Ads

Saturday, February 20, 2016

Game Di Indonesia

Game Di Indonesia


Era Baru Game Adventure – Genre Kalem yang Mulai Berani Maju dengan Kekalemannya

Posted: 20 Feb 2016 07:00 PM PST

Ah, game adventure. Genre game yang seringkali hanya dilihat sebelah mata, tak terdengar di antara saudara-saudaranya, action adventure dan RPG, yang lebih berisik, meledak-ledak, dan mampu memancing perhatian. Dibandingkan dengan saudara-saudaranya tersebut, genre ini lebih kalem, lebih tenang, tidak pernah memaksa pemainnya.

Tetapi di balik kekalemannya, game adventure juga memiliki pesonanya sendiri. Mereka menarik pemain bukan dengan permainannya, tetapi dari dunia yang diperlihatkannya, dari dialog yang diucapkannya, dan dari cerita yang dipaparkannya.

Mungkin karena suaranya yang terlalu kecil, genre ini pernah sepi selama beberapa tahun. Tetapi belakangan makin banyak orang yang melirik genre game berbasis cerita ini. Apalagi dengan baru dirilisnya berbagai game adventure keren seperti Firewatch dan Oxenfree, sekarang sepertinya game adventure telah memasuki era yang baru.

Nada dari game adventure yang ada di pasaran saat ini juga sudah berubah. Dengan munculnya berbagai kemudahan dalam pembuatan dan distribusi game, muncul pula berbagai macam game yang berani tampil beda dari pembawaan genrenya. Game adventure, tidak terkecuali, sekarang ini banyak yang siap mengorbankan gameplay dan puzzle yang dahulu menjadi titik berat genrenya untuk lebih memberi fokus pada kisah yang ingin mereka ceritakan.

Kentucky Route Zero | Screenshot

Kentucky Route Zero

Dalam game adventure, pemain merupakan seorang karakter yang bisa berjalan-jalan dan berinteraksi dengan berbagai benda di dunianya. Berbeda dengan game action yang banyak menampilkan pertarungan, interaksi pemain dan dunia dalam game di genre ini bisa saja hanya sebatas observasi, mengambil atau memanipulasi benda, dan percakapan.

Game Adventure Bertahun-Tahun yang Lalu

Genre adventure sudah ada sejak lama. Terbentuk pada tahun 1970-an dengan munculnya text adventure, genre ini awalnya berbentuk seperti novel interaktif yang bisa membaca dan merespons kata-kata yang dimasukkan oleh pemain. Baru pada tahun 80-an lah genre ini mulai melibatkan gambar di dalamnya. Pada era ini muncul game adventure klasik seperti King’s Quest dan Monkey Island yang menjadi ikon dari genre adventure sampai sekarang.

Game adventure klasik biasanya berbentuk 2D dan diisi dengan banyak aktivitas berjalan-jalan di dunianya, melihat-lihat, mengoleksi benda, dan memecahkan teka-teki di sekitar. Karena game ini lebih banyak muncul di PC, interaksi dengan dunia di game dilakukan dengan menunjuk dan mengeklik menggunakan mouse, sehingga muncul nama “point-and-click adventure.

Tidak jarang, terutama untuk game lama, waktu permainan diisi dengan mengeklik acak di layar karena pemain bingung apa lagi yang harus dilakukan, bolak-balik antar lokasi karena bingung harus ke mana lagi, dan akhirnya menyerah dan membuka buku panduan atau walkthrough. Seperti game tua pada umumnya, game adventure klasik tidak banyak memberi petunjuk pada pemain, dan mereka kadang memiliki beberapa teka-teki aneh yang solusinya tidak bakal terpikirkan oleh manusia biasa.

Monkey Island 2 | Screenshot

Di kamar orang lain sambil membawa harimau dan pancingan. Hayo, mau ngapain.

Tetapi, game adventure pada hakekatnya masih merupakan
“novel interaktif.” Game adventure lama memang biasanya dipenuhi dengan bermacam-macam teka-teki dan eksplorasi yang tidak terlalu penting secara naratif, tetapi di balik dorongan gameplay, mereka selalu berusaha memberikan suatu cerita.

