Ads

Tuesday, March 8, 2016

Game Di Indonesia

Game Di Indonesia


Review Mind Zero – Pikiranmu Adalah Senjatamu

Posted: 08 Mar 2016 06:35 PM PST


Review ini pertama dipublikasikan pada 19 Juni 2014 dan kami majukan kembali untuk menyambut perilis Mind Zero di PC.


Masih ingat dengan Tenchu, Way of the Samurai, Sumioni, atau Rain? Nah developer yang sama yaitu Acquire bersama ZeroDiv baru saja mengeluarkan game dungeon crawler berjudul Mind Zero yang eksklusif untuk PS Vita (update: kini Mind Zero telah dirilis untuk PC).

Banyak orang membandingkan game ini dengan Persona 4 karena beberapa kemiripan karakter. Saya sendiri mencoba Mind Zero karena penasaran dengan gameplay yang diusung, jadi mari kita cari tahu bersama.

Cerita

Saya harus bilang kalau Mind Zero tidak memberikan kesan yang cukup mendalam dalam satu jam pertama. Saya mengharapkan akan segera bisa mengeksplorasi dungeon, tetapi game ini tidak memberi banyak kebebasan. Satu jam pertama akan kamu habiskan untuk pengenalan cerita, pengenalan karakter, tutorial pertarungan, dan setumpuk informasi tentang terminologi di dalam game yang cukup dalam.

Mind Zero | Screenshot 1

Mind Zero dimulai dengan sebuah tentang pintu rahasia sekolah yang berisi seorang pria dengan kapak yang berlumuran darah jika pintu tersebut dibuka. Protagonis game ini bernama Kei Takanashi dan dia adalah salah satu pelajar di sekolah tersebut yang berada di tempat dan waktu yang salah. Kei bertemu dengan sosok misterius dibalik pintu rahasia. Tapi bukannya seorang pria berlumuran darah yang keluar namun seorang wanita yang bernama Undertaker.

Kei berharap bisa keluar dari ruangan ini dan Undertaker memberikan dia satu pilihan yaitu memilih salah satu senjata yang ada di ruangan, tetapi jika senjata itu salah dia akan menerima konsekuensi yang fatal. Kei mendengar suara bisikan dari salah satu senjata yang berbentuk sabit, Kei mengambil senjata itu dan akhirnya dia bisa melihat rahasia yang tersembunyi di dalam senjata itu. Dari kejadian ini, perjalanan Kei untuk menemukan jawaban di balik pintu misterius pun akhirnya dimulai.

Gameplay

Gameplay dari Mind Zero sangat kental dengan unsur visual novel sehingga kamu harus membaca seluruh teks untuk mengerti semua terminologi dan unsur cerita yang mereka kembangkan. Untungnya tutorial yang diberikan cukup jelas dan tidak bertele-tele, kamu akan mengerti bagaimana cara yang paling efektif untuk menjelajahi dungeon dan mengatur skill untuk melawan entitas di dalam dungeon. Setelah satu jam, game ini mulai menunjukkan sisi unik dan serunya. Saya akhirnya mulai bisa menjelajah sendiri tanpa terikat dengan cerita utama.

Mind Zero | Screenshot 2

Dunia Mind Zero dibentuk dari background yang flat 2D dengan latar tempat di Jepang. Kamu bisa mengeksplorasi dungeon yang diselesaikan selama tutorial, menerima misi dari detektif di kota untuk memecahkan misteri tentang MIND, dan juga bisa memperkuat equipment karakter dengan membeli peralatan dari toko aksesoris. Selain itu kamu bisa menyelesaikan side quest untuk membantumu mengenal karakter yang lain dengan lebih dekat.

Sistem battle di Mind Zero menggunakan turn-base yang membuatmu berpikir dua kali ketika mengambil sebuah keputusan. Karakter dapat membuat kontrak dengan entitas penghuni dunia lain dari senjata mereka. Entitas itu adalah MIND, makhluk agresif yang memerlukan manusia sebagai inang untuk tubuhnya.

Orang yang berpikir negatif (dendam, iri hati, dan lain-lain) cenderung akan menarik perhatian MIND, dan biasanya MIND akan mencoba untuk mengambil alih tubuh orang tersebut. Untuk memanggil MIND, karaktermu memerlukan MP (Mind Point). Nyawa karakter ditentukan dengan LP (Life Point) dan untuk mengeluarkan skill dari MIND diperlukan TP (Technical Point) yang didapat dari menyerang MIND yang agresif di dungeon.

Mind Zero | Screenshot 4

Fun factor dari battle ini adalah strategi untuk mengumpulkan TP dan memanfaatkan BURST (skill yang bisa diaktifkan di mana protagonis yang kamu kendalikan mendapatkan prioritas untuk menyerang). Membunuh MIND dengan BURST akan menghasilkan uang yang lebih banyak serta poin exp yang lebih besar.

Fitur touchscreen yang disediakan sangat interaktif ketika kamu harus berinteraksi dengan objek yang ada di dungeon. Fitur ini sangat vital ketika bereksplorasi, karena untuk mengaktifkan tombol atau menghancurkan perangkap di dungeon diperlukan interaksi dari jari kita dengan layar PS Vita.

Karakter

Saya harus tekankan bahwa personalitas karakter di game ini akan mengarah ke dua pilihan. Antara kamu akan "sangat suka" atau "sangat benci", karena selama satu jam pertama kamu akan dikenalkan dengan bermacam-macam karakter dan beberapa dari karakter tersebut mempunyai personalitas yang klise.

Sebagai contoh, protagonis wanita yang bernama Kotone Shiragiku mempunyai sifat dan karakteristik yang pemalu. Di dalam dungeon pun dia sangat lemah dalam serangan fisik tetapi dia sangat ahli dalam akurasi serangan dan support. Apakah ini kebetulan? Jawabannya tidak, karakter ini adalah karakter support yang sangat klise di dunia RPG dan ketika pertama kali kalian bertemu dengan karakter ini. Pasti tanpa kalian sadari pun kalian sudah tau peran yang akan karakter ini mainkan di game.

Mind Zero | Screenshot 5

Visual

Grafis tiga dimensi dalam dungeon di Mind Zero sangat solid dan memberikan teka-teki serta puzzle yang cukup menguras otak. Event dan sinematik yang diberikan di dungeon ini sepadan dengan waktu yang kita investasikan.

Desain menu, skill, item, dan lain-lain juga menggunakan fitur touch screen sehingga bisa menghemat waktu tanpa harus memutar-mutar tombol untuk mengganti skill atau menggunakan item. Selain itu, ilustrasi dua dimensi ketika bereksplorasi di kota game ini pun tidak kalah menariknya.

Kesimpulan

Saya adalah salah satu gamer yang gila dengan JRPG apalagi dengan tipe dungeon crawler seperti ini. Tetapi Mind Zero tidak bisa membuat impact dan kesan yang lebih dengan gameplay yang ada pada satu jam pertama. Yang membuat saya terus memainkan game ini adalah karena suara dari protagonis Kei Takanashi diisi oleh Tomokazu Sugita yang mungkin dikenal juga sebagai suara Chrom di Fire Emblem: Awakening.

