Game Di Indonesia |
10 Game Favorit Selama 2015 Versi Bryan Vidian Posted: 25 Dec 2015 06:18 AM PST Percaya tidak percaya, 2015 adalah tahun di mana saya kembali merasakan serunya tenggelam memainkan video game. Terakhir kali saya mengikuti perkembangan console adalah pada masa PS2, PSP, dan NDS. Saya benar-benar melewati yang namanya era PS3, Wii, Xbox 360, apalagi yang namanya PC. Oleh karena itu, di tahun ini saya balas dendam dan mencoba masuk lagi mengarungi perkembangan dunia game khususnya untuk platform Nintendo. Jadi jangan kaget jika judul-judul dari Nintendo mendominasi jajaran game favorit saya di tahun 2015 ini. Enjoy! ShadowmaticDeveloper: Triada Studio Games | Penerbit: Triada Studio Games
Shadowmatic adalah game puzzle yang memaksa kita untuk berpikir kreatif dengan cara yang menyenangkan. Tujuan utamamu adalah memposisikan berbagai objek berwujud tak jelas hingga terlihat seperti apa bentuk aslinya lewat bayangan yang terproyeksi. Selain dimanjakan dengan grafis yang simpel, indah namun tetap mendetail, kamu juga akan ditemani iringan musik yang mengalun lembut ketika sedang Stage yang kamu mainkan pun akan semakin menantang, seiring dengan bertambahnya jumlah objek yang harus dieksekusi (sampai tiga objek sekaligus lo). Entah kenapa Shadowmatic memiliki daya pikat tersendiri yang membuat saya rela berlama-lama menatap sebuah bayangan demi menjawab rasa penasaran saya akan bentuk asli dari objek tersebut. Review Shadowmatic – Mencari Siluet Misterius dari Objek Abstrak Sword of XolanDeveloper: Alper Sarikaya | Penerbit: Alper Sarikaya
Sudah lama sekali saya tidak menemukan action platformer seru untuk Android. Terakhir kali mungkin baru Swordigo yang benar-benar pas dengan selera saya, itu pun sudah saya tinggalkan karena terlalu sulit dan eksplorasi dunianya agak memusingkan. Ketika akhirnya saya mencoba Sword of Xolan yang bergenre sama, saya langsung jatuh cinta. Kamu akan bertualang sebagai Xolan, seorang kesatria pemberani yang mengemban tugas mengalahkan seorang penyihir tiran. Dengan hanya bermodalkan sebilah pedang dan sihir bola api, kamu harus siap mengalahkan monster-monster ciptaan sang penyihir sambil menghindari berbagai rintangan. Sword of Xolan menyajikan semua elemen penting pada game action platformer dan mengemasnya menjadi game mobile yang simpel namun adiktif. Devoleper indie Alper Sarikaya membagi petualangan epik Xolan menjadi tiga bab, dengan masing-masing bab dipecah lagi menjadi sepuluh level standar dan satu level bos. Game bergrafis piksel ini cocok sekali untuk kamu yang ingin mengukur kehebatan refleks jari tanpa perlu mengorbankan produktivitas, karena tiap levelnya dapat kamu kamu selesaikan dalam waktu yang cukup singkat. Review Sword of Xolan – Platformer Simpel tapi Seru! Duel OtakDeveloper: FEO Media | Penerbit: FEO Media
Pasti sebagian dari kamu pernah mendengar Duel Otak atau mungkin sudah memainkannya? Kreasi developer dari Swedia ini awalnya dirilis dengan nama Quizkampen di negara asalnya dan dilokalkan ke banyak negara seperti di Amerika dengan nama QuizClash dan di Indonesia dengan nama yang kita kenal sekarang. Tampilan game trivia ini mungkin sederhana, tapi itu saja cukup membuat banyak orang kecanduan memainkannya karena kamu tidak akan menguji seberapa luasnya pengetahuanmu sendirian. Duel Otak harus dimainkan secara online dengan sembarang orang ataupun teman yang sudah kamu tambahkan melalui Facebook atau akun Duel Otak. Tidak hanya menjadi ajang adu cerdas, kamu juga dapat membuat pertanyaanmu sendiri di Duel Otak. Hadirnya fitur ini menyebabkan pertanyaan-pertanyaan yang tersedia makin beragam dan tidak monoton. Selain untuk melepas lelah, permainan ini juga menambah wawasan saya sekaligus menjadi bahan lelucuan dengan teman-teman yang saya tantang kecerdasannya, apalagi ketika kebetulan saya yang menang. The Legend of Zelda: Majora’s Mask 3DDeveloper: Grezzo, Nintendo | Penerbit: Nintendo
