Game Di Indonesia |
- Dark Souls Mendapatkan “Spin-off” untuk Mobile Berjudul Slashy Souls
- [Artistalk] Berkarya dengan Cara Mengonsumsi Karya Lain – Wawancara dengan Viananda Andrias dari Nightspade
- Rangkuman Berita Teknologi Minggu Ini (28/2): iPhone Terbaru Akan Meluncur Akhir Maret, WhatsApp Stop Dukung BlackBerry, dan Kerja Sama Huawei dengan Leica
- Weekend Bareng TIA Episode 7 – Street Fighter V Belum Beres?
Dark Souls Mendapatkan “Spin-off” untuk Mobile Berjudul Slashy Souls Posted: 28 Feb 2016 06:00 PM PST Pernahkah kamu membayangkan bagaimana jika Dark Souls kemudian benar-benar dibuatkan oleh Bandai Namco ke dalam bentuk game mobile? IRE: The Blood Memory, maka bersiaplah untuk kecewa, karena kamu justru akan menemukan sebuah game mobile yang benar-benar berbeda. hack and slash yang seru layaknyaPenerbit dari serial Dark Souls, Bandai Namco baru-baru ini telah bekerja sama dengan distributor game asal Amerika, GameStop untuk membuat sebuah spin-off dari Dark Souls. Game mobile gratis berjudul Slashy Souls yang dibuat untuk mempromosikan Dark Souls III di GameStop Amerika tersebut rencananya akan rilis untuk iOS dan Android mulai hari ini. Lantas bagaimana dengan model permainannya? Well, sebagai salah seorang mantan pemain Dark Souls, terus terang saya agak kecewa melihat penampilan Slashy Souls yang tak seperti apa yang saya harapkan dari sebuah spin-off game Dark Souls. Dengan memadukan aksi runner dengan hack and slash, game ini lebih banyak mengingatkan saya akan Dark Lands, hanya saja tanpa melibatkan aksi platforming yang ekstrem dan lebih menekankan sisi fan service bagi mereka yang pernah bermain Dark Souls. Untungnya Bandai Namco tidak melibatkan From Software dalam pembuatan game ini, karena itu jelas-jelas bisa merusak reputasi developer yang karyanya jelas-jelas cukup dikagumi banyak orang. Lantas apakah ini menjadikan Slashy Souls sebagai fan service yang jelek? Hmm … saya sendiri tidak bisa berkata banyak karena memang game ini belum tersedia di Play Store dan App Store Indonesia. Namun yang jelas saat Slashy Souls dirilis, saya akan menjawab rasa penasaran saya dengan mencoba game spin-off Dark Souls ini lewat perangkat iOS atau Android yang saya punya. Sumber: Polygon The post Dark Souls Mendapatkan “Spin-off” untuk Mobile Berjudul Slashy Souls appeared first on Tech in Asia Indonesia. This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now |
Posted: 28 Feb 2016 04:31 AM PST Sepertinya sudah menjadi kebiasaan tersendiri bagi saya untuk mengawali Artistalk yang semakin tidak jelas jadwalnya dengan kalimat “sudah cukup lama semenjak terakhir kali saya menyajikan kamu dengan segmen ini.” Pernyataan itu benar adanya karena terakhir kali saya menyajikan kamu semua dengan seri artikel ini adalah bulan Desember 2015 kemarin. Pada kesempatan kali ini saya mewawancarai Viananda Andrias, seorang artis dari Nightspade yang berbasiskan di Bandung. Kira-kira bagaimana kisah pemuda dari Kota Kembang ini? Cek langsung di bawah. Halo Vian, bisa cerita sedikit tentang siapa kamu ke para pembaca?Halo, nama saya Viananda Andrias, biasa disapa Vian. Saya adalah seorang artis 2D/3D merangkap creative director di sebuah studio game Indonesia yang bernama NIGHTSPADE. Spesialisasi saya adalah berkarya melalui media visual dalam bentuk ilustrasi digital dan lettering. Boleh cerita bagaimana kamu bisa jadi seorang ilustrator profesional?Saat masih