Game Di Indonesia |
- 3 Alasan untuk Kamu Mencoba Assassin’s Creed Chronicles
- Berita Startup Teknologi di Indonesia Minggu Ini
- Tech in Asia Podcast #23 – 26 Februari 2016: Berburu Game Gratisan dan Tinggalkan Bajakan
- Kumpulan Game Android Terbaru Minggu Ini – The Walking Dead: Michonne, Futurama: Game of Drones, PAC-MAN Puzzle Tour, dan Lainnya
- Rangkuman Berita Game Hari Ini – 26 Februari 2016
- Kasus Penarikan Epic War VI dari Google Play, Sebuah Pelajaran Besar untuk para Developer yang Menjual Game Secara Digital
- Review Street Fighter V – Kering Konten
- GAMPIL: Aplikasi untuk Mengurus Perizinan UKM dari Pemkot Bandung
- Bagaimana Tren dan Kondisi Co-working Space di Dunia?
- [Update] Assassin’s Creed Identity Rilis di iOS Hari Ini Setelah Tertunda Selama Dua Tahun, Versi Android Menyusul Beberapa Bulan ke Depan
- Hugo Barra Menjelaskan Kenapa Perlu Waktu 2 Tahun untuk Mengembangkan Mi 5
- XSEED Umumkan Berbagai Detail “Besar” untuk Senran Kagura: Estival Versus
- Custom Blurring, Fitur Terbaru YouTube untuk Menyensor Hal-Hal Sensitif dalam Video
- Tak Hanya Satu, Capcom Berencana Merilis Lagi Tiga Versi Remaster Resident Evil di Tahun Ini!
- Di dalam Startup yang Hebat, Terdapat Kultur yang Kuat
3 Alasan untuk Kamu Mencoba Assassin’s Creed Chronicles Posted: 26 Feb 2016 07:00 PM PST Assassin’s Creed adalah salah satu seri andalan yang dimiliki Ubisoft hingga saat ini. Seri yang dimulai pada tahun 2007 ini telah memiliki lebih dari dua puluh game dan beberapa konten multimedia lainnya seperti komik, animasi, novel, dan film. Hal tersebut jelas merupakan pencapaian yang begitu besar mengingat usia seri Assassin’s Creed bahkan belum menginjak sepuluh tahun. Sayangnya intensitas yang Ubisoft keluarkan untuk menghasilkan produk baru dari seri ini cukup membuat banyak orang lelah dan bosan dengan Assassin’s Creed. Pandangan media maupun gamer terhadap seri ini semakin kritis dan bisa dibilang kurang menguntungkan bagi Ubisoft. Tapi, siapa sangka tiga game kecil yang awalnya hanya direncanakan sebagai bonus dari season pass bisa menjadi pengalaman begitu menyegarkan dan indah yang disajikan Assassin’s Creed selama beberapa tahun terakhir. Sebagai sebuah seri mini, Assassin’s Creed Chronicles jelas telah membawa sebuah warna baru bagi seri, yang meskipun masih berkualitas, tapi perlu sebuah angin segar. Lalu apa saja yang membuat seri ini begitu spesial? Mari kita cek satu per satu alasannya. Visual FantastisHal pertama yang langsung banyak orang sadari dari Assassin’s Creed Chronicles adalah kualitas visual yang diusungnya. Game ini memiliki tampilan yang begitu indah dengan ciri khas yang sangat sesuai dengan latar belakang kisah di dalamnya. Sepintas seri ini mengingatkan saya dengan Child of Light, tapi dengan karakteristik yang lebih kuat. Total terdapat tiga game dengan latar waktu dan tempat yang dapat kamu mainkan. Mulai dari Cina, India, sampai ke Rusia. Masing-masing game mengusung arahan visual yang disesuaikan dengan gaya seni populer di latar tempat dan zaman yang diusung. Dalam Assassin’s Creed Chronicles: China kamu disajikan dengan visual yang tampak seperti lukisan kuas dengan pilihan warna yang terkesan monokromatik. Di game kedua yaitu India, kamu akan disajikan dengan tampilan penuh warna yang sangat menggambarkan seni India yang mengutamakan keindahan bombastis. Terakhir yaitu Russia yang memiliki gaya grafis layaknya poster propaganda pasca Perang Dunia pertama. Sebenarnya ada banyak sekali yang bisa saya bicarakan mengenai visual dalam tiga game Assassin’s Creed Chronicles. Tapi mengingat gambar lebih bermakna dari seribu kata, mari kita biarkan saja kumpulan screenshot di artikel ini yang berbicara. Gameplay yang BerbedaAssassin’s Creed telah populer sebagai game open-world 3D dari pertama kali dirilis tahun 2007 lalu. Meskipun begitu, game ini memiliki beberapa spin-off di handheld ataupun mobile yang memiliki genre side-scrolling platformer. Sayangnya, game Assassin’s Creed dengan genre ini biasanya agak terlupakan karena hanya berperan sebagai pendamping ekonomis dari game utamanya dan kurang mendapatkan promosi yang cukup dari Ubisoft. Assassin’s Creed Chronicles cukup berbeda dengan game side-scrolling lainnya karena menyajikan gameplay ala game 2D yang memanfaatkan dimensi tambahan dalam permainan. Anggap saja game ini adalah game 2,5D. Menurut Ubisoft sendiri, mereka awalnya berencana untuk membuat seri ini bergenre Metroidvania. Namun karena tim developernya sendiri ingin mengenalkan dunia yang lebih bervariasi daripada desain lingkungan terbatas di tempat-tempat yang tampak seperti itu-itu saja, mereka pun memutuskan untuk membuatnya menjadi linear dengan level-level yang memiliki latar lingkungan amat sangat bervariasi. Saya pribadi sangat senang dengan keputusan yang mereka ambil ini. Familier tetapi MenyegarkanBerbeda dengan Assassin’s Creed: Altair’s Chronicles atau Assassin’s Creed II: Discovery yang hanya berfungsi layaknya pemanis tambahan di sebuah kue yang sudah manis, Assassin’s Creed Chronicles merupakan sebuah game sampingan dengan cerita yang berdiri sendiri. Meskipun mengusung karakter dan latar belakang yang belum pernah diangkat dalam game utama Assassin’s Creed, para penggemar berat seri ini dijamin akan tetap merasa familier dengan cerita di Assassin’s Creed Chronicles. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa seluruh karakter utama Assassin’s Creed Chronicles pernah muncul dalam media alternatif Assassin’s Creed. Shao Jun yang kamu kendalikan di China muncul di animasi Assassin’s Creed Embers, Arbaaz Mir di India merupakan pemeran utama komik Assassin’s Creed Brahman, sedangkan Nikolai Orelov dari Russia adalah karakter sentral dari komik Assassin’s Creed The Fall dan The Chain. Kisah yang disajikan merupakan lanjutan dari apa yang karakter-karakter ini alami di kisah mereka sebelumnya, tapi tidak berhubungan dengan langsung. Keputusan ini membuat kisah di Assassin’s Creed Chronicles jadi begitu aksesibel baik untuk gamer yang familier dengan dunia Assassin’s Creed maupun yang tidak terlalu mengikuti. Demikianlah sedikit alasan yang menurut saya membuat Assassin’s Creed Chronicles begitu spesial dibandingkan game Assassin’s Creed lainnya. Jika kamu belum menjajal seri ini, kamu bisa mendapatkan tiga game yaitu Assassin’s Creed Chronicles: China, Assassin’s Creed Chronicles: India, Assassin’s Creed Chronicles: Russia untuk PC, PS Vita, PS4, dan Xbox One. Pastikan kamu sudah cek review komplet Assassin’s Creed Chronicles: China di sini! Masing-masing game berdurasi sekitar enam jam dan dijual dengan harga Rp104.000. Jadi bagi kamu yang tidak punya banyak waktu untuk bermain atau tidak punya bujet berlebih untuk membeli game, seri Assassin’s Creed Chronicles jelas game paling sempurna untuk kamu coba. Steam Link: Assassin's Creed® Chronicles: China, Rp. 104.000 Steam Link: Assassin's Creed® Chronicles: India, Rp. 104.000 PlayStation Store Asia: Assassin’s Creed Chronicles: China, Rp104.000 PlayStation Store Asia: Assassin’s Creed Chronicles: India, Rp104.000 PlayStation Store Asia: Assassin’s