Game Adventure Kini dan Kisah yang Mereka Ceritakan

Game adventure mengalami resesi selama beberapa tahun di sekitar pergantian abad karena selera pasar yang berkurang. Mereka kalah pamor melawan game action.  Tetapi baru-baru ini, bersamaan dengan munculnya komunitas game indie, genre ini juga bermunculan lagi. Dan kali ini, berlawanan dengan game action, mereka justru lebih berani meminimalkan gameplay dan mengutamakan ceritanya di depan.

Oxenfree | Screenshot

Pilihan, reaksi, percakapan.

Salah satu game adventure yang baru-baru ini rilis, Oxenfree, merupakan contoh game point-and-click adventure klasik yang bisa lebih fokus pada cerita tanpa menghilangkan kesan “klasiknya”. Di game ini, pemain tidak diberi tas yang bisa diisi banyak benda, tetapi hanya suatu radio yang bisa diatur-atur untuk berinteraksi dengan sekitar dan memecahkan beberapa teka-teki simpel sederhana.

Dengan tampilan dua dimensinya, Oxenfree terlihat seperti point-and-click standar, tetapi ketika dimainkan akan terlihat bahwa inti game ini didapat bukan dengan bereksplorasi atau memecahkan teka teki, tetapi dalam percakapanmu dengan karakter lain. Bagaimana reaksimu dan kapan kamu bereaksi terhadap obrolan teman-temanmu mempengaruhi arah dan nada cerita serta ending seperti apa yang akan didapat.

Game adventure juga akhir-akhir ini bisa dipakai untuk menceritakan kisah yang lebih pribadi dan dewasa dibandingkan dengan berbagai game yang dirilis dulu. Firewatch yang baru rilis bulan ini berceritasecara tak langsung, beriringan dengan eksplorasi alam liarnyatentang seorang pria yang mengalami masalah keluarga dan bagaimana ia menanggapinya.

Selain itu ada juga That Dragon, Cancer yang menceritakan kisah pribadi tentang anak dari developernya yang terserang kanker. Game ini menjadi curahan hati dari pembuatnya, sekaligus bisa membuka pikiran pemainnya.

That Dragon Cancer | Screenshot 2

Interaksi antara Game dan Pemain

Berbeda dengan novel atau film, video game adalah media yang interaktif, sehingga bisa memaparkan cerita dengan cara yang tidak bisa dilakukan media lain. Oxenfree, yang sudah disebutkan di atas, menanggapi pilihan percakapan dari pemain hingga mempengaruhi cerita.

Feedback terhadap pilihan percakapan juga banyak terasa dari game yang dikembangkan Telltale, seperti serial The Walking Dead, yang banyak menggunakan pilihan pemain sebagai suatu tendangan emosional.

Contoh yang menarik dari reaksi game terhadap pilihan juga bisa kamu temukan dalam Life is Strange, di mana pemain memiliki kekuatan untuk memutar balik waktu, tetapi hanya ke beberapa saat yang lalu. Dengan kekuatan ini pemain bisa mengulang pembicaraan, memilih jawaban yang berbeda, dan melihat reaksi game terhadap pilihan tersebut. Karakter-karakter lain dalam game hanya akan mengingat pilihan terakhir pemain.

Pilihan dialog bukan satu-satunya cara pemain bisa memengaruhi cerita di game. Undertale, yang mungkin terlihat seperti RPG tapi saya rasa mengandung banyak unsur adventure, membalas tingkah laku pemain dengan cara-cara yang unik dan pintar dan sepertinya tak mungkin dijelaskan tanpa masuk ke area spoiler.

Tidak lupa ada juga The Stanley Parable. Game ini dengan senang hati menggunakan interaktivitasnya untuk mendekonstruksi apa itu video game sebenarnya dengan cara-cara yang tak terduga.

Akan ada konsekuensi dari pilihanmu

Akan ada konsekuensi dari pilihanmu

Ada tren baru dari genre adventure sekarang ini untuk merilis game secara episodik. Dibuat populer oleh Telltale Games, banyak game adventure yang terbagi-bagi dalam beberapa episode yang dirilis secara terpisah.

Model ini sangat cocok untuk game adventure karena game jenis ini biasanya bercerita dengan alur yang jelas dari awal ke akhir dan pemain biasanya tidak perlu kembali ke area sebelumnya. Dengan model ini para pembuat game juga didorong untuk membuat cerita yang bagus, bukan hanya permainan yang bagus, agar pemain akan kembali lagi dan membeli episode selanjutnya setelah dirilis.

