Ads

Thursday, September 10, 2015

Game Di Indonesia

Game Di Indonesia


FIFA 16 Akan Kehilangan Beberapa Fitur di PS3 dan Xbox 360

Posted: 10 Sep 2015 06:26 PM PDT

Bagi kamu penggemar seri game sepak bola FIFA keluaran EA Sports, boleh bergembira karena dalam waktu dekat kamu sudah bisa mencicipi keluaran terbaru mereka yakni FIFA 16. Selain berbagai improvisasi dari seri sebelumnya, beberapa fitur baru juga telah diumumkan sejak ajang E3 Juni lalu seperti mekanisme baru dalam mode FIFA Ultimate Team, dan mode Women's National Teams di mana untuk pertama kalinya akan ada pemain wanita di dalam game sepak bola.

Namun mengikuti perilisan demo FIFA 16, kabar kurang menyenangkan hadir melalui pengumuman EA Sports di blog mereka terkait fitur-fitur apa saja yang akan dibawa FIFA 16 ke console generasi sebelumnya, yaitu PS3 dan Xbox 360

Beberapa fitur seperti The Creation Centre, Custom Music and Chants, the FIFA Interactive World Cup, GameFace serta opsi pemilihan komentator lapangan Clyde Tyldesley dan Andy Townsend dikatakan tidak akan hadir di PS3 dan Xbox 360.

FIFA 16 PS3 Xbox 360 | Cover Art

Dalam lansiran mereka, EA Sports menjelaskan bahwa dihilangkannya fitur-fitur di atas adalah karena adanya keterbatasan dan ketiadaan sumber daya pada kedua console tersebut. Tidak ada penjelasan lebih rinci mengenai keterbatasan apa yang dimaksud tersebut.

Meskipun begitu, kamu yang ingin memainkan FIFA 16 di PS3 atau Xbox 360 tidak perlu berkecil hati. Tampaknya pengalaman kamu bermain nantinya tidak akan terlalu terpengaruh oleh hilangnya beberapa fitur tersebut di atas, pasalnya semua tim dan mode permainan yang dibawa ke PC, PS4, serta Xbox One juga akan ada di PS3 dan Xbox 360.

Sumber: Blog EA Sports

The post FIFA 16 Akan Kehilangan Beberapa Fitur di PS3 dan Xbox 360 appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Review Vikings: Age of Warlords – Kumpulkan Sumber Daya, Bangun Aliansi, dan Jadilah Penguasa Terkuat

Posted: 10 Sep 2015 06:01 PM PDT

Game dengan genre strategi dan resource gathering memang sedang menjadi tren di pasar game mobile. Game seperti Clash of Clans dan Game of War: Fire Age rasanya sudah tidak asing lagi kita temui di top free atau top grossing Apple App Store dan Google Play Store.

Dengan kesuksesan kedua game itu, tak ayal banyak developer yang ingin mengikuti keberhasilan mereka dan membuat game yang serupa mengikuti selera pasar. Contoh paling konkret bisa kamu lihat di koleksi game mirip CoC yang pernah kami rangkum ataupun DomiNations yang pernah saya ulas. Beberapa menawarkan variasi yang cukup signifikan, dengan sisanya hanya berharap genre yang diusung bisa menjual.

Vikings: Age of Warlords hadir dengan menawarkan tema kebesaran bangsa Viking yang gemar bertarung namun juga memiliki kebudayaan yang tinggi. Di sini kamu akan menjadi seorang pemimpin sebuah klan Viking yang berjuang untuk menjadi bangsa terkuat dengan menguasai wilayah yang ada.

Apakah Vikings: Age of Warlords dapat menawarkan pengalaman yang berbeda untuk genre ini? Akan saya coba jelaskan melalui ulasan berikut ini.

Disuapi Hingga Bisa Berdiri Sendiri

Vikings Age of Warlords | Screenshot 1

Saat pertama kali bermain, kamu akan disambut oleh seorang penasihat yang akan memandu kamu dalam game. Dimulai dari cerita klise tentang peperangan yang akan datang (yang entah kapan datangnya), kamu akan diberikan tutorial tentang Vikings: Age of Warlords langkah demi langkah.

Tutorial yang ada cukup mulus untuk dijalankan, walaupun banyak fitur yang saya pelajari sendiri di luar tutorial. Jika kamu sudah familier dengan game resource gathering seperti ini, mungkin kamu juga akan banyak melewatkan tutorial karena bosan.

Setelah beberapa misi selesai, maka kamu bisa “lepas” dari tutorial dan bebas untuk memilih menu manapun yang kamu mau. Di sini kamu bisa melanjutkan misi yang akan memandu kamu secara bertahap membangun klan atau melakukannya dengan caramu sendiri.