Mind Zero | Screenshot 3

Selain itu, unsur visual novel di Mind Zero terasa terlalu kental. Saya suka dengan alur dan atmosfer yang mereka terapkan di awal. Di poin tertentu cerita game juga menjadi sangat menarik, tetapi saya tetap berpikir bahwa terlalu banyak cutscene dan bagian investigasi tidak penting yang jelas membuang waktu permainan.

Akibatnya, beberapa jam kemudian saya mulai memasuki tahap jenuh pada Mind Zero. Poin positif yang bisa diambil dari dalam investigasi di Mind Zero adalah ilustrasi dan artwork yang sangat solid. Splash art dari Mind Zero adalah salah satu karya ilustrasi yang sangat detail untuk game PS Vita, ditambah dengan background dua dimensi yang sangat menarik ketika cutscene dan adegan sinematik.

Mind Zero adalah salah satu game yang memikat para pemain dengan promo dan animasi pembuka yang sangat-sangat fantastis. Tetapi ketika dimainkan langsung, ekspektasi yang diberikan dari animasi pembuka dan trailer yang tersebar di media sosial tidak sepadan dengan gameplay pada satu jam pertama dan mungkin akan membuat kecewa para gamer.

Game ini akan menjamin eksplorasi dan desain dungeon yang solid setelah gamer menyelesaikan chapter pertama atau satu jam pertama. Jadi mungkin bagi kalian yang mau membeli game ini, maka bersiap untuk bersabar-sabar dulu lalu bersenang-senang kemudian.

PlayStation Store (US): Mind Zero, $24.99 (sekitar Rp330.500)

PlayStation Store (Asia): Mind Zero, Rp479.000

The post Review Mind Zero – Pikiranmu Adalah Senjatamu appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Dreamfall Chapters dan Enam Game Lainnya Bisa Kamu Dapatkan di Humble Jumbo Bundle 6!

Posted: 08 Mar 2016 05:18 PM PST

Humble Bundle kembali menawarkan kesempatan untuk berbelanja beragam game orisinal dengan harga yang ramah di kantong. Kalau dua minggu lalu mereka menawarkan paket berisi game indie keren, bundel kali ini berisi game yang lebih "besar". Di bawah ini adalah tingkatan-tingkatan bundel yang tersedia, dan game yang akan kamu dapatkan di dalamnya.

Bayar minimal $1 (sekitar Rp13.200) untuk game berikut:

Dengan harga $6,20 (sekitar Rp82.000) kamu bisa mendapat tiga game tambahan ini:

  • Shadowrun: Dragonfall – Director's Cut
  • Dreamfall Chapters
  • Magicka 2
Shadowrun: Dragonfall - Director's Cut | Screenshot 1

Shadowrun: Dragonfall – Director’s Cut

Grey Goo: Definitive Edition | Screenshot 1

Grey Goo: Definitive Edition

Bundel tertinggi yang ditawarkan bernilai $12 (sekitar Rp158.000). Dengan membeli bundel tertinggi, kamu akan mendapat semua game di atas ditambah dengan Grey Goo: Definitive Edition. Grey Goo adalah game real-time strategy bertema fiksi ilmiah layaknya seri Starcraft.

Dari semua game yang ditawarkan, ada satu game yang sangat menarik perhatian saya yaitu Dreamfall Chapters. Game ini merupakan sekuel terbaru dari game adventure legendaris The Longest Journey dan Dreamfall. Kalau kamu penggemar berat game adventure di tahun 2000-an awal, saya yakin kamu pasti mengenal dua judul tersebut.

Dreamfall Chapters | Screenshot 1

Dreamfall Chapters

Dreamfall Chapters | Screenshot 2

Dreamfall Chapters akan membawamu bertualang ke dua dunia. Satu dunia futuristik, dan satu dunia fantasi.

Berbeda dengan kedua prekuelnya, Dreamfall Chapters dirilis secara episodik. Dari lima episode keseluruhan baru empat episode yang sudah dirilis, dan pembelian lewat Humble Bundle menawarkan Dreamfall Chapters dengan seluruh episode lengkap! Ini jelas jauh lebih menggiurkan daripada harga aslinya di Steam yaitu Rp200.000.

Sekadar informasi, Dreamfall Chapters mendapat nilai review yang cukup tinggi dari situs game populer seperti Polygon dan Gamespot. Jadi kalau kamu ingin beli game adventure berkualitas dengan harga yang sangat murah, Dreamfall Chapters adalah pilihan yang menarik. Rasanya agak sedih sih melihat game ini dapat diskon besar padahal rilisnya saja belum selesai, tapi selama itu legal, why not?

Situs Web: Humble Jumbo Bundle 6

The post Dreamfall Chapters dan Enam Game Lainnya Bisa Kamu Dapatkan di Humble Jumbo Bundle 6! appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Rangkuman Berita Game Hari Ini – 8 Maret 2016

Posted: 08 Mar 2016 04:50 AM PST

Game Strategi Berpadu Tower Defense, Dungeon of the Endless, Bisa Kamu Unduh secara Gratis di App Store

Iqbal Kurniawan – Judul yang termasuk dalam kumpulan game strategi terbaik untuk platform mobile versi Tech in Asia pada tahun 2015 lalu ini sudah dapat dimainkan secara cuma-cuma pada perangkat iPad milikmu. Sama seperti versi berbayarnya, Kamu tidak akan menemukan IAP maupun tampilan iklan saat mengunduhnya dengan gratis. Unduh sekarang juga, karena promosi ini akan berakhir pada hari Senin tanggal 14 Maret mendatang.

App Info
Dungeon of the Endless
Amplitude Studios -  Aug 20, 2015
Genre:  Games, Role-Playing, Strategy
Size:  173.63 MB
Installs:  N/A
Rp. 59.000
Download

Digixart Entertainment Hadirkan Level Baru dalam Lost in Harmony

Iqbal Kurniawan – Untuk memperingati hari wanita sedunia yang jatuh pada hari ini, Digixart Entertainment menghadirkan konten tambahan dalam Lost in Harmony. Kini para pemain bisa mengendalikan Aya, gadis yang biasanya digendong oleh sang protagonis Kaito, dalam sebuah level tambahan sambil mendengarkan musik baru. Lost in Harmony dapat diunduh sekarang juga secara gratis untuk iOS dan Android.

Review Lost in Harmony – Aksi Runner Berpadu Game Rhythm yang Potensial


Beginilah Kira-Kira Wujud Minecraft Seandainya Dikerjakan Menggunakan Unreal Engine 4

Risky Maulana – Dengan kecanggihan Unreal Engine 4, sekarang kamu bisa melihat tampilan cahaya yang sangat dinamis, lengkap dengan sinar god ray yang menyilaukan mata, draw distance yang menjulang hingga puluhan meter, dan peningkatan kualitas tekstur paling aduhai yang pernah saya lihat.

