Ads

Friday, May 27, 2016

Game Di Indonesia

Game Di Indonesia


Review Warcraft – Bukti bahwa Kualitas Grafis Bukanlah Segalanya

Posted: 27 May 2016 07:00 PM PDT

Warcraft bisa dikatakan merupakan salah satu francis video game paling lama. Pertama kali dunia fantasi Warcraft hadir dalam game RTS berjudul Warcraft: Orcs & Humans di penghujung tahun 1994.

Melihat kesuksesan game pertamanya tersebut, Blizzard kemudian memutuskan untuk mengembangkan beberapa game bergenre baru yang masih berlatarkan dunia Warcraft melalui MMORPG World of Warcraft dan game kartu Hearthstone.

Tidak hanya video game, Blizzard juga memperluas Warcraft ke media lain seperti novel, game tabletop, komik, manga, dan sebuah film live action yang baru saja dirilis. Lantas apakah film arahan Duncan Jones (Source Code) mampu mempresentasikan epos semesta Warcraft dengan cara yang baik dan menghibur?

Sebelumnya perlu kamu ketahui bahwa saya akan mengulas film ini dari kacamata penikmat film pada umumnya. Saya bukanlah seorang penggemar berat dunia Warcraft dan tidak pernah bermain World of Warcraft sebelumnya.

Versi nyata dari Warcraft: The Last Guardian

Review Warcraft | Screenshot 5

Film Warcraft mengambil plot novel ketiga dari serial Warcraft yaitu Warcraft: The Last Guardian karya Jeff Grubb. Bagi yang pernah membaca novel tersebut, tentu kamu akan tahu bahwa film ini mengisahkan pertempuran pertama antara Orc dan ras manusia di Azeroth.

Di bagian awal film, kamu akan melihat rencana jahat yang digagas oleh Gul’dan, seorang Warlock ras Orc, untuk membuka portal menuju Azeroth dengan kekuatan sihir Fel. Di bawah pimpinan Gul’dan, Orc dari berbagai klan berkumpul untuk menyerbu Azeroth guna mencari dunia baru yang pantas ditinggali.

Akan tetapi, terdapat seorang Orc bernama Durotan—yang juga merupakan ketua klan Frostwolf—merasakan konflik internal untuk mengikuti perkataan Gul’dan yang menggunakan sihir Fel. Ia nantinya merasa bahwa Fel itu sendiri dapat menjadi bumerang bagi kaum Orc.

Review Warcraft | Screenshot 8

Kemudian kamu akan melihat kerajaan Stormwind yang sudah bertahun-tahun damai di bawah pimpinan raja Llane Wrynn. Kabar buruk akhirnya datang. Salah satu garnisunnya dilaporkan telah diserang oleh makhluk tidak dikenal. Untungnya, salah satu korban berhasil dibawa pulang untuk diselidiki lebih lanjut.

Khadgar, mantan murid dari Medivh sang Guardian dan penyihir terkuat di Azeroth, menyimpulkan bahwa terdapat sihir yang kuat bernama Fel di balik penyerangan tersebut. Mendengar kabar ini, Khadgar menyarankan Sir Anduin Lothar selaku pemimpin pasukan Stormwind untuk meminta bantuan dari Medivh.

Konflik batin para karakter dan juga penonton

Review Warcraft | Screenshot 2

Secara garis besar jalan cerita yang disampaikan oleh film Warcraft dapat saya pahami dengan cukup baik. Namun, bagi kamu yang masih awam dengan dunia Warcraft mungkin perlu melakukan riset terlebih dahulu. Pasalnya, akan terdapat banyak sekali jargon, serta hubungan antar karakter, yang tidak dijelaskan dengan baik.

Charles Leavitt dan Duncan Jones yang juga sebagai penulis naskah seharusnya mampu menjaga tempo jalannya film dengan menceritakan latar belakang Azeroth atau para karakter pentingnya terlebih dahulu. Hasilnya, film ini terkesan buru-buru.

Misalnya saja Garona, karakter wanita setengah Orc. Namun setengahnya lagi sama sekali tidak diceritakan dengan jelas dalam film. Para penonton yang belum pernah membaca novelnya pasti akan dibuat bingung sepanjang film.

Garona adalah salah satu karakter yang menarik dan berperan penting, tetapi film ini tidak mampu membahas perkembangannya dan latar belakangnya lebih dalam. Hingga keluar bioskop pun saya masih merasa ada yang mengganjal karena masalah yang belum terselesaikan.

Review Warcraft | Screenshot 1

Selain itu, saya merasa terdapat ketidakjelasan konflik yang disampaikan oleh film Warcraft. Duncan Jones terlihat ingin menciptakan beberapa subkonflik selain yang terjadi antara manusia dengan Orc. Namun yang terjadi malah beberapa konflik serba tanggung dan setengah hati.

Sebelumnya kamu dapat membaca bahwa Durotan adalah salah satu tokoh Orc protagonis. Ia dibantu oleh Orgrim Doomhammer yang merupakan sahabat baiknya. Di awal film, kamu akan menyimpulkan bahwa mereka adalah dua protagonis yang akan menentang Gul’dan.

Namun mendekati bagian dari resolusi film, karakter Orgrim seakan menjadi seorang Orc yang memiliki dua kepribadian. Tidak jelas apakah Orgrim akan mengkhianati Durotan, atau ia akan tetap berjuang menentang sihir Fel dari Gul’dan.

Seperti film buatan penggemar dengan bujet besar

Review Warcraft | Screenshot 7

Ketika menggarap film Warcraft, Blizzard Entertainment turut menggandeng rumah produksi Legendary Pictures (Steve JobsJurassic WorldInterstellar) dan Atlas Entertainment (Batman v Superman: Dawn of JusticeAmerican Hustle). Dua nama besar yang tentu sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

Namun fakta yang hadir berkata sebaliknya. Jujur saya merasa bingung ketika menilai arahan visual film ini. Berbekal bujet US$160 juta (sekitar Rp2,1 triliun), film Warcraft mampu memberikan kualitas grafis yang tidak kalah dengan trilogi Lord of the Rings.

Saya cukup suka dengan detail yang dipresentasikan pada karakter Orc, Gryphon, kerajaan Stormwind ketika dilihat dari atas, dan elemen grafis lainnya. Begitu juga dengan suasana ketika peperangan terjadi, kecil maupun besar, yang telah digarap dengan apik dan seru dengan bantuan arahan musik Ramin Djawadi (Pacific RimMedal of Honor).

Review Warcraft | Screenshot 3

Akan tetapi, saya merasa agak aneh dengan kualitas properti serta latar tempat yang tidak dibuat dengan grafis komputer. Entah karena mungkin menghabiskan terlalu banyak uang di grafis, latar tempat yang digunakan terlihat tidak memiliki “jiwa” atau murah.

Suasana yang ingin ditampilkan oleh aktor manusia sungguhan pun terasa membosankan. Ada satu adegan di gudang penyimpanan senjata ketika sedang dalam persiapan perang yang membuat saya mengernyitkan dahi.

Suasana yang seharusnya disampaikan tentu saja panik, takut, dan hiruk pikuk. Akan tetapi apa yang terjadi dalam film Warcraft adalah gudang senjata yang dihuni oleh para prajurit berlarian ke sana kemari dengan kualitas seni peran yang buruk.

Review Warcraft | Screenshot 6

Satu lagi, arahan sinematografi (seni kamera) untuk adegan jarak dekat Duncan Jones tidak seperti yang ia lakukan dalam film Source Code. Beberapa kali saya merasa terganggu dengan banyaknya perpindahan kamera kasar ketika bertarung, dan close up karakter yang tidak perlu.

Penasaran dengan World of Warcraft? Kini kamu dapat memainkannya secara gratis!

Bahkan menurut saya, serial web Street Fighter buatan penggemar berjudul Street Fighter: Assassin’s Fist masih lebih baik dalam aspek cerita, seni kamera, dan adu peran.

Satu lagi kegagalan adaptasi film dari video game

Para penggemar semesta Warcraft akhirnya dapat menyaksikan karakter fantasi beraksi secara nyata. Adegan peperangannya terasa seru, dan hasil animasi grafisnya pun terlihat sangat detail.

Bagi saya, Warcraft adalah film yang buruk. Masih terdapat ruang untuk peningkatan dari segi penyampaian konflik, seni peran, dan editing. Banyak hal yang belum terselesaikan dan menjadi rasa ketidakpuasan tersendiri ketika meninggalkan bioskop.

Review Warcraft | Screenshot 9

Sepertinya sangat sulit untuk mengadaptasi video game ke dalam layar lebar. Street Fighter, Tekken, Resident Evil, Hitman: Agent 47, hingga Warcraft adalah contoh dari kegagalan banyak pihak yang berusaha mematahkan mitos bahwa tidak ada film bagus dari video game.

Di akhir tahun ini, akan ada film Assassin’s Creed yang dibintangi oleh Michael Fassbender (Steve JobsX-Men: Apocalypse) serta film Uncharted yang direncanakan akan rilis pada tanggal 30 Juni 2017. Semoga dua film tersebut akhirnya dapat mematahkan mitos bahwa film yang diangkat dari video game selalu berakhir buruk.

(Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah)

The post Review Warcraft – Bukti bahwa Kualitas Grafis Bukanlah Segalanya appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Daftar Harga 10 Smartphone Terpopuler Minggu Ini (27/5)

Posted: 27 May 2016 08:15 AM PDT

Sedang mencari smartphone baru, namun bingung menentukan pilihan? Jangan khawatir. Tim Tech in Asia Indonesia telah merangkum sepuluh smartphone paling populer di Indonesia, yang dapat menjadi referensi berburu kamu.

Setelah sempat turun ke posisi lima, Xiaomi Redmi 2 kembali merajai daftar ini. Duet smartphone Apple, iPhone 6 dan iPhone 5s, yang minggu lalu berada di peringkat pertama dan kedua, praktis turun ke posisi kedua dan ketiga.

Tren harga smartphone di minggu terakhir sebelum Ramadan ini cenderung stabil. Beberapa mengalami kenaikan dan penurunan, namun tidak di semua toko online yang menjualnya.

Setiap smartphone dilengkapi harga dari sejumlah e-commerce, sehingga semakin memudahkan kamu untuk membelinya. Daftar ini kami perbarui setiap minggu. Kamu dapat mengecek daftar minggu lalu di sini. Kami juga memberi tanda () untuk harga yang mengalami kenaikan dan () untuk penurunan harga.

Tanpa buang-buang waktu lagi, langsung saja simak daftar lengkapnya berikut ini.

1. Xiaomi Redmi 2

Xiaomi Redmi 2 | Image

OS: Android KitKat 4.4.1 | Layar: 4,7 inci | Resolusi: 1280 x 720 | Prosesor: Qualcomm Snapdragon 410 Quad-Core 1,2 GHz | RAM: 1 GB | ROM: 8 GB | Baterai: 2200 mAh | Kamera depan: 2 MP | Kamera belakang: 8 MP

Di antara semua smartphone Xiaomi yang tersedia resmi di Indonesia, Redmi 2 termasuk yang paling dicari. Layar, kamera, dan kapasitas memori tidak mengalami perubahan dari model sebelumnya, yaitu Redmi 1S. Namun Redmi 2 dilengkapi dengan prosesor berarsitektur 64-bit yang mempercepat kinerjanya.

Review Xiaomi Redmi 2 – Lawan yang Sepadan bagi Android One?

2. Apple iPhone 6

iPhone 6 | Image

OS: iOS 9.3.1 | Layar: 4,7 inci | Resolusi: 1334 x 750p | Prosesor: Apple A8 Dual-Core 1,4 GHz | RAM: 1 GB | ROM: 16 GB, 64 GB, 128 GB | Baterai: 1810 mAh | Kamera depan: 1,2 MP | Kamera belakang: 8 MP

Ketimbang iPhone 6s yang harganya bisa menembus 10 jutaan, membeli iPhone 6 menjadi pilihan yang logis. Terlebih karena harganya telah mengalami penurunan yang signifikan.

iPhone 6 dan iPhone 6 Plus – Senjata Baru Apple dengan Layar Lebih Besar

3. Apple iPhone 5s

iPhone 5s | Image

OS: iOS 9.3.1 | Layar: 4 inci | Resolusi: 1136 x 640p | Prosesor: Apple A7 Dual-Core 1,3 GHz | RAM: 1 GB | ROM: 16 GB, 32 GB, 64 GB | Baterai: 1570 mAh | Kamera depan: 1,2 MP | Kamera belakang: 8 MP

iPhone 5s merupakan smartphone pertama Apple yang dibekali dengan sensor sidik jari Touch ID. Meski umurnya sudah lebih dari dua setengah tahun, smartphone ini masih diminati, terutama bagi mereka yang tidak suka dengan smartphone berukuran besar.

4. Asus Zenfone 2 ZE550ML

Asus Zenfone 2 | Image

OS: Android Lollipop 5.0 | Layar: 5,5 inci | Resolusi: 720 x 1280p | Prosesor: Intel Atom Quad-Core Z3560 1,8 GHz | RAM: 2 GB | ROM: 16 GB | Baterai: 3000 mAh | Kamera depan: 5 MP | Kamera belakang: 13 MP

Spesifikasi dengan RAM 2 GB ini sebenarnya sudah cukup mumpuni untuk pemakaian sehari-hari. Namun, jika kamu ingin performa yang lebih baik, Asus menawarkan model dengan RAM 4 GB dengan harga yang jauh lebih mahal.

