diselesaikan sendirian.

Fantastic Plastic Squad | Screenshot 1

Tampaknya fitur andalan dari Fantastic Plastic Squad adalah mode multiplayer layaknya game FPS pada PC maupun console. Setiap pemain akan menjadi anggota dari dua kubu yang bersitegang untuk memperebutkan kendali atas sebuah rumah di medan pertempuran. Para pemain akan bekerja sama dalam tim, unjuk keterampilan, serta beradu strategi untuk menjadi pemenang.

Selain pertempuran multiplayer online, pemain juga akan diberikan kebebasan untuk melakukan kustomisasi karakter hingga menjadi unik. Setiap karakter dapat dilengkapi dengan persenjataan maupun baju berbeda yang memberikan tampilan dan kemampuan khas. Pemain bahkan dapat meminjamkan karakter yang telah dibangun kepada teman dan mendapatkan bagian dari harta yang diperoleh saat pertempuran berakhir.

Fantastic Plastic Squad | Screenshot 2

Sebagai game multiplayer online di platform mobile yang lebih cocok dimainkan sebentar-sebentar, Greg menyebutkan bahwa pihaknya telah mendesain emergency switch bila pemain terpaksa harus menelantarkan permainan di tengah-tengah permainan. Pemain cukup melakukan tap pada sebuah tombol virtual pada layar sehingga kendali karakter beralih kepada AI.

Fantastic Plastic Squad rencananya akan diluncurkan di iPhone dan iPad serta Apple TV dengan optimisasi skema pengendalian menggunakan remote maupun controller eksternal lain. Belum ada video gameplay resmi di game ini, namun kamu yang penasaran bisa melihat video trailer pembuka di bawah.

Sumber: Polygon

The post Fantastic Plastic Squad – Game Shooter untuk Mobile dari Mantan Produser Medal of Honor appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Trailer Baru Starcraft: Legacy of the Void Memperlihatkan Adegan Epik yang Membuat Saya Bernostalgia Kembali dengan Bangsa Protoss

Posted: 13 Sep 2015 05:43 PM PDT

Beberapa jam yang lalu, Blizzard Entertainment telah merilis sebuah video sinematik dari ekspansi terbaru Starcraft 2 berjudul Legacy of the Void. Sesuai campaign permainannya yang berfokus pada faksi Protoss, video berdurasi tiga menit tersebut memperlihatkan sebuah pertarungan epik antara bangsa Protoss melawan monster alien bebuyutan mereka, Zerg.

Bagi kamu yang mengikuti setiap cerita dari serial game Starcraft, kamu pastinya sudah tidak asing lagi dengan konflik antara kedua ras alien ini di setiap iterasinya. Ekspansi Legacy of the Void sendiri merupakan bagian penutup dari rangkaian dua cerita campaign Starcraft 2 sebelumnya, Wings of Liberty dan Heart of the Swarm.

Starcraft Legacy of the Void | screenshot

“For Aiur!!”

Terus terang bagian paling seru dari trailer tersebut adalah ketika melihat dua penyihir Templar Protoss bergabung menjadi satu untuk menjadi unit Archon. Sekedar informasi, Archon merupakan salah satu unit terkuat Protoss yang sudah ada semenjak kehadiran Starcraft pertama.

Meskipun memiliki jumlah shield paling besar di antara semua unit Protoss, sayangnya Archon memiliki nyawa paling sedikit sehingga bisa dengan mudah dikonter oleh lawan yang memiliki kemampuan EMP (seperti bangsa Terran).

Terlepas apakah kamu penggemar setia Protoss atau justru berpihak pada Zerg maupun Terran, yang jelas Starcraft 2: Legacy of the Void yang akan rilis pada 10 November nanti merupakan sesuatu yang patut untuk ditunggu kemunculannya.

The post Trailer Baru Starcraft: Legacy of the Void Memperlihatkan Adegan Epik yang Membuat Saya Bernostalgia Kembali dengan Bangsa Protoss appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Mahasiswa, Alternatif Lain Buat Kamu yang Galau Mau ke Mana Setelah Lulus Kuliah

Posted: 13 Sep 2015 08:13 AM PDT

Habis lulus mau lanjut ke mana? Ini pertanyaan yang paling sering muncul, bahkan sebelum kamu melepas toga dan menggenggam ijazah. Tidak bisa dipungkiri, persaingan memasuki dunia karier bagi para fresh graduate memang sangat ketat. Jumlah kursi yang disediakan perusahaan besar, tidak sebanding dengan jumlah sarjana yang mengantri wawancara di luar sana. Mau bisnis sendiri? Kamu merasa belum percaya diri dengan modal dan pengalaman yang kamu punya.

Sebetulnya, kalau kamu mau mencoba sesuatu yang anti-mainstream, kamu bisa bergabung dengan startup.

Startup, atau perusahaan yang baru saja berdiri, ternyata juga memiliki kebutuhan rekrutmen yang cukup tinggi. Tren startup, terutama startup teknologi yang saat ini tengah berkembang pesat, memerlukan anak-anak muda kreatif dengan passion dan semangat yang dapat memperkuat posisi startup dalam persaingan.

Yang membuat startup berbeda dengan perusahaan besar pada umumnya, tentu terletak pada budaya perusahaannya, regulasi, serta birokrasi. Terutama, jika kamu bekerja di perusahaan startup yang bergerak di creative industry. Kamu bebas mengenakan pakaian apa saja yang kamu inginkan. Tidak terikat dengan jam kerja 8-5. Bahkan bisa bekerja sambil bermain foosball.

