Ads

Sunday, December 13, 2015

Game Di Indonesia

Game Di Indonesia


Belajar Membuat Startup dalam 54 Jam di Startup Weekend Jakarta 2015

Posted: 13 Dec 2015 06:47 PM PST

(Keterangan foto: Iswara Gozali – Managing Organizer Startup Weekend Jakarta (kiri), Aryo Ariotedjo – Host (tengah), dan Natasha Liew – Volunteer (kanan))

Dunia startup di Indonesia saat ini tengah berkembang dengan pesat. Menurut Aryo Ariotedjo, Managing Partner dari Grupara Inc., Indonesia butuh lebih banyak startup untuk bisa menyelesaikan masalah-masalah yang ada

“Namun, layaknya belajar mengemudi, ada baiknya kalau kita mempelajari terlebih dahulu bagaimana cara membuat startup, sebelum terjun ke dunia startup yang sesungguhnya,” ujar Aryo kepada Tech in Asia.

Itulah alasan mengapa Aryo memutuskan untuk membuat Startup Weekend Jakarta selama tiga hari, mulai dari tanggal 11 Desember hingga 13 Desember 2015. Dalam acara ini, yang diadakan di Freeware Spaces, Jakarta Selatan, sebanyak 120 peserta yang melakukan registrasi dibagi menjadi beberapa tim.

Di akhir acara, para peserta, yang 30 persen di antaranya merupakan orang-orang teknis yang mempunyai latar belakang pemrograman, diharuskan membuat sebuah startup. Sebelumnya, Aryo juga pernah membuat acara serupa di tahun 2013.

Baca juga: Setelah Jakarta dan Bali, Kini Giliran Bandung Mengadakan Startup Weekend

Membuat startup dalam 54 jam

Startup Weekend Jakarta 4

Di hari pertama Startup Weekend Jakarta, peserta harus mengajukan ide-ide startup yang mereka miliki. Dari 50 ide startup yang diajukan, akhirnya dipilih 20 ide yang akan dilanjutkan ke tahap pengembangan. Peserta kemudian diberi kebebasan untuk membantu pengembangan ide-ide yang sudah terpilih dan membentuk tim yang berisi empat sampai enam orang.

Barulah di hari kedua, setiap tim diharapkan untuk bisa menyusun ide startup mereka agar menjadi lebih jelas dan rapi. Hal ini penting agar mereka bisa menjelaskan ide mereka kepada para mentor dengan baik. Di saat yang sama, mereka pun harus mulai membangun versi MVP (Minimum Viable Product) dari startup yang mereka bangun agar bisa dipresentasikan di hari berikutnya.

Hari ketiga merupakan saat untuk menyelesaikan produk bagi seluruh tim. Mereka juga harus mulai membuat slide presentasi dan bersiap untuk sesi pitching pada akhir hari. Aryo bersama Stefan Jung (Managing Partner Venturra Capital), Steven Vanada (Vice President CyberAgent Ventures), dan Tim Marbach (CEO Asia Ventures Group), menjadi juri dalam sesi pitching tersebut.

Startup Weekend bukanlah sebuah kontes

Startup Weekend Jakarta 3

Proses pengembangan startup dalam waktu terbatas yang diadakan oleh Startup Weekend Jakarta, biasa dikenal dengan istilah hackathon. Namun berbeda dengan acara hackathon yang lain, Startup Weekend Jakarta bukanlah sebuah kontes yang fokus pada pemilihan startup terbaik.

“Penjurian yang dilakukan bukan untuk sekadar memilih pemenang, tapi lebih untuk mengarahkan peserta akan apa yang harus mereka lakukan setelah event ini berakhir,” ujar Aryo.

Startup Weekend diharapkan bisa menjadi ajang di mana para peserta bisa berkenalan dengan orang-orang lain yang juga punya minat dalam dunia startup. Salah satu peserta Startup Weekend yang kemudian menjadi Founder startup sukses adalah Joseph Aditya, CEO dari Ralali.

Joseph merupakan peserta Startup Weekend yang diadakan Aryo bersama Grupara Inc. pada tahun 2013. Joseph bahkan merekrut beberapa kenalan yang ia dapat dari acara Startup Weekend untuk bergabung dengannya di Ralali.

Walaupun menetapkan biaya bagi para peserta yang ingin mengikuti Startup Weekend Jakarta, Aryo mengatakan kalau ia tidak mengambil keuntungan apapun dalam acara ini. Seluruh uang yang didapat digunakan untuk menyediakan fasilitas, seperti lokasi dan konsumsi seluruh peserta.