Era yang akan Terus Berlanjut?

Secara umum, game adventure sekarang ini banyak yang berpindah fokus dari gameplay ke story. Terhadap pemainnya, game adventure sekarang lebih mengandalkan memberi reaksi emosional dibandingkan dengan rasa puas karena melewati permainan yang sulit, dan tren ini sepertinya akan terus berlanjut ke depannya, terutama dari panggung indie.

Night in the Woods

Night in the Woods sepertinya akan memberikan cerita yang jujur dan menarik.

Untuk tahun ini, saya sedang menunggu rilis Night in the Woods, yang sepertinya akan membawakan cerita yang jujur dan menarik. Kentucky Route Zero, yang episode pertamanya rilis tahun 2013 lalu, juga masih saya nantikan episode keempat dan kelimanya.

Game adventure telah berkembang jauh sejak awalnya sebagai text adventure hingga bentuknya sekarang. Saya pribadi sangat senang dengan munculnya game adventure yang berani mengedepankan cerita yang bagus. Bagaimana menurutmu?

The post Era Baru Game Adventure – Genre Kalem yang Mulai Berani Maju dengan Kekalemannya appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Valthirian Arc: Red Covenant Pamerkan Tampilan Baru dalam Wujud 3D Penuh

Posted: 20 Feb 2016 06:00 PM PST

Agate Studio telah merilis sebuah video yang menunjukkan update terbaru dalam pengembangan game Valthirian Arc: Red Covenant. Video ini bisa dibilang mengejutkan karena berisi perubahan yang cukup radikal di dalamnya. Kalau kamu mengikuti perkembangan game ini sejak diumumkan pasti kamu tahu apa perubahan yang saya maksud.

Ketika pertama kali meluncurkan kampanye di Kickstarter, Valthirian Arc: Red Covenant dijanjikan akan menghadirkan lingkungan 3D namun dengan sprite karakter 2D layaknya JRPG klasik. Namun sepertinya para developer di Agate Studio berubah pikiran. Valthirian Arc: Red Covenant kini muncul dengan tampilan 3D penuh!

Valthirian Arc: Red Covenant | Screenshot 1

Tampilan lama Valthirian Arc: Red Covenant.

Valthirian Arc: Red Covenant | Screenshot 2

Tampilan baru Valthirian Arc: Red Covenant.

Perubahan ini mungkin akan membuat sebagian penggemar senang, tapi bisa jadi ada juga yang kecewa. Saya sendiri sempat mencoba demo singkat Valthirian Arc: Red Covenant pada acara GDG Prime 2015 lalu, dan menurut saya sprite 2D saat itu sudah cukup bagus. Model 3D yang sekarang malah terlihat generik dan membosankan. Tentu saja game ini masih dalam tahap pengembangan, jadi mudah-mudahan kualitas visualnya bisa lebih ditingkatkan lagi.

Selain perubahan visual, video ini juga menunjukkan sekilas gameplay yang akan kamu temui nantinya. Sebagai kepala sekolah, kamu bisa membangun berbagai fasilitas untuk memenuhi kebutuhan para siswa di akademi sihir. Kamu juga bisa melengkapi murid-muridmu dengan bermacam-macam senjata, kemudian menyuruh mereka pergi bertualang dalam berbagai misi.

Valthirian Arc: Red Covenant | Screenshot 3

Di Valthirian Arc: Red Covenant kamu juga akan menemukan fitur baru yaitu fitur pembuatan item alias item crafting. Dengan menggabungkan berbagai item dan mempekerjakan beberapa siswa, kamu bisa membuat item baru yang lebih kuat. Ditambah dengan cerita yang memiliki lebih dari satu ending, game ini akan memberikan pengalaman yang lebih mendalam daripada seri pendahulunya.

Valthirian Arc: Red Covenant direncanakan rilis pada Oktober 2016 untuk PC, Mac, dan Linux. Meski gagal menggalang dana di Kickstarter, pengembangan game ini tetap dilanjutkan, bahkan telah melalui proses Greenlight di Steam. Apakah Valthirian Arc: Red Covenant akan bisa melampaui kesuksesan Valthirian Arc dan Valthirian Arc 2? Kita tunggu saja tanggal mainnya.

