Ads

Monday, September 7, 2015

Game Di Indonesia

Game Di Indonesia


Buletin Berita Game Indonesia – 7 September 2015

Posted: 07 Sep 2015 09:01 AM PDT

Pada edisi kali ini terdapat lima game baru yang dirilis oleh developer game Indonesia. Dari industri sendiri ada berita menarik dari Almightree yang telah masuk Steam dan Orbiz yang masuk nominasi pada kompetisi game di Polandia. Di segmen acara kami tetap mengingatkan kamu tentang SuiCon yang akan diadakan pertengahan bulan ini.

Game Rilis Minggu Lalu

Shape It Up

Shape It Up | Screenshot 1

Tiga developer game dari Indonesia, Toge Productions (Infectonator: Survivors), Amagine Interactive (Sakitnya Dimana: Di Sini), dan Mojiken Studio (Mojiken Bandel), bekerja sama membuat sebuah game puzzle berjudul Shape It Up. Untuk publikasinya sendiri ditangani oleh Armor Games yang terkenal dengan situs game berbasis web miliknya.

Shape It Up menghadirkan sebuah game puzzle geometris yang mengajak kamu untuk menentukan bangun datar apa saja yang ada pada gambar dalam waktu yang terbatas. Jika kamu salah dalam memilih gambar yang benar, maka waktu akan terpangkas cukup banyak. Tugas kamu adalah menyelesaikan sebanyak mungkin puzzle dengan waktu secepat-cepatnya.

Shape It UpGame Puzzle Hasil Kerja Sama Toge Productions, Amagine Interactive, dan Mojiken Studio

App Info
Armor Academy Shape It Up!
Armor Games -  Aug 31, 2015
Genre:  Puzzle
Size:  N/A
Installs:   1 - 5
Gratis

Download

Chill Out! Zombies

Chill Out Zombie | Featured

Iqbal Kurniawan – Hanya berselang seminggu sejak dirilis di Apple App Store, Chill Out! Zombies karya developer MassHive Media sudah tersedia di Google Play Store secara cuma-cuma. Kamu bisa mengunduhnya melalui tautan yang terdapat di bawah.

MassHive Media mengaku bahwa pemilihan Chill Out! Zombies untuk dipajang di laman depan Apple App Store merupakan hal yang di luar perkiraan mereka sama sekali. Mereka hanya berfokus mendesain Chill Out! Zombies dengan mengoptimalkan semua fitur yang tersedia di platform milik Apple serta menonjolkan sisi gameplay kasual yang fun. Semoga kesuksesan mereka di Apple App Store bisa diulang kembali di Google Play Store.

Game Chill Out! Zombies Karya Developer Tanah Air Masuk ke Jajaran Game Baru Terbaik di Apple App Store

App Info
Chill Out! Zombies
MassHive Media -  Aug 27, 2015
Genre:  Games, Entertainment, Arcade, Action
Size:  54.44 MB
Installs:  N/A
Gratis

Download

Eternal Symphony

Eternal Symphony | Screenshot 2

Bagaimana jika kekuatan musik bisa menjadi senjata untuk mengalahkan kejahatan yang melanda sebuah negeri? Di game Eternal Symphony buatan developer asal Salatiga ini, kamu akan bermain musik sembari menebas musuh-musuh yang menghadangmu menuju kemenangan.

Eternal Symphony adalah game yang menggabungkan gameplay rhythm dengan RPG. Sebagai anggota dari Rhtyhm of Light, tugasmu adalah membasmi kejahatan dengan kekuatan musik. Hanya dengan mengikuti ritme yang ada baru kamu bisa mengalahkan mereka.

Eternal Symphony – Saat Game Rhythm Bersatu dengan RPG

App Info
Eternal Symphony
Enthrean Guardian -  Sep 01, 2015
Genre:  Music
Size:   89M
Installs:   100 - 500
Gratis

Download

Legendary Altrone

Legendary Altrone | screenshot 2

Risky Maulana – Dari kesan impresi yang saya rasakan selama bermain, Legendary Altrone menyajikan permainan strategi kartu sederhana dengan penyampaian cerita yang cukup epik untuk ukuran sebuah game mobile. Fokus permainan ini sendiri lebih banyak tertuju pada aksi single player, di mana kamu perlu menyelamatkan dunia Altworld dengan bantuan deck kartu serang terkuat di tangan.

Impresi Legendary AltroneGame Duel Kartu Potensial Buatan Anak Bangsa


Sweet Tooth Adventure

Sweet Tooth Adventure | Screenshot

Sweet Tooth Adventure akan membawa kamu ke dalam game ala Puzzle Bobble dengan nuansa permen dan berbagai makanan manis. Kamu bertugas untuk mengambil berbagai kue dan makanan lainnya dengan cara menghancurkan butiran-butiran permen yang berwarna-warni. Caranya, tentu saja dengan menempelkan butiran yang berwarna sama sebanyak minimal tiga buah.

App Info
Sweet Tooth Adventure
Pabrikpixel -  Sep 02, 2015
Genre:  Casual
Size:   39M
Installs:   10 - 50
Gratis

Download

Berita Terkini dari Industri Tanah Air

Almightree: The Last Dreamer Hadir di Steam Hari Ini

Mohammad Fahmi – Salah satu game mobile favorit Glenn pada tahun lalu, Almightree: The Last Dreamer, dirilis di PC melalui Steam. Game puzzle platformer buatan developer Chocoarts ini dirilis pada 7 September 2015 dan diterbitkan oleh Digital Tribe, penerbit yang juga menerbitkan Celestian Tales: Old North bulan lalu.

Satu Lagi Game Indonesia Masuk Steam, Almightree: The Last Dreamer


Orbiz Masuk Nominasi Kompetisi Game Indie di Polandia

Orbiz ~ Screenshot

Orbiz, sebuah game bertema zombi yang cukup unik ini berhasil masuk nominasi FreeGalaktus, sebuah kompetisi game indie di Polandia. Jika Orbiz berhasil memenangkan kompetisi ini, maka tim developernya berhak untuk hadir di Poznan Game Arena dan Indie Prize.

Kompetisi FreeGalaktus juga membuka jalur voting sebagai penilaian. Bagi kamu yang ingin mendukung game karya anak bangsa ini (jika kamu menganggapnya berkualitas tentunya), maka kamu bisa melakukan voting dengan cara mengikuti tautan yang ada di bawah.

Situs Resmi: FreeGalaktus


Acara yang Akan Datang

SuiCon Indonesia

Para penggemar Suikoden, persiapkanlah dirimu! SuiCon (Suikoden Convention) Indonesia akan diadakan sebentar lagi. Acara yang merupakan tempat berkumpulnya para penggemar serial game Suikoden ini nantinya akan berlangsung di Universitas Indonesia pada 19 September 2015.

Di sini kamu bisa menampilkan atau sekadar melihat cosplay, karya seni, dan suvenir yang berkisar tentang Suikoden. Terdapat pula berbagai perlombaan dan kuis yang tentunya juga bertemakan Suikoden.

SuiCon Indonesia: Event Gathering para Fan Suikoden di Indonesia

Suicon Indonesia | Poster

The post Buletin Berita Game Indonesia – 7 September 2015 appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Shower With Your Dad Simulator 2015 – Bukan Game dengan Bonus Komedi, tapi Komedi dengan Bonus Game

Posted: 07 Sep 2015 08:40 AM PDT

Kemarin tiba-tiba Steam dihebohkan dengan sebuah game yang dijual seharga Rp9.300 dan berisi gambar pria-pria tanpa pakaian dengan tubuh piksel. Game ini lebih menarik perhatian lagi dengan judulnya yang cukup aneh yaitu Shower With Your Dad Simulator 2015.

Melihat video trailer yang ada di laman game ini, saya pun langsung penasaran dan memutuskan untuk menjajalnya, toh harga game ini bahkan lebih murah daripada makan di pinggir jalan (tergantung jalan apa). Ternyata, judul game ini betul-betul mewakili kontennya, karena yang perlu kamu lakukan hanyalah mandi dengan sang ayah melalui berbagai jenis mini game.

Shower With Your Dad Simulator 2015 | Screenshot (1)

Total ada enam mini game yang bisa kamu mainkan, namun hanya tiga yang terbuka dari awal. Untuk membuka tiga mini game lainnya, kamu harus menemukan rahasia yang muncul cukup acak di tiga mini game awal. Gameplay dari mini game tersebut pun bisa dibilang cukup simpel, tapi kebanyakan bertema mencocokkan anak dan orang tuanya (ya ini rasis sekali memang).

Seperti yang saya singgung di atas, Shower With Your Dad Simulator 2015 menampilkan banyak adegan pria tanpa pakaian. Bahkan hampir seluruh pria yang ada di game ini tidak mengenakan pakaian sama sekali. Game juga menunjukkan kegamblangan di bagian bawah karakter dengan wujud sebuah garis yang entah dibuat untuk menggambarkan apa (ya, maksudnya itu).

Shower With Your Dad Simulator 2015 | Screenshot (2)

Game ini juga dipenuhi dengan lawakan-lawakan garing khas orang tua

Sebenarnya gameplay dari mini game yang ditawarkan Shower With Your Dad Simulator 2015 ini cukup oke dan fun, tapi agak sulit juga menjustifikasi harganya (meskipun sangat murah). Kehadiran game ini jelas sangat mengingatkan saya dengan Fingered buatan Edmund McMillen yang lebih banyak konten komedinya daripada konten game.

Meskipun Shower With Your Dad Simulator 2015 termasuk game yang cukup menghibur, saya khawatir ke depannya Steam akan semakin dibanjiri game iseng seperti ini. Melihat begitu banyaknya game serius yang kalah sukses dibanding dengan game iseng-iseng (seperti Goat Simulator contohnya), tidak mengherankan jika jalur inilah yang akhirnya dipilih banyak developer indie untuk mencari nafkah.

Shower With Your Dad Simulator 2015 | Screenshot (3)

Oh ya, selain menggambarkan guyonan yang mungkin terkesan ofensif untuk beberapa orang, Shower With Your Dad Simulator 2015 juga menyajikan sindiran yang bikin saya mengakak. Jika kamu buka opsi pengaturan, bersiaplah untuk dihadapkan dengan pilihan-pilihan trolling yang cukup memberikan sentuhan tersendiri dalam game ini.

Jika kamu penasaran dengan hiburan eksplisit yang murah namun agak murahan ini, saya cukup merekomendasikan Shower With Your Dad Simulator 2015. Tapi kalau kamu butuh video game yang lebih serius, kubur dalam-dalam niat untuk memainkan game ini, percayalah.

The post Shower With Your Dad Simulator 2015 – Bukan Game dengan Bonus Komedi, tapi Komedi dengan Bonus Game appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Alasan Kenapa Startup Kamu Harus Eksis di Forum dan Acara Startup Teknologi

Posted: 07 Sep 2015 05:51 AM PDT

Tren teknologi saat ini tentunya menjadi playground yang sangat menyenangkan bagi para tech savvy dan pelaku startup di bidang teknologi. Kini, apa saja bisa dibuat dalam bentuk aplikasi. Mulai dari yang sudah biasa seperti game, aplikasi chatting, hingga aktivitas sehari-hari seperti aplikasi untuk belanja, delivery makanan, layanan transportasi, panduan hidup sehat, diary, bahkan pengatur keuangan. Tidak cuma aplikasi, gadget penunjang gaya hidup dari mulai yang biasa kita genggam seperti smartphone atau tablet, bahkan wearable tech seperti smart watch atau kacamata berteknologi VR juga sekarang sudah mulai marak digunakan.

Di sisi lain, hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi startup karena banyaknya pesaing lain yang juga ingin merebut hati para pengguna. Supaya kamu tidak kalah saing dengan startup lain, kamu harus mau eksis di dunia nyata dengan bergabung dalam forum atau komunitas, mengikuti pameran, atau bahkan menghadiri seminar.

Alasan-alasan di bawah ini pasti akan membuat kamu sadar bahwa dunia startup teknologi itu lebih dari sekadar kamu, komputer, dan Tuhan. Kenapa sih kamu harus membuat startup kamu terekspos di dunia nyata?

1. Membuat produk kamu dikenal lebih luas

Media sosial memang dapat diandalkan untuk membuat startup kamu terkenal. Tapi, tidak semua startup memiliki strategi social media marketing yang cukup kuat atau follower yang banyak untuk membuatnya menjadi viral.

Dilema media sosial ini juga bisa saja dialami kalau kamu membuat produk yang ditujukan untuk pasar B2B atau business-to-business, karena untuk mendekati perusahaan-perusahaan besar, promosi melalui media sosial tidak cukup bisa diandalkan. Maka, kamu harus bergabung di forum-forum atau hadir di pameran-pameran yang memberi kesempatan bagi kamu untuk dapat bertemu dengan sosok-sosok dari perusahaan yang ingin kamu gandeng.

2. Membuka pintu kesempatan

Keluarlah dari 'gua' dan temui manusia-manusia yang eksis di event teknologi. Siapkan kartu nama dan mulailah belajar menjelaskan produk kamu dengan singkat, padat, dan jelas. Bisa saja orang yang minum kopi dengan kamu di acara itu adalah investor yang tertarik dengan startup kamu. Atau manajer operasional perusahaan X yang tempo hari tidak melirik proposal yang kamu kirimkan, justru mengejar kamu untuk menggunakan produk startup kamu karena dia sudah mencobanya serta langsung. Kesempatan itu ada di mana-mana, asal kamu mau mencoba membuka pintumu.

3. Mendengarkan kata mereka

UI aplikasi kamu perlu diperbaiki. Ternyata, tampilan yang kamu buat kurang menarik untuk pengguna aplikasi di segmen remaja. Ada crash saat salah satu menu dibuka. Produk kamu sangat diperlukan orang tua yang ingin mengawasi anaknya. Atau bahkan aplikasi buatan kamu belum menarik di mata orang saat ini karena mereka merasa belum diperlukan. Dan lain sebagainya, dan lainnya. Bagaimana caranya mendapatkan informasi ini?