Creed Chronicles: Russia, Rp104.000 PlayStation Store Asia: Assassin’s Creed Chronicles Trilogy, Rp305.000 Xbox Store: Assassin’s Creed Chronicles: China, $9,99 (sekitar Rp134.000) Xbox Store: Assassin’s Creed Chronicles: India, $9,99 (sekitar Rp134.000) Xbox Store: Assassin’s Creed Chronicles: Russia, $9,99 (sekitar Rp134.000) The post 3 Alasan untuk Kamu Mencoba Assassin’s Creed Chronicles appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Berita Startup Teknologi di Indonesia Minggu Ini Posted: 26 Feb 2016 05:27 PM PST Minggu ini, kami menemukan beberapa startup menarik. Seperti platform penyedia database kontak sektor bisnis, Qontak; Aplikasi chatting LiteBIG yang menawarkan keamanaan data; Dan ada Orami, nama baru dari situs penyedia berbagai produk untuk wanita. Selain itu terdapat juga berita investasi dan program akselerator yang mulai dibuka di Indonesia. Ada juga sebuah infografis tentang solusi penerapan internet di Indonesia. Ingin startup kamu diulas di Tech in Asia Indonesia? Silakan baca panduan dan isi formulir ini. QontakQontak ingin membantu para pelaku bisnis dengan cara menyediakan sebuah database kontak dari berbagai sektor bisnis di Asia. Semua data yang disediakan oleh Qontak tersedia secara gratis untuk semua pengguna yang terdaftar. Bila ingin mencari kontak melalui layanan ini, kamu hanya perlu bergabung dan membagikan informasi kontak yang kamu miliki. Lalu bagaimana Qontak bisa menjamin keamanan data pengguna? Baca selengkapnya tentang Qontak di sini. LiteBIGLiteBIG merupakan startup dengan produk aplikasi chatting yang menawarkan keamanan data pengguna. Hal itu bisa dicapai karena sang founder M.Tesar Sandikapura sebelumnya memiliki pengalaman kerja di perusahaan telekomunikasi. Ia menerapkan beberapa konsep sistem keamanan di perusahaan telekomunikasi ke dalam aplikasi LiteBIG. Salah satunya adalah membagi semua load traffic aplikasi ke dalam beberapa sistem, seperti database (engine penyimpanan data), middleware (engine perantara sebagai penghubung antar sistem), dan data protocol (proses pengiriman data). Tesar mengklaim bahwa semua sistem tersebut dikembangkan sendiri oleh timnya. Penasaran dengan LiteBIG? Baca ulasannya di sini. OramiSetelah bergabung, Moxy dan Bilna berganti nama menjadi Orami, sebuah e-commerce yang menyediakan berbagai produk untuk wanita. Di saat yang bersamaan, Orami juga mengumumkan bahwa mereka telah menerima investasi sebesar Rp201 miliar dari sejumlah investor. Dengan dana tersebut, Orami memiliki misi untuk bisa menaklukan pasar Asia Tenggara. Apa saja strategi yang akan dilakukan oleh Orami? Baca ulasan lebih detail mengenai Orami di sini. Entrepreneur
Berita Startup
Mobile dan gadget
Artikel lainnya
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto) The post Berita Startup Teknologi di Indonesia Minggu Ini appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Tech in Asia Podcast #23 – 26 Februari 2016: Berburu Game Gratisan dan Tinggalkan Bajakan Posted: 26 Feb 2016 06:08 AM PST Sudah hari Jumat, dan (semoga) kamu penasaran dengan keseruan obrolan komunitas TIA di Tech in Asia TALKShow. Kali ini kami kedatangan dua orang perwakilan dari Gamers_ID Seperti biasa, partner saya Audi Prasetyo ikut berbagi mikrofon dalam podcast kali ini. Setelah minggu lalu kami kedatangan tujuh tamu dari Ojekkoe, kali ini kembali menjadi dua orang saja. Tentu saja kami masih menggandeng partner penjaga kualitas audio kami, AppsCoast. Sejumlah konten dari community post, yang bisa kamu buat dengan mendaftar di sini, tetap kami hadirkan. Namun selain itu, kini kamu bisa hadir ke "studio" Tech in Asia, dan ikut seru-seruan dengan kami. Syaratnya, punya komunitas atau bagian dari komunitas. Siapa tahu, komunitas kamu semakin populer! Ingin tahu apa yang kita obrolkan bersama Gamers_ID? Cukup banyak. Dari mulai latar belakang hadirnya komunitas ini, sampai pengalaman seru seputar bermain game orisinal. Selengkapnya bisa kamu dengarkan pada podcast di atas. Tidak hanya itu, ada sederetan konten menarik yang bisa kamu simak.
Nah, selengkapnya bisa kamu dengarkan di podcast yang ada di awal artikel ini. Jangan lupa follow, serta berikan Like dan Share kalau kamu suka dengan isinya. (Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah) The post Tech in Asia Podcast #23 – 26 Februari 2016: Berburu Game Gratisan dan Tinggalkan Bajakan appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Posted: 26 Feb 2016 05:58 AM PST Selamat datang kembali di kumpulan game Android terbaru minggu ini! Pada edisi minggu terakhir di bulan Februari 2016, terdapat dua belas game Android baru yang telah saya pilihkan untuk menemanimu berakhir pekan. Genre yang muncul pada minggu ini meliputi adventure, action platformer, puzzle, shooter, arcade, dan RPG. Beberapa yang cukup menarik perhatian saya adalah Futurama: Game of Drones yang membalut game puzzle dengan komedi, PAC-MAN Puzzle Tour yang secara mengejutkan menggabungkan PAC-MAN dan puzzle, dan RoboWars besutan Lyto Mobi. Tak perlu berlama-lama lagi, silakan pilih game yang akan menjadi teman barumu di akhir pekan ini! The Walking Dead: Michonne
Daniel Yovanda – Secara keseluruhan, The Walking Dead: Michonne akan bercerita tentang petualangan Michonne selama ia terpisah dari gerombolan Rick dan kawan-kawan dalam komik nomor 126 sampai dengan 139. Dalam episode "In Too Deep", Michonne diceritakan bergabung dengan The Companion, sebuah kapal layar yang dipimpin oleh Pete. Meskipun cerita dalam The Walking Dead: Michonne mengikuti alur cerita dari komik aslinya, namun pihak Telltale Games mengatakan bahwa kamu tidak harus membaca komik tersebut lebih dahulu untuk dapat menikmati game ini. Begitu pula dengan seri utama The Walking Dead, karena tema cerita dalam The Walking Dead: Michonne ini akan sangat berbeda dari seri utamanya tersebut. Telltale Games Umumkan Detail Episode Perdana The Walking Dead: Michonne Futurama: Game of Drones
Futurama, sebuah serial komedi animasi untuk dewasa yang berlatar abad 31, dibuat menjadi game mobile oleh developer asal Jerman bernama Wooga. Game berjudul Futurama: Game of Drones akan membawa kamu ke dalam sebuah petualangan sebagai salah satu kru Planet Express, sebuah perusahaan kargo. Di sini kamu akan berusaha untuk bersaing dalam perang dagang yang tidak seimbang dengan perusahaan rival bernama MomCo. Tugasmu di Futurama: Game of Drones adalah mengirimkan berbagai kargo ke daerah-daerah yang berbahaya. Untuk melakukannya, kamu harus menyambungkan sekelompok drone dalam gameplay puzzle match-4. Futurama: Game of Drones Telah Hadir di iOS dan Android Fishing Break
Iqbal Kurniawan – Punya niat ingin pergi memancing tapi enggan beranjak dari rumah? Mungkin Fishing Break karya developer Roofdog Games yang rilis baru-baru ini dapat menjadi alternatif bagimu untuk mengisi aktivitas di akhir pekan. Fishing Break akan mengajakmu mengail ikan di beragam lokasi, seperti di sungai, lautan tropis, sampai perairan beku di kutub bumi. Ikan yang dapat kamu tangkap juga terdiri dari ratusan jenis, mulai dari ikan arwana hingga ikan hiu sekalipun!