Sumber: Kickstarter Valthirian Arc: Red Covenant

The post Valthirian Arc: Red Covenant Pamerkan Tampilan Baru dalam Wujud 3D Penuh appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Rangkuman Berita Teknologi Minggu Ini (20/2): Dukungan Facebook dan Twitter untuk Apple, Toko Aplikasi dari Era 80-an, dan Smartwatch Mengalahkan Penjualan Jam Tangan Mewah

Posted: 19 Feb 2016 09:00 PM PST

Minggu ini, telah kami rangkum beberapa berita teknologi paling menarik. Mulai dari dukungan raksasa teknologi terhadap keputusan Apple yang menolak permintaan pemerintah AS untuk membuat "backdoor" pada iPhone, toko aplikasi iOS dan Android dengan nuansa MS-DOS, fitur baru pada aplikasi Facebook Messenger dan Twitter, dan penjualan Apple Watch yang mengalahkan jam tangan mewah Swiss.

Tanpa membuang-buang waktu, langsung saja simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Facebook dan Twitter dukung Apple

Apple mendapat tekanan dari pemerintah AS untuk memberikan akses ke iPhone milik teroris Syed Farook, yang melakukan aksinya di San Bernardino, California, tahun lalu. iPhone tersebut dalam keadaan terkunci, dan Apple diminta untuk memberikan pembaruan software berisi "backdoor" atau celah untuk membuka proteksi iPhone tersebut. Tim Cook, CEO Apple, lewat surat terbuka, menolak dengan tegas demi melindungi privasi jutaan pengguna iPhone lainnya.

Keputusan Tim mendapat dukungan dari petinggi perusahaan-perusahaan teknologi lainnya. Sundar Pichai, CEO Google, mengekspresikan dukungannya kepada Apple lewat kicauan di Twitter. Twitter pun berpihak pada Tim, seperti yang bisa dilihat pada kicauan Jack Dorsey, sang CEO:

Begitu juga dengan Facebook. Dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari USA Today, Facebook mengatakan kalau permintaan pemerintah tersebut dapat menghancurkan upaya perusahaan menciptakan produk yang aman. Pernyataan tersebut diamini oleh mantan peretas iPhone, yang mengatakan kalau menyediakan backdoor untuk perangkat lunak adalah ide yang buruk.

Saat ini, baru raksasa perangkat lunak saja yang memberikan pernyataan. Perusahaan teknologi yang juga fokus di hardware, seperti Microsoft, hingga saat ini belum memberikan komentar. Perseteruan ini tampaknya masih terus berlanjut, karena pemerintah AS baru saja "menyerang" Apple dengan mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Tim merupakan strategi marketing.

Toko aplikasi mobile dari era 80-an

retro-app-store

Jika kamu ingin tahu seperti apa rasanya jika App Store iOS atau Google Play diciptakan pada tahun 1980-an, maka kamu wajib mengunjungi situs App Store Retro. Tampilan situs yang dibuat oleh Andrey Tkachenko ini menyerupai tampilan komputer "jadul" dari era MS-DOS. Tidak semua aplikasi iOS dan Android ditampilkan di sini, hanya aplikasi-aplikasi paling populer dari tiap kategori. Karena memang tujuan dibuat situs ini adalah untuk mempromosikan situs ranking aplikasi, yaitu Appstorio, Softwario, dan Androio.

Facebook Messenger kini mendukung multiple account

facebook-messenger

Pembaruan terakhir aplikasi Messenger milik Facebook untuk Android menyertakan fitur baru. Kamu kini dapat menambahkan akun lain, sehingga dapat mengirimkan pesan dari beberapa akun tanpa perlu berganti perangkat. Opsi ini dapat ditemukan di bagian Settings > Accounts. Kamu bahkan tak perlu login ke Facebook untuk bisa memasukkan akun lain.

Selain itu, Facebook juga menambahkan fitur keamanan. Saat pertama kali berganti akun, kamu akan diminta memasukkan kata sandi. Setelah itu, kamu bisa memilih untuk menonaktifkan opsi tersebut atau tetap mengaktifkannya. Sudah ada yang mencoba?

Kamu dapat kirim pesan video via DM

Lupakan fitur pencarian GIF dari GIPHY yang sampai saat ini belum tersedia di Indonesia. Kamu dapat mengirim Direct Message (DM) berupa rekaman video ke teman Twitter mu. Ini merupakan langkah Twitter untuk menyempurnakan DM, sehingga fungsinya lebih mirip aplikasi berkirim pesan.