Kuasai Sumber Daya, Kuasai Dunia

Vikings Age of Warlords | Screenshot 2

Gameplay dari Vikings: Age of Warlords sendiri ada dua, yaitu resource gathering dan pertarungan antarklan. Resource gathering ini bisa dilakukan dengan cara membuat bangunan-bangunan di kotamu atau mengeksplorasi peta dunia. Eksplorasi ini meliputi melawan monster yang ada di peta dan mengambil sumber daya yang ada di sebuah daerah.

Resource atau sumber daya utama yang bisa kamu kumpulkan adalah food, wood, silver, dan tech point. Di luar itu ada beberapa jenis mata uang yang bisa kamu koleksi seperti VIP experience, token poker, dan gold. Ketiga mata uang tersebut memiliki fungsi tambahan yang bisa didapatkan melalui achievement atau IAP.

Selanjutnya adalah perang antarklan. Jika pemain sudah memenuhi level tertentu, opsi untuk menyerang kota milik klan lain akan terbuka. Di sini kamu bisa melihat bagaimana pasukanmu bertarung dan memiliki opsi untuk mengirimkan bala bantuan jika kamu memilikinya.

Sebelum menyerang, ada baiknya kamu melakukan scouting terlebih dahulu. Untuk melakukannya kamu membutuhkan seribu perak. Jika berhasil, kamu bisa melihat jumlah, jenis, dan total kekuatan pasukan di kota musuh tersebut. Jika pasukan musuh memiliki kekuatan di bawahmu, maka saatnya untuk menyerang.

Medan Perang yang Membutuhkan Strategi tapi Minim Aksi

Vikings Age of Warlords | Screenshot 3

Jika kamu baru bermain di game ini, keseruan sesungguhnya baru terjadi saat kamu sudah mencapai level tujuh. Pada level ini kamu sudah bisa menyerang pemain dari klan lain, akan tetapi sebaliknya kamu juga bisa diserang.

Saat ini ada baiknya kamu sudah memiliki klan untuk melindungimu dari serangan lawan dan juga saling membantu dalam menyerang. Kamu bisa melakukan pemindahan kota di tempat yang lebih strategis, yaitu di dekat kota rekan satu aliansi.

Untuk memenangkan sebuah pertarungan, komunikasi sesama aliansi sangatlah penting. Maka dari itu kamu harus memastikan bahwa bahasa yang dipakai dapat dimengerti dan juga memiliki waktu aktif bermain yang sama denganmu. Perhatikanlah pergerakan anggota aliansi lainnya agar sewaktu-waktu bisa membantu dan menguasai kota musuh.

Vikings Age of Warlords | Screenshot 4

Jika kamu berhasil menguasai sebuah kota, maka kamu dan aliansi akan mendapatkan tambahan bonus sumber daya. Tujuanmu untuk menguasai dunia Viking pun semakin dekat.

Sayangnya, Vikings: Age of Warlords tidak mendukung pertarungan yang ada dengan grafis yang memadai. Animasi dari pasukan kurang mendetail, begitu juga dengan pertarungan yang ada hanya sekadar gambaran saja tanpa kamu bisa kendalikan secara langsung. Untuk game mobile generasi sekarang, saya rasa seharusnya Vikings: Age of Warlords bisa menyajikannya dengan lebih baik lagi.

Kesimpulan

Vikings Age of Warlords | Screenshot 5

Akhirnya saya harus menentukan apakah Vikings: Age of Warlords layak untuk kamu mainkan atau tidak. Bagi kamu yang tidak memiliki waktu mengecek game secara terus-menerus, game ini sangatlah cocok untukmu karena sistem notifikasinya yang baik.

UI di dalam game juga menyajikan semua pengumuman yang kamu perlukan. Jika ada sesuatu pekerjaan yang selesai, maka game akan memberitahukannya kepadamu, jadi kamu tidak perlu bolak-balik dari satu menu ke menu lainnya secara berulang-ulang.

Vikings: Age of Warlords juga cocok untuk pemain yang tidak terlalu mementingkan aksi bombastis seperti pada Clash of Clans atau DomiNations, di mana kamu bisa menempatkan dan menggerakkan pasukanmu sendiri. Buat mereka yang lebih senang dengan metode penuh aksi tersebut kemungkinan akan kecewa dengan game ini.

Jadi, bagi kamu yang merasa dalam kategori di atas, tidak perlu cemas untuk mencoba Vikings: Age of Warlords. Game ini menawarkan gameplay yang cukup dalam untuk ukuran file yang tidak sampai menghabiskan memori 50 MB.