Sayangnya ini semua bukan bagian dari game resmi Minecraft, melainkan demo dari Unreal Engine 4 bikinan fan. Andai saja Mojang benar-benar membuat Minecraft dengan grafis Unreal Engine 4, saya pikir sudah saatnya mereka untuk membuat Minecraft 2.


Trailer Terbaru dari Film Hardcore Henry Ini Mengingatkan Saya Akan Semua Adegan Permainan Call of Duty

Risky Maulana – Film Hardcore Henry yang sempat saya tulis di bulan September tahun lalu ternyata sudah memiliki trailer kedua untuk mengantisipasi perilisannya pada 8 April 2016 nanti.

Seperti yang bisa kamu lihat, film Hardcore Henry menampilkan seluruh adegan yang diambil dari sudut pandang orang pertama, dan ini membuatnya begitu identik dengan adegan dari permainan game FPS. Nah, sekarang pertanyannya, apakah kamu berminat untuk menonton film ini di layar lebar?

Hardcore – Film Futuristik dengan Aksi First Person Shooter ala Call of Duty: Advanced Warfare


Sebuah Developer Membuat Ular Tangga Menjadi Game FPS, dan Hasilnya?

Arya W. Wibowo Ular Tangga bisa jadi merupakan board game standar anak-anak Indonesia selain Monopoly. Sebuah developer bernama Sagnithi mengambil inspirasi dari board game legendaris tersebut dan membuatnya menjadi game FPS berjudul Snakes-N-Ladders Origins – Episode 1.

Di sini kamu akan berusaha menembaki berbagai macam siluman ular yang berasal dari luar angkasa. Sebuah cerita yang agak dipaksakan memang, tetapi membuat penasaran. Kamu bisa melihat keterangan selengkapnya tentang game ini melalui laman Steam Greenlight di bawah.

Steam Greenlight: Snakes-N-Ladders Origins – Episode 1

Sumber: Kotaku


Gareth Bale Akan Menjadi Maskot dari DLC Gratis PES 2016, UEFA EURO 2016

Gareth Bale | Photo

Sumber: SkySports

Arya W. Wibowo – Konami mengumumkan bahwa mereka akan menjadikan Gareth Bale, pesepakbola termahal dunia yang kini berseragam Real Madrid, sebagai maskot utama DLC PES 2016 terbaru UEFA EURO 2016. DLC ini akan rilis pada 24 Maret 2016 dan bisa diunduh secara gratis oleh pemilik PES 2016 sebagai permintaan maaf mereka atas update yang terlambat.

Review FIFA 16 vs. PES 2016 – Pragmatis vs. Dinamis

The post Rangkuman Berita Game Hari Ini – 8 Maret 2016 appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Hobi Menulis? Salurkan Karya Lewat Sinekdok

Posted: 08 Mar 2016 04:10 AM PST

Media sosial boleh jadi cukup sering dipakai untuk mencurahkan perasaan penggunanya dalam bentuk tulisan. Namun wadah khusus untuk menyalurkan hobi menulis dalam balutan media sosial rasanya masih jarang. Inilah yang mendasari pembuatan Sinekdok.

Shofa Mh, Founder Sinekdok mengatakan bahwa Sinekdok dapat menjadi wadah baru yang juga menjembatani penulis muda kreatif Indonesia dengan penerbit. "Media sosial yang tidak sekadar media interaksi, tetapi juga tempat berbagi kreasi," ujarnya.

Fitur media sosial layaknya Facebook dan Tumblr

screenshot sinekdok

Ketika mengakses laman Sinekdok, pengunjung langsung diberi opsi Login atau Register. Bila tidak ingin mendaftar jadi pengguna, pengunjung dapat memilih opsi Get Started dan melihat tampilan laman media sosial ini. Laman yang ditampilkan layaknya Home di Facebook dengan profil dan feed dari para penggunanya.

Perbedaan mendasar yang ditawarkan Sinekdok adalah fitur berbagi karya mulai dari Literature, Book Review, Quote Image, dan Musically. Dengan desain tampilan yang mirip Tumblr, pengguna dapat mengakses berbagai kategori karya, yakni Novel, Cerpen, Puisi, Quote, dan Pantun yang berada di sisi kanan laman profil.

Tab Literature dapat digunakan pengguna untuk menuliskan cerpen, syair, atau puisi. Lalu tab Book Review memungkinkan pengguna untuk menuliskan opini dan review terhadap buku tertentu. Kemudian tab Quote Image untuk berbagi kutipan yang ditemui dalam bentuk gambar. Terakhir, Musically berguna untuk berbagi musik yang tengah kamu dengarkan.

Kemudian, pengguna juga dapat mengakses Book Review dari pengguna lainnya. Namun semua fitur yang disebutkan hanya dapat diakses bagi pengunjung yang telah mendaftarkan e-mail dan profil yang diinginkan.

Targetkan 100.000 pengguna di 2016

Saat ini Sinekdok mengklaim sudah memiliki sekitar 200 pengguna terdaftar. Menurut Shofa, sejak diluncurkan di awal 2016, sekitar 100 pengguna aktif berbagi tulisan di Sinekdok. Sepanjang 2016 ini, Shofa dan tim menargetkan pengguna mencapai 100.000 orang.

Untuk menarik lebih banyak pengunjung dan pengguna, Sinekdok menggandeng salah satu penerbit besar di Indonesia, yakni Elex Media Komputindo. Kerja sama yang mereka lakukan berupa kesempatan menerbitkan karya bagi pengguna yang aktif menyalurkan hobi menulisnya di Sinekdok dan mendapat banyak Like dari pengguna lainnya.

Rencana mendatang lainnya dari Sinekdok adalah menjual hasil karya yang berhasil diterbitkan melalui laman Store. "Bagi karya yang telah diterbitkan, royalti sepenuhnya telah menjadi hak penulis dan penerbit yang telah bekerja sama dengan Sinekdok," ucapnya.

Shofa menambahkan bahwa relatif banyak penulis muda yang berbakat dan memiliki potensi dalam bidang ini. Namun, sulitnya menembus pasar penerbitan menjadi salah satu penghalang utama. Shofa berharap Sinekdok dapat melahirkan penulis muda berbakat dan bersaing dengan penulis dari mancanegara.

Di Indonesia sendiri, sudah terdapat startup dengan layanan self-publishing karya yang dimiliki, yakni NulisBuku. Namun berbeda dengan Sinekdok yang memiliki format media sosial, NulisBuku hanya menyediakan platform untuk langsung mengedit dan mempublikasikan karya yang dimiliki.

Sedangkan media sosial karya Indonesia lainnya banyak yang tenggelam karena tidak mampu bersaing dengan media sosial buatan asing. Beberapa nama seperti Catfiz, Sebangsa, dan Qlue dapat bertahan dengan keunikan fitur yang dimiliki.