Retro Shot
Retro Shot, sebuah game yang awalnya direncanakan untuk rilis pada akhir tahun lalu, kini sudah dapat diunduh ke dalam perangkat kesayanganmu. Di game yang memiliki grafis bergaya retro khas tahun 80-an ini kamu bertugas untuk menembakkan sebuah bola ke area tujuan dengan cara melewati berbagai rintangan yang ada. Jika desain pinball biasanya berupa satu kotak persegi panjang, desain level di Retro Shot memiliki ukuran yang relatif lebih besar dengan berbagai bentuk, penuh lika-liku, dan ruang sempit yang sulit untuk dilewati layaknya game golf mini. Berbagai alat yang sering muncul di pinball juga hadir untuk membantu atau mengganggumu mencapai daerah tujuan. Retro Shot – Game Kombinasi Golf dan Pinball Bergaya Retro Karya Mantan Developer Rovio iSlash Heroes
Seperti pendahulunya, iSlash Heroes menugaskan kamu, sang ninja dengan sabetan maut, untuk membelah papan yang ada pada layar menjadi sekecil mungkin. Tapi tugasmu tak semudah itu, terdapat berbagai rintangan yang akan menghalangi pedangmu membelah papan dengan leluasa. Hal yang membuat iSlash Heroes berbeda dengan iterasi sebelumnya adalah adanya pertarungan melawan bos. Setiap bos memiliki kekuatan sendiri-sendiri, seperti bom asap, ahli baja, pengendali waktu, dan lain sebagainya. Semakin kecil kamu bisa memotong papan di level tersebut, maka semakin berkurang pula HP dari bos yang kamu lawan. iSlash Heroes – Membelah Papan sambil Melawan para Ninja Saingan
Blocky Rugby
Bermain game endless runner dengan tema rugby? Full Fat menghadirkannya untuk kamu. Dengan visual voxel ala Crossy Road, kamu akan berusaha untuk memasukkan bola ke garis akhir lalu menendangnya ke gawang. Blocky Rugby memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi. Tak hanya menghindari lawan yang menerjang dari depan, kamu juga tidak boleh menabrak rekan setimmu yang, jika waktunya tepat, sebenarnya bisa menetralisasi musuh yang datang. Juggernaut Wars
Juggernaut Wars merupakan RPG strategi dengan pertarungan otomatis layaknya Medal Masters. Di sini kamu akan bertarung dari satu area ke area lainnya, melawan gelombang demi gelombang musuh. Terdapat lebih dari tiga puluh karakter yang bisa kamu buka dan mainkan di sini. Salah satu kelebihan dari Juggernaut Wars adalah grafis 3D menawan yang ditampilkan. Setiap karakter memiliki model 3D detail dengan gerakan yang sangat mulus. Bila kamu menyukai game yang menonjolkan grafis, maka Juggernaut Wars akan memanjakan matamu. Juggernaut Wars – RPG Strategi dengan Kemasan Grafis 3D Menawan PAC-MAN Puzzle Tour
Tak ingin ketinggalan dengan serial Futurama, PAC-MAN juga mendapatkan game match-3 sendiri. Di sini kamu akan mencocokkan buah-buahan yang pada PAC-MAN orisinal adalah benda untuk menambah skor. Selain berisi arena match-3, terdapat pula animasi lucu dari PAC-MAN mengejar hantu di bagian atas layar yang bergerak seiring progres kamu di level tersebut. The East New World
Kamu ingin memainkan action platformer ala Mega Man yang super sulit tetapi memiliki tema abad pertengahan? The East New World bisa menjadi pilihan yang tepat. Game ini memiliki kesulitan yang tinggi dengan gaya visual piksel yang apik. The East New World bercerita tentang pembalasan dendam seorang pria yang kekasihnya dibunuh oleh sosok misterius. Ia pun bertualang mencari orang yang bertanggung jawab atas kematian kekasihnya. Berbagai dunia dan harta karun rahasia akan kamu temukan dalam game ini. ZomBeesTernyata kiamat zombi tidak hanya bisa terjadi pada manusia saja, tetapi juga pada lebah. ZomBees bercerita tentang sekelompok lebah yang terkena efek mutasi pestisida sehingga sebagian besar dari mereka berubah menjadi zombi. Tugasmu adalah membasmi para lebah zombi di game shooter bersudut pandang top down ini. Yang spesial dari ZomBees adalah setiap kamu bermain, maka pada saat itu juga kamu membantu kegiatan amal yang diadakan oleh developernya, Bee the Swarm. Beberapa kegiatan amalnya adalah pembuatan sarang lebah dan menyekolahkan anak-anak di Afrika. GO! GravitySeperti namanya, GO! Gravity akan mengajak kamu memanfaatkan gravitasi untuk mengendalikan pesawat luar angkasa. Tugasmu adalah membawa sebuah pesawat luar angkasa raksasa (coba saja lihat perbandingannya dengan Bumi) untuk mengambil bintang-bintang yang tersebar dan mendarat di Bumi. Tantangannya adalah waktu dan bensin yang kamu miliki sangat terbatas. Karena itu, kamu harus memanfaatkan gaya gravitasi dari planet lain untuk bisa memasuki gaya gravitasi Bumi. Sebuah puzzle menarik untuk kamu yang efisien. RoboWar
RoboWar akan membawa kamu mengendalikan sebuah robot raksasa. Tugasmu adalah membasmi setiap robot jahat yang muncul dalam gameplay yang serupa dengan mode survival. Kamu harus bertahan hidup selama mungkin, mengumpulkan koin, dan menyelesaikan misi-misi. Di waktu mendatang, Lyto Mobi berencana untuk menambahkan mode co-op yang memungkinkan kamu bermain secara online dengan pemain lain. Jika kamu menyukai game action dengan banyak musuh yang bisa dihajar sekaligus, maka RoboWars adalah game yang cocok untukmu. The post Kumpulan Game Android Terbaru Minggu Ini – The Walking Dead: Michonne, Futurama: Game of Drones, PAC-MAN Puzzle Tour, dan Lainnya appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Rangkuman Berita Game Hari Ini – 26 Februari 2016 Posted: 26 Feb 2016 05:00 AM PST Don’t Starve: Shipwrecked Mendapatkan Update Baru dengan Monster Berwujud Tentakel Kraken!Risky Maulana – Developer Klei Entertainment hari ini mengumumkan kemunculan update Don’t Starve Shipwrecked yang secara efektif telah diberlakukan mulai sekarang. Lewat update terbarunya, Klei memperkenalkan tipe monster raksasa baru bernama Quacken yang wujudnya menyerupai tentakel Kraken dan tersembunyi di lautan lepas. Selain kehadiran Quacken, Klei juga memperkenalkan beragam konten menarik termasuk karakter baru bernama Woodlegs yang baru bisa kamu gunakan jika berhasil membebaskan dirinya dari kurungan besi. Dengan segala fitur yang dimilikinya sekarang, apakah kamu tertarik untuk membeli DLC dari Don’t Starve ini? Steam Link: Don't Starve: Shipwrecked, Rp. 45.999 Snorlax si Pokemon Pemalas Dibuatkan ke Dalam Wujud Bantal RaksasaRisky Maulana – Seperti gambar yang kamu lihat di atas, boneka Snorlax dengan tinggi 150cm ini terlihat seperti sebuah bantal yang nikmat untuk dipakai bermalas-malasan. Meskipun terlihat menarik, sayangnya bantal buatan Bandai ini dibanderol dengan harga yang sama sekali tidak murah, yaitu seharga $460 atau sekitar Rp6 juta. Pffttt … Menyambut Ulang Tahun Pokémon ke-20, Inilah Evolusi Game Pokémon dari Masa ke Masa
Arya W. Wibowo – Dalam rangka menyambut ulang tahun game Pokémon yang ke-20, channel YouTube Digg membuat sebuah video kompilasi dari berbagai game menjadi pelatih monster tersebut dari paling awal hingga terkini. Game Pokémon mana sajakah yang pernah kamu mainkan? Last Horizon Dapatkan Update yang Menambahkan Mode Permainan BaruArya W. Wibowo – Update terbaru dari Last Horizon, sebuah game luar angkasa yang sangat menantang, menghadirkan mode permainan baru yang berjudul Escape. Menurut Noodlecake selaku penerbit, konten baru ini akan lebih menantang lagi dari yang telah ada sebelumnya. Jadi, bagi kamu yang baru akan memainkan Last Horizon, ada baiknya kamu jangan menyentuh mode Escape dulu sebelum menguasai beberapa mode sebelumnya.
Mengenal Nintendo Game Boy Lebih Dalam lewat Video Bedah Console Berikut Ini
Iqbal Kurniawan – Seberapa dalam kamu mengenal handheld pertama dari Nintendo yang disebut Game Boy? Lewat sebuah video yang diunggah pada channel JackTech di YouTube, kamu dapat mengenal kemampuan CPU dari Nintendo Game Boy dan mengetahui cara kerjanya. Menariknya, video ini merupakan episode pertama dari seri pembahasan Game Boy yang rencananya akan diunggah di JackTech di masa depan. Developer Radiangames Memberikan Diskon untuk Semua Karya Mereka di iOS dan AndroidIqbal Kurniawan – Developer game mobile Radiangames yang dikenal lewat seri game dual stick shooter berkualitas seperti Inferno 2 maupun Devastator hari ini memberikan potongan harga besar-besaran untuk seluruh judul yang pernah mereka rilis. Kamu dapat mengunduh masing-masing game premium dari Radiangames dengan membayar Rp3.000. Radiangames menyebutkan bahwa diskon ini tidak akan berlangsung lama, jadi kamu sebaiknya segera memanfaatkan kesempatan emas ini! Google Play Store Link: Radiangames Apple App Store Link: Radiangames Mortal Kombat X Akan Kebagian Edisi Spesial Berjudul Mortal Kombat XL
