Game Di Indonesia |
- [REVIEW] 17, Gabungkan Fungsi Instagram, Snapchat, dan Periscope dalam Satu Platform
- Setelah Mengalahkan Mineski, Team Secret Akan Menghadapi Vici Gaming
- 3 Pelajaran Berharga yang Bisa Diambil dari Tutupnya Layanan Streaming Musik Online Rdio
- Perpanjang Kerja Sama dengan JNE, elevenia Ingin Perkuat Sistem Logistik
- Rangkuman Berita Game Hari Ini – 18 November 2015
- Impresi Awal Need for Speed – Tidak Selamanya Kembali ke Akar Itu Bagus
- Dengan Tampilan Baru dan Dua Fitur Andalan, Bagaimana Nasib Google+?
- Sky Chasers Mengajakmu Terbang dengan Kardus karena Jetpack Sudah Terlalu Mainstream
- Game Balap Mobil Horizon Chase Segera Bertandang ke Android
- Kamu Bisa Memainkan Nine di BlazBlue: Central Fiction!
[REVIEW] 17, Gabungkan Fungsi Instagram, Snapchat, dan Periscope dalam Satu Platform Posted: 18 Nov 2015 06:00 PM PST Instagram, Snapchat, Periscope; ketiga aplikasi ini tentunya tidak asing bagi kaum muda di masa kini. Masing-masing aplikasi tersebut memiliki keunikan dan ciri khas sendiri, namun kesamaan fungsinya adalah untuk mengunggah foto dan video. Bagaimana jika ketiga aplikasi tersebut digabungkan menjadi satu? Aplikasi 17 buatan Machipopo Corp membuat inovasi baru tersebut dengan menggabungkan fungsi Instagram, Snapchat, dan Periscope menjadi satu. Aplikasi 17 tengah populer dan banyak digandrungi kalangan remaja di tahun 2015 ini. Apa saja keunikan dari aplikasi ini? Simak review lengkapnya berikut ini. Bisa live streaming dan chattingUntuk membuat akun di aplikasi 17 sangat mudah, pengguna diberikan dua pilihan yaitu dengan Register New Account menggunakan e-mail atau log in menggunakan Facebook. Tampilan aplikasi 17 sendiri mirip dengan Instagram. Bedanya, selain dapat mengunduh foto, aplikasi 17 dibekali dengan fitur Live Streaming seperti Periscope dan fitur chatting seperti Snapchat. Saat melakukan live streaming, kamu bisa melihat berapa jumlah orang yang sedang menonton kamu. Pengguna bisa memberikan like sebanyak-banyaknya pada foto, video, dan live streaming pengguna lain. Aplikasi 17 sendiri menyediakan pilihan tampilan ikon like yang beragam. Selain gambar hati warna-warni, terdapat juga ikon like berbentuk balon, kelinci, dan boneka. Keunikan seperti ini membuat saya ingin memberikan like berkali-kali. Mendapatkan Royalti melalui layanan PayPalKeunggulan lain yang menarik bagi pengguna aplikasi 17 adalah Royalti dalam bentuk mata uang Dollar yang terhubung melalui layanan PayPal atau Alipay yang sudah terdaftar. Untuk mendapatkannya, pengguna hanya perlu mengunggah foto, video, atau live streaming untuk menjaring like sebanyak-banyaknya dari pengguna lain. Royaltinya sendiri akan dihitung berdasarkan like yang diperoleh. Pengguna bisa mencairkan royalti yang mereka dapat setelah mencapai nilai minimal $100 (sekitar Rp1,37 juta). Selain royalti, 17 juga memiliki fitur Leaderboard bagi pengguna yang memiliki jumlah follower dan liker paling banyak. Fitur ini menampilkan ranking dengan kategori waktu (per jam, mingguan, bulanan, dan tahunan). Baca juga: Trik Menggunakan Snapchat Plus
Minus
(Diedit oleh Lina Noviandari; sumber gambar) The post [REVIEW] 17, Gabungkan Fungsi Instagram, Snapchat, dan Periscope dalam Satu Platform appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Setelah Mengalahkan Mineski, Team Secret Akan Menghadapi Vici Gaming Posted: 18 Nov 2015 05:09 AM PST Main event The Frankfurt Major sudah mulai berlangsung sejak hari Senin, 16 November 2015 lalu. Sesuai janji saya kepada komunitas, saya akan memberikan berita terbaru mengenai perjalanan Team Secret di kompetisi ini. Memulai main event di upper bracket, Team Secret berhadapan dengan Mineski di babak pertama. Meskipun sempat terpuruk di awal permainan, Team Secret berhasil bangkit dan memenangkan dua game sekaligus 2-0. Game PertamaPuppey sebagai kapten tim melakukan draft yang berpusat pada Ember Spirit dan Magnus dalam game pertama. Di lain pihak, Mineski memberi kejutan dengan Phantom Lancer yang mengambil lane tengah dan melakukan trilane agresif. Mineski berhasil melakukan beberapa pick off dalam agresi mereka di menit-menit awal. Beberapa clash pun mereka menangkan, dan alhasil Mineski unggul dalam hal gold dan experience sampai tengah permainan. Meskipun tertinggal dari segi kill scoreboard, namun Team Secret berhasil menunda push dari Mineski dan memberikan space terhadap hero inti mereka. Alhasil, EternalEnvy yang menggunakan Ember Spirit dan w33haaa yang menggunakan Windranger dapat menyamakan jumlah gold dan experience dari Kuku dengan Phantom Lancer dan