Ads

Tuesday, October 20, 2015

Game Di Indonesia

Game Di Indonesia


Review Animal Gods – Lulusan Kickstarter yang Wanprestasi serta Bikin Frustrasi

Posted: 20 Oct 2015 05:30 PM PDT

Animal Gods merupakan game petualangan dua dimensi yang mengedepankan grafis dan musik indah, sedikit elemen puzzle, serta petualangan nonlinear penuh makna yang terinspirasi oleh The Legend of Zelda: A Link to The Past. Setidaknya seperti itu pendapat Still Games selaku tim developer dari Animal Gods.

Sayangnya, sampai saya menyelesaikan game ini, saya tidak mendapati sedikitpun ciri yang disebutkan oleh Still Games di atas. Semakin jauh saya mendalami game ini, semakin penuh kepala saya oleh pertanyaan mengapa Still Games sukses mengumpulkan dana sebesar $26 ribu (sekitar Rp360 juta) dari proyek Kickstarter hanya untuk menghasilkan game yang gagal eksekusi seperti ini.

Cerita Epik namun Sulit Dimengerti

Animal Gods | Screenshot 5

Animal Gods bercerita tentang seorang petualang bernama Thistle yang melakukan perjalanan berbahaya untuk membebaskan tiga makhluk raksasa dari jerat kutukan. Premis yang cukup keren ini disampaikan sedikit oleh Still Games pada awal permainan. Tapi setelah itu, bersiaplah kebingungan mencari inti cerita dari Animal Gods.

Di saat game pada umumnya menggunakan sarana catatan tersembunyi sebagai pelengkap dari cerita utama, Animal Gods malah menggunakan buku harian tersembunyi untuk menyampaikan cerita utama. Ya, kisah utama  Animal Gods dapat terungkap melalui serangkaian buku harian dan catatan yang bisa ditemukan sepanjang permainan.

Saya menemukan catatan secara acak akibat sifat nonlinear game yang membebaskan gamer untuk menjelajah dungeon mana saja. Parahnya lagi, saya menemukan akhir buku harian di tengah permainan karena salah mengambil jalan. Kejadian ini membuat tidak ada insentif lagi bagi saya untuk mencari buku harian dan memahami cerita dari Animal Gods.

Gameplay Sumber Frustrasi

Animal Gods | Screenshot 3

Seperti yang sudah saya sebutkan, Animal Gods mengusung permainan nonlinear yang membebaskan kamu mengakses tiga dungeon berbeda dengan entitas suci masing-masing. Apabila kamu telah menyelesaikan ketiga dungeon tersebut, maka akan terbuka satu dungeon terakhir.

Tiap dungeon memiliki jenis gameplay yang berbeda berkat jenis senjata yang kamu dapatkan. Di dalam dungeon Snake God, kamu akan menemukan senjata berupa pedang. Dungeon Lion God akan memberikan kamu semacam jubah ajaib untuk melompat. Dungeon Spider God akan memberikanmu sebuah panah untuk menembak jarak jauh.

Animal Gods | Screenshot 6

Animal Gods memiliki gameplay yang sangat membosankan dan membuat frustrasi. Di dalam dungeon Spider God dan Snake God misalnya, kamu akan menemukan musuh berupa boks statis atau yang memiliki pergerakan berpola. Coba bayangkan saja, apa menariknya dari memukuli atau menembaki boks-boks tersebut sampai mati?

Pada dungeon Lion God, alih-alih menemukan musuh berupa boks, kamu akan menemui sungai beracun berwarna ungu yang kamu harus lompati menggunakan alat berupa jubah ajaib. Sayangnya, variasi yang ditawarkan tidak menghilangkan fakta bahwa level ini juga tidak kalah membosankan..

Animal Gods | Screenshot 4

Animal Gods tidak berhenti membuat frustrasi sampai di situ. Game ini menerapkan suatu sistem berupa checkpoint untuk menyimpan progres permainan. Bukan berarti checkpoint adalah suatu yang buruk, tetapi kamu akan sering kali mengalami kematian konyol seperti jatuh ke jurang atau tersentuh oleh boks karena terlalu dekat saat mencoba memukulnya.

Kematian konyol yang berulang terus-menerus serta jarak checkpoint yang cukup jauh membuat saya tidak merekomendasikan game ini untuk gamer yang mudah emosi. Sebagai gambaran, Animal Gods sukses membuat saya membanting controller setelah memaksa saya mengulang satu rintangan hingga puluhan kali.

Hal Menyebalkan Lainnya

Animal Gods | Screenshot 2

Saya belum menyentuh pernyataan Still Games tentang Animal Gods yang “mengedepankan grafis dan musik yang indah”. Saya akui mungkin ini adalah bagian dari game yang tidak terlalu buruk. Grafis yang ada di dalamnya memang indah, tapi tidak cukup indah untuk menutupi beberapa aset yang digambar asal dan terkesan dikerjakan terburu-buru. Saya tidak bisa membedakan apakah Animal Gods memang mengusung grafis yang unik dan tidak ada duanya, atau memang mempekerjakan desainer yang kurang kompeten.

Soal musik, walaupun memang indah dan menenangkan, fakta ini dengan cepat sirna karena kamu akan menyadari repetisi yang menjengkelkan setelah lama bermain . Terlebih bila kamu sedang penuh emosi saat mencoba melewati suatu rintangan yang sangat susah. Musik repetitif ini bisa sangat mengganggu.

Kesimpulan

Animal Gods | Screenshot 7

Animal Gods | Screenshot 1

Sebenarnya saya melakukan sedikit penelitian dengan berkunjung ke laman Kickstarter Animal Gods untuk mencari tahu mengapa game ini bisa mengumpulkan dana sesuai target. Ternyata saya menemui trailer preview dari Animal Gods yang sungguh berbeda dari apa yang saya mainkan. Saya melihat musuh yang tidak kotak dan bisa bergerak bebas, grafis yang lebih keren, serta macam-macam hal lain yang tidak saya temui di unit review, yang merupakan versi penuh di Steam.

Animal Gods bisa jadi adalah salah satu manifestasi ketakutan terbesar dari setiap backer Kickstarter: produk yang terlalu banyak mengumbar janji namun gagal ditepati. Dalam kondisi dan harga yang dipasang sekarang ini, saya tidak bisa merekomendasikan Animal Gods bahkan saat mendapatkan diskon yang cukup besar. Tapi jika tim Still Games suatu saat bisa memperbaiki kualitas Animal Gods seperti yang ada pada gameplay trailer di bawah ini, saya berjanji akan mengulas ulang game yang sebenarnya penuh potensi ini.

The post Review Animal Gods – Lulusan Kickstarter yang Wanprestasi serta Bikin Frustrasi appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Gameloft Indonesia Resmi Membuka Akses Beriklan kepada Ratusan Juta Penggemar Setia Mereka

Posted: 20 Oct 2015 07:59 AM PDT

Kehadiran iklan pada sebuah game sering kali dianggap sebagai pengganggu kenikmatan bermain. Namun, apabila iklan yang ditampilkan merupakan hal relevan bagi pemainnya, bisa jadi iklan tersebut berubah menjadi informasi yang berguna. Hal inilah yang ingin ditawarkan oleh Gameloft melalui solusi advertising pada puluhan game karya mereka.

Bertempat di Hotel Ritz Carlton (20/10), Jakarta, Gameloft Indonesia secara resmi meluncurkan layanan Gameloft Advertising Solutions yang menawarkan akses ke ratusan jutaan gamer setia mereka di seluruh dunia. Layanan ini akan memungkinkan para pengiklan yang bekerja sama untuk melakukan promosi secara masif namun tepat sasaran dan efektif.

Gameloft Advertising Solutions | Photo - 1

Asphalt 8: Airborne merupakan salah satu karya yang telah didukung Gameloft Advertising Solutions

Solusi beriklan ini dibangun sendiri oleh Gameloft secara in-house pada puluhan game inti mereka dengan ratusan juta pengguna aktif setiap bulannya. Terlebih lagi, Gameloft mengklaim memiliki bermacam tool untuk membuat iklan yang ditayangkan tepat sasaran dengan kemampuan targeted advertising berdasarkan demografi, lokasi, jenis perangkat yang digunakan, hingga preferensi dari setiap gamer.

Bermacam skema dapat dipilih calon pengiklan untuk meraih impak yang diinginkan. Gameloft menyediakan berbagai skema seperti tampilan banner pada layar, tayangan video di dalam game, menghadirkan mini game yang dapat disesuaikan dengan produk yang ingin dipromosikan, serta skema lainnya. Semuanya didesain dengan memprioritaskan pengalaman bermain para gamer dan meminimalkan gangguan permainan yang mungkin ditimbulkan.

Gameloft Advertising Solutions | Photo - 2

Head of Sales & Country Manager Gameloft Indonesia, Samuel Lim

Walaupun layanan mobile advertising seperti ini bukanlah hal baru, Gameloft mengklaim bahwa layanan yang mereka tawarkan memiliki keunggulan dibandingkan kompetitor lain dengan layanan serupa. Iklan yang ditampilkan melalui Gameloft Advertising Solutions menempati lokasi premium di dalam game yang tidak terdapat pada layanan lain. Selain itu, mereka juga menjamin transparansi hasil dan keamanan data yang diperoleh maupun digunakan pengiklan.

“Kami (Gameloft, red) telah dipercaya oleh berbagai merek terkenal di seluruh dunia sebagai partner dalam kampanye promosi. Kami yakin dapat membantu para partner di Indonesia mencapai target audiens secara efektif melalui Gameloft Advertising Solutions,” ujar Head of Sales & Country Manager Gameloft Indonesia, Samuel Lim.

The post Gameloft Indonesia Resmi Membuka Akses Beriklan kepada Ratusan Juta Penggemar Setia Mereka appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Rangkuman Berita Game Hari Ini – 20 Oktober 2015

Posted: 20 Oct 2015 05:25 AM PDT

League of Legends Versi Jepang Akan Dimeriahkan Bermacam Pengisi Suara Anime Terkenal

Risky Maulana – Yep, seperti video yang kamu lihat di atas, sejumlah karakter dari League of Legends untuk server Jepang akan disulih suarakan beberapa seiyuu terkenal seperti Uesaka Sumire (Kantai Collection), Fujiwara Keiji (Captain Hannes dari Attack on Titan), Aoi Yuki dari Yo-Kai Watch, dan lain-lain.