Setelah Link muda berhasil membebaskan tanah Hyrule dari kemelut diktator jahat dalam The Legend of Zelda: Ocarina of Time 3D, petualangannya berlanjut di negeri baru bernama Termina. Apa yang menyebabkan Link sampai ke tempat asing ini bukanlah atas kemauannya sendiri. Ia terjebak di Termina ketika tengah mengejar seorang bocah bertopeng aneh yang merenggut okarina dan kuda miliknya, sekaligus mengubah wujud Link menjadi makhluk tak berdaya dengan kekuatan magisnya. Dalam Majora’s Mask 3D kamu akan mengetahui rasanya menjadi karakter yang dipermainkan nasib. Untungnya dibalik kesialan yang terus melanda, hal tersebut malah membangkitkan kemampuan unik Link untuk berubah menjadi berbagai makhluk ikonik dalam seri Zelda. Kamu dapat berubah menjadi makhluk perenang handal, makhluk yang memiliki tubuh sekeras batu, bahkan kamu dapat berubah menjadi sosok pendekar yang sangat kuat. Majora’s Mask 3D adalah petualangan klasik yang seru dan mendebarkan, terlebih lagi kamu harus menyelamatkan Termina secepat mungkin karena duniamu akan ditabrak bulan bermuka seram dalam waktu tiga hari. Danganronpa Another Episode: Ultra Despair GirlsDeveloper: Spike Chunsoft | Penerbit: Spike Chunsoft
Bagaimana rasanya dikepung oleh ratusan Monokuma akan kamu alami di judul ketiga dalam seri Danganronpa, yaitu Danganronpa Another Episode: Ultra Despair Girls. Kalau kamu sudah pernah memainkan dua game sebelumnya, pasti kamu sudah mengerti betul betapa mengerikannya beruang hitam putih yang sepintas terlihat konyol dan lemah ini. Mengambil sudut pandang dari Komaru Naegi, yang merupakan Gadis SMA yang biasa-biasa saja, tujuanmu adalah menemukan jalan keluar dari Kota Towa, tempat di mana Komaru terjebak dengan ratusan Monokuma yang haus darah. Untungnya Komaru dibantu oleh Toko Fukawa, seorang karakter yang pernah muncul di Danganronpa pertama. Tidak seperti Danganronpa sebelumnya, iterasi ini mendadak berubah haluan menjadi genre shooter. Kebetulan sekali karena perubahan ini menjadi kejutan yang menyenangkan bagi saya. Kali ini kamu dapat puas mengalahkan Monokuma dengan senjata unik bebentuk megafon yang dapat menembakkan delapan jenis peluru. Tidak hanya itu, walau terhitung sebagai judul spin-off tapi plot yang diceritakan pada Danganronpa Another Episode: Ultra Despair Girls bisa dibilang cukup penting sebagai penghubung untuk iterasi terbarunya yang akan dirilis nanti di Danganronpa 3. Review Danganronpa Another Episode: Ultra Despair Girls – Monokuma Merajalela Super Mario MakerDeveloper: Nintendo EAD Group No. 4 | Penerbit: Nintendo
Siapa sih yang tak mengenal tukang ledeng dari Italia berkumis lucu ini? Mario adalah salah satu ikon video game yang melegenda. Coba tanyakan saja pada orang tua kalian, pasti mereka setidaknya pernah mendengar atau bahkan pernah memainkan game Mario. Super Mario Maker tidak hanya mengasah ketangkasan kamu sebagai seorang gamer, tapi juga menjadi kanvas dimana kamu menuangkan ide-ide kreatif untuk mendesain sendiri stage yang kamu dambakan. Puluhan tools dan musuh dari seri Mario disediakan lengkap bagi kamu untuk dapat menciptakan sendiri stage terunik, tersulit, teraneh, apapun itu! Tidak berlebihan kalau bagi saya, Super Mario Maker berpotensi menjadi game yang akan tetap seru untuk dimainkan dalam kurun waktu yang sangat lama. Fitur online yang disediakan memampukan saya untuk mengunggah stage, melihat komentar yang diberikan bagi yang sudah mencobanya, serta mengetahui berapa banyak pemain yang dapat menyelesaikan kreasi tersebut. Sebaliknya, saya pun dapat memainkan seluruh stage buatan pemain lain yang satu region dengan mesin Wii U saya. Banyak sekali stage yang bahkan lebih mustahil dari game orisinalnya lo! The Legend of Zelda: Tri Force Heroes
Developer: Grezzo, Nintendo EPD | Penerbit: Nintendo