raging-_-potato dengan Queen of Pain. Agresi Team Secret dimulai pada menit ke-29. Mereka mulai menginvasi jungle Mineski berbekal Black King Bar, Battle Fury, dan efek Empower yang diberikan oleh Magnus. Dari titik ini, tempo permainan mulai dikuasai oleh Team Secret. Damage output dari Ember Spirit sudah tidak dapat terbendung lagi di akhir permainan. Akhirnya Mineski mengetik “gg” pada menit ke-53. Game KeduaTeam Secret berhasil menguasai game kedua dengan draft yang fokus kepada damage output ketika clash terjadi. Mineski melakukan draft yang fokus kepada kekuatan push dari Anti-Mage dan Windranger di akhir permainan. Lane tengah dan atas dikuasai oleh Team Secret ketika game berlangsung. W33haaa dengan Shadow Fiend berhasil mendapatkan Shadow Blade di menit ke-13, dan EternalEnvy dengan Queen of Pain mampu mengantongi Orchid pada menit ke-15. Berkat keunggulan dari segi gold, Team Secret mulai bermain secara agresif dan Mineski tidak dapat menghindari clash yang kerap terjadi. Setelah mengamankan Aegis kedua di menit ke-30, Team Secret mulai melakukan push. Beberapa clash pun kerap terjadi, namun Mineski tetap tidak bisa membendung Team Secret yang terus mendorong. Pada menit ke-32, Team Secret berhasil menghancurkan dua set barak di lane tengah dan bawah. Mineski menyerah. Beberapa jam lagi, Team Secret akan menghadapi raksasa dari Cina, Vici Gaming, di babak kedua upper bracket The Frankfurt Major. Menurut kamu, siapa yang akan tetap bertahan di upper bracket malam ini? Oh iya, bagi kamu yang ingin mencari aktivitas seru pada hari Sabtu, 21 November 2015 nanti, yuk ikutan acara nonton bareng final The Frankfurt Major 2015 bersama dengan Tech in Asia dan Gamenivora. Untuk mendaftar dan informasi lebih lanjut, kamu dapat melihat informasinya di sini. Sumber gambar: Dota Blast The post Setelah Mengalahkan Mineski, Team Secret Akan Menghadapi Vici Gaming appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
3 Pelajaran Berharga yang Bisa Diambil dari Tutupnya Layanan Streaming Musik Online Rdio Posted: 18 Nov 2015 04:11 AM PST Rdio, salah satu layanan streaming musik online terbesar di Amerika Serikat mengumumkan bahwa perusahaan ini akan menutup layanan mereka dalam beberapa minggu ke depan. Sungguh tragis memang, startup yang telah berdiri selama kurang lebih lima tahun ini harus gulung tikar. Tapi untungnya Rdio tidak 100 persen menutup semua layanan mereka, karena di saat bersamaan, layanan streaming musik Pandora telah mengakuisisi saham mayoritas dan hak paten Rdio sebesar $75 juta (sekitar Rp1 triliun). Belajar dari kejadian ini, berikut adalah tiga pelajaran berharga yang bisa diambil dari tutupnya Rdio. Kalah bersaing karena kurang marketingPersaingan layanan streaming musik online khususnya di Amerika Serikat memang sangat ketat. Salah satu saingan terberat Rdio adalah Spotify, layanan streaming musik online asal Swedia yang masuk ke Amerika Serikat beberapa bulan setelah Rdio merajai layanan streaming musik di sana. Rdio dan Spotify pada dasarnya merupakan dua layanan streaming musik online yang sama. Singkat cerita, kesalahan yang dilakukan Rdio adalah tidak memiliki divisi marketing yang kuat dari awal, sehingga pamor Rdio redup dilahap oleh Spotify dengan cepat. Selain upaya marketing, Rdio dinilai fokus terhadap fitur yang salah, seperti yang diungkapkan oleh salah satu pegawainya. Misalnya fitur antrean musik. Pemutar musik pada umumnya memungkinkan pengguna membuat antrean musik sederhana dengan mudah. Namun tidak dengan Rdio. Pengguna yang memasukkan album atau daftar putar (playlist) ke daftar antrean Rdio, layanan streaming musik akan mengenalinya sebagai “benda asing”, yang mana pengguna bisa menggerakan album tersebut ke atas sebuah jalur lagu, atau sebuah daftar putar di bawah sebuah album. Performa layanan burukSelain terkadang fokus terhadap fitur yang salah. Menurut testimonial beberapa pengguna, ternyata dari tahun ke tahun performa layanan Rdio semakin menurun. Seperti apa yang ditulis salah satu pengguna Rdio, Matthew Lew di Medium. Ia mengungkapkan bahwa kinerja layanan Rdio menjadi semakin lambat dari bulan ke bulan. Performa aplikasi juga mengalami banyak masalah seperti sinkronisasi dan koneksi. Intinya adalah sebagai perusahaan teknologi, harus siap dan bisa dengan cepat melakukan iterasi pengembangan produk. Sehingga dapat meminimalisir hilangnya pengguna. Terlalu fokus memikirkan profitKembali lagi ke persaingan antara Rdio dengan Spotify. Saat persaingan layanan streaming musik online semakin sengit, pihak yang paling diuntungkan adalah para label rekaman