Dengan membiarkan orang mencoba produk kamu. Bagaimana caranya supaya orang bisa mencoba produk dan memberikan feedback untuk kamu? Jangan panggil kami Tech in Asia, jika kami tidak dapat memberikan solusinya!

Jadi, yang perlu kamu lakukan untuk mendapatkan ketiga hal di atas adalah: mendaftarkan startup kamu di Bootstrap Alley!

Bootstrap Alley adalah bagian dari konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 yang akan diselenggarakan pada tanggal 11 sampai 12 November 2015. Di sini, ratusan startup yang hadir dapat memamerkan produknya di hadapan ribuan pengunjung konferensi Tech in Asia Jakarta 2015. Para pengunjung sendiri berasal dari berbagai kalangan seperti investor, pengusaha, korporat, pelajar dan mahasiswa, developer, media, tech savvy, dan masih banyak lagi!

Kamu bisa mendaftarkan startup kamu untuk mendapatkan booth di Bootstrap Alley dengan mengisi formulir berikut. Pendaftaran sudah kami buka dan kamu sudah bisa mendaftar sekarang juga.

Untuk mendaftarkan booth kamu di Tech in Asia Jakarta 2015, kamu tidak perlu mengeluarkan biaya, cukup dengan membeli startup pass, maka kamu sudah bisa mendapatkan booth untuk pameran selama satu hari.

Untuk informasi lebih lanjut, kamu bisa mengunjungi tautan ini.

Ingin mendapatkan booth dan startup pass secara gratis? Kamu masih memiliki kesempatan untuk mengikuti Tech in Asia Tour: Road to Jakarta yang akan diadakan di Surabaya.

Jadi? Tunggu apa lagi? Jangan diam di dalam 'gua' saja, banyak kesempatan yang menunggu kamu di Bootstrap Alley!

Klik untuk mendaftar Bootstrap Alley

The post Alasan Kenapa Startup Kamu Harus Eksis di Forum dan Acara Startup Teknologi appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Rangkuman Berita Game Hari ini – 7 September 2015

Posted: 07 Sep 2015 05:45 AM PDT

Monster Hunter Explore Kini Telah Tersedia … untuk Wilayah Jepang

Risky MaulanaGame mobile dari salah satu franchise andalan Capcom ini telah diluncurkan secara resmi untuk wilayah Jepang. Sekadar pengingat, Monster Hunter Explore merupakan game mobile kedua Monster Hunter dengan kontrol yang jauh lebih simpel dibandingkan game mobile Monster Hunter sebelumnya, Monster Hunter Freedom Unite.

Untuk saat ini kita masih belum tahu apakah Capcom berniat untuk memboyong game freemium ini ke dalam versi bahasa Inggris atau tidak. Bila kamu berminat untuk mencobanya, kamu bisa menggunakan layanan third party app seperti QooApp untuk Android.

Google Play Store Link (Jepang): Monster Hunter, Gratis


Star Wars: Galaxy of Heroes Saat ini Soft Launch di Sejumlah Negara Asia

Star Wars Heroes of Galaxy | screenshot

Risky MaulanaGame mobile bertema Star Wars yang dipersiapkan oleh EA ini rupanya sedang soft launch di sejumlah negara. Sejauh ini negara yang kebagian Star Wars Galaxy of Heroes adalah Malaysia dan Taiwan. Belum ada kepastian kapan kira-kira game ini tersedia secara global untuk negara-negara lainnya, termasuk Indonesia.

Luke Skywalker, Darth Vader, dan Han Solo Bersatu Dalam Game Strategi Star Wars: Galaxy of Heroes

Google Play Store Link: Star Wars Galaxy of Heroes, Gratis


Video Forza 6 Ini Dipersembahkan untuk Game Racing Zaman Dahulu

Arya W. Wibowo  Sejauh yang saya bisa ingat, game racing adalah video game pertama yang pernah saya mainkan seumur hidup saya. Saat itu saya bermain game Formula 1 di PC milik Ayah tahun 90-an awal.

Video berdurasi hampir dua menit ini berhasil mengembalikan nostalgia yang tergambar samar di kepala saya itu. Forza 6 terbaru yang akan rilis di Xbox One ini menghadirkan aksi yang menawan dihiasi berbagai game racing dari era 70-an dan 80-an.


Crusaders Quest Capai Sepuluh Juta Unduhan di Seluruh Dunia

Crusaders Quest | featured

Arya W. Wibowo – TOAST mengumumkan bahwa RPG bergrafis piksel Crusaders Quest berhasil mencapai angka unduhan sebanyak sepuluh juta di seluruh dunia. Dalam rangka merayakan hal ini, TOAST mengadakan berbagai event, seperti memilih hero favorit dan juga karakter baru untuk mereka yang sudah lama tidak memainkan game ini.

Situs Resmi: Crusaders Quest

App Info
Crusaders Quest
NHN Entertainment Corp. -  Aug 19, 2015
Genre:  Role Playing
Size:   39M
Installs:   5,000,000 - 10,000,000
Gratis

Download

Markiplier Mengekspresikan Rasa Frustasinya Bermain Five Nights at Freddy’s 4 Lewat Video Animasi

Iqbal Kurniawan – Risky bukanlah satu-satunya orang yang merasa bahwa Five Nights at Freddy’s 4 lebih sulit dibandingkan seri-seri sebelumnya. Lewat sebuah video animasi yang diunggah di channel YouTube Markiplier, sang kreator video Let’s Play terkenal itu mengungkapkan perjuangannya yang mati berkali-kali saat memainkan iterasi keempat dari seri game horor karya Scott Cawthon itu.

Review Five Nights at Freddy's 4 – Sensasi Teror dari Bawah Kasur


Capcom Store Menerima Pemesanan Replika Helm Mega Man yang Bisa Dipakai

Mega Man Helmet Replica | Featured

Iqbal Kurniawan – Kalau kamu bermimpi ingin memiliki helm yang biasa dikenakan oleh Mega Man, maka sekarang hasrat itu bisa segera terwujud. Capcom membuka kesempatan pre-order helm replika Mega Man lengkap dengan lampu yang bisa menyala di kedua sisi sampingnya. Helm ini dijual seharga $150 (sekitar Rp2,2 juta) dan baru akan tersedia pada akhir tahun ini.

Capcom Store: Wearable Mega Man Helmet Replica


Metal Gear Solid V: The Phantom Pain Terjual Sebanyak Tiga Juta Kopi di Seluruh Dunia

Metal Gear Solid V The Phantom Pain | Screenshot

Kevin Sutanto – Iklan yang menunjukkan bahwa Metal Gear Solid V: The Phantom Pain terjual sebanyak tiga juta kopi mulai tersebar di berbagai situs di Jepang. Melihat waktu kemunculan iklan tersebut dan melihat juga bahwa Konami belum mengirimkan stok Metal Gear Solid V: The Phantom Pain yang baru, angka tersebut bisa diperkirakan merupakan angka penjualan di hari perilisan perdana.

Angka tiga juta ini menyamai penjualan Metal Gear Solid 4: Guns of the Patriot untuk PS3 yang juga terjual sebanyak tiga juta unit di hari perilisannya. Metal Gear Solid V: The Phantom Pain sendiri sudah dirilis untuk PS4, PS3, Xbox One, Xbox 360, dan PC.

Lihat juga impresi setelah memainkan sepuluh jam pertama Metal Gear Solid V: The Phantom Pain di sini.


Jumlah Naskah Dialog di Fallout 4 Melebihi Gabungan Dialog dalam The Elder Scrolls V: Skyrim dan Fallout 3

Kevin Sutanto – Bethesda menyampaikan bahwa proses rekaman dari seluruh percakapan dalam Fallout 4 memiliki jumlah dialog yang lebih banyak dibanding pada Fallout 3 dan The Elder Scrolls V: Skyrim yang digabung. Menurut mereka, ada lebih dari 111.000 kalimat percakapan yang telah direkam dan membutuhkan waktu “bertahun-tahun” untuk menyelesaikannya. Fallout 4 segera dirilis di PS4, Xbox One, dan PC pada 10 November 2015.

The post Rangkuman Berita Game Hari ini – 7 September 2015 appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Game Favorit Penulis Tech in Asia di Bulan Agustus 2015

Posted: 07 Sep 2015 05:07 AM PDT

Di bulan kemerdekaan lalu, cukup banyak game berkualitas dirilis di pasaran. Game yang dirilis pun sangat beragam, mulai dari game lokal seperti Celestian Tales: Old North, game indie eksperimental seperti Everybody’s Gone to the Rapture, game AAA seperti Until Dawn, spin-off mobile unik seperti Lara Croft GO, ataupun game remaster seperti God of War III: Remastered.

Di antara seluruh game berkualitas tersebut, tentunya kita semua punya game favorit yang paling berkesan bukan? Di artikel ini, para penulis Tech in Asia berbagi tentang apa saja sih game paling favorit kami pada bulan Agustus 2015. Ceritakan juga tentang game favoritmu di kolom komentar ya!


Mohammad FahmiCelestian Tales: Old North

Celestian Tales Old: North | Screenshot 1

Platform: PC, Mac

Akhirnya muncul lagi game Indonesia yang sukses menarik perhatian saya sampai masuk ke jajaran game favorit bulanan. Jika pada bulan Maret lalu game yang membuat saya terkagum-kagum adalah An Octave Higher, maka bulan Agustus ini saya dihibur oleh Celestian Tales: Old North.

Game buatan Ekuator Games asal Bandung ini mengusung genre JRPG dengan tema peperangan yang cukup serius. Dari segi cerita, saya cukup diingatkan kepada RPG bertema politik seperti Suikoden atau Final Fantasy Tactics. Sedangkan untuk urusan visual, saya diingatkan pada Ragnarok Online tapi dengan gambar latar layaknya lukisan.

Jika kamu suka dengan RPG atau kisah fantasi dewasa dengan berbagai sudut pandang, maka Celestian Tales: Old North jelas bukan game yang boleh dilewatkan begitu saja.

Review Celestian Tales: Old North – Surat Cinta untuk Kawan Lama


Kevin SutantoIA/VT -Colorful-

IA VT Colorful - Screenshot1

Platform: PS Vita

Secara teknis, IA/VT -Colorful- bukanlah game yang diterbitkan pada bulan Agustus, melainkan akhir Juli 2015. Namun karena saya menghabiskan kebanyakan waktu di bulan lalu dengan bermain IA/VT -Colorful-, seharusnya game tersebut masih bisa dihitung game bulan Agustus bukan? (Maksa ih)

IA/VT -Colorful- bisa saya bilang sebagai game rival dari seri Hatsune Miku: Project Diva. Mengusung gameplay yang cukup mirip dengan Hatsune Miku: Project Mirai, IA/VT -Colorful- memiliki kelebihan di bidang jumlah lagu. Ada enam puluh trek lagu (belum termasuk DLC) yang bisa kamu mainkan dari berbagai genre musik unik yang cukup menyenangkan untuk didengar.

Presentasi model 3D yang ada dalam IA/VT -Colorful- memang tidak berada di level seri Hatsune Miku: Project Diva. Tapi penampilan minimalis dengan UI yang modern dan keren membuat saya tetap tertarik memainkan game ini. Belum lagi gameplay yang mudah dimainkan namun sulit dikuasai di sini tetap membuat saya tidak bisa melepaskan genggaman saya dengan PS Vita. Kalau kamu mengaku penggemar game rhythm sejati, seharusnya game ini tidak kamu lewatkan begitu saja.

Impresi IA/VT -Colorful- – Galeri Audio Visual Modern


Arya W. Wibowo – Clicker Heroes

Clicker Heroes | Screenshot 3

Platform: iOS, Android, PC, Mac, Linux

Clicker Heroes adalah salah satu game yang berhasil membuat saya sedih ketika harus menghapusnya. Tapi apa daya, karena memori smartphone saya tidak mencukupi, ia harus menjadi korbannya. Saya pun merasa cukup kehilangan melepas teman penghilang penat di sela waktu beraktivitas ini.

Perasaan itulah yang membuat saya yakin bahwa pilihan game favorit saya untuk bulan Agustus jatuh kepada Clicker Heroes. Game ini tidak membutuhkan waktu yang lama untuk bermain setiap kalinya, hanya sekitar lima hingga sepuluh menit. Sangat cocok untuk mereka yang cepat bosan dan membutuhkan hiburan singkat, seperti saya.

Konten yang disajikan pun cukup membuat penasaran dan bertambah seiring progres yang dijalani. Jika di tahap awal kamu akan mendapatkan hero demi hero baru, di tahap lanjut kamu akan menemukan berbagai Ancient yang memiliki kekuatan spesial. Ah, jadi ingin mengunduh lagi game ini.

Review Clicker Heroes – Beberapa Jam Menunggu lalu Lima Menit Membabi Buta


Iqbal Kurniawan – Horizon Chase

Platform:  iOS

Saya bahkan tidak perlu menimbang-nimbang game apa yang menjadi favorit saya di bulan Agustus kemarin. Horizon Chase berhasil memukau saya sejak balapan pertama, dan impresi itu masih bertahan hingga sekarang.

Semua hal yang ada di game ini mengingatkan saya kembali kepada euforia masa kecil. Pengalaman membalap tanpa dipusingkan dengan pengendalian kompleks, sensasi mengebut dengan pemandangan yang berkelebat di sekitarnya, hingga musik techno klasik penuh semangat, semua bisa ditemukan di Horizon Chase.

Tidak hanya berhenti sampai di situ, developer Aquiris bahkan meningkatkan pengalaman game racing klasik di sini dengan menggunakan grafis low poly yang mampu berjalan dengan kecepatan 60 fps pada iPad Mini 2 milik saya. Rasanya sangat menyenangkan bisa membalap di 73 trek yang disediakan di sini!