The Legend of Zelda: Tri Force Heroes adalah game yang wajib dimainkan bertiga secara online ataupun lokal. Mengambil grafis 3D yang indah dengan sudut pandang dari atas, persis seperti pada The Legend of Zelda: A Link Between Worlds, Tri Force Heroes otomatis memiliki skema kontrol yang sama. Hal tersebut tidak serta merta menjadikan game ini terkesan hanya mencontek, karena kali ini kamu dapat mendekorasi Link dengan macam-macam kostum yang memiliki kekuatan unik. Tidak lupa juga, kerja sama tiga orang adalah faktor paling penting untuk dapat menyelesaikan berbagai rintangan dan teka-teki yang menghadang. Tri Force Heroes mengijinkan Link milikmu dan dua pemain lain untuk saling bertumpuk bagaikan sebuah totem. Kemampuan ini nantinya akan terus kamu gunakan untuk menggapai platform tinggi, mengalahkan bos, dan melempar temanmu untuk menyebrangi jurang. Terdengar mudah? Tantangan pada game ini bukan hanya soal refleks, tapi juga dari segi komunikasi. Kamu akan mengatur strategi dengan pemain lain hanya bermodalkan delapan emoticon, karena fitur voice chat memang sengaja tidak dihadirkan. Saya sendiri sering tertawa akibat kesalahpahaman yang kerap terjadi. Alih-alih mengalahkan bos, karakter saya malah dilempar ke jurang tak berujung oleh pemain lain. Tapi ketika saya sukses menyelesaikan suatu teka-teki atau mengalahkan bos, wah rasa puasnya tak terkira. Shovel Knight: Plague of ShadowsDeveloper: Yacht Club Games | Penerbit: Yacht Club Games
Shovel Knight adalah game yang mendapat sambutan luar biasa ketika pertama dirilis pada tahun 2014. Pada tahun 2015 ini pun developer Yacht Club Games belum berhenti mempromosikan kisah kesatria bersekop ini dengan merilis DLC gratis bernama Plague of Shadows sekaligus menyertakannya ke dalam versi fisik yang dirilis untuk PS4, 3DS, dan Wii U. DLC Plague of Shadows kali ini menjadikan Plague Knight sebagai tokoh utamanya. Plague Knight adalah tokoh antogonis bertopeng burung yang sebelumnya menjadi salah satu bos yang harus dikalahkan Shovel Knight. Dengan skema kontrol dan senjata yang sama sekali berbeda dengan karakter orisinalnya, menjadikan Shovel Knight: Plague of Shadows sangat layak untuk kamu mainkan lagi! Setelah merasakan sendiri sulitnya menamatkan Shovel Knight, jujur saya merasa malas untuk kembali lagi bersusah-susah memainkan platformer menantang ini. Untungnya ketika mencoba mengendalikan Plague Knight, terasa sekali peningkatan yang ditambahkan dari karakter sebelumnya. Stage yang dulu hanya dapat diselesaikan karena faktor keberuntungan, sekarang dapat dilewati dengan mudah. Belum lagi fitur kostumisasi bom yang ada akan membuatmu mengalahkan musuh-musuh yang menghadang lebih mudah, serasa memainkan game ini dengan kode cheat. Review Shovel Knight: Plague of Shadows – Bonus Gratis yang Fantastis SplatoonDeveloper: Nintendo EAD Group No. 2 | Penerbit: Nintendo
Splatoon adalah mahakarya terbaru Nintendo setelah sekian lama perusahaan dari negeri sakura ini mengandalkan IP populer mereka seperti Mario, Link, Kirby, dan Donkey Kong. Hebatnya lagi Nintendo dapat mengimplementasi genre multiplayer shooter yang biasanya identik dengan kekerasan menjadi tetap family friendly tanpa mengorbankan keseruan bermain. Siapa yang menyangka Splatoon sukses menyabot dua penghargaan sekaligus pada ajang The Awards 2015 untuk kategori Best Multiplayer dan Best Shooter mengalahkan Call of Duty dan Halo. Padahal fokus utama game ini adalah adu cepat mewarnai arena bertarung dan bukan membunuh lawan seperti game shooter pada umumnya. Biasanya saya kurang menyukai permainan online, tapi entah kenapa Splatoon sukses membuat saya kecanduan. Banyak sekali jenis senjata yang bisa kamu pakai mulai dari pistol air biasa, senapan, kuas raksasa, bahkan sampai ember dapat kamu pakai untuk adu cepat menandai area dengan warna timmu. Tidak hanya itu, selalu ada hal baru ketika kamu memainkan Splatoon, entah itu senjata, stage, aksesori bahkan turnamen bernama Splatfest dengan tema baru juga kerap diadakan. Seakan-akan kita yang bermain tidak diberikan kesempatan untuk merasa bosan. Xenoblade Chronicle XDeveloper: Monolith Soft, Nintendo | Penerbit: Nintendo