Review Asus Zenfone 2 – Mesin Kencang yang Masih Perlu Optimalisasi

5. Lenovo A6000

Lenovo A6000 | Image

OS: Android KitKat 4.4.4 | Layar: 5 inci | Resolusi: 720 x 1280 | Prosesor: Qualcomm MSM8916 Snapdragon 410 Cortex-A53 Quad-Core 1,2 GHz | RAM: 1 GB | ROM: 8 GB | Baterai: 2300 mAh | Kamera depan: 2 MP | Kamera belakang: 8 MP

Smartphone ini dibekali speaker stereo dengan teknologi Dolby Digital Plus, yang diklaim mampu menghasilkan suara yang ramah di telinga dengan volume lebih tinggi tanpa mengorbankan kejernihan—walau kamu mendengarkannya dalam keadaan ramai. A6000 juga sudah mendukung jaringan 4G LTE.

Review Lenovo A7000 – Pilihan Smartphone Bertenaga untuk Kamu yang Tidak Mengutamakan Kamera

6. Lenovo A7000

Lenovo A7000 | Image

OS: Android Lollipop 5.0.2 | Layar: 5,5 inci | Resolusi: 720 x 1280p | Prosesor: MediaTek MT6752m Octa-Core 1,5 GHz | RAM: 2 GB | ROM: 8 GB | Baterai: 2900 mAh | Kamera depan: 5 MP | Kamera belakang: 8 MP

Jika kamu mencari smartphone Android octa-core dengan harga terjangkau, Lenovo A7000 adalah salah satu kandidat yang layak dipertimbangkan. Tentunya kamu harus cukup puas dengan RAM berkapasitas 2 GB.

Review Lenovo A7000 – Pilihan Smartphone Bertenaga untuk Kamu yang Tidak Mengutamakan Kamera

7. Oppo F1

Oppo F1 | Image

OS: Android Lollipop 5.1 | Layar: 5 inci | Resolusi: 720 x 1280p | Prosesor: Qualcomm Snapdragon 616 Cortex-A53 Quad-Core 1,7 GHz | RAM: 3 GB | ROM: 16 GB | Baterai: 2500 mAh | Kamera depan: 8 MP | Kamera belakang: 13 MP

Smartphone ini dirancang untuk kamu yang suka selfie. Kamera depannya dibekali sensor 1,4 inci. Meski resolusinya hanya 8 MP, hasil fotonya mampu melampaui kamera belakangnya.

[Hands-On] Oppo F1, Satu Lagi Smartphone untuk Pencinta Selfie

8. Samsung Galaxy J5

Samsung Galaxy J5 | Image

OS: Android Lollipop 5.1 | Layar: 5 inci | Resolusi: 720 x 1280p | Prosesor: Qualcomm MSM8916 Snapdragon 410 Quad-core 1,2 Ghz Cortex-A53 | RAM: 1,5 GB | ROM: 8 GB | Baterai: 2600 mAh | Kamera depan: 5 MP | Kamera belakang: 13 MP

Seri Galaxy dengan kamera mumpuni lazimnya ditemukan pada kasta tertinggi, seperti Galaxy S7. Lewat Galaxy J5 yang diperkenalkan pada akhir April 2016 di negara asalnya, Samsung menyematkan kamera utama dengan resolusi 13 MP yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan para pencinta aktivitas fotografi dengan smartphone.

9. Xiaomi Mi 4i

Xiaomi Mi 4i I Image

OS: Android Lollipop 5.0.2 | Layar: 5 inci | Resolusi: 1080 x 1920p  | Prosesor: Qualcomm MSM8939 Snapdragon 615 Octa-Core (Quad-Core 1,7 GHz Cortex-A53 & Quad-Core 1 GHz Cortex-A53 ) | RAM: 2 GB | ROM: 16 GB | Baterai: 3120 mAh | Kamera depan: 5 MP | Kamera belakang: 13 MP

Mi 4i, yang resmi diluncurkan di Indonesia sejak Mei tahun lalu, sama seperti smartphone Xiaomi lainnya, yaitu mengusung fitur flagship namun dijual dengan harga relatif terjangkau.

[Hands-On] Andalkan Kamera, Xiaomi Mi 4i Siap Bersaing di Pasar Smartphone Rp2 Jutaan

10. Oppo Joy 3

Oppo Joy 3 | Image

OS: Android KitKat 4.4 | Layar: 4,5 inci | Resolusi: 480 x 854p | Prosesor: Mediatek MT6582 Quad-Core 1,3 GHz Cortex-A7 | RAM: 1 GB | ROM: 4 GB | Baterai: 2000 mAh | Kamera depan: 2 MP | Kamera belakang: 5 MP

Umur Oppo Joy 3 di Indonesia memang sudah nyaris satu tahun, namun smartphone ini tergolong  salah satu produk entry-level yang masih diburu dan diminati. Menilik tren smartphone 2016, spesifikasi Oppo Joy 3 memang tergolong standar. Namun harganya yang "bersahabat" membuatnya diminati mereka yang baru pertama menggunakan smartphone Android.

Catatan editor: Harga telah dibulatkan dan dapat berubah sewaktu-waktu. Untuk harga dari marketplace, harga diambil yang paling murah.

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto;sumber gambar: MakeUseOf)

 

The post Daftar Harga 10 Smartphone Terpopuler Minggu Ini (27/5) appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Tech in Asia Podcast #35 – 27 Mei 2016: Serba-Serbi Streaming ala Digilive

Posted: 27 May 2016 07:58 AM PDT


Ouch, ini hari Jumat, dan kesibukan seminggu ini nyaris membuat saya lupa kalau ini waktunya menayangkan podcast mingguan Tech in Asia TALKShow.

Minggu lalu kami kedatangan salah satu developer anak bangsa Toge Productions. Kali ini giliran penyedia platform streaming video Digilive

Tadinya, frontman Superglad, Buluk, rencananya akan hadir ke studio kami, namun karena kesibukannya, podcast kali ini ada Alvin Rizki Ismail dan Ben Mukti.

Di episode kali ini, saya masih ditemani Audi Prasetyo dan seperti biasanya, partner penjaga kualitas audio kami AppsCoast tetap membantu penggarapan podcast kali ini.

Lalu apa saja yang kami bicarakan pada episode ini? Tentunya seputar streaming, potensi ranah video on-demand, dan tentunya seputar startup musik di tanah air. Ingin konten buatan kamu ikut menjadi bagian dari podcast kami? Cukup mendaftar di sini.

Tentunya kami juga menanti kamu, sebagai bagian komunitas teknologi, startup, dan game ,"berbagi mikrofon" dengan kami. Dan seperti biasa ada beragam konten lain yang rasanya sayang bila kamu lewatkan.

  • Yang baru dari Google I/O

Ajang tahunan yang satu ini memang cukup dinanti penikmat teknologi dunia. Tapi apakah yang mereka tawarkan merupakan hal yang benar-benar baru, atau hanya pembaruan teknologi lama dengan sejumlah polesan?

  • Ke mana rilisan fisik?

Banyaknya toko penjual rilisan fisik khususnya produk musik yang gulung tikar sempat digadang-gadang merupakan imbas dari makin menggilanya layanan streaming di dunia, termasuk di Indonesia. Bagaimana opini Alvin dan Ben terkait hal ini? Keduanya memiliki opini yang berbeda pastinya!

  • Menjaring rejeki di bulan Ramadan

Tinggal hitungan hari, dan umat muslim yang ada di seluruh dunia akan menjalankan ibadah puasa Ramadan. Lalu apakah efeknya bagi pelaku industri teknologi? Strategi berdasarkan insight milik Google ini mungkin bisa dijadikan acuan pemasaran.

Nah, bila kamu ingin ada bintang tamu atau topik tertentu di podcast ini, cukup tinggalkan komentar di bawah. Jangan lupa Follow, Play, unduh, serta berikan Like dan Share kalau kamu suka dengan isinya.

(Diedit oleh Mohammad Fahmi)

The post Tech in Asia Podcast #35 – 27 Mei 2016: Serba-Serbi Streaming ala Digilive appeared first on Tech in Asia Indonesia.

12 Game Android Terbaru Minggu Ini – Skater, Brothers: A Tale of Two Sons, dan Lainnya

Posted: 27 May 2016 07:25 AM PDT

Selamat datang di artikel game Android terbaru mingguan Tech in Asia Indonesia edisi terakhir di bulan Mei 2016. Seperti biasanya, melalui rubrik yang dirilis secara rutin ini kamu akan menjumpai beragam judul game Android baru yang layak untuk masuk ke dalam daftar main kamu sekarang.

Ada banyak sekali pilihan yang bisa kamu ambil untuk edisi kali ini. Kamu para penyuka RPG bisa mencoba “remaster” dari Romancing SaGa 2 atau mencoba sesuatu yang baru lewat iterasi Lifeline yang keempat. Tak hanya itu saja, kamu juga bisa menemukan dua game iOS seperti Brothers: A Tale of Two Sons dan Skater yang akhirnya rilis di Play Store.

Intinya ada banyak game menarik yang siap menghibur kamu akhir pekan ini, jadi sekarang kamu tinggal pilih, mana di antara sekian judul berikut yang sesuai dengan selera kamu. Selamat bermain!


Goat Simulator: Waste of Space

Mbeeeekkk… bosan dengan aksi anarkis kambing Goat Simulator yang itu-itu saja? Bagaimana jika sekarang kamu membawanya ke luar angkasa dan membiarkannya rusuh dalam kota koloni manusia di bulan?

Lewat kehadiran Goat Simulator: Waste of Space, Coffee Stain Studios kembali menyajikan keisengan tiada tara dalam dunia virtual yang jauh lebih luas dibandingkan seri sebelumnya. Tidak hanya berbuat onar dengan berkeliaran di sekitar koloni, kamu bahkan dapat mengendalikan roket luar angkasa untuk merusak segala objek yang ada mulai dari gedung, laboratorium, dan masih banyak lagi.

App Info
Goat Simulator Waste of Space
Coffee Stain Studios -  May 26, 2016
Genre:  Games, Adventure, Simulation
Size:  237.8 MB
Installs:  N/A
Rp. 75.000
Download

Lifeline: Whiteout

Masih melanjutkan "tradisi" game Lifeline sebelumnya, di sini kamu akan berinteraksi dengan sosok fiktif yang memerlukan pertimbangan keputusan darimu untuk melanjutkan petualangannya di sebuah tempat antah berantah. Untuk Lifeline: Whiteout sendiri, kamu akan membantu seorang penjelajah bernama V. Adams yang terdampar di tengah zona bersalju, tanpa ada memori apa pun perihal lokasi tempat ia berada sekarang.

Dengan cerita dan tema petualangan baru di setiap serinya, Lifeline untungnya tidak mewajibkan kamu untuk perlu mengikuti seri sebelumnya demi memahami apa yang kamu mainkan di iterasi terbarunya. Kehadiran Lifeline: Whiteout sendiri menjadi semacam kesempatan bagi saya untuk mencoba permainan Lifeline, karena sejak seri game ini dirilis saya sama sekali belum mencobanya.

Selamatkan Adams dari Kejamnya Salju Antartika dalam Lifeline 4: Whiteout

App Info
Lifeline: Whiteout
3 Minute Games LLC -  May 25, 2016
Genre:  Adventure
Size:   62M
Installs:   50 - 100
41,000
Download

Flick Golf: Golf Island

Iqbal Kurniawan – Apa kamu masih ingat dengan Flick Golf! yang masuk sebagai salah satu game mobile bertema golf terbaik versi Tech in Asia Indonesia? Minggu ini, developer Full Fat kembali merilis sebuah game bertema serupa dengan judul Golf Island.

Dengan tema dan mekanisme yang tidak jauh berbeda dari Flick Golf!, Golf Island tampak istimewa berkat desain level yang imajinatif serta kehadiran para karakter menggemaskan sepanjang permainan. Kamu akan bermain golf sambil ditemani hewan-hewan lucu yang akan membantumu sebagai caddy. Selain itu, kamu juga ditantang untuk bermain golf di tempat yang sangat bervariasi, mulai dari sebuah pulau tropis hingga lapangan yang berada di luar angkasa.

App Info
Golf Island
Full Fat -  May 25, 2016
Genre:  Sports
Size:   44M
Installs:   1 - 5
Gratis
Download

Cashing Season

Iqbal Kurniawan– Tak terasa sudah hampir setahun sejak Koukoi Games mengumumkan keberadaan game Crashing Season untuk iOS. Setelah sempat saya lupakan, tanpa disangka-sangka developer game dari Finlandia tersebut akhirnya merilis karya perdananya di platform mobile pada minggu ini.

Crashing Season merupakan game arcade tentang para hewan yang berupaya melumpuhkan para manusia pemburu di habitat masing-masing. Kamu akan mengendalikan beragam hewan, seperti beruang, singa laut, hingga babi hutan dengan kemampuan unik yang berbeda-beda untuk membuat para pemburu jera dan menyesal telah mengusik alam liar.

Selamatkan para Hewan dari Kejaran Pemburu di Crashing Season

App Info
Crashing Season
Koukoi Games -  May 25, 2016
Genre:  Action
Size:   71M
Installs:   10,000 - 50,000
Gratis
Download

Swordbreaker: the Game

Swordbreaker the Game adalah game choose your own adventure buatan developer Rusia bernama DuCats Games yang mengisahkan petualangan jagoan pedang tanpa nama bergelar The Swordbreaker. Sebagai sang Swordbreaker, kamu akan bertualang menggali tabir misteri dari lokasi dungeon yang kamu temukan di saat sedang rehat dari petualanganmu sebelumnya.

Sama seperti game choose your own adventure lainnya, dalam Swordbreaker kamu dihadapkan berbagai konsekuensi dari setiap keputusan yang kamu ambil. Bila kamu salah mempertimbangkan situasi, jagoan kamu bisa saja akan berakhir mengenaskan baik itu karena terkena jebakan maut atau mati di tangan monster yang mendiami dungeon tersebut.