Serunya lagi, ketika kamu bekerja di perusahaan startup, kamu akan mengalami 'kuliah kedua tapi dibayar'. Ya, di startup, kamu tidak sekadar bekerja saja. Tapi, kamu juga belajar banyak tentang hal-hal baru yang sebelumnya mungkin belum kamu pelajari di bangku kuliah, atau hanya kamu pelajari teorinya saja. Di dunia startup, case study yang biasanya hanya kamu temui di buku, ternyata bisa saja kamu temui di dunia nyata. Kamu belajar banyak hal baru, bertemu dengan orang baru, dan kamu dibayar.

Tapi, tidak cuma sisi menyenangkan saja yang kamu dapatkan. Ada banyak sekali tantangan di dunia startup yang akan kamu temui. Bagaimanapun, setiap tantangan yang kamu dapatkan, pastinya akan mendapat kemampuan dan cara berpikir kamu lebih terasah lagi.

Mau tahu lebih banyak tentang dunia startup? Kamu harus ikut Campus Visit yang diadakan oleh Tech in Asia!

Baca Juga: Campus Visit Tech in Asia

Kami akan menghadiri kampus kamu dan mengajak pembicara keren berpengalaman yang akan berbagi banyak hal tentang dunia startup. Jangan sampai kamu melewatkan kesempatan ini.

Apakah kampus kamu yang akan jadi perhentian kami berikutnya? Yuk, cek jadwal Campus Visit di bulan September ini. Catat waktu dan tempatnya, ya!

  1. Campus Visit ITB
    Rabu, 16 Sep 2015 pukul 15:30 – 18:00 WIB
    Aula Timur ITB
    Pembicara: Putera Dwi Karunia – COO Brodo
  2. Campus Visit IPB
    Minggu, 20 Sep 2015 pukul 13:40 – 15:30 WIB
    Auditorium Andi Hakim Nasution
    Pembicara: Aristyo Rahadiyan – Data Acquisition Manager CI-Agriculture
  3. Campus Visit Binus University
    Senin, 21 Sep 2015 pukul 13:20 – 15:00 WIB
    Auditorium (Room 400)
    Pembicara: Alif Priyono – COO OLX
  4. Campus Visit UI
    Selasa, 22 Sep 2015 pukul 13:00 – 15:00 WIB
    Auditorium K303 FT UI
    Pembicara: Aulia Halimatussadiah – Founder Nulisbuku.com
  5. Campus Visit UMN
    Rabu, 23 Sep 2015 pukul 11:00 – 13:00 WIB
    Function Hall
    Pembicara: Razi Thalib – Founder Setipe.com
  6. Campus Visit UNY (Universitas Negeri Yogyakarta)
    Selasa, 29 Sep 2015 pukul 13:00 – 15:00 WIB
    Aula KPLT FT UNY, lantai 3
    Pembicara: Wisnu Manupraba – Founder Ngomik.com

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post Mahasiswa, Alternatif Lain Buat Kamu yang Galau Mau ke Mana Setelah Lulus Kuliah appeared first on Tech in Asia Indonesia.

10 Game Terbaik PlayStation yang Tersedia di PlayStation Store

Posted: 13 Sep 2015 05:30 AM PDT

Tidak terasa PlayStation (disebut juga PS1, PSone, atau PSX) sudah menginjak usia dua puluh tahun. PlayStation dirilis akhir tahun 1994 di Jepang dan 9 September 1995 untuk Amerika. Console ini merupakan gerbang awal Sony masuk ke dalam industri video game.

Walaupun dua puluh tahun sudah berlalu, banyak judul-judul yang ternyata masih layak untuk dimainkan di era PS4 ini. Berikut adalah sepuluh game PlayStation pertama yang harus kamu mainkan (lagi).


Alundra

Alundra | Cover

Alundra mengingatkan saya dengan Final Fantasy VI tapi dengan genre action-adventure. Eksekusinya sedikit mirip Legend of Zelda: A Link to the Past karena sama-sama memiliki sudut pandang dari atas dan mengusung banyak elemen puzzle di dalamnya.

Mungkin perbedaan paling signifikan adalah Alundra bisa melompat, sedangkan Link tidak. Fan seri Zelda yang menginginkan tingkat kesulitan yang lebih tinggi pasti akan menikmati game ini.

PlayStation Store US: Alundra, $5,99 (sekitar Rp85.000)


Breath of Fire IV

Breath of Fire IV | Cover

RPG turn-based besutan Capcom ini berkisah tentang Ryu, seorang pemuda berambut biru yang memiliki kemampuan berubah menjadi berbagai macam naga. Selain mengendalikan Ryu, kamu juga diberikan kesempatan untuk mengendalikan antagonis game ini. Kedua sudut pandang yang berbeda tersebut memberikan kesan yang sangat menarik untuk cerita Breath of Fire IV.

Untuk urusan gameplay, hal spesial yang ada pada Breath of Fire IV adalah dalam pertarungan tiap karakter bisa saling menambah combo ketika memakai skill/magic. Kemampuan ini dapat menghasilkan serangan baru yang memiliki damage lebih besar. Waktu bermain kamu nantinya akan banyak dihabiskan untuk mencari-cari kombinasi rahasia tersebut karena penasaran, saya jamin!

PlayStation Store Asia: Breath of Fire IV, Rp54.000

PlayStation Store US: Breath of Fire IV, $5,99 (sekitar Rp85.000)


Castlevania: Symphony of the Night

Castlevania Symphony of the Night | Cover

Castlevania terkenal dengan genre side-scrolling 2D sebelum menjadi action 3D seperti sekarang ini. Jadi apa daya tariknya 2D dibandingkan 3D?

Petualangan kita mengeksplorasi Istana Drakula bukanlah hal yang mudah, penuh jebakan, ratusan monster yang siap menghadang, serta teka-teki sulit yang harus dihadapi. Bersiaplah untuk terbiasa melihat layar Game Over dan sering-sering lakukan save, kalau tidak mau progresmu selama satu jam hilang karena jatuh tertusuk duri. Apakah kamu siap untuk mengalahkan Drakula?