Tahun lalu, Twitter menambahkan opsi untuk berbagi kicauan via DM dan mengizinkan pengguna untuk mengirim pesan hingga 10.000 karakter.

Apple diam-diam menguasai penjualan smartwatch global

apple-watch

Meski awalnya penjualan Apple Watch dinilai banyak pihak tidak sesuai harapan, Apple berhasil membuktikan kalau produk apa pun yang mereka jual akan sukses di pasaran. Menurut data yang dirilis Strategy Analytics, pada kuartal keempat tahun 2015, penjualan smartwatch secara global, yang mencapai 8,1 juta unit, berhasil melampaui penjualan jam tangan mewah buatan Swiss.

Apple, yang mendominasi penjualan jam tangan pintar sejak bulan April tahun lalu, menyumbang angka penjualan paling besar dibandingkan produsen smartwatch lainnya. Secara keseluruhan, Apple menguasai 63 persen total penjualan jam tangan pintar global, diikuti Samsung dengan porsi 16 persen. Sementara salah satu produsen jam tangan asal Swiss, Tag Heuer, yang juga mengikuti tren untuk merilis smartwatch bernama Connected Watch, hanya meraih 1 persen.

Menurut prediksi Gartner, penjualan jam tangan pintar pada tahun ini akan melonjak dari 30 juta (tahun lalu) menjadi 50 juta unit, lalu meningkat menjadi 66,7 unit tahun depan.

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Rangkuman Berita Teknologi Minggu Ini (20/2): Dukungan Facebook dan Twitter untuk Apple, Toko Aplikasi dari Era 80-an, dan Smartwatch Mengalahkan Penjualan Jam Tangan Mewah appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Epic of Kings – Satu Lagi Game Action Keren dari Developer Shadow Blade

Posted: 19 Feb 2016 08:40 PM PST

Dari sekian banyak game iOS yang baru rilis minggu ini, ada satu judul yang saya nantikan kehadirannya namun tidak kunjung muncul. Game tersebut adalah Epic of Kings garapan developer Dead Mage yang sebelumnya telah dikenal lewat platformer seru berjudul Shadow Blade. Tampaknya mereka mengalami kendala dengan Apple App Store sehingga perilisan Epic of Kings meleset dari jadwal semula yaitu pada tanggal 18 Februari 2016.

Untungnya masalah tersebut tidak berkepanjangan, karena hari ini Epic of Kings sudah dapat diunduh melalui Apple App Store dengan banderol Rp75.000. Dead Mage juga telah menyiapkan versi Android dari Epic of Kings yang rencananya akan dirilis pada bulan Maret 2016 mendatang.

Cerita Heroik Bernuansa Fantasi

Epic of Kings | Screenshot 6

Epic of Kings merupakan sebuah game action adventure di mana kamu akan berperan sebagai mantan komandan perang. Kini sebagai seorang kesatria dan prajurit bayaran, kamu menerima berbagai misi untuk terus mempraktekkan keahlian bertempur sembari melanjutkan hidup.

Tanpa disangka, misi yang awalnya berjalan sebagaimana biasanya ternyata membawa kamu ke dalam petualangan besar. Kamu akan berhadapan dengan ras monster yang berambisi untuk menjadi penguasa dunia. Nasib dunia Khunirat yang tengah dibuai kedamaian kini berada di tanganmu.

Presentasi Solid dengan Efek Visual dan Audio Menjanjikan

Epic of Kings | Screenshot 1

Dua faktor yang membuat Epic of Kings terlihat begitu memesona adalah kualitas grafis dan audionya yang keren untuk ukuran platform mobile. Dead Mage menghadirkan grafis full 3D yang mampu menampilkan pergerakan sang jagoan secara bebas. Detail dari setiap lingkungan maupun gerakan juga tampak terpoles dan meyakinkan.

Selain grafis yang luar biasa, Dead Mage juga melengkapi Epic of Kings dengan sulih suara dalam adegan cutscene maupun gameplay. Beragam cutscene akan menghadirkan percakapan antara protagonis dengan karakter lainnya. Geraman dan teriakan sang jagoan saat bertarung juga terdengar intens, sehingga membuat saya ikut gereget melihat aksi pertarungan di dalam game.