Baca juga: GetFolks, Aplikasi Media Sosial untuk Saling Berkirim Kartu Pos

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto; Sumber gambar: Sastra Langit)

The post Hobi Menulis? Salurkan Karya Lewat Sinekdok appeared first on Tech in Asia Indonesia.

LINE Bidik IPO Rp39 Triliun, namun Jalan Terjal Menanti Mereka

Posted: 08 Mar 2016 03:04 AM PST

Rumor mengenai rencana LINE yang ingin melakukan IPO telah berembus kencang selama hampir tiga tahun. Dilansir dari Reuters yang memuat data dari IFR (International Financing Review), nilai yang awalnya diduga senilai US$10 miliar (sekitar Rp130 triliun) dapat menyusut menjadi US$3 Miliar (sekitar Rp39 triliun).

Masih dari sumber yang sama, LINE Corp, perusahaan asal Jepang di balik aplikasi chatting ini, berencana membidik IPO senilai US$3 miliar (sekitar Rp39 triliun) di bursa saham Wall Street (New York) dan Nikkei (Tokyo). Mereka berharap rencana ini dapat terealisasi sebelum musim panas berakhir, atau sekitar kuartal kedua tahun ini.

Seorang juru bicara dari perusahaan media sosial yang merupakan bagian dari Naver, portal internet terbesar asal Korea Selatan, mengatakan bahwa ada beberapa opsi yang sedang dipertimbangkan. Namun sejauh ini belum ada keputusan yang diambil.

Sebelumnya, LINE sempat memutuskan untuk menunda rencana IPO senilai US$10 miliar (sekitar Rp130 triliun) pada bulan September 2014 lalu. Kemudian, pada bulan April tahun 2015, Nikkei mengabarkan bahwa LINE kembali mendaftarkan nama perusahaan mereka pada bursa saham Tokyo untuk memulai prosedur IPO.

Apakah IPO langkah yang tepat?

Namun ada persoalan yang cukup serius. Bukan hanya perihal rumor menyangkut valuasi perusahaan yang berubah-ubah dalam kurun waktu tertentu, LINE kini tak lagi digandrungi dan sepopuler dulu. Mereka sedang bersusah payah meraih pertumbuhan.

LINE hanya mampu mendongkrak 10 juta pengguna aktif bulanan (monthly active user) pada kuartal pertama hingga ke empat tahun lalu. Untuk layanan berskala global, jumlah tersebut sangat mengkhawatirkan. LINE hanya berhasil menjaring sedikit pengguna setiap harinya, jumlah tersebut tak ada apa-apanya dibandingkan WhatsApp.

Saat ini, Facebook dengan WhatsApp sukses membuat LINE kelimpungan. WhatsApp berhasil menggandakan MAU mereka dalam dua tahun terakhir.

Line-vs-WhatsApp

Kendati demikian, LINE mampu mengantongi pendapatan senilai lebih dari US$1 miliar (sekitar 13,1 triliun pada 2015 dan menegaskan dominasinya sebagai penerbit aplikasi dengan pendapatan terbanyak di dunia selama tiga tahun berturut-turut. Sebagian besar pendapatan mereka berasal dari platform gaming, stiker, merchandise, dan layanan mereka lainnya.

Pada tahun lalu, terlihat bahwa LINE semakin sulit melepas ketergantungannya terhadap empat pasar utama mereka yakni Jepang, Taiwan, Thailand, dan Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa LINE tak mampu menjaring pengguna di negara lain yang tren penggunaan smartphone-nya sedang booming, contohnya India dan Brasil. LINE diblokir di Cina, namun kala itu LINE memang telah babak belur oleh WeChat.

Dengan masalah yang kini sedang mereka hadapi, seperti stagnannya pertumbuhan pengguna dan keputusan mereka pada awal pekan ini untuk menutup LINE Mall di Jepang, rasanya saat ini bukan waktu yang tepat untuk melakukan IPO—mengingat situasi malah tidak lebih baik dari tahun 2014 atau 2015.

Terlepas dari itu semua, saham-saham perusahaan teknologi memang sedang terpuruk di bursa saham. Mungkin ada baiknya LINE tidak berharap terlalu banyak, meski mereka telah memangkas target IPO secara besar-besaran.

(Diterjemahkan oleh Faisal Bosnia Ahmad dan diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah)

The post LINE Bidik IPO Rp39 Triliun, namun Jalan Terjal Menanti Mereka appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Supercell Raih 100 Juta Pemain per Hari dengan Clash of Clans, Clash Royale, dan Dua Game Lainnya

Posted: 08 Mar 2016 03:00 AM PST

Bagi kamu yang gemar bermain game di perangkat mobile, nama Supercell mungkin sudah tidak asing lagi. Jika kamu belum pernah mendengar nama penerbit game asal Finlandia tersebut, setidaknya kamu sudah pernah mendengar nama-nama game yang mereka miliki seperti Clash of Clans, Boom Beach, Hay Day, atau Clash Royale.

Melalui sebuah video, Supercell mengumumkan bahwa mereka telah berhasil mencapai angka seratus juta pengguna aktif yang memainkan berbagai game mereka setiap harinya. Angka tersebut dapat tercapai hanya dari keempat game yang mereka terbitkan.

Kamu bisa melihat berbagai data dan perbandingan mengenai pengguna Supercell. Terdapat data tentang jumlah pemain game Supercell dibandingkan dengan jumlah kopi yang diminum orang Amerika setiap harinya. Supercell juga menampilkan satu negara di dunia yang tidak memainkan game mereka. Ya, hanya satu negara saja.

Supercell Collage | Screenshot

Empat game Supercell yang total pemainnya mencapai angka seratus juta setiap hari: Clash of Clans<?em>, Boom Beach, Hay Day, dan Clash Royale

Berita ini kian mengukuhkan Supercell sebagai penerbit aplikasi mobile dengan pendapatan tertinggi di dunia. Dengan dirilisnya Clash Royale baru-baru ini yang mendapat sambutan positif, posisi puncak untuk satu tahun ke depan sepertinya akan sulit diambil oleh penerbit lain.

Hal yang menarik dari Supercell adalah jumlah game mereka yang cukup sedikit, yaitu empat. Jika dibandingkan dengan pesaing terdekat mereka (di bidang game dan menyasar pasar global) seperti King dan LINE yang masing-masing memiliki puluhan game, jumlah game milik Supercell sangatlah sedikit.

Baru bermain Clash Royale? Simak sembilan tip yang akan membantu kamu menjadi ahli strategi berikut ini!

Seperti yang mereka sampaikan pada video di bawah, mereka hanya akan membuat dan mempertahankan game yang memang bagus dan disukai pemainnya. Mungkin karena mempertahankan kualitas game (dan pengeluaran iklan yang sangat besar) inilah, Supercell mampu mempertahankan pemain lama dan menarik pemain baru dengan sangat baik.