Fitur ini tentunya hanya akan tersedia di server League of Legends versi Jepang saja, jadi seandainya kamu berminat menikmati serunya permainan MOBA ini dalam bahasa Jepang, maka tak ada pilihan lain selain menyeberang ke server negara tersebut.


September Lalu Adalah Bulan Paling Menguntungkan Sepanjang Masa bagi PlayStation Store

PS Store | Screenshot

Arya W. Wibowo – PlayStation Store menyatakan bahwa pada bulan September 2015 lalu merupakan bulan yang paling mendatangkan penjualan sejauh ini. Hal ini menandakan bahwa tren pemain untuk membeli game via online semakin meningkat, dengan angka peningkatan 15 hingga 20 persen pada bulan September.

Sumber: VentureBeat


Jumlah Penjualan PlayStation Kembali Kalahkan Xbox One di September 2015

Migrasi ke playstation 4 | Featured

Arya W. Wibowo – Lagi-lagi dari PlayStation, pihak Sony menyatakan bahwa bulan September lalu PS4 kembali berhasil melampaui penjualan dari Xbox One dan juga Wii U. Dengan hasil tersebut, PS4 hanya kalah pada bulan April dalam persaingan penjualan dengan console lainnya.

Sebuah tren yang bagus menuju musim liburan pada bulan Desember nanti, yang dipersiapkan oleh Sony dengan memotong harga PS4 sebanyak Rp1 juta menjadi Rp5,9 juta untuk versi 500 GB dan Rp6,6 juta untuk versi 1 TB.

Sumber: IGN


Update Terbaru Alphabear Menghadirkan Kemampuan Bermain Offline

Alphabear | Featured

Iqbal Kurniawan – Game puzzle tentang menyusun kata dalam bahasa Inggris dengan beruang-beruang lucu, Alphabear, kini bisa dimainkan secara offline. Developer Spry Fox menghadirkan kemampuan ini pada update versi 1.11.00 yang baru-baru ini dirilis di Android dan iOS. Dengan fitur ini, inti permainan Alphabear bisa dinikmati tanpa mengkhawatirkan sinyal internet lagi.

App Info
Alphabear
Spry Fox LLC -  Jul 10, 2015
Genre:  Puzzle
Size:   37M
Installs:   10,000 - 50,000
Gratis

Download

Crystal Dynamics Mengunggah Lagu-Lagu Soundtrack Lara Croft GO untuk Diunduh secara Gratis

Lara Croft GO Review | Featured

Iqbal Kurniawan – Lagu-lagu latar yang menenangkan di Lara Croft GO kini bisa diunduh secara cuma-cuma dari SoundCloud. Developer Crystal Dynamics sendiri yang mengunggah kumpulan lagu tersebut untuk dinikmati seluruh penggemar Lara Croft di seluruh dunia. Kamu bisa mengunduhnya melalui tautan di bawah ini.

Review Lara Croft GO – Petualangan Minimalis sang Tomb Raider dalam Genre Puzzle

SoundCloud.com: Lara Croft GO – OST


SEGA Mendaftarkan Trademark Game Baru dari Seri Valkyria?

Valkyria Chronicles | Screenshot (1)

Mohammad Fahmi – Dilaporkan oleh Hachima Kikou, SEGA dikatakan baru mendaftarkan trademark tanpa keterangan apapun bernama Aoki Kakumei no Valkyria atau yang bisa juga diterjemahkan sebagai Valkyria of the Blue Revolution. Apakah ini sekuel dari Valkyria Chronicles?

Sumber: Hachima Kikou via Siliconera


Video Napak Tilas Assassin’s Creed Rogue

Mohammad Fahmi – Ubisoft melanjutkan seri napak tilas mereka untuk menyambut Assassin’s Creed Syndicate yang akan rilis minggu ini. Game yang terakhir dibahas tentunya adalah game paling baru dari Assassin’s Creed yaitu Assassin’s Creed Chronicles China Assassin’s Creed Rogue. Tanpa panjang lebar, langsung saja cek video di atas.

Review Assassin’s Creed: Rogue – Selingan yang Menyenangkan

The post Rangkuman Berita Game Hari Ini – 20 Oktober 2015 appeared first on Tech in Asia Indonesia.

[Update] Kojima Resmi Meninggalkan Konami dan Baru Boleh Bergabung ke Perusahaan Lain Desember Nanti

Posted: 20 Oct 2015 04:15 AM PDT

Update – 16 Oktober 2015 18:15

Seakan-akan tidak puas jika masalah ini selesai begitu saja, Konami menyanggah laporan bahwa Kojima telah keluar dari perusahaan tersebut. Sanggahan ini mereka sampaikan melalui situs Tokyo Sports sambil menambahkan bahwa Kojima saat ini hanya sedang liburan.

Sekarang kamu mungkin bertanya-tanya, siapa yang perlu dipercaya di sini, Konami atau The New Yorker? Sekadar informasi saja, The New Yorker adalah sebuah media besar yang tidak akan main-main dengan berita yang mereka publikasikan. Penulis dari berita tersebut, Simon Parkin, adalah jurnalis game yang sudah cukup senior dan dikenal akan kredibilitas yang tinggi.

Melalui Twitter, Parkin juga mengunggah foto perpisahan Kojima yang didapat dari sumber yang tidak mau disebutkan namanya. Sedangkan perwakilan Konami mengatakan kalau mereka tidak tahu-menahu tentang foto tersebut.

Jadi, sebenarnya kapan Konami mau memberikan penjelasan yang terang atas rentetan kebingungan yang telah mereka sebarkan ke industri game tahun ini? Hanya Tuhan dan Konami yang tahu.

Sumber: Tokyo Sports via Kotaku


Artikel Asli – 20 Oktober 2015 16:55

Akhirnya nasib Hideo Kojima dengan Konami yang menjadi kontroversi video game utama tahun 2015 ini terungkap juga. Situs The New Yorker melaporkan bahwa pada tanggal 9 Oktober 2015 lalu, di bekas kantor Kojima Productions diadakan pesta perpisahan untuk Hideo Kojima. Pesta perpisahan tersebut menjadi kali terakhirnya Kojima terdaftar sebagai anggota Konami setelah bergabung dengan perusahaan ini sejak tahun 1986 lalu.

Selain itu, dikabarkan juga bahwa Kojima terikat kontrak dengan Konami yang melarangnya untuk segera pindah ke perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama dengan Konami (perjanjian ini dikenal dengan istilah non-compete clause) sampai dengan Desember 2015. Jadi bisa dipastikan Kojima masih belum akan kembali terjun ke industri game sampai akhir tahun ini atau awal tahun depan.

Setelah itu, entah ke mana Kojima akan pergi. Mungkin saja dia akan bergabung ke tim yang lebih besar seperti Sony (apalagi kebetulan PlayStation Experience diadakan bulan Desember, bisa jadi waktu yang tepat untuk mengumumkan Kojima bergabung ke perusahaan itu), atau kemungkinan paling besar adalah Kojima mengikuti jejak Keiji Inafune dan Yu Suzuki kemudian membangun tim sendiri yang kemudian meluncurkan kampanye melalui Kickstarter.

Hideo Kojima & Guillermo del Toro | Photo

Misteri kontroversi Konami dan Kojima sendiri sudah dimulai dari Maret 2015. Akibat pecahnya hubungan antara kedua oknum ini, nama Kojima pun dicabut dari branding game Metal Gear Solid. Hal ini juga menyebabkan salah satu horor paling menjanjikan dalam beberapa tahun terakhir, Silent Hills, dibatalkan perilisannya.

Masih belum ada pernyataan resmi dari Konami dan Kojima mengenai retaknya hubungan mereka. Tapi dari apa yang dikabarkan The New Yorker, besar kemungkinan rumor yang telah tersebar dari beberapa waktu lalu benar adanya.

Rumor yang dimaksud adalah isu bahwa Konami hanya akan mengembangkan seri PES saja, sisanya adalah game mobile dan pachinko

Untuk sekarang, mari kita biarkan dulu Hideo Kojima menikmati “liburan” sampai akhir tahun nanti. Setelah itu, saya jelas sangat berharap Kojima, Junji Ito, dan Guillermo del Toro kembali bergabung untuk membuat sebuah game horor paling luar biasa yang pernah ada.

Sumber: The New Yorker

The post [Update] Kojima Resmi Meninggalkan Konami dan Baru Boleh Bergabung ke Perusahaan Lain Desember Nanti appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Humble Mobile Bundle Edisi Kemco Hadirkan Lebih dari Enam RPG Berkualitas

Posted: 20 Oct 2015 03:47 AM PDT

Ahh… Humble Mobile Bundle, terus terang sudah beberapa kali ini saya melewatkan penawaran bundel game Android terbaru karena banyaknya penawaran game menarik lainnya di luar sana.

Mengawali pertengahan Oktober ini, saya akui Humble Bundle memiliki penawaran menarik yang keberadaannya sayang untuk dilewatkan para penggemar JRPG mobile di luar sana. Kali ini dengan menggaet penerbit JRPG mobile terkenal seperti Kemco, Humble Bundle menawarkan lebih dari enam judul game spesial yang bisa kamu dapatkan melalui Humble Mobile Bundle Kemco.

Masih sama seperti alur pembelian Humble Mobile Bundle sebelumnya, di sini kamu bisa mendapatkan beberapa game Android dengan bederma secara sukarela, minimal $1 atau sekitar Rp14.000. Untuk Humble Mobile Bundle Kemco sendiri, kamu bisa mendapatkan tiga game seperti Eve of the Genesis HD, Symphony of the Origin, dan Eclipse of Illusion yang tergabung dalam penawaran minimum.

Humble Bundle Kemco | screenshot

Bila kamu menginginkan lebih dari itu, kamu bisa membeli penawaran “Pay More than Average” yang saat tulisan ini dibuat dipatok seharga $5.90 (sekitar Rp84.000). Lewat penawaran ini kamu bisa mendapatkan RPG Kemco seperti Silver Nornir, Fortuna Magus, Legend of Ixtona, berikut game tambahan lainnya yang akan mereka sertakan dalam waktu dekat.

Jadi tunggu apa lagi? Bila kebetulan saat ini kamu memiliki dana berlebih untuk membeli game Android terbaru, kamu bisa menambah koleksimu dengan penawaran Humble Mobile Bundle Kemco ini selama persediaan masih ada.