App Info
Swordbreaker The Game
Subbotinov Aleksandr Igorevich -  May 09, 2016
Genre:  Adventure
Size:   79M
Installs:   500 - 1,000
20,000
Download

Brothers: A Tale of Two Sons

Brothers Tale of Two Sons | Screenshot

Setelah rilis di iOS pada bulan Oktober lalu, hari ini penerbit 505 Games telah memboyong game Brothers: A Tale of Two Sons ke platform Android. Bagi kamu yang belum pernah mendengar game ini sebelumnya, Brothers: A Tale of Two Sons adalah game adventure buatan Starbreeze Studio dengan pengambilan cerita yang sangat menarik dan inovasi kontrol unik yang pernah ada di console.

Keunikan game ini terletak pada puzzle dan cara pemain mengendalikan dua bersaudara Naiee dan Naia menggunakan dua joystick analog di genggaman. Berhubung kamu bermain menggunakan perangkat mobile, otomatis jarimu akan menutup sebagian porsi layar permainan. Cukup merepotkan memang, sehingga kekurangan ini juga harus menjadi pertimbanganmu sebelum membelinya.

App Info
Brothers: A Tale of Two Sons
505 Games (US), Inc. -  Oct 22, 2015
Genre:  Games, Entertainment, Puzzle, Adventure
Size:  1.03 GB
Installs:  N/A
Rp. 75.000
Download

Boat Royale

Boat Royale | Screenshot

Meskipun memiliki judul Royale di belakangnya, namun kamu jangan  keburu menuduh Boat Royale sebagai peniru game buatan Supercell karena game rilisan Gamespark ini menyajikan gameplay yang sama sekali berbeda.

Sedikit mirip dengan Gunbound, dalam Boat Royale kamu akan menyusun strategi dalam adu tembak artileri dengan tampilan karakter dari cerita Romance of the Three Kingdoms. Di sini kamu akan membentuk kru kapal yang terdiri dari beberapa tokoh Romance of the Three Kingdoms seperti Cao Cao, Zhau Yu, Lu Bu, dan lain-lain. Jika kamu ingin mencoba sesuatu yang beda, saya pikir tidak ada salahnya untuk mencoba game Boat Royale lewat tautan berikut ini.

App Info
Boat Royale
Gamespark -  May 26, 2016
Genre:  Action
Size:   47M
Installs:  N/A
Gratis
Download

Sparkwave

Setelah bulan Februari kemarin Crescent Moon Games menerbitkan Sparkwave di iOS, sekarang giliran Android yang mendapat kehormatan untuk mencoba gilanya permainan arcade satu ini. Dalam Sparkwave, kamu akan mengendalikan sebuah peluru yang terbang melewati serangkaian permukaan berbentuk heksagon. Peluru yang kamu kendalikan dapat berbelok ke kanan dan kiri sesuai dengan sisi layar perangkat yang disentuh.

Objektif game pun cukup simpel, kamu hanya perlu melintas sejauh mungkin sembari mengumpulkan koin maupun power-up dan menghindari perangkap yang tersebar sepanjang perjalanan. Tantangannya sekarang, seberapa cepat refleks jari kamu bergerak mengarungi level permainan Sparkwave yang semakin lama semakin sulit.

App Info
Sparkwave
Crescent Moon Games -  Feb 24, 2016
Genre:  Games, Arcade, Entertainment, Racing
Size:  38 MB
Installs:  N/A
Gratis
Download

Number Rumble

Number Rumble | Screenshot

Butuh suntikan game puzzle yang berbeda untuk mengisi waktu luang kamu minggu ini? Jika iya, maka saya sarankan kamu untuk mencoba Number Rumblegame trivia lokal buatan Game5Mobile yang menuntut kecermatan kamu dalam menghitung angka. Sesuai temanya, dalam game ini kamu akan beradu jenius menghadapi pemain lain yang tersambung dalam koneksi internet.

Ada banyak sekali soal matematika yang kamu hadapi dalam Number Rumble, mulai dari penjumlahan hingga tebak berapa jumlah boks di layar. Bagian terbaiknya lagi, game ini juga menyediakan fitur chat serta avatar karakter yang didesain dengan baik.

App Info
Number Rumble
Game5mobile -  May 26, 2016
Genre:  Trivia
Size:   36M
Installs:   50 - 100
Gratis
Download

Skater

Minggu ini sebuah game yang sudah cukup lama beredar di iOS, akhirnya hadir juga di Android. Game yang saya maksudkan adalah Skater, salah satu game skateboarding terbaik untuk perangkat mobile di tahun 2014. Di masanya, Skater adalah game yang mendorong munculnya berbagai tiruan game skateboard “jari” lainnya di Android.

Di game ini akan tersedia sebuah papan dan sepatu yang bisa kamu kendalikan melalui kontrol swipe atau tap dan hold layaknya tangan kamu menjadi kaki yang mengendalikan papan skateboard di layar. Kelihatannya cukup rumit memang, namun bila kamu mencari tantangan skateboard yang autentik, maka Skater jelas harus measuk ke dalam daftar belanja game kamu minggu ini.

App Info
Skater
The Skater Team -  May 26, 2016
Genre:  Sports
Size:   136M
Installs:   1,000 - 5,000
68,000
Download

Skylanders Battlecast

Iqbal Kurniawan – Berbeda dengan Disney yang memutuskan untuk menutup bisnis pengembangan game termasuk produksi mainan Disney Infinity, Activision justru semakin mengokohkan posisinya dalam bisnis toys-to-life dengan merilis Skylanders Battlecast untuk platform mobile. Game card battle ini terasa spesial karena dilengkapi dengan fitur untuk memindai kartu fisik Skylanders guna memanggil monster di dalam game.

Walau kamu tidak memiliki kartu Skylanders pun, kamu tetap dapat menikmati Skylanders Battlecast yang menawarkan segudang fitur serta beragam mode permainan. Kamu tetap dapat mengoleksi sedikitnya 300 kartu monster secara digital untuk menyelesaikan lebih dari 64 misi single player dalam game. Terdapat pula mode PvP online yang akan menguji kelihaianmu berstrategi saat berhadapan dengan pemain lain dari seluruh dunia.

App Info
Skylanders Battlecast
Activision Publishing, Inc. -  May 25, 2016
Genre:  Card
Size:   506M
Installs:   10,000 - 50,000
Gratis
Download

Thunderbirds Are Go: Team Rush

Iqbal Kurniawan – Miniclip merilis sebuah game mobile yang diangkat dari serial televisi Thunderbirds Are Go. Sama seperti dalam serial televisi, kamu akan mengendalikan kakak-beradik Tracy yang tergabung dalam International Rescue untuk menghentikan ambisi sosok jahat Hood dengan menuntaskan beragam misi yang ada di game.

Aksi runner dalam Thunderbirds Are Go: Team Rush hadir dengan cukup bervariasi. Ketangkasanmu menghindari rintangan tidak hanya akan diuji saat berlari melintasi koridor penuh jebakan, tapi juga saat mengemudikan pesawat menyusuri lembah berbatu yang sempit. Bila kamu pernah menyukai serial klasik Thunderbirds yang dibuat tahun 60-an silam, maka game ini mungkin bisa menghidupkan kembali nuansa nostalgia dalam dirimu.

App Info
Thunderbirds Are Go: Team Rush
Miniclip.com -  May 23, 2016
Genre:  Action
Size:  N/A
Installs:   1,000 - 5,000
Gratis
Download

(Diedit oleh Mohammad Fahmi)

The post 12 Game Android Terbaru Minggu Ini – Skater, Brothers: A Tale of Two Sons, dan Lainnya appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Rangkuman Berita Game Hari Ini – 27 Mei 2016

Posted: 27 May 2016 06:00 AM PDT

Petisi online yang meminta Disney melanjutkan seri Disney Infinity hampir didukung oleh 10.000 orang

Iqbal Kurniawan – Petisi yang dibuat oleh seorang anak bernama Tim Wanders di situs Change.org tersebut telah menuai dukungan dari lebih dari 9.900 orang pada saat tulisan ini dibuat. Bocah yang masih berusia 13 tahun itu meminta Disney untuk mempertimbangkan kembali keputusan mereka menghentikan seri Disney Infinity dan melanjutkan produksi beragam mainan yang telah direncanakan. “Bersama-sama, kita dapat menyelamatkan game yang luar biasa ini,” tulis Tim dalam petisi.

Change.org: Save Disney Infinity!


Mega Man akan hadir dalam sebuah serial animasi baru tahun depan

Mega Man New Look | Artwork

Iqbal Kurniawan – DHX Media Ltd. dan Dentsu Entertainment USA, Inc. mengumumkan rencana mereka untuk memproduksi serial animasi yang menghadirkan tokoh Mega Man buatan Capcom tahun depan. Film animasi untuk anak-anak tersebut menghadirkan desain baru untuk karakter Mega Man seperti yang bisa kamu lihat di atas. Tampaknya banyak pihak yang kurang menyukai desain tersebut, karena tidak lama kemudian beredar berbagai respons di internet yang menyatakan kekecewaan masing-masing.

Sumber: Comingsoon.net


Trailer baru Deus Ex: Mankind Divided perlihatkan konflik yang terjadi setelah peristiwa Deus Ex: Human Revolution

Risky Maulana – Dengan mengangkat tema “The Mechanical Apartheid”, Eidos Interactive hari ini membuat saya terkesima dengan konflik hebat yang melatarbelakangi Deus Ex: Mankind Divided. Dalam video berdurasi hampir empat menit di atas, kamu akan melihat konsekuensi dari peristiwa besar yang terjadi di bagian akhir Deus Ex: Human Revolution.

Tanpa bermaksud spoiler, yang jelas apapun pilihanmu dalam game sebelumnya, Eidos Interactive tetap akan mendorong petualangan baru Adam Jansen untuk menghapus ketidakadilan yang dialami kaum Augmented (pengguna implan mesin) di tahun 2029.


Ubisoft hadirkan “perkenalan kedua” dari tim pemburu teroris Ghost Recon: Wildlands

Risky Maulana – Setahun setelah diumumkan pada ajang E3 2015 kemarin, kini Ubisoft kembali memperlihatkan Ghost Recon: Wildlands lewat sebuah trailer singkat berdurasi dua setengah menit.

Meskipun tidak banyak menampakkan hal baru selain tema pertempuran liar di kawasan hutan, lembah, dan gunung salju, namun video kali ini bisa dibilang semacam perkenalan bagi situs Ghost Recon, yang sekarang dipenuhi informasi baru seputar Ghost Recon: Wildlands.

The post Rangkuman Berita Game Hari Ini – 27 Mei 2016 appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Absolver – Online Melee Action dari Mantan Developer Watch Dogs

Posted: 27 May 2016 05:00 AM PDT

Sekelompok developer yang pernah terlibat dalam pengembangan Watch Dogs dan Ghost Recon di Ubisoft, tahun lalu memutuskan untuk mendirikan studio game sendiri bernama Sloclap. Kemarin, mereka mengumumkan karya perdananya berjudul Absolver yang rencananya akan dirilis untuk PC dan console tahun depan.

Absolver memadukan unsur action dengan fighting lewat aksi baku hantam para petarung di dalam game. Selain pertarungan jarak dekat yang diklaim akan berlangsung cepat dan luwes, kamu juga akan bersinggungan dengan para pemain lainnya dari seluruh dunia berkat fitur multiplayer online yang disiapkan oleh Sloclap.

Dilengkapi fitur PvP dan PvE online

Absolver | Screenshot 1

Kamu akan berperan sebagai seorang Prospect, kandidat yang harus menjalani serangkaian tes agar diterima menjadi anggota kelompok petarung elit yang disebut Absolver. Serangkaian tes maupun misi yang harus kamu lakukan akan sangat sulit, dan tidak semuanya bisa kamu selesaikan seorang diri.

Beberapa misi mengharuskanmu untuk menghadapinya dalam sebuah tim. Kamu dapat bergabung dengan gamer lain secara online saat bertarung dengan sekelompok musuh, atau berhadapan dengan sesama pemain. Fitur PvE dan PvP ini akan dituangkan dalam bentuk misi kooperatif untuk memperoleh equipment langka dan arena pertarungan untuk menentukan ranking dari masing-masing pemain.

Kustomisasi karakter dan gaya bertarung

Absolver | Screenshot 2

Kamu bebas menentukan serta mengembangkan gaya bertarung karakter Prospect yang dibuat. Selama perjalanan di dalam game, kamu akan bersinggungan dengan beragam aliran bela diri yang memiliki gaya bertarung serta jurus masing-masing. Beragam aliran bela diri tersebut bisa dipadupadankan sesuai preferensi untuk menciptakan gaya bertarung andalanmu sendiri.

Tidak hanya gaya bertarung maupun aliran jurus yang bisa dikustomisasi, karaktermu juga dapat dilengkapi dengan berbagai jenis senjata. Dari penjelasan yang disebutkan oleh Sloclap, tampaknya kombinasi yang tersedia nanti akan berjumlah cukup banyak dan bisa membuat para pemain sibuk melakukan eksperimen.


Belum terlalu banyak hal yang diungkap oleh Sloclap sejauh ini selain mengunggah trailer, screenshot, serta menyediakan situs resmi untuk game Absolver. Mereka berencana untuk memamerkan karya perdananya ini pada ajang E3 yang akan berlangsung bulan depan. Sambil menunggu, kamu bisa menonton trailer yang menampilkan cuplikan cukup menjanjikan di bawah ini.