App Info
Vikings - Age of Warlords
Elex -  Sep 08, 2015
Genre:  Strategy
Size:   44M
Installs:   100,000 - 500,000
Gratis

Download

Review ini ditulis atas kerja sama Tech in Asia dengan Mobomarket. Terlepas dari hal itu, ulasan di atas tetap dibuat seobjektif mungkin sesuai standar editorial Tech in Asia.

The post Review Vikings: Age of Warlords – Kumpulkan Sumber Daya, Bangun Aliansi, dan Jadilah Penguasa Terkuat appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Instagram Tambah Lahan Advertising di Timeline Pengguna

Posted: 10 Sep 2015 07:46 AM PDT

Instagram telah mengumumkan perubahan besar untuk layanan iklannya sejak beberapa waktu lalu. Hal ini berarti pengguna akan selalu melihat iklan di timeline atau beranda Instagram. Bahkan, kini Instagram berencana untuk memperpanjang durasi iklan melalui video.

Ya, Instagram bakal menghadirkan iklan video dengan durasi 30 detik. Iklan ini akan ditayangkan dalam mode landscape. Menurut blog resminya, tujuan dari Ads tersebut adalah agar para pelaku usaha dapat menggunakan layanan iklan ini untuk mengembangkan bisnisnya

Layanan iklan video ini sudah tersedia di beberapa negara, termasuk Italia, Spanyol, Korea Selatan, India, Meksiko, dan Indonesia. Nantinya, layanan ini dapat dinikmati oleh lebih dari 30 negara lainnya pada tanggal 30 September mendatang.

Berdasarkan lansiran dari BeritaSatu, Paul Webster, Brand Development Lead Instagram APAC mengatakan bahwa Mulai bulan ini, berbagai skala bisnis di Indonesia akan memiliki pilihan baru dalam mencapai tujuan iklan mereka di Instagram.

Ia menilai pengguna di Indonesia banyak mengakses Instagram dengan alasan inspirasi visual. Layanan iklan ini diharapkan dapat menawarkan solusi yang menciptakan sebuah nilai lebih bagi bisnis lokal dan komunitas Instagram.

instagram ads

Beberapa vendor di Indonesia yang telah mendaftarkan bisnis untuk beriklan di Instagram antara lain adalah Air Asia, Indosat, Intel, dan Lazada.

Baca juga: 3 Tips Makin Eksis di Instagram
Sebenarnya bukan hanya Instagram yang telah menawarkan 'lapak iklan' bagi para vendor. Sebelumnya Twitter sudah melakukan hal serupa lebih dulu sejak pertengahan 2015, hingga mengembangkan self-service ads managing bagi para vendor. Aplikasi chatting BlackBerry Messenger juga menampilkan iklan di laman Recent Updates penggunanya sejak awal 2014 dan terus melakukan perkembangan agar semakin banyak menjaring pengiklan.

Menurut saya – yang juga masih aktif menggunakan media sosial – iklan ini tentunya akan mengganggu kenyamanan pengguna dalam mengakses laman pribadinya. Terlebih pemilihan tampilan iklan disesuaikan dengan minat pengguna. Artinya, media sosial juga memperhatikan gerak-gerik pengguna secara mendetail dan diam-diam mencuri data kamu sebagai pengguna.

Bila langkah ini dinilai berhasil bagi para vendor pengiklan, tentunya bukan tidak mungkin media sosial lainnya akan mengikuti jejak ini. Bagaimana menurut kamu? Utarakan dalam kolom komentar.

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post Instagram Tambah Lahan Advertising di Timeline Pengguna appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Kumpulan Game iPhone & iPad Terbaru Minggu Ini: PixWing, Star Wars: Uprising, Devastator, Buddy Toss, dan Lainnya

Posted: 10 Sep 2015 07:17 AM PDT

Laju pergerakan Apple App Store yang melambat dibandingkan dengan bulan Agustus kemarin masih berlanjut di minggu kedua bulan September ini. Tidak terlalu banyak game menarik yang meramaikan jutaan game lainnya di iOS. Namun, hal ini bukan berarti tidak ada game bagus sama sekali.

Minggu ini diramaikan dengan kehadiran PixWing yang telah diberitakan sejak tahun lalu. Selain itu, ada juga Star Wars: Uprising yang dirilis sesuai dengan kabar yang dibagikan oleh Risky awal minggu ini. Kalau kamu penasaran dengan dua game tersebut atau kumpulan game lainnya, segera cek saja daftar yang sudah saya siapkan di bawah ini. Selamat menikmati!


PixWing

Pixwing adalah game yang memiliki balutan visual yang keren. Dengan memanfaatkan elemen bentuk 3D geometris serta gaya grafis piksel, menjadikan tampilan Pixwing cukup menggugah mata.