The post Supercell Raih 100 Juta Pemain per Hari dengan Clash of Clans, Clash Royale, dan Dua Game Lainnya appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Perjuangan Butterscotch Shenanigans Membuat Crashlands sambil Melawan Kanker Akan Dijadikan Film Dokumenter

Posted: 08 Mar 2016 01:15 AM PST

Keberhasilan sebuah game terkadang tidak semanis dengan kenyataan yang harus dihadapi oleh seorang developer di dunia nyata. Itulah kira-kira gambaran kecil yang dialami tiga bersaudara Coster dari Butterscotch Shenanigans.

Meski game buatan mereka, Crashlands, meraih respons positif, namun hal itu tidak serta merta mengakhiri perjuangan ketiganya untuk terus menghasilkan karya terbaik. Walaupun salah satu anggotanya ada yang berjuang mati-matian menghadapi penyakit kanker.

Butterscotch Shinenigans | photo

Kisah Butterscotch Shenanigans dalam mengejar passion dan mimpi mereka di tengah keterbatasan inilah yang coba diangkat oleh Forever an Astronaut, sebuah rumah produksi film yang berbasis di wilayah St. Louis, kota yang sama dengan di mana Butterscotch Shenanigans berada. Melalui dokumenter berjudul Brace for Impact: The Crashlands Story, Forever an Astronaut berniat menghadirkan kisah inspiratif dari balik kacamata sang developer Crashlands dengan durasi mencapai 20 menit.

Crashlands memiliki potensi menjadi salah satu game mobile terbaik di tahun 2016. Simak ulasannya di sini!

Sekadar informasi bagi kamu yang mungkin belum pernah mendengar nama Butterscotch Shenanigans sebelumnya, mereka merupakan sebuah studio game yang digawangi tiga Coster bersaudara, Sam Coster, Seth Coster, dan Adam Coster. Selain Crashlands, developer asal St.Louis ini dikenal juga lewat beberapa game menarik seperti Quadropus Rampage, Towelfight 2, Roid Rage, dan Flop Rocket yang mana keempat game tersebut bisa kamu unduh secara gratis di Google Play.

Crashlands | screenshot

Sebelum dikembangkan menjadi sebuah film dokumenter, ide untuk mendokumentasikan Butterscotch Shenanigans bermula dari sebuah seri video web berjudul Dev Diary yang akan ditayangkan di YouTube antara Maret hingga Juni 2016. Namun seiring dengan makin banyaknya cerita yang berkembang, akhirnya tim Forever an Astronaut memutuskan untuk memproduksi cerita ini menjadi sebuah dokumenter penuh.

Film dokumenter Brace for Impact sendiri saat ini masih berada dalam proses pengerjaan dan rencananya akan diikutsertakan ke dalam festival film internasional. Belum ada informasi dari Forever an Astronaut bagaimana film dokumenter nantinya didistribusikan kepada khalayak umum. Namun yang pasti, kisah inspiratif dari Butterscotch Shenanigans ini akan menjadi film yang menarik untuk dinanti.

Sumber: Forever an Astronaut

The post Perjuangan Butterscotch Shenanigans Membuat Crashlands sambil Melawan Kanker Akan Dijadikan Film Dokumenter appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Berevolusi Menjadi Media Sosial Berbasis Lokasi, Yogrt Berhasil Kalahkan Peringkat Path di Google Play

Posted: 08 Mar 2016 01:11 AM PST

Ketika mendapatkan pendanaan sebesar US$3 juta (sekitar Rp40 miliar) di bulan Agustus tahun 2015 yang lalu, aplikasi media sosial Yogrt baru mempunyai 500.000 pengguna. Tujuh bulan berselang, dalam acara press conference yang berlangsung hari ini (8/3), Yogrt mengumumkan kalau mereka telah berhasil melipat gandakan jumlah pengguna mereka menjadi satu juta pengguna.

Prestasi ini bahkan mengantarkan Yogrt ke peringkat keempat dalam peringkat aplikasi media sosial gratis di Google Play saat artikel ini ditulis. Mereka berhasil melampaui peringkat Path yang ada di posisi kelima, Snapchat di posisi keenam, dan Twitter di posisi ketujuh.

Keberhasilan ini, menurut Damayantri Arif (Mimoy), Country Marketing Director dari Yogrt, tidak lain karena perubahan besar yang telah mereka lakukan pada aplikasi mereka. Ketika Tech in Asia mencoba menggunakan Yogrt di bulan Agustus 2015, aplikasi tersebut masih berfungsi layaknya Tinder.

Kamu bisa menemukan teman baru yang lokasinya dekat dengan kamu. Bedanya, untuk meningkatkan peluang agar orang lain mau mengobrol dengan kamu, ada permainan sederhana yang harus kamu mainkan terlebih dahulu di Yogrt.

Baca juga: [REVIEW] Temukan Teman Baru Sambil Bermain Game Lewat Aplikasi Yogrt

Setelah berbulan-bulan melakukan penelitian tentang apa yang sebenarnya disukai oleh para pengguna mereka, kini Yogrt pun berubah wujud menjadi sebuah media sosial berbasis lokasi. Yogrt pun telah menyediakan sebuah linimasa (timeline) di mana kamu bisa melihat post yang dibuat oleh seluruh pengguna yang ada di sekitar kamu.

Dengan begitu, setiap pengguna bisa langsung bersosialisasi dengan pengguna lain sekalipun mereka belum mempunyai teman di aplikasi Yogrt. Mereka menyebut konsep seperti itu dengan dengan istilah Zero Friend Concept.

Bangkitkan kenangan akan Koprol

Beberapa tampilan baru aplikasi Yogrt: Timeline (kiri), Game (tengah), Quiz (kanan)

Beberapa tampilan baru aplikasi Yogrt: Timeline (kiri), Game (tengah), Quiz (kanan)

Berbicara tentang media sosial berbasis lokasi yang dibuat oleh developer Indonesia, saya pun teringat akan layanan Koprol yang sempat cukup populer di tanah air sekitar tahun 2011 silam. Beberapa fitur yang dulu dimiliki oleh Koprol—seperti bisa melihat, memberi like, dan memberi komentar terhadap post orang yang berada di sekitar kita—kini ada di Yogrt. Hal yang membedakan Yogrt adalah kita tidak perlu melakukan check-in terlebih dahulu sebelum membuat dan mengomentari post.

Menurut Mimoy, fitur Timeline merupakan hal yang paling disukai oleh para pengguna mereka, yang kebanyakan adalah remaja berusia 18-25 tahun.

“Di aplikasi Yogrt, pengguna tidak hanya berbagi foto pribadi, namun mereka juga berbagi hal-hal yang bermanfaat seperti berita kemacetan atau informasi kuliner yang enak di suatu daerah,” ujar Mimoy.