Review Horizon Chase – Sarana Bernostalgia yang Sempurna


Risky Maulana Fallout Shelter

Fallout shelter talk | screenshot 6

Platform:  iOS, Android

Saya pikir bukanlah hal yang sulit untuk menjadikan Fallout Shelter sebagai salah satu game Android terfavorit saya di bulan Agustus kemarin. Selain karena mengangkat tema Fallout yang membuatnya begitu menggoda untuk dimainkan, game simulasi membangun bunker perlindungan nuklir ini juga memiliki konsekuensi berat yang membuatnya begitu menantang saat dimainkan. Bahkan untuk mereka yang bukan penggemar game Fallout sekalipun.

Bayangkan saja, jika selama kita terlalu dimanjakan dengan aturan bermain game mobile yang begitu kasual, Fallout Shelter justru memberimu tamparan keras untuk setiap konsekuensi dari setiap kelalaian yang kamu perbuat selama bermain. Coba kamu baca pengalaman suka duka yang saya rasakan saat memainkan Fallout Shelter. Setelah membacanya mungkin kamu akan merasakan nasib yang sama seperti apa yang saya rasakan di bulan Agustus kemarin.

Oh ya, agar kamu tidak merasakan pahitnya kegagalan yang saya rasakan, kamu bisa mengikuti tip dan trik bermain Fallout Shelter yang disusun Iqbal berikut ini.

Review Fallout Shelter – Sisi Lain Dunia Post-Apocalypse di Jagat Fallout

The post Game Favorit Penulis Tech in Asia di Bulan Agustus 2015 appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Kumpulan Aplikasi Android Gratis untuk Membantu Kamu Mencari dan Memilih Makanan

Posted: 07 Sep 2015 04:59 AM PDT

Bingung mau makan apa hari ini? Apabila iya, kamu bisa mencoba memakai pilihan aplikasi berikut pada smartphone untuk membantu kamu mencari dan memilih makanan yang sesuai selera.

Temukan makanan di sekitar kamu dengan Foursquare dan Open Snap

Kamu mungkin sudah tidak asing lagi dengan Foursquare. Aplikasi ini sempat heboh, karena memungkinkan pengguna untuk terlihat eksis dengan melakukan check-in di tempat-tempat tertentu seperti cafe, restoran, hotel, dan lainnya.

Akan tetapi pihak Foursquare akhirnya memutuskan untuk memisahkan fitur tersebut dengan membuat dua aplikasi terpisah, yakni Swarm untuk check-in dan Foursquare menjadi aplikasi untuk mencari tempat makan, cafe, dan lainnya.

Saat kamu membuka aplikasi ini, Foursquare akan memberikan rekomendasi makanan yang tersedia di sekitar kamu. Agar hasil rekomendasi yang ditampilkan lebih relevan, pastikan kamu telah memilih jenis makanan apa yang kamu sukai pada menu Taste.

Misalnya kamu suka makan di tempat yang memiliki Wi-Fi, penyajiannya cepat, tersedia makanan penutup, atau yang lainnya.

Selain itu kamu juga bisa menggunakan aplikasi OpenSnap untuk mendapat informasi dari ulasan-ulasan pengguna aplikasi ini yang sudah sempat berkunjung ke tempat makan yang ingin kamu tuju. Sehingga kamu mendapat gambaran singkat sebelum memutuskan pergi ke sana.

App Info
OpenSnap: Photo Dining Guide
Openrice Group Inc -  Jul 26, 2015
Genre:  Lifestyle
Size:   9.9M
Installs:   1,000,000 - 5,000,000
Gratis

Download

App Info
Foursquare - Best City Guide
Foursquare -  Jun 18, 2015
Genre:  Travel & Local
Size:   18M
Installs:   10,000,000 - 50,000,000
Gratis

Download

< h3>Periksa harga makanan dengan Zomato

Ya! Apabila kamu memiliki dana yang terbatas. Ada baiknya kamu memakai aplikasi Zomato. Karena aplikasi ini menyediakan berbagai pilihan tempat makan yang lengkap dengan gambar-gambar makanan beserta menu.

Zomato juga memiliki harga makanan yang tersedia di tempat tersebut. Jadi setidaknya kamu sudah ada persiapan sebelum masuk ke tempat-tempat yang mengharuskan kamu merogoh isi dompet dalam-dalam.

App Info
Zomato - Food Menu & Reviews
Zomato -  Jul 02, 2015
Genre:  Lifestyle
Size:   Varies with device
Installs:   1,000,000 - 5,000,000
Gratis

Download

Pesan makanan ke rumah kamu dengan FoodPanda, Klik-Eat, atau Go-Food

Malas keluar untuk mencari makan? Kamu bisa memanfaatkan aplikasi FoodPanda, Klik-Eat, atau Go-Jek untuk memesan makanan dan langsung di antar ke tempat kamu. Aplikasi tersebut menyediakan banyak jenis makanan yang berasal dari berbagai macam restoran.

Lain lagi dengan Go-Food, layanan antar makanan milik Go-Jek. Kamu bisa memesan makanan-makanan khusus seperti martabak, sate, soto atau makanan kaki lima lainnya.

App Info
foodpanda Order Food Delivery
Foodpanda GmbH -  Sep 02, 2015
Genre:  Lifestyle
Size:   7.0M
Installs:   1,000,000 - 5,000,000
Gratis

Download

App Info
Klik-Eat.com Food Delivery
Klik-Eat.com -  Dec 02, 2014
Genre:  Lifestyle
Size:   1.0M
Installs:   5,000 - 10,000
Gratis

Download

App Info
GO-JEK
PT GO-JEK INDONESIA -  Jun 25, 2015
Genre:  Transport
Size:   7.0M
Installs:   1,000,000 - 5,000,000
Gratis

Download

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto; Sumber gambar dari akun Instagram Warteg Gourment)

The post Kumpulan Aplikasi Android Gratis untuk Membantu Kamu Mencari dan Memilih Makanan appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Review Asphyxia – Bukan Roman Picisan

Posted: 07 Sep 2015 04:34 AM PDT

Sebagian besar visual novel identik dengan anime dan cerita yang bergaya Jepang, tapi tentu saja tidak semua seperti itu. Terkadang kita bisa menemukan visual novel dengan latar yang lebih mendekati budaya Barat dan dengan isi cerita yang lebih serius. Salah satu visual novel yang menyajikan pengalaman seperti itu adalah Asphyxia terbitan Sekai Project.

Kata asphyxia dalam bahasa Inggris berarti kondisi sesak napas atau kehabisan napas. Dari judulnya mungkin kamu bisa membayangkan bahwa visual novel ini memiliki cerita yang serius dan muram. Asphyxia mengangkat beberapa tema yang cukup sensitif, dan saya rasa cerita semacam ini bukan untuk dinikmati oleh semua orang.

Konflik Intrapersonal

Asphyxia bercerita tentang seorang gadis berusia 17 tahun bernama Samantha Taylor Coleridge. Samantha memiliki kondisi psikologis yang bisa dibilang cukup menyedihkan. Ia sulit bergaul dengan orang lain, sangat mudah depresi, dan bila berhasil dekat dengan seseorang maka ia akan menjadi terlalu posesif. Jelas bukan tipe orang yang bisa punya banyak teman.

Asphyxia | Screenshot 1

Saat cerita dimulai, Samantha sedang dalam keadaan depresi berat. Ini karena hubungannya dengan sahabat terbaiknya, Lillian, sedang bermasalah setelah suatu kejadian beberapa bulan lalu. Samantha berharap acara karyawisata ini dapat menjadi kesempatan untuk memperbaiki hubungannya dengan Lillian.

Tentu saja, keberhasilan Samantha dalam hal ini tergantung dari aksimu sebagai pemain. Di sepanjang game, kamu akan disajikan cukup banyak pilihan dialog yang akan menentukan ending yang kamu dapat. Bila tidak berhasil rujuk dengan Lillian maka Samantha bisa jadi lebih dekat dengan temannya yang lain. Mungkin itu malah lebih baik, mengingat Lillian adalah orang yang kaku, sinis, dan arogan.

Asphyxia | Screenshot 2

Sebetulnya kalau dipikir-pikir ceritanya sederhana. Ini hanyalah kisah tentang persahabatan gadis-gadis SMA. Tapi pada eksekusinya, kita diajak untuk melihat dunia dari sudut pandang orang dengan kondisi mental yang tidak stabil. Terkadang hal-hal yang dipikirkan Samantha terbilang aneh dan tidak lazim. Hal ini cukup menarik, tapi tergantung dari selera pemain bisa jadi unsur yang positif maupun negatif.

Padat dan Tidak Berisi

Sayangnya, si penulis sepertinya terlalu asyik mengekplorasi isi kepala Samantha sampai melupakan hal-hal lainnya. Monolog maupun narasi yang disajikan terlalu bertele-tele. Seringkali monolog ini bisa tersasar ke mana-mana, melenceng jauh dari topik yang sedang dibahas. Membaca teks hingga beberapa paragraf tapi tidak ada hal signifikan terjadi itu rasanya cukup menyebalkan.

Asphyxia | Screenshot 3

Para karakter yang ada pun seperti dipaksa untuk tampil edgy. Tidak cuma Samantha yang punya karakter aneh, tapi semua karakter di sini adalah orang aneh (kecuali mungkin Miss Alexandra Pope). Sebagai contoh, saya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat munculnya perdebatan tentang feminisme di tengah adegan para gadis yang sedang bermain board game.

Hal-hal begini adalah selingan yang tidak penting, dan tidak membuat cerita utama lebih menarik. Rasanya malah seperti si penulis sedang berusaha mendoktrin kita dengan idealisme tertentu lewat perantara para karakter di sini. Hal ini sangat mengganggu, padahal sebetulnya ceritanya cukup bagus dan dialog-dialog para karakter ditulis dengan cukup cerdas.

Asphyxia | Screenshot 4

Tampilan Visual yang Tidak Biasa

Sebagai orang yang sudah sangat terbiasa dengan visual novel bergaya anime, saya cukup terkejut dengan gaya visual yang ada dalam Asphyxia. Saya tidak begitu paham soal seni, tapi sepertinya ilustrasi yang ditampilkan adalah campuran dari gaya Jepang dengan gaya Barat. Hasilnya adalah tampilan yang cukup unik dan menarik, tapi tentu saja ini tergantung selera.

Sayangnya kualitas tampilan visualnya seringkali tidak konsisten. Terkadang penggambaran tubuh karakter terlihat tidak proporsional. Sebagian ilustrasi tampak sangat keren dan mendetail, tapi sebagian lainnya terlihat tidak rapi dan terburu-buru. Rasanya cukup menganggu, tapi mengingat Asphyxia adalah game indie dengan harga murah saya memang tidak berharap banyak.

Asphyxia | Screenshot 5

Seperti visual novel pada umumnya, kamu akan bisa mengakses CG Gallery untuk melihat ilustrasi yang ada di dalam game ini. Uniknya, game ini juga menyediakan sejenis ensiklopedia berisi informasi tentang tokoh-tokoh yang menjadi inspirasi cerita ini. Karakter-karakter dalam Asphyxia didasarkan pada tokoh-tokoh sastra di dunia nyata, dan kalau kamu tertarik maka ensiklopedia ini bisa memberimu wawasan tambahan.

Kesimpulan

Saya bingung mesti merekomendasikan Asphyxia untuk siapa. Visual novel ini jelas tidak untuk semua umur karena banyak berisi tema sensitif seperti kondisi depresi, broken home, percobaan bunuh diri, alkoholisme, dan lain-lain. Selain itu, karakter di dalam game ini seluruhnya perempuan. Meskipun semua hubungan disebut dengan istilah teman atau sahabat, nuansa shoujo-ai di dalamnya sangat kental terasa.

Asphyxia | Screenshot 6

Gaya penulisan yang ada di dalamnya, meskipun bagus, banyak bertele-tele sehingga kadang terasa membosankan. Tampilan visual yang digunakan juga saya rasa bukan tipikal tampilan yang bisa diterima secara mainstream. Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, sepertinya game ini memang dibuat dengan target pemain yang cukup spesifik.

Kalau kamu penggemar visual novel, sudah membaca keseluruhan review ini, dan merasa tertarik untuk memainkannya, tidak ada salahnya kamu membeli game ini yang dijual dengan harga cukup murah. Memang game ini memiliki banyak kekurangan, tapi Asphyxia menyajikan pengalaman yang cukup unik dengan tema cerita yang tergolong langka.

The post Review Asphyxia – Bukan Roman Picisan appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Trailer Baru Need for Speed Pamerkan Lima Mode Permainan

Posted: 07 Sep 2015 04:33 AM PDT

Beberapa hari yang lalu EA kembali merilis trailer dari game Need for Speed,  besutan mereka bersama Ghost Game, developer yang dulu juga pernah bekerja sama dengan mereka dalam pembuatan Need for Speed: Rivals. Kali ini, trailer dengan judul "Need for Speed Gameplay Innovations Five Ways To Play" tersebut menjelaskan lima mode permainan yang nantinya dapat kamu nikmati dalam game balapan open-world ini.

