Ads

Monday, August 24, 2015

Game Di Indonesia

Game Di Indonesia


Review PAC-MAN 256 – Dua Game Favorit Menjadi Satu

Posted: 24 Aug 2015 09:25 AM PDT

Saya sangat bersemangat ketika mengetahui kabar tentang Hipster Whale, kreator Crossy Road, menjalin kerja sama dengan Bandai Namco. Bagaimana tidak? Video trailer yang mereka unggah memperlihatkan gameplay dua game favorit saya dilebur menjadi satu dalam PAC-MAN 256.

Crossy Road merupakan salah satu game favorit saya pada tahun 2014 lalu. Gameplay simpel, skema monetisasi cerdas, serta arahan visual yang menawan sukses membuat saya mencoba menyeberang lagi dan lagi. Formula game freemium yang diciptakan oleh Hipster Whale tersebut kini ditiru oleh berbagai developer lain seperti pada Skatelander atau Down the Mountain.

Pac-Man sendiri adalah game legendaris yang telah hadir sejak tahun 1980 silam. Gameplay simpel tentang sebuah monster kuning yang memakan pelet sambil menghindar dari kepungan hantu ini sangat digemari di seluruh dunia. Saking populernya, gambar karakter Pac-Man sering dijadikan sebagai simbol kultur pop yang mewakili video game hingga kini.

Lalu bagaimana bila kedua game hebat ini digabung menjadi satu? Apakah akan menjadi game yang sangat seru, sesuai dengan legenda yang telah ditinggalkan oleh versi orisinalnya? Mari menyimak pengalaman saya bermain PAC-MAN 256.

Pac-Man 256 Review | Screenshot 1

Berbeda Tapi Tetap Familier

Kesan pertama melihat video gameplay PAC-MAN 256 membawa saya bernostalgia dengan dua game favorit. Saya langsung sadar bagaimana Bandai Namco dan Hipster Whale berkolaborasi membuat sebuah game yang berbeda, namun tetap terlihat familier bagi para pemain yang telah memainkan kedua karya mereka.

Saya bisa melihat permainan khas Pac-Man yang mirip dengan versi orisinalnya. Si monster kuning Pac-Man masih melintasi lorong-lorong sambil memakan pelet dan menghindar dari kepungan hantu. Skema warna yang dipakai pun masih sama dengan game klasiknya dulu.

Pengaruh Hipster Whale pada PAC-MAN 256 juga terlihat sangat kental. Tampilan game memperlihatkan perspektif diagonal yang sama-sama dipakai pada Crossy Road. Di samping itu, elemen petualangan tak berujung sambil dikejar oleh glitch pada PAC-MAN 256 juga sama persis dengan Crossy Road yang menantang para pemainnya untuk berjuang menyeberang sejauh mungkin.

Berbagai elemen di atas membuat saya sama sekali tidak asing dengan PAC-MAN 256. Bahkan, saya pikir kedua developer tersebut berhasil menggabungkan berbagai elemen positif dari karya mereka masing-masing dengan baik, sehingga membuat game ini bersinar terang.

Pac-Man 256 Review | Screenshot 2

Pac-Man Kini Jauh Lebih Sakti

Pac-Man memiliki kemampuan untuk memakan para hantu yang mencoba mengepungnya. Dengan memakan pelet berukuran besar yang merupakan item power-up, para hantu yang mengejar langsung berubah menjadi biru karena ketakutan akan dimakan si monster kuning.

PAC-MAN 256 masih menghadirkan sistem yang bisa ditemukan pada game orisinalnya. Bahkan, kemampuan si monster kuning tidak berhenti sampai di situ saja. Ia sekarang dapat mengakses berbagai power-up baru  yang bisa ia manfaatkan untuk menggapai skor setinggi mungkin.

Bandai Namco dan Hipster Whale telah menyiapkan segudang power-up untuk diluncurkan oleh Pac-Man. Ia bisa menembak sinar laser, meledakkan diri, hingga melepaskan angin tornado. Seluruh power-up ini bisa saya akses dengan mengumpulkan skor dari permainan.

Selain jenis yang jauh lebih banyak, saya juga bisa melakukan upgrade terhadap setiap jenis power-up dengan menebus sejumlah koin (mata uang di dalam game). Semakin tinggi level suatu power-up, maka semakin besar serta lama pula ongkos dan waktu yang dibutuhkan.

Pac-Man 256 Review | Screenshot 3

Gameplay Super Intuitif

Desain antarmuka game yang baik adalah ketika para pemainnya dapat dengan mudah bernavigasi di dalam game. Hal itu pula yang saya rasakan ketika bermain PAC-MAN 256.

Petunjuk yang diberikan untuk mengendalikan Pac-Man di sini hanya berupa ikon tangan yang bergerak-gerak naik turun di awal permainan. Intuisi saya langsung mengambil alih dan saya dapat mengendalikan Pac-Man dengan sentuhan swipe hanya dari informasi minim tersebut.

Selain itu, semua elemen game seperti lorong warp, panel percepatan gerak, hingga item power-up di dalam game juga bisa langsung saya kenali tanpa memerlukan penjelasan sama sekali. Ini adalah bukti bahwa developer telah mendesain game dengan sangat baik hingga dapat dimengerti secara intuitif.

Pac-Man 256 Review | Screenshot 4

Desain Freemium yang Cerdas

PAC-MAN 256 merupakan contoh dari konsep freemium yang didesain dengan baik. Saya dapat menikmati game tanpa merasa dibatasi atau dicekoki dengan berbagai trik menyebalkan yang biasa ditemukan pada game freemium sejenis lainnya.

Koin sebagai mata uang di dalam game dapat diperoleh secara cuma-cuma. Saya bisa mengumpulkannya di dalam game, menyelesaikan misi khusus, atau menonton tayangan iklan untuk memenuhi pundi-pundi koin yang saya miliki. Bahkan, tidak ada opsi IAP untuk membeli koin di sini.

Keseluruhan konten pada PAC-MAN 256 bisa dinikmati tanpa mengeluarkan uang sepeserpun. Developer memang menawarkan berbagai jenis IAP, seperti untuk melipatgandakan perolehan koin atau mendapatkan jumlah energi tidak terbatas. Namun, semua IAP tersebut bersifat opsional.

Sistem energi di sini sama sekali tidak membatasi lama permainan. Saya dapat dengan bebas mengulang kembali permainan sesuka hati tanpa harus menunggu energi terisi. Energi hanya diperlukan bila saya ingin bermain dengan menggunakan berbagai macam power-up, atau ingin melanjutkan permainan setelah kalah satu kali.

Pac-Man 256 Review | Screenshot 5

Cocok untuk Semua Orang

Dengan desain game yang cerdas, saya sangat merekomendasikan PAC-MAN 256 untuk dipasang pada smartphone maupun tablet semua gamer. Game ini sangat cocok untuk menemani saat-saat senggang atau dimainkan secara intens selama beberapa menit.