Situs Web: Humble Mobile Bundle Kemco

The post Humble Mobile Bundle Edisi Kemco Hadirkan Lebih dari Enam RPG Berkualitas appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Jadi Alternatif Layanan Pembuatan Situs untuk UKM, Boomer Marketing Gandeng Operator Tri

Posted: 20 Oct 2015 02:59 AM PDT

Di tengah banyaknya startup lokal dengan layanan pembuatan situs bagi UKM, perusahaan asal Amerika Serikat, Boomer Marketing masuki pasar Indonesia. Arun Gadiraju, Chairman & CEO Boomer pada acara peluncuran hari ini (20/10) mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dan internet di dalam negeri menjadi alasan mereka memboyong bisnis ini.

Gandeng operator telekomunikasi lokal

Dalam memasarkan produk, Boomer menggandeng Tri, operator layanan telekomunikasi. Dolly Susanto, Chief Sales & Marketing Officer Tri menambahkan bahwa target utama adalah pengusaha di daerah yang ingin memasarkan produk secara online.

Meski aplikasi Boomer dapat diunduh secara langsung untuk platform Android dan iOS bagi semua operator, pengguna Tri memiliki kemudahan pemotongan pulsa untuk fitur tambahan.

Produk utama dapat dinikmati secara gratis, namun untuk fitur-fitur tambahan dikenakan biaya
mulai dari Rp11.000 per item fitur.

Meski kerja sama yang terjalin dengan Tri sudah disepakati untuk jangka waktu yang lama, Arun menambahkan pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan operator lainnya.

Kesiapan bersaing dengan kompetitor lokal

Beberapa nama lainnya yang juga membantu UKM dalam memasarkan produk adalah Kurawal asal Malang dan CyberLabs asal Bandung. Menanggapi keberadaan kompetitor lokal ini tidak membuat Boomer gentar.

Arun berkomentar bahwa ada tiga keutamaan utama yang mereka tawarkan, yakni harga yang lebih bersaing dan dapat langsung memotong pulsa. Fitur unggulan lainnya adalah proses yang praktis hanya melalui aplikasi tanpa perlu repot melakukan maintenance. Terakhir, Boomer memiliki layanan chat dan telepon interaktif langsung dari aplikasi.

Baca juga: LokaMedia, Aplikasi Direktori Bisnis Lokal yang Berfokus Pada UMKM [REVIEW]
Dibandingkan dengan startup dengan layanan sejenis lainnya, memang Boomer menawarkan sistem pemotongan pulsa yang tidak dimiliki kompetitornya. Namun, untuk ukuran harga, pemain lokal lainnya juga menawarkan harga yang kompetitif dibandingkan Boomer.

Contohnya CyberLabs asal Bandung, menawarkan paket Atom untuk aplikasi Android dan situs bagi UKM dengan biaya Rp1 juta per tahun. Sedangkan Boomer menawarkan paket berbayar mulai dari $4 per bulan (sekitar Rp650.000 per tahun).

screenshot aplikasi boomer marketing

Tentunya para pemain lokal harus bersaing dengan Boomer agar tidak kehilangan nama di negeri sendiri. Dan di lain sisi, Boomer dapat dengan mudah meraih pasar dengan kelebihan-kelebihan yang ditawarkan.

Lakukan penjajakan ke berbagai daerah

Hingga akhir tahun mendatang, Arun menargetkan sekitar 20.000 UKM dan startup menggunakan Boomer. Untuk mencapai angka tersebut, mereka berencana untuk melakukan roadshow ke berbagai daerah dalam waktu dekat.

Kota yang akan dituju antara lain, menurut Arun adalah Bali dan Medan. Boomer juga telah menggandeng sejumlah partner untuk bekerja sama di berbagai kota.

App Info
Boomer Marketing
BrandPier Inc -  Oct 15, 2015
Genre:  Business
Size:   14M
Installs:   1,000 - 5,000
Gratis

Download

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Jadi Alternatif Layanan Pembuatan Situs untuk UKM, Boomer Marketing Gandeng Operator Tri appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Joox Ramaikan Pasar Aplikasi Streaming Musik Gratis!

Posted: 20 Oct 2015 02:49 AM PDT

Gencarnya Apple Music menginvasi layanan streaming musik di dunia ternyata tidak menyurutkan minat pelaku startup untuk menceburkan diri ke ranah ini. Salah satunya adalah Joox, yang hari ini (20/10) meluncurkan layanan mereka di Indonesia. Lalu apa saja yang menjadi keunggulan layanan streaming musik ini?

Hadirkan sensasi karaoke

Tentu kamu penasaran apa yang menjadi fitur unggulan dari Joox. Manager Konten Joox Indonesia, Girindra Prabowo, mengatakan bahwa layanan streaming musik ini mengusung fitur layaknya mesin karaoke dengan nama Lyrics.

Terkadang pengguna lupa lirik lagu yang tengah mereka dengarkan. Dengan Lyrics, setiap kata akan di-highlight sesuai dengan pengucapan solois atau band-nya.

Joox sendiri diklaim memiliki konten jutaan lagu yang terus di-update secara berkala. "Untuk jumlah persisnya rasanya sulit untuk dihitung. Yang pasti hampir semua genre dari mulai musik mainstream, indie, sampai musik tradisional dan lagu daerah ada di dalamnya," lanjut Girindra.

Joox-Demo-MusicStreaming-2

Terkait kualitas audio, Girindra mengatakan Joox memiliki berbagai opsi kualitas. "Karena Indonesia koneksi internetnya masih belum stabil, maka ada empat pilihan audio yang bisa didengarkan. Paling tinggi adalah kualitas HD dengan ukuran file sampai 10 MB," paparnya.

Selain itu, cukup banyak fitur yang diusung Joox. Mulai dari Offline Play, ketika internet sedang tidak bersahabat namun kamu ingin mendengarkan musik, Timer yang dirancang agar aplikasi akan secara otomatis tertutup ketika pengguna tidur, sampai Radio, yang berisi playlist hasil kurasi para profesional di industri musik tanah air. Konten-konten lain yang telah dikurasi juga bisa kamu temukan melalui fitur Professional Editor's Pick.

Uniknya, meski Joox adalah sebuah layanan streaming, kamu juga bisa menggunakannya sebagai music player. "Semua file musik yang ada di perangkat kamu akan masuk ke Joox bila kamu memilihnya sebagai music player," lanjut Girindra.

Invasi ke negara ketiga

Sebelumnya, aplikasi besutan Tencent ini hadir terlebih dahulu di Hong Kong dan Malaysia. Menurut Director of Business Development Tencent, ada alasan tersendiri mengapa pihaknya cukup pede membawa Joox ke Indonesia.

Di dua negara tersebut, label lokal maupun internasional memberikan dukungan, dan di Indonesia label seperti Universal Music, Warner Music, Musica Studio, dan Trinity Production, terbilang antusias dalam menyambut hadirnya Joox di Indonesia. Kami yakin bisa memberikan pengalaman menikmati musik yang berkualitas dengan legal dan aman.

Selain kerja sama dengan sejumlah label rekaman dan Asosiasi Industri Rekaman Indonesia (ASIRI), para musisi juga mendapat kemudahan jika ingin karya mereka bisa dinikmati melalui Joox. "Tidak harus dengan label yang bekerja sama dengan Joox. Siapa pun bisa mengirim langsung karyanya," tutur Girindra.

Terkait monetisasi, Joox menggunakan sistem freemium. "Harga untuk menggunakan fitur ini adalah Rp49.000 per bulan," jelas Yovanita Cicilia selaku Chief Marketing Officer, MNC Tencent. Sayangnya, pihaknya tidak membocorkan bagaimana detail sistem kerja sama yang mereka lakukan bersama label dan musisi. "Pastinya kami menawarkan solusi yang sama-sama menarik dan menguntungkan," tandasnya.

Kamu bisa mencoba layanan Joox melalui tautan berikut:

App Info
JOOX Music
Tencent Mobility Limited -  Oct 18, 2015
Genre:  Music & Audio
Size:   14M
Installs:   1,000,000 - 5,000,000
Gratis

Download

Baca Juga: Guvera Buka-bukaan Soal Streaming Musik di Indonesia

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post Joox Ramaikan Pasar Aplikasi Streaming Musik Gratis! appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Bagaimana Strategi Qerja Menghadirkan Transparansi untuk Bursa Kerja di Indonesia?

Posted: 20 Oct 2015 02:40 AM PDT

Bagi kamu yang mengamati ranah startup di Indonesia, dan kebetulan merupakan seorang pekerja, mungkin sudah familier dengan situs bernama Qerja. Situs ini memungkinkan penggunanya membagikan informasi seputar tempat kerja, gaji, dan review peran mereka di sebuah perusahaan.

Dengan review yang diberikan tersebut, para pencari kerja bisa mencari tahu bagaimana kondisi dan kesejahteraan kerja di perusahaan tertentu. Selain untuk pencari kerja, Qerja juga memungkinkan perusahaan menemukan karyawan yang berbakat melalui platform ini.

Memang tidak mudah untuk mengorek informasi-informasi yang bisa dibilang bersifat sensitif tersebut. Namun, dengan platformnya, Qerja berhasil meyakinkan para penggunanya. Cara tersebut memberikan transparansi dalam dunia kerja, yang selama ini masih sulit ditemukan oleh para pencari kerja. Tentunya, dengan tetap melindungi privasi dan kerahasiaan pengguna Qerja yang memberikan informasi di web tersebut.

Startup yang mendapatkan pendanaan seri A dari Softbank hanya dalam delapan bulan setelah berdiri ini memiliki visi untuk meningkatkan tingkat kepuasan karyawan Indonesia terhadap tempat kerja masing-masing, karena hal tersebut berkaitan erat dengan kebahagiaan karyawan. Maka, informasi yang diberikan bertujuan untuk membantu karyawan menemukan pekerjaan yang lebih baik lagi untuk mereka.

Bagaimana cara Qerja meyakinkan orang-orang untuk berbagi informasi yang terbilang sensitif tersebut? Sepenting apakah kejujuran dan keterbukaan yang membuat Qerja dapat memberikan informasi yang transparan dalam bursa kerja di Indonesia?

Veronika Linardi, CEO sekaligus Co-Founder Qerja akan menjawabnya di Main Stage konferensi Tech in Asia Jakarta 2015, dengan mengangkat topik: Honesty is the Best Policy: How Qerja Made the Indonesian Job Market Transparent.

Sebelum mendirikan Qerja, Veronika mendirikan Linardi Associates, sebuah agensi rekrutmen yang membantu ratusan perusahaan nasional dan multinasional untuk menemukan tenaga kerja terbaik. Kemampuan Veronika dalam dunia rekrutmen ini membuat Linardi Associates memiliki citra yang baik di mata para klien-kliennya, bahkan yang memiliki nama besar.