Berikut saya jelaskan secara singkat kelima mode tersebut:

  • Speed: Ini adalah mode klasik dengan tujuan mencapai garis finis pertama. Memakai mobil tercepat serta lihai dalam menggunakan NOS adalah kunci utama untuk menyelesaikan mode ini.
  • Style: Dalam mode ini kecepatan bukanlah hal utama, melainkan gaya bermain yang terpenting. Skill dalam melakukan drift, lompatan, dan meliuk-liuk di sela-sela mobil akan diuji di sini. Gaya balapan yang sempurna juga bisa menjadi senjata utama untuk mencapai garis akhir terdepan.
  • Build: Tidak puas dengan mobil-mobil yang telah disediakan? Dalam mode ini pemain dapat merakit mobil mereka sendiri. Pemain bisa melakukan kustomisasi untuk mendapatkan performa dan penampilan yang diinginkan.
  • Crew: Dalam mode ini pemain akan turun ke jalan dalam satu tim (multiplayer). Pemain bertugas untuk menciptakan kerjasama serta harmonisasi saat balapan dengan cara selalu berdekatan dan melakukan manuver-manuver secara bersamaan.
  • Outlaw: Aksi kejar-kejaran dengan polisi pasti sudah sangat familier bagi pencinta game balapan. Dalam mode Outlaw, yang harus dilakukan adalah membuat keonaran dan tantang para polisi dalam duel penuh adrenalin.

Selain lima mode permainan di atas, dalam trailer ini juga di pamerkan beberapa mobil yang nantinya akan kita temui dalam game, seperti seri BMW M3, Ford Mustang GT, dan Lamborghini Huracan.

Sudah tidak sabar untuk memainkan Need for Speed terbaru? Sabar dulu, karena game ini baru akan dirilis pada 3 November nanti untuk wilayah Amerika dan 5 November untuk wilayah Eropa. Jadi untuk saat ini kamu simak saja dulu video trailer di atas ya.

The post Trailer Baru Need for Speed Pamerkan Lima Mode Permainan appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Segala Hal tentang Industri Media dan Dunia Game dari Ami Raditya

Posted: 07 Sep 2015 03:18 AM PDT

Pada hari Jumat, 4 September 2015, Tech in Asia mengadakan sesi AMA (Ask Me Anything) dengan Ami Raditya, founder Duniaku dan juga sosok di balik terbitnya majalah game seperti Ultima, Zigma, dan Omega di Indonesia. Sesi tanya jawab berlangsung seru sekali mulai pukul 14.00 WIB sampai dengan pukul 22.00 WIB dengan puluhan pertanyaan yang diajukan, dan celotehan khas sosok GrandC.

Banyak sekali informasi menarik seputar dunia game dan media, serta ilmu-ilmu berguna yang Ami sampaikan lewat jawaban dan komentar atas pertanyaan-pertanyaan yang para pembaca lontarkan. Yuk kita simak pembahasannya!

P.S. Jawaban di bawah diambil langsung dari komentar Ami Raditya dengan sedikit perubahan mengikuti standar penulisan Tech in Asia Indonesia. Tidak ada jawaban yang diubah maknanya.


Boleh berbagi pengalaman paling mengenakkan dan tidak mengenakkan selama bekerja di media?

Ada perbedaan antara media cetak yang dulu saya geluti dan media online seperti sekarang.

Kalau di media cetak dulu (dan ini perasaan yang belum tergantikan hingga kini), hal yang paling menyenangkan adalah ketika memegang edisi majalah terbaru yang baru keluar dari percetakan. Mencium aromanya. Membaca tiap halamannya.

Kemudian yang paling tidak menyenangkan adalah ketika menemukan typo, eror, dan berbagai kesalahan di edisi yang baru selesai cetak itu. Rasanya nyesek banget. Padahal sudah begadang semalaman waktu deadline untuk memeriksa kalau semuanya aman.

Ami Raditya | TGS 2014


Mengapa Ultima berhenti?

Saya belum pernah membuat pernyataan tertulis tentang ini. Tapi baiklah, demi AMA di Tech in Asia!

Tidak bisa dipungkiri Ultima Nation adalah majalah game yang sangat sukses. Ketika mencapai puncak kejayaannya, Ultima Duta Asia selaku penerbit majalah ini, memutuskan untuk menambah lini produk. Produknya pun beraneka ragam. Yang paling absurd mungkin speaker, mereknya Kirra 01 dan Audi 11 (Kirra adalah heroine Holy Knights dan Audi adalah nama kucingku).

Speaker itu aneh, tapi tidak berbahaya. Yang berbahaya adalah ketika Ultima Duta Asia (UDA) mulai menerbitkan komik-komik ilegal dengan label Seventh Heaven Publishing. Ilegal di sini artinya mereka tidak punya lisensi untuk menerbitkan komik-komik tersebut dan konten-kontennya pun agak “mengerikan” (konten dewasa, dan sebagainya).

Seventh Heaven juga menerbitkan beberapa komik populer, semacam Rurouni Kenshin dan One Piece. Nah, di sinilah terjadi masalah. Elex Media, sebagai pemegang lisensi resmi One Piece, kemudian melacak Seventh Heaven. Dan tidak perlu jadi rocket scientist untuk menemukan kalau Seventh Heaven adalah UDA (lewat jalur distribusinya). Dan sialnya, nama saya tertulis paling atas di semua majalah UDA. Saya sempat ditahan semalam di kepolisian karena kasus ini.

Singkat cerita, UDA dan Elex Media menyelesaikan masalah ini dengan damai. Tapi tentu saja hal itu tidak murah. Karena cash flow yang buruk, UDA pun tidak bisa menerbitkan majalah-majalahnya (saat itu sudah ada empat majalah, dan Extrema sudah siap dicetak). Kebetulan saya punya kenalan di Jawa Pos Group (JPG). Maka saya tawarkan solusinya. Bagaimana jika majalah-majalah tersebut dijual/diterbitkan oleh JPG. Hal ini bisa menyelamatkan karyawan.

“Kuncinya adalah bisa beradaptasi. Media itu nggak bisa terlalu kaku, harus mengalir sesuai dengan perkembangan jaman.”

Awalnya semua sepakat. Namun ternyata karena ada kompor di sana-sini. Detailnya kabur, tapi ada rekan-rekan yang tidak puas dengan deal yang ditawarkan JPG. Akhirnya setelah saya tanda tangan kontrak, beberapa memutuskan untuk tidak jadi ikut, dan malah berniat untuk menerbitkan sendiri.

Selanjutnya ya, di pasar ada dua UltimaUltima Next Generation, disusul Ultima Cross empat-lima bulan setelahnya.


Apa sih hal terpenting yang harus diperhatikan oleh instansi media supaya pembacanya terus ada dan bertambah?

Kuncinya adalah bisa beradaptasi. Media itu nggak bisa terlalu kaku, harus mengalir sesuai dengan perkembangan jaman. Konten yang diminati oleh pembaca juga berubah dan terus berkembang.

Zaman awal-awal majalah dulu, guide/walkthrough selalu menjadi primadona. Namun bergeser ketika pembaca sudah menemukan solusi yang lebih mudah (GameFAQs). Kemudian ganti era artikel yang in-depth. Kalau sekarang, mungkin micro content yang shareable (seperti 9GAG) yang lebih diminati.


Mas Ami pernah merasakan terjun ke media digital dan fisik, secara sepintas jelas media digital punya jauh lebih banyak kelebihan dibanding media fisik, tapi ada tidak hal yang terdapat di media fisik tapi tidak akan pernah bisa diwujudkan dengan media digital?

Media digital memang punya banyak kelebihan, tapi bagi saya tidak terasa sebagai sebuah produk/karya. It’s just there. Klik situsnya, baca berita baru. That’s it. Kalau media cetak, itu adalah sebuah produk utuh. Sebuah karya. Pembaca membeli, menyimpan, mengoleksi karya tersebut. Dulu saya selalu menganalogikan majalah itu seperti album musik (CD/kaset). Saya rasa aspek collectible itu yang tidak mungkin diwujudkan dengan media digital.


Bagaimana sih kondisi ranah media game di Indonesia dibanding negara lainnya?

Tahun 2010 saya diundang ke BlizzCon. Blizzard mengundang perwakilan media, karena berniat untuk masuk ke pasar Asia Tenggara. Saya adalah satu-satunya media cetak yang diundang. Media lainnya sudah berbasis digital dan online. Waktu saya tanya kenapa? Blizzard bilang di Indonesia tidak ada media digital game yang kompeten (waktu itu yang menjamur adalah forum). Hal inilah yang melandasi saya untuk membuat Duniaku.net.

Ami Raditya Mike Morhaime | Photo

Ami Raditya dengan Mike Morhaime dari Blizzard

Saat ini media digital game sudah cukup banyak. Ada belasan. Media cetaknya mungkin tinggal satu. Karena media digital ini baru (lebih baru dari negara-negara Asia Tenggara lainnya), maka kontennya juga masih meraba-raba. Masih mencari bentuk.

Satu hal yang menarik adalah media digital ini tidak ada batasan wilayah. Beda sekali dengan media cetak. Majalah impor harganya jauh lebih mahal dibanding lokal. Tapi situs lokal dan internasional sama-sama gratis. Media-media digital Indonesia ini bersaing langsung dengan media-media digital sejenis dari luar negeri. Pembaca yang advance, mungkin akan lebih banyak mengakses situs luar.


Ranah “website gaming” di Indonesia sudah cukup padat sekarang dengan konten yang relatif mirip satu sama lain. Nah bagaimana pendapat Mas Ami sendiri mengenai banyaknya situs game di Indonesia dan jika ada pembaca yang terinpirasi membuat situs game sendiri apa saran dari Mas Ami?

Website ini kan gratis, tidak ada entry barrier bagi siapapun. Juga tidak ada batasan wilayah. Artinya situs gaming Indonesia bersaing langsung dengan situs-situs internasional. Paling up to date saja tidak cukup, karena website internasional tentu lebih up to date lagi. Jadi yang paling perlu diperhatikan adalah siapa audiens yang ingin dibidik.

Saran kedua saya adalah distribusi. Saya tidak sepakat jika ada yang bilang bikin website tidak repot, nggak perlu distribusi seperti majalah. Ini pendapat yang salah. Perlu dipikirkan juga bagaimana konten berita di situs ini bisa sampai ke pembaca. Apakah dengan optimisasi SEO (Search Engine Optimization), atau viral lewat Facebook, dan sebagainya. Teknik membuat artikelnya pun sangat berbeda.


“Saya tidak sepakat jika ada yang bilang bikin website tidak repot”


Ada saran dan tip membangun IP (intellectual property) yang baik di industri game?

Ah, saya juga masih membangun. Belum bisa memberikan tip yang jitu. Tapi berdasarkan pengamatan developer game lain: Be consistent! Kenali penggunanya, kemudian konsisten dengan IP tersebut. Toge Productions berhasil karena konsisten dengan Infectonator buatan mereka.


Seberapa bagus potensi industri game di Indonesia?

Potensinya sangat besar. Indonesia selalu dianggap market yang gemuk oleh perusahaan game luar. Berbagai game online PC juga sudah didistribusikan di Indonesia, Sony dan Microsoft juga mulai memasarkan console mereka ke Indonesia, game mobile juga berkembang pesat.


Dari pengamatan Ami menelusuri industri game di Indonesia, bagaimana kondisi ekosistem game di Indonesia? Lalu kalau dibandingkan dengan negara lain, semisal Amerika Serikat, Korea, Jepang, atau negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand, bagaimana posisi developer game kita?

Kalau boleh jujur, saat ini ekosistem game di Indonesia kacau balau. Developer tidak kenal penerbit, pendidikan tidak menghasilkan talenta dengan kemampuan yang sesuai dengan industri, pemerintah kita tidak tahu apa yang harus dilakukan. Kalau dibandingkan dengan negara lain, tidak usah terlalu jauh, Malaysia saja. Jauh. Pemerintah di sana sangat mendukung industri game. Vietnam dan Thailand juga jauh di atas Indonesia.

Tapi bukan berarti, tidak ada harapan. Saat ini kawan-kawan dari Asosiasi Game Indonesia (AGI) aktif berkomunikasi dengan pemerintah dan para stakeholder game untuk membangun industri ini. Doakan saja.


Boleh dong bagi tipnya biar kita semangat untuk menulis juga tidak minder saat menulis artikel atau review?

Banyak membaca. Banyak menulis. Diasah terus-menerus. Tunjukkan tulisan itu ke orang-orang. Minta saran. Berani menerima kritik, namun lupakan kritik destruktif.


Penasaran, ide-ide untuk membuat RPN (role playing novel) sekelas Holy Knights atau Vandaria itu datang dari mana?

Kalau Holy Knights kebanyakan idenya dari cerita RPG. Plot dan karakteristiknya juga sangat sederhana.

Untuk Vandaria, waktu itu saya gemar melahap konsep-konsep dunia fantasi, seperti Tékumel karya M.A.R. Barker, Forgotten Realms (latar Dungeons & Dragons), dan Tamriel (latar The Elder Scrolls) yang banyak memberikan impak pada konsep saya tetap dunia fantasi dari game. Saya sangat suka Suikoden yang tiap serinya menceritakan sisi/region berbeda (dengan protagonis berbeda pula), tapi tetap satu dunia yang sama. Saya pikir itulah alasan saya membuat Vandaria.


Selain pembahasan di atas, tentu masih banyak sekali hal menarik lainnya yang bisa kamu peroleh. Mulai dari trivia seputar Vandaria, mendidik anak, hingga bantuan hukum. Semua hal tersebut dapat kamu temukan di tautan ini.

The post Segala Hal tentang Industri Media dan Dunia Game dari Ami Raditya appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Selasa (8/9) Ini, Kamu Dapat Bertanya Apa Saja Kepada Ken Ratri Iswari, Wanita di Balik Startup Lowongan Pekerjaan IT, Geekhunter

Posted: 06 Sep 2015 11:53 PM PDT

Sesi AMA (Ask Me Anything) kembali lagi di Tech in Asia! Setelah menghadirkan sosok Ami Raditya, besok pada tanggal 8 September 2015, kami mengundang seorang Founder startup, Ken Ratri Iswari dari Geekhunter.

Jauh sebelum mendirikan Geekhunter, Ken pernah menulis cita-citanya di dalam buku harian bahwa dia ingin menjadi seorang business women. Ingin merintis cita-citanya, Ken mendapatkan gelar sarjana dari pendidikannya di School of Business and Management (SBM) ITB.