kecil, saya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Mulai dari baca komik, menggambar, main game, hingga nonton serial kartun di hari Minggu. Dulu saya tidak pernah tahu kalau menggambar pun ada lesnya, jadi saya belajar menggambar dengan meniru apa yang saya temukan pada komik dan majalah. Selama duduk di bangku sekolah, setiap ada sisi kosong dari buku tulis maupun cetak, pasti saya penuhi dengan coretan gambar. Kadang panik sendiri kalo buku-buku itu mesti dikumpulkan buat dinilai soalnya kalo ketahuan guru pasti kena omel. ^ ^; Menjelang kelulusan SMA, saya sempat terpikir untuk melanjutkan kuliah di jurusan Komunikasi. Saya baru menemukan ada Fakultas Seni Rupa dan Desain pada detik-detik terakhir penutupan pendaftaran kuliah. Otomatis, saya langsung banting setir dan mendaftarkan diri. Sejujurnya, saya tidak pernah punya niat khusus untuk menjadi seorang ilustrator. Bahkan pada awalnya, saya tidak tidak tahu bahwa profesi tersebut adalah sebuah pilihan karier. Bagi saya, menggambar adalah suatu hal yang saya gemari dan akan terus saya lakukan dengan ataupun tanpa menambah penghasilan. Bagaimana kamu bisa terjun ke industri game?Proyek Tugas Akhir (TA) semasa kuliah kebetulan berhubungan dengan video game. Saya bersama dua orang teman lainnya dari jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) memutuskan untuk membuat proyek TA terintegrasi. Temanya adalah "Pelestarian 3 Satwa Langka di Indonesia" yaitu Elang Jawa, Komodo, dan Arwana Merah. Dalam proyek ini, saya sebagai mahasiswa sub jurusan Desain Grafis bertugas untuk membuat concept art secara keseluruhan. Sedangkan dua orang teman lainnya, Sakina Fathiani sebagai mahasiswa sub jurusan Multimedia dan Animasi bertugas mengerjakan playable prototype dan Hasna Tsaniya sebagai mahasiswa sub jurusan Periklanan, menangani kampanye dan strategi marketing dari proyek video game yang kami namai AMAGO, singkatan dari Amazing Animals of the Archipelago. Setelah lulus kuliah, kami bertiga direkrut untuk bergabung bersama NIGHTSPADE. Boleh tahu game apa saja yang pernah kamu kerjakan, dan apa yang paling berkesan sejauh ini?Bagi saya, AMAGO merupakan gerbang menuju industri video game. Semenjak saat itu, AMAGO berhasil memenangkan peringkat pertama dalam kategori Mobile Game di acara Indonesia Information and Communication Technology Award 2011 (INAICTA 2011) dan masuk nominasi di acara Asia Pacific Information and Communication Technology Alliance 2011 (APICTA 2011) yang diadakan di Thailand. Selama bekerja di NIGHTSPADE, saya menangani brand permen lolipop Spanyol, Chupa Chups, menghasilkan dua advergame berjudul Tongue Master dan Give A Dam. Bersama dengan penerbit game asal Amerika Serikat, Gamenauts, kami menghasilkan sebuah game bernama Nuclear Outrun. Sedangkan dengan penerbit asal Jepang, DeNA, kami menghasilkan sebuah game bernama Heroes Unite! Sambil bekerja, saya melanjutkan sekolah pascasarjana yang diakhiri dengan proyek tesis bernama FABULA, sebuah media storytelling fabel memanfaatkan teknologi motion-tracking untuk anak berusia 4-6 tahun. Kajian yang saya tulis memberikan saya kesempatan untuk mengikuti riset teknologi di Keio Media Design sekaligus menghadiri International Conference for Asia Digital Art and Design Association 2014 (ADADA 2014) yang bertempat di Akihabara. FABULA pun berhasil meraih juara 2 dalam lomba Intel® RealSense App Challenge 2015. Namun pengalaman yang paling