Game Di Indonesia |
- Golden Gate Ventures Tanamkan Investasi di Tiga Startup Indonesia
- Review Go! Go! Nippon! 2015 – Terbang Kembali Menjemput Pujaan Hati
- Cek Perjalanan Tech in Asia Games ke GDG Prime 2015 dalam Video Ini!
- Highlight Hari Pertama Konferensi Tech in Asia Jakarta 2015
- Tip Bagaimana Merancang Aplikasi Mobile yang Menarik dengan Free Basics
- Startup atau Korporat, Manakah yang Sebaiknya Dipilih Sebagai Pekerjaan Pertama?
- Masa Depan Pembayaran Indonesia, Ada di Kartu Kredit atau Bitcoin?
- Masalah Kurangnya Talenta dan Solusi untuk Meningkatkan Kualitas Pekerja IT di Indonesia
- Ini Dia Hal-hal Baru yang Menambah Keseruan Tech in Asia Jakarta 2015. Ada Apa Saja?
- Tingkatkan Kualitas SEO Website Kamu dengan 12 Tip ini
- Mahasiswa, Siapkan Bekal Jadi Founder Startup di Bangku Kuliah
- Rencana Besar RedMart untuk Menjadi “Toko Serba Ada” di Asia Tenggara
- 10 Startup Menarik di Bootstrap Alley Tech in Asia Jakarta 2015 (Day 1)
- Strategi Meraih Pasar Lewat Twitter dengan Lebih dari Sekadar “Berkicau” 140 Karakter
- CEO Rappler: Bagaimana Teknologi Bisa Membentuk Masa Depan Media
- UCWeb Bocorkan Cara Membuat Aplikasi Menjadi Viral
- Alice Norin dan Bagaimana Pengalaman Membentuknya Sebagai Figur Entrepreneur
- Game yang Dipamerkan di Tech in Asia Jakarta 2015 Ini Beri Solusi Kesehatan untuk para Lanjut Usia
- Membangun Infrastruktur Startup yang Simpel dan Scalable dengan Cloud
- Bagaimana Perkembangan Internet of Things di Indonesia?
Golden Gate Ventures Tanamkan Investasi di Tiga Startup Indonesia Posted: 11 Nov 2015 06:55 PM PST Sejumlah pendanaan diumumkan di hari pertama (11/11) gelaran konferensi Tech in Asia Jakarta 2015. Golden Gate Ventures menjadi salah satu VC yang mengumumkan investasinya di sejumlah startup, tiga di antaranya berasal dari Indonesia. Siapa saja mereka? Alodokter
Ruma
Startup yang berdiri pada 2009 ini telah memiliki sekitar 30.000 agen dan 60.000 member terdaftar, serta melayani 50 cabang di wilayah Jawa dan Bali. Sebelumnya Ruma telah memperoleh pendanaan dari Golden Gate Ventures, Unitus Impact, dan Omidyar Network. Indotrading
Pada Maret lalu startup ini telah memperoleh pendanaan seri A sebesar $1,5 juta (sekitar Rp20,35 miliar) dari Rebright Partners, GMO Venture Partners, Golden Gate Ventures, Aucfan, OPT SEA, dan Convergence Ventures. Menurut situsnya, Indotrading telah berhasil menjaring 20.000 pedagang, 150.000 produk, serta 2 juta pengunjung bulanan. Pada Maret lalu startup ini memiliki 45 karyawan yang beroperasi di Jakarta, Surabaya, dan Medan. Kami telah menghubungi Golden Gate Ventures terkait detail pendanaan yang dikucurkannya. Dan akan memberikan update setelah memperoleh informasi terbaru. Selain tiga startup Indonesia tersebut, VC ini juga mengumumkan investasi baru di startup asal Thailand Claim-Di (aplikasi mobile yang menghubungkan pengguna dengan pihak asurasi kendaraan), startup asal Malaysia GoQuo (solusi e-commerce untuk pesawat dan perusahaan penerbangan), dan startup yang berbasis di Thailand dan Singapura Stamp (penyedia alat otentikasi multi-factor). Pada bulan Juli lalu, Golden Gate Ventures sendiri memang berhasil mengumpulkan dana $50 Juta (sekitar Rp678,62 miliar) untuk agresif berinvestasi di Asia Tenggara. Sumber: Tech in Asia Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Simak seluruh liputannya di sini. (Diedit oleh Pradipta Nugrahanto; sumber gambar: Money Mix) The post Golden Gate Ventures Tanamkan Investasi di Tiga Startup Indonesia appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Review Go! Go! Nippon! 2015 – Terbang Kembali Menjemput Pujaan Hati Posted: 11 Nov 2015 03:37 PM PST Kalau kamu pembaca setia situs ini sejak masih bernama Games in Asia, mungkin kamu pernah membaca ulasan Go! Go! Nippon! yang dulu saya buat. Go! Go! Nippon! adalah visual novel yang unik karena kamu bisa menggunakannya sebagai panduan untuk wisata ke Jepang. Game ini juga punya cerita yang menghibur, dan merupakan salah visual novel favorit saya. Baru-baru ini MangaGamer merilis DLC ekspansi untuk Go! Go! Nippon! berjudul Go! Go! Nippon! 2015. DLC ini menjanjikan perombakan besar-besaran mulai dari pembaharuan engine, penambahan skenario, dan lain-lain. Seperti apa isi DLC ini, dan apakah layak untuk dibeli? Simak ulasannya di bawah. Kilas Balik KenanganSebelum membahas tentang DLC ini, mari kita segarkan kembali ingatan kita tentang Go! Go! Nippon! Game ini bercerita tentang kamu, seorang pemuda yang baru pergi ke Jepang untuk pertama kali. Kamu akan berlibur selama seminggu di sana, dan selama itu kamu akan tinggal di rumah dua gadis bernama Makoto dan Akira yang kamu kenal dari internet. Selagi di Jepang, kamu akan berkeliling mengunjungi tempat-tempat wisata populer bersama Makoto dan Akira sebagai guide. Waktu yang kamu habiskan di Jepang memang singkat, namun penuh dengan kejadian-kejadian berkesan. Bahkan kalau kamu beruntung kamu mungkin akan menemukan cinta di negeri sakura. Jodoh tidak bisa ditebak, bukan? Cerita seperti ini memang sangat klise, tapi cukup menghibur. Lagipula pasti banyak di antara kita yang pernah mengkhayalkan hal serupa (hayo ngaku). Go! Go! Nippon! akan mengantarmu ke dalam sebuah fantasi, sekaligus juga memberi berbagai informasi menarik tentang dunia nyata. Bukan DLC BiasaSaya cukup terkejut karena ternyata Go! Go! Nippon! 2015 tidak hanya berisi konten tambahan. DLC ini juga mencakup seluruh skenario Go! Go! Nippon! orisinal yang telah dirombak dengan engine dan fitur-fitur baru. Artinya kamu boleh memainkan DLC ini meskipun belum pernah memainkan Go! Go! Nippon! orisinal. Ini bukan ekspansi, ini remake! Kalau kamu mengharap sebuah sekuel mungkin kamu agak kecewa mendengar hal ini. Jangan khawatir, meskipun bukan sekuel tapi konten di dalamnya sangat banyak dan menarik untuk dimainkan. MangaGamer menjanjikan skenario yang 75 persen lebih panjang dari game aslinya, tapi setelah memainkannya saya merasa ceritanya jadi dua kali lipat lebih panjang. Bahkan mungkin lebih! Go! Go! Nippon! 2015 kini menggunakan engine baru bernama E-mote Engine. Engine ini membuat tampilan sprite karakter tidak lagi hanya berupa gambar diam biasa, melainkan beranimasi. Makoto dan Akira kini tampil semakin imut dengan bahasa tubuh serta ekspresi wajah yang lebih beraneka ragam. DLC ini juga memiliki pilihan pengaturan yang lebih banyak daripada Go! Go! Nippon! asli. Selain bahasa Jepang dan bahasa Inggris, kini kamu bisa menampilkan subtitle dalam tulisan romaji. Tampilan kotak teks bisa kita atur transparansinya, dan nama mata uang bisa kita ganti sesuka hati. Kamu bahkan bisa memasukkan angka desimal ke dalam kurs, misalnya memasukkan nilai 1 Rupiah = 0,01 Yen. Dobel Makoto, Dobel AkiraBerhubung zaman telah berubah, cerita dan latar belakang di Go! Go! Nippon! 2015 juga ikut mengalami sedikit perubahan. Baik kamu, Makoto, maupun Akira kini memiliki smartphone, dan beberapa lokasi wisata mendapat update agar sesuai dengan kondisi aslinya. Bila kamu pernah memainkan Go! Go! Nippon! orisinal, perbedaannya akan terasa. Hal paling menyenangkan dari DLC ini tentu saja tambahan skenario yang diberikan. Kalau di Go! Go! Nippon! asli kamu hanya bisa mengunjungi enam lokasi wisata (ditambah Kyoto dan lokasi ending), di sini kamu bisa mengunjungi sebelas tempat. Beberapa lokasi baru ini misalnya Roppongi yang terkenal sebagai distrik elit, serta Tokyo Skytree yang baru berdiri di tahun 2012. Dengan banyaknya skenario tambahan yang diberikan, kita jadi bisa memahami kepribadian Makoto dan Akira lebih dalam. Kamu akan melihat berbagai sifat mereka yang sebelumnya tidak tampak di permukaan. Beberapa di antaranya cukup mengejutkan lo! Pada akhirnya saya malah jadi lebih menyukai Makoto ketimbang Akira, beda dengan ketika memainkan Go! Go! Nippon! orisinal dulu. Selain lokasi wisata baru, DLC ini juga menawarkan pilihan dialog yang lebih banyak. Kamu bisa mendapatkan event khusus bila memenuhi kondisi tertentu, dan ini nantinya akan berpengaruh pada ending. Ada empat ending yang bisa kamu dapatkan, jadi kamu bisa memainkannya berulang-ulang tanpa cepat bosan. Hidangan EkstraFitur-fitur ekstra dari Go! Go! Nippon! seperti Sightseeing Album, Scene Replay, dan CG Gallery muncul kembali di sini. Tentu saja kali ini dengan konten yang lebih banyak. Terdapat 25 ilustrasi yang bisa kamu buka di CG Gallery, jauh lebih banyak dari Go! Go! Nippon! orisinal yang hanya punya sepuluh. Sightseeing Album kini memiliki informasi yang lebih mendetail. Kamu tidak hanya bisa membaca sejarah tiap lokasi, tapi juga akan mendapat penjelasan tentang istilah-istilah yang berkaitan. Bahkan tersedia informasi jalur kereta yang bisa kamu gunakan kalau kamu pergi ke Jepang sungguhan suatu saat! Berencana pergi ke Jepang? Panduan dari Iqbal ini bisa membantumu untuk merencanakan anggaran! Sayangnya ada sedikit hal teknis yang membuat saya agak kecewa. Pertama adalah resolusi layar. Game ini sudah mendukung resolusi layar lebar, tapi gambarnya akan terlihat agak buram bila dimainkan di resolusi di atas 1280×720 piksel. Selain itu teks dialog terkadang memiliki typo, tapi sepertinya ini masih bisa dimaafkan. KesimpulanGo! Go! Nippon! 