Untuk menjaga agar timeline pengguna tidak diisi dengan konten-konten yang tidak baik seperti hinaan atau pornografi, Yogrt pun telah menyiapkan tim layanan pelanggan yang akan bekerja selama 24 jam. Tim tersebut bertugas menerima semua laporan pengguna Yogrt apabila ada post yang dianggap kurang baik, untuk kemudian menghapusnya. Yogrt pun menyiapkan sebuah timeline terpisah apabila pengguna hanya ingin melihat post dari orang-orang yang mereka follow.

Selain fitur timeline, aplikasi Yogrt saat ini juga telah dilengkapi dengan fitur group chat dan kuis-kuis psikologi yang menarik. Fitur yang telah ada sebelumnya di aplikasi Yogrt, seperti personal chat dan game HTML5, juga masih tersedia.

Digunakan di 154 negara

Jason Lim, founder dari Yogrt

Jason Lim, founder dari Yogrt

Berbekal semua fitur tersebut, pengguna aktif Yogrt kini diklaim telah mencapai 100.000 orang setiap harinya, dengan pengguna terbanyak di pulau Jawa dan Sumatera. Aplikasi Yogrt juga tidak hanya digunakan oleh para pengguna di dalam negeri, melainkan juga di negara-negara lain seperti Malaysia dan Hongkong.

“Saat ini Yogrt telah digunakan di 154 negara, di mana mayoritas pemakainya adalah orang-orang Indonesia yang bermukim di negara-negara tersebut,” jelas Jason Lim, Founder Yogrt.

Baca juga: Aplikasi Media Sosial Berbasis Lokasi Yogrt Peroleh Investasi Seri A Senilai US$3 Juta

Yogrt masih menyiapkan beberapa fitur menarik yang siap mereka luncurkan dalam waktu dekat, seperti fitur untuk menjodohkan para pengguna mereka, serta layanan untuk berbagi konten suara dan video. Dengan fitur-fitur menarik tersebut, Yogrt berharap mereka bisa mencapai target mereka untuk meraih lima juta pengguna di tahun 2016 ini.


Dengan perubahan ini, Yogrt semakin menunjukkan kalau mereka berbeda dengan aplikasi-aplikasi untuk mencari teman kencan seperti Tinder dan Wavoo. Namun mereka tetap harus bersaing dengan aplikasi lain yang juga berbasis lokasi seperti BeeTalk.

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Berevolusi Menjadi Media Sosial Berbasis Lokasi, Yogrt Berhasil Kalahkan Peringkat Path di Google Play appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Bekasi Kembangkan Platform dan Aplikasi untuk Melangkah Jadi Smart City

Posted: 08 Mar 2016 01:05 AM PST

Inisiatif Smart City, atau kota cerdas, saat ini sedang marak di berbagai kota di Indonesia. Kota-kota di Indonesia berlomba-lomba untuk menjadi kota yang lebih “smart” dalam memberikan pelayanan kepada warganya, tidak kecuali Bekasi. Dalam rangka memperingati HUT kota Bekasi yang ke-19, yang jatuh pada tanggal 6 Maret 2016, salah satu rangkaian acara yang dilakukan oleh Bekasi adalah meluncurkan Patriot Operation Center (POC).

POC, inovasi dari Kota Bekasi untuk mewujudkan Bekasi Smart City, berjalan di atas sebuah platform yang dinamakan Smart System Platform (SSP). POC memiliki berbagai aplikasi Smart City yang dikembangkan oleh peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan mendapat dukungan dari Telkomsel.

SSP merupakan platform dengan seamless integration, sehingga seluruh kota lambat laun bisa terpantau lebih mudah dan terpusat. Kuncinya, sistem ini mengandalkan tata kelola dan SDM yang mumpuni.

“Platform ini merupakan dasar dari pembangunan Bekasi Smart City yang terintegrasi. Saat ini sudah dimulai dengan berbagai komponen awal kota, seperti kondisi kesehatan, lingkungan, ekonomi maupun beberapa lalu lintas kota,” ungkap Ketua Tim Peneliti Smart City ITB, Suhono Harso Supangkat, dalam press release yang Tech in Asia terima.

Dua aplikasi POC

Nantinya akan ada, dua buah aplikasi pelaporan dan aspirasi masyarakat yang sudah terintegrasi dengan POC, yaitu aplikasi POT dan Aplikasi SOROT. POT, kepanjangan dari Pelaporan Online Terpadu, merupakan aplikasi yang disediakan khusus oleh Pemkot Bekasi bagi warganya. Sedangkan SOROT, atau Smart Online Reporting and Observation Tools, memungkinkan warga untuk pelaporan dan memberi opini kepada pemerintah tentang tata kota Bekasi.

Warga atau masyarakat dapat bebas memilih untuk melaporkan dan memberikan aspirasinya melalui POT atau SOROT. Setiap laporan yang diberikan oleh masyarakat ke pemerintah melalui dua aplikasi itu dirancang agar bisa langsung ditindaklanjuti oleh dinas atau kelurahan setempat.

Nantinya, masyarakat dapat memberikan laporan dan opininya melalui situs resmi atau mengunduh aplikasi SOROT untuk platform Android. Saat ini, kedua aplikasi tersebut masih dalam penggodokan oleh tim peneliti ITB.

Dengan terintegrasinya aplikasi pelaporan POT dan SOROT pada POC, walikota Bekasi dapat segera memantau tindak lanjut dari laporan dan aspirasi masyarakat secara langsung. Dengan demikian, tindak lanjut dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.

“Ini masih tahap awal, karena baru menyangkut platform. Banyak dinas yang belum siap, baik infrastruktur maupun ekosistemnya atau kesiapan sumber daya manusia dan kecukupan tata kelolanya. Selanjutnya, pembangunan (akan) dilakukan ke beberapa digitalisasi sektor lainnya melalui pendekatan gotong royong, termasuk analisis kota melalui Big Data dan sensor kota,” pungkasnya.


Pengembangan Smart City melalui aplikasi memang sedang digalakkan. Sebelumnya, sudah tersedia aplikasi Qlue yang menjadi perpanjangan dari Jakarta Smart City.

Kota besar lainnya, seperti Bandung, juga sudah mengimplementasikan konsep Smart City sejak 2015 silam. Lalu, apakah kota lainnya di Indonesia juga akan mengembangkan hal serupa agar masyarakatnya lebih mudah melakukan pelaporan terkait masalah di kota masing-masing?

Baca juga: Penggunaan Internet of Things (IoT) untuk pengembangan Smart City di Indonesia

(Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah; Sumber gambar: Fiware)

The post Bekasi Kembangkan Platform dan Aplikasi untuk Melangkah Jadi Smart City appeared first on Tech in Asia Indonesia.

[INFOGRAFIS] Dari Singapura Hingga Cina, Inilah Startup Unicorn yang Lahir di Asia Sepanjang Lima Tahun Terakhir

Posted: 08 Mar 2016 01:00 AM PST

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, benua Asia telah melahirkan sedikitnya 60 perusahaan yang berhasil meraih predikat unicorn (memiliki valuasi senilai lebih dari US$1 miliar (sekitar Rp13,2 triliun)).