Untuk gameplay sendiri, Pixwing akan berfokus pada konsep kombat di udara, di mana kamu akan bertualang melintasi dunia semi open-world yang luas sembari menembaki musuh yang terlihat dalam jarak pandangmu.

Salah Satu Developer Anomaly: Warzone Earth Memiliki Proyek Game Mobile Berjudul Pixwing

App Info
PixWing
Aleksander Kauch -  Sep 09, 2015
Genre:  Games, Racing, Entertainment, Arcade
Size:  109.97 MB
Installs:  N/A
Rp. 35.000

Download

Star Wars: Uprising

Star Wars: Uprising mengambil cerita latar di antara film Star Wars: Episode VI – Return of The Jedi dengan film terbarunya yang akan datang. Uniknya, karakter yang akan kamu kendalikan di game ini bukan merupakan salah satu tokoh dari seri film Star Wars. Kamu akan diberi kebebasan untuk melakukan kustomisasi karakter sesuai dengan preferensi pribadi.

Star Wars: Uprising memiliki genre action yang berpadu dengan elemen RPG. Kamu bisa mengenakan bermacam perlengkapan untuk menghadapi kepungan para Stormtrooper.

Star Wars: Uprising Adalah Game Terbaru Kabam dengan Latar Film Star Wars

App Info
Star Wars™: Uprising
Kabam -  Sep 09, 2015
Genre:  Role Playing
Size:   531M
Installs:   10,000 - 50,000
Gratis

Download

Devastator

Radiangames, developer game mobile yang cukup sering merilis game shooter dual stick berkualitas seperti Inferno atau Joyjoy, akan kembali menghadirkan sebuah game serupa. Baru-baru ini mereka mengunggah video trailer untuk proyek mereka selanjutnya yang bernama Devastator.

Devastator masih mengusung konsep shooter minimalis dengan palet warna yang mengingatkan saya pada film Tron dan bentuk-bentuk geometri dasar. Layaknya game shooter karya mereka lainnya, kamu seorang diri ditantang untuk membasmi semua objek yang berusaha menghancurkanmu di setiap level.

Devastator Akan Meneruskan Tradisi Shooter Dual-Stick Berkualitas dari Radiangames

App Info
Devastator
Radiangames -  Sep 10, 2015
Genre:  Games, Action, Arcade
Size:  51.24 MB
Installs:  N/A
Rp. 23.000

Download

Wormarium Arcade

Kekuasaan para cacing terancam karena kehadiran tikus tanah. Makhluk mamalia ini menginvasi dunia bawah tanah yang dikuasai oleh para cacing demi mencuri buku sakti yang dapat memberikan mereka kekuasaan atas dunia cacing.

Oke, mungkin latar game ini terdengar absurd bagimu. Namun cerita aneh tersebut tidak berpengaruh terhadap gameplay action puzzle seru yang ada di Wormarium Arcade. Kamu akan mengendalikan para cacing menyusuri labirin di dalam tanah sambil menghindari para tikus tanah yang berusaha untuk memotong badanmu!

App Info
Wormarium Arcade
Trompo Games Inc. -  Sep 10, 2015
Genre:  Games, Entertainment, Action, Puzzle
Size:  42.01 MB
Installs:  N/A
Gratis

Download

Skilltree Saga

Penerbit Headup Games yang pernah menghadirkan game Pixel Heroes: Byte & Magic kembali dengan sebuah RPG roguelike berjudul Skilltree Saga. Apabila kamu merasakan tantangan yang sangat sulit pada Pixel Heroes: Byte & Magic (seperti yang saya rasakan), kamu akan menemukan hal yang sangat berbeda di game ini.

Skilltree Saga merupakan RPG yang mengenalkan elemen roguelike kepada gamer kasual. Kamu akan menghadapi lawan dan mendapatkan harta yang berbeda setiap kali mengalahkan musuh dan menaklukkan dungeon. Selain itu, kamu juga dapat membentuk kekuatan avatar kamu sesuka hati dengan bebas memilih jalur skill pada Skill Tree sang protagonis

App Info
Skilltree Saga
Headup Games GmbH & Co KG -  Sep 10, 2015
Genre:  Games, Strategy, Role-Playing
Size:  139.1 MB
Installs:  N/A
Rp. 35.000

Download

Buddy Toss

Buddy Toss merupakan game absurd yang didesain dengan cukup menarik. Grafis voxel yang dipenuhi dijejali karakter jenaka di sini terlihat lucu ketika dilempar menuju target nun jauh di sana.