Sumber: PlayStation Blog, Sloclap, Eurogamer

(Diedit oleh Mohammad Fahmi)

The post AbsolverOnline Melee Action dari Mantan Developer Watch Dogs appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Intip Fitur dan Lagu Hatsune Miku: Project Diva Future Tone Lewat Trailer Barunya

Posted: 27 May 2016 04:12 AM PDT

SEGA telah merilis video trailer resmi untuk Hatsune Miku: Project Diva Future Tone yang akan rilis di PS4 bulan Juni mendatang. Bila kamu gamer penggemar Vocaloid, sebaiknya kuatkan iman sebelum menonton video di bawah, karena fitur-fitur maupun lagu yang ditawarkan Hatsune Miku: Project Diva Future Tone cukup menggiurkan dan bisa membuat dompetmu melayang.

Hatsune Miku: Project Diva Future Tone memboyong ratusan lagu Vocaloid populer dan menyajikannya dalam tampilan 1080p 60 FPS untuk layar besar. Gameplay di dalamnya dibuat menyerupai Hatsune Miku: Project Diva Arcade Future Tone yang hanya tersedia di arcade Jepang. Kamu akan menggunakan stik analog, tombol-tombol trigger, maupun touchpad PS4 untuk memainkan jenis not baru yang disebut Slider.

Hatsune Miku: Project Diva Future Tone | Screenshot 1

Hatsune Miku: Project Diva Future Tone | Screenshot 2

Pertama kalinya dalam seri Project Diva, kamu tidak hanya bisa mengganti kostum atau aksesoris karakter, tapi juga bisa mengganti model rambut mereka! Fitur yang tidak penting memang, tapi menarik bukan? Terdapat juga dua mode baru yaitu Practice Mode untuk membantumu menyelesaikan lagu yang sulit, serta Survival Course bila kamu butuh tantangan ekstra.

Perlu diingat bahwa Hatsune Miku: Project Diva Future Tone akan tersedia secara digital dan lagu-lagunya harus kamu beli dalam paket seharga masing-masing 3.900 Yen (sekitar Rp482.000). Terdapat dua paket lagu yang ditawarkan. Pertama adalah paket Future Sound berisi lagu-lagu dari seri Project Diva di PSP dan PS Vita/PS3. Kedua yaitu paket Colorful Sound yang mengandung kompilasi lagu seri Project Mirai di 3DS serta Project Diva Arcade.

Secara keseluruhan game ini mengandung hingga 220 lagu di dalamnya, serta lebih dari 300 kostum yang bisa kamu pilih. Artinya Hatsune Miku: Project Diva Future Tone adalah game Project Diva terbesar yang pernah ada. Ditambah dengan Hatsune Miku: Project Diva X dan Hatsune Miku: Project Diva X HD, tampaknya tahun 2016 akan jadi tahun yang menyenangkan sekaligus menyengsarakan para fan Vocaloid di seluruh dunia.

The post Intip Fitur dan Lagu Hatsune Miku: Project Diva Future Tone Lewat Trailer Barunya appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Review Overwatch – Semua Bisa Jadi Pahlawan

Posted: 27 May 2016 02:20 AM PDT

Akhirnya game karya Blizzard yang sangat ditunggu-tunggu ini dirilis juga! Sejak pertama kali diumumkan dua tahun lalu, Overwatch telah sukses menarik minat begitu banyak orang di seluruh dunia, termasuk saya. Dengan desain karakter yang unik, gaya visual menyerupai film animasi Pixar, serta dukungan nama besar Blizzard, Overwatch terlihat betul-betul menjanjikan.

Sebenarnya saya sempat skeptis terhadap Overwatch karena khawatir konten yang disajikan tidak sebanding dengan harganya yang mahal. Game FPS online tanpa konten single player begini menurut saya lebih pas sebagai game free-to-play. Tapi bagaimana setelah mencoba sendiri, apakah kualitasnya sepadan dengan hype yang begitu besar? Mari simak di bawah. (Spoiler: jawabannya YES.)

Overwatch | Screenshot 1

Selamat datang di objective gaming

Overwatch memadukan first person shooter dengan gaya permainan objektif yang biasa ditemui pada game bergenre MOBA/ARTS seperti Dota 2. Dalam Overwatch, tujuan bermainmu bukanlah untuk membasmi semua musuh, tapi menjalankan misi/objektif tertentu. Membunuh musuh hanya salah satu jalan mencapai misi tersebut dan bukan jaminan untuk memenangkan game.

Pada dasarnya misi dalam Overwatch hanya terbagi menjadi dua jenis, yaitu Attack dan Defense, namun terdapat variasi dengan kebutuhan taktik berbeda-beda. Misalnya, misi Defense di control point akan berbeda dengan misi Defense untuk melindungi payload (kendaraan bermuatan) yang sedang berjalan. Ada juga misi yang mengharuskan kedua tim sama-sama melakukan Attack dan memperebutkan satu control point di tengah arena.

Overwatch | Screenshot 2

Konsep misinya simpel, namun terasa kompleks karena variasi map serta hero di dalamnya yang begitu banyak. Ibarat Dota 2, misinya hanya satu jenis yaitu menghancurkan Ancient, sehingga kesuksesan benar-benar bergantung pada pemahaman hero, penguasaan medan perang, serta skill pemain. Kompleksitas dalam kesederhanaan tersebut membuat Overwatch berpotensi jadi game yang sangat kompetitif.

Nuansa kompetitif ini didukung oleh sistem reward yang memanjakan pemain dengan skill tinggi. Semakin baik kamu bermain, semakin banyak pula experience yang kamu dapat. Saat level up, kamu akan mendapat Loot Box berisi bermacam-macam item kosmetik. Mengoleksi kosmetik dalam game multiplayer begini tentunya sangat menyenangkan.

Overwatch | Screenshot 3

Tidak hanya Loot Box saja, Overwatch juga memiliki sistem highlight yang menunjukkan permainan terbaik dalam pertandingan. Semua partisipan akan menonton siaran highlight tersebut begitu pertandingan selesai, jadi berhasil “masuk TV” adalah sebuah kebanggaan yang patut dikejar. Kamu pasti akan terpacu untuk berlatih dan bermain lebih jago.

Siapa pun bisa jadi pahlawan

Overwatch mengusung tema yang kental dengan unsur kepahlawanan, dan satu hal yang perlu kita pahami adalah bahwa definisi "pahlawan" bagi tiap orang bisa berbeda-beda. Pahlawan tidak harus jago menghajar orang jahat dengan kekuatan super. Seorang dokter yang merawat pasien hingga sembuh, seorang seniman yang menginspirasi, bahkan pedagang yang menafkahi anak-anaknya, itu juga pahlawan.

Overwatch | Screenshot 4

Begitu pula dalam Overwatch, kamu tidak harus jadi penembak jitu yang jago menghabisi musuh untuk jadi pahlawan. Terdapat 21 hero yang bisa kamu pilih, dan setiap hero bisa berkontribusi dengan caranya sendiri-sendiri. Memahami peran hero dan merancang kerja sama yang baik adalah hal terpenting dalam Overwatch.

Kamu ingin membasmi musuh dari tempat-tempat tersembunyi? Pilihlah hero sniper seperti Widowmaker atau Hanzo. Lebih suka maju merangsek di antara kepungan musuh? Gunakan hero ofensif seperti Soldier: 76 atau Reaper. Komposisi tim tak akan komplit tanpa hero tank dan support yang bertugas menangkal serangan lawan, oleh karena itu hero seperti Reinhardt dan Mercy pun bisa populer meski keduanya tak ahli membunuh.

Overwatch | Screenshot 5

Kita didorong untuk membentuk tim yang seimbang dan variatif dalam Overwatch. Bahkan game ini akan memberi saran/peringatan ketika kita memilih hero, sehingga kita tahu peran apa yang sebaiknya diisi demi permainan optimal. Jadi kalau di layar sudah terpajang tulisan "no tank heroes" tapi tidak ada satu orang pun yang mau memilih hero tank, jangan heran apabila timmu kalah dengan tragis.

Kualitas polesan kelas satu

Blizzard tidak main-main dalam membuat Overwatch jadi game yang terpoles dengan sangat baik. Kamu bisa lihat dari kualitas visual yang memukau, kontrol permainan yang intuitif dan sangat responsif, serta desain kosmetik yang keren dan menggiurkan untuk dipamerkan. Tapi tidak berhenti sampai di situ saja.

Overwatch | Screenshot 6

Unsur terbaik dalam Overwatch yang wajib diacungi dua jempol adalah kualitas matchmaking di dalamnya. Tidak seperti game sebelah di mana untuk mencari match bisa makan waktu sampai sejam, pengalaman rata-rata matchmaking saya dalam Overwatch hanya butuh waktu beberapa belas detik saja. Sebuah hal yang menurut saya luar biasa.

Kamu juga tak perlu khawatir ada orang keluar di tengah pertandingan, karena begitu ada pemain keluar maka server otomatis akan menggantinya dengan pemain lain secara instan. Kita memang bisa keluar masuk match sesuka hati, tidak harus selalu ikut dari awal. Dan berhubung misi dalam Overwatch sangat simpel, kamu tidak akan bingung meski baru bergabung di tengah-tengah pertandingan.

Overwatch | Screenshot 7

Kalau kamu sedang sial dan kebetulan mendapati waktu matchmaking yang agak lama, kamu akan dimasukkan ke mode skirmish yang isinya hanya arena kosong tanpa objektif. Selagi menunggu matchmaking, kamu bisa mencoba-coba hero, atau menjelajahi arena untuk dipelajari. Mengingat lokasi item penyembuh dan lokasi sniping bisa membantumu memenangkan game lo!

Mendorong komunitas positif

Overwatch adalah game yang benar-benar fun. Di atas saya mengatakan bahwa Overwatch berpotensi jadi sangat kompetitif, namun nuansa utama yang akan kamu rasakan saat bermain adalah bahwa game ini dibuat untuk bersenang-senang. Kalau menang rasanya sangat memuaskan, tapi kalau kalah ya sudah, lanjut saja ke match berikutnya.

Overwatch | Screenshot 8

Fitur komunikasi dalam Overwatch ditata sedemikan rupa sehingga mendorong komunikasi yang positif dan saling mendukung. Kamu akan menemukan bahwa quick chat yang paling sering digunakan adalah sapaan "Hello" dan memberi tahu durasi cooldown jurus ultimate, karena dua hal itulah chat yang paling mudah diakses. Dengan gameplay bertempo cepat begini, mengetik untuk trash talking pun rasanya ribet.

Begitu pula saat pertandingan selesai. Kamu akan dihadapkan pada replay berisi highlight keren, serta layar berisi statistik para pemain dengan kontribusi terbesar. Kemudian kamu bisa commend (memuji) pemain yang menurutmu jago, termasuk pemain dari kubu lawan, dengan satu kali klik saja. Overwatch mengajak kita bersikap apresiatif terhadap orang lain, dan ini harus ditiru oleh semua game online di muka bumi.

Overwatch |Screenshot 9

Kesimpulan

Setelah membaca ulasan di atas sepertinya kesimpulan saya sudah bisa ditebak. Overwatch adalah bukti bahwa Blizzard masih belum kehilangan tajinya sebagai developer game papan atas, dan wajib kamu mainkan kalau kamu menyukai FPS maupun MOBA. Untuk game yang satu ini saya berani mengatakan: the hype is real, baby!

Meski demikian saya masih merasa bahwa game ini sedikit terlalu mahal. Edisi reguler harganya US$40 (sekitar Rp543.000), tapi hanya tersedia dalam bentuk digital dan khusus untuk PC. Sementara edisi yang umum beredar adalah Overwatch: Origins Edition yang biasa dijual di Indonesia seharga sekitar Rp670.000. Mengeluarkan uang segitu untuk game khusus multiplayer begini rasanya agak berat juga sih.

BattleNet Shop: Overwatch (PC), $39.99 (sekitar Rp543.000)

BattleNet Shop: Overwatch: Origins Edition (PC, PS4, Xbox One), $59,99 (sekitar Rp814.000)

PlayStation Store Link (US): Overwatch: Origins Edition, $59,99 (sekitar Rp814.000)

PlayStation Store Link (Asia): Overwatch: Origins Edition, Rp814.000

(Diedit oleh Iqbal Kurniawan)

The post Review Overwatch – Semua Bisa Jadi Pahlawan appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Rangkul Desainer Lokal, E-commerce Malaysia FashionValet Tiba di Tanah Air

Posted: 27 May 2016 01:45 AM PDT

Bisnis e-commerce di tanah air seperti tak pernah berhenti memunculkan nama-nama baru. Pada tanggal 26 Mei 2016 lalu, giliran situs e-commerce fashion asal Malaysia, FashionValet, yang secara resmi meluncurkan situsnya di Indonesia.

FashionValet adalah startup yang didirikan oleh pasangan suami istri Fadzarudin Anuar dan Vivy Yusof. Dibangun sejak tahun 2010, e-commerce khusus wanita ini pernah mengikuti sebuah kontes startup yang disiarkan di televisi Malaysia, Make The Pitch. Di FashionValet, kamu bisa membeli pakaian kelas atas yang dibuat oleh para perancang pakaian ternama.

Pada akhir bulan Maret 2016 yang lalu, FashionValet baru saja mendapat pendanaan Seri-B dari Start Today, pemilik toko online terkenal asal Jepang Zozotown. Investasi ini terjadi tepat setahun setelah mereka mendapat pendanaan Seri A dari Elixir Capital. FashionValet tidak menyebutkan berapa uang yang mereka dapat dari dua pendanaan tersebut.