PlayStation Store US: Castlevania: Symphony of the Night, $9,99 (sekitar Rp143.000)


Chrono Cross

Chrono Cross | Cover

Game ini adalah salah satu RPG terbaik sepanjang masa. Sekuel dari Chrono Trigger yang juga dibuat oleh tangan dingin Squaresoft ini memiliki grafis yang sangat indah pada zamannya.

Keunikan Chrono Cross adalah tidak adanya random encounter, semua musuh terlihat berkeliaran di area dan kamu selalu bisa kabur di semua pertarungan. Bahkan pertarungan melawan bos pun bisa kamu hindari di sini. Karena tema game ini adalah dunia paralel, tidak mengherankan jika melihat bahwa ada sebelas ending dan 45 karakter yang harus kamu dapatkan untuk benar-benar menamatkan Chrono Cross secara seratus persen.

Cek juga ulasan Fahmi yang cukup terlambat bermain Chrono Cross di sini.

PlayStation Store Asia: Chrono Cross, Rp83.000

PlayStation Store US: Chrono Cross, $9,99 (sekitar Rp143.000)


Crash Bandicoot

Crash Bandicoot | Cover

Mainkan game ini, dijamin refleks bermain anda meningkat tajam. Bagaimana tidak?

Berlari di jurang menghindari kejaran batu yang siap menggilasmu dan melewati sungai dengan berpijak di atas tanaman pemangsa sambil menghindari serangan ikan lompat adalah tantangan paling minimal yang harus kamu lalui.

Game platformer buatan Naughty Dog ini sangat menantang keahlian jari-jari kita untuk mengendalikan Crash sampai ke akhir stage. Bisa dibilang Crash Bandicoot itu sudah seperti Mario versi Sony dengan suasana hutan ala Donkey Kong.

PlayStation Store Asia: Crash Bandicoot, Rp58.000

PlayStation Store US: Crash Bandicoot, $5,99 (sekitar Rp85.000)


Dino Crisis 2

Dino Crisis 2 | Cover

Kalau Resident Evil adalah taruhan hidup mati melawan zombi. Kalian tinggal mengganti ancaman zombi itu menjadi berbagai dinosaurus ganas, dan jadilah game bernama Dino Crisis!

Mulai dari velociraptor yang gesit dan menyerang berkelompok, pteranodon yang menyergap dari langit, plesiosaurus yang mengintai di kedalaman laut, sampai reptil raksasa tyrannosaurus rex dan giganotosaurus yang harus cepat dihindari.

Bohong, kalau keringat dingin tidak mengalir waktu kalian menghadapi kadal-kadal raksasa tersebut sekalipun hanya dalam game. Jangan khawatir, karena disediakan berbagai macam senjata keren untuk kamu menghadapi para dinosaurus ini.

PlayStation Store Asia: Dino Crisis 2, Rp54.000

PlayStation Store US: Dino Crisis 2, $5,99 (sekitar Rp85.000)


Final Fantasy VII

Final Fantasy VII | Cover

Menurut saya, game ketujuh dari seri Final Fantasy ini adalah RPG yang memiliki sistem pengaturan karakter terbaik, yaitu melalui sistem materia.

Kalian bisa memilih sendiri command dan magic yang dapat dipakai masing-masing karakter, tidak lagi terikat pada sistem job yang menjadi tradisi Final Fantasy selama ini.

Tidak harus black mage untuk bisa menyerang dengan Firaga atau hanya white mage saja yang dapat menyembuhkan party. Summon Ifrit pun dapat dilakukan siapa saja asal materia yang bersangkutan sudah kamu equip ke karakter yang diinginkan.

Cek juga ulasan versi mobile dari Final Fantasy VII yang cukup mengecewakan Iqbal.

PlayStation Store Asia: Final Fantasy VII, Rp156.000

PlayStation Store US: Final Fantasy VII, $9,99 (sekitar Rp143.000)


Mega Man 8

Mega Man 8 | Cover

Masih mengusung genre action platformer, Mega Man yang dibuat oleh Dr. Light kembali bertarung melawan robot-robot jahat ciptaan Dr. Willy. Bersiaplah bermain ski yang menyebalkan di stage Frost Man, bertualang di angkasa melawan Tengu Man, dan masuki dunia sirkus yang nyentrik melawan Clown Man.

Kebetulan Mighty No 9 yang menjadi reinkarnasi spiritual Mega Man akan dirilis tahun depan oleh kreator yang sama. Untuk menyambutnya, tidak ada salahnya kita pemanasan dahulu lewat Mega Man 8 kan?

PlayStation Store US: Mega Man 8, $5,99 (sekitar Rp85.000)


Threads of Fate

Threads of Fate | Cover

Mana yang kalian pilih? Rue yang bisa berubah menjadi berbagai macam monster atau Mint yang menguasai banyak sihir? Game action ini memiliki grafis 3D yang wah dan cerita yang menarik untuk diikuti. Pastikan kamu menamatkan cerita kedua karakter yang ada untuk pengalaman maksimal. Threads of Fate juga sering disebut sebagai hidden gem PlayStation buatan Squaresoft.

PlayStation Store Asia: Threads of Fate, Rp54.000

PlayStation Store US: Threads of Fate, $5,99 (sekitar Rp85.000)


Xenogears

Xenogears | Cover

Melihat animasi pembuka pada Xenogears akan membuat kalian langsung tertarik untuk memainkannya. RPG ini berfokus pada cerita seorang pemuda bernama Fei yang menderita amnesia sejak kecil.

Ketika ia mulai ingat siapa dirinya dan apa yang bisa ia lakukan dengan alat bernama gear, ternyata hal itu malah menghancurkan desa tempat tinggalnya

Nilai lebih game ini adalah mecha! Kalian akan bisa memakainya di pertarungan antar mecha yang fantastis tapi masih dengan unsur RPG di dalamnya. Xenogears bisa dikatakan adalah cikal bakal lahirnya Xenosaga di PS2 dan Xenoblade Chronicles di Wii.