PAC-MAN 256 juga membuktikan kepiawaian Hipster Whale dalam mengembangkan game freemium. Saya sangat mendukung langkah Bandai Namco yang menggandeng pihak ketiga untuk mengembangkan game ke tingkat yang lebih tinggi. Semoga saja akan semakin banyak terobosan serupa terhadap game lainnya yang telah kita kenal selama ini.

App Info
PAC-MAN 256 - Endless Maze
BANDAI NAMCO Entertainment Europe -  Aug 18, 2015
Genre:  Arcade
Size:   26M
Installs:   5 - 10
Gratis

Download

The post Review PAC-MAN 256 – Dua Game Favorit Menjadi Satu appeared first on Tech in Asia Indonesia.

24 Jam, 163 Developer, Inilah Nama-nama Tim Pemenang Hackathon Merdeka

Posted: 24 Aug 2015 08:21 AM PDT

Hackathon Merdeka, kompetisi hackathon yang diinisiasi oleh Code4Nation dan Kantor Staff Pemerintahan (KSP) selama dua hari penuh (22-23 Agustus 2015) berjalan sukses. Tema yang dipilih dari hackathon perdana Code4Nation ini adalah mengenai penyelesaian masalah pangan di tanah air, mulai dari harga daging, beras, gula, dan lainnya.

Sekitar 163 peserta yang tergabung dalam 59 tim berbeda berhasil menyelesaikan aplikasi mereka selama durasi waktu 24 jam. Berikut adalah 3 tim yang berhasil menjadi juara Hackathon Merdeka.

Baca juga: Code4Nation dan Hackathon@Istana Ingin Membantu Bangsa lewat Teknologi

Juara pertama: Tim Salsabila dengan aplikasi 5 Kilogram

1st winner

Tim Salsabila

Siapa sangka bawang merupakan salah satu masalah pangan krusial yang melanda negeri ini. Ternyata bawang merupakan komoditi ketiga terbesar di Indonesia setelah beras dan gula.

Masalahnya, harga bawang di tanah air sering mengalami fluktuasi karena tidak adanya pemetaan rantai distribusi bawang yang panjang dari hulu hingga hilir. 3 pemuda dan 1 pemudi asal Bandung yang tergabung dalam tim Salsabila memiliki inisiatif untuk membuat aplikasi dengan nama 5 Kilogram.

Aplikasi tersebut ditujukan bagi tiga target pengguna utama. Pertama konsumen akhir seperti pemilik warung atau katering, nantinya mereka bisa melakukan pemesanan bahan komoditi yang mereka perlukan langsung dari aplikasi tersebut. Kemudian dari sisi petani sebagai pengguna kedua bisa melihat daftar pesanan yang dipersan oleh konsumen akhir dan kemudian mengirimkan pesanan tersebut.

Pengguna ketiga adalah pemerintah yang bertindak sebagai pemantau dan pengontrol harga dari komoditi tersebut. Sehingga harga tetap terjaga dan tidak terjadi lagi fluktuasi.

Juara kedua: Tim Pasar Laut dengan aplikasi Primoditi

2nd winner

Tim Pasar Laut

Tim Pasar Laut yang hanya beranggotakan dua orang, yakni Rio dan Farid dari Telkom University berhasil menempati peringkat kedua dengan produk Primoditi, aplikasi pemetaan komoditas primer secara online.

Dalam waktu 24 jam, tim Pasar Laut berhasil membuat tiga aplikasi sekaligus. Aplikasi pertama adalah Primoditi Lapor yang menjadi solusi bagi pemerintah untuk melaporkan harga komoditas dari setiap setiap titik distribusi pangan.

Melalui aplikasi tersebut pengguna bisa memasukkan tiga informasi utama, yakni harga produsen, harga pasar, dan harga konsumen. Kemudian aplikasi kedua adalah Primoditi Manager, yang menjadi solusi bagi para pebisnis, melalui aplikasi ini mereka dapat mengelola data transaksi dan inventori mereka.

Kedua aplikasi tersebut pada dasarnya bertindak sebagai pengumpul data yang nantinya bisa dilihat dan dikekola pada aplikasi ketiga, yakni Primoditi yang bisa diakses melalui web.

Juara ketiga: Coding Stesel dengan aplikasi Pantau Harga

Coding Stelsel, merupakan tim pertama dari 10 finalis yang melakukan presentasi dengan aplikasi Pantau Harga untuk memecahkan masalah kenaikan harga pasar yang sulit dikontrol dan dipantau. Aplikasi tersebut memiliki fungsi untuk mengumpulkan informasi harga beragam komoditi pangan di pasar.

Menariknya adalah aplikasi tersebut menggunakan teknologi SMS Gateway, sehingga pengguna bisa mengirimkan dan menerima informasi harga pasar melalui SMS. Sistem tersebut juga berfungsi untuk menarik perhatian masyarakat dengan model bisnis menggandeng operator selular untuk menyediakan SMS gratis dan memberi penghargaan kepada mereka


Para pemenang Hackathon Merdeka mendapat hadiah berupa layanan hosting gratis dan sebuah Macbook Pro bagi setiap anggota di dalam tim.

Tak hanya berjalan sukses, event ini disebut-sebut sebagai hackathon pertama di dunia yang melibatkan dan mendapat dukungan langsung dari pemerintah. Dimulai dari lokasi kompetisi yang berlangsung di Kompleks Istana Negara, keterlibatan Kantor Staf Presiden (KSP), hingga dukungan-dukungan sejumlah menteri yang datang langsung untuk memberi semangat dan motivasi kepada para peserta.

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post 24 Jam, 163 Developer, Inilah Nama-nama Tim Pemenang Hackathon Merdeka appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Rangkuman Berita Game Hari ini – 24 Agustus 2015

Posted: 24 Aug 2015 05:26 AM PDT

Tambah Pengetahuanmu Tentang Seri Persona dengan Menonton Video Ini

Iqbal Kurniawan – Tahukah kamu alasan di balik keputusan mengapa Persona 2: Innocent Sin versi internasional mengalami penundaan? Apakah kamu menyadari beberapa karakter di Persona orisinal berganti ras di versi internasional? Dengan menonton video dari channel YouTube Did You Know Gaming di atas, kamu bisa mengetahui berbagai hal unik dari seri Persona.


Dua Orang Peserta Turnamen Internasional Pokemon Ditangkap Polisi Karena Gambar yang Mereka Unggah di Media Sosial

Pokemon Two Men Arrested Status | Photo

Iqbal Kurniawan – Jajaran kepolisian kota Boston, Amerika Serikat, menangkap dua orang peserta turnamen internasional Pokemon karena gambar yang mereka unggah di media sosial. Kedua orang tersebut, Kevin Norton (18) dan James Stumbo (27), mengunggah foto yang memperlihatkan sebuah mobil dengan berbagai jenis senjata api ditaruh di atas bagasinya..