2015 adalah ekspansi yang sangat memuaskan untuk para penggemar. Cerita di dalamnya masih tetap klise, tapi penyampaiannya yang jujur dan tidak dibuat-buat menjadikannya semakin berkesan. Makoto dan Akira kini tampil lebih menawan, dan waktu yang kita habiskan bersama mereka akan terus lekat dalam ingatan. Kalau kamu suka visual novel, penggemar kebudayaan Jepang, atau punya impian untuk pergi ke Jepang tapi belum terwujud, Go! Go! Nippon! 2015 adalah game yang cocok untuk kamu mainkan. Jangan lupa, untuk memainkan DLC ini kamu harus membeli dulu Go! Go! Nippon! versi orisinal. Kamu juga bisa membeli paket Go Go Nippon 2015 Deluxe Edition untuk membeli keduanya dengan harga yang lebih murah. Steam Link: Go! Go! Nippon! 2015, Rp. 69.999 The post Review Go! Go! Nippon! 2015 – Terbang Kembali Menjemput Pujaan Hati appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Cek Perjalanan Tech in Asia Games ke GDG Prime 2015 dalam Video Ini! Posted: 11 Nov 2015 09:29 AM PST Halo pembaca dan penonton setia Tech in Asia Games! Apa kamu adalah salah satu orang yang tidak sempat ke GDG Prime 2015? Penasaran dengan apa saja yang ada dalam acara tersebut? Kami dari Tech in Asia Games akan membawamu (secara virtual dan secara asal-asalan) ke acara GDG Prime 2015 yang berlangsung pada 7 November 2015 lalu di Telkom University, Bandung. Simak juga laporan kami tentang GDG Prime 2015 di sini! Kamu bisa lihat seperti apa keanehan yang kami lakukan sebelum dan saat acara tersebut berlangsung. Mulai dari delusi Fahmi yang berlebihan, hingga stan Tech in Asia yang cukup … menarik. Ah sudahlah, simak saja video di atas kalau kamu penasaran dengan apa yang terjadi pada hari Sabtu lalu. Selain yang aneh-aneh, kita juga memperlihatkan seperti apa acara GDG Prime 2015 itu sebenarnya kok. Oh iya, kalau kamu suka dengan video ini, jangan lupa untuk klik like dan bagikan video ini ke teman-temanmu. Jangan lupa juga untuk klik tombol subscribe di atas untuk konten video menarik (dan aneh) lainnya dari Tech in Asia Games. Sampai ketemu di video selanjutnya! The post Cek Perjalanan Tech in Asia Games ke GDG Prime 2015 dalam Video Ini! appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Highlight Hari Pertama Konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 Posted: 11 Nov 2015 06:08 AM PST Konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 mulai diselenggarakan hari ini, 11 November. Sebanyak lebih dari 4.000 peserta hadir di acara akbar startup dan teknologi ini. Dan berikut adalah highlight hari pertama penyelenggaraannya: CTO Amazon menjelaskan bagaimana cloud bisa membantu startup
Produk yang baik, menurut Werner, memenuhi empat kriteria yakni secure, reliable, scalable, dan memiliki performa yang bagus. Untuk mewujudkan itu semua, produk memerlukan sistem yang simple, dan cloud bisa membantu. Baca ulasan lengkapnya di sini. Peluang dan tantangan pasar Indonesia di 2015
Indonesia kini memasuki gelombang investor kedua. Pada gelombang ini, investor yang datang kebanyakan adalah muka-muka baru yang fokus tidak hanya untuk berinvestasi dan mengharapkan return, tetapi juga membantu pengembangan kualitas founder dan startup binaannya. Mountain SEA, misalnya, memberikan pelatihan dan pendidikan bahkan fasilitas untuk founder agar bisa bekerja di kantornya. Baca ulasan lengkapnya di sini. Internet of Things (IoT) di Indonesia
Ketiga elemen tersebut secara tidak langsung akan mendorong perkembangan big data yang menampung dan memproses berbagai data yang berasal dari tiga elemen tersebut. Beberapa ahli bahkan telah melakukan proyek bahwa pada tahun 2020 nanti akan terdapat lebih dari 212 miliar perangkat yang telah terhubung. Selain itu nantinya juga akan ada 30 miliar lebih sensor-sensor yang akan terhubung ke jaringan. Baca ulasan lengkapnya di sini. Strategi Redmart menguasai ranah delivery bahan makanan di Asia Tenggara
Strategi pertama adalah menerapkan konsep hybrid dengan menggabungkan marketplace (bekerja sama dengan supermarket atau toko bahan makanan) dan warehouse (menyediakan bahan makanan sendiri). Kedua adalah menciptakan budaya kerja, serta merekrut dan mempertahankan talent terbaik. Ketiga adalah berekspansi ke negara-negara potensial seperti Hong Kong dan Indonesia. Baca ulasan lengkapnya di sini. Celebrities turn entrepreneurs
Setelah sebelumnya sempat gagal di bisnis telekomunikasi, Alice dan suaminya, Alvin Yudhapatria, mencoba untuk terjun menggeluti bisnis lain di bidang fashion. Alice yang kebetulan memiliki selera dan passion yang cukup tinggi di bidang tersebut saat itu memanfaatkan follower Instagram miliknya untuk dikonversi menjadi konsumen. Semenjak tahun 2013 lalu, Alice pun mendirikan 8Wood yang pada bulan Mei 2015 mendapatkan pendanaan tahap awal dari Ideosource. Baca ulasan lengkapnya di sini. Peran teknologi membentuk masa depan mediaDalam sesi keenam di Main Stage Tech in Asia Jakarta 2015 hari ini, Maria Ressa, seorang jurnalis dan entrepreneur asal Filipina, membagi pengalamannya saat mendirikan Rappler. Ia juga memaparkan bagaimana teknologi, khususnya media sosial, dapat mendorong perubahan sosial dengan lebih cepat dan efektif dibandingkan media tradisional. Rappler sendiri adalah sebuah perusahaan startup media yang berpengaruh di Filipina. Perusahaan ini didirikan tahun 2012 oleh Maria, yang juga pernah bekerja sebagai seorang jurnalis senior di CNN. Maria mendapatkan pendanaan awal dari rekan-rekannya sesama jurnalis. Berkat media sosial, Rappler berkembang sangat cepat dan dalam waktu kurang dari tiga tahun, Rappler telah mencapai break-even untuk investasinya. Ikuti cerita lengkapnya di sini. Masa depan ranah pembayaran di Indonesia
Ryu Kawano mengatakan bahwa masalah utama jelas terletak pada kecilnya jumlah pengguna kartu kredit di Indonesia. E-commerce pada negara maju tidak perlu pusing-pusing memikirkan soal bagaimana pelanggan membayar karena memang jumlah pengguna kartu kredit yang begitu tinggi. Tapi hal ini jelas berlawanan arah dengan apa yang terjadi di Indonesia. Sedangkan Oscar mengatakan bahwa masalahnya sebenarnya lebih parah lagi. Menurutnya, tidak hanya pengguna kartu kredit di Indonesia yang cukup sedikit, tapi negara ini juga tidak memiliki pengguna bank yang cukup. Masih banyak orang yang lebih memilih untuk menyimpan uang secara tradisional di rumah masing-masing. QerjaSebelum break, CEO Qerja, Veronika Linardi, mengisi sesi fireside chat tentang transparansi kerja. Menurut Veronika, transparansi merupakan hal krusial untuk lebih hati-hati menentukan keputusan bagi calon pekerja. Sedangkan untuk internal perusahaan, transparansi ini bisa hal yang bisa memotivasi karyawan untuk memberikan performa yang lebih baik. Veronika sendiri mengaku mendorong karyawannya untuk transparan berbagi tentang informasi gajii kepada teman kerjanya.
Ekspansi Rocket InternetRocket Internet terbilang cukup sukses menjalankan operasinya di negara-negara Asia Tenggara. Kini, perusahaan venture builder tersebut ingin merambah negara yang lebih tricky seperti Myanmar, Bangladesh, dan Pakistan. Di sini, Co-CEO APAGIC Rocket Internet, Hanno Stegmann, membagi sejumlah strateginya berekspansi ke pasar tersebut. Salah satunya adalah mengimitasi atau menerapkan hal yang telah terbukti di negara-negara operasinya. Hanno sendiri mengatakan bahwa salah satu alasan kesuksesan Rocket Internet adalah menjadi yang pertama memasuki pasar. Menurutnya, dengan menjadi yang pertama, perusahaannya bisa memahami konsumen lebih dulu dibanding kompetitor. Hingga saat ini sudah ada 17 startup portfolio di kawasan Asia Pasifik. Masa depan ekonomi digital di mata Menteri Perdagangan RI
Sesi terakhir di hari pertama konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 dibawakan oleh Menteri Perdagangan RI, Thomas Lembong. Menurut beliau, mobile, media sosial, dan drone bisa menjadi tren teknologi potensial di Indonesia di masa depan. Ia juga mengemukakan bagaimana kesalahan dan kegagalan merupakan hal yang dirayakan, karena keduanya memberikan pelajaran untuk perbaikan di kemudian hari. Indonesia dinilai perlu memiliki semangat seperti itu, tentunya tanpa meninggalkan budaya dan keunikan negara ini.
Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Simak seluruh liputannya di sini. (Diedit oleh Pradipta Nugrahanto) The post Highlight Hari Pertama Konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Tip Bagaimana Merancang Aplikasi Mobile yang Menarik dengan Free Basics Posted: 11 Nov 2015 06:07 AM PST Setelah penggantian nama salah satu layanan Facebook, Internet.org menjadi Free Basics, proyek miliaran untuk memberikan akses internet gratis ini memberi kesempatan lebih terbuka bagi para developer aplikasi maupun penyedia layanan internet lainnya. Kini mereka dapat memasukkan aplikasinya langsung melalui layanan ini. Turut hadir dalam perhelatan Tech in Asia Jakarta 2015 hari pertama di panggung Developer Stage, Lead Internet.org Content Partnership Facebook Southeast Asia Jackie Chang berbagi tip bagaimana para pengembang dapat merancang situs mobile pada Free Basics. Aplikasi maupun situs mobile Free Basics memungkinkan semua orang untuk mengakses layanan internet secara gratis, mulai dari informasi, edukasi, sampai dengan konten untuk para wanita. Sekarang ini Internet.org dan Free Basics telah tersedia di 29 negara, termasuk Indonesia, Filipina, dan di Mongolia yang baru saja diluncurkan. Free Basics menargetkan semua pengguna ponsel, baik smartphone maupun feature phone. Sifat yang mengakomodasi berbagai jenis perangkat ini membuat layanan web mobile merupakan hal terpenting saat mengembangkan aplikasi pada Free Basics. Sebagai panduan, Jackie Chang mengemukakan tiga hal utama yang perlu diingat, yaitu efisiensi data, spesifikasi teknis, dan kepatuhan terhadap peraturan lokal. Dalam membangun sebuah aplikasi, developer harus memiliki aplikasi mobile yang memerlukan konsumsi data rendah. Spesifikasi teknis juga menentukan, seperti dukungan terhadap Javascript, iFrame, atau Flash, dan mengabaikan penggunaan komponen data berat seperti VoIP, video, atau transfer file. Pastikan juga aplikasi mobile kamu sudah sesuai dengan hukum lokal yang berlaku. Baca Juga: Facebook Luncurkan Platform Internet.org bagi Developer sebagai Jawaban Atas Net Neutrality Selanjutnya, pastikan kalau telah melalui proses modifikasi lebih dulu dalam mempersiapkan aplikasi mobile di Free Basics, lalu buatlah sesuatu yang baru. Terakhir, menurut Jackie, setiap produk harus berfokus pada desain produk. Facebook memiliki tiga prinsip dasar dalam mendesain produknya. Namun yang pasti, inti dari ketiga ini mengacu pada pengalaman pengguna yang baik. Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech in Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Baca semua artikel terkait acara tersebut di sini. (Diedit oleh Iqbal Kurniawan dan Pradipta Nugrahanto) The post Tip Bagaimana Merancang Aplikasi Mobile yang Menarik dengan Free Basics appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Startup atau Korporat, Manakah yang Sebaiknya Dipilih Sebagai Pekerjaan Pertama? Posted: 11 Nov 2015 05:20 AM PST Memilih pekerjaan pertama biasanya menjadi sebuah momok yang mengerikan ketika seseorang lulus dari perguruan tinggi. Apalagi jika kamu memiliki minat berkarier bersama startup atau bahkan justru mendirikannya. Menjawab kegalauan ini, Tech in Asia Jakarta 2015 menghadirkan Tesong Kim (Founder dan CEO dari VIP Plaza) dan Faustine Tan (Co-Founder, Indonesia & Malaysia MD dari HotelQuickly) dalam sebuah talk show bertajuk First Job: Startup or Corporate. Menurut Tesong dan Faustine, kedua jalan tersebut adalah pilihan yang baik, tetapi masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Bekerja di startup memberikan kamu kesempatan untuk berkembang dengan leluasa dan mendapatkan akses langsung kepada manajemen puncak, sedangkan korporat memiliki jenjang karier yang lebih pasti namun kamu akan sulit untuk berhubungan langsung dengan manajemen teratas. Startup juga memungkinkan kamu untuk mencoba berbagai hal dan menemukan passion kamu di mana. Kamu bisa bereksperimen dengan berbagai posisi jika berada di sebuah startup. Berbeda dengan bekerja di korporat yang hanya memungkinkan kamu mengerjakan hal yang berhubungan dengan divisi yang kamu masuki saja. Seperti yang dikatakan oleh Faustine:
Dari segi intensitas kerja, Tesong dan Faustine mengatakan jangan berharap kamu bisa bersantai-santai jika bekerja di startup. Di sebuah startup, setiap anggota merupakan bagian penting yang jika tak bekerja dengan baik maka pengaruhnya akan terasa di seluruh tubuh startup tersebut. Ini bukan berarti kamu akan bisa bersantai-santai juga jika bekerja di perusahaan korporat, tetapi pengaruh kinerjamu di startup memiliki dampak yang besar terhadap tim, positif maupun negatif. Jadi jika kamu memilih hidup yang relatif lebih santai, startup mungkin bukan pilihan yang baik. Pengalaman Lebih Berharga dari IPKTesong sendiri sebelum mendirikan VIP Plaza bekerja terlebih dahulu di Rakuten, sebuah portal belanja online asal Jepang yang kini telah berekspansi ke Indonesia. Saat ditanya kenapa ia memilih untuk bekerja di korporat lebih dulu daripada membangun startup miliknya sendiri, dengan jujur Tesong mengatakan,”Because I don’t have any idea at first!” Meski begitu, Tesong mengatakan ia ingin mendapatkan sesuatu dari pekerjaannya di Rakuten dengan mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya untuk startup yang akan dia dirikan nanti (setelah mendapat ide tentunya). Dengan gigih ia berusaha untuk mendekati jajaran top Rakuten divisi global. Hasilnya? Ia pun berhasil mendirikan startup yang sekarang berisi dua ratus karyawan ini. Faustine sendiri memiliki pengalaman bekerja sejak di bangku kuliah. Ia merasa ilmu yang telah ia timba sewaktu kuliah tidak diterapkan dengan baik. Ia ingin langsung menerapkannya dengan bekerja di perusahaan dan hasilnya pun ia rasakan dalam bentuk pengalaman berharga. Pengalaman ini, yang juga disetujui oleh Tesong, menurut Faustine lebih berharga daripada IPK. Sebagai tambahan, Tesong dan Faustine juga mengatakan bahwa mereka tidak pernah melihat IPK seseorang ketika melamar. Bagaimana dengan kamu, apakah kamu akan langsung terjun ke dunia startup atau masuk ke dunia korporat terlebuh dahulu? Baca juga: Zaman Keemasan Para Freelancer: Semakin Banyak Perusahaan Besar Menggunakan Jasa Freelance Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech in Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Baca semua artikel terkait acara tersebut di sini. (Diedit oleh Pradipta Nugrahanto) The post Startup atau Korporat, Manakah yang Sebaiknya Dipilih Sebagai Pekerjaan Pertama? appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Masa Depan Pembayaran Indonesia, Ada di Kartu Kredit atau Bitcoin? Posted: 11 Nov 2015 04:13 AM PST Pembayaran tanpa kas selalu menjadi masalah utama dalam industri e-commerce di Indonesia. Meskipun penggunaan kartu kredit atau pembayaran alternatif lainnya sudah semakin umum, jumlahnya jelas tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan pengguna uang kas serta bank transfer tradisional. Membicarakan tentang masalah yang begitu mendasar ini, Tech in Asia mengundang Ryu Kawano Suliawan dari VeriTrans dan Oscar Darmawan dari Bitcoin Indonesia untuk berbicara di acara Tech in Asia Jakarta 2015. Moderator acara, Leighton Cosseboom dari Tech in Asia, membuka dengan pertanyaan paling umum untuk topik ini tentang masalah paling utama untuk urusan pembayaran di Indonesia. Ryu Kawano mengatakan bahwa masalah utama jelas terletak pada kecilnya jumlah pengguna kartu kredit di Indonesia. Baca Juga: Kumpulan Startup Fintech di Indonesia E-commerce pada negara maju tidak perlu pusing-pusing memikirkan soal bagaimana pelanggan membayar karena memang jumlah pengguna kartu kredit yang begitu tinggi. Tapi hal ini jelas berlawanan arah dengan apa yang terjadi di Indonesia. Sedangkan Oscar mengatakan bahwa masalahnya sebenarnya lebih parah lagi. Menurutnya, tidak hanya pengguna kartu kredit di Indonesia yang cukup sedikit, tapi negara ini juga tidak memiliki pengguna bank yang cukup. Masih banyak orang yang lebih memilih untuk menyimpan uang secara tradisional di rumah masing-masing. Bukan Mata Uang, tetapi Metode TransaksiDi sinilah menurut Oscar di mana bitcoin bisa bersinar. Meskipun cara umum untuk menukar bitcoin adalah menggunakan akun bank, tetapi bitcoin juga mendukung transaksi peer-to-peer ataupun transaksi yang dimotori oleh komunitas. Pembicaraan lebih dalam mengenai bitcoin juga membuka pertanyaan yang lebih dasar lagi, “apa itu bitcoin?” Mudahnya Oscar memberikan perumpamaan bahwa bitcoin adalah bank milikmu sendiri yang terletak di smartphone, laptop, atau gadget apapun yang kamu gunakan untuk login. Kelebihan dari bitcoin adalah betapa transparannya metode transaksi ini dan betapa instannya transaksi yang bisa dilakukan. Meskipun memiliki banyak kelebihan, bitcoin punya beberapa kekurangan, mulai dari betapa sulitnya menjelaskan konsep bitcoin ke masyarakat umum, sampai ke fakta bahwa bitcoin tidak akan bisa menjadi mata uang dan hanya sebatas menjadi cara membayar saja. “Bitcoin memiliki nilai yang sangat tidak stabil, hal ini membuatnya mustahil untuk menjadi mata uang,” ujar Ryu Kawano dari VeriTrans. Tapi bitcoin jelas tetap memiliki tempat yang spesial, mengingat semakin banyak perusahaan besar yang menerima pembayaran menggunakan bitcoin. Bahkan sebuah hotel bintang lima di Bali telah menerima pembayaran menggunakan metode ini. Masa Depan PembayaranSatu hal menarik yang diungkapkan oleh Ryu Kawano adalah kartu kredit tidak begitu signifikan dalam perkembangan e-commerce di Indonesia. Alasannya adalah karena bank di negara ini sangat mendukung perkembangan e-commerce dengan menyediakan berbagai cara pembayaran alternatif. Hal ini dibuktikan dari bagaimana mudahnya melakukan pembayaran melalui bank untuk berbagai toko online besar di Indonesia. Tapi apakah apa yang kita miliki sekarang sudah cukup? Tentu tidak, pembayaran yang lebih praktis, efisien, mudah dimengerti, dan aman jelas sangat dibutuhkan. Apakah VeriTrans dengan 850 partnernya atau Bitcoin Indonesia yang telah memiliki 88.000 pengguna bisa menjadi masa depan paling efektif? Atau mungkin beberapa startup seperti Doku dan startup fintech lainnya bisa menjadi pengganti? Menurut Kawano, yang dia anggap sebagai calon masa depan solusi transaksi di Indonesia, dan tentunya menjadi saingan utama dari VeriTrans, saat ini belum muncul. Solusi tersebut mungkin saja saat ini tengah digodok oleh orang tidak dikenal di kamarnya sendiri, dengan cara kerja yang sama sekali belum kita bayangkan. Bagaimana wujudnya masa depan pembayaran tersebut? Hanya waktu yang dapat menjawabnya. Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech in Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Baca semua artikel terkait acara tersebut di sini. (Diedit oleh Iqbal Kurniawan) The post Masa Depan Pembayaran Indonesia, Ada di Kartu Kredit atau Bitcoin? appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Masalah Kurangnya Talenta dan Solusi untuk Meningkatkan Kualitas Pekerja IT di Indonesia Posted: 11 Nov 2015 04:06 AM PST Developer Stage merupakan wahana baru yang kami hadirkan untuk pertama kali di Tech in Asia Jakarta 2015. Developer bisa dibilang merupakan salah satu kunci utama pada sebuah startup. Akan tetapi, merekrut developer menjadi tantangan tersendiri di Indonesia. Selain karena persediaan yang minim, kualitas developer di Indonesia juga masih diragukan. Demi menjawab tantangan tersebut, pada Developer Stage kami telah mengundang Ken Ratri Iswari, Founder dan CEO dari Geek Hunter, konsultan perekrutan IT asal Bandung. Sebelum mendirikan Geek Hunter. Ken sempat bekerja di P&G sebagai sales person setelah lulus dari ITB pada tahun 2010. Tidak mau berhenti sampai di situ, ia kemudian bergabung dengan Shell sebagai Hiring Manager untuk wilayah Asia Pasifik. Kemudian, ia bergabung di sebuah startup teknologi asal Denmark yang berbasis di Bali, yaitu Liv.it. Saat bekerja di sana ia menemukan bahwa merekrut talenta IT sangat susah. Ken kemudian melakukan sejumlah interview dengan berbagai perusahaan teknologi, untuk mencari tahu mengapa mereka kesulitan merekrut talenta di Indonesia. Dari hasil interview tersebut, terdapat dua masalah yang dimiliki oleh programmer di Indonesia. Pertama, kemampuan teknis developer di Indonesia yang masih kurang. Banyak dari mereka kurang mengikuti perkembangan teknologi, sehingga tertinggal dibandingkan developer-developer luar. Kedua adalah masalah mentalitas. Programmer di Indonesia banyak yang kurang percaya diri dengan kemampuan mereka. Lalu bagaimana solusinya?Ken mengungkapkan ada tiga solusi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas developer di Indonesia. Pertama adalah meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Pasalnya kurikulum pendidikan di Indonesia sekarang tidak sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Apalagi kurikulum tersebut baru bisa diperbarui setiap tahun ajaran baru. Maka akan lebih baik apabila pemerintah menerapkan mata pelajaran pemrograman dari awal. Kedua adalah meningkatkan ekosistem developer di Indonesia melalui meetup, menyediakan mentor-mentor yang mau mengarahkan komunitas tersebut, serta berbagi informasi mengenai perkembangan teknologi. Ketiga adalah meningkatkan kemampuan komunikasi para developer-developer tersebut. Karena berdasarkan pengalaman Ken, beberapa developer bahkan gagal memperoleh pekerjaan karena kemampuan bahasa Inggris mereka yang kurang. Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini. (Diedit oleh Lina Noviandari) The post Masalah Kurangnya Talenta dan Solusi untuk Meningkatkan Kualitas Pekerja IT di Indonesia appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Ini Dia Hal-hal Baru yang Menambah Keseruan Tech in Asia Jakarta 2015. Ada Apa Saja? Posted: 11 Nov 2015 03:30 AM PST Setelah persiapan yang kami lakukan dalam beberapa bulan ke belakang, akhirnya pada tanggal 11 November 2015 pukul 09.35 WIB di Balai Kartini, konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 resmi dibuka. Konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 dibuka di area Main Stage dengan opening speech dari Ming Hao Teoh, Head of Business Development Tech in Asia Indonesia. Lalu, langsung dilanjutkan dengan sesi keynote dimulai dari CTO Amazon Dr. Werner Vogels. Seperti yang kami janjikan sebelumnya, akan banyak hal baru yang kami hadirkan di Tech in Asia Jakarta 2015. Venue yang baru, desain ruangan yang berbeda dari sebelumnya, konsep yang baru, dan expertise stage yang baru kami hadirkan di sini. Tidak hanya serius dan melulu tentang teknologi. Di sini, kamu juga bisa bersenang-senang, tapi tetap mendapatkan sesuatu yang bermanfaat. Baca juga: 10 Startup Menarik di Hari Pertama Bootstrap Alley Konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 Mau tahu seperti apa serunya? Buat kamu yang belum bisa hadir di Tech in Asia Jakarta 2015, ini dia foto-foto hal-hal baru yang kami hadirkan di Tech in Asia Jakarta 2015. Expertise stage yang semuanya terisi penuh!Student Stage, area yang kami hadirkan khusus untuk para mahasiswa, pada hari pertama ini dihadiri oleh lebih dari 400 mahasiswa dari berbagai kampus. Bagi para marketers, tentunya Marketing Stage menjadi salah satu yang ditunggu-tunggu. Stage ini menjadi salah satu favorit pengunjung konferensi, terlihat dari panjangnya antrian menuju stage. Tech in Asia Jakarta 2015 juga menjadi ajang berkumpulnya para tech savvy dan developer. Maka, tidak heran jika Developer Stage dipenuhi oleh begitu banyak peserta. Prasmanan membosankan? Kami hadirkan Food Street!Sejumlah foodtrucks dan foodstalls yang hadir di Tech in Asia Jakarta 2015 menyelamatkan perut para peserta yang kelaparan. Tinggal tukar food coupon, lalu pilih saja makanan dan minuman apa yang kamu mau. Spot warna-warni untuk beristirahatSetelah mengitari Balai Kartini yang luas dan memasuki stage serta Bootstrap Alley, di sini tempatnya kamu rehat dan ngobrol santai dengan peserta lainnya. Networking dengan cara yang seru? Coba saja sambil main human foosball. Work hard, play hard. Aplikasi yang informatifKarena terlalu banyak kertas tidak praktis dan tidak ramah lingkungan, di aplikasi Tech in Asia Jakarta 2015, semua informasi bisa kamu dapatkan di aplikasi ini. Untuk pertama kalinya, kamu bisa menyaksikan konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 melalui live streamingKalau melihat foto-foto tadi belum cukup buat kamu, kamu bisa menyaksikan Tech in Asia Jakarta 2015 melalui live streaming yang bisa kamu saksikan di tautan berikut ini: Mau tahu lebih banyak keseruan apa saja yang hadir di Tech in Asia Jakarta 2015? Ikuti terus informasinya di situs kami dan lihat juga hashtag #tiajkt2015 di media sosial kamu. (Diedit oleh Lina Noviandari dan Pradipta Nugrahanto) The post Ini Dia Hal-hal Baru yang Menambah Keseruan Tech in Asia Jakarta 2015. Ada Apa Saja? appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Tingkatkan Kualitas SEO Website Kamu dengan 12 Tip ini Posted: 11 Nov 2015 03:12 AM PST Search Engine Optimization (SEO) merupakan sebuah istilah penting ketika kita berbicara mengenai dunia digital. Sebuah brand akan lebih mudah ditemukan jika brand tersebut mempunyai presence di dunia digital yang kuat. Dalam hal ini lah SEO dapat membantu para brand. Dengan SEO yang kuat, konten berkualitas yang telah susah payah kamu buat tidak akan hilang di dalam lautan web yang sangat luas dan dapat muncul dalam daftar pencarian Google. Untuk itu, dalam Marketing Stage Tech in Asia Jakarta 2015, kami mengundang Dan Clarke, Founder dan CEO Disruptient untuk berbicara mengenai strategi SEO yang bisa kamu terapkan pada startup yang sedang kamu bangun. Disruptient adalah SEO dan digital agency ternama yang berpusat di Singapura dan mempunyai portofolio klien yang tersebar mulai dari Asia hingga ke Timur Tengah. Dengan pengalaman Dan Clarke yang mempunyai rentang lebih dari satu dekade di ranah ini; serta klien ternama seperti Nissan, Adidas, dan Zalora, Dan tentunya sangat kompeten dalam menjelaskan semua hal tentang ranah strategi SEO. Baca juga: Dagelan berbagi rahasia sukses di media sosial Dan membuka keynote-nya dengan menjelaskan apa itu SEO serta bagaimana kamu bisa menguasai SEO dengan menggunakan 12 tip dasar yang sederhana. Hal pertama yang ia jelaskan adalah SEO sebagai penggerak utama traffic organik ke dalam situs yang kamu miliki. Traffic organik tersebut sangat berpengaruh terutama pada tampilan iklan targeted dalam situs kamu, serta menghindari klik iklan yang tidak disengaja – dalam hal ini iklan yang tidak relevan dengan pengguna. Selain menjelaskan tentang SEO, Dan juga sedikit bercerita tentang SEM atau Search Engine Marketing. Ia lebih lanjut mengatakan bahwa SEM memang mempunyai keuntungan tersendiri seperti kepastian muncul di laman pertama pencarian Google ketika memilih sebuah keyword. Namun semua itu bukannya tanpa pengorbanan. Kamu harus melakukan optimisasi khusus untuk pencarian keyword yang efektif serta yang paling penting, cara ini tidaklah gratis, bahkan membutuhkan biaya yang sangat besar. Dan menjelaskan bahwa SEM tidaklah sehat bagi brand kamu dalam jangka waktu panjang. SERP klasik vs SERP modernSERP atau Search Engine Results Page kini sudah berubah jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. SERP klasik bisa menampilkan 10 hasil dalam satu laman hasil pencarian sementara SERP modern bisa menampilkan kurang dari 10 hasil namun dengan informasi yang lebih lengkap. SERP modern lebih mengutamakan kualitas informasi alih-alih ketepatan keyword, hal ini juga didasari fakta bahwa Google saat ini lebih bertindak sebagai sebuah mesin penjawab daripada mesin pencari. Dan kemudian menjelaskan bahwa faktor mobile merupakan unsur yang sangat penting bagi SEO saat ini. Kini, pencarian lebih banyak dilakukan melalui mobile. Oleh karena itu, Google memperbarui algoritma pencarian mereka dan lebih mengutamakan situs yang mobile-friendly. Selain itu, kecepatan membuka sebuah situs adalah faktor penentu lainnya dalam meraih posisi utama di dalam SERP. Bagaimana cara kamu menguasai SEO?"Bangun situs kamu untuk pengguna, bukan untuk mesin pencari," ungkap Dan. Dan mengkategorikan 12 tip ini dalam 3 peraturan sederhana: Hacking the code1. Indexing Kendalikan bagaimana cara Google mengindeks situs kamu. Untuk melakukan hal ini, kamu dapat memberitahu Google agar tidak menyalin laman ke server mereka dengan menggunakan tag "NOINDEX". Selain itu, kamu dapat menggunakan file "robots.txt" dan "sitemap.xml". Hal ini sangat membantu dalam menyaring laman apa saja yang ingin kamu tampilkan dalam Google. Jadi, kamu bisa menghilangkan laman percobaan kamu, ketika katakanlah dulu kamu sedang mengembangkan situs, atau laman-laman khusus yang tidak ingin kamu publikasikan ke Google. 2. Aksesibilitas Google mempunyai kesulitan dalam menjalankan Client Side Script seperti JavaScript. Jadi, hindari penggunaan JavaScript yang berlebihan. Selain itu, pastikan konten kamu berada di dalam source code sehingga ketika JavaScript tidak bisa di-load, pengguna masih bisa membaca konten kamu. 3. Kecepatan situs Seperti yang sebelumnya disebutkan, situs responsif dengan kecepatan loading akan mempunyai prioritas tinggi dalam hasil pencarian. Selain itu, Google dapat memberi penalti pada situs-situs yang tidak mobile-friendly dengan menurunkan peringkat situs kamu. Content is King4. Konten berkualitas tinggi Optimasi konten adalah kekuatan utama SEO. Kini, Google mengevaluasi sebuah laman situs berdasarkan kualitas konten yang mereka tawarkan bagi pengguna. Kembali lagi, Google ingin hasil pencarian mereka membantu pengguna mendapatkan informasi yang mereka cari. 5. Keyword Penggunaan keyword merupakan bagian penting dari SEO. Satu peraturan utama adalah cari keyword yang sering dicari oleh pasar alih-alih keyword yang ingin kamu dorong kepada pengguna kamu. 6. Struktur konten Tulislah konten dengan kualitas editorial tinggi. Usahakan konten di dalam sebuah laman mempunyai minimal jumlah 350 kata dengan jumlah maksimal 1.500 kata. Jika terlalu banyak konten berulang-ulang atau konten yang kurang "berisi", Google dapat menganggap bahwa situs kamu adalah spam dan bisa memberi kamu penalti. 