Lulus dari ITB, Ken bekerja sebagai account manager di salah satu perusahaan consumer goods. Bahkan Ken juga sudah menjadi seorang recruiter di perusahaan minyak asal Belanda. Namun, Ken rela meninggalkan posisi tersebut demi mengejar cita-citanya menjadi seorang entrepreneur.

Ken mendirikan Geekhunter bukanlah tanpa rintangan. Sebelumnya Ken telah mendirikan beberapa startup, dan sempat gagal karena adanya “drama” di antara founder.

Kalau kamu ingin tahu lebih banyak tentang Ken, kami akan membuka sesi AMA dengan Founder Geekhunter ini besok, hari Selasa tanggal 8 September 2015 dari pukul 14.00 WIB sampai dengan 22.00 WIB. Kamu dapat melontarkan pertanyaan yang berhubungan dengan startup seperti:

  • Bagaimana cara yang tepat untuk merekrut co-founder supaya tidak ada drama?
  • Apa alasan Ken mendirikan Geekhunter?
  • Bagaimana perasaan Ken menjadi seorang founder startup wanita?

Kamu juga dapat melontarkan pertanyaan yang sifatnya lebih kasual seperti:

  • Kegiatan apa yang Ken lakukan di akhir pekan?
  • Boleh tahu kisah asmara Ken di sela-sela kesibukan menjadi seorang business women?
  • Apa kota favorit seorang Ken Ratri Iswari yang ingin sekali dikunjungi?

Untuk mengikuti AMA ini, pastikan kamu telah mendaftarkan diri kamu di sini. Jangan sampai kamu melewatkan kesempatan ini ya!

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Selasa (8/9) Ini, Kamu Dapat Bertanya Apa Saja Kepada Ken Ratri Iswari, Wanita di Balik Startup Lowongan Pekerjaan IT, Geekhunter appeared first on Tech in Asia Indonesia.

AirConsole – Main Game Klasik di Browser dengan Smartphone Sebagai Controller

Posted: 06 Sep 2015 10:54 PM PDT

Baru saja saya membicarakan tentang kemungkinan perangkat mobile menjadi controller di Nintendo. Baru-baru ini hadir sebuah situs web yang memungkinkan smartphone milikmu untuk menjadi controller PC. Di AirConsole, cukup dengan bermodalkan PC, smartphone, browser, dan koneksi internet, kamu bisa bermain berbagai game multiplayer.

Caranya sangat mudah, kamu cukup membuka AirConsole.com pada browser di PC dan smartphone. Setelah itu masukkan kode yang ada untuk menyinkronkan kedua perangkat tersebut dan kamu pun sudah siap untuk bermain.

Air Console | Screenshot

Baru ada enam game yang tersedia di sini, akan tetapi AirConsole juga memiliki emulator NES yang bisa memainkan ROM NES jika kamu memilikinya. AirConsole juga membuka kesempatan bagi para developer untuk mengembangkan game di sini dengan menyediakan API. Artinya bisa jadi ke depannya akan ada banyak game baru yang hadir di AirConsole.

AirConsole memungkinkan kamu untuk bermain bersama sampai dengan delapan pemain. Jika kamu ingin bermain berbagai game sederhana namun seru untuk dimainkan beramai-ramai tanpa perlu adanya controller tambahan, maka AirConsole bisa menjadi alternatif yang menyenangkan.

Situs Web: AirConsole

The post AirConsole – Main Game Klasik di Browser dengan Smartphone Sebagai Controller appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Sambut Idul Adha, Muslimarket Sediakan Layanan Qurban

Posted: 06 Sep 2015 10:44 PM PDT

Pada tanggal 24 September nanti, umat Muslim akan merayakan Hari Raya Idul Adha. Pada hari tersebut, umat Muslim yang mampu dianjurkan untuk berqurban. Ibadah ini merupakan sebuah ritual menyembelih hewan ternak seperti sapi, domba, dan kambing; yang dagingnya akan dibagikan kepada masyarakat, khususnya mereka yang kurang mampu.

Bagimanapun, memilih hewan qurban bukanlah hal yang mudah. Hewan yang diqurbankan harus memenuhi kriteria dalam segi kondisi tubuh dan umur. Selain itu, orang yang berqurban tentunya harus menyalurkan daging qurbannya kepada orang-orang yang tepat.

Untuk memudahkan itu semua, e-commerce penyedia kebutuhan umat Muslim Muslimarket kini ikut menyediakan layanan pembelian hewan qurban di situsnya. Melalui press release yang diterima Tech in Asia (7/9), CEO Muslimarket, Pramadita Tasmaya mengatakan:

Melihat masyarakat di zaman sekarang yang memiliki aktivitas padat, kami ingin memberikan solusi praktis dan mudah untuk mereka yang ingin menunaikan ibadah qurban melalui Muslimarket.com.

Muslimarket menyediakan paket qurban yang bisa dipilih pengguna. Sayangnya, baru ada empat paket qurban untuk domba dan kambing. Sementara untuk hewan lain seperti sapi, masih belum tersedia. Kisaran harganya sendiri bervariasi mulai dari Rp2,15 juta hingga Rp3,25 juta.

Layanan qurban muslimarket

Selain memfasilitasi pembelian, Muslimarket juga akan menyembelih dan menyalurkan hewan qurban tersebut. Startup ini bekerja sama dengan yayasan Dompet Dhuafa untuk distribusi daging qurban kepada mereka yang berhak menerimanya. Nantinya, pembeli paket qurban akan memperoleh sertifikat qurban dari Muslimarket.

Baca juga: Muslimarket, E-commerce Baru Penyedia Kebutuhan Kaum Muslim Indonesia

Selain layanan terbaru Muslimarket ini, sudah ada startup seperti UrbanQurban yang menyediakan layanan serupa. Startup tersebut bahkan menyediakan sistem patungan untuk ternak yang harganya relatif mahal seperti sapi. UrbanQurban juga memberikan laporan penyembelihan dan penyaluran melalui video streaming.

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Sambut Idul Adha, Muslimarket Sediakan Layanan Qurban appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Kumpulan Trik Menggunakan Snapchat yang Perlu Kamu Ketahui

Posted: 06 Sep 2015 10:08 PM PDT

Snapchat, merupakan salah satu aplikasi media sosial yang tengah populer di kalangan anak muda. Media sosial tersebut memungkinkan pengguna untuk berbagai foto dan video kepada sesama penggunanya. Dan kali ini, kami akan membagikan sejumlah trik menggunakan Snapchat agar kamu makin terlihat eksis.

Bagi kamu yang belum pernah menggunakan Snapchat sama sekali, silakan unduh terlebih dahulu melalui tautan di bawah ini.

App Info
Snapchat
Snapchat Inc -  Aug 26, 2015
Genre:  Social
Size:   19M
Installs:   100,000,000 - 500,000,000
Gratis

Download

Setelah melakukan instalasi aplikasi tersebut pada smartphone kamu, langkah berikutnya adalah memahami navigasi cara menggunakan Snapchat.

Pada dasarnya, Snapchat terdiri dari tiga navigasi utama. Pertama, swipe dari atas ke bawah untuk mengakses menu Setting dan untuk menambahkan teman baru. Kedua, swipe dari kiri ke kanan untuk mengakses percakapan kamu dengan pengguna Snapchat lain. Ketiga, swipe dari kanan ke kiri untuk mengakses Stories yaitu konten-konten yang dibagikan oleh pengguna Snapchat lain.

Aktifkan fitur keren

snapchat 1

Setelah kamu memahami navigasi dasar menggunakan Snapchat, trik pertama yang perlu kamu lakukan adalah mengaktifkan fitur-fitur keren yang terdapat dalam Snapchat. Caranya?

Masuk ke menu Setting dengan melakukan swipe dari atas ke bawah dan cari ikon Setting yang berada di pojok kanan atas. Kemudian scroll ke bawah hingga kamu menemukan opsi Manage. Masuk ke menu tersebut dan centang opsi Filters dan Front-Facing Flash.

Opsi tersebut berlaku bagi pengguna smartphone Android. Sedangkan bagi pengguna iPhone, akan terdapat lebih banyak opsi dalam menu Manage. Silakan centang atau aktifkan opsi yang ingin kamu gunakan.

Gunakan Filters

snapchat 2

Kamu telah mengaktifkan fitur Filters, trik berikutnya adalah menggunakan fitur tersebut. Caranya sangat mudah. Setelah kamu mengambil gambar atau video, kamu akan masuk ke menu editor sebelum konten tersebut kamu sebarkan ke teman atau masuk dalam My Story.

Ada empat kategori efek Filter yang bisa kamu nikmati, yakni efek gambar, jam, informasi suhu cuaca di tempat kamu berada, kecepatan angin, dan efek seni khusus yang akan muncul sesuai tempat kamu berada. Misalnya kamu sedang berada di Jakarta, maka akan muncul sebuah seni menara monas. Untuk menggunakannya, kamu cukup melakukan swipe dari kanan ke kiri berkali-kali dan memilih efek yang kamu sukai.

Menggambar dengan berbagai pilihan warna

Kamu bisa membuat foto atau video yang kamu ambil terlihat lebih ramai dan hidup. Kamu bisa menggambar apapun menggunakan fitur pensil yang terletak di pojok kanan atas. Kamu juga bisa memilih beragam warna untuk membuat gambar lebih indah.

Flash kamera depan

Ya! Kamera depan smartphone kamu mungkin memang tidak memiliki lampu flash. Akan tetapi Snapchat mempunyai fitur tersebut. Jadi kamu tidak perlu khawatir lagi saat mengambil gambar di ruangan yang minim cahaya.

Cara menggunakannya sangat gampang. Kamu hanya perlu menekan tombol Flash yang berada di pojok kiri atas untuk mengaktifkannya sebelum mengambil gambar.

Baca juga: Cari dan Temukan Akses Wi-Fi Gratis Melalui Aplikasi Instabridge
(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post Kumpulan Trik Menggunakan Snapchat yang Perlu Kamu Ketahui appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Situs Social News IDNtimes Raih Pendanaan dari East Ventures

Posted: 06 Sep 2015 09:00 PM PDT

Dua bulan setelah berulang tahun yang pertama, startup media online IDNtimes hari ini (7/9) mengumumkan perolehan pendanaan tahap awal (seed funding) yang dipimpin oleh East Ventures1 dengan nilai yang tidak disebutkan. IDNtimes sendiri baru saja "pindah haluan" dari yang tadinya portal berita 100 kata menjadi social news site.

IDNtimes lahir dari ide kakak beradik William Utomo dan Winston Utomo yang merasa kurang puas dengan keberadaan portal berita yang ada saat ini.

Kami memulai dengan melakukan observasi tentang bagaimana orang tua kami mencari informasi, bos kami membaca berita, dan bagaimana generasi terdahulu memakai internet.

Kepada Tech in Asia, William mengatakan bila berkaca dari kondisi itu, Indonesia memerlukan media yang cocok dengan karakter anak muda di Indonesia. “Target pasar kami memang anak muda, sebagai generasi milenium dan cenderung berbeda,” ujarnya.

"Pivot" yang berbuah manis

Seperti yang telah diulas sebelumnya, IDNtimes melakukan "pivot" konten mereka. Dalam wawancara kami bulan Juli lalu, William mengatakan hal ini mereka lakukan untuk mengakomodasi kebutuhan pembaca mereka yang rata-rata berusia 18 sampai 34 tahun. Proses pengerjaan hal-hal yang berhubungan dengan editorial seperti kemasan artikel sampai pemilihan gambar juga telah mereka sesuaikan.

IDNtimes Screenshot_1

Pivot tersebut berbuah manis, saat ini mereka mengklaim telah mendapat 7 juta pengunjung bulanan. "Tiga kota utama yang paling banyak mengakses situs kami adalah Jakarta, Surabaya, dan Medan," imbuh William.

Bila melihat dari Similar Web, saat ini IDNtimes berada pada peringkat 519 di Indonesia. Untuk monetisasi, William mengatakan pihaknya menggunakan content marketing dalam format artikel atau video. "Setiap campaign bernilai $1.000 hingga $30.000 (sekitar Rp14,1 juta sampai Rp424 juta)."

Lebih lanjut William mengatakan percaya diri bahwa dengan strategi ini pihaknya bisa menembus pasar potensial di Indonesia. Terkait pendanaan yang mereka peroleh dari East Ventures, William mengatakan bahwa dirinya bertemu dengan Managing Partner Willson Cuaca di Singapura beberapa waktu lalu dan mendapat tawaran. "Kami percaya bila keputusan ini akan menambah nilai bagi IDNtimes," tandasnya.

Situs lain yang juga menggunakan konsep social news site adalah Hipwee. Situs ini berhasil memperoleh 3,3 juta pageview hanya dalam 3 bulan setelah diluncurkan.

Baca juga: Ingin Membuat Konten Viral? BuzzFeed Berbagi Lima TIps untuk Kamu
IDNtimes juga bisa tersedia dalam aplikasi Android yang bisa kamu unduh melalui link di bawah:

App Info
Indonesian Times
Portal Berita 100 Kata -  Dec 26, 2014
Genre:  News & Magazines
Size:   11M
Installs:   1,000 - 5,000
Gratis

Download

(Diedit oleh Lina Noviandari)


  1. Keterangan: East Ventures juga berinvestasi di Tech in Asia. Baca halaman etika kami untuk informasi lebih lanjut.

The post Situs Social News IDNtimes Raih Pendanaan dari East Ventures appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Review Lara Croft GO – Petualangan Minimalis sang Tomb Raider dalam Genre Puzzle

Posted: 06 Sep 2015 04:33 PM PDT

Square Enix Montreal, studio game di balik kehadiran game mobile berkualitas seperti Lara Croft: Relic Run dan Hitman GO, baru-baru ini merilis sebuah karya baru berjudul Lara Croft GO. Game terbaru tersebut tidak hanya memiliki kemiripan judul dengan karya-karya mereka terdahulu, namun juga mempunyai gameplay yang mengingatkan saya pada keduanya.