Bekerja sama dengan banyak desainer lokal

Tampilan Situs FashionValet | Screenshot

Untuk menarik minat masyarakat Indonesia, FashionValet pun telah menggaet desainer-desainer terkenal asal tanah air seperti Zaskia Adya Mecca dan MV Lydia. Sejauh ini, FashionValet telah mempunyai koleksi 500 merek pakaian, dengan 200 di antaranya berasal dari Indonesia.

“Kami bahkan menjadi e-commerce pertama yang menghadirkan koleksi Studio 133 karya desainer terkemuka di Indonesia, Biyan Wanaatmadja,” ujar Vivy dalam sebuah acara pertemuan dengan media.

Khusus untuk para pelanggan mereka yang berada di Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam, FashionValet juga memberlakukan bebas ongkos kirim.

Sistem pembayaran masih belum lengkap

Vivy Yusof Founder FashionValet | Foto

Vivy Yusof, Founder FashionValet

Di Indonesia sendiri, FashionValet telah mempunyai sebuah gudang untuk mendukung operasional mereka. “Kami juga sedang mencari tempat yang sesuai untuk membuat toko offline di Indonesia. Saat ini kami baru mempunyai toko di Malaysia dan Singapura,” ujar Windy Dana, General Manager FashionValet untuk Indonesia, kepada Tech in Asia.

FashionValet mengklaim kalau sejauh ini mereka telah menerima 500.000 kunjungan setiap bulannya, dengan basis pelanggan yang kuat di Malaysia, Singapura, Indonesia, Brunei Darussalam, Australia, Inggris, dan Timur Tengah.

Kamu bisa mengetahui e-commerce fashion lain yang juga sudah beroperasi di tanah air dalam ulasan berikut

Sayangnya, FashionValet belum menyediakan metode pembayaran yang biasa digunakan oleh masyarakat Indonesia, seperti transfer ke bank lokal. Mereka baru menyediakan pembayaran melalui PayPal, portal pembayaran MOLPay, dan transfer ke Public Bank di Malaysia.


FashionValet akan bersaing secara langsung dengan e-commerce lain yang telah ada di Indonesia seperti Zalora dan HijUp. Namun dengan harga produk yang cenderung lebih mahal, FashionValet menyatakan kalau mereka mengincar pasar yang berbeda dengan toko pakaian online lainnya.

(Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah)

The post Rangkul Desainer Lokal, E-commerce Malaysia FashionValet Tiba di Tanah Air appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Pebble Perkenalkan Dua Smartwatch Baru dan Sebuah Gadget untuk para Hacker

Posted: 27 May 2016 01:30 AM PDT

Pebble menyelenggarakan kampanye di Kickstarter untuk tiga produk baru sekaligus. Pertama adalah Pebble 2, penerus Pebble orisinal, yang kini dilengkapi dengan monitor detak jantung. Selanjutnya ada Time 2, penerus Pebble Time yang menyasar segmen premium. Selain itu terdapat Pebble Core, perangkat mungil multifungsi dengan koneksi 3G.

Apa saja yang ditawarkan oleh produsen wearable ini pada tiga perangkat barunya? Mari kita bahas satu per satu.

Pebble 2

Pebble 2 | Image

Pebble 2 masih mengusung teknologi layar e-Ink yang ditemukan pada pendahulunya. Jam tangan pintar yang hadir dalam lima pilihan warna ini (Black, White, Aqua, Flame, dan Lime) memiliki layar dengan resolusi 144 x 168 piksel. Dilapisi dengan Gorilla Glass 3, layarnya lebih tahan terhadap goresan.

Layar Pebble 2 tidak berwarna. Warna yang ditampilkan hanya hitam dan putih dalam kontras yang tinggi. Artinya kamu dapat membaca informasi di layar dengan mudah, walaupun sedang berada di bawah paparan sinar matahari. Lalu berkat fitur anti airnya, kamu dapat membawa Pebble 2 berenang atau menyelam hingga kedalaman 30 meter.

Keunggulan lini jam tangan pintar Pebble adalah kompatibilitasnya dengan platform iOS dan Android. Kamu bisa menyambungkan Pebble 2 pada smartphone iOS (minimal iPhone 4s dengan iOS 8) serta Android (minimal versi 4.3 Jelly Bean). Sayangnya, tetap tidak ada dukungan untuk BlackBerry, Windows Phone, atau Windows 10 Mobile.

Dari segi spesifikasi, Pebble 2 hadir dengan prosesor ARM Cortex M4 (sama seperti Pebble Time) dan Pebble OS. Tersedia Bluetooth 4.1 untuk koneksi ke smartphone, akselerometer, dan mikrofon, tetapi tanpa Wi-Fi atau GPS. Tanpa smartphone, fungsi Pebble 2 praktis hanya untuk menampilkan jam dan tanggal.

Tersedianya monitor detak jantung dan pelacak aktivitas akan menjadi nilai jual yang menarik, khususnya bagi mereka yang suka berolahraga sambil mengenakan perangkat wearable. Dengan sederet fitur tersebut, Pebble mengklaim baterai jam tangan pintar ini mampu bertahan hingga tujuh hari dalam sekali pengecasan.

Time 2

Pebble Time 2 | Image

Time 2 juga mengadopsi layar e-paper berwarna yang sama seperti pendahulunya. Namun, layar Time 2 berukuran 50 persen lebih besar dengan jumlah piksel 80 persen lebih banyak. Jam tangan pintar ini tersedia dalam lima pilihan warna layaknya Pebble 2.

Desain Time 2 mirip dengan model lama, namun lebih disempurnakan. Bodinya terbuat dari stainless steel, sehingga memberi kesan yang jauh lebih premium ketimbang bodi plastik Pebble 2. Juga masih sama seperti model sebelumnya, Time 2 memiliki fitur tahan air hingga kedalaman 30 meter.

Di bagian bawah, terdapat monitor detak jantung yang sedikit menonjol. Tampaknya ini disengaja agar monitor itu bisa menempel dengan lebih optimal pada kulit saat kamu menggunakannya selagi berolahraga.

Koneksi dan kompatibilitasnya dengan iOS serta Android sama seperti Pebble 2. Kamu dapat menyambungkannya dengan smartphone iOS (minimal iPhone 4s dengan iOS 8) serta Android (minimal versi 4.3 Jelly Bean). Time 2 pun tidak mendukung platform BlackBerry, Windows Phone, atau Windows 10 Mobile.

Dari segi spesifikasi, Time 2 hadir dengan prosesor ARM Cortex M7 dan Pebble OS. Tersedia Bluetooth 4.1 untuk koneksi ke smartphone, akselerometer, mikrofon, dan pengendali musik. Baterai Time 2 diklaim dapat bertahan lebih lama dari Pebble 2, yakni sepuluh hari hanya dengan satu kali mengecas saja.

Pebble Core

Pebble Core | Image

Core merupakan gadget pertama dari Pebble yang tidak berwujud jam tangan. Perangkat berbentuk kotak ini sangat mungil, dengan dimensi 40 x 40 x 20 mm dan berat hanya 50 gram. Core dirancang agar dapat dijepitkan pada tas, baju, atau disambungkan dengan rantai sebagai gantungan kunci.

Gadget ini dilengkapi dengan koneksi Wi-Fi, Bluetooth, 3G, dan GPS. Kamu dapat menggunakannya untuk dua keperluan, yaitu untuk melacak aktivitas olahraga lari. Namun, kalau kamu suka ngoprek, terdapat hardware expansion port, akses ke software development kit (SDK), dan dua tombol yang dapat diprogram.

Menurut Pebble, Core merupakan komputer Android 5.0 sehingga kamu dapat mengubahnya menjadi "tombol ajaib" untuk keperluan apa saja. Misalnya melacak binatang peliharaan, menyalakan atau mematikan lampu, memesan Uber, membuka kunci mobil, membuka pintu garasi, dan masih banyak lagi.

Fitur Pebble Core

  • Lubang untuk headphone (kamu juga bisa menyambungkannya dengan headset Bluetooth
  • Memori internal 4 GB (untuk menyimpan musik, podcast, dan sebagainya)
  • GPS, 3G, dan Wi-Fi
  • Mikrofon untuk membuat catatan audio
  • Stream musik dari Spotify
  • Tombol SOS untuk mengirim SMS berikut info lokasi
  • Kompatibel dengan aplikasi runkeeper, STRAVA, RECORD, MapMyRun, dan Google Fit
  • Dapat disambungkan dengan jam tangan Pebble
  • Daya tahan baterai sembilan jam
  • Dapat dicas tanpa menggunakan kabel (pad pengecasan nirkabel dijual terpisah)

Harga dan ketersediaan

Pebble 2 dan Pebble Core | Image

Pebble 2 akan dijual dengan harga US$129 (sekitar Rp1,7 juta), Time 2 US$198 (sekitar Rp2,6 juta), dan Pebble Core US$99 (sekitar Rp1,3 juta). Jika kamu menjadi backer di Kickstarter, kamu bisa mendapatkan Pebble 2 atau Time 2 mulai September tahun ini.

Sedangkan Pebble Core baru akan tersedia pada awal tahun 2017. Begitu juga jika kamu ingin menunggu jam tangan pintar Pebble tersedia secara resmi, kamu perlu menunggu hingga tahun depan.

Cek daftar ini jika kamu ingin tahu perangkat wearable terbaik di tahun 2015 lalu

Jika kamu tertarik menjadi backer produk terbaru dari Pebble, kampanye Kickstarter ini masih berlangsung hingga sekitar satu bulan lagi.

Kickstarter.com: Pebble 2, Time 2 + All-New Pebble Core

(Diedit oleh Iqbal Kurniawan)

The post Pebble Perkenalkan Dua Smartwatch Baru dan Sebuah Gadget untuk para Hacker appeared first on Tech in Asia Indonesia.

OnePlus Mengajak Kamu ke Luar Angkasa dalam Peluncuran OnePlus 3

Posted: 27 May 2016 01:19 AM PDT

Setelah setahun yang lalu hadir dengan OnePlus 2, akhirnya OnePlus berencana memperkenalkan produk barunya yaitu OnePlus 3. Cukup banyak rumor yang beredar seputar OnePlus 3. Salah satunya adalah peluncuran OnePlus 3 pada tanggal 14 Juni 2016 ini yang dapat ditonton melalui aplikasi virtual reality (VR) OnePlus.

Ini bukanlah hal baru, mengingat OnePlus sendiri juga melakukan peluncuran OnePlus 2 melalui VR. OnePlus rencananya akan memberikan 30.000 headset OnePlus Loop VR secara gratis, sehingga pengguna dapat merasakan pengalaman peluncuran smartphone dalam VR.

Jika tahun kemarin kita bisa mendapatkan pengalaman melihat kantor OnePlus dalam VR, tahun ini OnePlus akan mengajak kita untuk melihat stasiun luar angkasa virtualnya yang bernama The Loop.

Headset OnePlus Loop VR | Image

OnePlus membuat headset OnePlus Loop VR dengan tujuan agar pengguna mendapatkan pengalaman yang lebih kuat, mendalam, dan nyaman terhadap peluncuran OnePlus 3. Dalam menciptakan headset OnePlus Loop VR, OnePlus bekerja sama dengan AntVR yang sudah pro dalam hal optik VR. Headset OnePlus Loop VR sendiri dapat kamu pesan melalui situs resmi OnePlus.

OnePlus mengklaim bahwa OnePlus 3 akan menjadi pengalaman belanja global dalam VR pertama di dunia, karena kamu dapat memesan OnePlus 3 dalam VR sebelum produk ini hadir di pasaran. Jadi terbayang dong kamu bisa memiliki OnePlus 3 lebih dulu sebelum teman-teman kamu.

Namun sayangnya, hingga saat ini belum ada info pasti bagaimana cara memesan OnePlus 3 dalam VRMungkin kamu akan diberikan prototipe OnePlus 3, kemudian diperbolehkan untuk mencoba sebelum membelinya. Who knows?

Tampilan OnePlus 3 | Image

Seperti inilah wujud OnePlus 3 yang akan melenggang 14 Juni 2016 ini

Sedikit bocoran soal spesifikasi, OnePlus 3 akan dibekali OS Android 6.0 Marshmallow dengan chipset Qualcomm MSM8996 Snapdragon 820 dan kapasitas RAM sebesar 4 GB atau 6 GB. Untuk memori internalnya, OnePlus 3 akan tersedia dalam dua kapasitas, yaitu 32 GB dan 64 GB. Buat kamu pecinta selfie, tampaknya OnePlus 3 bisa ditambahkan pada daftar gadget recommended, karena kamera depan OnePlus 3 beresolusi 8 MP dan kamera belakangnya 16 MP.

Beberapa waktu lalu, CEO OnePlus Peter Lau pernah memberikan bocoran seputar OnePlus 3 kepada pembaca Tech in Asia

Menyambut peluncuran OnePlus 3 pada pertengahan Juni, headset OnePlus Loop VR akan mulai dikirimkan pada tanggal 6 Juni 2016. Sayangnya, headset OnePlus Loop VR hanya tersedia di negara Inggris saja dan stoknya sudah habis. Kira-kira kalau ada yang menjual headset OnePlus Loop VR, kamu berani membeli dengan harga berapa?

(Diedit oleh Mohammad Fahmi)

The post OnePlus Mengajak Kamu ke Luar Angkasa dalam Peluncuran OnePlus 3 appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Temukan Beragam Event Seru dan Teman Baru melalui Aplikasi Jiggie

Posted: 27 May 2016 01:19 AM PDT

Aplikasi dengan layanan event terbaru di berbagai lokasi memang bukan hal baru. Beberapa nama seperti Goers, Sindhen, dan Carafun sudah memberikan layanan informasi event terbaru di daerah ibu kota dan sekitarnya.