Selain Veronika Linardi, masih banyak pembicara lain yang akan mengisi Main Stage di Tech in Asia Jakarta 2015 dan akan menghadirkan berbagai wawasan bermanfaat. Masih banyak lagi stage lainnya yang juga bisa kamu hadiri, yakni FinTech, Marketing, Developer, Mobile, hingga Student Stage di konferensi yang akan diadakan pada tanggal 11 hingga 12 November ini.

button-tia-jkt-conf-ticket

Klik tautan di atas untuk mendapatkan tiket. Kamu juga masih bisa mendapatkan diskon 15 persen untuk tiket konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 dengan memasukkan kode tiajkt15. Diskon ini hanya berlaku sampai tanggal 25 Oktober. Jangan sampai kamu melewatkan harga spesial dari kami!

Untuk informasi lebih lanjut seputar jadwal acara dan kegiatan-kegiatan di konferensi Tech in Asia Jakarta 2015, kamu bisa menemukannya di sini.

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post Bagaimana Strategi Qerja Menghadirkan Transparansi untuk Bursa Kerja di Indonesia? appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Dengan Suntikan Investasi Baru, Printerous Siap Melakukan Ekspansi ke Singapura

Posted: 20 Oct 2015 02:02 AM PDT

Beberapa waktu lalu kami sempat membahas tentang Printerous yang meluncurkan layanan art marketplace bernama Printerous Shop. Hari ini (20/10), Printerous mengumumkan telah memperoleh putaran investasi (angel round) yang tidak disebutkan jumlahnya dari tiga investor, yaitu Steven Christian dari KLN Network, Tahir bersaudara pemilik Mayapada Group, dan RMKB Ventures.

Pendanaan ini merupakan putaran investasi pertama yang diperoleh Printerous, setelah beroperasi secara bootstrap selama dua tahun. Printerous dibentuk oleh Kevin Osmond pada tahun 2012. Kevin sendiri adalah seorang serial entrepreneur. Sebelum mendirikan Printerous, ia sempat terlibat membentuk sejumlah startup seperti FIMELA, Hemat, Tiket, dan WEEKEND.INC.

Printerous 3s

Kevin Osmond (tengah)

Bertepatan dengan pengumuman berita investasi ini, Kevin Osmond selaku Founder dan CEO juga mengumumkan bahwa Printerous akan siap melakukan ekspansi ke negara kedua yaitu Singapura.

Saat ini Printerous memiliki dua layanan utama. Pertama adalah Create yang memungkinkan siapa saja untuk mencetak photo-book, business card, merchandises, gadget case, pillow, dan framed art. Dalam waktu dekat, Kevin mengungkapkan bahwa Printerous akan meluncurkan sejumlah opsi produk lainnya.

Printerous

Kedua adalah Shop, sebuah art marketplace yang memungkinkan pengguna membeli hasil karya artis-artis Indonesia dalam berbagai bentuk seperti gadget case, pillow, dan framed art. Hal menarik dari art marketplace ini adalah para artis bisa menyesuaikan sendiri harga jual dari karya mereka.

Saya pribadi telah sempat mencoba membeli sebuah t-shirt dari Printerous. Barang yang dibeli akan kita terima dalam waktu 7 hari, setelah kita melakukan transfer pembelian produk tersebut. Konsumen juga mendapat keuntungan berupa ongkos kirim gratis ke seluruh Indonesia dan garansi 100 persen apabila konsumen menerima barang cacat.

Printerous bukan satu-satunya pemain di ranah printing tanah air. Beberapa startup lain yang menjadi kompetitor langsung dan tidak langsung dari Printerous adalah Pictologi, Rupawa, UTess.me, dan Tees.

Baca juga: Printerous Luncurkan Art Marketplace Printerous Shop

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Dengan Suntikan Investasi Baru, Printerous Siap Melakukan Ekspansi ke Singapura appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Seperempat JAM Dragon Quest Heroes – Dragon Quest yang Bukan Turn-Based RPG

Posted: 20 Oct 2015 12:38 AM PDT

Yang pertama kali muncul di kepala saya ketika mendengarkan judul Dragon Quest adalah kumpulan monster Slime atau turn-based RPG dengan cerita seru. Kedua hal tersebut sepertinya bisa kembali ditemukan dalam Dragon Quest Heroes: The World Tree’s Woe and the Blight Below, hanya saja minus elemen turn-based RPG. Sebagai gantinya, kamu akan menemukan gameplay action satu lawan seribu ala Dynasty Warriors.

Seperti yang saya tulis di atas, kalau kamu cukup familiar dengan seri Warriors, seharusnya kamu tidak perlu banyak pengenalan mengenai gameplay dari game ini. Dragon Quest Heroes: The World Tree’s Woe and the Blight akan diisi permainan aksi cepat dengan kombinasi serangan yang keren, tapi juga digabung dengan beberapa elemen RPG.

Dragon Quest Heroes | Screenshot1

Sebagai contoh, akan ada sistem MP dalam game ini sehingga beberapa jurus harus dikerahkan menggunakan MP. Bagi pemain yang benar-benar baru, akan tersedia kendali sederhana yang membuat permainan menjadi sangat mudah diakses. Meski demikian, secara keseluruhan kamu akan tetap menemukan gameplay ala Dynasty Warriors yang cukup mudah dikuasai. Serangan bisa dikerahkan dengan beberapa kombinasi tombol dan kombinasi tersebut bisa disambung terus menerus dengan cukup mudah.

Meski terkesan mudah, saya tidak bisa seratus persen yakin bahwa game ini akan tetap memiliki tingkat kesulitan serendah itu karena saya baru mencobanya selama lima belas menit. Sepertinya masih ada fitur kustomisasi, skill, pertarungan melawan bos, serta pergantian karakter yang belum saya sentuh. Namun, kami akan membahas hal tersebut dalam ulasan yang lebih lengkap di artikel review nanti.

Dragon Quest Heroes | Screenshot2

Untuk urusan visual, nampaknya tidak ada masalah dalam Dragon Quest Heroes: The World Tree’s Woe and the Blight Below. Tampilan visual yang disajikan masih terasa seperti sebuah seri Dragon Quest, lengkap dengan desain karakter yang khas dari Akira Toriyama.

Secara teknis, game ini juga berjalan dengan cukup mulus seperti layaknya One Piece: Pirate Warriors 3. Kalau kamu penasaran, kamu bisa cek sendiri lima belas menit pertama dari Dragon Quest Heroes: The World Tree’s Woe and the Blight Below (fuhh, capek nulisnya)lewat video di bagian atas artikel.


Seperti biasa, klik tombol subscribe di atas untuk bisa menikmati konten video terbaru dari Tech in Asia Games. Jangan lupa juga klik like dan share video ini ke semua teman-temanmu. Sampai ketemu di video selanjutnya!

The post Seperempat JAM Dragon Quest Heroes – Dragon Quest yang Bukan Turn-Based RPG appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Valthirian Arc: Red Covenant Tembus Steam Greenlight dan Capai Hampir 25% Target Dana

Posted: 19 Oct 2015 11:43 PM PDT

Proyek Kickstarter besutan Agate Studio, Valthirian Arc: Red Covenant, baru-baru ini berhasil menembus Steam Greenlight dan mendapat status Greenlit dari komunitas tersebut. Dengan begitu, ketika game ini berhasil mendapatkan dana dan dirilis nanti, kamu akan bisa mendapatkannya di Steam.

Keberhasilan mendapatkan status Greenlit tentunya akan menjadi faktor pendukung dari suksesnya kampanye Kickstarter dari iterasi Valthirian Arc ketiga ini. Saat artikel ini ditulis, Agate Studio sudah berhasil mengumpulkan hampir 25 persen dari total dana yang dibutuhkan dalam waktu kurang lebih seminggu, yaitu sebesar $9.394 (sekitar Rp127 juta)

Valthirian Arc: Red Covenant sendiri menggabungkan genre simulasi dengan RPG. Kamu harus mengatur sekolah sedemikian rupa sehingga murid yang dihasilkan mampu menjalankan tugas dengan baik dan akhirnya berhasil membantu kerajaan. Di lain pihak, terdapat fitur percabangan cerita dan juga ending yang dipengaruhi pilihan-pilihan kamu di dalam game.

Valthirian Arc Red Covenant | Screenshot 6 Valthirian Arc Red Covenant | Screenshot 5 Valthirian Arc Red Covenant | Screenshot 4 Valthirian Arc Red Covenant | Screenshot 3 Valthirian Arc Red Covenant | Screenshot 2 Valthirian Arc Red Covenant | Screenshot 1 Valthirian Arc Red Covenant - Screenshot 7

Selain gameplay dan cerita yang lebih mendalam, Agate Studio juga akan merombak aspek visual dari Valthirian Arc. Mereka akan membuat game ini dengan gaya 2,5D yang menggabungkan lingkungan 3D dengan karakter 2D.

Dari segi produksi efek audio, Valthirian Arc: Red Covenant memiliki tim yang sudah terbukti jitu. Mereka adalah Agate Simfonia, tim yang juga menggarap audio dari Celestian Tales: Old North dan telah mendapatkan berbagai penghargaan.

Proyek Valthirian Arc: Red Covenant berjalan mulai hari ini, 13 Oktober 2015, hingga tanggal 12 November 2015. Dana yang ditargetkan adalah $40.000 (sekitar Rp540 juta). Bagi kamu yang ingin membantu kampanye Valthirian Arc: Red Covenant, langsung saja kunjungi laman Kickstarter pada widget di samping.

Steam Greenlight Link: Valthirian Arc: Red Covenant

The post Valthirian Arc: Red Covenant Tembus Steam Greenlight dan Capai Hampir 25% Target Dana appeared first on Tech in Asia Indonesia.

4 Keuntungan Berjualan Online yang Perlu Kamu Ketahui

Posted: 19 Oct 2015 10:44 PM PDT

Internet telah mengubah banyak hal dan telah membantu banyak aktivitas manusia. Salah satunya adalah memulai bisnis. Hadirnya banyak situs e-commerce di tanah air telah membuka banyak kesempatan bisnis bagi siapa saja. Akan tetapi, apabila kamu belum yakin untuk berjualan online, empat keuntungan berjualan online berikut mungkin bisa meyakinkanmu.