Eksistensi Lara Croft GO telah menyita perhatian saya sejak pertama kali diperlihatkan pada ajang E3 2015 bulan Juni lalu. Keindahan grafis, keluwesan animasi, serta musik latar yang seolah menghipnotis membuat saya memiliki ekspektasi tinggi terhadap game ini. Apakah harapan tersebut dapat terjawab dengan baik? Mari mengikuti pengalaman saya yang telah menamatkan Lara Croft GO di bawah ini.

Lara Croft GO Review | Screenshot 1

Familier tetapi Berbeda di Waktu yang Sama

Bagi saya yang telah memainkan Lara Croft: Relic Run dan Hitman GO, tampilan dan gameplay Lara Croft GO langsung terasa begitu familier. Saya dapat mengendalikan sang Tomb Raider semudah pada game endless runner Lara Croft: Relic Run, namun dikemas dengan tampilan dan gameplay yang menjadi ciri khas Hitman GO.

Bicara mengenai gameplay, Square Enix Montreal pernah menyebutkan bahwa desain Lara Croft GO dibuat berdasarkan Hitman GO yang telah mereka rilis tahun lalu. Sehingga tidaklah mengherankan bila petualangan Lara menginvasi tempat keramat di sini terlihat mirip dengan aksi Agent 47 dalam Hitman GO.

Lara Croft GO Review | Screenshot 2

Simpel Sekaligus Menantang

Tidak sulit untuk memahami apa yang harus dilakukan Lara di setiap level. Apabila Agent 47 memiliki variasi misi pada setiap level yang ia lewati di Hitman GO, maka tujuan Lara di sini hanya satu yaitu mencapai titik finis. Ia harus melewati berbagai musuh serta memecahkan serangkaian puzzle untuk mencapai tujuan akhir.

Lara Croft GO memiliki premis yang berbeda dari game Tomb Raider lain. Apabila seri Tomb Raider di console maupun PC menitikberatkan pada elemen action yang dibumbui dengan puzzle, maka Lara Croft GO di platform mobile justru memiliki gameplay sebaliknya. Sebagian besar waktu saya dihabiskan dengan memutar otak untuk menyelesaikan puzzle dengan sedikit bumbu aksi Lara mengalahkan para monster.

Permainan berlangsung dengan sistem turn-based. Lara dapat berjalan, melompat, hingga bergelantungan ke mana pun sesuai dengan lintasan yang telah ditetapkan. Setiap kali ia selesai melangkah, maka semua objek maupun makhluk di level baru akan melakukan pergerakannya.

Sistem ini membuat saya harus pintar mengantisipasi pergerakan monster maupun objek di setiap level. Mirip permainan catur, saya dituntut untuk membayangkan dinamika level beberapa langkah ke depan sebelum mengambil keputusan akan bergerak ke mana. Salah mengambil langkah dapat menyebabkan Lara tewas, atau puzzle menjadi tidak terpecahkan yang hanya dapat diperbaiki dengan mengulang level kembali.

Lara Croft GO Review | Screenshot 3

Kompleksitas Puzzle Berlapis untuk Mencapai Klimaks

Untuk urusan kerumitan puzzle, tim Square Enix Montreal telah merancang tingkat kesulitan yang cocok untuk mengantar pemainnya mencapai klimaks di akhir game. Puzzle di bagian awal game dapat saya selesaikan hanya dalam sekali jalan tanpa masalah. Seiring dengan progres, tidak jarang saya harus kembali mengulang-ulang level untuk menemukan solusi dari teka-teki yang ada.

Game tidak menyediakan tutorial secara mendalam dan menyeluruh. Saya diminta untuk mempelajari sendiri sebagian besar mekanisme objek serta perilaku para musuh yang berbeda-beda melalui trial and error. Sistem ini justru menjadi nilai plus bagi saya, karena dengan demikian saya dituntut untuk berpikir kritis dan bisa mendapatkan kepuasan tersendiri ketika berhasil menemukan solusinya.

Lara Croft GO Review | Screenshot 4

Kontrol Pas pada Perangkat Berlayar Sentuh

Desain game sempurna bagi saya adalah ketika seorang pemain dapat bernavigasi dengan alami tanpa harus diberi tutorial panjang lebar. Square Enix Montreal cukup berhasil dalam hal ini, berkat  skema kontrol yang terasa natural pada perangkat portabel masa kini serta desain antar muka yang minimalis.

Pergerakan Lara dilakukan dengan melakukan swipe dan tap yang simpel. Cukup sapukan jari pada layar agar Lara bergerak ke arah yang dimaksud. Dengan melakukan tap pada objek, Lara dapat mendorong, menembak, serta mengaktifkan berbagai tuas yang ada di game tanpa masalah.

Navigasi pada menu pun didesain minimalis dengan mengutamakan kenyamanan. Sebagian besar opsi pada menu disampaikan dengan gambar ikon yang terpampang jelas dengan sedikit teks. Namun, saya bisa langsung mengetahui maksud dari masing-masing opsi yang ada secara alamiah.

Lara Croft GO Review | Screenshot 5

Presentasi Layak dari Developer AAA

Sepak terjang Square Enix selama ini telah menempatkannya sebagai salah satu developer AAA. Karya ini pun merupakan pembuktian bahwa mereka pantas menyandang gelar tersebut. Tampilan visual maupun musik latar yang mengiringi selama permainan terasa begitu menyatu dan harmonis.

Grafis vektor menampilkan perpaduan garis-garis tegas dengan warna kalem dan berani yang serasi. Musik yang terdengar di latar juga memberikan kesan menyejukkan khas game puzzle dengan tema Zen. Kesemuanya itu mempercantik pergerakan Lara yang terlihat luwes sekaligus mantap.

Lara Croft GO Review | Screenshot 6

Game Premium yang Juga Menyediakan IAP

Lara Croft GO dirilis sebagai sebuah game premium dengan banderol sekitar Rp80.000. Uniknya, Square Enix masih menawarkan IAP di dalamnya untuk mendapatkan tambahan pemasukan dari game ini.

IAP yang terdapat di dalamnya berupa kostum ekstra serta bantuan petunjuk untuk menyelesaikan semua level di game. Kedua IAP ini sepenuhnya bersifat opsional, dalam artian tidak membeli pun saya tetap dapat menikmati keseluruhan isi game.

Selain kostum yang bisa dibeli dengan IAP, saya juga dapat mengoleksi kostum tambahan dengan mengumpulkan berbagai relik tersembunyi. Pengumpulan ini terasa cukup menantang karena relik yang tersebar di setiap level terletak tersembunyi dan kadang tidak disangka-sangka sama sekali.

Lara Croft GO Review | Screenshot 7

Lima Jam Penuh Tantangan

Lara Croft GO memiliki sekitar 43 level dengan sedikitnya 73 puzzle yang harus dipecahkan. Solusi dari setiap puzzle memiliki langkah dan caranya sendiri, sehingga saya tidak menemukan dua pola yang sama persis di dalam game. Saya setidaknya menghabiskan lima jam untuk menyelesaikan semua puzzle saat mengantar Lara memperoleh relik kuno yang ia incar.

Sayangnya, tidak banyak yang bisa dilakukan setelah menamatkan game. Permainan berakhir tanpa ada hal berarti lain yang bisa dikejar. Saya memang bisa mengunjungi kembali setiap level demi melengkap koleksi relik tersembunyi, namun kostum tambahan tersebut hanya bersifat kosmetik saja.

Walaupun demikian, lima jam tersebut merupakan sebuah waktu yang terasa sangat menantang sekaligus menyenangkan. Saya pikir banderol yang dipatok Square Enix merupakan harga yang pantas untuk sebuah game berkualitas sekelas Lara Croft GO. Ini adalah game yang tidak boleh dilewatkan oleh para penggemar genre puzzle pada platform mobile di tahun ini.

App Info
Lara Croft GO
SQUARE ENIX Ltd -  Aug 26, 2015
Genre:  Puzzle
Size:   343M
Installs:   5 - 10
87,292

Download

The post Review Lara Croft GO – Petualangan Minimalis sang Tomb Raider dalam Genre Puzzle appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Campus Visit ITB: Temukan Momen “Eureka”-mu!

Posted: 06 Sep 2015 09:29 AM PDT

Pada Sabtu 5 September 2015 kemarin, Tech in Asia Campus Visit kembali hadir. Kali ini, Tech in Asia berkolaborasi dengan ITB InMove. InMove adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh ITB yang bertujuan untuk meningkatkan semangat berinovasi generasi muda Indonesia, khususnya bagi para mahasiswa.

InMove sendiri terdiri dari 3 kegiatan; Innovators Meetup, Innovators Hunt, dan Innovators Expo. Tech in Asia Campus Visit berkolaborasi dalam sesi Innovators Meetup, yaitu kegiatan berkumpulnya para mahasiswa untuk berdiskusi mengenai inovasi dan kolaborasi juga menjadi kesempatan untuk saling memberi inspirasi satu sama lain.

Yunita Anggraeni - Geekhunter

Dalam kesempatan ini, Tech in Asia membawa Yunita Anggraeni sebagai Co-Founder sekaligus COO dari Geekhunter.co, IT recruitment consultant startup.Gadis cantik yang biasanya dipanggil Anggra ini adalah lulusan Public Relation di Universitas Padjajaran.

Anggra bercerita tentang pengalamannya menjalani karir sebagai PR dan marketing manager di perusahaan sebelumnya. Anggra melihat banyak klien atau perusahaan yang kesulitan mencari developer atau programmer. Memahami keadaan ini, Anggra bersama temannya, Ken, berinisiatif membangun Geekhunter.co untuk membantu dunia industri teknologi mendapatkan SDM programmer terbaik se-Asia.

Pede dengan hasil karya kita sendiri.

Salah satu momen yang sangat menarik dari kegiatan ini adalah ketika Anggra meminta para mahasiswa untuk menggambar wajah teman di sebelahnya. Sesaat setelah waktu habis untuk menggambar, beberapa mahasiswa tertawa melihat wajah yang mereka gambar sendiri.

Beberapa ada yang malu terhadap hasil gambarnya. Anggra menjelaskan bahwa kegiatan tersebut dilakukan oleh Bob McKim, seorang peneliti kreativitas yang terkenal di tahun 60-an dan 70-an. Bob melakukan kegiatan ini ke semua mahasiswanya. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa banyak orang yang tidak percaya diri dengan hasil karyanya sendiri. Tidak sedikit yang jadi sangat sensitif terhadap penilaian orang-orang di sekitarnya.

Menurut Anggra, penilaian membuat kita membatasi kreativitas karena terlalu banyak pikiran yang menghantui, sementara untuk berinovasi dibutuhkan kreativitas. Jadi, penting bagi kita untuk percaya diri terhadap hasil karya.

Proses lahirnya ide kreatif

Momen di saat orang-orang melakukan diskusi ringan di kantin, ruang santai, atau cafe, di situlah dimana ide-ide tak terduga bermunculan. Berada di tempat yang nyaman juga dapat mendukung munculnya ide-ide baru.

Anggra menambahkan, di beberapa perusahaan besar, inovasi terbaik mereka muncul pada saat diskusi santai tersebut terjadi. Namun, kreativitas dan ide baru tidak selalu muncul begitu saja. Beberapa ide bahkan dihasilkan dari pikiran-pikiran panjang yang kita inkubasi terus-menerus yang pada akhirnya muncul di saat yang tidak direncanakan.

Ciptakan hal yang bermanfaat untuk sekitar

Menjelang akhir sesi, Anggra membuat sebuah tantangan bagi para mahasiswa diminta untuk membuat inovasi dari 3 barang yang dipilih secara acak. Salah satu ide yang paling menarik adalah tim Inovart yang muncul dengan ide Bank Sampah yang mengajak masyarakat untuk menabung sampah dan menggantinya dengan token yang dapat ditukar dengan uang. Bank Sampah ini juga terintegrasi dengan teknologi mobile berbasis Android yang dapat memfasilitasi penggunanya untuk menginformasikan keberadaan sampah di sekitar mereka.

Anggra menutup sesinya dengan mengutip kata-kata Timothy Prestero

We have to ask ourselves hard questions.
Are we designing for the world that we want?
Are we designing for the world that we have?
Are we designing for the world that's coming whether we're ready or not?
I got into this business, designing product. I've since learned that if you really want to make a difference in the world, you have to design outcomes. And that's design matters


Baca Juga: Campus Visit UI: Bagaimana Mengoptimalkan Perusahaan Berbasis Teknologi

Bagi kamu mahasiswa yang tertarik dengan Campus Visit dan ingin menjadi bagian dari komunitas ini, kami mempersilakan Anda untuk bergabung ke dalam grup Facebook Tech in Asia – Campus Visit. Dalam grup ini, kamu akan bertemu dengan mahasiswa lainnya yang berjiwa entrepreneur dan dapat saling berbagi informasi yang menarik dan berguna.

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Campus Visit ITB: Temukan Momen "Eureka"-mu! appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Nintendo Bocorkan Arah Pengembangan Game Mobile Mereka Melalui Pemberitahuan Lowongan Kerja

Posted: 06 Sep 2015 08:17 AM PDT

Melalui sebuah lowongan kerja, diketahui bahwa Nintendo sedang mencari seseorang untuk menangani bagian game mobile mereka. Lebih tepatnya adalah posisi software engineer di bidang pengembangan game mobile.

Hal ini semakin memperjelas niat Nintendo untuk melebarkan sayap mereka di bidang game mobile. Seperti yang telah diumumkan sebelumnya, Nintendo bekerja sama dengan DeNa akan merilis setidaknya lima game mobile sebelum April 2017. Mereka pun mengatakan salah satunya akan rilis pada akhir tahun ini, namun belum diketahui judul apa yang akan muncul nantinya.