Sesuai dengan judul game ini, kamu diminta untuk melempar para karakter ke target yang dimaksud dengan melakukan swipe pada layar. Terdapat tiga mode permainan yang masing-masing memiliki mekanisme berbeda untuk dapat mencapai target setepat mungkin. Selain itu, kamu juga dapat melakukan kustomisasi dari karakter yang hendak kamu lempar.

App Info
Buddy Toss
Nathaniel Hunter -  Sep 10, 2015
Genre:  Games, Action, Arcade
Size:  68.4 MB
Installs:  N/A
Gratis

Download

Rockfest

Rockfest | Featured

Satu lagi game yang dihadirkan oleh Headup Games. Game yang satu ini menempatkanmu sebagai pengelola sebuah event musik rok yang harus memastikan bahwa konser berlangsung meriah dan sukses.

Sebagai seorang pengelola, kamu akan diminta mengatur sebuah lokasi pertunjukan musik dengan membangun berbagai sarana dan prasarana konser. Seiring dengan perkembangan arena konser, kamu dapat membangun panggung yang lebih besar, toilet yang lebih banyak, serta menghadirkan band yang lebih tenar. Rockfest juga dilengkapi dengan deretan musik asli dari band terkenal.

App Info
Rockfest
Headup Games GmbH & Co KG -  Sep 10, 2015
Genre:  Games, Music, Simulation
Size:  77.27 MB
Installs:  N/A
Gratis

Download

Cosmo Run

Developer indie No Six Five menghadirkan karya ketiga mereka di platform mobile dengan Cosmo Run. Game arcade kasual ini menggunakan elemen endless runner di mana kamu akan ditantang untuk mengarahkan bola bergulir dari satu permukaan ke permukaan lain yang berdekatan.

Sebagai game arcade kasual, tampilan pada Cosmo Run terlihat minimalis namun manis. Tidak ada sistem kontrol yang ribet di sini karena kamu cukup melakukan swipe untuk mengarahkan bola yang bergulir tiada henti. Game ini cocok untuk dimainkan di saat senggang tanpa harus memberikan komitmen waktu yang lama.

App Info
Cosmo Run
No Six Five -  Aug 27, 2015
Genre:  Arcade
Size:   31M
Installs:   100,000 - 500,000
Gratis

Download

The post Kumpulan Game iPhone & iPad Terbaru Minggu Ini: PixWing, Star Wars: Uprising, Devastator, Buddy Toss, dan Lainnya appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Teaser Podcast Tech in Asia #6: Tetap Menggila!

Posted: 10 Sep 2015 05:05 AM PDT

Sudah seminggu berselang sejak TALKShow #4 hadir. Apakah kamu menanti episode terbaru dari podcast kami? Sebagai bagian dari fitur Talk dalam format multimedia, kami berharap podcast bisa mengakomodasi kebutuhan informasi pembaca setia Tech in Asia.

Di episode baru yang akan tayang pada Jumat (18/9) mendatang, dua host Pradipta Nugrahanto dan Audi Prasetyo membahas beragam topik menarik seputar game yang bersumber dari konten buatan pembaca dengan Upvote dan Comment terbanyak ditambah konten Talk Pilihan redaksi Tech in Asia. Selain itu, ada juga informasi terbaru mengenai event-event kami yang akan datang.

Dua event yang menjadi highlight dalam teaser podcast kali ini adalah Tech in Asia Tour: Road to Jakarta dan Tech in Asia Campus Visit yang akan digelar di kota Bandung. Tak ketinggalan banyolan khas dari awak Tech in Asia juga bakal bisa kamu simak.

Tak ketinggalan, tentunya akan ada bintang tamu spesial yang hadir pada podcast kali ini. Mau tahu siapa? Sabar dulu, tunggu tayangan lengkapnya di TALKShow #6 minggu depan.

Nah, kalau kamu penasaran dengan isi TALKShow #5, langsung saja simak teaser yang telah kami siapkan pada channel SoundCloud di bawah. Bila kamu memiliki saran, usulan, atau ide terkait Tech in Asia TALKShow ini, jangan ragu untuk menyampaikannya di kolom komentar.

(Diedit oleh Iqbal Kurniawan)

The post Teaser Podcast Tech in Asia #6: Tetap Menggila! appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Rangkuman Berita Game Hari ini – 10 September 2015

Posted: 10 Sep 2015 05:00 AM PDT

OCRemix Rilis Album Aransemen Ulang Final Fantasy IX

Mohammad Fahmi – Sudah bukan rahasia lagi kalau kecintaan saya kepada Final Fantasy IX sangatlah besar. Jadi tidak heran kalau dari tadi malam saya begitu senang dengan kabar keberadaan album terbaru dari komunitas musik game, OverClocked Remix (OCRemix), yang berisi musik-musik dari Final Fantasy IX.