yang mempunyai lisensi dan mempunyai kewenangan untuk mengatur perjanjian bisnis dengan layanan streaming musik online. Menurut salah satu mantan pekerja Rdio, Wilson Miner, salah satu kesalahan Rdio adalah mencoba membuat bisnis yang berkelanjutan terlalu dini. Itu adalah salah satu kesalahan startup tahap awal yang terlalu fokus memikirkan keuntungan dan memiliki bisnis yang tidak sesuai dengan laju pertumbuhan. Yang mana dalam kasus ini, Rdio telah terperangkap dalam model bisnisnya sendiri. Karena kerja sama penawaran lisensi konten, Rdio terpaksa mendapat keuntungan yang sangat tipis. Salah satu solusinya adalah dengan meningkatkan jumlah pengguna berbayar setinggi mungkin, seperti apa yang telah dilakukan Spotify yang mengalokasikan dana marketing yang sangat besar untuk menggaet lebih banyak pelanggan untuk nantinya bisa dikonversi menjadi pengguna berbayar dan menjadi bisnis yang berkelanjutan. Sumber: The Verge (Diedit oleh Lina Noviandari) The post 3 Pelajaran Berharga yang Bisa Diambil dari Tutupnya Layanan Streaming Musik Online Rdio appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Perpanjang Kerja Sama dengan JNE, elevenia Ingin Perkuat Sistem Logistik Posted: 18 Nov 2015 03:58 AM PST Salah satu penentu baik atau buruknya layanan e-commerce adalah keandalan sistem logistiknya, terutama dari sisi jangkauan dan ketepatan waktu pengantaran. Ini membuat marketplace seperti elevenia, yang beroperasi di Indonesia sejak Maret 2014, merasakan pentingnya kolaborasi dengan penyedia layanan logistik demi mendapatkan kepuasan dan kepercayaan pelanggannya. Hari ini, Rabu (18/11), bertempat di kantor elevenia, Jakarta, perusahaan joint venture antara PT. XL Axiata dengan SK Planet ini melakukan seremoni penandatanganan perjanjian kerja sama dengan JNE, diwakili CEO elevenia, James Lee, dan CEO JNE, Abdul Rahim Tahir. Kerja sama logistik yang telah memasuki tahun kedua tersebut diharapkan dapat melengkapi kiprah elevenia sebagai marketplace yang mengklaim punya pertumbuhan tercepat di Indonesia. Semenjak Januari hingga Oktober 2015, dari total order yang dilakukan pelanggan elevenia, JNE melayani 60 persen di antaranya. Dengan penandatangan kerja sama tersebut, kedua pihak telah merencanakan beberapa strategi, seperti program eksklusif maupun peningkatan kapasitas jaringan logistik. "Saat ini JNE memiliki sekitar 5.000 titik layanan. Dalam setahun ke depan, kami akan menambahkan 500 hingga 1.000 titik lagi. 95 persen jaringan ini akan mendukung marketplace elevenia," jelas Rahim. Baca juga: Kumpulan Startup E-commerce Penyedia Furnitur di Indonesia Meningkatkan penetrasi e-commerce di IndonesiaMenurut data yang disebutkan James, rasio penetrasi e-commerce di Indonesia yang berada di angka satu persen masih tergolong kecil, terlebih jika dibandingkan dengan penetrasi Korea Selatan di angka 14 persen. Sisi positifnya, peluang untuk tumbuh lebih besar masih terbuka lebar. James bahkan memprediksi, dalam sepuluh tahun ke depan, penetrasi tersebut bisa tumbuh ke angka 10 persen. "Untuk tahun depan sendiri, kami menargetkan pertumbuhan bertahap, tiga persen, minimum dua persen. Untuk mencapai itu, kami tentu perlu dukungan dari partner utama kami dalam urusan pengantaran barang, yaitu JNE," kata James. James mengatakan, untuk mencapai target itu, perlu dilakukan edukasi yang terus menerus kepada masyarakat Indonesia mengenai belanja online, dari sisi penjual dan pembeli. Isu utama yang perlu diatasi, contohnya, adalah masih adanya kekhawatiran masyarakat mengenai keamanan jual-beli online. Sementara dari sisi penjual, masalahnya adalah minimnya pengetahuan mengenai peluang menjual barang lewat marketplace. "Untuk mengedukasi penjual, bisa lewat program gratis biaya pengiriman. Harapannya, setelah mereka tahu kenyamanan belanja di elevenia, mereka akan terus berbelanja. Sedangkan untuk penjual, edukasinya lewat program-program training yang rutin diadakan oleh elevenia," tambah James. James juga menyebutkan, dengan banyaknya pelanggan yang mengakses elevenia dari perangkat mobile, elevenia akan mengadakan program yang semakin memanjakan mereka. Melengkapi pembelian voucer telepon, listrik, dan sebagainya yang sudah ada, akan ditambahkan juga gift voucher. Nantinya, gift voucher itu dapat diberikan ke sesama pelanggan yang sedang merayakan sesuatu, untuk ditukar dengan barang fisik, seperti misalnya kue ulang tahun. Baca juga: 5 Alasan Mengapa Indonesia Harus Meniru E-commerce Cina Rencana kolaborasi dengan layanan kurirJNE, meski memiliki jaringan distribusi ke seluruh Indonesia, harus bersaing dengan