Modal awal yang lebih kecil

Keuntungan pertama dari menjual barang secara online adalah kamu hanya memerlukan modal yang relatif lebih kecil dibanding berjualan offline. Karena kamu tidak perlu mendirikan atau menyewa lahan sebagai tempat berjualan. Bahkan kamu tidak memerlukan biaya operasional. Yang kamu butuhkan hanyalah akses internet dan mungkin sebuah kamera untuk mengambil foto dari barang-barang yang ingin kamu jual.

Bisnis beroperasi 24 jam

Keuntungan kedua dari berjualan online adalah kamu tidak perlu khawatir lagi kapan waktunya membuka dan menutup toko, karena toko kamu bisa diakses selama 24 jam. Bahkan bila kamu menerima pesanan di jam tidur (sekitar 23.00 – 06.00) kamu masih bisa memproses keesokan harinya. Sehingga bisnis kamu berjalan secara optimal.

Target pasar yang lebih luas

Bayangkan bila kamu berada di wilayah terpencil dan tidak memiliki banyak penduduk, target konsumen kamu hanyalah masyarakat yang ada di sekitar wilayah tersebut. Bisnis kamu tentunya tidak akan berkembang. Solusinya adalah dengan berjualan online. Menurut laporan terakhir dari APJII, pada tahun 2014 saja terdapat kurang lebih 71 juta pengguna internet di Indonesia. Jadi bisa dibayangkan berapa besar potensinya.

Pantau dari mana saja dan kapan saja

Dengan bantuan internet, sekarang kamu tidak harus lagi terpaku di satu tempat untuk mengelola bisnis kamu. Kamu bisa mengakses dan mengelolanya dari mana saja dan kapan saja selama masih ada akses internet. Sehingga waktu kamu lebih fleksibel dan lebih optimal.

Baca juga: Kumpulan Aplikasi Mobile yang Dapat Membantumu Berjualan Online


Oke, kamu telah membaca dan memahami empat keuntungan dari berjualan online. Lalu bagaimana cara memulainya?

Saya tidak akan menjelaskan secara detail bagaimana cara memulai berjualan online dalam artikel ini. Akan tetapi ada tiga tahap utama yang bisa kamu lakukan untuk memulai berjualan toko online.

Pertama, memilih tempat untuk berjualan. Ada banyak situs jual beli online atau situs e-commerce yang aktif di Indonesia. Akan tetapi ada dua jenis situs utama yang bisa kamu gunakan, yaitu iklan baris dan marketplace. Situs iklan baris yang bisa menjadi pilihan adalah OLX Indonesia atau Jualo. Sedangkan untuk marketplace, kamu bisa menggunakan Tokopedia dan BukaLapak.

Selain itu, kamu juga bisa mendirikan toko online sendiri menggunakan layanan pembuatan website seperti Sirclo, Jarvis Store, atau LakuBgt. Untuk lebih detailnya, kamu bisa membaca artikel kumpulan aplikasi mobile yang bisa membantumu berjualan online.

Kedua adalah melakukan presentasi yang bagus. Di manapun kamu berjualan, pastikan kamu menggunakan foto yang bagus dan asli, serta deskripsi yang jelas, sehingga pengguna tidak bingung.

Langkah ketiga adalah memaksimalkan media sosial untuk mempromosikan toko online kamu. Mulai dari Twitter, Facebook, Instagram, hingga Path. Untuk mengelolanya kamu bisa menggunakan alat seperti Buffer atau Hootsuite.

(Diedit oleh Lina Noviandari; sumber gambar: Life Hacker)

The post 4 Keuntungan Berjualan Online yang Perlu Kamu Ketahui appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Spotted, Aplikasi Kencan untuk Kamu yang Butuh Kesempatan Kedua (REVIEW)

Posted: 19 Oct 2015 10:38 PM PDT

Mungkin kamu pernah mengalami "momen sinetron" saat secara tidak sengaja berpapasan dengan wanita persis seperti yang kamu impikan, namun karena kondisi yang tidak memungkinkan kamu tidak sempat berkenalan. Akhirnya kamu hanya bisa melihatnya berlalu sambil terus mengkhayal indahnya kehidupan bila kamu bisa bersamanya—dan tetap menjadi jomblo sejati.

Tapi sekarang, kamu tidak perlu khawatir lagi. Aplikasi menarik asal Jerman, Spotted, dapat memberikan "kesempatan kedua" bila gagal memanfaatkan kesempatan pertama untuk berkenalan dengan pasangan impian. Dengan konsep Hyper-Local, aplikasi ini berambisi merevolusi aplikasi perjodohan di smartphone.

Sistem yang bersahabat dan mudah dipahami

Setelah mengunduh di Play Store, kita didorong untuk log in dengan menggunakan akun Facebook. Meski demikian, kita tidak perlu khawatir soal privasi kita karena Spotted menjamin anonimitas. Namun bila tidak ingin log in dengan Facebook, kita bisa membuat akun khusus di sana.

Tampilan depan aplikasi spotted. Tampak wajah model terlihat stretched.

Tampilan depan aplikasi spotted. Tampak wajah model terlihat stretched.

Setelah masuk, kita diminta untuk memasang foto, biodata, dan profil diri kita, termasuk ciri fisik seperti jenggot, tato, kacamata, atau tindik. Setelah memasukkan data diri, kita akan langsung diarahkan ke halaman penjelasan tentang sistem Spotted.

Sistem ini sederhana dan mudah dimengerti. Saat diaktifkan, Spotted akan mendeteksi pengguna lain yang ada di sekitar kita, kemudian menampilkan foto profilnya dalam satu halaman yang disebut De Javu. Di halaman ini, kita dapat mengirimkan kedipan mata ("Wink").

Fitur Wink berfungsi sama persis dengan Like pada Tinder; si penerima tidak akan mengetahui bahwa kita mengirim Wink, dan kita hanya bisa mengirimkan pesan bila sang pujaan secara kebetulan juga mengirimkan Wink kepada kita.

Bila kebetulan juga memberikan Wink, kita dapat mengirim pesan kepada gadis impian kita. Pesan tersebut tidak gratis, melainkan dibayar dengan Love Cupid.

Bila kebetulan juga memberikan Wink, kita dapat mengirim pesan kepada gadis impian kita. Pesan tersebut tidak gratis, melainkan dibayar dengan Cupid’s Arrow.

Fitur lain yang menarik adalah Love Notes. Di sini, kita dapat memberi surat cinta secara anonim yang akan ditampilkan secara publik di lingkungan sekitar kita, misalnya seperti "Kepada wanita cantik, dengan jeans dan shirt hitam-putih yang saya temui di Angkot 08 Citeureup-Pasar Anyar, semoga hari kamu selalu indah. ;)."

Menulis Love Note secara anonim.

Menulis Love Note secara anonim.

"Anonim" adalah kata kunci di fitur ini, kita tidak dapat mengungkapkan data diri pribadi kita ataupun pujaan kita, termasuk nama, nomor telepon, alamat, dan lain-lain. Sebelum ditampilkan, pesan kita akan disaring secara manual terlebih dahulu oleh Spotted.

Potensi besar, eksekusi kurang

Saya merasa aplikasi ini memiliki potensi yang besar di masa depan, bahkan bisa merevolusi cara kita mendapatkan pasangan. Bila penggunanya sudah cukup banyak, kita tak perlu lagi ragu-ragu berkenalan dengan seseorang – cukup kirimkan Wink dan tunggu apakah kita mendapat Wink balasan, dan semua bisa berjalan dengan lancar.

Sayangnya, setelah mencoba menggunakan Spotted, saya bisa menyimpulkan bahwa aplikasi ini tidak siap diluncurkan di pasar internasional dan masih setengah jadi. Ketidaksiapan ini langsung terasa di halaman pertama: dimensi foto yang digunakan di halaman login terlihat dipaksakan untuk sesuai dengan ukuran halaman (stretched) sehingga penampilan model terlihat tidak wajar.

Di halaman profil pun demikian, kita diminta untuk memasukkan biodata dan sekilas tentang ciri fisik, namun ukuran tinggi badan harus dinyatakan dalam satuan inci, yang tentu tidak familier untuk orang Indonesia. Selain itu, saat memasukkan pilihan warna mata, tidak ada pilihan cokelat tua atau hitam, yang ada hanya warna mata orang kulit putih, yaitu biru, hijau, cokelat, dan abu-abu.

Ketidaksiapan juga terlihat karena semua email yang mereka kirimkan ditulis dalam bahasa Jerman, begitu pula dengan bahasa yang digunakan dalam channel resminya di YouTube. Saya masih bisa menerima bila email-nya ditulis dalam bahasa Inggris, namun hidup kita terlalu singkat untuk belajar bahasa Jerman (yang sulitnya setengah mati), sehingga tak sedikitpun saya mengerti apa pesan yang hendak disampaikan.

Sebagai penutup, meski memiliki konsep yang bagus, eksekusi aplikasi ini masih jauh dari ekspektasi. Semoga ini bisa dipecahkan dengan adanya dana tambahan yang diterima Spotted minggu lalu.

Plus

  • Fiturnya inovatif, menarik, dan mudah dipahami
  • Memiliki konsep yang unik (Hyper-Local) dan berpotensi mengubah industri aplikasi kencan

Minus

  • Perlu membayar untuk mengirim pesan
  • Email disampaikan dalam bahasa Jerman
  • Banyak fitur yang belum disesuaikan untuk pasar internasional

Baca juga: Spotted, Aplikasi Kencan Asal Jerman Coba Bantu Anak Muda di Indonesia Mendapatkan "Kesempatan Kedua"

App Info
SPOTTED - Share the Love
Spotted -  Oct 09, 2015
Genre:  Social
Size:   Varies with device
Installs:   100,000 - 500,000
Gratis

Download

(Disunting oleh Lina Noviandari)

The post Spotted, Aplikasi Kencan untuk Kamu yang Butuh Kesempatan Kedua (REVIEW) appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Review Heroes Reborn: Enigma – Kemampuan Super yang Mubazir

Posted: 19 Oct 2015 10:10 PM PDT

Heroes Reborn merupakan mini seri untuk melengkapi seri televisi Heroes yang terakhir kali ditayangkan pada tahun 2010 silam. Walaupun seri ini hadir sebagai cerita sampingan dan bukan merupakan kelanjutan kisah dari season keempat, namun kehadirannya terasa begitu istimewa berkat perilisan game yang merupakan prekuel dari mini seri tersebut.

Imperative Entertainment yang dimiliki oleh kreator seri Heroes, Tim Kring, bekerja sama dengan studio game Phosphor untuk mengembangkan tidak hanya satu, namun dua game yang menjadi prekuel dari Heroes Reborn. Dua game tersebut adalah Heroes Reborn: Gemini untuk PC dan console serta Heroes Reborn: Enigma untuk iOS dan Android.