Polisi kemudian menemukan berbagai jenis senjata api lengkap dengan amunisinya di dalam mobil yang mereka kendarai ke turnamen tersebut. Tidak jelas apa maksud mereka membawa senjata api dan mengunggah foto itu. Apabila ini adalah ide lelucon dari mereka, maka saya rasa tidak akan ada yang tertawa.

Sumber: Kotaku


Developer Game of War Menuntut Kabam dengan Tuduhan Mencuri Rahasia Perusahaan

Kate Upton Game of War | Screenshot

Arya W. Wibowo – Mulutmu adalah harimaumu, mungkin itulah kalimat yang cocok untuk disampaikan kepada Daniel Wiggins, seorang pegawai dari Kabam. Bermaksud bercanda (atau mungkin meledek) CEO Machine Zone (developer dari Game of War), perusahaannya malah dituntut karena dianggap mencuri informasi rahasia perusahaan lain.

Wiggins mengklaim dirinya hanya bercanda dan mengarang “rahasia” yang ia ucapkan. Akan tetapi, tuntutan sudah terlanjur dilayangkan dan mereka pun akan berhadapan di meja hijau. Apakah ini hanya ulah CEO Machine Zone, Gabe Leydon, yang mencari kesempatan untuk mendapat popularitas tambahan, ataukah rahasia perusahaannya benar-benar dicuri? Semoga kita akan segera mengetahuinya.

Sumber: VentureBeat


Benarkah Assassin’s Creed dan Watch Dogs Berada dalam Satu Universe?

Arya W. WibowoThe Game Theorists menjabarkan teori tentang koneksi dunia seri Assassin’s Creed dengan Watch Dogs yang diterbitkan oleh Ubisoft. Beberapa bukti dipaparkan untuk membuktikan teori itu. Penasaran? Tonton saja video di atas!


Square Enix Mempromosikan Deus Ex: Mankind Divided Lewat Selebaran Poster Propaganda Klasik

Deus Ex Propaganda | screenshot

Risky MaulanaDeus Ex: Mankind Divided saat ini memang masih dalam proses pengerjaan untuk memenuhi target perilisan pada 2016 mendatang. Namun, hal tersebut tak menyurutkan pihak pemasaran Square Enix untuk mempromosikan game ini lewat poster cetak seperti yang bisa kamu lihat di atas.

Poster propaganda yang tak secara gamblang menyebut Deus Ex: Mankind Divided ini bisa ditemui di lokasi pinggiran kota New York. Bila kamu melakukan scan terhadap kode QR yang ada, maka kamu akan dibawa langsung menuju situs resmi Deus Ex Mankind Divided.

Sumber: Kotaku


Trailer NFL Madden’16 Memperlihatkan Aksi yang Tidak Biasa untuk Sebuah Game Olahraga Rugbi

Risky Maulana – Sempatkan lima menit waktumu untuk sebuah video paling absurd yang pernah ada dalam sejarah iklan video game olahraga. Setelah melihat video di atas, terus terang saya penasaran berapa dolar uang yang EA Sport berikan untuk pembuatan iklan NFL Madden ’16 tersebut.


SEGA Membuka Situs Teaser yang Sepertinya Menandakan Kehadiran Seri Project Diva Baru

Sega's New Teaser Site | Screenshot

Kevin Sutanto – SEGA telah membuka sebuah situs teaser untuk proyek game baru mereka. Dalam situs dengan alamat next39.sega.jp tersebut, hanya tertera angka “3939.00 / 3939″ dengan beberapa garis warna-warni di belakangnya.

Angka 39 di Jepang sangat berhubungan erat dengan Hatsune Miku (3=Mi, 9=Kyū). Dengan dibukanya situs teaser ini, kemungkinan besar SEGA tengah mempersiapkan sebuah game Hatsune Miku: Project Diva baru. Sebuah tweet dari akun Twitter resmi SEGA feat. Hatsune Miku juga mengonfirmasi bahwa mereka akan membagikan info mengenai proyek ini dalam waktu dekat.

The post Rangkuman Berita Game Hari ini – 24 Agustus 2015 appeared first on Tech in Asia Indonesia.

[REVIEW] Octagon VR Genie: Headset VR Buatan Lokal

Posted: 24 Aug 2015 04:23 AM PDT

Tahun lalu, Tech in Asia sempat mengulas teknologi VR murah Google Cardboard. Kami juga menyaksikan launching OnePlus 2 dengan teknologi VR. Apakah ini pertanda bila VR akan menjadi semakin terjangkau dan dekat dengan keseharian kita?

Sulit memang untuk menjawabnya dengan pasti, namun kali ini saya berkesempatan mengulas salah satu produk VR bernama Octagon VR Genie. Meskipun teknologi yang diaplikasikan masih jauh dari Oculus Rift, Project Morpheus, atau Samsung Gear VR; Octagon VR Genie sukses menarik perhatian saya karena merupakan buatan lokal yang diproduksi di Bandung. Lalu apa lagi yang menarik dari perangkat VR besutan Octagon Studio ini? Langsung saja simak review lengkap saya.

Apa saja yang didapat dalam kemasannya?

Octagon VR-5

Bila melihat kemasannya dari luar, kamu mungkin tidak akan menyangka bila produk ini merupakan buatan lokal. Namun ekspektasi saya ketika mengeluarkan isi Octagon VR Genie berbanding terbalik dengan kesan pertamanya.

Mengapa demikian? Apa yang saya dapat di dalamnya hanya sebuah unit yang terbungkus plastik. Tidak ada panduan pemakaian sama sekali, hal ini rasanya akan membingungkan bagi orang yang baru berkenalan dengan VR.

Lucunya, saya sempat kebingungan melepas cover kertas di bagian plastik depan. Seandainya saja ada manual pengoperasian awalnya, tentu hal semacam ini tidak akan terjadi.

Desain dan material

OctagonVR-3

Bicara soal desain, apa yang ditawarkan Octagon VR Genie bisa dibilang cukup memuaskan. Kalau kamu pernah melihat desain dari Oculus Rift atau Project Morpheus maka desain dari perangkat ini juga sedikit mirip.
OctagonVR-4
Secara keseluruhan, material yang digunakan cukup solid. Bahan plastik dengan lapisan doff membuatnya terkesan elegan dan tidak murahan. Untuk mengaitkan smartphone, tersedia dudukan di bagian depan dengan tali berbahan karet.

Perangkat ini juga dilengkapi dengan tali karet di bagian belakang, yang tentunya tidak akan merepotkan seperti halnya Google Cardboard. Pengalaman saat memakai Cardboard tanpa tali karet untuk kepala, saya hanya mampu memakainya selama 15 menit saja, karena setelah itu tangan saya terasa pegal.

Octagon VR Genie juga memiliki penampang yang akan melapisi hidung dan mata kamu saat akan menggunakan perangkat ini. Hal ini tentunya memberikan kenyamanan lebih, meski sedikit mudah lepas.

Apa istimewanya dibandingkan Google Cardboard?