layanan kurir ojek yang tidak hanya mampu mengantarkan barang pada hari yang sama, tetapi juga dalam hitungan jam. Rahim mengatakan, persaingan di industri bukanlah sesuatu yang harus ditakutkan. Hal ini justru dinilainya mendorong JNE agar lebih proaktif memperbaiki strategi bisnisnya, termasuk berkolaborasi dengan layanan-layanan kurir ojek yang mulai mewabah di beberapa kota besar di Indonesia. Meski enggan menyebutkan dengan layanan yang mana, menurut Rahim pihaknya sudah melakukan pendekatan dengan penyedia layanan ojek on-demand untuk memperkuat kapasitas layanan JNE. Apabila kolaborasi ini terwujud, pelanggan ecommerce di sejulah kota di mana ojek on-demand berada tentu akan menyambutnya dengan baik, karena mereka tak perlu menunggu keesokan harinya untuk segera menikmati barang yang dibeli. "Dalam waktu dekat akan kami umumkan," jawabnya singkat. Tidak hanya itu, ia juga memberi bocoran mengenai rencana JNE merilis aplikasi mobile untuk kurir dan pelanggan. Lewat aplikasi tersebut, pelanggan dapat melihat update pengiriman barang secara real-time, selain bisa mendapatkan berbagai keuntungan lainnya. Cicilan tanpa kartu kreditSelain logistik, ada satu strategi menarik lagi yang akan dihadirkan elevenia. Kebanyakan e-commerce menyediakan program cicilan dengan kartu kredit. Sedangkan, tidak semua masyarakat Indonesia memilikinya. Melihat data hingga awal Januari tahun lalu, baru ada delapan juta pemegang kartu dan 15,8 juta kartu kredit yang beredar di Indonesia. Transaksi dengan kartu kredit di elevenia pun belum dominan. Dari keseluruhan transaksi, seperti disebutkan VP Marketing Division elevenia, Madeleine Ong De Guzman, hanya 30 persen yang menggunakan kartu kredit. Untuk pelanggan tanpa kartu kredit, atau bahkan rekening bank, yang ingin membeli barang dengan cara mencicil, elevenia akan mengakomodasi kebutuhan tersebut. "Kami sedang melakukan pendekatan dengan kreditplus, ini juga akan kami umumkan segera," ujar Madeleine. Di ranah e-commerce tanah air, elevenia tidak bermain sendirian. Dengan kompetitor seperti BukaLapak, MatahariMall, dan Tokopedia, yang masing-masing menggandeng partner logistik dengan jaringan luas seperti JNE, TIKI, dan Pos Indonesia, elevenia tentunya perlu memberikan nilai lebih pada layanan distribusi mereka. Selain mempererat dengan partner seperti JNE, elevenia sendiri sebetulnya bisa menggandeng penyedia layanan ojek on-demand, seperti yang sudah dilakukan oleh Tokopedia, sehingga pelanggan di wilayah tertentu bisa menerima barang yang dibeli lebih cepat ketimbang dengan kurir konvensional. Punya pendapat mengenai urusan logistik marketplace? Apakah menurut kamu e-commerce perlu meningkatkan kecepatan pengiriman dengan bantuan kurir ojek? Suarakan pendapat kamu di kolom komentar. (Diedit oleh Pradipta Nugrahanto) The post Perpanjang Kerja Sama dengan JNE, elevenia Ingin Perkuat Sistem Logistik appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Rangkuman Berita Game Hari Ini – 18 November 2015 Posted: 18 Nov 2015 03:28 AM PST Game MOBA Heroes of Order & Chaos Akan Mendapatkan Update Besar
Iqbal Kurniawan – Gameloft akan menghadirkan update besar pada Heroes of Order & Chaos. Update yang dimaksud meliputi perubahan tampilan menu, perbaikan grafis game, perubahan desain hero, dan masih banyak lagi. Belum diketahui kapan update tersebut akan dirilis. Namun, kamu dapat mendaftarkan e-mail milikmu pada situs resmi Heroes of Order & Chaos di bawah untuk mendapatkan hadiah spesial saat update tersebut dirilis nanti. Review Heroes of Order & Chaos – DoTA Versi Portabel Situs Resmi: Heroes of Order & Chaos Video Tutorial Street Fighter V Menampilkan Penggalan Kisah Ryu, Ken, dan Guru Mereka Gouken
Iqbal Kurniawan – Capcom mengunggah video tutorial sistem pertarungan pada Street Fighter V. Video tersebut menampilkan cara mengeluarkan berbagai mekanisme pertarungan di game tersebut, mulai dari pukulan-pukulan dasar hingga skill unik masing-masing karakter yang disebut dengan V Trigger. Street Fighter V rencananya akan dirilis pada Februari 2016. Capcom Umumkan Tanggal Rilis Street Fighter V Serta Konfirmasi Kemunculan Dhalsim Ubisoft Akan Merilis Game Horor Zombi ke Dalam Versi FisikRisky Maulana – Setelah dua bulan lalu menyambangi PlayStation Store dan deretan distributor digital platform lainnya, Ubisoft rupanya berinisiatif merilis game ZOMBI ke dalam bentuk fisik untuk dijual di sejumlah toko retailer. Versi blu-ray dari ZOMBI rencananya akan dijual mulai tanggal 21 Januari 2016, untuk wilayah Eropa terlebih dahulu, baru kemudian menyusul negara lainnya.