Sebagai orang yang mengikuti kisah para manusia super di dunia Heroes bertahun-tahun lalu, saya pun tidak sabar untuk mencoba game resmi Heroes yang dirilis di platform mobile untuk pertama kali. Apakah game tersebut akan berisi gameplay dan kisah yang penuh kejutan, sama seperti seri televisinya? Simak ulasan saya di bawah ini.

Heroes Reborn Enigma | Screenshot 1

Kisah Kelam Dahlia

Heroes Reborn: Enigma menempatkan saya sebagai Dahlia, salah satu karakter dalam seri Heroes yang memililki kemampuan telekinesis dan pengendalian waktu. Seperti yang pernah dijelaskan dalam salah satu episode web Heroes, Dahlia tidak sejak awal memiliki kedua kekuatan tersebut.

Hari demi harinya dihabiskan dengan menuruti perintah dari seorang ilmuwan kepala di sebuah fasilitas penelitian bernama The Quarry. Ilmuwan kepala tersebut, dr.Mason, meminta Dahlia untuk melewati serangkaian tes sebelum akhirnya menyuntikkan obat eksperimen yang ia sebut Gemini.

Heroes Reborn Enigma | Screenshot 2

Gemini adalah obat yang ia kembangkan berdasarkan kemampuan milik saudara perempuan Dahlia, Cassandra. Ia memiliki kemampuan untuk memanipulasi waktu, dan seharusnya Gemini akan membuat orang yang disuntik memilki kemampuan sama. Namun, ternyata tidak semua orang kompatibel dengan Gemini karena semua manusia yang disuntik oleh dr.Mason tidak bertahan hidup, kecuali Dahlia.

Dahlia yang bertahan hidup setelah mendapat injeksi Gemini harus membuktikan bahwa ia dapat mengendalikan kekuatan baru tersebut melalui serangkaian tes. Di sinilah saya sebagai Dahlia diberikan puluhan tantangan puzzle untuk dipecahkan.

Heroes Reborn Enigma | Screenshot 3

Puzzle yang Salah Tempat

Sebagai seri yang menghadirkan berbagai manusia berkekuatan super, saya memiliki ekspektasi bahwa Heroes Reborn: Enigma setidaknya akan menghadirkan aksi seru. Saya telah membayangkan aksi pertempuran dengan sudut pandang orang pertama, di mana Dahlia dapat menggunakan kekuatan supernya untuk mengenyahkan para tokoh jahat.

Betapa kecewanya saya ketika mengetahui bahwa satu-satunya hal yang bisa dilakukan Dahlia dengan segala talentanya hanyalah memecahkan puzzle saja. Saya diajak bernavigasi dari ruang ke ruang menggunakan kekuatan telekinesis dan manipulasi waktu hanya untuk berpindah ke ruangan selanjutnya … sungguh mubazir!

Heroes Reborn Enigma | Screenshot 4

Sebenarnya latar game sudah didesain sedemikian rupa untuk mendukung plot di sini. Dahlia dikisahkan masih berumur 14 tahun dan berada di dalam fasilitas penelitian, sehingga tidak masuk akal bila ia serta-merta harus berhadapan dengan musuh.

Namun, saat progres cerita di dalam game sudah penuh dengan kekacauan dan tidak aneh bila satu-dua tokoh musuh datang, yang ia lakukan hanyalah memecahkan puzzle seperti sedia kala. Kontras yang terjadi antara situasi genting yang berlangsung dengan apa yang dilakukan Dahlia membuat saya mengernyitkan dahi menjelang permainan berakhir.

Heroes Reborn Enigma | Screenshot 5

Kontrol pada Layar Sentuh Masih Perlu Dipoles

Sebagai sebuah game puzzle dengan perspektif orang pertama, Heroes Reborn: Enigma mencoba hadir dengan skema pengendalian yang memanfaatkan potensi layar sentuh secara maksimal. Pengendalian tokoh di sini mengingatkan saya pada karya perdana Amazon Game Studios di iOS, Lost Within.

Dahlia dapat bergerak serta melompat ke platform yang dituju hanya dengan melakukan tap pada lokasi yang dimaksud. Saya bebas mengarahkan pandangan Dahlia ke segala arah dengan melakukan swipe pada layar. Berbagai kekuatan Dahlia dapat diaktifkan dengan hanya melakukan tap, hold, dan swipe yang simpel.

Sayangnya, kesederhanaan kontrol di sini sekaligus menjadi kelemahannya. Game mengalami kesulitan untuk membedakan mana sentuhan untuk berpindah tempat serta sentuhan untuk mengubah sudut pandang. Tidak jarang saya dibuat frustrasi karena Dahlia bergerak tidak sesuai keinginan di saat saya hanya sekadar ingin menoleh.

Sebenarnya Phospor telah menyediakan opsi pengendalian menggunakan tombol virtual. Namun kemunculan alternatif kontrol ini tidak berdampak signifikan karena game masih dapat salah menafsirkan sentuhan pada layar untuk bergerak dan menoleh.

Heroes Reborn Enigma | Screenshot 6Grafis dan Sulih Suara Berkualitas

Untuk urusan audio visual, Phospor telah melakukan pekerjaan yang cukup pantas untuk disandingkan dengan kesuksesan seri televisinya. Penyajian Heroes Reborn: Enigma di platform mobile sama sekali tidak bisa dibilang jelek.

Grafis 3D yang membungkus tampilan Heroes Reborn: Enigma bisa disejajarkan dengan game papan atas serupa di platform mobile seperti Lost Within. Detail tekstur maupun ambience dari setiap ruangan terpoles dengan baik. Hanya saja, pergerakan dari tokoh manusia di dalam game ini masih terlihat kaku seperti robot.

Setiap percakapan pada Heroes Reborn: Enigma diisi oleh aktor dan aktris profesional yang mampu memberikan nyawa kepada setiap karakter. Kesan frustrasi, marah, maupun keputusasaan dapat saya rasakan walaupun sambil menutup mata dari intonasi setiap karakter di sini.

Heroes Reborn Enigma | Screenshot 7

Kesimpulan: Hanya bagi yang Penasaran dengan Prekuel

Di samping segala hal tentang game yang saya utarakan di atas, saya rasa Heroes Reborn: Enigma memiliki cerita yang cukup menarik untuk disimak para penggemar seri Heroes yang ingin mengetahui latar belakang kisah seri ini secara utuh. Kamu akan mengerti mengapa Dahlia menjadi begitu tangguh dan dapat bersimpati kepadanya saat menonton seri Heroes Reborn di televisi.

Namun, dengan keadaannya sekarang, saya tidak bisa merekomendasikanmu untuk membeli Heroes Reborn: Enigma pada harga normalnya. Bug pada skema pengendalian serta minimnya replay value dari total 32 level di sini membuat banderol yang dipatok oleh developer kurang sepadan dengan pengalaman yang diberikan.

Kalau kamu merupakan penggemar setia Heroes yang ingin mendukung kelanjutan kisah ini, maka saya persilakan kamu untuk mengunduhnya di Google Play Store maupun Apple App Store sekarang juga. Bagi kamu yang penasaran dengan kisahnya tapi tidak menginginkan puzzle monoton serta banderol harga di atas rata-rata, saya sarankan kamu menonton video Let’s Play saja di YouTube.

App Info
Heroes Reborn: Enigma
Phosphor Games Studio -  Oct 08, 2015
Genre:  Puzzle
Size:  N/A
Installs:   1 - 5
72,140

Download

The post Review Heroes Reborn: Enigma – Kemampuan Super yang Mubazir appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Fantasy War Tactics – Strategy RPG ala Final Fantasy Tactics di Platform Mobile

Posted: 19 Oct 2015 09:44 PM PDT

Mungkin kamu kebingungan dengan dua game bernama mirip yang saya sebutkan di judul artikel ini. Namun, hal itulah pertama kali saya rasakan ketika mengetahui sebuah game dari penerbit asal Korea, Nexon, yang rencananya akan dirilis bulan November mendatang. Ya, Fantasy War Tactics akan menghadirkan aksi strategy RPG dengan sistem tile-based yang tidak kalah keren dari Final Fantasy Tactics.

Kamu akan berperan sebagai seorang wizard yang ingin menguasai dunia. Setelah berhasil menghidupkan seorang kesatria legendaris bernama Chris, ia dan teman-temannya melakukan petualangan untuk menghadapi sebuah kelompok penjahat bernama World Reformation Council. Kelompok penjahat ini secara tiba-tiba meruntuhkan kerajaan yang berkuasa dan merebut kendali atas benua di mana kamu tinggal.

Fantasy War Tactics Lords Legion | Artwork

Fantasy War Tactics World Reformation Council | Artwork

Tidak hanya faktor nama saja yang membuat Fantasy War Tactics terasa mirip dengan karya Squaresoft di tahun 1997 tersebut. Penggambaran karakter dengan gaya anime serta gameplay yang mengandalkan strategi tile-based akan membawa para penggemar strategy RPG dapat mengorelasikan game mobile tersebut dengan salah satu mahakarya di seri Final Fantasy.

Nexon tidak sekadar mencontoh formula yang telah terbukti berhasil, namun memolesnya dengan kualitas yang sangat menarik untuk dinantikan. Animasi cutscene maupun permainan terlihat sangat mulus layaknya sedang menonton anime. Sistem pertempuran pada permainan inti juga terlihat solid dengan berbagai kombinasi serangan yang bisa diluncurkan pemain.

Fantasy War Tactics | Screenshot

Fantasy War Tactics | Screenshot 2

Selain kelebihan tadi, Nexon juga menyebutkan telah membawa genre strategy RPG ke tingkat selanjutnya dengan fitur sosial yang ditanamkan pada Fantasy War Tactics. Fitur yang mereka sebut dengan SRPG (Social RPG) ini akan menghadirkan kemampuan multiplayer yang membuat pemain Fantasy War Tactics bisa menikmatinya bersama teman-teman.

Kamu yang tertarik untuk bermain Fantasy War Tactics bisa melakukan praregistrasi pada tautan di bawah ini. Dengan mendaftar lebih awal, kamu akan mendapatkan kabar terbaru mengenai perilisan game tersebut serta kesempatan untuk memperoleh in-game item menarik bila memainkannya dalam jangka waktu 14 hari sejak Fantasy War Tactics resmi dirilis nanti.