Octagon VR-6

Tampak belakang Octagon VR Genie

Pertanyaan yang paling mendasar adalah jika fungsi dasarnya sama, lalu apa yang membuatnya lebih istimewa dibandingkan Google Cardboard yang harganya lebih murah? Jawaban yang cukup diyakini adalah lebih tahan lama.

Google Cardboard | Photo

Google Cardboard dengan material kardus yang rawan rusak bila terkena keringat.

Material kertas pada Google Cardboard tentunya akan cepat rusak setelah terkena keringat dalam beberapa kali pemakaian. Terlebih bila penggunanya orang yang cepat berkeringat seperti saya. Bahan plastik pada perangkat ini tentu membuatnya jauh lebih awet. Bila kotor, kamu bisa dengan mudah membersihkannya dengan lap atau tisu basah.

Keistimewaan lainnya adalah tali karet yang memudahkan kamu dalam menonton video ataupun bermain game seperti Slender. Kamu tidak perlu lagi repot memegangi VR-kit, dan tentunya lebih nyaman untuk menggunakannya dalam waktu lama.

Selain itu, pada beberapa Cardboard yang pernah saya coba, setelah memakainya lebih dari 20 menit, saya mulai merasakan pusing. Sementara dengan perangkat ini, saya betah memakainya sekitar 30 sampai 45 menit. Selain itu, kamu juga bisa mengunduh aplikasi Octagon 360 untuk memaksimalkan penggunaan perangkat ini.

Oh ya, tapi saya juga cukup kesulitan untuk menemukan "cincin magnet" seperti yang ada pada Google Cardboard konvensional. Hal ini sedikit banyak mempengaruhi kemudahan interaksi dengan smartphone. Lagi-lagi ini dikarenakan tidak adanya manual pada kemasan.

Apakah layak untuk dimiliki?

Dari ulasan panjang di atas, pertanyaan terakhirnya adalah apakah perangkat ini layak dibeli? Dari segi harga, dengan banderol Rp300.000, kamu mungkin bisa mendapatkan dua Google Cardboard. Namun, secara pribadi, saya akan memilih perangkat yang lebih solid dan lebih awet.

Bagaimanapun, karena penggunaan VR sendiri masih terbilang jarang di keseharian, maka kesimpulan saya, produk ini masih sebatas perangkat penunjang untuk mengobati rasa penasaran.

Baca Juga: Hands-on Project Morpheus-Tidak Perlu Memilih Pil Biru atau Merah, Kamu Sudah Berpindah Dunia

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post [REVIEW] Octagon VR Genie: Headset VR Buatan Lokal appeared first on Tech in Asia Indonesia.

[Update] Akhirnya Pokemon Hadir di Perangkat Mobile dengan Pokemon Shuffle Mobile

Posted: 24 Aug 2015 03:10 AM PDT

Update – 24 Agustus 2015

Pokemon Shuffle Mobile kini sudah rilis di Jepang pada platform Android dan iOS. Untuk Android, bahasa yang tersedia adalah bahasa Jepang, sedangkan versi iOS menggunakan bahasa Inggris.

Semoga dengan rilisnya Pokemon Shuffle Mobile di Jepang menandakan bahwa game ini akan tersedia di seluruh dunia tidak lama lagi. Untuk sementara, intip dulu Pokemon Shuffle Mobile di Google Play Sore dan Apple App Store Jepang melalui tautan di bawah ini.

Apple App Store Link (Jepang): Pokemon Shuffle Mobile, Gratis

Google Play Store Link (Jepang): Pokemon Shuffle Mobile, Gratis


Artikel Asli – 30 Juni 2015

Bagi kamu para penggemar seri Pokemon yang tidak memiliki perangkat handheld 3DS dan sejenisnya, ada kabar gembira. Pokemon akan hadir ke dalam perangkat mobile kamu tahun ini, dengan judul Pokemon Shuffle Mobile. Game ini adalah versi mobile dari Pokemon Shuffle yang terlebih dahulu tersedia di Nintendo 3DS.

Pokemon Shuffle Mobile adalah sebuah game puzzle match-3 dengan sentuhan strategi. Layaknya game Pokemon biasa, di sini kamu akan bertarung dengan berbagai Pokemon dan berusaha menangkap mereka. Dalam bertarung inilah kemampuan kamu bermain puzzle akan menentukan hasilnya.

Pokemon Shuffle Mobile | Screenshot

Konsep dari gameplay Pokemon Shuffle Mobile kurang lebih sama dengan yang ada di Angry Birds Fight! dan Shaman Showdown, atau mungkin lebih tepatnya gabungan antara keduanya. Di sini kamu bisa menyusun tim yang terdiri dari berbagai Pokemon yang sudah kamu koleksi lalu menggunakan mereka untuk melawan Pokemon lain.

Pokemon Shuffle Mobile akan tersedia secara gratis untuk perangkat iOS dan Android tahun ini. Bagi mereka yang bergantung kepada perangkat mobile untuk mendapatkan hiburan, tentunya kabar ini sangat menyenangkan. Semoga tidak lama lagi kita akan mengetahui kapan tepatnya Pokemon Shuffle Mobile akan diluncurkan.

The post [Update] Akhirnya Pokemon Hadir di Perangkat Mobile dengan Pokemon Shuffle Mobile appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Karejo, Permudah Pencarian Lowongan Pekerjaan dalam Satu Platform

Posted: 24 Aug 2015 02:36 AM PDT

Karejo, sebuah portal agregator lowongan pekerjaan dari berbagai situs lowongan kerja hadir sebagai solusi untuk mempermudah para pencari kerja. Melalui situs ini, pengguna bisa mencari lowongan pekerjaan berdasarkan jenis dan lokasi pekerjaan.

Setelah pengguna melakukan pencarian dengan filter yang tersedia, nantinya sistem Karejo akan menampilkan daftar lowongan kerja dari berbagai macam situs lowongan pekerjaan. Informasi yang ditampilkan dari setiap baris lowongan pekerjaan di antaranya seperti jenis dan deskripsi pekerjaan, nama perusahaan, dan lokasi pekerjaan.

Startup ini didirikan oleh Hengki Sihombing dan Jepri Torang, dua orang sahabat yang telah mengenal satu sama lain sejak masa kuliah. Sebelum memutuskan untuk mendirikan Karejo, mereka awalnya membuat sebuah platform perekrutan untuk perusahaan-perusahaan di Indonesia.Akan tetapi saat melakukan validasi ide, mereka mendapat masukan untuk membuat sebuah portal pekerjaan. Dari situlah mereka mulai mendapat ide untuk membuat Karejo

Baca juga: Mencari Tukang Kebun atau Jasa Lokal Lainnya? Seekmi Bisa Membantu!

Didukung Kevin Osmond sebagai Advisor

listing karejo

Dilihat dari laman LinkedIn, mereka berdua telah bekerja di beberapa perusahaan teknologi sebelum akhirnya memutuskan untuk mendirikan Karejo. Misalnya Hengki, yang sempat menjadi developer di AITINDO, Merah Putih Inc, Wego, Gush Ad, dan OLX Indonesia. Sedangkan Jepri juga tidak jauh berbeda, ia sempat bekerja di AITINDO dan XM Gravity.