Belajar Sejarah yang Tak Kamu Ketahui di Chrono Trigger Lewat Video Did You Know Gaming Berikut Ini
Risky Maulana – Seperti biasa, informasi yang disajikan video Did You Know Gaming selalu memberikan kita banyak hal menarik mengenai game klasik. Contohnya seperti Chrono Trigger yang menjadi pembahasan khusus untuk edisi minggu ini. Lewat video berdurasi tujuh setengah menit di atas ini, kamu bisa melihat sejarah pembuatan karakter Chrono Trigger, berikut perubahan bentuk armor di konsep awal mereka, dan cerita di balik pembuatan karakter Frog yang mengadopsi bentuk kodok. Nostalgia Review Chrono Trigger – Mesin Waktu Trailer Baru Dissidia Final Fantasy
Mohammad Fahmi – Lanjutan dari seri trailer kemarin, kini giliran Cloud yang dikenalkan aksinya di Dissidia. Tentunya cara bertarung Cloud di sini sangat berbeda dengan di Super Smash Bros. Berapa Kurs Rupee Legend of Zelda?
Mohammad Fahmi – Sebuah video yang dimulai dengan pembahasan kisah horor Zelda, Ben Drowned, berpindah haluan menjadi sangat menarik. Saluran YouTube The Game Theorist kali ini membahas soal berapa sih nilai mata uang rupee dari seri Legend of Zelda? Kita membicarakan rupee di Zelda ya, bukan mata uang India. Saksikan Pria Ini Menirukan Berbagai Gerakan dan Jurus Milik Lei Wulong dari Serial Tekken Secara Akurat
Arya W. Wibowo – Eric Jacobus adalah seorang pegiat bela diri yang gemar menirukan gerakan-gerakan dari berbagai karakter game fighting. Video terbaru yang dia unggah memperlihatkan kelihaiannya mereka ulang jurus-jurus milik Lei Wulong dari serial game Tekken dengan sangat akurat. Harga Minimum dari Aplikasi dan IAP di Google Play Store Diturunkan, Termasuk IndonesiaArya W. Wibowo – Melalui situs developer mereka, Google mengumumkan bahwa harga minimum dari aplikasi, game, dan juga IAP yang ada di Google Play Store telah diturunkan. Hal ini juga diberlakukan di region Indonesia, yang berubah dari Rp12.000 menjadi Rp3.000. Apakah hal ini akan membuat game berbayar menjadi semakin terjangkau? Kita lihat saja. Sumber: Android Developers Blog The post Rangkuman Berita Game Hari Ini – 18 November 2015 appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Impresi Awal Need for Speed – Tidak Selamanya Kembali ke Akar Itu Bagus Posted: 18 Nov 2015 02:39 AM PST Mendengar judul Need for Speed, saya sudah bisa membayangkan sebuah pola. Kamu mulai dari bawah dengan mobil tua, mengikuti satu sampai dua balapan, mulai mendapat perhatian dari orang-orang dan sisa waktu kamu habiskan untuk mengikut lebih banyak balapan, upgrade, balapan, upgrade, bilas dan ulangi. Ini tepat apa yang akan kamu dapatkan di Need for Speed, sebuah game reboot yang memiliki aliran darah yang sama dengan Need for Speed Underground yang sama mainkan dulu di Windows XP dengan RAM sebesar 192 MB. Akting ala Need for SpeedHal pertama yang akan menyambut kamu adalah pembuka yang ternyata diperankan oleh karakter nyata. Ini cukup menarik karena kamu tidak akan melihat scene 3D dengan model yang tidak mempunyai jiwa dan tatapan kosong. Saya harus katakan pendekatan ini jauh lebih baik daripada The Crew. Karakter nyata yang diperankan aktor ini berhasil membangun hubungan yang lebih nyata dengan saya, tapi tidak dapat dipungkiri, meskipun diperankan aktor sungguhan, kebanyakan dialog yang ada terasa terlalu dibuat-buat. Mereka terlalu cepat membuat diri mereka akrab dengan saya dan setelah dua sampai tiga cutscene mereka sudah mulai melempar banyak istilah-istilah yang sudah saya tidak mengerti lagi. Saya hanya berharap porsi pengembangan karakter dan juga prosesnya bisa lebih bagus lagi dari segi transisi. Cintai MobilmuTentu saja aksi balap adalah bagian utama dari game ini, dan konsep open-world racing akan membuat kamu cukup sibuk dalam beberapa hari. Jalan ceritanya sendiri hanya akan membutuhkan belasan jam untuk diselesaikan, namun ada banyak balapan sampingan yang bisa kamu jalankan. Tidak akan sepadan dengan harganya jika kamu hanya mencari jalan cerita dan tidak pernah melakukan hal lainnya seperti berjalan-jalan santai di kota atau menyelesaikan setiap balapan dalam game. Apa yang saya suka dari Need for Speed adalah game ini tidak akan mendorong kamu untuk membeli mobil termahal dan lalu mendandaninya. Sebaliknya, kamu akan didorong untuk memaksimalkan mobil kamu melalui ratusan update kecil mulai dari upgrade elektronik sampai dengan blok mesin. Tentu saja game ini masih menyediakan beberapa mobil lainnya untuk dibeli, namun pusat utama dari game ini adalah upgrade, upgrade, dan upgrade. Jika kamu membeli mobil termahal pun, kamu tidak dapat melakukan banyak upgrade. Membeli mobil yang tidak terlalu mahal namun melakukan upgrade adalah cara yang developer ingin kamu lakukan di game ini, dan itu cukup keren. Upgrade tidak hanya membuat akselerasi ataupun kecepatan maksimal bertambah. Namun kamu juga akan mendapatkan lebih banyak kendali atas mobil. Contohnya dengan melakukan upgrade rem, kamu dapat mengatur apakah rem ini akan langsung bekerja dengan tajam atau secara perlahan namun lebih dapat di kontrol dalam kecepatan tinggi. Ini memberikan kamu kendali atas “feel” mobil kamu. Balapan LiarKamu akan menghabiskan banyak waktu untuk melakukan tuning kendali mobil ini. Namun, walaupun ada cukup banyak hal yang bisa diubah, Need for Speed pada dasarnya dikelompokkan ke dalam dua hal besar, drift atau kontrol. Saya merasakan