Seperti yang tertera pada deskripsi pekerjaannya, orang ini nantinya akan bekerja mengembangkan game pada “cross platform technologies“. Hal ini berarti bahwa game mobile milik Nintendo akan memiliki konektivitas antara satu platform ke platfrom lainnya.

Apakah nantinya kita akan bisa bermain Wii U atau console selanjutnya dari Nintendo dengan menggunakan perangkat mobile? Banyak sebenarnya kemungkinan dan potensi yang ada jika membicarakan tentang mobile. Mari kita tunggu langkah selanjutnya dari Nintendo.

Sumber: Nintendo dan Bitparade

The post Nintendo Bocorkan Arah Pengembangan Game Mobile Mereka Melalui Pemberitahuan Lowongan Kerja appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Nostalgia Review Metal Gear Solid – Wajah Baru dari Pelopor Genre Stealth yang Melegenda

Posted: 06 Sep 2015 08:11 AM PDT

Metal Gear Solid, mendengar tiga rangkaian kata pada judulnya saja kamu mungkin membayangkan sebuah robot raksasa yang biasa kita lihat dalam tayangan anime Jepang dan lainnya. Well, setidaknya itu tadi adalah gambaran saya ketika menjumpai demo game buatan si jenius Hideo Kojima ini pertama kali pada tahun 1998 tahun silam (yup, demo!).

Begitu saya memainkan Metal Gear Solid dua tahun kemudian, saya pun terseret mengarungi kelamnya dunia spionase yang membuat seri ini terkenal di dunia game.

Terus terang ini adalah game Metal Gear kedua saya setelah seri pertama yang rilis di console NES. Walau pengalaman bermain saya saat itu cukuplah kabur, yang saya ingat Metal Gear merupakan pelopor game stealth action, di mana kita diharuskan menghindari deteksi musuh di sekeliling area agar selamat hingga misi terselesaikan.

MGS | screenshot 1

Adegan infiltrasi ini merupakan bagian dari demo Metal Gear Solid yang saya mainkan tahun 1999 silam

Metal Gear Solid layak disebut sebagai evolusi dari permainan stealth ala Metal Gear yang pertama kali diperkenalkan melalui console MSX satu dekade sebelumnya. Di saat console PlayStation dipenuhi berbagai game bergenre RPG dengan perpaduan berbagai genre lain di dalamnya, Metal Gear Solid muncul sebagai game action yang revolusioner  dengan embel-embel “Tactical Espionage Action” pada bagian sub judulnya.

Iterasi ketiga dari serial Metal Gear ini memiliki kesinambungan cerita dengan kedua seri Metal Gear sebelumnya. Berhubung MSX2 bukanlah console game yang populer di Indonesia, saya pikir banyak sekali pemain Metal Gear Solid yang mungkin saat itu merasakan adanya lubang cerita di mana-mana.

Mulai dari apa yang terjadi dengan peristiwa Zanzibar (yang sepuluh tahun kemudian baru saya mengerti setelah membaca penjelasan Wikipedia), siapa itu Gray Fox, hingga alasan mengapa Solid Snake pensiun, semuanya itu baru terjawab bila kamu melakukan riset lebih dalam tentang cerita Metal Gear sebelumnya.

Terlepas dari kendala plot tadi, Metal Gear Solid tetap bisa berdiri utuh sebagai game spionase dengan keseluruhan inti cerita yang sangat berbobot.

Sebagai infiltrator legendaris sekaligus mantan anggota FOXHOUND bernama Solid Snake, tugasmu di sini adalah meredam aksi pemberontakan FOXHOUND yang ternyata dikomandani oleh saudara kembar Snake, Liquid Snake (alias Eli).

Aksi Spionase Seru dengan Bumbu Sinematik di Mana-Mana

MGS | screenshot 2

Mengendap-endap dan bersembunyi adalah dua kunci sukses untuk melewati patroli musuh di sini

Sebelum Metal Gear Solid, game dengan cerita spionase yang didasari situasi politik terkini merupakan sesuatu yang jarang kita temui di console. Game dengan tema spionase politik semacam ini baru kemudian ramai setelah Metal Gear Solid rilis di pasaran. Coba saja kamu amati game seperti Tom Clancy’s Splinter Cell yang dulunya disebut sebagai Metal Gear Solid Killer buatan negara barat .

Dalam Metal Gear Solid, kita disuguhkan aksi infiltrasi markas lewat perspektif top down, dengan grafis 3D yang cukup terbilang bagus di masanya. Perjuangananmu menyusup ke pulau Shadow Moses sebagai Solid Snake dipenuhi berbagai aksi yang belum pernah ada dalam sejarah game action sebelumnya.

Di sini kamu akan merangkak memasuki lubang ventilasi yang gelap, menghadapi Tank, berduel melawan Sniper, dan hal seru lain yang tak pernah kamu bayangkan sebelumnya.

Selain itu, saya sendiri juga masih ingat, game ini merupakan awal perkenalan saya dengan mekanisme cone of sight, yang kemudian menjadi fitur pokok dalam setiap game action modern.

Bila kamu asing dengan istilah ini sebelumnya, cone of sight adalah bidang kerucut yang menggambarkan perspektif musuh terhadap lingkungan sekitar. Game dengan nuansa stealth rata-rata menggunakan mekanisme ini ke dalam permainannya, dan semua ini berkat Metal Gear Solid yang berjasa telah memopulerkannya 1998 silam.

MGS | screenshot 3

Lihat bidang kerucut berwarna kuning di radar? Bila kamu mengenainya maka gelombang musuh yang tiada habisnya akan datang memburu kamu

Meski untuk ukuran game sekarang, tampilan poligon dari game ini tergolong kasar, namun saat itu pesona Metal Gear Solid justru bukan berasal dari bagaimana detail karakter itu diperlihatkan, namun bagaimana cara Kojima menggunakan keterbatasan yang ada sebagai alat untuk menyampaikan cerita.

Sebagai game pertama Kojima yang memanfaatkan poligon 3D, Metal Gear Solid memiliki banyak sekali adegan sinematik yang membuat cutscene di dalamnya terkesan seperti adegan film blockbuster Hollywood.

Penyampaian cerita dengan memanfaatkan cutscene sebenarnya bukanlah hal yang baru di industri game, namun melalui Metal Gear Solid, Kojima seolah telah meningkatkan kualitas video game sebagai salah satu medium penyampaian cerita yang sangat potensial bahkan jika dibandingkan dengan film layar lebar sekalipun.

MGS | screenshot 4

Selain menjadi kelebihan Metal Gear Solid, keberadaan cutscene dengan durasi yang terbilang cukup lama terkadang juga menjadi hal yang dirasa cukup menjengkelkan bagi beberapa kalangan gamer.

Kamu yang belum pernah mengenal serial game ini sebelumnya, akan langsung dicekoki beragam cerita dan percakapan codec tentang sejarah dan jargon militer lain yang mungkin belum pernah kamu dengar sebelumnya seperti kepanjangan DARPA, manipulasi genetik, nanomachine, dan lainnya.

Terlepas dari betapa berat kualitas cerita yang dihadirkan, saya akui Metal Gear Solid telah mengajarkan banyak hal bagi para pemain. Saya sendiri dulunya juga belajar banyak hal mengenai kosakata asing setelah memainkan game ini sambil membaca kamus bahasa Inggris di depan TV.

Cerita Epik dengan Karakter yang Membekas di Ingatan Para Pemainnya

MGS | illustration

Tak bisa dipungkiri, setiap kali mendengar judul game ini, kita seolah sudah mendapatkan jaminan akan menemukan beberapa karakter yang membuat serial game ini begitu menarik untuk diikuti. Baik itu karakter bos atau partner sidekick Solid Snake.

Untuk Metal Gear Solid sendiri, karakter favorit saya adalah Psycho Mantis yang merupakan salah satu bos favorit saya dalam game ini. Bagaimana tidak? Karakter berkekuatan supernatural tersebut memerlukan trik khusus yang sangat unik dan belum pernah ada di game lainnya.

Untuk bisa mengalahkan bos ini, kamu perlu bermain dengan menggunakan controller milik pemain kedua, sambil menghindari kemampuan telekinesis yang dimilikinya.

Tak hanya Psycho Mantis saja, Metal Gear Solid juga menandai kemunculan tokoh seperti Liquid Snake dan Revolver Ocelot, yang mana keduanya ini menjadi karakter paling berpengaruh di sepanjang serial Metal Gear Solid modern. Tanpa pengenalan keduanya di sini, mungkin kita tidak akan menjumpai game Metal Gear Solid berikutnya seperti Sons of Liberty, Guns of Patriot, dan yang paling baru, The Phantom Pain.

Kesimpulan: A Hideo Kojima Game Masterpiece

MGS | screenshot 6

Saya pikir tidak sulit untuk mencari alasan kenapa Metal Gear Solid layak disebut sebagai mahakarya Hideo Kojima, yang mana sekaligus menjadi batu lompatan baginya untuk menghasilkan mahakarya berikutnya. Karena semua ciri khas yang menjadikan serial Metal Gear Solid begitu populer, pada dasarnya adalah peningkatan dari apa yang sudah Kojima diperkenalkan lewat game ini sebelumnya.

Mulai dari penyajian cut scene yang sinematik, penyampaian cerita yang berbobot, hingga penggambaran karakter yang begitu membekas di benak para pemainnya.

Game yang membuat nama serial Metal Gear diperhitungkan ini sempat mendapatkan remake berjudul Metal Gear Solid: Twin Snakes untuk GameCube. Sayangnya berbagai peningkatan yang dimiliki game ini tenggelam seiring dengan punahnya console milik Nintendo tersebut.

Untuk memainkan game ini dengan mesin modern, pemilik PS3, PSP, atau PS Vita bisa bersenang-senang dengan emulasi Metal Gear Solid versi PlayStation yang bisa didapatkan di PlayStation Store atau tersedia di bundel Metal Gear Solid: The Legacy Collection.

PlayStation Store Asia: Metal Gear Solid, Rp73.000

The post Nostalgia Review Metal Gear Solid – Wajah Baru dari Pelopor Genre Stealth yang Melegenda appeared first on Tech in Asia Indonesia.

[Designertalk] Wawancara dan Ilmu Mendesain Game dari Fandry Indrayadi, Creative Director MINTSPHERE

Posted: 06 Sep 2015 07:22 AM PDT

Saya sudah cukup sering menyajikan kisah hidup serta karya-karya ilustrator Indonesia yang pernah atau sedang berprofesi di industri game. Seluruh kisah tersebut saya rangkum dalam seri Artistalk yang terbit setiap hari Minggu. Beberapa minggu terakhir ini saya melewatkan Artistalk, dan hal itu bukan tanpa alasan, karena saya akan menyajikan kepada kalian semua kisah dari pelaku industri lain yang ke depannya akan selang-seling diterbitkan dengan Artistalk setiap hari Minggu.

Pada kesempatan ini saya akan mengenalkan seri baru berjudul Designertalk. Sesuai dengan namanya, seri artikel ini akan mengenalkan kamu semua dengan posisi game designer (atau kalau dalam bahasa Indonesia adalah desainer game) yang cukup sering terdengar namanya, tapi tidak banyak yang tahu apa pekerjaan para desainer game ini sebenarnya.

Sebelum mengenalkan lebih jauh, perlu saya beri tahu bahwa posisi desainer game tidak ada mirip-miripnya dengan desainer grafis. Jadi jangan disamakan ya. Sebagai pengantar tentang profesi desainer game, saran saya tonton dulu video dari Extra Credits di bawah ini.


Pada kesempatan pertama ini, saya akan mewawancarai Fandry Indrayadi, creative director (atau kalau dalam bahasa Indonesia menjadi pengarah kreatif) dari MINTSPHERE. Di usianya yang masih muda, Fandry yang akrab disapa Fanfan ini telah menghasilkan beberapa game dan tengah mengerjakan game besar lainnya yang dijamin patut dinantikan kehadirannya.

Tanpa panjang lebar lagi, langsung saja kita masuk ke obrolan dengan Fandry.

Halo, Fandry bisa perkenalkan siapa kamu ke pembaca?

Fandry Indrayadi | Photo

Hai! Fandry Indrayadi di sini. Saya adalah co-founder dan creative director di MINTSPHERE. Pekerjaan saya meliputi mengonsep, mendesain game, sedikit coding di sana-sini, membuat musik, berdiskusi dengan tim, dan secara umum memastikan pengembangan produk tetap sesuai dengan visi.

Bisa cerita bagaimana kamu bisa memiliki profesimu yang sekarang ini?

Sewaktu saya balita, orang tua mengenalkan saya pada console NES. Mungkin itulah “gerbang” pertama saya ke industri game, hahaha. Pengalaman mengembangkan game saya dimulai pada sekitar kelas 4 SD, di mana saya membuat sebuah game monopoli hibrida dengan RPG sederhana yang dimainkan menggunakan kertas dan dadu. Dulu saya dan teman-teman saya selalu memainkan game tersebut pada saat istirahat sekolah.

Untuk video game sendiri, saya belajar pemrograman mulai SMP. Dimulai dari membuat semacam “choose your adventuregame menggunakan HTML, lanjut ke BASIC dan Flash, sampai akhirnya saya belajar membuat sprite dan musik sendiri. Pada waktu itu saya masih one-man army. Saya merilis game pertama saya, Voidgale (perpaduan top-down shooter dan tower defense), untuk browser web saat saya SMP.

Saya cukup beruntung saat Arief Widhiyasa (CEO dari Agate Studio sekarang) mengajak saya untuk menjadi salah satu relawan di masa-masa awal Agate (Saat itu Agate Studio masih belum menjadi perusahaan) dan menjadi komposer musik di sana untuk beberapa waktu.