Mohammad Fahmi – Melanjutkan budaya yang berlangsung di hampir seluruh game dengan konten opsional berlimpah, diumumkan bahwa Mortal Kombat X yang dirilis tahun lalu pun akan mendapatkan versi baru yang berisi seluruh karakter, kostum, dan berbagai bonus-bonus sampingan yang ada. Jika kamu belum membeli Mortal Kombat X sekarang, maka versi ini adlaah pilihan tepat untukmu. Ironisnya, di akhir trailer mereka masih menyebutkan bahwa ada bonus khusus yang hanya bisa diperoleh gamer yang melakukan pre-order. Review Mortal Kombat X – Belajar Anatomi dengan Cara yang Anarkis The post Rangkuman Berita Game Hari Ini – 26 Februari 2016 appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Posted: 26 Feb 2016 04:20 AM PST ArtLogic Games, developer game lokal asal Kota Pahlawan yang belum lama ini merilis Epic War untuk Android, beberapa waktu yang lalu sempat dibuat pusing karena game mereka ditarik oleh Google. Tampaknya seorang pengguna Android melaporkan bahwa Epic War untuk Android merupakan versi tidak sah dari game serupa yang telah hadir terlebih dahulu di web. Menurut Rudy Sudarto, Founder dan CEO dari ArtLogic Games, kesalahpahaman ini muncul dari nama penerbit yang berbeda untuk Epic War versi web dan Android. Versi web secara jelas mencantumkan nama ArtLogic Games dalam keterangan game, sedangkan versi Android hanya menyebutkan Gimku sebagai penerbit dalam informasi di Google Play. Padahal, Gimku adalah nama dari penerbit game yang sama-sama didirikan oleh Rudy. Atas laporan tersebut, Google memutuskan untuk menarik Epic War dari Google Play tanpa melakukan konfirmasi terlebih dahulu kepada penerbit. Apabila ArtLogic Games ingin agar Epic War kembali tampil di Google Play, mereka harus memberikan bukti bahwa Gimku merupakan penerbit sah dari Epic War versi Android. Tech in Asia telah mencoba meminta komentar dari Google atas kejadian ini. Sayangnya, mereka menolak memberikan komentar terhadap kasus spesifik yang terjadi di Google Play dan menyebutkan tindakan mereka sudah sesuai dengan kebijakan konten Google. Tidak Hanya GoogleMirip dengan Google, Apple maupun Amazon yang sama-sama memiliki platform distribusi aplikasi mobile juga dikenal sangat memerhatikan masalah kekayaan intelektual. Kedua perusahaan tersebut menyediakan saluran bagi para pengguna layanan masing-masing untuk mengadukan pelanggaran hak cipta dan berjanji untuk menindaklanjuti setiap laporan yang diterima. Beberapa developer lokal pun sudah pernah merasakan sendiri komitmen mereka. Mojiken Studio pernah mengadukan pembajakan atas karyanya di Apple App Store. Begitu juga dengan Tempa Labs saat melaporkan bahwa Tiled Quest hasil garapannya telah dibajak di Amazon Appstore. Baik Apple maupun Amazon dengan menindaklanjuti laporan tersebut yang berujung pada penarikan konten ilegal dari masing-masing saluran distribusi. Kerugian dari Game yang Ditarik dari PeredaranMengembangkan game tidaklah murah. Para developer harus mencurahkan waktu, tenaga, dan juga biaya agar karya yang mereka hasilkan dapat menarik minat calon konsumen. Namun bila ternyata game mereka pada akhirnya ditarik tanpa ada peringatan sebelumnya, tentu dampaknya akan cukup menyakitkan, apalagi bagi para developer indie yang belum memiliki sumber penghasilan selain dari monetisasi game. Ketika ditanya soal kerugian, Gimku mengaku tidak mengalami kerugian finansial dari kejadian ini, meskipun traksi jumlah download dan momentum yang dibangun oleh Gimku sempat terputus akibat menghilangnya Epic War VI dari Google Play. Semakin lama sebuah game menghilang dari peredaran, semakin besar pula potensi pendapatan yang hilang. Sama halnya dengan kemunculan game bajakan. Rasanya saya tidak perlu berpanjang lebar mengenai dampak buruk game bajakan untuk developer asli. Bajakan jelas-jelas membuat potensi pendapatan yang seharusnya dapat diperoleh developer asli malah dinikmati oleh pihak tidak bertanggung jawab. Bila sampai kedua hal tadi terjadi, maka developer bisa jadi tidak akan meraup laba, atau bahkan menutupi biaya pengembangan yang telah dikeluarkan. Apa yang Bisa Google, Apple, maupun Amazon Lakukan dengan Lebih BaikBaik Google, Apple, maupun Amazon pada saat ini mungkin menerima ratusan (atau bahkan lebih) aplikasi baru setiap harinya. Dengan jumlah yang sedemikian banyak, tentunya tidak mengherankan bila beberapa aplikasi yang diunggah oleh developer ternyata menyalahi ketentuan. Meskipun perhatian mereka terhadap kekayaan intelektual patut diapresiasi, namun perlakuan sepihak yang diterapkan kepada para developer saat ini menurut saya masih dapat diperbaiki lagi. Epic War baru kembali di Google Play setelah ArtLogic Games mengirimkan beberapa bukti, salah satunya adalah video aktivitas mengedit dan mengunggah Epic War versi web serta Android. Seluruh proses tersebut membutuhkan waktu kurang lebih satu minggu sejak Epic War ditarik dari Google Play. Dalam kasus Epic War, saya pikir Google sebenarnya dapat memberikan pengumuman tentang rencana penarikan game, sekaligus menyebutkan tenggat waktu eksekusi kebijakan tersebut. Dengan batas waktu yang jelas, developer dapat memperkirakan urgensi serta menyiapkan persyaratan yang diminta untuk mencegah penarikan. Walau pada akhirnya aplikasi tetap ditarik karena melewati tenggat pun, developer tidak kaget karena sudah mendapatkan notifikasi sebelumnya. Pembajakan game oleh pihak lain seperti yang dialami oleh Mojiken Studio dan Tempa Labs membuat saya bertanya-tanya mengenai proses validasi yang dilakukan oleh para pemilik platform. Saya pikir, dengan pelaksanaan proses due diligence yang efektif, kejadian pembajakan pada platform distribusi aplikasi mobile dapat diminimalkan tanpa harus menzalimi developer yang sah. The post Kasus Penarikan Epic War VI dari Google Play, Sebuah Pelajaran Besar untuk para Developer yang Menjual Game Secara Digital appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Review Street Fighter V – Kering Konten Posted: 26 Feb 2016 03:54 AM PST Salah satu game fighting paling populer di dunia ini sekarang telah menginjak iterasi kelimanya. Street Fighter V menghadirkan gameplay fighting yang pastinya sudah sangat familier di berbagai lapisan generasi gamer. Rasanya saya teringat sewaktu saya masih tujuh tahun ketika berusaha mengeluarkan jurus Hadouken pertama saya waktu Street Fighter II ada di console SNES. Kembali ke masa kini, Street Fighter V yang dirilis hanya di PS4 dan PC saja ini nampaknya mengalami perubahan yang cukup signifikan di bagian gameplay maupun visual. Tapi apakah tampilan serta gameplay yang sedikit berubah ini menandakan sesuatu yang baik? Saya merasa cukup positif akan hal itu, tapi karena berbagai guncangan yang terjadi saat game ini rilis dan juga beberapa hal lainnya, rasa positif itu perlahan memudar. Visual MemukauSatu hal yang pertama kali melintas di kepala saya sewaktu memainkan Street Fighter V adalah tampilan visualnya yang semakin berlebihan. Tentunya ini dalam artian yang baik. Kini model karakter terlihat semakin detail dan jauh lebih menarik dibanding versi Street Fighter IV. Efek visual kini terlihat lebih lebay berkat warna-warni serta tampilan efek mirip saus atau losion kental yang dilempar (ya, saya melihatnya seperti itu) untuk beberapa jurus karakter. Warna-warni yang ditampilkan sangat kontras dan membuat momen di setiap pertarungan sangat berkesan. Detail jurus dan animasi juga sangat menyenangkan untuk disimak, terutama di bagian jurus super. Detail lainnya seperti di bagian lip-sync juga terlihat pas (kalau kamu menggunakan audio bahasa Jepang). Jika matamu ingin dimanjakan, cobalah untuk memainkan Street Fighter V menggunakan gaming PC kelas atas. Meski demikian, model karakter dalam Street Fighter V tidak bisa lepas dari masalah clipping yang membuat beberapa hal seperti rambut atau kain bisa menembus objek lain. Hal tersebut memang masalah minor, namun selalu terlihat dengan gamblang dan kadang membuat tampilan yang seharusnya sempurna malah terlihat ganjil. Gameplay Sederhana dan DalamUntuk urusan gameplay fighting, nampaknya kamu tidak perlu mempermasalahkan apa yang ada dalam Street Fighter V. Saya bisa bilang bahwa permainan Street Fighter V dibuat menjadi sedikit lebih sederhana, namun sekaligus menjadi lebih dalam. Segala macam jurus yang bisa dilancarkan para karakter dibuat menjadi lebih mudah diakses bagi para pemula. Contohnya, serangan Ultra kini berubah menjadi serangan Super saja dan input yang dibutuhkan untuk meluncurkan serangan tersebut dibuat menjadi cukup simpel. Setiap petarung yang ada dalam