hal ini cukup berjalan dengan baik, di tikungan tajam biasanya saya akan membanting setir, menarik rem tangan sebentar lalu diikuti dengan rem kaki. Saya menghabiskan waktu sekitar 30 menit mencari pengaturan yang tepat, dan pada akhirnya saya puas dengan sebuah setting. Ketika saya berhasil melakukan drifting dan juga tetap menjaga kecepatan, saya mendapatkan rasa puas. Need for Speed berhasil membuatnya kompleks namun juga sederhana. Tidak seperti yang Project Cars dengan pengaturan yang terlalu memusingkan sampai-sampai mencapai finis pun adalah sebuah prestasi besar. Kembali ke Akar, Kewajiban OnlineSebagai sebuah seri, bisa dibilang Need for Speed kali ini kembali ke akarnya. Ini jelas merupakan berita baik dan juga buruk. Buruk karena tidak ada banyak gimmick atau bahkan mode bermain. Salah satu mode favorit saya, drag race, bahkan tidak ada di sini. Kebanyakan waktu kamu hanya perlu menempuh perjalanan dari titik A ke B, atau mendapatkan skor drifting sebanyak nilai yang ditentukan. Apakah ini cukup bagi gamer modern yang sudah mengikuti Need for Speed selama belasan tahun? Mungkin tidak. Ada beberapa hal yang mungkin kamu harus tahu mengenai Need for Speed. Yang pertama, game ini mengharuskan kamu online seratus persen. Bahkan untuk masuk ke menu utama kamu perlu koneksi internet. Kamu bisa menganggap Need for Speed ini sebagai sebuah MMO Racing, sehingga tidak akan ada juga sistem pause. Sedang berlomba sengit namun tiba-tiba harus membuka pintu rumah karena ada yang datang? Ini berarti kamu sedang tidak beruntung karena kamu tidak bisa menghentikan balapan, semua akan terus berjalan. Tapi sayangnya (atau malah untungnya), meskipun ini terjadi kamu akan menemukan efek rubber banding yang terkadang mengesalkan. Bayangkan kamu dan mobil musuh diikat sebuah karet raksasa yang tidak terlihat. Jika kamu sedang tertinggal maka mobil musuh akan mulai melambat dan pada akhirnya kamu dapat menyusul mereka. Namun jika yang terjadi adalah sebaliknya, maka siap-siap saja para AI akan segera berada di belakang kamu dalam hitungan detik. Terlepas dari sejago apapun kamu, musuh akan selalu berusaha secara tidak adil untuk berada tepat di belakang kamu. Keadaan ini membuat pertandingan menjadi lebih sengit, namun kamu akan kehilangan elemen realistis. Catatan: Sang developer sedang merilis patch untuk mencegah hal ini terjadi lagi. Malam Ini IndahHampir semua balapan terjadi di malam hari, yang sebenarnya memang wajar. Namun ini membuat kamu bertanya-tanya seperti apa jika balapannya terjadi di tempat yang terang. Karena Need for Speed mempunyai grafis yang luar biasa bagus, kamu akan sangat tergoda untuk sekedar berjalan-jalan dan melihat kota di siang hari, namun itu akan sulit sekali untuk terjadi. Mengapa game ini selalu mengharuskan kita selalu online dan tidak mempunyai sistem pause? Ini karena orang lain dapat bermain di tempat yang sama dengan kita. Kamu bisa melihat mereka di peta, mendatangi mereka, dan menunjukkan siapa yang tercepat dengan mengajak mereka balapan. Untuk segi ini Need for Speed jauh lebih bagus dari The Crew yang sangat sepi. Namun sebenarnya Need for Speed juga mengalami masalah yang cukup sama. Tidak ada cukup banyak orang untuk mengajak mereka bermain secara konstan setelah kamu menamatkan single player. KesimpulanSaya tidak punya masalah dengan gameplay Need for Speed, namun saya tidak tahu apakah game ini masih mempunyai pesona yang sama dengan Need for Speed Underground yang dirilis lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Tidak ada yang benar-benar baru di sini dan itu mungkin mengecewakan para veteran. Saya masih akan memainkan game ini dan akan menyiapkan versi review lengkapnya nanti. Dari impresi awal ini, saya akan mengatakan bahwa The Crew mungkin adalah game yang lebih baik dan juga lebih ekspansif dari pada Need for Speed. PlayStation Store US: Need for Speed, $59,99 (sekitar Rp825.000) Xbox One: Need for Speed, $59,99 (sekitar Rp825.000)
The post Impresi Awal Need for Speed – Tidak Selamanya Kembali ke Akar Itu Bagus appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Dengan Tampilan Baru dan Dua Fitur Andalan, Bagaimana Nasib Google+? Posted: 17 Nov 2015 11:50 PM PST "Google+ ternyata masih hidup," batin saya saat membaca sejumlah media yang melaporkan bahwa media sosial Google+ lahir kembali dengan desain baru. Secara keseluruhan struktur tampilan baru Google+ tidak jauh berbeda, hanya saja kini telah menggunakan unsur Material Design. Sayangnya tampilan baru Google+ ini belum berlaku bagi semua pengguna. Saat ini, ada dua fitur utama yang menjadi fokus dari Google+, yaitu Communities dan Collection. Communities merupakan cara baru bagi pengguna untuk berinteraksi dengan pengguna lain yang memiliki kegemaran sama. Misalnya kamu gemar masakan Italia, kamu bisa dengan mudah membuat komunitas penggemar masakan Italia. Atau kamu bisa bergabung dengan komunitas-komunitas yang telah ada sebelumnya. Lain halnya dengan Google+ Collection, yang merupakan cara baru untuk mengelompokkan post berdasarkan topik. Misalnya kamu bisa membuat kumpulan post tentang pantai atau Android. Setiap koleksi yang kamu buat bisa dibagikan ke publik—semua orang—, private, atau ke orang-orang tertentu saja. Disamping itu kamu juga bisa mengikuti kumpulan post atau Collection yang telah dibuat oleh orang lain. Mungkinkah bangkit lagi?