7. Page elements Poin ini adalah poin teknis dalam optimisasi SEO. Ketika kamu membangun sebuah situs, pastikan masing-masing URL mempunyai tag HTML seperti Title Tag, Description tag, Header, dan Content. Sebagai tambahan, kamu bisa memasukkan canonical tag dan OG tag atau opengraph untuk mengaitkan laman dengan akun sosial media yang kamu miliki. 8. Kepadatan keyword Gunakan keyword sewajarnya. Dan menjelaskan bahwa kamu tidak bisa menjejalkan keyword ke dalam sebuah konten dan berharap laman konten tersebut akan mendapat peringkat pertama dalam SERP. Gunakan rasio keyword yang tepat dan sekali lagi Dan menjelaskan bahwa pentingnya menulis konten dengan tujuan utama memberi informasi pada pengguna alih-alih menulis konten dengan tujuan meningkatkan SEO. 9. Duplikasi konten Satu konten harus mempunyai satu URL. Jika kamu memiliki konten serupa seperti katakanlah sebuah situs e-commerce dengan berbagai produk serupa, kamu dapat menggunakan canonical tags yang bertindak sebagai penunjuk URL jika kamu mempunyai laman dengan konten yang sama. Getting Linked-in10. Bangun tautan ke dalam Link dari situs luar bisa dibilang sebagai sebuah vote bagi situs kita di mata Google. Hal ini merupakan faktor yang sangat penting karena metrik lain bisa dipalsukan, namun penggunaan link ini tidak mudah bahkan mustahil untuk dipalsukan. Link dari situs yang mempunyai ranking tinggi memberi gambaran relevansi dan pentingnya situs kamu. 11. Sumber link Tidak semua situs mempunyai nilai link yang sama. Situs dengan reputasi tinggi memiliki "nilai link" yang lebih bagus. Dan mengatakan bahwa jika kamu mendapatkan sedikit link dari sumber yang berkualitas, itu lebih bagus daripada mendapatkan banyak link dari situs yang tidak berkualitas. Selain itu, kamu harus selalu memantau link yang masuk ke dalam situs kamu dan memberi tanda kepada Google bahwa kamu tidak ada sangkut paut dengan link-link tersebut. 12. Paid Link Membeli link adalah hal paling tabu untuk dilakukan. Dan tidak merekomendasikan hal ini. Namun jika memang harus dilakukan dalam bentuk advertorial atau lainnya, pastikan kamu memberi tag "NOFOLLOW" pada link tersebut. Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini. (Diedit oleh Lina Noviandari) The post Tingkatkan Kualitas SEO Website Kamu dengan 12 Tip ini appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Mahasiswa, Siapkan Bekal Jadi Founder Startup di Bangku Kuliah Posted: 11 Nov 2015 02:38 AM PST Usia muda bukan penghalang untuk membangun suatu bisnis, terlebih di bidang startup teknologi. Justru inilah saat yang tepat untuk memulai entrepreneurship. Hal tersebut dikemukakan oleh Tony Antonio, Rektor di Universitas Ciputra pada sesi diskusi bertema 'Can Universities Help Students Become Founders?' hari ini (11/11) di Student Stage, Tech in Asia Jakarta 2015. Ada beberapa tip yang bisa dicontek untuk membentuk mahasiswa yang siap membangun sebuah startup. Selain Tony, dihadirkan pula Karyana Hutomo, Head of Binus Incubator sebagai pembicara. Berikut ulasannya: Kuliah bukan hanya mengejar nilaiTony mengatakan bahwa banyak mahasiswa yang gagal karena menganggap perkuliahan hanya sebatas mengejar nilai bagus. Padahal menurutnya, situasi pembelajaran di kampus seharusnya dapat membentuk karakter mahasiswa menjadi lebih matang dan berpengalaman. Menurut Karyana, telah banyak universitas yang menyediakan kurikulum entrepreneurship untuk memberi pengetahuan lebih di bidang wirausaha. "Dari pelatihan bisnis yang disediakan, mahasiswa akan mendapat inspirasi untuk menentukan ide bisnis dan strategi yang tepat untuk menjalankannya," tambahnya. Jangan takut gagal, takutlah tidak mencoba hal baruMeski membangun bisnis bukan sesuatu yang mudah dilakukan, tapi bukan menjadi alasan untuk tidak terjun mencobanya. Dengan mencoba berbagai metode, mahasiswa jadi mengetahui strategi tepat untuk bisnis model yang dipilihnya. Kemudian, dari pengalaman yang membentuk mahasiswa di kampus, akan tercipta pemikiran untuk lebih kreatif melihat peluang yang dibutuhkan pasar. Dari hal ini, menurut Karyana, akan mengarahkan pada motivasi positif mahasiswa untuk mengejar cita-cita. Pahami makna startup, bukan malah scale-upMelihat banyaknya nama besar startup di tanah air memang membuat banyak masyarakat dengan mudahnya mendirikan bisnis dan meraup keuntungan. Padahal untuk memulai startup, menurut keduanya, bukan hanya perkara mendapat popularitas dan keuntungan. "Banyak yang harus dikorbankan founder untuk membuat startup yang dijalankan bisa terus beroperasi," ujar Tony. Kebanyakan pengalaman dari para founder dalam menjalankan startup tidak langsung mengacu pada nilai scale-up secara terburu-buru, melainkan memecahkan masalah yang dibutuhkan oleh mayoritas pasar. Mindset harus tetap terbukaPola pikir sejak usia muda dapat menambah nilai positif dalam membangun bisnis. Cara yang tepat untuk membuka mindset positif adalah dengan banyak membaca buku dan informasi yang berkaitan dengan entrepreneurship, serta aktif datang ke berbagai seminar. Selain itu, para mahasiswa juga dapat banyak mengenal tokoh di dunia startup dan bertanya apa saja kepada mereka. "Setiap kampus juga seharusnya memiliki sebuah pelatihan khusus di setiap minggunya agar mahasiswa benar-benar mengerti alur membangun bisnis," tandas Tony. Jalani sesuai passionDalam menentukan ide bisnis, seharusnya mahasiswa bisa memilih sesuai dengan yang disukai. Melalui hal tersebut, mahasiswa akan semakin termotivasi mengembangkan passion menjadi hal yang menguntungkan. Selanjutnya mahasiswa bisa terus mencoba hal lainnya di bidang yang telah ditekuni dengan perkembangan. Terakhir, pesan dari Tony dan Karyana mengatakan bahwa modal yang didapat dari universitas bisa membentuk pribadi mahasiswa untuk mampu menjalankan bisnis ke depannya. Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech in Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Baca semua artikel terkait acara tersebut di sini. (Diedit oleh Iqbal Kurniawan) The post Mahasiswa, Siapkan Bekal Jadi Founder Startup di Bangku Kuliah appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Rencana Besar RedMart untuk Menjadi “Toko Serba Ada” di Asia Tenggara Posted: 11 Nov 2015 02:15 AM PST Perkembangan layanan online pengiriman bahan makanan asal Singapura, RedMart, tampaknya sama sekali tidak terbendung. Sejak diluncurkan tahun 2012, RedMart sudah mengumpulkan para investor papan atas seperti Co-Founder Facebook Eduardo Saverin, Co-Founder Skype Toivo Annus, Softbank Capital dan banyak lainnya. Baru-baru ini perusahaan e-commerce tersebut baru saja mendapatkan pendanaan enam juta dolar yang akan mereka gunakan untuk ekspansi secara regional. Sekarang, RedMart memperkerjakan sekitar 650 orang di Singapura. Tech in Asia sudah meliput perkembangan RedMart sejak awal, tapi kami tidak tahan untuk mengundang Co-Founder dan CEO Roger Egan untuk hadir di Tech in Asia Jakarta 2015. Kita ingin menggali lebih banyak info dari mereka. Apa yang begitu meyakinkan mengenai model bisnis RedMart? Apa strategi mereka selanjutnya? Gudang dan pasarRoger menjelaskan bahwa RedMart berbeda dengan layanan pengiriman bahan makanan lainnya. Lihat Happyfresh sebagai contoh. RedMart mengirimkan bahan makanan dari gudang mereka sendiri, sedangkan Happyfresh bekerja sama dengan supermarket. Bekerja sama dengan supermarket memang lebih praktis dalam urusan menyimpan barang, ucapnya. Namun secara jangka panjang, kemampuan untuk mengatur keseluruhan pengalaman pengguna adalah sesuatu yang penting. “Sebuah supermarket tidak akan pernah seefesien gudang sendiri.” jelas Roger. RedMart sekarang menggunakan model hibrida. Kebanyakan dari produk mereka disimpan di gudang. Namun sejak Juli, RedMart bekerja sama dengan empat ratus toko khusus di Singapura. Kerja sama ini memperkaya jumlah barang yang bisa ditawarkan. Dengan ini, RedMart meningkatkan jumlah produk mereka menjadi 30.000 jenis. “Supermarket pada umumnya mempunyai 10.000 sampai 12.000 produk saja,” ucap Roger. Bagaimana cara bekerja di pesawat roketRoger mengatakan bahwa perkembangan RedMart dalam beberapa tahun ke belakang seperti bekerja di sebuah roket. Ia mengatakan bahwa sangat penting bagi dirinya untuk menciptakan sebuah budaya kerja yang bagus dan menjaga orang-orang terbaik. Salah satu tekniknya adalah memberikan sambutan kepada para pegawai baru. “Sejauh ini, hanya satu developer saja yang mengundurkan diri dan itu pun pada akhirnya kembali lagi,” aku Roger. Sebuah perusahaan harus mau untuk berinvestasi kepada orang-orang terbaik. Salah satu akuisisi talenta terbesar bagi RedMart adalah mendapatkan COO mereka yang mempunyai dua belas tahun pengalaman kerja di Amazon. “Saya belajar sangat banyak darinya,” kata Roger. “Sekarang kami telah berkembang cukup besar untuk menarik talenta seperti dia.” Rencana ekspansiRedMart juga memberikan indikasi bahwa mereka sudah siap untuk berekspansi. Roger mengatakan bahwa target selanjutnya adalah Hong Kong. Ia tidak menyebutkan secara rinci tanggalnya, namun akan dilakukan di tahun 2016. Namun tampaknya RedMart tidak sedang terburu-buru. Singapura sendiri memang masih besar “Singapura adalah pasar sebesar enam belas miliar dolar. Kamu bisa membangun perusahaan multimiliar, hanya untuk bahan makanan, di Singapura,” ungkapnya. Walaupun begitu, Hong Kong tetap di depan mata. Sebuah pasar sebesar 23 miliar dolar untuk industri bahan makanan dan indonesia mungkin selanjutnya. “Saya pikir Indonesia dalam waktu sepuluh tahun ke depan bisa lebih besar dari pasar manapun di Asia Tenggara, namun Hong Kong untuk sekarang adalah pasar yang berada paling atas dalam urutan.” Baca juga: HappyFresh Makin Agresif Berekspansi dan Luncurkan Platform Resep Makanan HappyRecipe Lalu bagaimana dengan toko serba ada satunya? Ya, maksud kami adalah Amazon. Kami tidak akan kaget jika RedMart juga mencoba bergerak ke arah yang sama dengan mereka dan menawarkan lebih banyak lagi produk. Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini. (Diterjemahkan oleh Hendri Salim dan diedit oleh Iqbal Kurniawan) The post Rencana Besar RedMart untuk Menjadi “Toko Serba Ada” di Asia Tenggara appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