Namun bagaimana jika pengguna dimudahkan untuk menemukan teman baru melalui ketertarikan event yang akan didatangi? Inilah yang coba diberikan oleh Jiggie, aplikasi yang baru dirilis minggu ini di Jakarta.

Data dari AppAnnie menyebut bahwa aplikasi ini tersedia untuk platform iOS sejak November 2015 dan menyusul untuk Android pada Januari 2016. Aplikasi Jiggle telah mendapat unduhan lebih dari 10.000 kali sejak diluncurkan.

Strategi untuk memenangkan 50.000 unduhan aplikasi hingga akhir 2016

Han Kao, CEO Jiggie dalam siaran pers yang Tech in Asia  terima mengatakan bahwa pengalamannya senang bertemu dengan teman baru di event yang didatangi menjadi alasan ia membangun aplikasi Jiggie.

Pria lulusan universitas di New York ini juga membangun bisnis Jiggie dari kota tersebut. Kini ia mengklaim bahwa telah bekerja sama dengan lebih dari dua puluh mitra untuk event yang ditampilkan, seperti Ismaya Group, Salihara, Fable, dan lainnya.

Sedangkan untuk fitur di aplikasi Jiggie, Presiden Direktur PT Jiggie Teknologi Indonesia, Fareza Tamrella, menambahkan bahwa aplikasi terbarunya saat ini menyediakan agenda acara di lima kategori, Music, Nightlife, Food & Drink, Fashion, dan Arts & Culture.

Aplikasi Jiggie | Screenshot 1

Lebih lanjut Fareza menerangkan bahwa pengguna juga dapat langsung membeli tiket atau booking tempat di restoran melalui aplikasi ini. Pengguna tinggal melakukan top up kredit di akunnya melalui transfer bank dan kartu kredit.

Ia mengatakan bahwa target utama yang ingin Jiggie raih adalah adanya 50.000 pengguna aktif hingga akhir 2016 mendatang. Sedangkan saat ini ia mengklaim bahwa sudah terdapat 9.000 pengguna aktif aplikasi Jiggie.

Manfaatkan media sosial untuk promosi

Ada beberapa strategi yang akan dilakukan tim Jiggie untuk mencapai target tersebut. Pertama adalah dengan menggandeng selebriti tanah air dan buzzer atau influencer melalui media sosial untuk mempromosikan event yang ada di aplikasi Jiggie.

Selanjutnya adalah dengan memberi kredit gratis sebesar Rp50.000 untuk mengundang teman mengunduh aplikasi Jiggie melalui SMS atau email. Kredit tersebut nantinya bisa digunakan untuk membeli tiket event yang ada di Jiggie.

Aplikasi Jiggie | Screenshot 2

Terakhir adalah dengan terus melakukan kurasi untuk event yang dianggap menarik pengguna dan disesuaikan dengan pilihan kategori dari pengguna. Dengan kurasi ini juga, pengguna bisa berkenalan dengan teman baru lainnya yang memiliki kesamaan minat pada event tertentu, melalui akun Facebook yang didaftarkan untuk bergabung.

“Meski tidak ada fitur chat pada aplikasi Jiggie, pengguna bisa langsung terintegrasi dengan aplikasi Facebook Messenger untuk berkomunikasi,” ujar Fareza.

Sebagai tambahan informasi, Han juga menjelaskan bahwa kini tim Jiggie sudah berjumlah sepuluh orang yang berlokasi di Jakarta. Ia juga mengatakan bahwa saat ini tim masih akan bertambah untuk membuat aplikasi Jiggie dapat memenangkan pasar dan meraih banyak pengguna baru.

App Info
Jiggie - Discover Fun Events
Jiggie Teknologi Indonesia -  May 26, 2016
Genre:  Lifestyle
Size:   16M
Installs:   5,000 - 10,000
Gratis
Download

(Diedit oleh Mohammad Fahmi; Sumber gambar: StereoSnapID)

The post Temukan Beragam Event Seru dan Teman Baru melalui Aplikasi Jiggie appeared first on Tech in Asia Indonesia.

15 Aplikasi Android Terbaik di Hackathon Indonesia Android Kejar

Posted: 27 May 2016 12:35 AM PDT

Pada awal Maret 2016 yang lalu, Google telah meluncurkan sebuah kursus pemrograman Android gratis bernama Indonesia Android Kejar. Program yang diikuti oleh 2.500 peserta tersebut diakhiri dengan sebuah hackathon yang berlangsung pada tanggal 25 hingga 26 Mei 2016 kemarin.

Hackathon tersebut diikuti oleh 100 orang yang dipilih dari peserta program Indonesia Android Kejar. Mereka terbagi ke dalam 31 tim yang berisi dua hingga empat anggota, dan diharapkan bisa membuat aplikasi yang bermanfaat bagi dunia pendidikan di Indonesia.

Ingin tahu serunya mengikuti Indonesia Android Kejar? Simak liputannya di sini

Berikut ini adalah 15 aplikasi terbaik yang dibuat dalam Hackathon tersebut.

The Alphabet (Juara Pertama)

Teknologi Augmented Reality | Ilustrasi

Teknologi Augmented Reality yang digunakan aplikasi The Alphabet

Aplikasi The Alphabet berusaha menghadirkan permainan edukasi untuk anak-anak dengan memanfaatkan teknologi Augmented Reality (AR). Sebelum menggunakan aplikasi ini, kamu harus menyusun sebuah kartu alfabet di atas meja agar membentuk sebuah kata. Apabila kamu menyusun kata “KUDA” misalnya, maka kamu bisa melihat animasi kuda saat mengarahkan kamera smartphone ke kata tersebut.

Teras (Juara Kedua)

Teras adalah aplikasi yang bisa menjembatani komunikasi antara orang tua dengan guru di sekolah. Dengan aplikasi ini, para orang tua yang tidak sempat berkomunikasi dengan sang anak di rumah, bisa tetap mengetahui absensi dan perkembangan nilai anaknya.

Bisindo (Juara Ketiga)

Contoh Bahasa Isyarat | Ilustrasi

Beberapa contoh bahasa isyarat. Sumber gambar: Ikhwan

Dengan aplikasi Bisindo, kamu bisa mempelajari bahasa isyarat untuk berkomunikasi dengan para penyandang disabilitas. Aplikasi ini bisa menampilkan video bahasa isyarat untuk setiap kata dalam Bahasa Indonesia yang kamu berikan.

TeachAsk (Juara Keempat)

Aplikasi TeachAsk berusaha mengatasi masalah yang biasa kamu hadapi saat mencari seorang guru privat. Dengan aplikasi ini, kamu bisa memesan jasa guru privat yang lokasinya berada di dekat kamu.

Guruku (Juara Kelima)

Mirip dengan TeachAsk, Guruku juga bisa menghadirkan guru les yang berkualitas, kapan pun kamu membutuhkannya. Guruku juga telah dilengkapi dengan peta yang bisa menunjukkan guru-guru les yang lokasinya dekat dengan kamu.

Sciotalk

Anak-Anak Kecil | Ilustrasi

Aplikasi ScioTalk bisa menjadi teman virtual bagi anak-anak kecil ini. Sumber gambar: Abul Az Abu Jamil

ScioTalk adalah aplikasi yang bisa menjadi sahabat virtual bagi anak-anak. Ia bisa menjawab semua pertanyaan yang kamu berikan, terutama yang berhubungan dengan pendidikan.

Smart Donasi

Aplikasi Smart Donasi adalah sebuah platform crowdfunding untuk mendanai para pelajar yang butuh biaya pendidikan, biaya riset, atau beasiswa. Aplikasi ini juga bisa dimanfaatkan oleh para perusahaan yang ingin menyalurkan dana CSR mereka.

Simon

Dengan aplikasi Simon, para orang tua bisa memeriksa lokasi anaknya berada. Dengan begitu, mereka bisa mengetahui apakah si anak benar-benar hadir di sekolah, atau membolos ke mal maupun tempat-tempat lainnya.

Diary Academy

Pelajar Mengerjakan PR - Ilustrasi

Sumber gambar: sektordua

Diary Academy adalah aplikasi yang ingin menghadirkan konsep baru dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan aplikasi ini, seorang guru bisa membagi materi pelajaran secara online kepada para murid. Sebaliknya, seorang murid juga bisa membuat sebuah materi untuk dipelajari rekan-rekannya sesama siswa.

Cobrand Co

Dibuat oleh dua pelajar bernama Linux (13 tahun) dan Hanif (14 tahun), Cobrand Co berusaha memudahkan masyarakat yang ingin belajar bagaimana cara membangun bisnis yang baik. Materi belajar mereka sajikan dalam bentuk kuis, yang memungkinkan para pengguna untuk mendapat hadiah jika menjawabnya dengan benar.

BAE

Tampilan Aplikasi Duolingo | Screenshot

Duolingo, aplikasi yang menjadi inspirasi pembuatan aplikasi BAE

Aplikasi BAE berusaha memudahkan kamu yang ingin belajar bahasa daerah dengan mudah dan menyenangkan. Secara fungsi, aplikasi ini sangat mirip dengan aplikasi untuk belajar bahasa asing Duolingo.

CariKelas

CariKelas diklaim sebagai perpaduan antara RuangGuru dan GO-JEK. Seorang pelajar bisa memesan seorang guru les kapanpun mereka mau, persis seperti ketika memesan GO-JEK.

Let’s Tutor

Tak jauh berbeda dengan aplikasi-aplikasi pencarian guru lain di Hackathon ini, Let’s Tutor juga berusaha memudahkan kamu untuk mencari pengajar. Para sarjana yang belum mendapat pekerjaan diharapkan bisa memanfaatkan aplikasi ini untuk mencari penghasilan.

Boonting

Tumpukan Buku | Ilustrasi

Sumber gambar: Jaka Santana

Aplikasi Boonting berusaha membantu kamu yang ingin mencari buku tertentu. Mereka akan berusaha mendata koleksi buku yang dimiliki oleh berbagai toko buku, agar bisa dilihat oleh pengguna Boonting.

Alterdev

Aplikasi AlterDev lahir dari fenomena kurangnya jumlah developer yang berkualitas di Indonesia. Karena itu, AlterDev berniat menghadirkan materi untuk belajar pemrograman secara gratis. Pengguna nantinya hanya perlu membayar ketika mereka telah diterima bekerja di sebuah perusahaan teknologi.

(Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah)

The post 15 Aplikasi Android Terbaik di Hackathon Indonesia Android Kejar appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Steins;Gate 0 Akan Dirilis dalam Bahasa Inggris untuk PS4 dan PS Vita Tahun Ini

Posted: 26 May 2016 09:00 PM PDT

Kabar gembira bagi para penggemar Steins;Gate. PQube yang telah menerbitkan game Steins;Gate dalam bahasa Inggris mengumumkan bahwa mereka akan merilis game Steins;Gate 0 di kawasan Amerika Utara dan Eropa pada tahun ini. Steins;Gate 0 yang dikembangkan oleh MAGES dan 5pb adalah sekuel langsung dari Steins;Gate orisinal.

Cerita dalam Steins;Gate 0 berlangsung pada waktu yang sama dengan seri sebelumnya dan melanjutkan kisah dari salah satu cabang bad ending di game Steins;Gate pertama. Dari bad ending tersebut, kamu akan diajak untuk memilih cabang cerita lagi yang tentunya menghadirkan karakter dan juga fitur baru yang belum ada di Steins;Gate.

Steins Gate 0 | Screenshot

Steins;Gate 0 pertama kali dirilis di Jepang pada bulan Desember tahun 2015 lalu untuk PS3, PS4, dan PS Vita. Game ini berhasil terjual sebanyak 100.000 ribu kopi di hari perilisannya, sehingga tidak heran bila PQube tertarik untuk merilisnya secara global. MAGES dan 5pb juga berencana untuk merilis Steins;Gate 0 di PC pada bulan Juni mendatang di Jepang.

PQube telah membuka preorder edisi fisik Steins;Gate 0 untuk PS4 maupun PS Vita melalui situs Rice Digital. Kamu dapat langsung menuju tautan di bawah untuk melakukan preorder yang membebaskan biaya pengiriman ke seluruh dunia.

Rice Digital Link (PS4): Steins;Gate 0, US$59,99 (sekitar Rp812.000)

Rice Digital Link (PS Vita): Steins;Gate 0, US$49,99 (sekitar Rp675.000)

Sumber: Rice Digital

(Diedit oleh Iqbal Kurniawan)

The post Steins;Gate 0 Akan Dirilis dalam Bahasa Inggris untuk PS4 dan PS Vita Tahun Ini appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Gambar dan Video Kini Tak Lagi Habiskan Jatah Karakter di Twitter

Posted: 26 May 2016 08:24 PM PDT

Sejak berdiri, media sosial Twitter selalu mempertahankan batasan 140 karakter untuk setiap tweet yang dikirim. Namun seiring berjalannya waktu, batasan tersebut terasa sangat menyulitkan ketika seorang pengguna ingin memasukkan foto, GIF, dan video.

Twitter ternyata menyadari hal tersebut, dan mereka pun memutuskan untuk tidak lagi memasukkan tautan media seperti foto dan video ke dalam perhitungan batas 140 karakter tersebut. Dalam pengumuman di blog resminya, Twitter mengatakan kalau aturan baru ini akan berlaku dalam beberapa bulan ke depan.

Twitter 140 Karakter | Ilustrasi

Sumber gambar: Kachwanya

Sayangnya, aturan ini hanya berlaku bagi konten media yang diunggah ke layanan Twitter. Oleh karena itu, tautan yang berasal dari Instagram misalnya, akan tetap dimasukkan dalam perhitungan 140 karakter.