Selain Hengki dan Jepri, keduanya juga dibantu oleh Kevin Osmond selaku Advisor. Kevin merupakan serial entrepreneur, yang sempat menjadi founder dan co-founder sejumlah startup seperti Bouncity, Tiket, FILMOO, WEEKEND.inc, dan Printerous.

Karejo baru diluncurkan beberapa hari, sehingga tidak banyak traksi yang bisa diungkapkan oleh Hengki. Tapi ia mengklaim bahwa traksi Karejp sejauh ini cukup bagus, dilihat dari user session yang mengunjungi situsnya selama 4 menit dan juga tingkat bounch rate sebesar 20 persen yang tergolong masih rendah.

Menyinggung model bisnis, Hengki mengungkapkan hal tersebut bukan menjadi fokus utama mereka saat ini. Tapi bukan berarti Karejo tidak memiliki model binis sama sekali. Hengki mengungkapkan bahwa pihaknya sedang bekerja sama dengan situs penyedia lowongan pekerjaan untuk menyediakan API yang lebih baik sehingga data lowongan pekerjaan yang ditampilkan menjadi lebih lengkap. Kemudian dari situlah Kajero akan menerapkan model bisnis Cost-per-Click (CPC).

Hingga saat ini, Hengki mengklaim telah menyediakan sekitar 45.000 daftar lowongan pekerjaan dari beberapa situs lowongan pekerjaan seperti JobsDB, Jobstreet, Jobs.id, CareerBuilder, dan masih banyak lagi. Ke depannya Karejo akan menyediakan fitur yang memungkinkan sebuah perusahaan untuk mendaftar dan menampilkan lowongan pekerjaan di platformnya.

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post Karejo, Permudah Pencarian Lowongan Pekerjaan dalam Satu Platform appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Devastator Akan Meneruskan Tradisi Shooter Dual-Stick Berkualitas dari Radiangames

Posted: 24 Aug 2015 01:54 AM PDT

Radiangames, developer game mobile yang cukup sering merilis game shooter dual stick berkualitas seperti Inferno atau Joyjoy, akan kembali menghadirkan sebuah game serupa. Baru-baru ini mereka mengunggah video trailer untuk proyek mereka selanjutnya yang bernama Devastator.

Devastator masih mengusung konsep shooter minimalis dengan palet warna yang mengingatkan saya pada film Tron dan bentuk-bentuk geometri dasar. Layaknya game shooter karya mereka lainnya, kamu seorang diri ditantang untuk membasmi semua objek yang berusaha menghancurkanmu di setiap level.

Devastator | Screenshot 1

Apabila kamu pernah memainkan Inferno sebelumnya, saya pikir tidak akan membutuhkan waktu lama untuk bisa langsung ahli bernavigasi dalam Devastator. Konsep, grafis, maupun kontrol pada game masih mirip dengan karya mereka sebelumnya itu. Bedanya, Devastator akan menempatkanmu pada sebuah arena tertutup ketimbang sebuah dunia untuk dieksplorasi.

Arena ini bisa diibaratkan dengan sebuah ruangan luas yang diisi dengan berbagai objek. Objek-objek tersebut dapat dimanfaatkan secara taktis untuk bersembunyi maupun melarikan diri. Musuh-musuh akan datang secara bergelombang dan kamu harus menghancurkan mereka semua untuk bisa lolos dari level.

Devastator | Screenshot 2
Devastator | Screenshot 3

Gameplay ini sangat mirip dengan Geometry Wars 3: Dimensions yang sempat saya mainkan beberapa saat lalu. Kamu juga dapat mengambil berbagai jenis power-up yang akan memberikan tambahan kekuatan selama beberapa saat. Berbeda dengan Sierra yang menyajikan grafis 3D super keren pada Geometry Wars 3: Dimensions, Radiangames “hanya” mengandalkan grafis 2D yang lebih simpel namun tetap terlihat seru.

Radiangames menyebut akan merilis Devastator di iOS dalam waktu dua atau tiga minggu ke depan. Berkaca pada perilisan beberapa game mereka sebelumnya, tampaknya hanya tinggal masalah waktu daja hingga versi Android akan diluncurkan kemudian.

The post Devastator Akan Meneruskan Tradisi Shooter Dual-Stick Berkualitas dari Radiangames appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Ascender – Game Puzzle-Platformer Tentang Memperjuangkan Hak Penyandang Cacat Fisik

Posted: 24 Aug 2015 01:33 AM PDT

Game platformer dengan fokus penyelesaian puzzle bukanlah sesuatu hal yang baru untuk dimainkan. Namun, saya rasa jumlah game buatan industri game Indonesia dengan genre demikian masih sedikit, sehingga bisa dijadikan lahan kreativitas para developer tanah air.

Ascender sendiri merupakan game baru karya anak bangsa yang mencoba meramaikan kurangnya keberadaan genre puzzle-platformer di tanah air. Game buatan tim GameChanger asal Banten ini menyajikan aksi platformer dengan penyelesaian teka-teki level yang akan menantang otak kalian selama bermain.

Ascender | screenshot 1

Permainan Ascender kurang lebih sama seperti game puzzle-platformer lain yang pernah saya mainkan sebelumnya. Di sini kamu berkutat pada eksplorasi ruang guna mencari panel untuk membuka bagian tempat lain yang tertutup.

Dari pengalaman saya bermain versi prototipe Ascender, bisa dibilang game ini memiliki pola permainan puzzle-platformer yang cukup potensial berkat mekanisme pergantian skill rune di dalamnya. Dengan sistem ini, kamu perlu berstrategi mengatur penggunaan rune agar bisa melewati rintangan yang ada, mulai dari rune untuk melakukan lompatan ganda, hingga rune untuk membuatmu bisa bergelantungan di sebuah palang khusus.

Ascender | screenshot 2

Kemampuan Sky diatur lewat penggunaan rune yang bentuknya bervariasi

Sayangnya, saya tidak bisa menggunakan dua rune sekaligus dalam prototipe Ascender. Mau tak mau saya harus bolak-balik menuju panel pergantian rune guna mengganti skill yang diperlukan. Ini membuat backtracking ruangan menjadi rutinitas yang agak menjemukan, sehingga  tantangan puzzle yang ada terkesan linear.

Saya harap ketika game ini dirilis nanti, saya bisa menggabungkan beberapa skill sekaligus supaya puzzle yang akan saya temui menjadi sama kompleksnya dengan game puzzle-platformer terkenal seperti Trine dan lain-lain.