Cek juga review nostalgia dari Fahmi untuk game yang fantastis ini.

PlayStation Store Asia: Xenogears, Rp54.000

PlayStation Store US: Xenogears, $9,99 (sekitar Rp143.000)


Semua judul di atas dapat kalian beli secara digital di PlayStation Store untuk dimainkan di PSP, PS3, atau PS Vita dengan harga yang cukup terjangkau.  Namun sayang sekali, untuk pengguna PS4 judul-judul klasik PS1 masih belum tersedia untuk kamu mainkan.

Lebih bagus lagi kalau kalian yang masih mempunyai console PS1 dan game yang bekerja dengan baik memainkannya langsung di console tersebut. Dengan begitu pengalaman nostalgia yang kamu rasakan pun semakin maksimal. Kalau perlu jangan tanggung-tanggung untuk memainkan seluruh game tersebut dengan TV tabung!

Saya sendiri baru-baru ini menamatkan kembali Mega Man 8, Dino Crisis 2, Final Fantasy VII dan sedang memainkan Castlevania: Symphony of the Night. PlayStation generasi pertama memang tidak ada matinya! Ini daftar dari saya, apakah kamu punya rekomendasi lainnya? Kalau ada, langsung sampaikan saja melalui kolom komentar di bawah.

The post 10 Game Terbaik PlayStation yang Tersedia di PlayStation Store appeared first on Tech in Asia Indonesia.

[Wajib Main] The Elder Scrolls Online: Tamriel Unlimited – Jadi Apapun yang Kamu Mau

Posted: 13 Sep 2015 02:52 AM PDT

Kalau kamu merupakan penggemar serial game The Elder Scrolls, game besutan Zenimax Online Studios dan Bethesda Game Studios ini mungkin menjadi salah satu game yang paling kamu nantikan di tahun 2014 silam.

Namun keputusan pihak pengembang untuk menerapkan sistem berlangganan untuk memainkan game The Elder Scrolls Online membuat banyak penggemar berkecil hati—termasuk saya. Walaupun dengan harga game yang terbilang “murah”, biaya berlangganan per bulan yang tidak sedikit membuat saya urung untuk memainkannya.

Untungnya nasib baik masih berpihak kepada saya. Setahun setelah The Elder Scrolls Online dirilis, pihak developer menerbitkan update terbaru sekaligus mengganti namanya menjadi The Elder Scrolls Online: Tamriel Unlimited.

The Elder Scrolls Online | Screenshot

Fitur-fitur baru ditambahkan ke dalam game, namun kabar yang paling penting adalah keputusan pengembang untuk mengganti kebijakan sistem subscription-based (sistem berlangganan) dengan sistem pay-to-play alias bayar sekali untuk main selamanya. Tanpa pikir panjang, saya langsung membeli game ini.

The Elder Scrolls Online membawa pengalaman menjelajahi dunia open-world penuh petualangan dan misteri khas serial game The Elder Scrolls ke dalam babak baru berwujud MMORPG. Seperti pendahulunya, The Elder Scrolls Online menawarkan pilihan sembilan ras dan empat kelas yang bisa kamu pilih untuk karakter kamu. Saya sendiri memutuskan untuk memainkan sorcerer Breton sebagai karakter pertama saya.

Elder Scrolls Online | Screenshot 1

Fitur yang Tidak Biasa

Sebagai MMORPG, The Elder Scrolls Online, memiliki keunikan tersendiri dibanding game online kebanyakan. Contohnya pada penggunaan gear dalam permainan, kamu bebas menggunakan senjata dan baju pelindung apa saja tanpa terbatas pada kelas dan ras yang kamu ambil.

Karakter kamu bisa saja menjadi seorang sorcerer Argonian yang memakai baju zirah berwarna hijau terang dan membawa senjata dual-wielding axe. Kamu benar-benar bisa menjadi apa saja di sini. Dengan adanya sistem seperti ini, terjadi keseimbangan kekuatan antar kelas yang ada.

Salah satu fitur umum dalam MMORPG adalah adanya sistem guild dan auction. Bedanya, di The Elder Scrolls Online kamu bisa masuk ke dalam lima guild sekaligus! Jadi di sini kamu bisa masuk guild dengan fokus yang berbeda-beda.

The Elder Scrolls Online | Screenshot

Di guild satu kamu bisa saja memfokuskan diri dengan guild PVP sedangkan yang lainnya bisa saja berfokus ke guild pedagang yang hanya bertujuan mencari keuntungan lewat fitur auction. Untuk sistem auction kamu hanya diperbolehkan berjualan di dalam guild yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu untuk melakukan perdagangan.

Terdapat satu fitur unik dalam permainan yang saya sukai sekaligus saya benci yaitu Justice System. Sistem ini memberikan tantangan unik dalam game karena semua perbuatan buruk di dalam game akan ada konsekuensinya.

Contohnya saja jika kamu kedapatan mencuri barang di rumah-rumah, seorang NPC penjaga akan menghampiri dan memaksamu membayar sejumlah denda. Kalau kamu menolak, maka bersiaplah karena semua penjaga kota akan dikerahkan untuk membunuhmu. Walaupun sangat unik, sistem ini sangat menyebalkan bagi saya. Seringkali saya tidak sengaja menyerang seorang warga dengan tongkat sihir saya dan seketika para penjaga kota mengejar saya.

The Elder Scrolls Online | Screenshot

The Elder Scrolls Online vs. Skyrim

Banyak orang yang membandingkan grafis The Elder Scrolls Online dengan Skyrim yang merupakan game karya Zenimax dan Bethesda sebelumnya. Dengan asumsi bahwa game yang lebih baru seharusnya memiliki grafis yang lebih baik, banyak orang yang mempertanyakan kualitas grafis dari The Elder Scrolls Online.