game juga terasa memiliki kemampuan yang seimbang. Selama saya memainkan Street Fighter V baik itu dengan teman maupun melawan AI, saya tidak menemukan satu karakter yang terasa jauh lebih kuat dibanding karakter lain. Salah satu hal yang menurut saya sangat berkontribusi atas hal ini adalah V-System yang baru diimplementasikan dalam Street Fighter V. V-System menghadirkan beberapa teknik dan jurus yang bisa membuat pertarungan menjadi seimbang. Sebagai contoh, beberapa karakter dalam Street Fighter seperti Nash atau Cammy memiliki V-Skill untuk menangkis atau menghindari serangan proyektil secara ofensif. Dengan demikian, spamming menjadi hal yang tidak terlalu berguna lagi dalam Street Fighter V. V-System tidak hanya terbatas pada itu saja. Ada juga V-Trigger, sebuah teknik yang mampu memberikan kemampuan berbeda-beda untuk setiap karakter. Dengan adanya V-Trigger, variasi serangan serta taktik juga semakin bertambah untuk setiap karakter. Jika kamu mau lebih mendalami V-System ini, ada pula yang disebut V-Reversal yang bisa membuatmu melakukan serangan balik. Mudah Dipelajari, Sulit DikuasaiPertarungan yang seimbang bukan berarti merujuk pada anggapan bahwa Street Fighter V adalah sebuah game yang lebih mudah. Proses pembelajaran yang dibutuhkan seseorang untuk menjadi petarung handal sangatlah curam. Selain V-System tadi, banyak hal yang harus kamu kuasai dan ingat bila kamu ingin selalu bisa menang di setiap pertarungan. Entah itu di bagian mengingat kombinasi serangan, jarak dan kecepatan antar pukulan dan tendangan, atau bahkan tindakan untuk mengantisipasi serangan lawan. Saya tidak bisa memungkiri bahwa Street Fighter V adalah sebuah game yang sulit untuk dikuasai, tapi justru itulah daya tarik utama yang bisa membuat seseorang selalu kembali memainkannya. Perasaan bahwa kamu telah menjadi sedikit lebih baik setiap kali kamu menghadapi teman, AI, maupun pemain lain adalah pengalaman yang saya rasa membuat para penggemar Street Fighter tetap setia memainkan game ini dari dulu hingga sekarang. KopongMeski Street Fighter V memiliki gameplay yang dalam, sayangnya itu semua tidak didukung dengan jumlah konten yang mencukupi. Kalau saya boleh menyederhanakannya, maka saya bisa bilang Street Fighter V adalah game yang belum selesai dibuat. Pilihan karakter yang bisa dibilang sangat sedikit, mode permainan yang kurang variatif, dan harga yang dipatok layaknya sebuah game yang “lengkap” pastinya akan membuat sebagian gamer memutuskan untuk tidak membeli Street Fighter V terlebih dulu. Story Mode yang dihadirkan tidak memberikan narasi yang benar-benar menjelaskan apapun karena durasinya terlampau singkat. Cerita yang disampaikan pun hanya digambarkan dengan gambar diam yang lebih terlihat seperti sebuah concept art. Lebih parahnya lagi, cerita dari satu karakter tidak berdurasi lebih dari dua atau tiga pertarungan saja. Saya sendiri merasa agak kecewa dengan hal itu karena saya tidak bisa mendapatkan apa-apa dari cerita sesingkat itu. Belum Lengkap?Kalau kamu pikir sebuah mode wajib di setiap game fighting yang disebut Arcade Mode akan ada dalam Street Fighter V, maka bersiaplah untuk kecewa karena kamu tidak akan menemukannya sama sekali. Survival Mode yang ada, meskipun memberikan tantangan baru, namun tingkat kesulitan yang terlalu tinggi membuatnya sangat jarang saya mainkan. Kesimpulannya, beberapa mode inti yang disediakan Street Fighter V tidak menawarkan pengalaman yang memberikan pengalaman bermain yang terasa segar di setiap kali kamu memainkannya, kecuali ketika kamu bermain online. Sayangnya, mode online dari Street Fighter V mengalami kendala di saat peluncuran. Server seringkali mengalami gangguan dan koneksi yang terputus membuat permainan saat online terasa sangat menyebalkan. Padahal, kalau mode online ini bisa berjalan dengan baik, saya rasa pengalaman dalam Street Fighter V bisa jauh lebih menyenangkan. KesimpulanRasanya tidak banyak lagi yang bisa dibahas dalam Street Fighter V. Meski memiliki gameplay yang sangat dalam, konten yang disediakan Capcom untuk seri game fighting teranyarnya tidak bisa dibilang memuaskan. Dengan minimnya aktivitas yang bisa kamu lakukan dalam Street Fighter V, mungkin hal tersebut bisa membuat banyak gamer baru menjauhi game fighting ini terutama dengan harganya yang dipatok seperti sebuah full game. Ke depannya, Capcom memang berencana untuk melakukan update seperti karakter baru dan hal tambahan lainnya untuk Street Fighter V. Namun, melihat kondisinya sekarang, mungkin sebagian dari kamu akan lebih suka untuk menunggu sampai Capcom “menyelesaikan” Street Fighter V sampai benar-benar utuh terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membelinya. PlayStation Store Asia: Street Fighter V, Rp749.000 Steam Link: Street Fighter V, Rp. 797.417
The post Review Street Fighter V – Kering Konten appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
GAMPIL: Aplikasi untuk Mengurus Perizinan UKM dari Pemkot Bandung Posted: 26 Feb 2016 02:23 AM PST Melihat potensi perkembangan teknologi di tanah air yang kian menanjak, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung belum lama ini memperkenalkan aplikasi GAMPIL untuk mendorong ekosistem UKM ke ranah digital. GAMPIL, yang merupakan singkatan dari gadget application mobile for license, tersedia untuk platform Android. Ridwan Kamil yang menghadiri peluncuran Gampil pada Kamis (25/2) menyatakan bahwa melalui aplikasi ini, ekosistem UMKM akan mudah mendapat perizinan usaha kapan pun dan di mana pun. Pria yang akrab disapa Emil itu menuturkan bahwa aplikasi ini terdiri dari tiga bagian terpisah, yakni aplikasi untuk warga, aplikasi untuk kecamatan setempat, dan aplikasi untuk Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT). Warga yang mendaftar selanjutnya akan diverifikasi pihak kecamatan setempat, kemudian BPPT melakukan pendataan akhir. "Bila ada yang kurang dipahami oleh warga dalam proses pendaftarannya, bisa langsung datang ke kantor kecamatan atau BPPT," tambahnya. Lebih lanjut, Ridwan Kamil menyebutkan kalau aplikasi ini dikembangkan sebagai wujud keberpihakan Pemkot terhadap para pelaku UMKM atau UKM. Menurut dia, mereka adalah tulang punggung perekonomian kota yang pantas mendapatkan berbagai kemudahan, terutama dalam mengurus perizinan. Ia mengungkapkan:
Menteri Koperasi dan UKM, Puspayoga mengapresiasi terobosan yang dibuat pemkot Bandung. Ia berharap agar aplikasi ini bisa diterapkan di semakin banyak kota di Indonesia. Baca juga: Ingin Bantu UKM, Modalku Berikan Kemudahan Pinjaman Modal Bagi pelaku UMKM yang ingin mencoba aplikasi ini, bisa mengunduh GAMPIL melalui: Layanan lainnya yang menitikberatkan pada penggiringan ekosistem UMKM ke ranah digital juga dilakukan Facebook dengan program Go-Online. Menjamurnya potensi bisnis yang dimiliki UMKM memang tidak bisa dipandang sebelah mata, karenanya sudah seharusnya banyak pihak yang bekerja sama untuk membawanya ke ranah digital. (Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah; Sumber gambar Youngsters) The post GAMPIL: Aplikasi untuk Mengurus Perizinan UKM dari Pemkot Bandung appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Bagaimana Tren dan Kondisi Co-working Space di Dunia? Posted: 26 Feb 2016 01:10 AM PST Berlokasi di Ayung Resort, sebuah resort cantik di Ubud, Bali, Coworking Unconference Asia (CUASIA), sebuah acara yang mengumpulkan para pegiat co-working space dari seluruh Asia, diselenggarakan untuk kedua kalinya di Bali. Salah satu topik menarik yang dibahas di acara ini adalah mengenai survei tentang tren dan data perkembangan co-working space di dunia, termasuk Indonesia. Survei tersebut dilakukan oleh Mike LaRosa dari Coworkaholic, sebuah media online yang membahas tentang co-working space, dan Carsten Foertsch dari Deskmag, sebuah majalah yang mengulas tentang co-working space di seluruh dunia. Keduanya telah melakukan riset tentang perkembangan co-working space di dunia setiap tahun sejak 2012. Dan berikut adalah fakta-fakta menarik tentang tren dan kondisi co-working space di dunia. Kerja sama antar co-working spaceMike memulai presentasi tentang survei co-working space global dengan menjelaskan tentang tren pada tahun 2016. Tren pertama adalah kerja sama antar co-working space. Tren ini muncul karena banyak orang mulai sadar apabila co-working space merupakan bisnis jangka panjang, seperti mendirikan sebuah hotel. Sehingga kerja sama sangat diperlukan untuk bisa bertahan. Mike memberikan contoh kerja sama yang dilakukan antara dua co-working