Gameplay Seru Penuh Variasi

Epic of Kings | Screenshot 2 Epic of Kings | Screenshot 3 Epic of Kings | Screenshot 4 Epic of Kings | Screenshot 5

Selain grafis yang luar biasa, unsur action dalam petualangan Epic of Kings juga menjanjikan keseruan dan variasi yang menarik untuk dicoba. Cuplikan trailer yang diunggah oleh developer menampilkan aksi sang jagoan menghadapi beragam jenis monster dengan jurus-jurus kerennya. Terdapat juga adegan seru di mana ia berlari sambil berusaha menghindari serangan monster yang mengejarnya.

Pertarungan pada Epic of Kings mengingatkan saya pada dua game action lain yang pernah saya mainkan. Aksi duel satu lawan satu dengan monster terlihat mirip dengan Infinity Blade, sedangkan petualangan menjelajahi dunia di dalamnya memberikan kesan seperti pada God of War. Dua elemen aksi tersebut sepertinya sangat serasi untuk digabungkan.

Bila kamu tertarik untuk memainkan Epic of Kings, pastikan dulu bahwa perangkat yang kamu miliki mampu menangani grafisnya yang cukup berat. Dead Mage menyarankan untuk menggunakan iPhone 5S, iPad Air, atau perangkat yang lebih baru agar kamu dapat menikmati Epic of Kings dengan optimal. Mereka belum menyebutkan spesifikasi yang dianjurkan untuk perangkat Android, namun tampaknya akan diumumkan bersamaan dengan perilisannya pada bulan Maret nanti.

App Info
Epic of Kings
Dead Mage Inc. -  Feb 19, 2016
Genre:  Games, Action, Adventure
Size:  519.3 MB
Installs:  N/A
Rp. 75.000
Download

The post Epic of Kings – Satu Lagi Game Action Keren dari Developer Shadow Blade appeared first on Tech in Asia Indonesia.

3 Startup Teknologi di Indonesia Minggu Ini

Posted: 19 Feb 2016 08:00 PM PST

Minggu ini, kami menemukan beberapa startup menarik. Persaingan e-commerce di dalam negeri akan semakin sengit dengan kehadiran startup yang tadinya merupakan pemain kuat di ranah offline ini. Terdapat juga marketplace baru yang hanya menjual produk khusus.

Kami juga cukup banyak menghadirkan konten seputar dunia entrepreneur. Tersedia pula infografis ciamik mengenai opsi alternatif untuk mendapat pendanaan selain dari VC bagi startup kamu.

Ingin startup kamu diulas di Tech in Asia Indonesia? Silakan baca panduan dan isi formulir ini.


Marketplays

Marketplays 1

Kamu merupakan seorang yang menggilai beragam produk dari bahan kulit? Jika iya, Marketplays adalah destinasi utama yang dapat kamu kunjungi untuk memenuhi kegemaranmu. Sebelum menjadi marketplace yang menjual berbagai produk kulit, di awal pembentukannya pada tahun 2015 startup ini menjual berbagai produk fashion untuk pria dan wanita.

Apa yang membuat founder Marketplays berubah haluan untuk pivot dan mengganti arah bisnisnya? Baca selengkapnya tentang Marketplays di sini.

Lyke

bastian purrer ceo lyke

Lyke, marketplace dengan fokus mobile commerce asal Singapura, resmi memasuki pasar dalam negeri. Layanan yang ditawarkan adalah menjual produk fashion dari berbagai toko online lokal layaknya media sosial. Lyke bahkan memiliki sistem follow akun.

Ketahui selengkapnya tentang Lyke di sini.

MAP EMALL

direksi map emall indonesia

Berpengalaman selama 25 tahun menjadi raksasa ritel offline produk impor di Indonesia, membuat e-commerce garapan PT Mitra Adiperkasa (MAP) ini percaya diri merambah ke dunia online dengan nama MAP EMALL. Produk yang ditawarkan oleh toko ritelnya terdiri dari berbagai kategori, seperti Fashion, Sport, Travel, Beauty, Food and Beverages, Kids, dan lainnya.

Baca selengkapnya tentang MAP EMALL di sini.

Entrepreneur

Berita Startup


Mobile dan gadget


Artikel lainnya

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post 3 Startup Teknologi di Indonesia Minggu Ini appeared first on Tech in Asia Indonesia.

No comments:

Post a Comment

Sponsor

Latest Game News

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sponsor

pasang iklan baris gratis