Kesempatan spesial bertemu para mentor

Fajar Budiprasetyo (CTO HappyFresh) sedang memberikan mentoring kepada salah satu tim.

Fajar Budiprasetyo (CTO HappyFresh) sedang memberikan mentoring kepada salah satu tim.

Selain mendapat banyak kenalan, keuntungan lain mengikuti Startup Weekend adalah kesempatan untuk bertemu dengan para mentor yang merupakan tokoh-tokoh penting di dunia startup.

Benjamin Koellmann (COO HappyFresh), Cynthia Chaerunissa (Marketing Manager Uber), dan Andreas Ehn (eks CTO Spotify) merupakan beberapa nama terkenal yang menjadi mentor dalam Startup Weekend Jakarta kali ini. Mereka akan langsung bertemu dengan masing-masing tim yang membutuhkan bantuan, dan memberikan masukan demi pengembangan startup mereka.

“Banyak orang yang menganggap kalau ide startup yang mereka miliki sudah sempurna. Namun, setelah bertemu dengan para expert ini, bisa jadi mereka akan berpikir sebaliknya,” ujar Aryo tentang kehadiran para mentor di acara kali ini.

(Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah dan Pradipta Nugrahanto)

The post Belajar Membuat Startup dalam 54 Jam di Startup Weekend Jakarta 2015 appeared first on Tech in Asia Indonesia.

[Artistalk] Sebuah Cita-Cita dari Usia Dini – Wawancara dengan Henry Tanuwijaya dari Alkemis Games

Posted: 13 Dec 2015 05:20 AM PST

Sudah cukup lama semenjak terakhir kali saya membuat konten baru untuk seri artikel favorit saya pribadi ini. Ada banyak alasannya, tapi semuanya kembali jatuh ke kesibukan tim kami di Tech in Asia selama sebulan terakhir, serta sedikit kemalasan saya. Namun hari ini, di hari Minggu yang mendung, saya ingin mencerahkan harimu dengan karya-karya seni dan kisah inspiratif dari ilustrator Indonesia yang bekerja di industri game.

Minggu ini saya berkesempatan untuk mewawancarai Henry Tanuwijaya, seorang artis yang kini bekerja di Alkemis Games dari Surabaya. Bagaimana kira-kira perjalanan pemuda yang satu ini untuk menekuni hobi yang menjadi profesinya? Simak wawancara saya di bawah.

Henry Tan | Side Art 1

Henry Tan | Wide Art 1

Henry Tan | Side Art 2

Halo Henry, bisa cerita sedikit tentang siapa kamu ke pembaca?

Halo, perkenalkan nama saya Henry Tanuwijaya, saya adalah alumni Universitas Kristen Petra. Saya suka bermain game, membaca buku, dan menggambar. Impian saya adalah menjadi orang yang semakin pandai dan rajin dari tahun ke tahun sehingga dapat semakin sukses di bidang yang saya tekuni. Harapan saya adalah dapat melangsungkan hidup dari bidang yang saya cintai ini.

Bisa cerita bagaimana kamu bisa jadi seorang ilustrator profesional?

Saya sudah hobi menggambar dari kecil, namun hingga kuliah saya masih menggambar menggunakan buku tulis yang ada garis-garisnya. Jadi, bisa dibilang saya telat berlatih secara profesional dalam menggambar, hingga saya mendapatkan kesempatan yang berharga dengan magang di Caravan Studio, Jakarta. Magang di sana membuat kepala dan mata saya terbuka bahwa untuk menjadi seorang profesional, ada hal-hal tertentu yang harus dilakukan secara mendalam

Henry Tan | Wide Art 2

Bagaimana kamu bisa terjun ke industri game?

Ketika saya masih balita, saya terkesima dengan mesin Nintendo yang dimainkan keluarga saya pada masa itu. Begitu menyenangkan dan membahagiakan dapat memainkan berbagai game dari console tersebut sampai bertengkar dan berebut untuk dapat memainkannya.

Dari situ saya memahami bahwa saya ingin melibatkan diri dalam membuat game di kemudian hari nanti. Lalu ketika lulus dari universitas, saya langsung mencari-cari studio game lokal yang kiranya cocok dan sesuai dengan keahlian yang saya miliki.

Henry Tan | Wide Art 3

Boleh tahu game apa saja yang pernah kamu kerjakan dan apa yang paling berkesan sejauh ini?