Situs Resmi: Fantasy War Tactics

The post Fantasy War TacticsStrategy RPG ala Final Fantasy Tactics di Platform Mobile appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Preview Star Wars Battlefront – Elegan

Posted: 19 Oct 2015 09:27 PM PDT

Tahun ini saya sudah bertekad membeli Call of Duty: Blackops III untuk menggantikan Call of Duty: Ghost saya yang sudah mulai sepi setelah dua tahun melayani saya hampir setiap hari. Keputusan ini cukup mudah karena Call of Duty: Blackops III terasa solid dan tidak ada lawan lain yang cukup setara. Masuklah Star Wars Battlefront, sebuah FPS yang saya tidak pernah duga akan semenyenangkan ini.

Pertama kali bermain Star Wars Battlefront, saya langsung berdiskusi internal dengan diri saya tentang grafisnya yang sangat bagus. Detailnya memang tidak terlalu terasa karena kebanyakan tempat mengambil lahan bebatuan atau padang es yang besar sehingga tidak ada banyak objek. Namun gerakan-gerakan karakter dan objek-objek yang ada sampai ke taraf kualitas visual terlihat sangat nyata. Terkadang ada saatnya kamu merasa kamu sedang menonton sebuah film daripada memainkan sebuah game.

Dua Mode Saja untuk Versi Beta

Star Wars Battlefront | Screenshot (1)

Preview beta ini hanya mempunyai dua mode game yang bisa dimainkan. Walaupun begitu keduanya  sudah cukup menjadi penghibur selama berjam-jam. Mode pertama yang ditawarkan adalah Drop Zone, dalam mode ini escape pod akan jatuh dari angkasa dari waktu ke waktu, tugas kita adalah mendatangi  dan mengklaim escape pod tersebut. Siapa yang paling banyak, tim tersebutlah yang menang.

Mode kedua adalah Walker Assault. Di sini empat puluh orang akan bertarung untuk mengawal atau menghancurkan AT-AT. Pada posisi bertahan kamu harus menguasai Uplink Station dan menahannya sampai Y-Wing datang dan memperlemah pertahanan AT-AT. Di titik ini AT-AT siap ditembak dengan semua senjata yang kamu punya. Saya menghabiskan waktu tiga jam nonstop bermain mode yang sangat seru ini.

Apa yang membuatnya seru adalah, sang developer berhasil membuat mode dengan empat puluh pemain ini terasa cepat, sesuatu yang Battlefield gagal lakukan. Begitu kamu mati, kamu punya pilihan untuk bangkit di sebelah teman kamu atau mulai dari titik awal.

Namun dengan begitu banyaknya orang, Uplink Station yang tersebar, dan juga AT-AT yang berjalan cukup lambat, kamu tidak perlu berjalan jauh untuk mulai terjun kembali ke dalam aksi tembak-menembak. Pengalaman ini jauh berbeda dengan Battlefield di mana jika kamu mati, kamu harus berjalan cukup jauh hanya untuk ditembak sebelum kamu menyadari di mana musuh berada.

Fitur-Fitur yang Membawa Kamu Perang ke Galaksi Nun Jauh di Sana

Satu hal yang saya juga suka adalah sistem perks yang menggunakan waktu untuk terisi kembali. Jika pada FPS umumnya kamu bisa membawa satu sampai dua bom, di sini bom akan kembali tersedia setelah beberapa saat. Tergantung apa yang kamu pilih, ini bisa membantu ptensi kamu untuk survive maupun kill rate seiring kamu bertahan di dalam game.

Fitur lainnya yang saya sangat suka adalah kamu akan dipasangkan dengan seorang teman. Ada dua keuntungan utama dari sistem ini, yang pertama adalah kamu dapat hidup kembali di sebelah teman, yang kedua adalah kamu dapat menggunakan perks yang digunakan teman kamu. Ini sangat membantu di awal-awal game karena kamu akan mulai dari nol tanpa perks. Tapi tentu saja jika kamu juga dipasangkan dengan teman yang baru mulai maka tidak ada gunanya.

Star Wars Battlefront | Screenshot (4)

Star Wars Battlefront tetap menggunakan recoil dan juga akurasi. Namun karena kebanyakan senjatanya adalah laser, maka sensasi menembaknya terbilang berbeda. Dari empat senjata yang tersedia, mereka rata-rata memiliki firing rate yang relatif sama. Tidak terlalu lambat namun tidak secepat Carbine, dan karena kita sedang membicarakan senjata laser maka areanya lebih besar dibandingkan peluru senjata biasa.

Pada jarak jauh, senjata laser ini lebih mudah digunakan namun keseluruhan game terasa lebih kasual. Tapi jangan salah, game ini tetap mempunyai jiwa FPS yang bagus, tidak seperti FPS freemium yang dipenuhi senjata-senjata khayalan.

Epik

Dibandingkan FPS lain, Star Wars Battlefront menjual faktor keren yang tidak akan kamu dapatkan di tempat lain. Seiring jalannya permainan, kamu akan disambut dengan musik orkestra yang megah dan membangkitkan semangat.

Terakhir, dengan memenuhi beberapa tugas tertentu yang diperintahkan, kamu akan berkesempatan untuk menjadi Darth Vader atau Luke Skywalker. Hal ini benar-benar membuat pengalaman bermainmu berbeda. Kamu pada dasarnya sedang menjadi dewa di antara pemain-pemain lain. Tokoh hero ini mempunyai kekuatan yang jauh lebih besar dari pada pemain lain dan membunuh para musuh pun menjadi tugas yang sangat mudah.

Kesimpulan

Star Wars Battlefront bisa dibilang terasa agak kasual, namun game ini punya kelasnya tersendiri. Jika saya harus memilih satu kata, maka saya akan memilih kata “elegan” untuk menggambarkan keseluruhan paket yang ditawarkan.

Sayangnya kita tidak akan menemukan mode single player di versi finalnya nanti karena sang developer memutuskan seperti itu. Dengan grafis yang sangat bagus ini, saya merasa bahwa kita akan kehilangan banyak momen sinematik yang mengagumkan.

Terlepas dari itu semua, Star Wars Battlefront adalah game yang sangat perlu diperhitungkan. Saya sendiri sekarang kebingungan memilih antara Call of Duty: Black Ops III atau Star Wars Battlefront. Tapi mungkin tidak ada salahnya memilih Star Wars Battlefront, mengingat Call of Duty adalah seri tahunan yang sudah saya ikuti terus selama tiga tahun terakhir. Saatnya sebuah pembaharuan!

The post Preview Star Wars Battlefront – Elegan appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Review RAD Boarding – Berseluncur Nikmat sambil Menantang Maut di Hari Kiamat

Posted: 19 Oct 2015 09:10 PM PDT

Bermain game arcade dengan gameplay yang sangat simpel itu ibarat menyenandungkan lagu yang sedang populer secara berulang-ulang, hingga suatu saat kita bosan namun masih tak keberatan menyanyikannya lagi di kemudian hari.

Hal itulah yang membuat beberapa game mobile masih saya biarkan tersimpan di Android yang saya miliki, mulai dari Jetpack Joyride, Ski Safari 2, Spider-Man Unlimited, Minion Rushdan banyak lagi lainnyaGame semacam ini saya anggap memiliki pesona tersendiri yang membuatnya tetap terasa menyenangkan saat kembali dimainkan, walaupun mungkin tampilannya akan kalah bersaing dengan game sejenis yang lebih baru.

RAD Boarding sendiri kurang lebih memiliki karakter sama seperti judul game yang telah saya sebut di paragraf sebelumnya. Game buatan Other Ocean Interactive ini tak hanya menyajikan aksi seluncur ala Ski Safari yang seru, tapi juga menyuntiknya dengan nuansa energi dekade 90-an yang funky hingga pantas menyandang predikat sebagai versi radikal Ski Safari dari masa depan.

Bergaya Sebelum Mati

RAD Boarding | screenshot 1

Hal yang pertama kali disoroti dalam permainan RAD Boarding tentunya adalah faktor kesamaan gameplay yang sekilas mirip sekali dengan Ski Safari, khususnya seri kedua. Meskipun sama, hal ini bukanlah sesuatu yang layak diperdebatkan lagi karena RAD Boarding menghadirkan nuansa dan cara bermain yang berbeda dengan game keluaran Sleepy Z Studios.

Agar sedikit berbeda, RAD Boarding menggunakan kontrol yang mirip dengan Tiny Wings, di mana momentum kecepatanmu berseluncur ditentukan bentuk permukaan tanah yang karaktermu lalui.

Di sini kamu perlu memanfaatkan turunan jalur yang landai sebagai landasan untuk melompat sejauh mungkin. Kamu hanya perlu melakukan tap dan tahan jari kamu di saat meluncur di turunan, dan voila! Karaktermu akhirnya memiliki momentum untuk melakoni bermacam trik di udara.

RAD Boarding | screenshot 2

Beratraksi di udara merupakan kunci agar kamu bisa bertahan menghindari kejaran lava dalam RAD Boarding. Seiring bertambah tingginya level karaktermu, maka semakin banyak pula trik yang bisa kamu lakukan saat melayang di udara. Seandainya kamu sukses mengeksekusi rangkaian trik tadi secara sempurna, otomatis meteran RAD kamu akan terisi dan membuatnya melaju jauh meninggalkan lava yang mengejar di belakang.

Menariknya lagi, dalam RAD Boarding kita juga diselingi aksi boss fight, di mana monster berukuran raksasa muncul untuk menguji seberapa jago kamu beratraksi di udara. Meskipun porsinya tak seberapa besar, namun variasi gameplay ini memberikan bermacam achievement dan koleksi item menarik yang memberikan saya alasan untuk terus bermain. Entah hanya sekedar mengoleksi tutup botol yang tersembunyi, membuka batu nisan baru (yep karaktermu akan mati dan dikubur di tangga leaderboard), atau mengumpulkan kostum unik yang akan kamu gunakan di sesi permainan berikutnya.

Presentasi Solid dengan Hentakan Energi di Mana-Mana

RAD Boarding | screenshot 3

Bagian menarik yang membuat RAD Boarding terasa begitu berbeda adalah bagaimana game ini tidak setengah-setengah dalam mengumbar tema 90-an sebagai bagian dari energi permainannya. Hampir setiap jengkal permainan RAD Boarding dipenuhi bermacam atribut desain 90-an yang penuh dengan energi, mulai dari penggunaan font, dominasi warna neon, dan lain sebagainya.