Hal lain yang juga tidak akan dimasukkan ke dalam perhitungan 140 karakter adalah nama pengguna yang kamu masukkan di awal tweet ketika melakukan Reply. Twitter pun menambahkan tombol Retweet di setiap tweet yang telah kamu buat, sehingga kamu bisa memberikan komentar kepada tweet lama kamu di kemudian hari.

Salah satu fenomena lain yang ingin diubah oleh Twitter adalah kebiasaan pengguna menambahkan tanda titik pada setiap tweet yang diawali oleh nama pengguna. Hal ini dilakukan untuk “mengakali” aturan Twitter yang menetapkan kalau setiap tweet yang diawali oleh nama pengguna akan dianggap sebagai Reply.

Sekadar informasi, apabila kamu mengirim Reply ke seorang pengguna Twitter, maka tweet tersebut hanya bisa dilihat oleh orang yang follow kalian berdua.

Ingin tahu kicauan paling populer di Twitter? Simak ulasannya di sini

Untuk mengatasi hal tersebut, Twitter pun mengubah aturan mereka sehingga setiap tweet yang diawali dengan nama pengguna tidak akan dianggap sebagai Reply dan bisa langsung dilihat oleh seluruh follower kamu.


Beberapa hal baru yang diumumkan oleh Twitter ini seperti menyiratkan kalau media sosial dengan 310 juta pengguna aktif bulanan ini memang tengah fokus membuat layanan yang mudah digunakan. Sebelumnya, mereka telah meluncurkan fitur Connect yang bisa membantu kamu mencari teman baru, serta memudahkan proses pengaduan “kicauan” kebencian.

(Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah; sumber gambar: Slashgear)

The post Gambar dan Video Kini Tak Lagi Habiskan Jatah Karakter di Twitter appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Review Assassin’s Creed Identity – Game Premium yang Dibebani Skema Freemium

Posted: 26 May 2016 08:00 PM PDT

Jika kamu mendengar nama Assassin’s Creed, besar kemungkinan yang langsung terbayang di benakmu adalah sebuah aksi petualangan epik dengan melibatkan lokasi eksotis, serta perseteruan Assassin melawan Templar yang melatarbelakangi peristiwa penting dalam sejarah dunia nyata.

Pemahaman kita mengenai game Assassin’s Creed tadi terbentuk karena sejak awal seri tersebut rilis di tahun 2007 silam, Ubisoft telah membentuk identitas game action yang begitu kuat hingga mengakar dalam benak para pemainnya. Dan kini, lewat keberadaan game mobile terbarunya berjudul Assassin’s Creed Identity, Ubisoft seolah hadir memberikan fan service menarik untuk memperingati sembilan tahun Assassin’s Creed sebagai game action yang patut diperhitungkan di berbagai platform, termasuk mobile. 

Lantas bagaimana dengan permainannya sendiri? Apakah Ubisoft kali ini sukses menyajikan sebuah spin-off mobile yang layak menyandang nama besar Assassin’s Creed? Mari kita lihat sama-sama.

Iterasi terbaru dari petualangan sang Assassin di perangkat mobile

Assassins Creed Identity Review | Screenshot 1

Assassin’s Creed Identity sendiri bisa dibilang adalah game mobile Assassin’s Creed pertama yang hadir membawakan pengalaman bermain urban-traversal action seperti dalam Assassin’s Creed versi console.

Sekadar informasi kecil saja, Ubisoft sebelumnya sudah cukup sering merilis versi mobile dari game Assassin’s Creed mulai dari era game Java hingga OS mobile modern seperti iOS dan Android. Namun dari sekian banyak game yang mereka hasilkan, belum ada yang dibuat sebagai game third person action menyerupai “cetak biru” dari permainan Assassin’s Creed versi console.

Secara garis besar, Assassin's Creed Identity merupakan sebuah action RPG yang akan membawamu ke dalam aksi petualangan di zaman Renaissance Italia. Sama halnya dengan Assassin’s Creed versi console, dalam game ini kamu bermain layaknya seorang Assassin, di mana membunuh menjadi mata pencaharian utamamu untuk mendapatkan experience dan koin guna membeli equipment baru.

Assassins Creed Identity Review | Screenshot 2

Ada dua mode permainan yang akan sering kamu jalani di sini, yaitu mode Campaign dan satu lagi adalah mode Contracts. Mode Campaign sendiri adalah jalinan misi dengan latar cerita yang kurang terkemas secara menarik tentang konflik antara Assassin melawan Crows, organisasi kriminal Italia yang berada di bawah naungan Templar.

Sedangkan untuk mode kedua, Contracts, kamu akan diajak menjalani rentetan misi tak bercerita dengan reward uang serta experience yang cukup menggiurkan untuk keperluan leveling Assassin kamu. Lewat mode ini kamu bahkan bisa “menyewa” karakter Assassin milik temanmu untuk membantu menyelesaikan kontrak yang kamu jalani.

Assassins Creed Identity Review | Screenshot 3

Kalimat open-world sendiri sebetulnya juga kurang cocok untuk digunakan di game ini. Mengapa? Karena sebetulnya dunia yang ditampilkan Assassin’s Creed Identity terbagi-bagi dalam susunan peta yang tidak terlalu luas dan ditutup dinding pembatas di sana-sini.

Di sepanjang level ini, kamu akan berkeliling menjelajahi isi peta tersebut guna menyelesaikan berbagai objektif yang diberikan mulai dari membunuh target khusus, melindungi NPC tertentu, membuntuti lawan, dan lain-lain. Gaya permainan kamu nantinya juga akan ditentukan oleh tipe kelas Assassin yang kamu gunakan.

Terdapat empat kelas Assassin yang bisa kamu pilih dalam Assassin’s Creed Identity. Kamu bisa bermain sebagai Berserker yang unggul dalam hal pertarungan jarak dekat, Shadowblade yang ahli menyerang musuh dari jarak jauh, dan terakhir Trickster, Assassin yang unggul dalam mengecoh lawan-lawan mereka.

Assassins Creed Identity Review | Screenshot 2

Kelas karakter keempat adalah Thief yang hanya bisa dimainkan jika kamu sudah “membeli” karakter tersebut lewat sebuah toko bernama Heroic Shop. Sesuai namanya, dengan karakter ini kamu bisa mencuri koin dari para NPC dan musuh, serta menggunakan bom flash untuk kabur dari kejaran penjaga.

Terlepas apa pun jenis kelas yang kamu pilih, toh ujung-ujungnya aksi membunuh tetap menjadi solusi utama kamu dalam menyelesaikan sebuah misi. Jadi apakah kamu mau melakukan pendekatan stealth atau tidak dalam sebuah misi, itu semua hanyalah soal gaya bermain kamu saja.

Kontrol yang membahayakan rencana stealth sang Assassin

Assassins Creed Identity Review | Screenshot 4

Masih berbicara soal gameplay, Assassin’s Creed Identity memiliki penyakit yang sebetulnya juga seringkali dialami game third person action lainnya di luar sana, yaitu kontrol. Untuk skema pengendaliannya sendiri, kita diberikan virtual joystick yang bagian kirinya berfungsi untuk menggerakkan karakter dan posisi kanan untuk mengatur sudut pandang kamera kita.

Kedua kombinasi joystick tadi sangatlah penting untuk mengatur indikator “Parkour Helper” yang berfungsi sebagai alat pengukur apakah bangunan di depan kita bisa dipanjat atau tidak. Meskipun dengan konsep skema kontrolnya tadi pengendalian karakter game ini kelihatannya cukup simpel, namun pada kenyataannya mengatur posisi kamera dan gerakan sang Assassin tidaklah senikmat yang kita bayangkan.

Seringkali aksi memanjat dan menuruni tembok dalam Assassin’s Creed Identity terbentur faktor ketidaksengajaan saya dalam mengatur perspektif kamera. Entah apakah ini termasuk bug atau tidak, namun yang jelas saya berulang kali melakukan manuver bodoh yang tidak diharapkan, hanya karena pada saat itu saya justru memanjat dinding di saat saya seharusnya menyelinap dari balik tembok.

Sinkronisasi online yang menyebalkan

Assassins Creed Identity Review | Screenshot 6

Internet lancar jaya tidak menjadi jaminan di sini

Bayangkan skenario semacam ini, kamu sudah susah payah menyelesaikan misi Campaign panjang di mana objektif sampingan di dalamnya juga sudah terselesaikan dengan sempurna. Begitu memasuki bagian penghitungan skor akhir, langkah permainanmu mendadak terhenti oleh gangguan konektivitas server yang berpotensi menghilangkan progres bermain sebelumnya. Menyebalkan bukan?

Skenario di atas merupakan contoh kasus yang saya alami dalam Assassin’s Creed Identity. Dengan tujuan untuk menyimpan datamu agar sang Assassin bisa digunakan pemain lain di luar sana, saya melihat Ubisoft telah menciptakan sistem sinkronisasi online yang kurang begitu efektif karena mau tidak mau kamu harus tersambung internet di saat sebagian besar permainanmu dihabiskan dalam game single player.

Sinkronisasi data pemain akan selalu berlangsung baik itu di saat kamu mengatur kelengkapan equipment karakter, penjelasan objektif misi, proses leveling skill, dan banyak lagi lainnya. Durasi sinkronisasinya juga tidak bisa ditebak, bahkan di saat indikator sinyal paket data saya sedang penuh sekalipun. Jadi jika kamu sedang bermain Assassin’s Creed Identity, pastikan kamu telah tersambung dengan koneksi internet yang cukup mumpuni.

Ada sisa-sisa skema game freemium di balik bungkusnya sebagai game premium

Assassins Creed Identity Review | Screenshot 6

Uh… oh apa ini? Mahal sekali

Dengan harganya yang tidak murah (saat tulisan ini dibuat game tersebut dibanderol seharga Rp75.000), saya mengharapkan Assassin’s Creed Identity sebagai game premium yang memiliki konten hiburan cukup berbobot seperti halnya seri Grand Theft Auto, Max Payne, dan game mobile premium lainnya. Sayangnya, harapan saya tadi sirna karena dicemari keberadaan skema IAP dengan model penyampaian yang hampir kurang lebih sama seperti game Assassin’s Creed modern, dalam hal ini Assassin’s Creed Unity.

IAP yang saya maksudkan adalah pembelian koin Animus yang perlu kamu pergunakan untuk upgrade senjata, membeli skill “spesial”, membuka slot Assassin serta senjata tambahan, dan lain-lain. Kebutuhan koin yang terkadang tidak sebanding dengan perolehan di saat menyelesaikan misi memaksa untuk melakukan grinding terus menerus atau mencari jalan pintas lewat pembelian IAP yang sangat mahal tadi.

Assassins Creed Identity Review | Screenshot 8

Oh jadi kamu ingin mengenakan kostum versi hitam dari Altair, silakan beli game ini untuk kedua kalinya supaya bisa mendapatkannya

Sekadar informasi saja, Assassin’s Creed Identity awalnya memang dikembangkan sebagai game free-to-play sebelum Ubisoft memutuskan untuk menjualnya dengan harga premium.

Meskipun IAP tersebut awalnya tidak terkesan termasuk mengganggu, namun begitu kamu menyelesaikan sepuluh misi utama dalam mode Campaign, konten Assassin’s Creed Identity secara perlahan mulai diarahkan menuju aktivitas grinding tak berkesudahan, monetisasi DLC, serta pembelian outfit spesial agar Assassin kamu terlihat seperti jagoan utama dari serial Assassin’s Creed di console.

Ke depannya, jika model persaingan leaderboard mulai diterapkan, bisa jadi Ubisoft akan semakin agresif mengimplementasikan monetisasi mereka di Assassin’s Creed Identity. Intinya jika kamu sudah berhasil menamatkan mode Campaign game ini, maka bersiap-siaplah karena sesungguhnya permainan utama dari Assassin’s Creed Identity baru mulai berjalan.

Kesimpulan

Assassins Creed Identity Review | Screenshot 9

Terlepas beberapa kekurangan tadi, Assassin’s Creed Identity sebetulnya adalah game action yang mungkin saja mendapat nilai sempurna jika saja tidak diboncengi monetisasi IAP yang membuat alur permainannya sedikit mirip dengan game freemium di luar sana.

Dengan kelebihannya sebagai game action yang mendekati pengalaman bermain Assassin’s Creed versi console, saya tidak menampik jika ke depannya Assassin’s Creed Identity bisa menjadi kandidat game mobile terbaik di tahun 2016. Kita lihat saja nanti bagaimana perkembangan konten yang dihadirkan Ubisoft, akankah mereka berhasil atau tidak, biar lah waktu yang membuktikan.

Berhubung harganya cukup mahal, untuk saat ini saya sarankan kamu lebih baik menunggu hingga adanya potongan harga atau kemungkinan digratiskannya game ini oleh Ubisoft seperti yang dialami Assassin’s Creed Pirate setahun setelah game tersebut dirilis.

App Info
Assassin's Creed Identity
Ubisoft Entertainment -  May 18, 2016
Genre:  Action
Size:   97M
Installs:   10,000 - 50,000
75,000
Download

(Diedit oleh Mohammad Fahmi)

The post Review Assassin’s Creed Identity – Game Premium yang Dibebani Skema Freemium appeared first on Tech in Asia Indonesia.

10 Robot yang Berpotensi Mengancam Keselamatan Manusia

Posted: 26 May 2016 07:16 PM PDT

Berkat ide-ide gila para penulis naskah di film fiksi ilmiah, akhirnya para robot dapat hadir di tengah-tengah manusia. Dan mungkin tidak butuh waktu lebih lama lagi untuk para AI tersebut menyadari bahwa bangsa robot memang lebih superior dibandingkan dengan manusia yang rapuh. Hingga saat itu tiba, kita mungkin harus bersiap untuk hal yang terburuk.