Ascender | screenshot 3

Yang membuat game ini menarik adalah premis cerita yang tidak biasa. Cerita Ascender berpusat kepada seorang gadis penyandang cacat fisik yang diadopsi oleh profesor Toro, pencipta Sky (robot yang kamu mainkan dalam Ascender). Untuk membantu gadis bernama Ocean tersebut, kamu diminta menempuh perjalanan panjang demi mendapatkan empat metal legendaris yang akan dibuat menjadi kaki dan tangan palsu untuk Ocean.

Premis cerita di atas bisa dibilang sangat menarik untuk sebuah game puzzle-platformer, mengingat di dalamnya terdapat kandungan pesan untuk memperjuangkan hak para penyandang cacat fisik. Saya pikir game ini sangat cocok untuk dipromosikan mendekati peringatan Hari Penyandang Cacat Internasional yang jatuh tepat pada 3 Desember nanti.

Saat tulisan ini dipublikasikan, Ascender sedang dalam proses pengerjaan dan rencananya akan dirilis untuk PC dan Mac pada tahun 2016 mendatang.

Situs Web: Ascender

The post Ascender – Game Puzzle-Platformer Tentang Memperjuangkan Hak Penyandang Cacat Fisik appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Monolia Ingin Menjadi Solusi Pencarian Jasa Lokal Melalui Smartphone

Posted: 24 Aug 2015 12:43 AM PDT

Berawal dari sulitnya mencari layanan penyedia jasa yang terpercaya dan profesional, Herdi Sularko, Theodore Prasetio, dan David Halim memiliki ide untuk membuat aplikasi penyedia informasi jasa bernama Monolia. Melalui aplikasi yang diluncurkan minggu lalu tersebut pengguna bisa mencari berbagai jenis jasa seperti jasa tukang leding, jasa servis AC, jasa kursus, jasa fotografi, dan lainnya.

Akan tetapi karena masih baru, user experience aplikasi ini terbilang masih belum cukup bagus. Saat mencoba melakukan pencarian, saya harus melalui banyak tahap hingga akhirnya bisa mencari jasa yang diinginkan. Misalnya saat saya ingin mencari jasa perbaikan AC. Saya harus melewati beberapa pertanyaan yang diajukan aplikasi ini seperti jenis hunian, jenis jasa yang dibutuhkan, jenis AC, mengunggah foto, dan menambahkan alamat mereka.

Yang paling merepotkan adalah bagian akhir dimana pengguna yang belum terdaftar harus menambahkan informasi pribadi mulai dari e-mail, nama, nomor telepon, jenis kelamin, hingga tanggal lahir. Bagian tersebut harusnya ditambahkan pada bagian awal atau bisa diakali dengan memungkinkan pengguna untuk mendaftar menggunakan media sosial seperti Facebook atau Twitter.

Monolia App

Untuk saat ini, Monolia baru melayani wilayah Jakarta dan menyediakan sekitar 43 kategori layanan jasa. Fokus utama mereka saat ini adalah menggaet lebih banyak pengguna, khususnya umur 22 hingga 55 tahun yang memerlukan solusi cepat dan mudah untuk mencari dan memesan jasa.

Monolia nantinya akan menambahkan lebih banyak kategori-kategori jasa sebagai salah satu strategi untuk menggaet penggunanya tersebut. "Monolia akan menargetkan untuk menyediakan kategori jasa yang unik dan yang belum banyak tersedia di pasaran sekarang ini. Ini juga akan menjadi competitive advantage kami untuk menghadapi persaingan di bidang services marketplace mobile application," ungkap Theodore.

Baca juga: Mencari Tukang Kebun atau Jasa Lokal Lainnya? Seekmi Bisa Membantu!

Aplikasi Monolia saat ini hanya tersedia untuk perangkat Android. Theodore mengungkapkan aplikasi ini nantinya juga akan tersedia bagi platform iOS dalam waktu dekat. Selain Monolia, startup yang juga menyediakan layanan pencarian jasa lokal adalah Seekmi dan CariJasa.

App Info
Monolia
Monolia -  Aug 14, 2015
Genre:  Lifestyle
Size:   4.6M
Installs:   50 - 100
Gratis

Download

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post Monolia Ingin Menjadi Solusi Pencarian Jasa Lokal Melalui Smartphone appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Kamu Bisa Ngobrol Lebih Intim dengan Christian Sugiono Besok!

Posted: 24 Aug 2015 12:36 AM PDT

Sesi Ask Me Anything (AMA) dari Tech in Asia akan kembali hadir. Bila di minggu lalu (19/8) kami kedatangan Tyas Djatmiko dari Gameloft Indonesia, maka kali ini giliran serial entrepreneur Christian Sugiono.

Nama Christian lebih dulu dikenal sebagai aktor. Sejak satu dekade lalu, pria yang juga terkenal sebagai chic magnet ini hadir di berbagai serial TV lokal dan sejumlah film. Di sisi lain, Christian juga seorang programmer sesuai latar belakang kuliahnya di Technical University of Hamburg di Jerman.

Co-Founder dan CEO MBDC Media sejak 2011 ini juga merupakan figur di belakang Subtube Studio. Selain itu, Christian juga tercatat sebagi Evangelist dari Setipe.

Sesi AMA dengan Christian sendiri akan diselenggarakan besok (25/8) mulai dari jam 12.00. Sesuai namanya, sesi ini memungkinkan kamu untuk bertanya apa saja kepada Christian. Berikut adalah beberapa contoh pertanyaan yang menarik untuk dilontarkan.

  • Bagaimana tip membangun startup dengan pengguna yang terfokus seperti MalesBanget?
  • Apakah ada perbedaan manajemen MalesBanget sebelum dan sesudah mendapat pendanaan?
  • Selain konten video, jenis konten multimedia apalagi yang kira-kira prospektif di masa depan?

Kamu juga bisa menanyakan pertanyaan yang sifatnya lebih kasual seperti:

  • Apa makanan favorit Christian saat jalan-jalan?
  • Tempat wisata yang ingin dikunjungi tapi belum kesampaian?
  • Karakter di film seperti apa yang akan Christian tolak?

Untuk mengikuti AMA ini, pastikan kamu telah mendaftarkan diri kamu di sini. Jangan sampai kelewatan kesempatan bertanya ya!

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post Kamu Bisa Ngobrol Lebih Intim dengan Christian Sugiono Besok! appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Kumpulan Fitur Google Photos yang Perlu Kamu Ketahui

Posted: 24 Aug 2015 12:33 AM PDT

Google, sebagai raksasa internet tentunya tidak ingin tertinggal dalam menyediakan berbagai layanan. Salah satu yang teranyar adalah Google Photos yang diluncurkan pada acara Google I/O Mei 2015 lalu. Aplikasi ini tersedia untuk iOS dan Android.

Dua fitur utama dari Google Photos pastinya adalah memberi kapasitas penyimpanan cloud yang besar – sekitar 26 GB dan fitur edit foto yang berbeda dari aplikasi lainnya. Selain dua fitur utama tersebut, aplikasi ini memiliki sejumlah fitur menarik lainnya yang dapat digunakan. Penasaran? Simak ulasan berikut.