Aransemen ulang ini terdiri dari berbagai macam genre dan telah diaransemen oleh anggota komunitas OCRemix yang terpilih. Selain musik, album ini juga diisi dengan beberapa fan art yang sangat menarik. Kamu bisa mendapatkan semua ini dengan cuma-cuma lo!

Sumber: Final Fantasy IX Worlds Apart by OCRemix


PlayStation Dirilis di Amerika Dua Puluh Tahun yang Lalu dan Sony Tahu Betul Bagaimana Cara Merayakannya

Mohammad Fahmi – Bagaimana cara terbaik untuk merayakan perilisan PlayStation yang pertama muncul di Amerika tepat dua puluh tahun lalu? Selain dengan membahas game terbaik, tentunya cara terbaik lainnya adalah dengan unboxing console klasik ini. Lihat saja kardus penuh kenangan itu, lihat kotak gagah berwarna abu-abu itu, lihat controller kurus berwarna sama itu, aaaah…


Diskon Hingga 70% untuk Puluhan Game di PlayStation Store US dalam Rangka Perayaan Ulang Tahun Ke-20

Iqbal Kurniawan – Masih dalam rangka memperingati ulang tahun console PlayStation di Amerika. PlayStation Store US juga memberikan penawaran diskon hingga tujuh puluh persen untuk puluhan game berkualitas yang dijual di dalamnya.

Kamu dapat menemukan berbagai game klasik dari era PSOne hingga PS3 seperti Tekken 2, Tomb Raider, hingga Ni no Kuni dengan harga yang sangat menarik. Penawaran berlaku hingga hari Senin besok tanggal 14 September 2015.

PlayStation Store US Link: PS Anniversary Sale


Console Dreamcast Juga Memperingati Ulang Tahun yang Ke-16

Iqbal Kurniawan – Seakan tertutupi oleh bayang-bayang perayaan PlayStation, SEGA juga pertama kali merilis console Dreamcast di Amerika tepat pada tanggal 9 September tahun 1999. Keberadaan console yang pernah menghadirkan game epik seperti Shenmue ini seolah terlupakan di tengah-tengah persaingan antara Xbox dan PlayStation belakangan ini.


YouPorn Rilis Data Mengenai Pengguna Console yang Mengakses Situs Mereka

Youporn Gamers Consol Share | Graph

Arya W. Wibowo  Console generasi terkini memang tidak hanya bisa digunakan untuk bermain video game saja, tapi juga berselancar di dunia maya. Tak ayal, banyak pemain yang mengakses konten porno, semisal pada situs YouPorn.

Mereka pun merilis data console mana yang paling banyak mengakses situs YouPorn pada grafik yang bisa kamu lihat di atas. Jika kamu ingin mengetahui informasi lebih banyak, jangan ke situs YouPorn ya, ke tautan sumber di bawah ini saja (karena YouPorn diblok tentunya :D).

Sumber: VentureBeat


Inilah Trailer Terbaru dari Game Shooting World Cup

Arya W. WibowoShooting World Cup akan hadir untuk kamu yang ingin tahu bagaimana susahnya menembak di dunia nyata. Pada trailer singkat ini, saya baru tahu bahwa dalam olahraga menembak diperlukan banyak sekali perhitungan dan pengaturan. Shooting World Cup akan hadir di iOS dan Android, namun belum diketahui waktu rilisnya.

Situs Resmi: The Balloons


Video Terbaru Extra Credits Menjelaskan Bagaimana Permainan Kasual Seperti Fallout Shelter Sukses Merebut Hati Gamer Hardcore

Risky Maulana – Apakah dirimu tergolong hardcore gamer yang saat ini sedang sibuk mengembangkan jumlah penghuni Vault ciptaan kamu dalam Fallout Shelter? Jika jawabanmu positif iya, maka keberadaan video di atas ini akan memberimu sedikit pencerahan kenapa Fallout Shelter terasa begitu adiktif untuk dimainkan bagi semua kalangan.

The post Rangkuman Berita Game Hari ini – 10 September 2015 appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Pokemon GO! – Kolaborasi Kreator Ingress dan Nintendo untuk Membawa Pengalaman Menangkap Pokemon ke Dunia Nyata

Posted: 10 Sep 2015 04:45 AM PDT

Hari ini sebuah kabar yang luar biasa mengejutkan hadir dari Nintendo dan kreator  game Ingress, Niantic Labs. Lewat sebuah konferensi pers yang hari ini diadakan di Tokyo Jepang, Nintendo, The Pokemon Company, dan Niantic Labs mengumumkan game kolaborasi mereka berjudul Pokemon GO! yang terus terang membuat saya teringat dengan konsep permainan Ingress.