10 Startup Menarik di Bootstrap Alley Tech in Asia Jakarta 2015 (Day 1) Posted: 11 Nov 2015 02:01 AM PST Hari ini (11/11) merupakan hari pertama digelarnya konferensi Tech in Asia Jakarta 2015. Pada acara ini, sekitar 100 startup bootstrap dari seluruh Asia hadir untuk memperkenalkan produk atau layanan kepada investor, media, maupun perusahaan yang bisa menjadi mitra potensial mereka. Berikut adalah sepuluh startup menarik yang kami temukan di Bootstrap Alley: Fabrik+InkFabrik+Ink merupakan co-working dan market space yang menyediakan berbagai barang-barang hiasan rumah, seperti bantal, seprai, dan kustom lampu. Para vendor di dalamnya dapat menggunakan berbagai desain grafis untuk diaplikasikan ke produk. QasicoMelalui Qasico, para klien dapat menentukan kustomisasi untuk Integrated Business Application (IBA) atau aplikasi dalam bisnis untuk memenangkan pasar. Berbagai sektor dalam bisnis dapat dikustomisasi, seperti shipping, warehouse, penjualan, procurement, dan lainnya. PurelyBLayanan asal Malaysia, PurelyB menawarkan berbagai solusi untuk menurunkan berat badan. Paket yang ditawarkan biasanya mulai dari 21 hari yang berisi smoothies, tip gerakan olahraga, dan bahan makanan yang dapat dikonsumsi selama berlangganan. ZelosPlatform Zelos memungkinkan pengguna untuk menemukan pekerjaan sesuai dengan biodata pengguna. Pengguna yang dituju Zelos adalah pelajar, mahasiswa, atau pemilik bisnis. Setelah pengguna mengisi informasi yang dibutuhkan, platform ini akan mencocokan informasi pengguna dengan lowongan yang tersedia. StorialPara kutu buku mungkin menyukai layanan dari Storial dengan banyaknya pilihan cerita yang disediakan. Layanan yang disediakan berupa berbagai buku digital dengan kategori seperti roman, komedi, dan misteri secara gratis. Pembaca juga tidak diharuskan melakukan pendaftaran dan pembayaran untuk menikmati layanannya. AdaAcaraUntuk mengakomodir informasi acara bagi para pelajar di universitas, AdaAcara menyediakan layanan tersebut. Berbagai acara yang ditujukan bagi mahasiswa, antara lain adalah seminar, kompetisi, dan lainnya yang berlokasi di seluruh Indonesia. InfoDiskonSeperti namanya, InfoDiskon menyediakan layanan melalui aplikasi di platform Android. Tersedia empat kategori utama informasi diskon, yakni Apparels, Foods, Events, dan Exclusive. Setiap informasi di dalamnya diberikan update setiap minggunya sehingga pengguna tidak terlewat informasi diskon. TulunginTerkadang menemukan vendor untuk memperbaiki peralatan rumah tangga, seperti AC, mesin cuci, dan kulkas bukan perkara yang mudah. Karenanya, Tulungin coba menjembatani kebutuhan tersebut. Pengguna dapat memilih layanan pemasangan, perbaikan, hingga pembersihan untuk ketiga alat tersebut. Layanan ini mengenakan biaya mulai dari Rp300.000 per jasa yang dilakukan. NetikaBerada di bawah naungan PT Netika Indonesia, Netika menyediakan layanan HR terintegrasi bagi berbagai kebutuhan bisnis. Empat layanan utama yang disediakan adalah Integrated Human Capital Management System, HR Consulting, Trainings and Workshops, serta IT system solutions. Rabbit LearningDengan aplikasi untuk platform iOS yang disediakan, Rabbit Learning memberi pengguna kemudahan untuk menyaring kebutuhan pendidikan bagi pelajar atau karyawan mengaksesnya melalui smartphone. Selain itu, layanan ini juga dapat membantu pengguna melakukan publishing karya yang dihasilkan. Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech in Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Baca semua artikel terkait acara tersebut di sini. (Diedit oleh Mohammad Fahmi) The post 10 Startup Menarik di Bootstrap Alley Tech in Asia Jakarta 2015 (Day 1) appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Strategi Meraih Pasar Lewat Twitter dengan Lebih dari Sekadar “Berkicau” 140 Karakter Posted: 11 Nov 2015 01:36 AM PST Penggunaan smartphone semakin menjamur di berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Maraknya media sosial juga mendorong orang cenderung memakai lebih dari satu perangkat mobile. Berkaca dari kondisi ini, tak mengherankan bila kesempatan bagi para marketer terbuka lebar. Dalam acara Tech in Asia Jakarta 2015 hari ini (11/11), Roy Simangunsong yang baru September lalu menduduki kursi panas sebaga Head business of Twitter Indonesia turut berbagi strategi bagaimana cara meraih pasar menggunakan produk situs microblogging berlogo burung tersebut. The Power of NowPengelola sebuah brand harus bisa mencari tahu apa yang tengah hangat terjadi di sekitar pengguna. Sebagai contoh, di Indonesia seringkali meraih trending topic ketika menyangkut berbagai selebrasi di hari istimewa seperti peringatan Hari Kemerdekaan atau saat memasuki bulan suci Ramadan. Dengan menggunakan bahasa terkait humanisme serta bantuan hashtag (#) pemilik brand juga bisa mengoptimalkan para pengguna Twitter. Jangan hanya bermain kataJika kita berbicara mengenai media sosial Twitter hari ini, tentunya bukan lagi hanya memanfaatkan penulisan sepanjang 140 karakter. Sekarang ini setiap orang bisa menggunakan video live, GIF, hingga video pendek tentang brand mereka. Akses video pada perangkat mobile juga berkembang sangat cepat, terbukti dengan 40 persen pengguna Twitter mengunggah video di akun mereka. Bukan video berdurasi panjang, tetapi video pendek saja sebagai bagian untuk menarik para audiens serta follower mereka. Setiap brand juga bisa menggunakan video untuk membuat sebuah campaign yang potensial. Banyak merek besar seperti XL Axiata juga sempat meng upload iklan mereka melalui Twitter. Bermain dengan emosiVideo yang menggambarkan emosi juga menarik untuk digunakan karena mampu menarik orang secara personal. Setelah mereka menyukainya, mereka akan mulai melakukan Retweet. Roy menuturkan:
Di akhir sesinya Roy menambahkan bila relevansi dengan pengakses konten juga merupakan hal yang penting. "Retweet baru akan terjadi ketika ada kecocokan antara apa yang dilihat dan dirasakan," tandasnya. Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini. (Diedit oleh Pradipta Nugrahanto) The post Strategi Meraih Pasar Lewat Twitter dengan Lebih dari Sekadar "Berkicau" 140 Karakter appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
CEO Rappler: Bagaimana Teknologi Bisa Membentuk Masa Depan Media Posted: 11 Nov 2015 01:36 AM PST Dalam sesi keenam di Main Stage Tech in Asia Jakarta 2015 hari ini, Maria Ressa, seorang jurnalis dan entrepreneur asal Filipina, membagi pengalamannya saat mendirikan Rappler. Ia juga memaparkan bagaimana teknologi, khususnya media sosial, dapat mendorong perubahan sosial dengan lebih cepat dan efektif dibandingkan media tradisional. Rappler sendiri adalah sebuah perusahaan startup media yang berpengaruh di Filipina. Perusahaan ini didirikan tahun 2012 oleh Maria yang pada saat itu mendapatkan pendanaan awal dari rekan-rekannya sesama jurnalis. Berkat media sosial, Rappler berkembang sangat cepat dan dalam waktu kurang dari tiga tahun, Rappler telah mencapai break-even untuk investasinya. Teknologi menciptakan pertumbuhan eksponensialSebagai pembuka, Maria mengungkapkan bahwa alasannya mendirikan Rappler adalah ikut berkontribusi bagi dunia. Ia memang bisa melakukannya lewat media tradisional, namun ia merasa pertumbuhan media tradisional bersifat linear sehingga membutuhkan waktu untuknya sebelum dapat melakukan perubahan. Maria meyakini bahwa dengan teknologi, ia dapat menciptakan pertumbuhan eksponensial. Lewat teknologi dan dunia virtual, sebuah ide dapat tersebar dengan cepat dan menjangkau lebih banyak orang, memungkinkan perubahan untuk terjadi. Tanpa banyak koordinasi, belasan ribu orang turun ke jalan dan melakukan demonstrasi di pusat kota Manila. Di saat yang sama, hashtag #MillionPeopleMarch and #ScrapPork menjadi trending topic di Twitter Filipina, menandakan banyaknya orang yang memantau aktivitas tersebut. Menanggapi protes besar tersebut, pemerintah Filipina akhirnya memutuskan untuk membatalkan anggaran mereka. Tanpa teknologi, protes ini memang masih mungkin terjadi. Tetapi dengan teknologi, impact tersebut tercipta dengan lebih cepat dan lebih efektif dibandingkan dengan media tradisional. Menggerakkan emosi untuk mendorong perubahan sosialMaria mengungkapkan bahwa Rappler mampu menggerakkan orang untuk mencegah terorisme, mengurangi kemiskinan, dan korupsi dengan menggunakan emosi. Emosi sendiri, menurut Maria, merupakan hal yang paling menggerakkan orang untuk melakukan sesuatu. 80 persen keputusan yang kita pilih dibuat berdasarkan emosi, bukan pemikiran rasional. Di masa lalu, emosi menyebar secara fisik. Saat kita tersenyum berbahagia, ada 54 persen kemungkinan orang yang melihatnya juga akan ikut merasa bahagia, begitu pula dengan emosi lain seperti kesedihan dan kemarahan. Emosi yang paling mudah menyebar, menurut Maria, adalah emosi marah, sementara yang kedua tercepat adalah inspirasi. Maria mengambil contoh bagaimana sebuah hashtag #saveMaryJane mengubah keputusan krusial. Saat itu, Indonesia sudah terlihat hampir pasti akan menghukum mati pekerja asal Filipina, Mary Jane, karena kedapatan membawa Narkoba. Sekitar satu minggu sebelum Mary Jane dihukum mati, tim dari Change.org mendatangi Maria untuk meminta bantuan mempopulerkan hashtag tersebut, berharap bisa menggerakkan banyak orang untuk menentang hukuman mati yang diberikan. Maria awalnya tidak percaya bahwa itu bisa mengubah keadaan. Jarak eksekusi hanya tinggal enam hari lagi. Namun Maria mempersilakan mereka untuk melanjutkan apa yang mereka rencanakan dan mendukung mereka. Tak disangka, beberapa menit sebelum eksekusi dilakukan, hukuman mati untuk Mary Jane ditunda. Ini terjadi setelah rakyat Filipina menekan pemerintahnya untuk menemukan bukti baru secara cepat – dikompori oleh hashtag #saveMaryJane yang populer baik di Filipina maupun Indonesia ketika itu. Saran untuk startup di IndonesiaMaria menyatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara paling penting di Asia Tenggara, “Jika Indonesia bersin, maka negara Asia Tenggara lainnya akan tertular.” Karena itu, perubahan dan kebaikan yang kita lakukan di Indonesia berpotensi menyebar ke negara lain. “Karakteristik orang Filipina dan Indonesia hampir sama, yang beda hanya bahasa saja,” ungkapnya. Maria menyarankan bagi para entrepreneur di Indonesia yang ingin menciptakan peruabahan untuk bisa menciptakan satu media independen seperti Rappler. Ia merasa Indonesia kekurangan dalam hal ini, khususnya terlihat saat penyelenggaraan Pemilu 2014 lalu yang mana hampir semua media tradisional condong ke salah satu pihak. Untuk mereka yang masih muda, Maria menyarankan untuk lebih berani dan tetap berusaha memberikan yang terbaik. Mereka yang berusia 20-an masuk dalam kategori digital native, yang menurut Maria mengetahui apa yang tidak diketahui orang-orang yang lebih tua. Di sanalah mereka dapat berkontribusi. Maria membuktikan bahwa sebuah bisnis ada tidak hanya untuk menciptakan uang, tetapi juga untuk melakukan perubahan sosial yang semakin dimudahkan dengan adanya teknologi dan media sosial. Siapkah kamu membangun bisnis seperti Rappler? Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini. (Diedit oleh Lina Noviandari; sumber gambar: Ryomaandres) The post CEO Rappler: Bagaimana Teknologi Bisa Membentuk Masa Depan Media appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