Tak hanya itu saja, musik game ini juga seolah tidak berhenti menyemangatimu untuk bermain dan terus mencoba melewati perolehan skor terbaik kamu sebelumnya. Other Ocean Interactive sendiri bahkan memberimu kejutan kecil dengan empat variasi background, di mana masing-masing menyajikan pemandangan indah yang menarik untuk kita amati.

Hiburan Gratis, Kapan pun dan di Mana pun Kamu Berada

RAD Boarding | screenshot 4

Membicarakan game arcade dengan karakteristik free to play semacam ini memang tidak lengkap jika saya tidak menyinggung sedikit soal sistem IAP yang disertakan. Sama seperti game arcade sederhana lainnya, di sini kamu tidak wajib untuk membeli IAP apapun yang ditawarkan Other Ocean Interactive dan Noodlecake.

Namun seandainya kamu ingin berterimakasih atas kesenangan yang kamu dapatkan atas game ini, kamu boleh saja membeli IAP koin dengan pilihan harga bervariasi mulai dari yang termurah Rp12.000, hingga yang termahal Rp110.000. Koin tersebut berfungsi untuk membeli bermacam upgrade yang karaktermu perlukan.

Asyiknya lagi, kamu bisa saja mendapatkan koin IAP tadi dengan cara cukup bermain setiap hari dan mengklaim “hadiah video iklan” yang mereka tawarkan setiap jam. Sekedar catatan, fitur hadiah tersebut memerlukan koneksi internet untuk bisa kamu akses, jadi jangan harap kamu bisa menambah pundi-pundi uangmu andaikan bermain RAD Boarding secara offline.

Kesimpulan

RAD Boarding | screenshot 5

Pada akhirnya, RAD Boarding merupakan salah satu dari sekian game Android yang saya rekomendasikan sebagai hiburan untukmu. Perpaduan atraksi seluncur ala Ski Safari dengan nuansa dekade 90-an yang penuh energi membuat RAD Boarding cocok dimainkan gamer kasual yang ingin bermain di sela-sela kesibukan rutinitas sehari-hari. Apalagi dengan tidak adanya batasan stamina/energi membuat game ini menjadi hiburan yang asyik untuk kita nikmati.

Bila kamu pernah menyukai Ski Safari namun ingin merasakan pengalaman berbeda, saya rasa tak ada salahnya bagimu untuk mencoba RAD Boarding sebagai  alternatif yang penuh dengan energi. Saat tulisan ini dibuat, saya sendiri masih sibuk beratraksi gila di depan kejaran lava, dan saya harap kamu merasakan hal yang sama ketika memainkannya.

App Info
RAD Boarding
Noodlecake Studios Inc -  Oct 15, 2015
Genre:  Action
Size:   99M
Installs:   1,000 - 5,000
Gratis

Download

The post Review RAD Boarding – Berseluncur Nikmat sambil Menantang Maut di Hari Kiamat appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Review The Coma – Menakutkan di Tempat yang Salah

Posted: 19 Oct 2015 08:20 PM PDT

Pertama kali melihat screenshot The Coma, saya langsung berminat dengan game ini. Mulai dari premis horor side-scrolling dengan latar belakang di sekolah, sampai ke visual yang entah mengapa sangat mengingatkan saya dengan game The World Ends With You. Jadi, begitu mendapatkan kesempatan untuk menjajal The Coma langsung dari developernya, tentu saja saya tidak melewatkannya begitu saja.

Tapi apakah premis dan visual yang begitu menjanjikan saja cukup untuk menjadikan The Coma sebagai game untuk dimainkan? Cek ulasan lengkapnya di bawah.

Dua Alam, Dua Dimensi

The Coma | Screenshot (1)

The Coma dikembangkan oleh tim Devespresso Games dari Korea Selatan. Layaknya DreadOut yang dikembangkan orang Indonesia dan berlatar belakang di Indonesia juga, The Coma pun menggunakan sekolah di Korea Selatan sebagai latar belakangnya.

Di sini kamu akan berperan sebagai Youngho, seorang siswa kelas 1 SMA dengan prestasi akademis yang sangat buruk. Hari Youngho dimulai dengan berbagai kejadian sangat aneh, mulai dari bertemu dengan wanita misterius yang berdiri sendiri di depan sekolahnya, menghadapi teman sekolahnya yang dilarikan ke rumah sakit karena nyaris bunuh diri semalam di sekolah, serta harus menghadapi ujian yang tidak bisa dia kerjakan sama sekali hari itu.

The Coma | Screenshot (2)

Rentetan kejadian aneh itu dibuat semakin aneh ketika Youngho tiba-tiba saja tertidur dan terbangun ketika tengah malam di sekolahnya tersebut. Lebih parahnya lagi, dia tidak sekadar tertinggal tengah malam di sekolah, karena sekolahnya di malam hari jelas menyimpan begitu banyak misteri yang sangat mengerikan.

Tugas kamulah sebagai Youngho untuk menemukan apa yang sebenarnya terjadi dengan dirimu dan menemukan jalan keluar melalui koridor-koridor dua dimensi di sekolahnya.

Koridor-Koridor

The Coma | Screenshot (3)

Memang cukup sulit menghasilkan sebuah pengalaman yang betul-betul orisinal dalam game horor 2D. Tidak mengherankan jika ketika memainkan game ini kamu akan langsung teringat dengan game horor 2D lain seperti Lone Survivor, Home, Ascension, Neverending Nightmare, dan lain-lain.

Dalam game ini yang perlu kamu lakukan hanyalah berjalan sepanjang koridor, masuk ke berbagai ruang kelas dan ruangan-ruangan umum lainnya yang biasa ada di sekolah, mengumpulkan barang-barang yang dapat menyelamatkan nyawamu, membaca nota-nota yang dapat memberikan kejelasan pada cerita penuh misteri, dan yang paling penting … menghindari guru psikopat yang berusaha menghabisimu secara sadis.

Kamu hanya dibekali dengan benda-benda konsumsi untuk mengembalikan nyawa dan energi serta uang recehan yang bisa dipakai untuk membeli benda-benda tersebut. Selain itu, kamu juga memiliki senter yang bisa membantumu melihat dalam gelap serta (sayangnya) membantu musuh untuk lebih mudah menemukanmu.

The Coma | Screenshot (4)

Kamu akan sering sekali bersembunyi dalam lemari seperti ini

Jika kamu mulai bertanya-tanya apa senjata yang bisa kamu gunakan, jawabannya adalah … tidak ada. Untuk bertahan hidup kamu hanya bisa berlari atau bersembunyi di lemari dan kamar mandi. Jadi jangan harap kamu bisa mengubah genre game ini menjadi action seperti yang terjadi ke beberapa seri Resident Evil terakhir.

Sejauh ini The Coma masih terdengar sangat menjanjikan bukan? Sayangnya premis yang begitu bagus ini harus dirusak dengan desain misi yang amat sangat menyusahkan pemainnya. Misi-misi yang ada di sini rata-rata hanya sekadar pergi ke kelas X, kembali ke ruang Y, ambil sebuah benda di kelas yang terletak di dekat kelas X, kembali lagi ke ruang Y, dan seterusnya. Desain buruk ini membuat saya lebih takut kepada apa yang akan ditugaskan berikutnya daripada kepada teror yang benar-benar menghantui karaktermu.

The Coma | Screenshot (6)

Masalah lain juga terletak di peletakan teror yang tersebar. Guru psikopat yang mengincarmu selalu berkeliaran di koridor-koridor. Masalahnya, cukup banyak hal-hal menarik yang bisa kamu baca di koridor tapi kamu tidak akan mendapatkan kesempatan untuk melakukannya.

Hal ini semakin diperparah dengan fakta bahwa dunia game tidak berhenti ketika kamu membuka menu atau sedang membaca tulisan-tulisan yang tersebar di koridor. Tidak jarang saya harus menekan tombol Space terus menerus agar teks panjang yang tengah saya baca lekas selesai, sedangkan karakter saya sedang sibuk ditikam habis-habisan oleh seorang psikopat.

Teks yang muncul di saat yang tidak tepat tidak hanya membuat saya mati dihabisi oleh psikopat saja, ketika nasib Youngho tengah genting-gentingnya, sempat-sempatnya keluar event tidak penting tepat di tempat tanaman beracun tumbuh dan menyerang dia. Penempatan event yang tidak tepat ini terjadi terlalu sering dalam game dan jelas meninggalkan kesan yang begitu buruk ketika saya bermain.

Layaknya Sebuah Komik

The Coma | Screenshot (5)

Kualitas visual adalah hal pertama yang menarik perhatian saya akan The Coma, dan jujur saja ekspektasi saya cukup turun ketika melihat game ini langsung. Saya tidak mengatakan kalau The Coma memiliki kualitas visual yang buruk ya, hanya saja game ini jelas bisa dimaksimalkan dengan amat lebih jauh lagi untuk urusan grafis.

The Coma memiliki gaya gambar layaknya komik berwarna. Karakter-karakter yang ada didesain dengan keren dengan pemilihan warna yang sangat baik. Sayangnya hal ini dirusak dengan animasi yang kurang halus, terutama ketika karakter kita berlari. Meskipun begitu, tim Devespresso tetap bisa menampilkan detail-detail minor seperti tatapan penuh teror di mata Youngho ketika dia berjalan-jalan mengelilingi sekolahnya.

Jika kamu adalah penggemar gaya gambar ala komik Jepang atau Korea, dijamin kamu akan cukup terhibur dengan The Coma. Tapi layaknya Ghosts of Memories yang belum lama ini diulas Risky, terkadang visual saja sangat tidak cukup untuk menutupi gameplay yang membosankan dan sangat menyusahkan pemainnya.

Kesimpulan

The Coma | Screenshot (7)

The Coma adalah sebuah game dengan potensi sangat besar, yang sayangnya dirusak oleh gameplay jauh dari kata solid. Jika The Coma buruk karena bug, maka tim developernya bisa memperbaikinya dengan mudah, tapi game ini buruk karena sesuatu yang lebih mendasar yaitu inti dari gameplay. Memperbaiki hal tersebut sama saja seperti membuat game baru.

Dengan harga penuh, saya kurang menyarankan kamu untuk menjajal The Coma. Tapi jika game ini mendapatkan diskon dan kamu butuh hiburan horor yang cukup bikin deg-degan tapi tidak terlalu membuat ketakutan, maka The Coma akan menjadi sebuah game yang sempurna untukmu.

The post Review The Coma – Menakutkan di Tempat yang Salah appeared first on Tech in Asia Indonesia.

No comments:

Post a Comment

Sponsor

Latest Game News

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sponsor

pasang iklan baris gratis