Game yang telah saya kerjakan skalanya tersebar mulai dari kecil hingga besar. Dulu saya bekerja di studio game lokal, Smallfarm Studio. Di sana saya banyak belajar hal yang dibutuhkan dalam membuat game. Adapun game yang berkesan adalah game pertama saya yaitu Star Apocalypse, sebuah game Flash dengan hasil yang lumayan dan cukup membuat saya puas.

Setelah itu, saya dan tim membuat game Flash yang saya sukai yaitu Wasted Colony, sebuah game tentang bertahan hidup di dunia zombi. Pada saat membuat itu, saya bahagia karena sukses membuat sesuatu yang baru.

Setelah puas, saya pindah ke tempat kerja lain. Di tempat baru tersebut, game yang berkesan adalah sebuah game mobile berjudul Circle of Mana. Ketika masa pengembangan, saya bersama tim membuat berbagai ilustrasi. Apa yang membuatnya begitu berkesan adalah banyaknya waktu yang harus kita pakai untuk lembur dan berinteraksi dengan rekan internasional.

Setelah itu saya mempunyai mimpi untuk terlibat dalam membuat game dengan skala besar, dan akhirnya saya jatuh hati ke Alkemis Games. Bersama studio ini, saya dapat mewujudkan impian saya untuk membuat game skala besar dalam wujud Raiders Quest.

Henry Tan | Side Art 3

Henry Tan | Wide Art 4

Henry Tan | Side Art 4

Bagaimana pandangan kamu tentang industri video game di Indonesia sekarang? Apa harapan kamu ke depannya?

Sejak saya muncul di industri game lokal saat masih cupu hingga sekarang, dapat dikatakan bahwa industri game di Indonesia berjalan di jalan yang benar. Dari tahun ke tahun semakin banyak game yang berhasil sukses di kancah internasional, hal itu jelas merupakan hal yang sangat positif bagi kita semua.

Harapan saya ke depannya adalah semakin banyak game Indonesia yang sukses, dan dapat membuat mereka berevolusi dari studio kecil menjadi studio besar yang dapat bersaing dengan negara-negara yang sudah lebih maju di industri game, baik secara kuantitas maupun kualitas. Dengan begitu, industri kreatif di Indonesia dapat lebih banyak menarik perhatian tenaga kerja potensial. Namun hal tersebut harus ditopang dengan sektor edukasi yang mengikuti zaman dan dinamis.

Selain video game, biasanya kamu mengerjakan ilustrasi untuk media apa lagi?

Selain video game, saya juga membuat komik dan juga membuat ilustrasi trading card game.

Henry Tan | Wide Art 5

Biasanya apa yang menjadi inspirasi kamu dalam berkarya?

Dalam mengerjakan karya-karya saya, faktor lingkungan dan murni berkhayal adalah hal yang tidak bisa saya lepaskan. Saya suka berkhayal namun tidak berlebihan.

Saya juga suka mencari inspirasi dari lingkungan yang saya lewati lalu saya catat di kepala agar tidak lupa (walaupun hanya mencatat di kepala jelas penuh resiko untuk lupa). Selain itu, saya juga sangat terinspirasi dari video game yang saya mainkan, baik itu game AAA ataupun indie.

Punya ilustrator favorit?

Waktu kecil, dewa saya adalah Akira Toriyama, dan itu berlangsung hingga kuliah. Namun sampai sekarang saya tetap tidak bisa menggambar Son Goku yang bagus. Setelah itu saya mempunyai ilustrator favorit lokal seperti Chris Lie, Lasahido, Rudy Siswanto, Erfian Asafat, Hendry Iwanaga, Is Yuniarto, dan banyak juga lainnya.

Kalau artis favorit internasional ada Goro Fujita, Jonas de Ro, Joe Madureira, dan lain-lainnya. Terlalu banyak untuk disebut semua, karena semuanya favorit dan saya banyak belajar dari karya-karya mereka.