Google+ bisa dibilang merupakan upaya keempat dari Google untuk memasuki ranah media sosial. Sebelumnya raksasa teknologi ini sempat meluncurkan Google Buzz pada tahun 2010 dan ditutup hanya setahun setelah beroperasi. Mundur lebih ke belakang lagi ada Google Friend Connect yang dirilis pada tahun 2009 dan resmi ditutup pada 1 Maret 2012. Terakhir ada Orkut yang sempat bertahan selama 10 tahun, dari tahun 2004 dan ditutup pada tahun 2014 lalu. Di waktu yang bersamaan kehadiran Google+ juga merupakan upaya dari perusahaan ini untuk bisa bersaing dengan Facebook dan Twitter. Akan tetapi saat Google+ pertama kali diluncurkan pada tahun 2011 lalu, Facebook dan Twitter telah berkembang pesat dan memiliki banyak pengguna royal. Jadi Google+ seolah-olah gagal menarik perhatian netizen untuk beralih dari dua media sosial itu. Saya pribadi sempat menggunakan Google+ selama beberapa waktu, setelah pertama kali diluncurkan. Fitur menarik dari Google+ adalah Circle, yang memungkinkan pengguna untuk mengelompokkan teman-teman mereka. Akan tetapi fitur itu kurang berhasil menarik pengguna untuk bertahan lebih lama. Selain itu, tidak banyak rekan-rekan saya menggunakan Google+ yang membuat saya tidak lagi aktif menggunakan media sosial tersebut. Laporan terakhir menyebutkan bahwa jumlah pengguna aktif Google+ mencapai 300 juta pada tahun 2015. Hampir menyerupai pengguna aktif Twitter yang mencapai sekitar 380 juta pengguna aktif. Akan tetapi masih jauh apabila dibandingkan jumlah pengguna Facebook yang telah mencapai 1,5 miliar pengguna aktif. Bagaimanapun inisiatif Google untuk membangkitkan kembali Google+ patut diapresiasi. Dengan desain baru dan dua fitur unggulan, Google tampaknya sudah semakin paham dengan apa yang benar-benar diinginkan dan diperlukan oleh pengguna mereka. Akan tetapi apakah Google+ bisa bangkit kembali? (Diedit oleh Pradipta Nugrahanto) The post Dengan Tampilan Baru dan Dua Fitur Andalan, Bagaimana Nasib Google+? appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Sky Chasers Mengajakmu Terbang dengan Kardus karena Jetpack Sudah Terlalu Mainstream Posted: 17 Nov 2015 11:47 PM PST Developer game mobile Lucky Kat yang pernah merilis Super Bunny World memamerkan karya terbaru mereka berjudul Sky Chasers. Game arcade yang rencananya akan dirilis pada kuartal pertama tahun 2016 tersebut menampilkan gameplay menantang bertema Kamu akan mengikuti petualangan Max yang bercita-cita menjadi seorang penerbang handal. Untuk mengejar impiannya tersebut, ia membangun sebuah kendaraan terbang yang terbuat dari kotak kardus dengan roket di kedua sisinya sehingga bisa melayang di udara.
Petualangan Max dengan kotak kardus terbangnya akan membawamu mengarungi dunia Sky Chasers yang sarat dengan jebakan dan rintangan. Kamu dapat mengarahkan Max dengan menyentuh kedua sisi layar perangkat. Dengan menyentuh salah satu sisi layar, Max akan menggunakan roketnya untuk bergerak ke arah yang sesuai. Roket yang digunakan oleh Max memiliki keterbatasan. Baterai roket yang digunakannya akan menipis perlahan-lahan sesuai dengan penggunaan. Kamu dituntut untuk mengumpulkan baterai, koin, dan gem yang tersebar di dalam level sambil menghindari rintangan serta berusaha tidak menabrak dinding. Koin yang terkumpul dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi roket hingga menukar kotak kardus milik Max dengan kendaraan yang lebih layak. Selain itu, gem dapat digunakan untuk mengakses checkpoint yang tersebar di dunia Sky Chasers. Lucky Kat berencana untuk merilis Sky Chasers sebagai game free-to-play untuk iOS dan Android. Layaknya game free-to-play lainnya, kamu bisa menonton iklan yang ditayangkan di dalam game untuk memperoleh koin. Developer juga menyediakan opsi IAP untuk akses checkpoint tanpa harus menukar gem lagi selama permainan.