Dibandingkan dengan kuda tunggangan di Skyrim yang gagah perkasa dan tekstur bulunya terlihat jelas dan cantik, kuda The Elder Scrolls Online terlihat rapuh dan kaku dengan pergerakan terbatas. Namun jangan lupakan fakta bahwa The Elder Scrolls Online adalah MMORPG yang membutuhkan proses tinggi selama permainan dan memaksa adanya pemangkasan di sana-sini.

Belum lagi peta The Elder Scrolls Online yang berkali-kali lipat jauh lebih besar dibanding Skyrim yang memang sudah sangat besar. Setelah sekitar tiga puluh jam bermain (menurut perhitungan client Steam), saya baru menjelajah sekitar sepuluh persen dari total peta yang ada. Itupun masih banyak daerah dan zona yang akan ditambahkan melalui update di masa mendatang.

Di dalam beberapa zona saya selalu mendapati adanya penggunaan aset grafis yang berulang. Hal ini dilakukan bukan karena pengembang malas, tetapi saya sadar bahwa kekurangan seperti ini tidak dapat dihindari karena keterbatasan teknologi yang ada. Meskipun demikian, The Elder Scrolls Online tetaplah MMORPG dengan grafis paling indah yang pernah saya mainkan.

Elder Scrolls Online | Screenshot 2

Perang Tiada Akhir

The Elder Scrolls Online menerapkan sistem yang sedikit berbeda yaitu player kill yang hanya dapat dilakukan pada satu peta khusus, yaitu di provinsi Cyrodiil di mana terdapat tiga faksi yang otomatis dipilihkan sesuai dengan ras karaktermu. Contohnya karena karakter saya adalah seorang Breton, maka ia otomatis bergabung dengan faksi Daggerfall Covenant.

Bersama anggota faksi lainnya, saya harus berusaha merebut sekaligus mempertahankan kastil dari jajahan dua faksi lawan. Pada jam-jam sibuk, perang besar-besaran dapat terjadi di seluruh Cyrodiil.

Karakter dengan faksi berlawanan akan saling bertemu dan berusaha membunuh satu sama lain. Saya sendiri lebih suka membantu menjaga pertahanan di garis belakang. Karena sebagai seorang sorcerer, karakter saya memiliki sedikit ilmu penyembuhan yang sangat berguna dalam kondisi perang.

Berperang di The Elder Scrolls Online bukan hanya untuk senang-senang saja. Faksi yang menguasai kastil dan kekayaan terbanyak dalam satu periode akan mendapatkan keuntungan berupa kenaikan stats selama beberapa waktu. Hal ini sangat berguna dalam permainan.

Hadiah lainnya yaitu satu orang dengan poin heroik tertinggi dalam satu kastil pada satu periode akan mendapatkan gelar Emperor dan tentunya tambahan stats lainnya selama periode selanjutnya. Hal ini membuat orang berlomba-lomba menjadi yang terbaik untuk mendapatkan titel bergengsi itu.

Elder Scrolls Online | Screenshot 3

Tipikal MMORPG

Dengan segala keunikan yang membedakannya dari berbagai game lain, bukan berarti The Elder Scrolls Online terlepas dari masalah yang terdapat pada MMORPG pada umumnya. Salah satunya dalam segi quest dan misi.

Misi yang ada antara lain kamu harus mencari orang ini, membunuh monster itu, mengumpulkan benda ini, pergi ke tempat itu, dan seterusnya. Bagi sebagian orang—termasuk saya—model quest seperti itu sangatlah membosankan dan repetitif.

Saya juga seringkali mengalami gangguan di dalam permainan, seperti koneksi yang terputus tiba-tiba di tengah pertarungan, padahal koneksi internet saya tidak bermasalah. Ada juga beberapa glitch dan bug yang saya temukan dalam petualangan saya di Tamriel.

Saya tahu masalah ini berasal dari piranti game, yang untungnya selalu mendapat update berkala untuk membereskan masalah-masalah kecil yang saya temui. Mungkin saja saat ini glitch yang saya dahulu temui itu sekarang sudah dibereskan.

The Elder Scrolls Online | Screenshot

Kesimpulan

Akhir kata saya sangat merekomendasikan The Elder Scrolls Online untuk kamu khususnya para penggila serial game The Elder Scrolls. Jika dulu sistem berlangganan membuat kamu memutuskan untuk tidak bermain, berarti sekaranglah saatnya kamu bermain. Bagi kamu para pecinta MMORPG, saya jamin The Elder Scrolls Online akan memberikan pengalaman berbeda dari berbagai game yang biasa kamu mainkan.

Keleluasaan di game ini membiarkan kamu menjadi apa saja yang kamu inginkan. Apakah kamu ingin menjadi seorang petualang penyendiri yang menguak rahasia terbesar Tamriel, ataupun seorang komandan pasukan gagah berani yang menghancurkan pertahanan kastil musuh, semuanya kamu yang menentukan.

PlayStation Store Asia: The Elder Scrolls Online: Tamriel Unlimited, Rp521.000

PlayStation Store US: The Elder Scrolls Online: Tamriel Unlimited, $59,99 (Rp855.000)

Xbox One: The Elder Scrolls Online: Tamriel Unlimited, $59,99 (Rp855.000)

The post [Wajib Main] The Elder Scrolls Online: Tamriel Unlimited – Jadi Apapun yang Kamu Mau appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Detail Final Fantasy Adventure Terbaru Akan Diumumkan Square Enix di Tokyo Game Show 2015!