Film fiksi ilmiah selain dapat berguna sebagai hiburan seharusnya dapat juga menjadi peringatan kepada umat manusia tentang bahaya yang akan hadir ketika seonggok logam dengan kecerdasan buatan mulai berusaha untuk menguasai dunia.

Kita harus waspada terhadap potensi bahaya ini. Tetapi tanpa kita sadari, kita justru malah terus menciptakan kemampuan-kemampuan baru untuk robot ini.

Berikut ini adalah sepuluh kemampuan para robot yang sangat mungkin nantinya akan menjadi senjata mereka untuk melawan umat manusia di masa depan.

1. Robot Cheetah yang mampu berlari dan melompat

Mungkin beberapa diantara kamu sudah banyak yang familier dengan robot Cheetah dari Boston Dynamics (kini telah diakuisisi oleh Google). Sebuah robot yang mampu berlari hingga kecepatan 45 km/jam. Kini, robot pelari ini mendapatkan pembaruan yang menurut saya cukup menyeramkan – Cheetah dapat melompat melewati rintangan.

Dengan menggunakan sensor khusus untuk memprediksi objek yang ada di depannya, Cheetah berhasil menghitung jarak dan cara melompat yang optimal untuk melewatinya. Setelah melompatinya, robot ini akan mendarat dengan sempurna dan melanjutkan perjalanannya.

Sungguh menakjubkan melihat sebuah objek berbobot 32 kg yang dapat berlari dan melompati rintangan di depannya. Ucapkan selamat tinggal kepada kawanmu yang tidak bisa berlari kencang, karena robot ini tidak akan berhenti sebelum ia mencapai targetnya. Ya, kalian para manusia yang menjadi targetnya ketika para robot ingin menguasai bumi.

Dalam pengembangannya, para peneliti mungkin saja akan menambahkan kemampuan lain, yang menjadikannya sebuah pemangsa yang ditakuti.

2. Robot "samurai" dengan akurasi tinggi

Motoman MH24 adalah sebuah robot yang dikembangkan oleh perusahaan asal Jepang, Yaskawa Electric Corporation. Walaupun “hanya” berbentuk sebuah lengan robotik, tetapi robot ini memiliki tingkat akurasi yang mengerikan ketika robot tersebut memegang sebuah pedang katana.

Semua berawal ketika perusahaan tersebut berusaha untuk mempromosikan kebolehan robot mereka dengan “melatih” robot tersebut. Yaskawa Electric meminta bantuan dari Isao Machii, seorang pemegang lima rekor dunia dari kemampuannya memegang pedang. Dengan bantuan motion capture sensor yang merekam setiap pergerakan Isao, data yang dihasilkan kemudian dimasukkan ke dalam otak MH24.

Ternyata sudah banyak robot-robot lain dengan bentuk yang menyerupai manusia lo!

Hasilnya, Isao Machii kini memiliki sebuah pesaing kuat, yang nyaris tidak ada bedanya dengan dirinya sendiri. MH24 dapat dengan mudah memotong berbagai objek dengan pedangnya: karpet tatami, buah, bunga, dan kacang kedelai. Robot ini bahkan berhasil membelah kacang kedelai menjadi dua bagian. Bayangkan betapa menakutkannya robot ini apabila ia berbalik melawan manusia dengan kemampuannya.

3. Robot yang mampu berjalan di semua medan

Robot berwujud serangga ini bernama Hector, yang adalah singkatan dari: Hexapod Cognitive Autonomously Operating Robot. Makhluk besi ini dikembangkan oleh para peneliti dari Bielefeld University di Jerman yang terinspirasi dari pergerakan serangga tongkat.

Hector memiliki enam kaki dan setiap kakinya dapat bergerak secara terpisah. Metode ini mereka namakan "free gait" dan memungkinkan robot untuk dapat beradaptasi dengan cepat pada permukaan tempat mereka berjalan. Tiap kaki bahkan dapat merubah cara melangkahnya, yang menolong Hector untuk berjalan melewati rintangan yang ada di hadapannya.

Bagaimana hal ini dapat dimungkinkan? Setiap kaki yang dimiliki Hector memiliki tiga sendi elastis yang bekerja seperti otot. Sensor yang kompleks memungkinkan kaki Hector untuk dapat bereaksi tentang apa yang robot tersebut rasakan.

Mungkin Hector terlihat ringkih, tetapi bahan yang digunakan untuk membuat Hector ternyata dapat membawa objek hingga seberat 30 kg. Kemampuannya untuk dapat melalui segala kondisi medan ini membawa kekhawatiran tersendiri ketika robot ini nantinya akan berjalan ke tempat persembunyian manusia di tengah serangan robot dan memusnahkan kita dengan bom yang ia bawa. Segala kemungkinan dapat terjadi, bukan?

4. Robot serangga yang mampu melompat dari air

Apa jadinya ketika sekelompok ilmuwan biologi, ahli biorobotik, dan para ahli mesin bekerja bersama untuk mempelajari perilaku sebuah anggang-anggang? Sebuah robot yang dapat dengan sempurna meniru perilaku serangga tersebut. Reuters bahkan telah membuat sebuah artikel tentang robot ini dan membandingkannya dengan robot laba-laba dari Minority Report.

Semua dimulai dari penelitian sebuah tim di Seoul National University (bersama satu orang dari Harvard) yang menggunakan kamera berkecepatan tinggi untuk merekam bagaimana anggang-anggang dapat melompat dari permukaan air. Berdasarkan hasil observasi ini, para peneliti memutuskan untuk membuat sebuah robot serangga yang mampu untuk mereplikasikan cara anggang-anggang melompat dari permukaan air.

Miniatur dari robot ini memiliki panjang tubuh dua cm dan memiliki kaki sepanjang lima cm yang terbuat dari kawat yang sangat tipis. Kaki robot ini dilengkapi dengan material anti air untuk membuatnya mudah mengapung. Dengan bobot hanya 68 miligram, robot ini dapat dengan mudah melompat hingga 14 cm ke udara.

Salah satu peneliti sempat berujar bahwa ada kemungkinan robot ini akan digunakan untuk kegiatan militer. Jadi kami sarankan kamu untuk mulai khawatir dari sekarang.

5. Robot anjing dengan keseimbangan sempurna

Satu lagi produk dari Boston Dynamics. Spot, sebuah anjing mekanikal yang memiliki keseimbangan yang luar biasa. Walaupun tidak selincah “adiknya”, Cheetah, Spot tetap memiliki kelebihannya sendiri, seperti dengan mudah menaklukkan medan tanjakan. Spot juga dapat berlari ringan walau bobotnya mencapai 70 kg.

Kelebihan lain dari Spot adalah keseimbangannya. Untuk membuktikan hal ini, seorang peneliti mencoba untuk menendang anjing mekanikal ini untuk menjatuhkannya. Seperti yang terlihat pada video di atas, detik ke-28, Spot berhasil menjaga keseimbangannya walau peneliti menendangnya dengan cukup keras.

Pada pengembangan selanjutnya – dengan mengombinasikan kelincahan Cheetah dan keseimbangan Spot – robot ini akan menjadi sebuah mesin pembunuh yang tidak dapat dihentikan. Bersiaplah untuk berlatih lari setiap sore untuk menghindari kejaran para anjing mekanikal ini.

6. Robot kecoa yang mampu melewati sudut sempit

Robot dan kecoa adalah kedua entitas yang berbeda dan akan lebih baik apabila tidak dikombinasikan. Tetapi perbedaan ini tidak membuat tim peneliti dari UC Berkeley mengurungkan niatan mereka. Mereka berhasil mendesain sebuah robot kecoa yang dapat melalui sudut sempit, sama seperti kecoa aslinya. Dan hal ini kami rasa sangat mengerikan.

Ketika robot lain mengandalkan sensor dan pemrograman kompleks, robot kecoa ini mengandalkan bentuk fisiknya untuk dapat melewati rintangan di hadapan mereka. Kamu dapat melihat para kecoa itu melintasi rintangan pada video di atas. Bayangkan apabila kemampuan para kecoa tersebut diterapkan pada robot. Mengerikan.

Para peneliti juga telah mulai mengembangkan robot ini supaya ia dapat merubah bentuknya sehingga lebih mempermudahnya melewati segala medan. Kamu sudah dapat membayangkan bagaimana robot-robot kecoa ini akan mengacaukan hidupmu di masa depan? Bagus.

7. Robot yang dapat berjalan tanpa kaki lengkap

Ingat Necromorph di game Dead Space? Kurang lebih robot ini akan bekerja seperti Necromorph. Apabila kamu menghancurkan kakinya, ia akan tetap berjalan menghampiri dan menghabisimu. Robot bukan sebuah benda yang dapat berimprovisasi sendiri, tetapi dengan algoritma tambahan, robot ini dapat tetap bekerja walau telah kehilangan satu kakinya.

Jean-Baptiste Mouret dan tim peneliti dari Pierre and Marie Curie University telah berhasil membuat robot tersebut. Ketika ada kaki-kakinya yang tidak berfungsi, robot ini akan mencari tahu cara jalan terbaik untuk mengatasi kesulitan berjalan akibat kerusakan yang dihasilkan.

Robot akan menjadi sangat menakutkan, terutama jika robot tersebut dapat tetap berjalan walau telah dirusak. Tidak ada yang lebih menakutkan dari kombinasi rangka besi padat, senjata yang mematikan, dan otak yang pintar — ingat Terminator?

8. Robot cicak yang dapat memanjat dinding

Tempat berlindungmu ada di atas gedung, dengan harapan para robot ini tidak dapat mencapai lokasimu? Sayang sekali, robot cicak ini akan mampu menjangkau area vertikal yang sulit dijangkau robot lain dengan mudah. Ia bahkan dapat membawa bobot hingga 100 kali berat tubuhnya.

Terinspirasi dari cicak, robot yang bernama Micro Tug ini menggunakan kakinya untuk menempel di permukaan apa pun. Setiap kakinya memiliki permukaan karet yang akan menempel pada permukaan. Pergerakan robot ini sangat hati-hati untuk mencegahnya jatuh. Walaupun memiliki bobot hanya sembilan gram, robot ini dapat mengangkut beban hingga satu kg. Apabila mengikuti skala tersebut, robot dengan bobot satu kg dapat membawa seorang manusia. Whoa.

Tim peneliti sudah mulai mengembangkan penggunaan teknologi kaki cicak ini pada robot yang lebih besar. Jadi ya, kamu sudah harus mulai memikirkan tempat persembunyianmu dari sekarang sebelum para robot ini dapat menjangkaumu.

9. Robot kelelawar yang dapat berjalan

Hanya mendengar fakta bahwa pembuatan robot ini terinspirasi dari kelelawar penghisap darah saja harusnya kamu sudah takut. DALER, robot penerbang yang juga dapat berjalan. Robot dengan nama lengkap Deployable Air-Land Exploration Robot ini tidak hanya andal di udara, tetapi ia akan meneror umat manusia di darat juga.

DALER memiliki tulang yang dapat dilipat, jadi ia dapat mengatur pergerakannya dengan bebas di udara. Di darat, DALER dapat melipat tubuhnya sehingga memudahkannya memasuki celah sempit. Ketika di udara, DALER dapat mencapai kecepatan terbang hingga 72 km/jam, sementara di darat kecepatannya menurun drastis, yang hanya 6 cm/detik.

Untuk sekarang, DALER harus diluncurkan manusia untuk dapat terbang. Akan tetapi, versi masa depannya akan memungkinkan DALER untuk dapat terbang sendiri dan kembali ke markas setelah selesai melaksanakan tugasnya. Misi apa yang mereka jalankan, silakan bayangkan sendiri hal terburuknya.

10. Hubo, humanoid serba bisa

Seluruh robot yang ada dalam daftar ini memiliki satu kesamaan – mereka hanya dapat melakukan satu pekerjaan saja. Robot-robot tersebut hanya didesain untuk melakukan pekerjaan tertentu. Bukankah akan luar biasa apabila sebuah robot dapat melakukan berbagai kegiatan sekaligus? 

Sambutlah Hubo, sebuah robot yang dibuat oleh tim dari Korea Selatan KAIST untuk berkompetisi di DARPA's 2015 Robotics Challenge di Pomona, California. Tantangan dari kompetisi ini adalah melihat seberapa banyak kegiatan yang dapat dilakukan robot secara otomatis. Mereka harus mengendarai mobil, membuka pintu, melewati rintangan, memutar kenop, bahkan berjalan melewati tangga – sebuah tugas yang cukup sulit untuk robot bipedal seperti Hubo.

Apabila kamu telah menonton video di atas, kamu mungkin tidak akan terlalu terkesan, karena Hubo melakukan semua kegiatan dengan lamban. Tetapi perlu diingat, banyak dari kegiatan ini dianggap sangat menantang untuk para robot. Hubo dapat melakukan seluruh tantangan ini hanya dengan asistensi minimal dari operatornya. 


Tidak lama lagi, para robot ini akan mampu untuk melakukan segalanya tanpa manusia. Mereka akan menganggap eksistensi manusia tidak ada gunanya dan lambat laun memusnahkan manusia hingga tak bersisa. Hingga hari itu datang, persiapkan dirimu.

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto; Sumber gambar: MyGreenFuture)

The post 10 Robot yang Berpotensi Mengancam Keselamatan Manusia appeared first on Tech in Asia Indonesia.

No comments:

Post a Comment

Sponsor

Latest Game News

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sponsor

pasang iklan baris gratis