space, yaitu Grind dan Verizon. Grind merupakan sebuah co-working space baru di New York. Walau demikian, kerja sama tersebut memungkinkan Grind melakukan ekspansi dengan cepat. Ini dilakukan dengan cara menggunakan tempat-tempat kosong milik Verizon. Timbal balik yang diberikan adalah bagi hasil antara kedua perusahaan. Hybridization dan specializationCo-working space tradisional biasanya hanya berupa tempat kerja yang dilengkapi dengan meja dan koneksi internet yang memadai. Namun, konsep tersebut tampaknya sudah berubah. Sejak tahun 2015, sebuah konsep baru dengan tema "hybridization and specialization," atau disebut juga dengan co-working 2.0, sudah mulai bermunculan. Sebagai contoh, co-working space dengan konsep hybridization adalah Brooklyn Explore Academy. Pada dasarnya ini adalah tempat penitipan anak. Kini, Brooklyn Explore juga menyediakan sebuah tempat kerja yang bisa disewa dengan tarif $15 (sekitar Rp200.000) per jam. Sehingga orang tua bisa memantau anak-anak mereka sambil bekerja. Sedangkan contoh co-working space dengan konsep specialization, atau secara khusus menyasar pengguna atau pasar tertentu, adalah NextSpace. Awalnya, NextSpace hanya membuka co-working space untuk bekerja. Kemudian mereka melakukan ekspansi dengan membuka NextKids, tempat khusus yang digunakan untuk menjaga anak-anak. Munculnya software khusus untuk mengelola co-working spaceDari hasil survei yang telah dilakukan Mike dan Carsten, terdapat sekitar 7.800 co-working space di dunia. Angka tersebut telah menarik minat para developer untuk mengembangkan software khusus untuk mengelola co-working space. Beberapa software yang telah tersedia bagi pemilik co-working space adalah Cobot, Happy Desk, dan Desktime. Software tersebut telah menyediakan berbagai fitur untuk mengelola pegawai, program, dan juga anggota di tempat tersebut. Ada juga perusahaan yang menyediakan software white label, seperti HubCreate dan Nexudus. Mereka menyediakan software lengkap untuk mengelola ekosistem co-working space. Potensi bisnis yang baruAnggota, interior tempat, dan lokasi telah menarik minat bagi sejumlah perusahaan untuk bekerja sama dengan sebuah co-working space. Salah satu pemain di ranah ini adalah CoActivate Network, sebuah agensi yang mendedikasikan layanan kampanye marketing di co-working space. Proyek yang pernah dilakukan adalah kampanye di sejumlah co-working space dari berbagai kota sekaligus. Sehingga klien mereka, yaitu Freshbook, mendapatkan hasil marketing yang tidak pernah mereka peroleh sebelumnya. Tidak hanya individu, ada juga keluarga yang memilih hidup sebagai Digital NomadBanyak individu yang telah menemukan co-working space menarik, kemudian memutuskan untuk bekerja dari satu tempat co-working ke tempat lainnya. Ini telah menjadi pilihan hidup bagi sejumlah orang yang diteruskan bahkan setelah mereka berkeluarga. Faktor lain mengapa hal ini menjadi tren adalah karena sejumlah orang ingin mencari keseimbangan antara pekerjaan dan waktu dengan keluarga mereka. Sehingga, dengan membawa serta keluarga, mereka bisa mereka akan mendapat kualitas hidup yang lebih baik. Coworcation semakin berkembang dan populerCoworcation merupakan sebuah konsep ketika kamu bisa bekerja dan berlibur di waktu yang bersamaan. Tren ini mulai meningkat, khususnya di perusahaan-perusahaan yang memungkinkan karyawan mereka untuk bekerja secara remote. Kondisi ini juga telah mendorong penyedia jasa travel untuk mengembangkan paket mereka. Beberapa startup bahkan menyediakan layanan khusus untuk melakukan coworcation, seperti Copass dan Coworking Camp, yang menyediakan paket liburan dan tempat kerja di co-working space. Perkembangan jumlah co-working space dan anggotanyaPresentasi selanjutnya dibawakan oleh Carsten mengenai survei kondisi co-working space global. Pertama adalah tentang jumlah co-working space di dunia. Dari hasil survei yang telah dilakukan, pada tahun 2015 terdapat 7.800 co-working space di dunia dengan total anggota mencapai 510.000. Angka tersebut meningkat menjadi 0.100 co-working space di tahun 2016 dengan total 735.000 anggota. Lalu, pada tahun 2017, jumlah ini diprediksi mengalami peningkatan menjadi 12.700 co-working space dengan total anggota mencapai satu juta. Kemudian, Carsten menjelaskan tentang jumlah anggota di sebuah co-working space. Berdasarkan hasil riset tersebut, pada tahun 2012 hingga 2013 rata-rata anggota berkisar antara 30 orang. Setahun berikutnya meningkat menjadi 52 orang. Lalu, pada antara tahun 2015 – 2016, jumlah anggotanya meningkat menjadi rata-rata 76 orang. (Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah) The post Bagaimana Tren dan Kondisi Co-working Space di Dunia? appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Posted: 25 Feb 2016 11:55 PM PST Update – 26 Februari 2016Akhirnya pertanyaan saya seputar kapan versi Android Assassin’s Creed Identity terjawab sudah. Selang beberapa jam setelah versi iOS dirilis, situs Android Authority mengabarkan bahwa versi Android dari game ini nantinya akan dirilis pada musim semi atau sekitar 20 Maret hingga 19 Juni 2016. Nah pertanyaannya sekarang, mengingat tampilan grafis game ini cukup bagus untuk ukuran game mobile, kira-kira berapa kebutuhan minimal GPU yang diminta Assassin’s Creed Identity? Semoga saja informasi tentang hal ini terjawab dengan sendirinya ketika Ubisoft merilis Assassin’s Creed Identity di Google Play Store nanti. Oh ya … untuk kamu yang menggenggam perangkat iOS dan telah membeli game ini, saya ucapkan: selamat bermain! Artikel Asli – 25 Februari 2016Melanjutkan berita dari awal bulan yang ditulis oleh Iqbal, tanggal 25 Februari ini merupakan hari di mana penantianmu untuk menjajal versi mobile dari petualangan ala Assassin’s Creed segera berakhir. Pasalnya seperti yang dijanjikan kemarin, Ubisoft hari ini akan merilis Assassin’s Creed Identity di iOS setelah melalui masa soft launch sejak 2014 silam. Dua tahun memang bukanlah waktu yang sedikit untuk sebuah soft launch. Apalagi mengingat Identity awalnya terkesan seperti sebuah game mobile yang layak muncul bersamaan dengan Assassin’s Creed Unity di console dan PC tahun 2014 lalu. Namun penantian yang terbilang cukup lama tadi sepertinya akan berakhir manis, karena berdasarkan dari beberapa video yang saya sertakan di bawah ini (serta membaca ulasan preview dari Glenn), tampaknya Assassin’s Creed Identity berpotensi menjadi salah satu game action untuk mobile terbaik di tahun 2016. Sekadar pengingat bagi kamu yang mungkin telah melewatkan berita seputar game ini sebelumnya. Assassin’s Creed Identity merupakan sebuah action RPG yang akan membawamu ke dalam aksi seorang assassin di zaman Renaissance Italia. Pengerjaan game mobile Assassin’s Creed kali ini melibatkan Studio Blue Byte yang dulu dikenal lewat game strategi klasik seperti The Settlers dan serial Anno yang keduanya cukup populer di PC. Berbeda dengan game mobile dari seri Assassin’s Creed sebelumnya, kali ini Ubisoft menyajikan petualangan open-world dengan peta yang tidak sebesar versi console, namun cukup untuk membuatmu menatap layar perangkat portabel selama berjam-jam. Bila pengalaman bermain dengan skema touch screen terasa kurang begitu menarik bagimu, maka jangan khawatir, karena kamu juga bisa menggunakan gamepad fisik untuk menikmati Assassin’s Creed Identity. Ingin tahu seperti apa pengalaman bermain Assassin’s Creed Identity? Silakan baca ulasannya di sini Saat berita ini ditulis, belum ada informasi kapan nantinya versi Android Assassin’s Creed Identity dirilis di Google Play. Namun yang pasti, versi iOS dari game ini dijual secara premium dengan kisaran harga $4,99 (sekitar Rp75.000).
The post [Update] Assassin’s Creed Identity Rilis di iOS Hari Ini Setelah Tertunda Selama Dua Tahun, Versi Android Menyusul Beberapa Bulan ke Depan appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Hugo Barra Menjelaskan Kenapa Perlu Waktu 2 Tahun untuk Mengembangkan Mi 5 Posted: 25 Feb 2016 11:11 PM PST Kehadiran Xiaomi Mi 5, yang resmi diperkenalkan Rabu (24/2) waktu setempat, dinilai sangat terlambat. Di saat vendor lain rutin merilis suksesor sebuah smartphone setahun sekali, flagship Xiaomi sebelumnya, Mi 4, kini sudah menginjak usia 18 bulan. Hugo Barra, VP urusan internasional Xiaomi, hari ini membeberkan bahwa perusahaannya "butuh waktu dua tahun untuk merancang Mi 5." Ia mengungkapkan bahwa Xiaomi perlu berhati-hati dalam merancang Mi 5 secara sempurna, serta mengeliminasi setiap kekurangan yang biasanya ditemukan pada smartphone.