Apakah kamu antusias terhadap kehadiran Sky Chasers awal tahun depan? Atau kamu masih belum bisa move on dari Jetpack Joyride? Utarakan pendapatmu pada kolom komentar di bawah ya. The post Sky Chasers Mengajakmu Terbang dengan Kardus karena Jetpack Sudah Terlalu Mainstream appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Game Balap Mobil Horizon Chase Segera Bertandang ke Android Posted: 17 Nov 2015 09:26 PM PST Yep, akhirnya saat yang dinantikan itu tiba juga! Developer Aquiris Game Studio mengumumkan segera merilis Horizon Chase versi Android di Google Play Store. Game balap mobil bergrafis retro ini akan tersedia untuk perangkat Android pada hari Kamis, 19 November. Agar siapapun bisa mencicipi keseruan pengalaman bermain Horizon Chase, Aquiris berencana menggratiskan game ini dengan lima trek pilihan yang bisa kamu lintasi secara cuma-cuma. Seandainya kamu puas dengan versi trial ini, kamu selanjutnya bisa membeli Horizon Chase seharga Rp40.000 untuk menikmati semua konten di dalamnya. Tak ketinggalan pula, untuk membakar antusiasme kamu agar makin tak sabar memainkan game ini segera, tim Aquiris juga mengunggah video trailer terbaru dari Horizon Chase yang bisa kamu saksikan di bawah. Bagi kamu yang tidak memiliki iOS dan Android jangan berkecil hati. Aquiris Game Studio berencana membawa Horizon Chase ke platform lain seperti PC, Windows Phone, dan juga PS4 seperti yang sudah diberitakan oleh Iqbal pada Oktober lalu. Penasaran dengan seberapa keren Horizon Chase? Cek ulasan lengkapnya di sini! Belum ada tanggal pasti kapan versi platform lainnya akan dirilis. Namun yang jelas, versi PS4 dari Horizon Chase akan dipamerkan Aquiris pada ajang PlayStation Experience di San Fransisco tanggal 4 Desember mendatang.
Apakah kamu sudah tidak sabar untuk menginjak pedal gas mobil-mobil Horizon Chase di perangkat Android kamu minggu ini? Tunggu update berita selanjutnya dan tinggalkan kesan kamu di kolom komentar. The post Game Balap Mobil Horizon Chase Segera Bertandang ke Android appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Kamu Bisa Memainkan Nine di BlazBlue: Central Fiction! Posted: 17 Nov 2015 08:22 PM PST Hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh para penggemar BlazBlue akhirnya terwujud! Nine, salah satu tokoh paling misterius di seri ini, akhirnya akan muncul sebagai karakter playable di sekuel terbarunya berjudul BlazBlue: Central Fiction. Gara-gara ini, seandainya bisa, saya ingin beli BlazBlue: Central Fiction sekarang juga! Kalau kamu tidak tahu siapa itu Nine, ia adalah seorang wanita yang dikenal sebagai penyihir terkuat di dunia BlazBlue. Saking berbakatnya, ia terpilih menjadi anggota kelompok penyihir elit bernama Ten Sages di usia yang sangat muda. Dia jugalah ilmuwan pencipta teknologi Ars Magus dan termasuk salah satu dari enam pahlawan yang mengalahkan Black Beast di perang seratus tahun lalu. Dulunya Nine hanya muncul sangat sedikit dan tidak berperan banyak dalam game. Hal ini berubah di BlazBlue: Chrono Phantasma, ketika kita akhirnya mengetahui sejarah dan identitas Nine sebenarnya. Ia juga menjadi bagian penting dalam cerita, tapi kalau kamu ingin tahu lebih lanjut, sebaiknya kamu mainkan sendiri game tersebut. Dengan ditambahkannya Nine di BlazBlue: Central Fiction, artinya saat ini sudah ada tiga karakter playable baru yang diumumkan (Naoto Kurogane, Hibiki Kohaku, dan Nine). Saya sendiri masih menanti Arc System Works memasukkan Jubei sebagai karakter playable. Berhubung BlazBlue: Central Fiction disebut-sebut sebagai cerita penutup seri BlazBlue, tebakan saya Jubei juga akan muncul dalam waktu dekat. Sejauh ini belum ada kabar mengenai versi console atau PC dari BlazBlue: Central Fiction. Apabila Arc System Works akan memberikan dukungan yang sama pada game ini dengan seri sebelumnya, maka kamu bisa berharap versi PS Vita, PS3, PS4, Xbox One, hingga PC akan dirilis setelah versi arcade meluncur pada tanggal 19 November nanti.
Seperti apa kira-kira gaya bertarung Nine nantinya ya? Berhubung ia seorang penyihir, mungkin Nine akan banyak menggunakan serangan jarak jauh. Bagaimana menurutmu? Sumber: Famitsu via Gematsu The post Kamu Bisa Memainkan Nine di BlazBlue: Central Fiction! appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
You are subscribed to email updates from Tech in Asia Indonesia. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
No comments:
Post a Comment