Posted: 12 Sep 2015 11:35 PM PDT

Final Fantasy Adventure atau yang di Jepang lebih dikenal dengan nama Seiken Densetsu: Final Fantasy Gaiden dan di Eropa rilis dengan nama Mystic Quest akan mendapatkan detail baru mengenai perilisannya pada tanggal 17 September 2015. Tanggal tersebut bertepatan dengan hari pertama Tokyo Game Show 2015.

Informasi ini bersumber dari akun Twitter Rise of Mana, yang mengatakan mereka telah berkolaborasi dengan Final Fantasy Adventure. Rise of Mana sendiri tersedia di iOS, Android, dan PS Vita namun hanya terbatas di Jepang saja.

Hal ini membuat saya sangsi bahwa Final Fantasy Adventure akan hadir di Indonesia. Tapi tentunya kita masih boleh berharap saat pengumuman tanggal 17 September nanti. Semoga saja Indonesia akan kebagian jatah rilis dari Square Enix.

Final Fantasy Adventure sendiri sebenarnya adalah spin-off dari seri Final Fantasy yang pertama rilis pada tahun 1991 di Game Boy dan menjadi cikal bakal seri Seiken Densetsu atau Mana. Ya, berbagai game seperti Legend of Mana, Sword of Mana, dan Rise of Mana berawal dari game tersebut.

The post Detail Final Fantasy Adventure Terbaru Akan Diumumkan Square Enix di Tokyo Game Show 2015! appeared first on Tech in Asia Indonesia.

[Artistalk] Berkarya Demi Lingkungan – Wawancara dengan Fabianus Bayu dari ArtLogic Games

Posted: 12 Sep 2015 11:05 PM PDT

Sudah lumayan lama semenjak saya menulis Artistalk lagi. Hal ini salah satunya disebabkan oleh adanya seri artikel baru dari kami tentang desainer game yang berjudul Designertalk dan akan dipublikasikan selang-seling dengan Artistalk setiap hari Minggu. Untuk menyambut kembalinya Artistalk setelah satu bulan lebih hiatus, saya mengundang Fabianus Bayu dari ArtLogic Games untuk berbagi karya dan kisahnya di sini.

Selain sebagai artis untuk video game, Fabianus Bayu juga cukup aktif dalam mengampanyekan kelestarian alam dan lingkungan hidup melalui karya-karyanya. Kira-kira apa saja hal yang memotivasinya untuk berkarya seperti sekarang ini? Cek saja obrolan singkat saya dengan dia di bawah.

Shirohyde | Side Art 1


 

 

Shirohyde | Side Art 2

Halo Fab, bisa cerita sedikit tentang siapa kamu ke para pembaca?

Nama saya Fabianus Bayu. Saat ini saya bekerja sebagai artis 2D di Artlogic Games. Umumnya saya mengerjakan bagian technical art, UI, dan animasi, tapi kadang-kadang juga saya mengerjakan cerita dalam game. Di luar itu saya berprofesi sebagai ilustrator lepas dan mengisi waktu luang dengan membuat karya ilustrasi bebas.

Bisa cerita bagaimana kamu bisa jadi seorang ilustrator profesional?

Awalnya saya suka doodling waktu sekolah, kemudian mengambil kuliah di FTI-DKV, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Nah, awal kuliah sebenarnya saya ingin fokus ke Desain Grafis, tetapi waktu tahun akhir perkuliahan saya malah jadi tertarik untuk membuat game. Kebetulan bagian dari pengembangan game yang berhubungan dengan bidang perkuliahan saya kan seni visualnya, ya mulai dari sana saya lebih sering membuat karya ilustrasi.

Bagaimana kamu bisa terjun ke industri game?

Di kampus saya sering bergaul dengan teman-teman developer game, tapi awalnya saya merasa kok “nggak mantep” ya rasanya terjun ke dunia game. Kemudian di tahun ketiga perkuliahan, saya mengikuti game jam kecil-kecilan, kebetulan acara kampus. Dari situ saya merasa kok menantang sekali ya bikin game, selain harus gambar, masih ada animasi, pengembangan karakter, dan cerita.

Kebetulan saya orangnya suka mengonsep sesuatu, jadi awalnya saya lebih suka merancang konsep gameplay dan dunia dalam sebuah game. Tapi setelah sadar bahwa konsepnya harus digambar supaya pesannya sampai, maka mulailah saya mendalami ilustrasi.

Shirohyde | Side Art 3
Shirohyde | Side Art 4

 

 

Setelah game jam tersebut, saya kemudian magang di Educa Studio dan ternyata jadi makin suka dengan dunia pengembangan game. Akhirnya tugas akhir saya pun berwujud sebuah game edukasi. Kemudian game tersebut saya coba ikutkan ke Compfest bersama teman-teman, dan hasilnya sukses menjadi Best Kid Education Game.

Dari situlah saya merasa cocok menjadi developer game. Minimal punya passion di bidang itu. Setelah lulus kuliah saya coba melamar di beberapa developer game, salah satunya ArtLogic Games.

Boleh tahu game apa saja yang pernah kamu kerjakan, dan apa yang paling berkesan sejauh ini?

Eat&Run (tugas akhir kuliah), Dandelion The Game, Anti Meow Force, Epic War VI, dan Monster Saga Reborn (masih dalam pengembangan). Selain itu ada juga beberapa game kasual lain yang belum selesai dikembangkan.

Yang paling berkesan adalah Monster Saga Reborn yang masih dalam proses pengembangan di ArtLogic Games. Karena game ini merupakan pengalaman mengembangkan game saya yang paling serius dan bakal paling lama prosesnya.

Shirohyde | Side Art 5

Shirohyde | Wide Art 1

Bagaimana pandangan kamu tentang industri video game di Indonesia sekarang? Dan apa harapan kamu ke depannya?

Saya anak baru di industri game, tapi saya melihat masa depannya semakin cerah, semakin banyak produk-produk game lokal yang keren dan go international. Harapan saya ke depannya adalah game Indonesia semakin meroket di mancanegara, tapi juga bisa booming di dalam negeri.