UCWeb Bocorkan Cara Membuat Aplikasi Menjadi Viral Posted: 11 Nov 2015 01:17 AM PST Semua developer aplikasi, baik itu pemain lama atau pendatang baru, pasti merasakan pertumbuhan pasar yang begitu cepat selama setahun belakangan. Meski ini artinya peluang semakin lebar, tetapi kesempatan sebuah aplikasi langsung merebut hati pengguna juga menjadi mengecil. Terdengar menakutkan memang, namun kamu tidak perlu khawatir. Karena hari ini (11/11) di konferensi Tech in Asia Jakarta 2015, Direktur UCWeb International Business Development, Kenny Ye, berbagi tip membuat aplikasi menjadi viral, berdasarkan kesuksesan salah satu produk perusahaannya: UCWeb Browser. Pertama-tama, Kenny menanyakan apa tanda-tanda sebuah aplikasi bisa disebut viral? Apakah berdasarkan jumlah pengguna aktifnya yang besar dan terus tumbuh dengan cepat? Pangsa pasarnya yang besar? Atau karena semua orang membicarakannya? Menurut Kenny, tidak ada definisi yang pasti. Ia dengan senang hati berbagi cara yang ditempuh UCWeb untuk membuat aplikasi browser-nya menjadi viral. Menurut data yang ia presentasikan, hingga bulan Oktober 2015, UCWeb menguasai 49 pesen pangsa pasar browser untuk kategori browser pihak ketiga di Indonesia. Padahal, pada bulan Maret di tahun yang sama, baru 28,5 persen yang dikuasai. Lalu, bagaimana mereka melakukannya? Awalnya, adalah mengenali tender point pengguna. Di pasar yang menjadi sasaran UCWeb browser, tender point tersebut ada tiga. Pertama, 80 persen pengguna masih menggunakan ponsel low-end. Ciri-cirinya, jika diinstalasi banyak aplikasi, maka ponsel akan menjadi lambat atau crash. Kedua, 40 persen pengguna menggunakan jaringan yang lambat atau tidak stabil. Ketika jam-jam sibuk, mereka kesulitan mengakses internet. Ketiga, 70 persen pengguna lebih memilih menggunakan browser ketimbang aplikasi. Setelah mengidentifikasi tender point tersebut, barulah UCWeb bisa menerapkan strategi berikutnya, yaitu: Membuat produk terbaikFokus utama UCWeb adalah menghadirkan pengalaman menggunakan yang baik. UCWeb mencapai ini dengan menyediakan server khusus untuk kompresi data. Hasilnya, pengguna merasakan browsing yang cepat sekaligus menghemat pemakaian data. Strategi ini cocok di pasar negara berkembang seperti Indonesia. "Di mana-mana, orang-orang mengenal kalau keunggulan UCWeb Browser adalah kecepatannya," jelas Kenny. Membonceng popularitas produk lainIndonesia dikenal sebagai salah satu negara pengguna Facebook terbanyak. UCWeb melihat ini sebagai peluang dengan mengintegrasikan layanan media sosial tersebut. Lewat fitur bernama Facebook UC, pengguna dapat mengakses Facebook 120 persen lebih cepat. Selain itu, pengguna juga mendapatkan notifikasi secara real-time, layaknya aplikasi native. "Ini membuat pengguna lebih sering menggunakan UCWeb Browser," kata Kenny. Rilis update secara berkala dan pantau responsnyaDemi memberikan pengalaman menggunakan terbaik, UCWeb secara berkala diperbarui setiap sebulan sekali, meski tidak menutup kemungkinan ada update-update kecil di sela-selanya. Setelah versi baru keluar, tim UCWeb memantau komentar dan respons pengguna. Seperti misalnya di Google Play Store, Kenny menyarankan untuk segera mengambil tindakan jika tiba-tiba rating aplikasi turun. "Periksa komentar-komentar dari pengguna. Ketika ada yang memberikan rating rendah dan komentar buruk, jangan diabaikan." "Manfaatkan fitur reply komentar. Ini membuat pengguna merasakan adanya engagement dengan aplikasi yang digunakan," katanya. Lokalisasi kontenPengguna suka dengan segala sesuatu yang relevan dengan dirinya. Ini dapat dipenuhi dengan menyuplai konten bernuansa lokal. Untuk melakukan ini, UCWeb biasanya bekerja sama dengan rekanan lokal, seperti perusahaan internet besar di Indonesia. Beberapa di antaranya bahkan startup ecommerce, seperti Tokopedia. Saat Ramadan, misalnya, UCWeb menyediakan konten Ramadan UC. Isinya berbagai hal yang menunjang aktivitas umat Muslim dalam menjalankan ibadah berpuasa, seperti jadwal shalat, sahur, berbuka, dan sebagainya. Ada juga layanan Sebakbola UC untuk masyarakat Indonesia yang gemar olahraga tersebut. "Di dalam layanan tersebut, tidak hanya berita dan informasi seputar sepak bola, tetapi ada juga ruang mengobrol dan hiburan. Lagi-lagi, ada unsur engagement di sini," tambah Kenny. Terlibat dalam komunitas lokal yang sudah ada pun bisa membantu meningkatkan engagement. UCWeb pernah membuat Hot Thread di Kaskus, komunitas online terbesar di Indonesia. Menurut Kenny, responsnya ternyata sangat baik dan terjadi komunikasi dua arah antara pihaknya dengan pengguna. "Kami bisa berkomunikasi langsung dengan mereka dan mendapat insight mengenai bagaimana membuat produk jadi lebih bagus lagi," tutupnya. Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini. (Diedit oleh Lina Noviandari) The post UCWeb Bocorkan Cara Membuat Aplikasi Menjadi Viral appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Alice Norin dan Bagaimana Pengalaman Membentuknya Sebagai Figur Entrepreneur Posted: 11 Nov 2015 12:00 AM PST Kalimat “aji mumpung” bisa jadi merupakan kalimat yang seringkali digunakan orang untuk menyebut figur selebritis yang terjun berwiraswasta di luar bidang seni akting yang membesarkan namanya. Meskipun kedengarannya biasa, namun kalimat tersebut menyiratkan kesan bahwa figur selebritis harus berjuang ekstra keras untuk membuktikan dirinya bahwa mereka tak hanya memanfaatkan popularitas mereka saja untuk sukses di bidang lain. Baca Juga: 8Wood, satu lagi startup fashion e-commerce yang didirikan oleh selebriti Indonesia Alice Norin sendiri adalah salah satu nama dari sekian founder startup yang berangkat dari statusnya sebagai salah satu selebritis tanah air. Lewat kesempatannya sebagai pembicara di konverensi Tech in Asia Jakarta 2015, dia menceritakan bagaimana passion menumbuhkan semangatnya untuk terjun menggeluti hal baru seperti startup. Entrepreneurship yang Berawal dari Passion Setelah sebelumnya sempat gagal di bisnis telekomunikasi, Alice dan suaminya, Alvin Yudhapatria, mencoba untuk terjun menggeluti bisnis lain di bidang fashion. Alice yang kebetulan memiliki selera dan passion yang cukup tinggi di bidang fashion, saat itu memanfaatkan follower Instagram miliknya untuk dikonversi menjadi konsumen, dan semenjak tahun 2013 lalu, Alice pun mendirikan 8Wood yang pada bulan Mei 2015 mendapatkan pendanaan tahap awal dari Ideosorce. Artis wanita kelahiran Norwegia ini menjelaskan tujuan didirikannya 8Wood sebagai medium inspiratif yang mengakomodir kebutuhan wanita di bidang fashion. Dalam pengakuannya kepada Tech in Asia, Alice menjelaskan bahwa dirinya tak pernah menentukan gol dari didirikannya 8Wood. Intinya, lewat brand e-commerce pakaian wanita ini Alice hanya ingin berkarya sebaik mungkin sesuai dengan passion yang diyakininya. Mulai dari mengarahkan image brand 8Wood, desain situs, mengkurasi jenis produk yang masuk, dan lain sebagainya. Personal Branding Sebagai Seorang Selebriti ![]() Alice Norin dan suaminya yang mendirikan 8wood.id sejak 2013 hingga sekarang Kesuksesan yang diraih Alice sendiri tak lepas dari pengaruh ia melakukan personal branding tentang brand 8Wood lewat akun media sosial Instagram. Dengan follower yang berjumlah hampir 300 ribu orang, setidaknya Alice telah berhasil mengkonversi separuhnya sebagai follower sekaligus konsumen 8Wood. Berikan apa yang terbaik kepada pelanggan dan selalu lakukan usaha lebih agar setiap orang puas dengan layanan kami, demikian ungkap Alice saat ditanya bagaimana cara 8Wood menggaet konsumen dengan kelebihan yang dimilikinya. Dalam panggung Tech in Asia Jakarta 2015, Alice mengambarkan sedikit bagaimana cara dia menggaet para penggemarnya sebagai konsumen 8Wood, mulai dari mengunggah foto gaya berpakaian sehari-hari, berinteraksi dengan komunitas lewat hashtag Instagram khusus, dan lain-lain. Alice sendiri tidak ambil pusing dalam menghadapi persaingan antar e-commerce yang cukup merajalela di tanah air. Dengan lebih dari 200 produk yang bernaung di bawahnya, Alice memilih untuk lebih berfokus pada hasil akhir daripada membuang tenaga, uang, dan pikiran untuk mengejar kompetitor mereka. Gagal Adalah Salah Satu Pengalaman yang Berharga Terlahir di keluarga yang tak memiliki latar belakang entrepreneur, Alice cukup bersyukur dengan kondisi di mana popularitas namanya sebagai artis turut mendukung bisnisnya di bidang fashion startup. Berbekal selera pemilihan produk pakaiannya yang berkelas, 8Wood kemudian dipercaya Ideosource mendapatkan pendanaan awal dengan nominal yang hingga sekarang ini belum disebutkan jumlahnya. Dalam penutupnya, Alice Norin menginspirasi para entrepreneur muda di konferensi Tech in Asia Jakarta untuk percaya diri dan berani dalam mengambil keputusan mendirikan startup impian. Apapun hasilnya, setidaknya dengan melakukannya kamu akan mendapatkan pengalaman berharga yang membuatmu bisa berkembang sukses di kemudian hari. (Diedit oleh Mohammad Fahmi) The post Alice Norin dan Bagaimana Pengalaman Membentuknya Sebagai Figur Entrepreneur appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Game yang Dipamerkan di Tech in Asia Jakarta 2015 Ini Beri Solusi Kesehatan untuk para Lanjut Usia Posted: 10 Nov 2015 10:18 PM PST Di antara banyaknya booth di Tech In Asia Jakarta 2015 hari ini, ada satu yang berhasil menarik perhatian saya. Sebuah booth dari Nanyang Technological University (NTU) membawa game unik menggunakan aksesoris Xbox Kinect sebagai alat bantunya. Proyek ini dibuat oleh Research Centre of Excellence in Active Living for Elderly (LILY). Ping Ping Pang Pang, begitu judul game tersebut. Seperti namanya, game ini mengambil gameplay dasar dari olahraga tenis meja. Ping Ping Pang Pang mengajak pemain untuk memukul bola yang mengarah kepadanya. Tantangannya adalah terdapat dua bola berbeda warna dan kamu hanya boleh memukul bola dengan warna yang telah ditentukan. Game ini bertujuan sebagai alat bantu bagi orang lanjut usia untuk berolahraga secara ringan dan melatih kemampuan kognitif mereka. Olahraga didapat melalui gerakan memukul bola, sedangkan pelatihan kemampuan kognitif didapat dari memperhatikan warna yang benar untuk dipukul. Tak hanya Ping Ping Pang Pang, LILY juga memiliki peralatan lain dengan fungsi sebagai alat terapi (yang tidak dipamerkan di sini). Contohnya adalah Basketball Genius yang berfungsi untuk alat terapi penderita stroke, Rain of Petals yang digunakan untuk melatih memori dan alat monitor kesehatan, serta Pumpkin Garden yang berfungsi sebagai alat deteksi penyakit Parkinson. Serangkaian karya di atas membuktikan bahwa game bisa berguna di luar fungsinya sebagai media hiburan. Di sini, game juga bisa menjadi alat bantu di bidang medis. Pasien pun merasa senang ketika melakukannya karena terapi berubah bentuk menjadi sebuah permainan. Baca juga: Telkom Mencoba Peruntungan Memasuki Ranah Kesehatan dengan Mendirikan UDoctor Saat ini hasil karya LILY sudah dipakai di berbagai pusat rehabilitasi Singapura. Jika kamu ingin mengetahui lebih lanjut tentang proyek ini, kamu dapat mengunjungi situs LILY yang tersedia di bawah. Apakah menurutmu cara ini efektif untuk memerangi berbagai penyakit ketika lanjut usia Sampaikan pendapatmu pada kolom komentar di bawah ya.