Saya rasa kamu semua setidaknya pernah mendengar tentang Pokemon, baik itu melalui medium anime, manga, maupun video game. Franchise andalan Nintendo yang mengedepankan aksi memelihara monster dan membawanya pergi bertarung ini memang cukup populer di berbagai belahan dunia. Jadi jangan heran bila franchise game ini merambah ke berbagai jenis medium, mulai dari board game, permainan kartu, komik, dan lain sebagainya.

Pokemon Go plus | screencapture

Pokemon GO! sendiri diciptakan untuk membawa pengalaman bermain game Pokemon di dunia nyata dengan memanfaatkan kelebihan navigasi satelit dalam perangkat smartphone. Dengan ini, nantinya kamu akan diajak untuk berkeliling menyusuri beberapa lokasi dunia nyata untuk mencari Pokemon jenis apa yang menunggumu di luar sana.

Selain mengandalkan aplikasi smartphone, game ini juga memanfaatkan sebuah perangkat smartwatch bernama Pokemon Go Plus, yang berfungsi untuk menambah sensasi permainan Pokemon GO!. Jam tersebut nantinya berfungsi sebagai alat untuk memberimu sinyal tentang keberadaan monster dan mendeteksi aktivitas tanganmu saat menirukan gaya melempar Pokeball di dunia nyata.

Pokemon Go plus | photo

Sayangnya saat tulisan ini dipublikasikan, baik Nintendo dan Niantic Labs masih belum banyak membicarakan tentang detail seputar berapa harga jam tangan Pokemon Go Plus dan apakah game ini akan tersedia secara gratis saat diluncurkan 2016 nanti?

Terlepas dari minimnya informasi tadi, yang jelas pengguna iOS dan Android di luar sana pasti sudah tak sabar lagi bisa merasakan serunya aksi menangkap Pokemon dengan menggunakan smartphone kesayangan. Saya sendiri juga sudah penasaran, kira-kira Pokemon apa yang sedang bernaung di sekitar wilayah rumah tempat tinggal saya sekarang.

The post Pokemon GO! – Kolaborasi Kreator Ingress dan Nintendo untuk Membawa Pengalaman Menangkap Pokemon ke Dunia Nyata appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Printerous Luncurkan Art Marketplace Printerous Shop

Posted: 10 Sep 2015 03:22 AM PDT

Situs penyedia layanan cetak online, Printerous hari ini mengumumkan peluncuran Printerous Shop, layanan art marketplace yang memungkinkan para artis untuk menjual karya seni mereka dalam berbagai bentuk produk mulai dari t-shirt, notebook, tote bag, bantal, hingga case iPhone.

"Printerous Shop dapat menjadi opsi pemasaran alternatif bagi para seniman untuk mengeksplorasi karyanya dan menambah pendapatan," tutur Kevin Osmond, pendiri Printerous.

Printerous sendiri mengklaim bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan lebih dari 150 artis lokal dan telah tersedia mengaplikasikan 700 artwork ke dalam lebih dari 15.000 produk.

Printerous 3s

Artis-artis tersebut mempunyai keleluasaan untuk mengatur berapa harga dari setiap produk yand dijual di Printerous. Besar kecilnya harga yang dijual akan berpengaruh pada jumlah keuntungan yang diperoleh artis tersebut.

Bicara mengenai harga dari setiap produk yang ditawarkan dalam Printerous Shop bisa dibilang lumayan kompetitif. Misalnya untuk t-shirt berkisar mulai dari Rp120.000 hingga Rp200.000.

Printerous juga memberikan layanan pengiriman gratis ke seluruh wilayah Indonesia. Startup ini juga memberikan garansi 100 persen apabila ada konsumen yang menerima produk cacat.

Printerous

Baca juga: Rupawa: E-Commerce yang Didirikan oleh Mantan Co-Founder Lazada Indonesia
Selain layanan marketplace, Printerous juga memperkenalkan layanan Printerous Create yang memungkinkan pengguna untuk mengunggah karya mereka seperti foto-foto Instagram untuk kemudian diaplikasikan ke dalam berbagai bentuk seperti case iPhone, throw pillow, photo print, dan lainnya tanpa jumlah batasan minimal.

Dengan merambah ranah art marketplace, Printerous akan bersaing dengan layanan serupa seperti Rupawa, Tees, dan juga Utees.me.

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Printerous Luncurkan Art Marketplace Printerous Shop appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Zombie Lava Shooter – Game Zombi dengan Kontrol Super Simpel yang Adiktif

Posted: 10 Sep 2015 02:08 AM PDT

Agate Jogja kembali berkarya, tetapi kini tidak mengusung game bertema tebak-tebakan. Game yang  mereka rilis kali ini bertema zombi dengan genre endless runner dan shooter berjudul Zombie Lava Shooter yang sudah bisa kamu dapatkan di Google Play Store.