2014 memang menjadi tahun yang menarik. Dilihat dari jumlah startup unicorn baru yang muncul setiap tahunnya, 2014 menjadi tahun dengan tingkat pertumbuhan tertinggi—hampir 700 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2013, hanya ada empat perusahaan unicorn. Lalu pada tahun 2014 ada 19, dan kemudian tahun 2015 melonjak menjadi 29.

Alasan paling kuat penyebab meningkatnya jumlah startup unicorn dalam dua tahun terakhir ini adalah derasnya aliran dana yang dikucurkan oleh VC global ke Asia Tenggara. Ada pelbagai faktor yang memberi andil besarnya peluang pertumbuhan di pasar Asia ini, salah satunya adalah kisah kesuksesan Alibaba yang memecahkan rekor IPO tertinggi pada September 2014 silam.

Baca juga: 20 Startup Unicorn Terbesar di Asia [INFOGRAFIS]

Mengacu pada database Tech in Asia, negara-negara di Asia seperti Cina dan India mengalami peningkatan jumlah investasi selama dua tahun ke belakang. Cina menyentuh rekor investasi terbaru dengan angka US$36 miliar (sekitar Rp475 triliun), sementara India membukukan US$7,7 miliar (sekitar Rp101 triliun) hingga akhir 2015. Untuk Cina sendiri, angka tersebut meningkat 400 persen dibanding apa yang mereka capai pada 2014.

Berikut adalah data startup unicorn di Asia dalam lima tahun terakhir yang kami sajikan dalam Infografis:

Unicorn Report with TIA Database-11-11

(Diterjemahkan oleh Faisal Bosnia Ahmad dan diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah; Infografis oleh Andre Riyadi Gunawan)

The post [INFOGRAFIS] Dari Singapura Hingga Cina, Inilah Startup Unicorn yang Lahir di Asia Sepanjang Lima Tahun Terakhir appeared first on Tech in Asia Indonesia.

MNC Group Kucurkan Pendanaan untuk Layanan Kencan Online Paktor

Posted: 08 Mar 2016 12:38 AM PST

Salah satu raksasa perusahaan media di tanah air MNC Media, hari ini (8/3) mengumumkan pengucuran pendanaan untuk aplikasi layanan kencan online Paktor. Besaran pendanaan sendiri tidak disebutkan, namun yang pasti pendanaan ini membuat Paktor akan semakin fokus ke pasar Indonesia.

Semenjak masuk ke pasar Indonesia, Paktor berhasil menggaet dua juta pengguna terdaftar dalam 10 bulan. Di Asia Tenggara dan Taiwan, sudah ada tujuh juta pengguna aktif sejak aplikasi ini diluncurkan pada 2013 silam.

Fokus layanan kencan online ini di 2016 adalah peningkatan pemasukan. "Kami berharap bisa mendapatkan mencapai target pemasukan delapan digit US$ pada tahun 2016," tutur Co-founder dan CEO Paktor, Joseph Phua. Lebih lanjut ia juga mengaku bila Indonesia adalah pasar yang potensial. "Dengan dukungan MNC, kami makin percaya diri dalam menggarap pasar Indonesia," lanjutnya.

Pengoperasian Paktor sendiri sangat mirip dengan Tinder. Kamu harus login dengan Facebook, dan mekanisme "permainannya" adalah swipe ke kanan dan kiri bila suka atau tidak suka. Setelahnya kamu bisa mengajak chat orang yang match dengan kamu.

Monetisasi aplikasi ini dilakukan dengan metode in-app purchase untuk mendapat fitur-fitur baru. Salah satu bentuknya adalah virtual gift. Dalam sebulan, Paktor mengklaim bisa menghasilkan 15 juta match.

Direktur MNC, David Fernando Audy mengatakan bila pihaknya sudah mengamati perkembangan Paktor sejak masuk ke pasar Indonesia mulai 2015 lalu. "Perkembangannya sangat memukau dalam waktu singkat," jelasnya.

Bagaimana menurut kamu, apakah dengan pendanaan ini Paktor akan mampu menggeser popularitas Tinder dan aplikasi kencan online lainnya?

Baca juga: [Update] Daftar Aplikasi Gay Terpopuler di Indonesia

Artikel ini sebelumnya telah dipublikasikan dalam bahasa Inggris oleh Judith Balea. Isi di dalamnya telah diterjemahkan dan dimodifikasi.

(Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah)

The post MNC Group Kucurkan Pendanaan untuk Layanan Kencan Online Paktor appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Microsoft Membatalkan Pengembangan Fable Legends dan Berniat untuk Menutup Studio Developernya

Posted: 08 Mar 2016 12:30 AM PST

Dalam sebuah pengumuman yang begitu tiba-tiba tadi malam, Microsoft mengumumkan bahwa mereka telah membatalkan pengembangan Fable Legends, game terbaru dari seri Fable yang telah dipromosikan sejak bertahun-tahun lalu. Selain pembatalan ini, mereka juga menyatakan kemungkinan untuk menutup Lionhead Studios, studio yang bertanggung jawab atas Fable Legends.

Fable Legends adalah iterasi terbaru dari seri Fable yang pertama kali dirilis tahun 2004 lalu. Seri ini lahir dari buah pikir Peter Molyneux, desainer game legendaris di balik game seperti Black & White, Godus, dan lain-lain. Rencananya Fable Legends akan dirilis sebagai game free-to-play untuk PC dan Xbox One dengan kemampuan cross-play antara kedua platform.

Pengumuman ini jelas sangat tidak terduga mengingat betapa gencarnya Microsoft mempromosikan Fable Legends. Apakah dengan dibatalkannya game yang awalnya merupakan eksklusif Xbox One ini menjadi pertanda semakin kritisnya kondisi Microsoft dalam perang console melawan Sony dan Nintendo? Sepertinya kita hanya bisa menilai hal tersebut setelah Quantum Break dirilis bulan depan.

Fable Legends | Screenshot

Yang disayangkan adalah apakah Lionhead Studios benar-benar perlu ditutup bersamaan dengan pembatalan ini. Dengan ditutupnya studio tersebut, jelas akan ada ratusan orang yang kehilangan pekerjaan. Selain itu, Lionhead Studios sendiri bisa dibilang merupakan studio game legendaris karena telah menelurkan Black & White dan Fable.

Project Knoxville | Poster

Selain mengumumkan hal di atas, Microsoft juga mengumumkan bahwa mereka telah menutup studio asal Denmark, Press Play Studios, dan membatalkan game yang tengah mereka kerjakan dengan nama kode Project Knoxville. Sebuah keputusan yang semakin membuat posisi Microsoft di industri game patut dipertanyakan.