Situs Resmi: LILY Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini. (Diedit oleh Iqbal Kurniawan) The post Game yang Dipamerkan di Tech in Asia Jakarta 2015 Ini Beri Solusi Kesehatan untuk para Lanjut Usia appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Membangun Infrastruktur Startup yang Simpel dan Scalable dengan Cloud Posted: 10 Nov 2015 10:08 PM PST Banyak startup baru yang langsung tumbuh menjadi besar. Namun, untuk menjadi besar, sebuah startup tidak mesti berinvestasi pada server konvensional yang mahal. Hari ini (11/11) di acara Tech in Asia Jakarta 2015, Chief Technology Officer (CTO) Amazon, Dr. Werner Vogels, berbicara tentang bagaimana cloud dapat memberikan efisiensi dari segi waktu, biaya, dan tenaga dibandingkan dengan menggunakan infrastruktur konvensional. "Nama-nama besar di ranah startup tumbuh dengan cloud. Lihat saja Airbnb. Untuk perusahaan yang menangani ratusan booking tiap harinya, mereka hanya punya lima orang tenaga IT," jelas Werner. Baca Juga: Kumpulan Situs Penyedia Cloud Hosting Lokal untuk Startup Menurut Werner, ada empat tugas utama pendiri startup, yaitu menentukan visi produk, model bisnis, eksekusi dengan cepat, dan merekrut orang-orang yang tepat. Namun, bagi CTO, ada lima tugas tambahan yang menjadi tanggung jawabnya, yaitu soal isu keamanan, menjaga keandalan produk dan layanan, skalabilitas, performa, sembari mencapai itu semua dengan biaya yang efisien. Simpelnya Cloud computingJika dibandingkan dengan infrastruktur konvensional, di mana perusahaan harus berinvestasi membeli server, data center, network device, database, storage, dan lain sebagainya, cloud computing mengizinkan perusahaan membangun infrastrutur yang sama dengan biaya yang relatif lebih rendah. "Sekarang, semuanya serba programmable. Lagipula, pelanggan tidak peduli dengan server yang kamu gunakan, mereka lebih peduli dengan aplikasi yang kamu bangun," tambah Werner. Dijelaskan oleh Werner, ini sejalan dengan Hukum Gall yang menyebutkan bahwa sistem yang rumit berkembang dari sistem yang simpel. Apabila dari awal sistem yang dibangun sudah rumit, peluang kegagalannya cenderung lebih besar. Sebaliknya, jika sistem yang rumit merupakan hasil perkembangan dari sistem yang simpel, kesempatan suksesnya akan lebih tinggi. Dengan begitu, pendiri startup, khususnya CTO, tidak perlu pusing dengan bagian teknis ini. Cukup outsource saja ke penyedia layanan cloud. Mereka pun bisa fokus mewujudkan visi perusahaan dan membangun aplikasi atau layanan yang sesuai kebutuhan penggunanya. Bangkitnya application containerDalam presentasinya, Werner juga menyampaikan salah satu teknologi cloud yang sedang tren saat ini, yaitu aplikasi berbasis container. Teknologi ini membuat pengembangan dan penambahan fitur pada aplikasi, baik yang berbasis web maupun mobile, menjadi lebih mudah. Proses development dan deployment aplikasi dengan containers memang menjadi mudah dan simpel. Akan tetapi, ada cara yang lebih mudah lagi, yaitu menggunakan AWS Lambda. Dengan menggunakan layanan cloud computing (komputasi awan) milik Amazon ini, kamu cuma perlu menentukan fungsi yang dikehendaki, meletakkannya di cloud, menentukan kapan dan apa yang akan menjadi trigger fungsi tersebut, dan biarkan ini bekerja dengan sendirinya. "Bahkan kamu tidak perlu memikirkan skalabilitas," kata Werner. Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini. (Diedit oleh Mohammad Fahmi Hasni) The post Membangun Infrastruktur Startup yang Simpel dan Scalable dengan Cloud appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Bagaimana Perkembangan Internet of Things di Indonesia? Posted: 10 Nov 2015 10:01 PM PST Indonesia tidak hanya memiliki potensi yang besar di dalam sektor e-commerce dan platform pembayaran. Salah satu sektor lain yang sedang berkembang di tanah air adalah Internet of Things (IoT), yang memiliki dampak pada kehidupan sehari-hari di lingkungan perkotaan maupun pedesaan. Pada sesi ketiga hari pertama Tech in Asia Jakarta 2015, kami menghadirkan Regi Wahyu, selaku Founder dan CEO dari CI-Agriculture. CI-Agriculture merupakan salah satu startup yang memanfaatkan teknologi Internet of Things dalam bidang agrikultur, untuk membantu para petani mengelola sawah mereka dengan lebih baik. Regi mengawali presentasinya dengan bercerita tentang seorang wanita yang mengalami kecelakaan, yang menyebabkan lehernya patah dan membuat sebagian besar badannya tidak berfungsi. Tapi untungnya otak wanita tersebut masih berjalan normal. Dengan bantuan IoT, wanita tersebut mengikuti sebuah terapi khusus yang akhirnya dapat membantu wanita tersebut berjalan kembali. Tidak hanya di dalam kehidupan sehari-hari, peran serta teknologi juga telah membantu berbagai proyek eksplorasi luar angkasa. Salah satunya adalah sebuah printer 3D (tiga dimensi) Zero Gravity, atau tidak memiliki gravitasi sama sekali. Teknologi ini memungkinkan printer tersebut bisa digerakkan dan digunakan dengan lebih mudah di luar angkasa. Perangkat tersebut dikembangkan oleh Made in Space dan hingga sekarang masih digunakan oleh NASA. Selain untuk keperluan luar angkasa, printer 3D juga mulai digunakan untuk penelitian tubuh manusia dengan melakukan replikasi organ-organ tubuh manusia. Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang itu adalah Cambrian Economy, yang melakukan penelitian dan mengembangkan teknologi printing menggunakan laser yang dapat mereplikasi DNA manusia. Meneropong masa depan teknologi Internet of ThingsRegi mengungkapkan bahwa terdapat tiga elemen yang dapat mendorong perkembangan teknologi IoT. Pertama adalah Sensor yang merupakan sebuah alat yang biasa digunakan untuk mengukur benda-benda fisik, dan Actuator adalah sebuah alat yang bertanggung jawab untuk menggerakkan sebuah sistem. Dua alat itu berfungsi sebagai penyedia informasi digital. Kedua adalah Connectivity yaitu jaringan kabel maupun nirkbel yang bertanggung jawab sebagai penghubung antara satu benda dengan benda lainnya. Ketiga adalah People dan Process, yang menjadi pengguna akhir yang akan memproses dan menghubungkan elemen pertama dengan elemen kedua. Ketiga elemen tersebut secara tidak langsung akan mendorong perkembangan big data yang menampung dan memproses berbagai data yang berasal dari tiga elemen tersebut. Beberapa ahli bahkan telah melakukan proyek bahwa pada tahun 2020 nanti akan terdapat lebih dari 212 miliar perangkat yang telah terhubung. Selain itu nantinya juga akan ada 30 miliar lebih sensor-sensor yang akan terhubung ke jaringan. Dari negara maju, kini mulai ke negara berkembangInovasi teknologi di sejumlah negara maju seperti Amerika Serikat dan Cina terbilang pesat. Hal itu bisa terjadi salah satunya karena dukungan komunitas dan ekosistem. Misalnya di Amerika Serikat ada TechShop, sebuah tempat yang menyediakan ruang bagi para penggiat IoT melakukan eksperimen dan eksplorasi. Tempat tersebut menyediakan alat-alat yang sangat lengkap sehingga bisa menghasilkan produk dasar dengan lebih cepat. Lalu bagaimana dengan Indonesia? "Maker space sekarang tidak hanya terdapat di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, tapi juga sudah mulai adai di Indonesia dan tentunya membantu ekosistem Internet of Things," ungkap Regi. Beberapa makerspace bahkan telah berkembang di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bogor. Sejumlah startup teknologi di Indonesia juga telah bermain di ranah Internet of Things. Salah satunya adalah Cubeacon yang memanfaatkan teknologi iBeacon sebagai sarana marketing. Startup asal Surabaya ini telah melakukan kerjasama dengan pemerintah untuk menerapkan teknologi IoT dalam skala yang lebih besar. Beralih ke kota kembang Bandung ada eFishery, produsen alat pemberi pakan ikan. Berawal dari ide sederhana di sebuah tambak ikan, kini telah berkembang pesat. Beberapa waktu lalu eFishery juga telah memperoleh investasi Pre-Seri A. Apakah kamu semakin tertarik dengan teknologi ini? Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini. (Diedit oleh Pradipta Nugrahanto) The post Bagaimana Perkembangan Internet of Things di Indonesia? appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
You are subscribed to email updates from Tech in Asia Indonesia. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
No comments:
Post a Comment