Barra menyajikan presentasi di hadapan para awak media dan penggemar Mi pada perhelatan Mobile World Congress (MWC) 2016 yang bertempat di Barcelona, Spanyol. Mantan eksekutif Google ini mengatakan bahwa lamanya waktu pengembangan sepadan dengan hasil akhirnya. Mi 5 memiliki daya tahan baterai yang lebih baik dibanding ponsel saingannya dengan ukuran yang sama, namun bobotnya lebih ringan. Perubahan lainnya terdapat pada posisi kamera. Barra meyakini bahwa modul kamera terlihat sempurna disematkan di bagian kanan atas ponsel. Kamera tersebut juga tidak menonjol, seperti yang biasa kita temukan pada banyak smartphone lain. Meski demikian, Mi 5 tetap memiliki fitur image stabilization, yang sebenarnya sudah menambahkan ketebalan pada modul kameranya. Baca juga: Xiaomi Luncurkan Smartphone Flagship Terbaru Mi 5 Dengan Snapdragon 820, RAM 4GB, dan 128GB Flash Menjaga agar kamera tidak menonjol, tegas Barra, adalah "suatu tantangan desain tersendiri." Kendati Barra melontarkan pujian terhadap desain “agung” iPhone dan Samsung, ia berucap kalau Mi 5 menghindari kompromi dan kesalahan-kesalahan yang ada pada kedua flagship tersebut. Ia memberi contoh lain, yaitu bezel. Layar 5,15 inci milik Mi 5 dibenamkan pada sasis yang besarnya sama dengan sasis iPhone 6s—sementara smartphone dari Apple tersebut ukuran layarnya hanya 4,7 inci. "Kami memerhatikan desain secara mendetail supaya perangkat ini terlihat mengesankan," ujarnya, seakan menceramahi Apple beserta Jony Ive perihal bagaimana prinsip desain yang seharusnya. Masih ada satu lagi pencapaian Xiaomi. Mi 5 berbobot 129 gram, 14 gram lebih ringan dari iPhone 6s. Pergesaran pasarMi 5 datang di saat Xiaomi sedang terpuruk. Penjualanponsel sedang melambat. Para pesaing berlomba-lomba membuat smartphone terjangkau namun premium, tetapi tidak terkesan murahan. Belum lagi pergeseran pola konsumen yang cenderung memilih ponsel mewah sekaliber iPhone maupun flagship dari Huawei. Meski peluncurannya dinilai agak terlambat, namun berkat itu pula Xiaomi dapat memikirkan semua proses serta biaya secara matang, sehingga mereka dapat kembali meneruskan tradisi flagship murah. Mi 5 merupakan senjata utama bagi Xiaomi, khususnya di pasar berkembang yang para pelanggannya lebih mementingkan kualitas ketimbang gengsi dari ponsel mahal. Barra menambahkan bahwa bukanlah kebetulan jika Mi 5 terlihat sama persis dengan Xiaomi Mi Note, sebab Xiaomi telah mempelajari banyak hal dari Mi Note. Mi Note, yang notabene dirilis lebih dari satu tahun yang lalu, juga kini dirasa perlu suksesor. Baca juga: Update Xiaomi MIUI 7.1 Resmi Diluncurkan, Perangkat Apa Saja yang Kebagian? "Biar bagaimanapun Xiaomi tetaplah sebuah startup," ujar Barra, terlepas dari besarnya valuasi perusahaan yang bermarkas di Beijing ini dan raihan 70 juta penjualan smartphone mereka tahun lalu. Sebelum mulai menguraikan kehebatan Mi 5 di hadapan para penonton, Barra mengungkapkan bahwa Xiaomi memiliki 750 pegawai—"kebanyakan engineer"—yang mengembangkan MIUI, Andoid versi mereka. Jumlah itu sama dengan keseluruhan tim Android di Google ketika Barra hengkang dari raksasa mesin pencari tersebut. Jumlah itu jauh lebih banyak daripada tim hardware Xiaomi, sekaligus menekankan kutipannya pada awal presentasi bahwa "Mi" yang mewakili logo Xiaomi adalah kepanjangan dari "mobile internet." Dan itu, tegasnya, adalah DNA Xiaomi. (Diterjemahkan oleh Faisal Bosnia Ahmad dan diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah) The post Hugo Barra Menjelaskan Kenapa Perlu Waktu 2 Tahun untuk Mengembangkan Mi 5 appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
XSEED Umumkan Berbagai Detail “Besar” untuk Senran Kagura: Estival Versus Posted: 25 Feb 2016 10:36 PM PST XSEED Games selaku cabang penerbit dari Marvelous USA, Inc., akhirnya mengumumkan tanggal rilis dari judul terbaru serial game beat ’em up mereka, yakni Senran Kagura: Estival Versus. Game yang menampilkan banyak ninja cewek “berisi” ini akan dirilis ke Amerika Utara pada tanggal 15 Maret mendatang untuk PS4 dan PS Vita. Selain tanggal rilis, XSEED Games juga mengumumkan tim ninja baru yang berisi cewek-cewek seksi nan mematikan. Tim yang terdiri dari Sayuri, Ryōki, Renka, Hanabi, dan Kafuru ini memiliki kemampuan berubah bentuk dan Ninja Arts yang kuat untuk bertempur. Kamu dapat melihat aksi mereka yang “bergoyang” ini di trailer baru berjudul “Overseers of the Festival” di bawah. Apabila kamu merupakan seorang penggemar Senran Kagura, maka kamu tidak boleh melewatkan edisi terbatas dari Estival Versus yang diberi nama Endless Summer. Versi mana pun yang kamu beli masing-masing akan terdapat art book setebal 108 halaman, satu dari sepuluh kartu hologram yang dipilih secara acak, dan soundtrack yang terdiri dari dua CD berisikan 70 lagu dari game Senran Kagura: Estival Versus. Senran Kagura: Estival Versus akan memiliki lebih dari dua lusin karakter, menjadikannya game Senran Kagura dengan karakter terbanyak sejauh ini, ditambah dengan gerakan dan cerita baru. Kamu juga bisa melakukan pertandingan online yang mampu menampung sepuluh orang untuk versi PS4 dan empat orang untuk versi PS Vita. Mengenai harga, XSEED menyatakan bahwa versi fisik terbatas, Endless Summer, akan diberi harga sebesar $59.99 (sekitar Rp800.000) untuk PS4 dan $49.99 (sekitar Rp669.000) untuk versi PS Vita. Bagi kamu yang lebih menyukai versi digital maka XSEED akan merilisnya dengan harga $49.99 untuk versi PS4 dan $39.99 (sekitar Rp535.000) untuk versi PS Vita. Di dalam Senran Kagura: Estival Versus sebuah fenomena mistis mengirimkan para ninja cewek nan seksi ke dunia paralel untuk berhadapan dengan rival mereka di dalam sebuah pertempuran baru. Lihat juga video gameplay berdurasi 25 menit, yang akan membuatmu menarik napas di sini.
The post XSEED Umumkan Berbagai Detail “Besar” untuk Senran Kagura: Estival Versus appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Custom Blurring, Fitur Terbaru YouTube untuk Menyensor Hal-Hal Sensitif dalam Video Posted: 25 Feb 2016 08:20 PM PST Pernahkah kamu mengunggah sebuah video di YouTube, namun ternyata ada data pribadi kamu atau hal-hal sensitif lain yang terselip di dalamnya? Hal itu akan menjadi dilema, karena apabila kamu menghapus video tersebut, maka kamu akan kehilangan jumlah kunjungan dan komentar yang mungkin telah cukup banyak. Untuk mengatasi situasi tersebut, kemarin (25/2), YouTube merilis fitur Custom Blurring. Dengan fitur ini, pemilik video di YouTube bisa menambahkan efek blur pada objek tertentu dalam video mereka. Menariknya, efek tersebut bisa terus mengikuti pergerakan objek tersebut hingga akhir video. Telah dikembangkan sejak tahun 2012YouTube sebenarnya sudah pernah membuat fitur serupa pada tahun 2012. Namun saat itu, efek blur hanya bisa dibuat pada objek yang berupa wajah manusia. Fitur tersebut dibuat oleh YouTube dalam rangka melindungi privasi orang-orang yang tidak sengaja terekam dalam video-video koleksi mereka.
Seiring berjalannya waktu, YouTube mendapat masukan kalau mereka juga perlu membuat fitur yang sama untuk hal-hal lainnya, seperti pelat nomor kendaraan, alamat rumah, atau nomor telepon pribadi yang tidak sengaja terekam. Itulah yang menjadi alasan di balik kehadiran fitur Custom Blurring ini. Bisa digunakan untuk lebih dari satu objekUntuk menggunakan fitur Custom Blurring, kamu harus masuk ke halaman Video Manager pada akun YouTube kamu. Di halaman tersebut, pilih Edit > Enhancements pada video yang akan diberi efek blur. Sayangnya fitur ini tidak bisa digunakan untuk video yang berdurasi lebih dari 2 jam atau yang telah mendapat lebih dari 100.000 kunjungan. Setelah masuk ke halaman Edit Enhancements, kamu harus masuk ke tab Blurring Effect, lalu pilih Custom Blurring > Edit. Untuk menentukan objek yang akan diberi efek blur, cukup bentuk area berbentuk kotak mengelilingi objek tersebut. Area tersebut masih bisa kamu pindahkan dan ubah ukurannya apabila kamu belum menekan tombol Save. Secara default, efek blur akan terus mengikuti objek tersebut. Apabila kamu ingin efek blur tersebut agar tetap diam, kamu bisa memberikan tanda Lock pada timeline yang berada di bagian bawah layar. Di timeline tersebut, kamu juga bisa menentukan kapan efek blur akan mulai muncul dan hilang. Baca juga: Kumpulan YouTuber Wanita di Indonesia Paling Populer Apabila kamu ingin memberikan efek blur pada lebih dari satu objek, kamu bisa melakukan hal yang sama pada objek lain di dalam video. Setelah selesai, kamu bisa menyimpannya sebagai pengganti dari video sebelumnya dengan menekan tombol Save, atau menyimpannya sebagai video baru dengan memilih Save as New Video. YouTube membuat fitur Custom Blurring ini dengan maksud untuk melindungi privasi personal yang sering terekam dalam video secara tidak sengaja. Namun, dalam penerapannya, fitur ini juga bisa berguna untuk melakukan sensor terhadap hal-hal sensitif lain, seperti penggunaan merek komersial, gambar yang terlalu sadis, atau hal-hal yang berbau pornografi. Khusus untuk pornografi, hal ini sedang menjadi isu yang banyak diperbincangkan di tanah air. Dengan kehadiran fitur Custom Blurring, seorang pembuat video di YouTube bisa dengan mudah melakukan sensor pada video mereka—apabila mereka terpaksa harus melakukannya. Semoga saja fitur ini tidak digunakan secara berlebihan sehingga mengganggu kita ketika menonton sebuah video. (Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah) The post Custom Blurring, Fitur Terbaru YouTube untuk Menyensor Hal-Hal Sensitif dalam Video appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Tak Hanya Satu, Capcom Berencana Merilis Lagi Tiga Versi Remaster Resident Evil di Tahun Ini! Posted: 25 Feb 2016 08:00 PM PST Mengikuti apa yang sebelumnya dilakukan oleh Capcom terhadap Resident Evil 0 di awal tahun 2016, mereka berencana untuk melanjutkan proses remaster ke tiga game Resident Evil sekaligus, yakni Resident Evil 4, Resident Evil 5, dan Resident Evil 6. Versi remaster dari ketiga game tersebut rencananya akan dirilis untuk console PS4 dan Xbox One pada tahun ini. Sebagaimana yang diumumkan oleh Capcom lewat situs komunitas mereka, versi remaster dari ketiga Resident Evil ini nantinya akan dirilis dalam periode waktu yang berbeda, yaitu Resident Evil 6 pada bulan Maret, Resident Evil 5 pada musim panas (sekitar Juni hingga Agustus), dan terakhir Resident Evil 4 pada musim gugur (antara September hingga November) 2016. Sama halnya dengan kasus remaster Resident Evil 0, ketiga game di atas nantinya akan memperoleh segelintir peningkatan kualitas presentasi seperti penajaman tekstur grafis, perbaikan frame rate, serta mendapatkan segala konten DLC yang dirilis oleh Capcom (kecuali Resident Evil 4, karena memang game tersebut dirilis pada masa praktek jual beli DLC belum berjaya). Tahun ini sepertinya Capcom memang lebih banyak berfokus untuk merilis ulang beberapa game lama mereka dibandingkan merilis sesuatu yang baru bagi kita semua. Hal ini mereka terapkan tak hanya di satu francis game saja. Beberapa game selain Resident Evil yang juga tergolong klasik seperti Devil May Cry dan Megaman pun tak luput dari fokus model bisnis remaster mereka. Sebagai mantan penggemar Resident Evil yang melewatkan beberapa seri terbaru game ini (khususnya di seri kelima dan keenam), kehadiran remaster dari kedua game tadi seolah membuka jalan bagi saya untuk sekali lagi mengikuti kisah kiamat zombi. Meskipun bagi saya sendiri jalan ceritanya sudah terlalu memaksa untuk diikuti (terutama di iterasinya yang keenam). Capcom berencana untuk membanderol ketiga versi remaster dari Resident Evil di atas seharga $19,99 (sekitar Rp268.000) masing-masing. Bila kamu belum sempat bermain salah satu dari ketiga game Resident Evil tadi, maka kemunculan versi remaster nanti bisa menjadi alasan untuk menambahkannya ke dalam koleksi game kamu sambil memperingati hari jadi Resident Evil ke-20 pada 22 Maret nanti.