Cube Colossus | Screenshot

Screenshot dari Cube Colossus

Setelah itu saya bekerja menjadi desainer game di Lucidrine, sebuah studio game indie bersama Wimindra Lee (CCO dari Agate Studio sekarang), dan mengembangkan Cube Colossus dan Valthirian Arc saat saya SMA.

Saat Agate dan Lucidrine bergabung, saya bertemu dengan Wilson Tjandra dan pada tahun 2011 membuat sebuah indie game development circle (komunitas kecil) sendiri bernama MINTSPHERE.

Konsep dari MINTSPHERE sebagai game development circle agak berbeda dengan studio game pada umumnya karena lebih dekat kepada doujin circle yang umum pada dunia indie Jepang yang berbasis kolaborasi. Setelah lulus kuliah, sekarang saya bekerja di MINTSPHERE penuh waktu sebagai creative director.

Game apa yang pernah (atau sedang) kamu kerjakan?

Game yang pernah dikerjakan? Wah, puluhan! Tapi kalau ditanya yang sudah rilis sih beberapa di antaranya adalah Cube Colossus (yang pernah memenangkan penghargaan di San Francisco), Valthirian Arc (Sekarang dikembangkan oleh Agate Studio), dan Trigger Knight (sebuah game eksperimental dari MINTSPHERE).

Kalau game yang sedang saya kerjakan, kebetulan saya saat ini sedang ditugaskan sebagai creative director/lead designer untuk sebuah game cukup besar yang akan rilis di suatu platform yang belum bisa saya sebut, berhubung adanya perjanjian dengan penerbitnya. Maaf saya belum bisa memberi tahu secara spesifik tentang game tersebut … tunggu akhir tahun nanti ya! 😉

Mintsphere | Prototype

Contoh mock-up game

Menurutmu hal paling penting apa yang harus ada dalam sebuah game?

Bicara mengenai game, menurut saya yang pertama itu fun (nilai kesenangan) dan yang kedua adalah purpose (tujuan).

Ibarat buku dan TV yang merupakan media utama pada eranya, menurut saya game (atau interactive media) adalah “ultimate media” dari era ini. Game memiliki peran besar dalam dunia hiburan, jadi wajar jika suatu game harus menyenangkan (fun).

Namun, layaknya film atau buku, peran dari game dapat jauh lebih besar dari itu. Game dapat membuka wawasan dan pengetahuan. Game dapat membuat kita belajar akan sesuatu yang baru. Games *influence* us! Layaknya Ayn Rand yang mengangkat objektivisme melalui bukunya Atlas Shrugged, Ken Levine pun mampu mengangkat hal tersebut melalui BioShock.

Maka dari itu, purpose – tujuan yang akan kita angkat melalui game kita – menjadi penting pula. Dengan memainkan game yang kita buat, pemain secara sadar atau tidak dapat menerima pesan yang kita siratkan ke dalam karya kita. Purpose membuat permainan yang kita buat menjadi lebih dari sebuah permainan.

Menurutmu hal apa sih yang paling penting dalam mendesain sebuah game?

Setelah menetapkan tujuan dari game tersebut, menurut saya yang paling penting adalah menentukan premis inti dari game yang telah kita buat, lalu jadikan itu sebagai fondasi paling dasar dari pengembangan.

Jadi apa itu premis?

Premis adalah inti dari game yang sedang kita buat – satu kata, frase, atau kalimat yang mendeskripsikan game kita secara jelas. Contohnya, premis inti dari Trigger Knight adalah “Progression through chain of rapid decision“. Selama kita sadar akan hal tersebut, kita tidak akan tersesat dalam menentukan arah pengembangan game.

Mintsphere | Prototype 2

Contoh mock-up game

Kita dapat mengganti latar, bahkan menghilangkan atau menambah beberapa mekanisme baru. Selama masih sesuai dengan premis aslinya maka jiwa dari game tersebut kurang lebih akan tetap sama.

Sebaliknya, jika kita mengubah game tersebut menjadi turn-based, kita telah melanggar premis yang telah kita tetapkan (bagian “rapid“) dan game tersebut akan langsung berubah total. Jadi tentukan, pahami, dan tetaplah pada premis game yang sedang kita buat!

Punya trik desain game khusus yang jadi favorit kamu atau jadi senjata andalan?

Oh, pastinya! Saya punya beberapa prinsip yang selalu dijadikan panduan utama dalam mengembangkan game. Saya akan coba jelaskan hal-hal tersebut sesimpel dan sependek mungkin.

Prototype more, fail faster!

“Sepuluh game pertama yang kita buat PASTI jelek,” … ini adalah pepatah yang cukup terkenal di industri game, dan hampir pasti benar. Kita tidak bisa yakin game yang kita buat itu bagus saat kita mendesain sesuatu pada awalnya.

Bagaimana cara membuat kita yakin? Buatlah sebuah prototipe! Gunakan stickman, “kotak biru legendaris”, atau bahkan rip sprite dari game lain untuk mempercepat proses pembuatan. Jika prototipe tersebut tidak fun, maka sebagus apapun grafis atau polesan yang kita lakukan, game itu tetap tidak akan selamat. Simpan dan buatlah prototipe yang lain (inilah mengapa saya telah “membuat” puluhan game).

Jika prototipe tersebut menyenangkan dimainkan dengan hanya kotak-kotak biru dan kotak merah yang bergerak di layar, maka selamat, you just hit the gold! Analisis apa yang membuat game tersebut fun dan kembangkan konsep tersebut sesuai premis!

Rule of Five

Ah, aturan lima menit: Jika game kita tidak menyenangkan dan tidak berhasil membuat impresi yang kuat dalam lima menit pertama, sebagai desainer kita sudah gagal. So get that tasty juice flowing, fast and early!

Mintsphere | Prototype 3

Contoh prototipe game

The Hollow Box

Yang ini berhubungan dengan Rule of Five, jika kamu banyak memainkan game shmup seperti Ikaruga, kamu mungkin menyadari bahwa level dengan desain dan arahan paling bagus di beberapa game tersebut adalah level PERTAMA dan level TERAKHIR.

Mengapa? Bicara secara realistis, kita tidak akan dapat membuat seluruh game sangat terpoles dan keren karena keterbatasan waktu dan dana (tapi jika kita bisa, kenapa tidak?). Game yang membuat impresi awal dan akhir yang bagus akan jauh lebih memorable daripada game yang hambar di semua hal.

Salah satu triknya adalah berfokus kepada momen-momen yang penting, yaitu impresi pertama dan impresi terakhir. Fokuskan usaha kepada momen-momen inti tersebut (tanpa melupakan momen-momen yang lain, tentu saja!).

Nah, semua yang di atas hanya sebagian dan diringkas sesingkat mungkin. Mungkin di lain waktu saya bisa membahas secara lebih detail tentang tip dan trik yang lebih menarik!

Ada desainer game (atau tokoh di industri game) favorit?

Sebenarnya ada banyak sekali, namun Top 5 saya mungkin:

  • Yasumi Matsuno (Tactics Ogre, Final Fantasy Tactics)
  • Hidetaka Miyazaki (Dark Souls, Bloodborne)
  • Ken Levine (System Shock, seri BioShock)
  • Gary Gygax (Dungeons and Dragons)
  • Kazuya Niinou (Etrian Odyssey, 7th Dragon Series)

Punya saran untuk teman-teman di luar sana yang ingin menggeluti industri game, terutama sebagai desainer game?

Selain “perbanyak main dan analisis game dari genre apapun”? Bacalah. Bukan hanya yang berhubungan dengan materi game design, bacalah apa pun! Filosofi, psikologi, agama-agama dunia, mitologi, budaya, sejarah, sastra, statistika, komputer, dan banyak hal lain akan berguna saat kita mendesain suatu game.

Kebanyakan orang yang baru memulai beranggapan desainer game adalah orang yang hanya menyuplai “ide” untuk suatu game … itu salah besar. Dalam industri game, itu bukan desainer game, tapi “idea guy”.

Mintsphere | Flowchart

Contoh flowchart game yang dikerjakan Fandry

Becoming a game designer means becoming a little bit of everyone – menjadi desainer game itu menjadi sedikit dari seluruh posisi yang ada. Kita harus mengerti setidaknya dasar dari programming/teknis, seni visual, audio, dan seluruh aspek lain yang ada dalam pengembangan game. Bahkan sering kali aspek yang tidak berhubungan langsung dengan pengembangan game seperti bisnis dan marketing.

Kemudian dari situlah kita bisa menciptakan visi dari game yang akan dibangun dan akhirnya mendesain sebuah produk yang benar. Sesuai dengan lingkup, sejalan dengan tujuan.

Singkatnya, dalam proses pengembangan game, menjadi desainer game berarti menjadi semua orang. Pelajari semua hal!


Demikianlah wawancara singkat saya dengan Fandry Indrayadi dari MINTSPHERE. Minggu depan saya (harusnya) kembali lagi dengan Artistalk. Jika kamu punya pertanyaan tentang urusan mendesain game, atau rekomendasi dan request orang untuk diwawancarai, langsung sampaikan saja melalui kolom komentar di bawah.

The post [Designertalk] Wawancara dan Ilmu Mendesain Game dari Fandry Indrayadi, Creative Director MINTSPHERE appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Impresi In Between – Puzzle Platformer Apik untuk Kaum Hipster

Posted: 05 Sep 2015 11:59 PM PDT

Video game sering digunakan sebagai media untuk menyampaikan cerita penuh makna. Terkadang cerita ini disampaikan melalui cara tradisional, tapi terkadang juga developer yang bersangkutan mampu membuat perumpamaan yang baik dengan cara menyambungkan gameplay dengan cerita yang hendak disampaikan.

In Between, sebuah game indie buatan gentlymad, berhasil menyajikan pengalaman yang menyambungkan gameplay dan cerita dengan cukup cerdas. Masalahnya, game ini menyampaikannya dengan cara yang terkadang terasa terlalu berlebihan dan berkesan sok dalam. Lebih jauh tentang hal itu kita bahas di bawah.

In Between | Screenshot (1)

Dalam In Between, kamu akan mengendalikan seorang pria yang sedang menanti ajalnya. Pria ini menjalani beberapa fase kehidupan yang digambarkan dengan rentetan level puzzle platformer yang didesain dengan luar biasa bagus. Namun, layaknya banyak puzzle platformer bagus lainnya, game ini memiliki tingkat kesulitan yang amat tinggi.

Kamu akan diberikan kemampuan untuk mengendalikan gravitasi. Cukup dengan menekan tombol analog kanan jika menggunakan gamepad, atau tombol panah jika menggunakan keyboard, maka gravitasi akan berubah mengikuti arah tombol yang kamu tekan. Jika kamu pernah memainkan VVVVVV kemungkinan kamu cukup familier dengan mekanisme ini.

Dengan kemampuan ini, kamu harus berusaha mencapai bagian akhir dari level yang berbentuk pintu. Total ada sebelas level dari lima dunia yang bisa kamu selesaikan.

In Between | Screenshot (2)

Level yang ada di In Between dijamin akan menguji otakmu terlebih dahulu, sebelum kemudian menguji kecekatan tanganmu untuk menyelesaikannya. Tiap dunia yang ada juga akan mengenalkanmu dengan mekanisme baru yang akan langsung mengubah pola bermain yang sudah kamu punya sebelumnya.

In Between dibungkus dengan grafis gaya gambar tangan yang tampak sangat indah. Warna dan garis dalam visual di game ini membuatnya terlihat seperti gambar komik. Hal ini semakin didukung dengan bagian pembuka serta menu yang menurut saya cukup unik. Tidak lupa juga In Between memiliki kualitas musik yang oke. Seluruh kombinasi ini membuat In Between jadi sebuah pengalaman audio dan visual yang berkualitas.

In Between | Screenshot (3)

Sejauh ini In Between terasa begitu sempurna bukan? Uniknya, kekurangan dari game ini justru saya temukan dalam kelebihannya juga. Kembali ke masalah penyampaian cerita yang terasa sedikit berlebihan, saya merasa  In Between terkadang berusaha begitu keras agar memiliki makna khusus yang mendalam. Hal ini disampaikan melalui narasi yang menerangkan tentang kisah hidup sang protagonis dan hubungannya dengan desain level.

Jika saya mengenakan kacamata stereotipe saya, maka saya langsung membayangkan bahwa di kantor gentlymad isinya adalah orang-orang dengan tato, kemeja flanel, kacamata tebal, dan mendengarkan musik dari Godspeed You! Black Emperor sambil minum kopi Starbucks ketika mereka mengerjakan In Between. Bukan bermaksud menyindir atau menghina, tapi melihat bagaimana cara In Between menyampaikan ceritanya, saya memang langsung kepikiran hal ini.

In Between | Screenshot (4)

Meskipun pengalaman yang disajikan In Between cukup berkualitas, saya malah merasa kurang nyaman dengan penyampaian cerita game yang terasa sok keren. Tentunya hal ini tidak akan mengganggu segala jenis gamer, bahkan mungkin ada gamer yang suka dengan penyampaian cerita yang disajikan In Between. Tapi bagi saya pribadi, tema tentang kehidupan dalam In Between terkesan berlebihan dan itu mempengaruhi pesan yang hendak disampaikan.

Jika kamu melupakan hal-hal yang berhubungan dengan cerita dalam game ini, maka In Between adalah puzzle platformer yang sangat berkualitas dan dijamin akan menguji kemampuan otak serta kecekatan tanganmu. Selain itu, saya rasa semuanya tergantung selera pribadi dari pemainnya.

The post Impresi In Between – Puzzle Platformer Apik untuk Kaum Hipster appeared first on Tech in Asia Indonesia.

No comments:

Post a Comment

Sponsor

Latest Game News

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sponsor

pasang iklan baris gratis