Microsoft dan Lionhead Studios sendiri telah memamerkan versi beta dari Fable Legends yang lebih berfokus kepada pengalaman multiplayer dibanding game Fable sebelumnya. Respons dari pemain mengenai game ini pun cukup beragam, namun tetap sangat disayangkan kalau proyek yang sudah berjalan selama beberapa tahun harus dibunuh begitu saja tanpa detail lebih lanjut dari mereka.

Menurut pengumuman resmi Microsoft, mereka akan berusaha membantu orang-orang yang dirugikan dari penutupan Lionhead dan Press Play dengan cara mencari lowongan di Xbox ataupun partner-partner Microsoft lainnya di industri. Semoga beruntung untuk para karyawan Lionhead dan Press Play, serta semoga beruntung juga untuk Microsoft.

Sumber: Xbox

The post Microsoft Membatalkan Pengembangan Fable Legends dan Berniat untuk Menutup Studio Developernya appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Rekruta Ingin Mempermudah Masalah Perekrutan oleh Perusahaan dengan Teknologi SaaS HR ATS

Posted: 07 Mar 2016 11:06 PM PST

Sebuah perusahaan yang baik seharusnya memiliki anggota tim yang berbakat. Akan tetapi untuk bisa mendapat anggota tim dengan kompetensi tinggi bukanlah hal mudah. Perusahaan harus bisa jeli, aktif, dan kompetitif. Masalah inilah yang ingin dipecahkan oleh Rekruta, startup yang menyediakan teknologi SaaS Human Resource (HR) Applicant Tracking System (ATS).

Singkatnya Rekruta merupakan sebuah layanan yang dapat membantu perusahaan untuk melacak dan mengelola status perekrutan mereka. Seperti mengelompokkan apakah sang kandidat baru mengajukan lamaran, sudah melewati tahap tanya jawab, atau sudah diterima. Dengan layanan ini, semua hal tersebut bisa dilakukan melalui komputer.

Sejumlah fitur andalan Rekruta adalah:

  • Perusahaan bisa membuat laman situs lowongan pekerjaan dengan label perusahaan itu sendiri tanpa menggunakan keahlian pemrograman sama sekali.
  • Adanya sistem kolaborasi yang memungkinkan tim atau divisi di sebuah perusahaan untuk berkomunikasi satu sama lain.
  • Dengan sebuah ekstensi di Google Chrome, pengguna bisa memasukkan langsung kandidat-kandidat dari berbagai situs lowongan pekerjaan. Selain itu pengguna juga bisa memberi referensi ke pengguna lain.

Melalui fitur-fitur tersebut, Rekruta berencana untuk menyasar berbagai sektor perusahaan di Indonesia. Mulai dari perusahaan teknologi, e-commerce, ritel, hingga perusahaan minyak.

Dari Silicon Valley ke Indonesia

Startup ini didirikan oleh Yanuar Wibisono (CTO) dan Silvia Pratama (CEO). Keduanya merupakan orang Indonesia yang sebelumnya tinggal, bekerja, dan menempuh pendidikan di AS.

Yanuar merupakan lulusan Universitas Illinois. Ia sempat bekerja di sejumlah perusahaan teknologi di AS. Seperti Quora, sebagai User Interface Engineering. Dan Wolfram Alpha, sebuah mesin pencari komputasi sebagai developer Web.

Sedangkan Silvia merupakan lulusan Universitas Berkeley di California, AS. Setelah itu, ia sempat bekerja sebagai Project Manager dalam sebuah kolaborasi perusahaan layanan Parsons Brinckerhoff dengan Bandara Internasional San Francisco.

"Kita melihat adanya kebutuhan akanApplicant Tracking System di Indonesia dan kami ingin Rekruta menjadi SaaS HR ATS pertama di Indonesia," ungkap Silvia menjelaskan latar belakang ia mendirikan Rekruta kepada Tech in Asia.
Rekruta

Rekruta baru diluncurkan beberapa hari lalu, dan saat ini sedang masih dalam tahap private beta. Disinggung mengenai model bisnis, Silvia enggan menjelaskan secara detail berapa tarif yang dikenakan. Ia hanya menjelaskan bahwa biaya akan ditentukan berdasarkan jumlah pengguna di perusahaan tersebut.

Bagaimanapun Rekruta bukanlah layanan pelacak lamaran pekerjaan pertama di Indonesia. Startup lain yang juga menyediakan layanan serupa dan sudah lebih dulu hadir adalah Netis HR, sebuah layanan perekrutan yang merupakan hasil kerja sama dengan perusahaan Jepang.

Baca juga: Dengan dukungan konsultan HR, Netis HRIS ingin menjadi solusi perekrutan dan manajemen HR terdepan
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto; Sumber gambar Gangplank HQ)

The post Rekruta Ingin Mempermudah Masalah Perekrutan oleh Perusahaan dengan Teknologi SaaS HR ATS appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Attack on Titan Akan Menyerbu Perangkat Mobile Akhir Tahun Ini

Posted: 07 Mar 2016 10:51 PM PST

Funimation melalui blog mereka mengumumkan bahwa Attack on Titan, serial manga dan anime hasil karya Hajime Isayama, akan muncul dalam bentuk game mobile pada kuartal keempat tahun 2016. Game Attack on Titan ini merupakan hasil kerja sama dari Funimation, GameSamba, NGame, dan Kodansha.

Dari keterangan yang ada, Attack on Titan versi game mobile nantinya akan bergenre runner dan action. Di sini kamu harus memiliki reaksi dan perencanaan yang bagus agar bisa bertahan hidup dari amukan Titan yang ganas. Saat ini, baru itu saja informasi yang diketahui dari game mobile Attack on Titan. Keterangan dan detail lebih lanjut akan diumumkan oleh Funimation di waktu yang akan datang.

Attack on Titan | Banner

Attack on Titan sendiri merupakan seri anime dan manga yang sangat populer di seluruh dunia. Sejauh ini, versi manga Attack on Titan telah terjual sebanyak lebih dari 50 juta kopi. Sampai tulisan ini dipublikasikan Attack on Titan sudah hadir dalam format 18 buku manga, 25 episode anime, sebuah game console yang baru rilis di Jepang, dan dua bagian film live action.

Sambil menunggu, cek juga 10 game Attack on Titan buatan fan di sini!

Sebelumnya, GameSamba, NGames, dan Funimation juga telah mengumumkan dua game mobile yang juga berdasarkan komik, yaitu Fairy Tail dan Tokyo Ghoul. Semua game yang mereka umumkan tersebut rencananya akan dirilis pada tahun ini.

Sepertinya para penggemar manga dan anime akan kedatangan banyak game mobile pada paruh akhir tahun ini. Apakah akan bisa memuaskan penggemarnya? Kita tunggu saja kabar selanjutnya!

Sumber: Funimation

The post Attack on Titan Akan Menyerbu Perangkat Mobile Akhir Tahun Ini appeared first on Tech in Asia Indonesia.

No comments:

Post a Comment

Sponsor

Latest Game News

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sponsor

pasang iklan baris gratis