berkesan sampai saat ini adalah program GameFounders Asia yang saya ikuti tahun lalu. GameFounders mengumpulkan studio game dari berbagai penjuru dunia untuk menjalani rangkaian seminar, mentoring, business coaching, play testing, dan pitch-training selama 3 bulan di Kuala Lumpur. Cek lebih lanjut soal GameFounders di sini! Topik yang diulas sangat bervariasi dan menyeluruh, mulai dari resource management dalam sebuah studio, step-by-step dalam proses game design, tips pembuatan prototipe, taktik monetisasi dalam game freemium, marketing dalam video game, dan seterusnya. Para peserta juga mendapatkan kesempatan untuk berkonsultasi langsung dengan berbagai pakar yang pernah terlibat dalam proses produksi berbagai judul game kelas dunia. Selain itu, peserta juga diberi kesempatan untuk berkunjung sebagai ekshibitor ke Game Developer Conference (GDC China) di Shanghai dan pitching pada event SLUSH di Helsinki. Bagaimana pandangan kamu tentang industri video game di Indonesia sekarang? Apa harapan kamu ke depannya?Kalau dari sisi teknis produksi, saya rasa sama sekali tidak ada masalah dengan studio game independen di Indonesia. Menurut saya video game Indonesia sudah siap diadu dengan buatan luar negeri. Sayangnya, kita masih sering melupakan sisi bisnis, manajemen, dan marketing dalam video game. Karena sebagus apapun produk yang dibuat, akan sia-sia kalau tidak ada yang tahu tentang produk tersebut, apalagi untuk membelinya. Karena industri video game di Indonesia masih sangat muda dan dukungan dari pemerintah masih sangat terbatas, salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh studio game lokal adalah lebih aktif dalam mencari dan mengikuti berbagai pelatihan yang berkaitan dengan industri video game. Harapan saya ke depan, nantinya akan lebih banyak lagi sesi sharing dan gathering yang diadakan oleh perhimpunan developer game lokal agar dapat mengembangkan industri video game lokal secara bersama-sama. Selain video game, biasanya kamu mengerjakan ilustrasi untuk media apa lagi?Selain video game, saya suka membuat ilustrasi fan art dan lettering art, stiker LINE (Slow Life with Alex vol.2), dan sesekali mengambil kerjaan lepas sebagai desainer grafis. Belakangan ini, saya sedang mengerjakan proyek game horor personal berjudul Maghrib. Biasanya apa yang menjadi inspirasi kamu dalam mengerjakan karya-karyamu?Apapun bisa menginspirasi saya. Serial TV, film, anime, video game, artikel random yang saya temukan di internet, novel fiksi, karya orang lain, obrolan yang tidak sengaja saya dengar, pengalaman pribadi, dan kombinasi tak terhingga yang tercipta dari gabungan segala hal di atas. Bagi saya, ilustrasi adalah pekerjaan yang tidak terpisahkan dengan permainan. Untuk menghasilkan karya, saya butuh asupan "konsumsi" karya pula, baik dalam bentuk tulisan, gambar, audio, maupun interaksi. Punya ilustrator favorit?Wah banyak! Tapi ada tiga ilustrator yang sedang rutin saya ikuti:
Demikianlah wawancara saya dengan Viananda Andrias dari Nightspade. Jika kamu ingin melihat karya Vian lebih lanjut, langsung saja kunjungi tautan-tautan yang ada di bawah. Selain itu kamu juga bisa bertanya atau request apapun melalui kolom komentar di bawah. Sampai di sini dulu segmen Artistalk minggu ini. segmen berikutnya akan hadir … hmm … akan hadir suatu saat nanti! Doakan saja ya. Sampai bertemu di Artistalk berikutnya. Instagram: vianandrias The post [Artistalk] Berkarya dengan Cara Mengonsumsi Karya Lain – Wawancara dengan Viananda Andrias dari Nightspade appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Posted: 28 Feb 2016 04:05 AM PST Minggu ini, telah kami rangkum beberapa berita teknologi paling menarik. Mulai dari kabar iPhone terbaru, rencana dihentikannya dukungan WhatsApp untuk BlackBerry, teknologi otomatisasi dari Volvo, jadwal update Android Marshmallow untuk perangkat Asus, tren kamera smartphone, dan kerja sama Huawei dengan produsen kamera Leica. Tanpa membuang-buang waktu, langsung saja simak ulasan lengkapnya berikut ini. Akhir bulan Maret iPhone terbaru akan diperkenalkanApple dikabarkan sedang menyiapkan iPhone terbaru dan akan memperkenalkannya antara tanggal 21 hingga 23 Maret 2016. Buat kamu yang baru saja membeli iPhone 6s atau 6s Plus, jangan khawatir. Smartphone rancangan tim Jony Ive tersebut bukan iPhone 7, melainkan iPhone yang ukurannya lebih kecil dari iPhone 6s. Namanya sendiri masih simpang siur. Ada yang menduga namanya adalah 6c, 5se, bahkan iPhone mini. Selain itu, menurut kabar yang beredar, Apple juga akan meluncurkan pembaruan tablet dan lini jam tangan pintar mereka. Selamat tinggal WhatsApp untuk BlackBerryLewat blog resminya, WhatsApp mengungkapkan rencana untuk menghentikan dukungan WhatsApp pada platform BlackBerry, termasuk BlackBerry 10. Pengguna smartphone BlackBerry masih bisa menggunakan aplikasi berkirim pesan yang kini sudah menginjak usia tujuh tahun itu hingga akhir 2016. Menurut blog tersebut, alasan di balik keputusan tersebut karena platform BlackBerry tidak "menawarkan kemampuan yang cukup untuk pengembangan fitur-fitur baru di masa depan." Selain untuk BlackBerry, WhatsApp juga akan memberhentikan dukungan untuk platform Nokia S40, Nokia Symbian S60, Android 2.1 dan 2.2, serta Windows Phone 7.1. Volvo perkenalkan teknologi otomatisasi, tetapi bukan untuk mobil
Volvo, produsen mobil asal Swedia, mendemonstrasikan sistem kendali otomatis. Kali ini bukan untuk mobil mereka, melainkan pada alat untuk mengosongkan bak sampah. Dilengkapi berbagai sensor, ROAR (RObot based Autonomous Refuse handling) mampu mengenali jika ada rintangan di depannya, dan akan menghindar atau berhenti secara otomatis agar tidak membahayakan manusia. Teknologi ini dikembangkan bersama-sama dengan mahasiswa dari tiga universitas, yaitu Chalmers University of Technology, Mälardalen University, dan Penn State University. Dibutuhkan waktu selama empat bulan untuk mendesain dan membangun prototipenya. Tidak disebutkan apakah ROAR akan diproduksi secara massal. Per-Lage Götvall, manajer proyek pengembangan robot Volvo hanya menyebutkan kalau tujuan teknologi ini adalah untuk menstimulasi imajinasi timnya "Juga untuk mengetes konsep baru yang dapat membentuk solusi transportasi di masa depan," katanya. Sabar, update Marshmallow untuk perangkat Asus masih lamaJika kamu membeli smartphone Zenfone dan tablet PadFone S dari Asus dan ingin mendapatkan pembaruan Android 6.0 Marshmallow, kamu harus menunggu hingga kuartal dua tahun ini (antara bulan April hingga Juni). Dikutip dari Android Authority, Asus tidak memberikan perubahan apa saja yang akan terdapat pada pembaruan itu. Namun, yang pasti, Asus tidak akan menyertakan aplikasi buatan mereka sendiri, seperti Mail, Calendar, dan Messenger, karena akan menggunakan aplikasi bawaan dari Google. Berikut adalah daftar lengkap perangkat Android Asus yang akan mendapatkan pembaruan Marshmallow:
Produsen smartphone akhirnya menyadari kalau ukuran megapiksel bukan yang utama"Perang megapiksel" di industri smartphone tampaknya akan segera berakhir. Menurut Ryan Reith, analis dari firma riset IDC, produsen smartphone mulai menyadari kalau ukuran megapiksel yang besar tidak berbanding lurus dengan kualitas gambar. Hal ini sudah sejak lama dilakukan oleh Apple pada lini iPhone mereka. Banyak pihak yang mengolok-olok kamera pada iPhone terbaru, menyebutnya sebagai kamera smartphone Samsung tahun lalu. Padahal, banyak yang tidak menyadari jika Apple melakukan peningkatan pada ukuran sensor kamera. Peningkatan tersebut mengizinkan sensor menangkap lebih banyak cahaya. Sehingga, walaupun ukuran sensornya sama, kualitas gambar yang dihasilkan meningkat dengan drastis. Hal ini—akhirnya—diikuti oleh beberapa produsen, seperti Oppo pada seri F1, Samsung pada smartphone Galaxy S7 dan S7 Edge yang baru saja diluncurkan (ukuran megapikselnya turun dari 16 MP pada model sebelumnya menjadi hanya 12 MP saja), serta Sony yang ukuran megapiksel pada seri Xperia terbarunya tidak mengalami peningkatan dari model last-gen. Huawei umumkan kerja sama dengan LeicaMasih seputar kamera smartphone, Huawei memilih strategi yang berbeda untuk meningkatkan kualitas foto gadget buatannya. Vendor asal China yang menempati posisi ketiga penjualan smartphone di dunia ini mengumumkan kerja sama dengan Leica, produsen kamera dan lensa asal Jerman—yang dikenal merilis produk-produk fotografi berkualitas, namun dengan harga premium. Sayangnya, belum jelas apakah Leica hanya akan menyuplai lensa saja, atau juga turut andil dalam pengembangan teknologi kamera smartphone Huawei. Sekadar informasi, Leica baru bekerja sama dengan satu vendor smartphone, itu pun untuk satu perangkat saja, yaitu Panasonic DMC CM1. (Diedit oleh Pradipta Nugrahanto) The post Rangkuman Berita Teknologi Minggu Ini (28/2): iPhone Terbaru Akan Meluncur Akhir Maret, WhatsApp Stop Dukung BlackBerry, dan Kerja Sama Huawei dengan Leica appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Weekend Bareng TIA Episode 7 – Street Fighter V Belum Beres? Posted: 27 Feb 2016 10:49 PM PST Halo pembaca dan penonton setia Tech in Asia! Ketemu lagi dalam acara yang (semoga) kamu tunggu-tunggu yaitu Weekend Bareng TIA! Dalam episode ketujuh ini, Fahmi akhirnya kembali lagi membawakan acara dan kali ini dia juga tidak sendiri, karena Iqbal juga ikut menemani kamu semua di akhir minggu ini. Street Fighter V sudah dirilis! Review juga sudah muncul di Tech in Asia Indonesia (fyuhh …)! Tetapi, tampaknya Iqbal dan Fahmi merasa ada yang belum beres dengan game fighting terbaru dari Capcom tersebut. Selain Street Fighter, mereka berdua juga akan membahas topik menarik lainnya yaitu perkembangan grafis di mobile yang akan segera menyalip console. Seperti apa serunya obrolan di minggu ini? Langsung saja kamu putar video di atas! Tidak mau ketinggalan video baru dari kami? Segera subscribe ke channel Tech in Asia Games di YouTube. Jangan lupa untuk klik like dan bagikan video ini dengan teman-temanmu. Sampai jumpa di episode minggu depan! The post Weekend Bareng TIA Episode 7 – Street Fighter V Belum Beres? appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
You are subscribed to email updates from Tech in Asia Indonesia. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
No comments:
Post a Comment