Baca juga: 7 aplikasi Android gratis untuk menambah penyimpanan Anda

Kustomisasi tampilan foto

Saat mengakses Google Photos, semua foto akan ditampilkan dalam urutan dari tanggal terbaru foto tersebut diambil. Namun kamu juga dapat memilih untuk mengatur foto berdasarkan nama, lokasi, ukuran, hingga tanggal terbaru foto ditambahkan. Setelah memilih kustomisasi tersebut, foto akan langsung diurutkan sesuai dengan yang kamu mau.

Backup otomatis untuk foto dan video

Selama akun Google terintegrasi dengan perangkat kamu, mulai dari smartphone hingga PC, maka secara otomatis layanan ini akan mem- backup foto dan video. Hal ini membuat kekhawatiran kapasitas penyimpanan perangkat kamu berkurang, terlebih bagi yang hobi fotografi atau bahkan sekadar selfie.

Fitur pencarian pintar

screenshot google photos 2

Terkadang kamu mengalami kesulitan saat harus mencari sebuah foto yang disimpan di Google Photos karena terlalu banyaknya jumlah foto yang ada. Namun, jika kamu memanfaatkan fitur pencarian instan yang diusung Google Photos hal itu tak akan terjadi.

Dengan fitur ini, kamu bisa mencari foto yang diinginkan hanya dengan mengetik beberapa kata kunci berupa objek, warna, atau keterangan lainnya yang ada di dalam foto ke kolom pencarian, maka secara otomatis foto dengan benda yang dimaksud akan ditampilkan di hasil pencarian.

Edit foto dengan format .gif

Fitur satu ini memang belum banyak ditemukan di aplikasi edit foto lainnya. Ya, Google Photos menyajikan fitur edit beberapa foto menjadi gambar bergerak dalam format .gif secara mudah.

Timeline interaktif

Meski menyandang predikat sebagai layanan penyimpanan foto, Google Photos tak sekadar menghadirkan tampilan timeline yang membosankan. Google Photos justru menghadirkan tampilan yang menarik layaknya tampilan media sosial pada umumnya.

Kamu bisa mengatur tampilan foto maupun video yang tersimpan berdasarkan peristiwa yang terjadi. Melalui pengaturan tampilan timeline ini, kamu dapat melihat kembali berbagai peristiwa dalam bentuk animasi interaktif yang mungkin bisa menghidupkan memori lama kamu.

Fitur gabungan foto Panorama

Di beberapa aplikasi edit foto memang sudah tersedia fitur Panorama untuk menampilkan foto secara vertikal. Namun bila kamu ingin foto lama mu digabungkan menjadi foto baru dan menggabungkan memori di dalamnya, Google Photos memiliki kemampuan untuk itu. Cukup dengan memilih foto yang diinginkan dan hasilnya akan menjadi foto "baru".

Notifikasi layaknya asisten pribadi

google photos screenshot 1

Dengan fitur pencarian pintar yang ada, Google Photos akan secara otomatis mendeteksi foto yang serupa. Bila menemukan hal seperti ini, akan langsung tertera notifikasi untuk mempertahankan atau menghapus foto tersebut.

Hal lainnya adalah akan pula terdapat notifikasi bila memori smartphone kamu sudah menipis. Fitur ini akan langsung membersihkan memori foto atau video yang telah terunggah di Google Photos di smartphone kamu.

Kompresi ukuran foto atau video

Setiap foto atau video yang sudah terunggah di Google Photos akan langsung dikompresi hingga 80 persen. Tentunya fitur ini akan mengurangi konsumsi data internet yang kamu gunakan saat mengaksesnya.


Dengan berbagai fitur tersebut, Google tidak ingin ketinggalan dengan layanan serupa, sebut saja Dropbox, Flickr, OneDrive, dan lainnya. Layanan penyimpanan cloud apa yang kamu gunakan untuk foto dan video? Utarakan melalui kolom komentar.

App Info
Google Photos
Google Inc. -  Aug 21, 2015
Genre:  Photography
Size:  N/A
Installs:   50,000,000 - 100,000,000
Gratis

Download

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Kumpulan Fitur Google Photos yang Perlu Kamu Ketahui appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Bergabung dengan Lintas.me, BeriTagar Kini Hadir dengan Wajah Baru

Posted: 23 Aug 2015 10:00 PM PDT

Melalui situs resminya, Chief Editor BeriTagar Wicaksono atau yang lebih populer dipanggil Ndoro Kakung hari ini (24/8) mengumumkan peluncuran versi terbaru BeriTagar.

Situs kurasi berita yang mulai lepas dari versi beta pada November lalu tersebut telah bergabung dengan situs agregasi berita publik Lintas.me. Nama domain BeriTagar.com kini telah berganti menjadi BeriTagar.id.

Saat ini, BeritaTagar  berada di bawah payung PT Lintas Cipta Media (LCM) yang merupakan salah satu anak perusahaan VC GDP Venture. Selain itu, jika kamu mencoba mengakses Lintas.me, maka kamu akan langsung diarahkan ke situs BeriTagar.id.

Jika konsep situs agregasi pada umumnya hanya menampilkan tautan berita, lain halnya dengan BeriTagar. Situs ini melakukan agregasi konten dari berbagai sumber di internet, kemudian menceritakan kembali konten tersebut kepada pembaca dengan gaya yang berbeda. Menariknya, BeriTagar menggunakan sebuah teknologi khusus untuk mengkurasi berbagai berita tersebut. Wicaksono menulis:

Beritagar.id adalah situs berita pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi untuk mengumpulkan dan menganalisis beragam konten yang bertebaran — sebagai data untuk diolah dan diceritakan kembali. Teknologi ini dikenal dengan nama computer-assisted reporting — teknologi pelaporan dengan bantuan komputer. Ilmuwan komputer Jim Geovedi dan tim Rekanalar mengembangkan teknologi khusus untuk Beritagar.id itu sejak November 2013. Teknologi yang dikembangkan Jim berbasis Machine Learning (ML) dan Natural Language Processing (NLP) [ilmu komputer yang berhubungan dengan kecerdasan buatan dan komputasi linguistik].

Pada Oktober lalu, tim BeriTagar memang sudah mengisukan penggunaan robot untuk proses kurasi berita mereka. Nantinya setelah dikurasi oleh mesin, konten akan ditulis kembali oleh tim redaksi BeriTagar. Konten di BeriTagar sendiri tidak hanya berupa artikel, situs ini juga menghadirkan video, slide, serta konten multimedia lainnya.

BeriTagar situs

Meluncurnya versi terbaru BeriTagar ini bisa menjadi ancaman tersendiri bagi media-media online konvensional di Indonesia. Pembaca kemungkinan akan lebih menyukai konten-konten yang telah dikurasi dari berbagai media yang disajikan dalam satu platform.