Sumber: Capcom The post Tak Hanya Satu, Capcom Berencana Merilis Lagi Tiga Versi Remaster Resident Evil di Tahun Ini! appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Di dalam Startup yang Hebat, Terdapat Kultur yang Kuat Posted: 25 Feb 2016 08:00 PM PST Selama beberapa abad ke belakang, ada petuah bijak yang mengatakan bahwa groupthink (kecenderungan sebuah kelompok untuk menjaga harmonisasi antar anggota dengan cara meminimalkan perselisihan atau konflik dalam menyuarakan pendapat) adalah buah dari budaya persatuan. Dengan kata lain, seiring dengan semakin akrabnya jalinan hubungan antar para anggota kelompok, mereka akan lebih jarang mengutarakan ketidaksetujuan terhadap suatu pendapat. Ini berdampak pada munculnya keputusan yang mungkin akan merugikan kelompok itu. Petuah tersebut terus dipegang teguh hingga baru-baru ini, ketika para peneliti menyadari bahwa mereka yang menentang ternyata benar. Adam Grant, dalam bukunya yang berjudul Originals: How Non-Conformists Move the World, mengutip sebuah kajian yang menganalisis keputusan strategis tujuh manajemen perusahaan dari Fortune 500—atau 500 perusahaan paling berpengaruh di dunia. Para peneliti menemukan bahwa kelompok yang solid ternyata mampu menghasilkan keputusan bisnis yang lebih baik. Kesimpulan yang sama juga ditemukan dalam kajian lain yang membahas lingkaran politik. Alih-alih menentang perbedaan pendapat, solidaritas kelompok dipercaya dapat meningkatkan komunikasi. Karena anggotanya merasa aman dalam menjalankan tugasnya masing-masing, mereka tak takut untuk beradu pendapat dengan anggota lain. Baca juga: Apakah Kemajuan Teknologi Berbanding Lurus dengan Kesejahteraan Masyarakat? Kesuksesan dan solidaritasKorelasi yang sama antara kesuksesan dengan solidaritas telah ditemukan dalam sebuah wadah yang bernama startup. Pada medio 90-an, para peneliti berdiskusi dengan lebih dari 200 perusahaan di Silicon Valley untuk mencari tahu startup seperti apa yang cenderung sukses. Mereka membagi startup dalam tiga kategori utama: 1. Profesional: Perusahaan ini mengutamakan pegawai yang memiliki keterampilan khusus yang mereka perlukan. Contoh, keterampilan bahasa pemrograman seperti JavaScript. 2. Bintang: Alih-alih menjaring pegawai yang memiliki keterampilan khusus, startup ini lebih memilih kandidat yang paling cerdas. Jadi, ketimbang mempekerjakan developer yang telah ahli dalam JavaScript, mereka cenderung akan lebih memilih developer yang tak begitu ahli dalam JavaScript, namun punya kemampuan untuk mempelajarinya dalam waktu yang singkat. 3. Komitmen: Startup kategori ini tak hanya mencari calon pegawai yang terampil ataupun cerdas. Mereka akan memilih pegawai yang sepaham dengan prinsip dan nilai-nilai perusahaan. Perusahaan yang termasuk ke dalam dua kategori memotivasi karyawannya dengan memberi kebebasan, namun memberikan tugas-tugas yang berat. Sedangkan perusahaan ketiga mencoba membangun hubungan yang kuat antar para pegawai. Adam Grant menulis:
Para peneliti mengkaji startup pada medio 90-an yang berhasil bertahan hingga tahun 2000. Mereka menemukan bahwa ada satu kategori yang berhasil keluar menjadi yang terbaik: yaitu perusahaan yang mengedepankan komitmen. Yang lebih mengejutkan, tak ada satupun perusahaan dalam kategori itu yang gagal. Baca juga: 5 Alasan Kenapa Kamu Harus Membangun Usaha Kecil, Bukan Startup Kerugian dari kultur solidaritasKultur yang kuat memang sedikit menguntungkan. Studi yang dilakukan di Silicon Valley menemukan bahwa startup yang menganut skema komitmen punya peluang bagus untuk tetap bertahan hingga menjadi perusahaan publik. Kendati demikian, kinerja mereka jauh tertinggal dibandingkan kategori bintang dan profesional dalam urusan melantai di bursa. Masalahnya, karena perusahaan yang berfokus pada komitmen tertarik pada pegawai yang memiliki pemikiran yang sejalan, perusahaan tersebut secara bertahap menjadi perusahaan yang homogen dalam hal pemikiran. Pegawai yang tak sepaham akan mengundurkan diri ataupun diberhentikan.
Keuntungan menggunakan metode radical candor, yaitu ketika mengutarakan maksud dan tujuan dalam berkomunikasi secara gamblang, akan berkurang jika suatu pendapat terus menerus didukung tanpa melalui evaluasi terlebih dulu. Adam dalam bukunya mengutip studi yang menemukan bahwa munculnya pendapat minoritas cenderung dapat menggiring ke arah diskusi yang lebih menarik—sehingga menghasilkan keputusan yang lebih baik. Jadi bagaimana cara seseorang memelihara kultur yang kuat namun tidak mengurangi keberagaman pendapat? Mengangkat seorang devil's advocate (orang yang menentang argumen orang lain, bukan karena tak setuju namun hanya ingin menguji validitas argumen tersebut) tak akan berhasil, ujar Adam. Sebab, berdasarkan penelitian, menunjuk orang seperti itu, yang tidak berdebat dengan tulus, tak akan begitu membantu. Budayakan sikap berargumen dalam perusahaanSolusinya dapat ditemukan di Bridgewater Associates, salah satu layanan keuangan paling sukses di dunia. Mereka adalah perusahaan dengan budaya yang kuat—ada lebih dari 200 peraturan yang harus dipatuhi setiap pegawainya. Namun perusahaan ini juga mendorong para pegawainya untuk menyampaikan gagasan. Perusahaan ini mengevaluasi para pegawainya berdasarkan seberapa sering mereka menyuarakan pendapat, dan akan memecat pegawai yang terlalu penurut. "Jangan sampai loyalitas menghambat kejujuran dan keterbukaan. Tak ada pendapat yang membangun jika pendapat itu tak pernah disampaikan," itulah salah satu bunyi aturan mereka. Namun peraturan-peraturan ini tak sama dengan perintah Tuhan. Bridgewater juga berharap para pegawainya dapat "mempersoalkan" peraturan tersebut. Adam menulis, "Selama pelatihan, ketika para pegawai mempelajari peraturannya, mereka terus bertanya kepada para koleganya: Apa kalian setuju?" Hanya dalam kultus atau agama nilai masyarakat tak dapat diubah. Sedangkan bagi perusahaan yang ingin berumur panjang, mereka harus memiliki fondasi yang luwes seperti ini. Baca juga: Dari Gmail sampai Instagram, Banyak Hal Besar yang Berawal dari Proyek Sampingan (Diterjemahkan oleh Faisal Bosnia Ahmad dan diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah) The post Di dalam Startup yang Hebat, Terdapat Kultur yang Kuat appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
You are subscribed to email updates from Tech in Asia Indonesia. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
No comments:
Post a Comment