 

 

Shirohyde | Side Art 6

Dari akun-akun media sosial yang kamu miliki, saya lihat kamu cukup sering membuat karya yang berhubungan dengan kegiatan melestarikan alam dan penghuninya. Ada alasan khusus kenapa kamu begitu tertarik mengampanyekan hal ini?

Sejujurnya sebelum masuk DKV, saya bercita-cita kuliah di Fakultas Kedokteran Hewan dan ingin fokus di satwa liar. Kemudian karena sempat terhalang Paket C dan harus menunda ujian masuk PTN hingga tahun berikutnya, saya pun memutuskan untuk ambil kuliah DKV saja di universitas swasta (kebetulan memang punya ketertarikan juga di bidang seni).

Nah, belakangan ini saya mencoba menyalurkan cita-cita tersebut dalam keahlian yang saya miliki, dipadukan dengan isu kerusakan lingkungan. Tujuannya adalah membangun awareness pembaca agar memulai gaya hidup yang lebih ramah lingkungan dan lebih peduli pada kelestarian satwa liar, karena efek kerusakan lingkungan memang sudah mulai dapat dirasakan.

Shirohyde | Wide Art 2

 

 

Biasanya apa yang menjadi inspirasi kamu dalam berkarya?

Dari informasi yang saya tangkap di lingkungan dan juga berkhayal.

Punya ilustrator favorit?

Dari kuliah, ilustrator favorit saya adalah Berk Ozturk. Saya suka karyanya karena setiap ilustrasinya memiliki makna yang dalam. Selain itu saya juga suka nuansa suram yang menjadi ciri khasnya.

Shirohyde | Side Art 7

Shirohyde | Side Art 8

Demikianlah obrolan singkat saya dengan Fabianus Bayu dari ArtLogic Games yang tidak hanya gemar video game, tapi juga cinta lingkungan. Jika kamu ada pertanyaan atau rekomendasi, jangan ragu-ragu untuk disampaikan melalui kolom komentar di bawah. Itu saja untuk sekarang, sampai jumpa minggu depan.

Facebook: Shirohyde

Instagram: Shirohyde

[Artistalk] adalah artikel mingguan di Tech in Asia yang membahas mengenai para artis 2D ataupun artis 3D dari Indonesia yang bekerja di bidang video game. Jika kamu punya kritik atau saran untuk artikel ini, silahkan hubungi fahmi@techinasia.com atau melalui @fahmitsu
P.S. Jika kamu tertarik untuk mengetahui tentang behind the scene pengembangan game lokal selain dari sudut pandang artis, cek juga seri artikel Devtalk dan Designertalk di Tech in Asia ID

The post [Artistalk] Berkarya Demi Lingkungan – Wawancara dengan Fabianus Bayu dari ArtLogic Games appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Review Unkilled – Tidak Benar-Benar Baru namun Masih Menyenangkan

Posted: 12 Sep 2015 08:02 PM PDT

Awal September ini, sebuah game first person shooter bertema zombi kembali hadir untuk platform mobile. Mengusung judul Unkilled, Madfinger Games selaku developer tampaknya ingin mengulang kesuksesan mereka saat merilis seri Dead Trigger dan Shadowgun beberapa tahun lalu.

Jujur saja, saya menaruh harapan besar pada game ini, mengingat kejenuhan saya akan game shooting bertema zombi yang yang terasa itu-itu saja. Oleh karena itu segera setelah mendengar kabar peluncuran dari Unkilled di Google Play Store, saya langsung mencoba memainkannya.

Lantas apakah harapan besar saya dapat terpenuhkan setelah memainkan game ini? berikut ulasan saya setelah hampir seharian memainkan Unkilled.

Gameplay Familier namun Masih Menyenangkan

Unkilled - Screenshot

Berlatar kota New York, dalam Unkilled kamu akan berperan sebagai seorang anggota sebuah organisasi militer bernama WOLFPACK yang bertugas menghalau dan mencegah serbuan mayat hidup sebelum mereka menginfeksi seluruh dunia. Premis dari game ini sendiri cukup sederhana, yakni kamu harus menembus gerombolan zombi dengan persenjataan yang tersedia untuk menyelesaikan misi-misi yang dibagi ke dalam lebih dari tiga ratus stage.

Meskipun gameplay dari Unkilled sendiri terasa mirip dengan Dead Trigger, pengalaman menembak para zombi di sini terasa lebih menyenangkan. Saya cukup betah memainkan game ini dengan skema kontrol sentuhan sederhana.

Fitur auto-fire yang akan menembak otomatis saat kamu mengarahkan senjata ke tubuh para zombi sangat membantu bagi kamu yang masih awam dengan game tembak-menembak. Saat tengah dalam permainan kamu juga dapat melakukan beberapa variasi serangan dengan menggunakan bermacam senjata seperti roket, atau menggunakan adrenalin untuk membuat situasi di sekitar kamu berjalan lambat.

Untuk urusan zombi, ada beberapa jenis dari mereka yang nantinya akan kamu hadapi dalam permainan, mulai dari zombi raksasa, zombi dengan ranjau di badannya, hingga zombi berseragam mematikan yang akan menguji kesigapan kamu dalam menghalau mereka.

Jalan Cerita yang Mudah Diikuti

Unkilled - Screenshot

Mekanisme stage yang mengharuskan kamu untuk menyelesaikan misi untuk melanjutkan ke misi selanjutnya membuat saya dapat memahami apa yang sedang terjadi dengan lebih baik. Walaupun harus saya akui, bagian story telling dari Unkilled masih sangat lemah.

jalan cerita yang akan kamu ikuti hanya berasal percakapan singkat antara Joe dan anggota timnya. Jika saja Madfinger Games menambahkan lebih banyak adegan sinematik dengan cerita dalam game ini, saya rasa Unkilled akan jadi lebih bermakna daripada sekadar aksi menembaki zombi.