Apakah pernah terlintas di benakmu seperti apa rasanya melakukan eksplorasi di planet hijau selain di Bumi? Atau pernah kah kamu membayangkan bagaimana rasanya menjadi pilot robot tempur raksasa? Xenoblade Chronicles X menggabungkan dua impian tersebut ke dalam petualangan RPG open world yang megah! Sebagai salah satu manusia yang berhasil menyelamatkan diri sesaat sebelum bumi dihancurkan oleh alien berteknologi tinggi. Sebagian kecil populasi manusia mengungsikan diri ke bahtera luar angkasa bernama White Whale dan tiba di Planet Mira yang nantinya akan menjadi Bumi kedua bagi umat manusia. Tidak hanya premis ceritanya yang dramatis, dunia baru yang akan kamu jelajahi juga tidak kalah menariknya. Berbagai macam lingkungan akan kamu jumpai mulai dari padang rumput, hutan tropis, padang pasir, lautan, bahkan perkotaan. Jangan khawatir jika lelah untuk mengeksplorasinya karena dihadirkan fitur untuk menunggangi robot keren berukuran raksasa bernama Skell. Xenoblade Chronicles X menjadi game yang sangat saya nikmati tahun ini, walaupun baru saja dirilis pada bulan Desember untuk wilayah Amerika. Sistem bertarungnya unik dan tidak membosankan, kustomisasi karakternya berlimpah dengan berbagai pilihan kostum dan disertai dengan dua belas kombinasi senjata yang mencakup senjata jarak jauh dan jarak dekat. Belum lagi musik-musik keren dengan genre yang berbeda-beda akan terus mengalun menambah kesempurnaan game ini. Soal graifs tidak perlu diragukan lagi, banyak orang termasuk saya saja tidak menyangka kalau console Wii U memiliki kemampuan menjalankan game dengan dunia yang sangat luas dengan detail yang baik tanpa ada masalah, terlepas dengan spesifikasi hardware yang tidak setinggi PS4 atau Xbox One. Demikianlah sepuluh game favorit saya di tahun ini. Apakah preferensi saya ada kemiripan dengan daftar favoritmu di tahun ini? Game apakah yang juga kamu mainkan? The post 10 Game Favorit Selama 2015 Versi Bryan Vidian appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Posted: 24 Dec 2015 09:00 PM PST Ya, kamu tidak salah baca, meskipun ini di tengah long weekend, Tech in Asia TALKShow, podcast yang hadir setiap hari Jumat tetap hadir untuk menemani liburan panjang kamu. Seminggu sebelum tahun baru, kami masih menghadirkan lanjutan "kado" minggu lalu. Dua host, saya, Pradipta Nugrahanto dan Audi Prasetyo akan membahas 15 hal seputar startup teknologi dan games yang terjadi selama tahun 2015. Seperti biasa. kualitas audio dari podcast kali ini juga kembali ditingkatkan, berkat dukungan dari AppsCoast. Setelah di bagian pertama ada Mohammad Fahmi akan menemani, kali ini ada Kevin Sutanto. Lalu apa saja yang dibahas pada TALKShow #15 bagian kedua ini? Berikut adalah daftar lengkapnya:
Nah, selengkapnya bisa kamu dengarkan di podcast berikut ini. Jangan lupa follow, berikan Like dan Share kalau kamu suka dengan isinya. Lalu bahasan apa lagi yang akan hadir di part terakhir? Nantikan saja kehadiran Tech in Asia TALKShow setiap hari Jumat minggu depan. Kalau kamu juga ingin membuat community post sendiri, caranya mudah. Cukup mendaftar di sini. Nantinya kamu bisa menyesuaikan isi konten kamu, apakah teknologi dan startup atau game. Semakin banyak kamu membuat konten dan memberikan komentar, maka kemungkinan menjadi bagian dari podcast ini juga semakin besar! (Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah) The post Tech in Asia Podcast #15 – 25 Desember 2015: 15 Obrolan Menarik Seputar Teknologi dan Video Games (Part 2) appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
You are subscribed to email updates from Tech in Asia Indonesia. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
No comments:
Post a Comment