Henry Tan | Wide Art 6

Demikianlah wawancara singkat saya dengan Henry yang kini bekerja di Alkemis Games. Jika kamu ada komentar atau pertanyaan, tidak perlu ragu untuk menyampaikannya di komentar. Kamu juga bisa cek tautan-tautan di bawah ini untuk melihat karya-karya lainnya dari Henry. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

ArtStation: Honc87

Deviant Art: Hon87

[Artistalk] adalah artikel mingguan di Tech in Asia yang membahas mengenai para artis 2D ataupun artis 3D dari Indonesia yang bekerja di bidang video game. Jika kamu punya kritik atau saran untuk artikel ini, silahkan hubungi fahmi@techinasia.com atau melalui @fahmitsu.
P.S. Jika kamu tertarik untuk mengetahui tentang behind the scene pengembangan game lokal selain dari sudut pandang artis, cek juga seri artikel Devtalk dan Designertalk di Tech in Asia ID.
Henry Tan | Side Art 5

The post [Artistalk] Sebuah Cita-Cita dari Usia Dini – Wawancara dengan Henry Tanuwijaya dari Alkemis Games appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Akuma Muncul di Tekken 7 Juga Berarti Harapan Cerah untuk Kemunculan Tekken X Street Fighter

Posted: 13 Dec 2015 02:02 AM PST

Besar kemungkinan kamu sudah mendengar kabar mengenai kemunculan Akuma (atau yang di Jepang dikenal dengan nama Gouki) di Tekken 7. Bagi kamu yang belum dengar, ya kamu tidak salah baca, salah satu karakter antagonis utama dari seri Street Fighter ini akan muncul di Tekken 7 sebagai karakter yang bisa kamu mainkan.

Meskipun sangat mengejutkan, menurut saya pemilihan karakter ini sangatlah tepat. Akuma yang memiliki gen iblis dalam dirinya jelas sangat cocok dengan cerita keluarga Mishima yang sejak Tekken pertama sudah dikenalkan sebagai keluarga dengan darah iblis mengalir di beberapa anggota keluarganya. Menambahkan Akuma ke dalam cerita Tekken jauh lebih mudah daripada menambahkan diktator seperti M. Bison atau karakter lainnya yang sebenarnya cukup mirip dengan karakter-karakter Tekken.

Tekken 7 Fated Retribution | Poster

Tapi hal yang paling menarik dari pengumuman ini sebenarnya malah tidak berhubungan langsung dengan Tekken 7, namun lebih pada keberadaan Tekken X Street Fighter. Sebelum kamu komentar kalau game tersebut sudah dirilis tiga tahun yang lalu, kamu salah. Yang sudah dirilis adalah Street Fighter X Tekken, sebuah game fighting dengan gameplay ala Street Fighter namun memiliki jajaran karakter dari Street Fighter dan Tekken .

Tekken X Street Fighter adalah kebalikan dari game tersebut. Di game ini, kamu akan disajikan dengan gameplay ala Tekken (fighting 3D), tapi dengan jajaran karakter dari Tekken dan Street Fighter.

Tekken X Street Fighter diumumkan bersamaan dengan Street Fighter X Tekken, yaitu pada tahun 2010. Meskipun game Street Fighter X Tekken telah dirilis pada tahun 2012, Tekken X Street Fighter sampai sekarang masih belum dirilis dan sangat sedikit sekali informasi yang tersedia mengenai game ini.

Street Fighter X Tekken | Screenshot

Screenshot dari Street Fighter X Tekken, jangan tertukar ya

Dengan hadirnya Akuma, saya cukup yakin Bandai Namco secara tersembunyi hendak memberi tahu bahwa proyek Tekken X Street Fighter masih berjalan. Mungkin juga mereka sengaja mengeluarkan Akuma yang memiliki gaya bertarung mirip dengan dua karakter utama, Ryu dan Ken, untuk menguji apakah memainkan Street Fighter dalam model pertarungan ala Tekken bisa menarik perhatian pemain.

Tentu saja pendapat saya di atas hanya spekulasi saja, tapi bukan spekulasi tanpa dasar sama sekali. Untuk sementara kita hanya bisa menunggu apakah Tekken X Street Fighter benar-benar akan dirilis? Setidaknya sambil menunggu, kita bisa menantikan (lagi) kehadiran Tekken 7 yang akan segera tersedia di PS4 dan segera menyaksikan pertempuran paling epik abad ini antara … Akuma vs. Kuma!

Bagaimana reaksimu setelah melihat kejutan luar biasa ini? Semakin tidak sabar untuk mencoba Tekken 7? Atau malah kekurangan minat? Sampaikan di komentar!

The post Akuma Muncul di Tekken 7 Juga Berarti Harapan Cerah untuk Kemunculan Tekken X Street Fighter appeared first on Tech in Asia Indonesia.

No comments:

Post a Comment

Sponsor

Latest Game News

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sponsor

pasang iklan baris gratis