Grafis Memukau

Unkilled - Screenshot

Satu hal yang sangat positif dari Unkilled berasal dari segi visualnya. yang mengandalkan engine Unity 5. Efek reruntuhan kota New York yang tampak begitu hidup serta pencahayaan yang lembut juga membuat linkungan permainan terasa sangat enak dipandang mata.

Namun, ada hal yang cukup menggangu saya dari sisi visual, yaitu tangan karakter utama yang tampak tidak natural dan kaku. Hal ini tampak kontras dengan lingkungan sekitar yang begitu natural.

IAP yang Bersifat Opsional

Unkilled - Screenshot

Ada dua alat tukar dalam game ini, yaitu emas dan uang. Uang akan kamu dapatkan sepanjang permainan dan bisa digunakan untuk upgrade senjata, sementara emas yang harus kamu beli dengan uang sungguhan bisa digunakan untuk membeli energi dan senjata.

Sejauh saya bermain, IAP dalam Unkilled masih bersifat opisonal meskipun ada beberapa misi yang sangat sulit untuk diselesaikan tanpa membeli senjata yang direkomendasikan. Namun jika kamu pintar bermain, saya pikir tak akan mustahil untuk menyelesaikan game ini tanpa mengeluarkan uang sepeserpun.

Kesimpulannya, Unkilled memang belum bisa memenuhi harapan saya untuk menghadirkan first person shooter yang sepenuhnya baru. Namun pada saat ini saya rasa Unkilled sudah cukup memenuhi hasrat saya untuk terjun ke dalam aksi melawan zombi yang cukup menyenangkan.

The post Review Unkilled – Tidak Benar-Benar Baru namun Masih Menyenangkan appeared first on Tech in Asia Indonesia.

EA Menghapus Beberapa Game Mobile Klasik Mereka di iOS

Posted: 12 Sep 2015 07:30 PM PDT

Beberapa hari belakangan ini rupanya Electronic Arts diam-diam telah menghapus belasan game premium yang selama ini melengkapi galeri game mereka di App Store. Beberapa  game yang dihapus sendiri bisa dibilang merupakan judul game yang dulunya cukup terkenal, antara lain seperti Mass Effect Infiltrator, hingga yang kurang begitu populer seperti Don’t Fall Off dan Spy Mouse.

Mengutip laporan dari TouchArcade, EA sebenarnya telah mulai menarik sedikitnya tujuh belas game premium secara efektif sejak 1 September 2015 kemarin. Kabar ini diperkuat dengan sebuah pemberitahuan singkat dari EA (lewat layanan EA Support & Help) yang tak begitu disebarluaskan lewat outlet siaran pers dan media, sehingga kabar diturunkannya game ini kurang begitu terdengar beberapa waktu sebelumnya.

Eits … buat kamu pengguna Android, jangan keburu panik dulu, pasalnya beberapa game yang rencananya akan ditarik oleh EA ternyata saat ini masih tersedia di Google Play Store. Beberapa game yang ditarik oleh EA antara lain adalah:

  • Lemonade Tycoon
  • MMA by EA Sports
  • Need for Speed Shift
  • Real Racing
  • Sims Medieval
  • Skate It
  • Bejeweled 2
  • Burnout  CRASH!
  • Don’t Fall Off
  • Flight Control
  • Flight Control Rocket
  • Fly With Me
  • Spore Creatures
  • Spore Origins
  • SPY Mouse
  • Mass Effect Infiltrator
  • Dead Space
Dead Space mobile |  screenshot

Game horor seperti Dead Space Mobile tidak lagi bisa kamu mainkan di iOS, kecuali kamu pernah membelinya saat masih tersedia di App Store

Sebagai satu dari sekian banyak pemain industri game raksasa yang ikut meramaikan platform mobile sejak era game Java hingga sekarang, nama Electronic Arts sebetulnya sudah cukup menjadi jaminan kualitas yang tak perlu diragukan bagi mereka yang menginginkan sebuah game mobile menarik.

Sayangnya seiring dengan riuhnya persaingan game mobile yang makin didominasi model permainan free-to-play di luar sana, EA berulang kali mengecewakan kita lewat monetisasi permainannya yang cukup membebani kantong pemain.

Dungeon Keeper | screenshot

Anehnya, game freemium dengan monetasi menjengkelkan seperti Dungeon Keeper justru juga dipertahankan oleh EA, apakah peristiwa ini menandakan akhir dari seluruh game premium keluaran EA?

Saya sendiri masih tak bisa melupakan kekecewaan saya ketika memainkan Dungeon Keeper pada tahun 2013 silam. Sebagai salah satu pemain lama Dungeon Keeper, saya masih tak habis pikir bagaimana EA tega membuat saya menunggu hingga satu hari penuh untuk menggali lorong dungeon baru bila saya tidak mengeluarkan uang sepeserpun untuk mempercepat progres itu semua.

Seandainya kamu bertanya tentang apa yang terjadi ketika game ditarik dari App Store & Google Play, kamu bisa mencari jawabannya di sini

Terlepas dari kabar ditariknya berbagai game iOS tadi, versi Android beberapa game penghuni daftar di atas tadi saat ini masih tersedia untuk kamu beli di Play Store. Entah berapa lama waktu yang diperlukan EA untuk menarik versi Android dari game tersebut, yang jelas sekarang ini mungkin adalah momen yang tepat bagimu untuk menambahkan game tersebut ke dalam koleksi kamu sebelum hilang ditelan oleh bumi EA.

The post EA Menghapus Beberapa Game Mobile Klasik Mereka di iOS appeared first on Tech in Asia Indonesia.

No comments:

Post a Comment

Sponsor

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sponsor

pasang iklan baris gratis