Bagaimanapun, karena sudah ada banyak sekali media online yang telah lebih dulu hadir, sebuah media baru harus menghadapi persaingan yang sengit. Salah satu contohnya adalah IDNtimes yang awalnya mencoba menghadirkan berita seratus kata dengan sumber yang dikurasi dari media lain, bahkan harus pivot menjadi situs berita sosial.

Dengan pivotnya IDNtimes dan bergabungnya Lintas.me, BeriTagar memang bisa dibilang belum menghadapi persaingan berarti di ranah situs kurasi berita. Namun, situs yang didirikan oleh Co-Founder Detik tersebut harus mewaspadai media-media dengan konsep user generated content (UGC) seperti Keepo, meski tidak secara spesifik hanya menyajikan konten berita.

Baca juga: Apa Arti User Generated Content bagi Media di Indonesia

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Bergabung dengan Lintas.me, BeriTagar Kini Hadir dengan Wajah Baru appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Review Beyond Eyes – Niat Baik dengan Eksekusi Buruk

Posted: 23 Aug 2015 08:53 PM PDT

Saya cukup sering mengatakan bahwa peran video game sebagai media semakin lama semakin berkembang. Game sekarang tidak terbatas berperan sebagai hiburan saja, tapi juga bisa menjadi media untuk menyampaikan pesan, baik positif maupun negatif, secara interaktif.

Salah satu game yang berhasil menarik perhatian saya karena pesan yang hendak disampaikannya adalah Beyond Eyes. Game indie buatan developer Tiger and Squid ini hendak membangkitkan rasa empati kita kepada para tunanetra. Sebuah niat yang sangat mulia dan tentunya akan sulit untuk dieksekusi.

Lalu apakah Beyond Eyes sukses menyampaikan pesan positif melalui media di mana kesenangan bermain tetap merupakan salah satu elemen utama? Temukan jawabannya di bawah.

Dongeng

Beyond Eyes | Screenshot 1

Dalam Beyond Eyes kamu akan mengendalikan seorang gadis kecil bernama Rae. Rae kehilangan kemampuannya untuk melihat akibat kecelakaan ketika tengah bermain. Kekurangannya ini membuat dia tidak punya teman, setidaknya sampai seekor kucing yang dia beri nama Nani muncul dan menemani hari-harinya.

Suatu ketika, Nani berhenti datang ke rumah Rae. Hal tersebut membuat Rae menjadi khawatir dan memutuskan untuk keluar dari taman rumahnya dan pergi mencari Nani sendirian. Di sinilah perjuangan Rae yang tidak memiliki kemampuan untuk melihat diuji. Apa saja kira-kira hal yang menunggu Rae di luar sana? Hanya dengan memainkan Beyond Eyes kamu dapat mengetahuinya.

Lukisan

Beyond Eyes | Screenshot 2

Sebagai sebuah game dengan tema kebutaan, cukup ironis melihat fakta bahwa Beyond Eyes adalah sebuah game yang amat sangat indah. Game ini tampil layaknya sebuah lukisan di buku anak-anak tapi berwujud 3D. Indahnya kombinasi warna di atas latar berwarna putih terang juga mendukung keindahan yang dimiliki game ini.

Sebagai Rae yang tidak bisa melihat, Beyond Eyes membuat sebuah mekanisme yang luar biasa cerdas untuk menyajikan visual berkualitas. Seluruh dunia nampak putih terang, kecuali bagian di sekitar tubuh Rae atau daerah-daerah yang telah dilewati Rae. Minimnya jarak pandang menjadi bagian yang membuat Beyond Eyes menantang, atau kadang terlalu menyusahkan.

Beyond Eyes | Screenshot 3

Menariknya lagi, game juga mempermainkan perspektif pemainnya dengan perspektif Rae. Misalnya ada suara mesin dari kejauhan, maka game akan menampilkan benda bermesin tersebut sebagai mobil. Begitu didekati ternyata benda tersebut adalah mesin pemotong rumput, wujudnya pun akan berubah menyesuaikan.

Bicara soal suara, sebagai penyandang tunanetra, suara akan menjadi bagian cukup penting untuk membantumu menemukan jalan. Melalui makhluk-makhluk seperti burung, ataupun suara air sungai yang mengalir, kamu akan dapat melihat wujud benda tanpa harus berada di dekatnya.

Bagaimana Beyond Eyes menggambarkan sudut pandang seorang tunanetra sangatlah luar biasa. Ditambah lagi, game ini menyajikannya dengan begitu indah. Sayangnya, hal positif dari Beyond Eyes hanya sampai di situ saja.

Obat Tidur

Beyond Eyes | Screenshot 4

Mengatakan Beyond Eyes sebagai obat tidur bukanlah pernyataan salah, karena memang sering sekali saya tertidur ketika memainkan game ini. Mengapa game ini bisa begitu membosankan? Bagi saya ada dua alasan utama yang menjadi penyebabnya.

Pertama mulai dari lambatnya gerakan Rae. Cukup bisa dipahami jika Tiger and Squid membuat Rae bergerak lambat karena memang dia harus berhati-hati ketika berjalan. Tapi jika sebuah game dengan mekanisme utamanya adalah berjalan dan eksplorasi, membuat gerakan yang sangat lambat dan desain level yang rasanya seperti labirin jelas merupakan kesalahan besar. Dalam hal ini, Beyond Eyes melakukan kesalahan fatal yang sama seperti yang dilakukan Everybody’s Gone to Rapture.

Kesalahan kedua adalah bagaimana game ini tidak mampu memanfaatkan sesuatu yang dia miliki. Beyond Eyes memiliki koleksi musik piano yang luar biasa berkualitas, tapi game ini lebih sering mengisi petualanganmu dengan suara alam dan keheningan. Mungkin saja Tiger and Squid sengaja melakukan ini karena suara merupakan elemen penting dalam eksplorasi, tapi yang jelas keputusan ini sama sekali tidak membantu Beyond Eyes menjadi game yang tidak membosankan.

Kesimpulan

Beyond Eyes | Screenshot 5

Beyond Eyes adalah sebuah game dengan niat dan konsep yang luar biasa bagus. Game ini juga memiliki kualitas visual dan musik yang amat sangat indah. Sayangnya segala potensi ini dibiarkan terbuang begitu saja dengan gameplay yang luar biasa membosankan dan menyusahkan.

Beyond Eyes hanya berdurasi sekitar dua jam, tapi di waktu yang singkat itu saja saya sudah merasa ingin segera cepat-cepat menyelesaikan petualangan Rae yang sangat indah tapi membosankan ini. Untuk harga yang ditawarkan sekarang, saya tidak akan merekomendasikan Beyond Eyes kepadamu. Tapi jika ada diskon lebih dari 50% untuk game ini, jangan ragu untuk menikmati keindahan yang dimilikinya.

Xbox Store: Beyond Eyes, $14,99 (sekitar RP207.000)

The post Review Beyond Eyes – Niat Baik dengan Eksekusi Buruk appeared first on Tech in Asia Indonesia.

No comments:

Post a Comment

Sponsor

Latest Game News

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sponsor

pasang iklan baris gratis