Zombie Lava Shooter mengajak kamu untuk berlari sejauh mungkin sambil menghindari barisan zombi yang siap untuk memakanmu. Untuk membantu memecahkan rekor lari terjauh, kamu akan diberikan sebuah pistol yang amunisinya tersebar di lintasan.

Karaktermu akan secara otomatis menembakkan pistol tersebut. Bila zombi terkena peluru dari pistol tersebut maka mereka akan mati (lagi). Amunisi yang tersedia sangat terbatas sehingga terkadang membuat kamu harus berjuang tanpa amunisi sampai menemukannya kembali.

Zombie Lava Shooter | Screenshot

Selain amunisi, terdapat pula berlian yang bisa kamu ambil. Berlian ini tersebar di game secara acak atau bisa kamu dapatkan dengan membunuh zombi. Fungsi berlian adalah untuk membuka senjata baru yang tentunya lebih keren dan kuat. Kamu juga bisa mendapatkan berlian tambahan dengan melihat iklan.

Satu fitur utama dan menarik dari Zombie Lava Shooter adalah kontrolnya yang sangat simpel. Kamu cukup menekan dan menahan jari pada layar untuk belok ke kiri, sedangkan jika dilepas maka karakter akan jalan secara otomatis ke kanan. Ya, karaktermu tidak bisa berjalan lurus yang justru menjadi tantangan utama di game.

Sejauh ini Zombie Lava Shooter mampu untuk membuat saya memainkannya lagi dan lagi. Sistem kontrolnya yang super simpel membuatnya mudah untuk dipelajari namun sangat susah dikuasai. Mengisi waktu atau menantang teman mengalahkan skor tertinggimu, Zombie Lava Shooter bisa memenuhi kebutuhan itu.

App Info
Zombie Lava Shooter
Agate Jogja -  Sep 04, 2015
Genre:  Action
Size:   22M
Installs:   5 - 10
Gratis

Download

The post Zombie Lava ShooterGame Zombi dengan Kontrol Super Simpel yang Adiktif appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Besok (11/9), Kamu Dapat Bertanya Apa Saja kepada Steven Vanada, Vice President CyberAgent Ventures

Posted: 10 Sep 2015 01:52 AM PDT

Sesi AMA (ask me anything) mendatang akan menghadirkan tokoh yang sedikit berbeda dari sebelumnya. Tech in Asia akan kedatangan seorang venture capitalist dari CyberAgent Ventures, Steven Vanada.

Di CyberAgent Ventures, Steven menjabat sebagai vice president dari September 2011 sampai sekarang. Kini, Steven bersama dengan CyberAgent masih aktif mencari portofolio dan menanamkan investasi tahap awal (seed) hingga seri B.

Sebelum bergabung dengan CyberAgent Ventures, Steven menamatkan pendidikannya di University of Washington dengan gelar Bachelor of Arts in Business, Finance. Setelah lulus, Steven melakukan magang di Nine Points Capital Partners, Amerika Serikat sebagai pialang saham.

Setelah masa magangnya selesai, Steven memutuskan untuk mengambil kursus singkat Bahasa Jepang. Pada masa itu, ia juga bekerja magang di salah satu firma IT, Voyage Group, Inc. Setelah lima bulan, Steven kembali ke Indonesia dan bergabung dengan CyberAgent Ventures.

Sesi AMA dengan Steven Vanada ini akan kami buka besok, pada hari Jumat tanggal 11 September 2015 dari pukul 14.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. Kamu dapat melontarkan pertanyaan yang berhubungan dengan dunia investasi dan startup seperti:

  • Apa hal pertama yang venture capital lihat pada sebuah startup?
  • Bagaimana kualitas sebuah startup unicorn menurut pandangan Steven?
  • Apa yang harus dilakukan oleh startup tahap awal untuk mendapatkan investasi seed atau preseed?

Kamu juga dapat melontarkan pertanyaan yang sifatnya lebih kasual seperti:

  • Apa alasan Steven ingin belajar Bahasa Jepang?
  • Mengapa Steven kembali bekerja di Indonesia?
  • Apa yang Steven lakukan di sela-sela kesibukan?

Untuk mengikuti AMA ini, pastikan kamu telah mendaftarkan diri kamu di sini. Jangan sampai kamu melewatkan kesempatan ini ya!

The post Besok (11/9), Kamu Dapat Bertanya Apa Saja kepada Steven Vanada, Vice President CyberAgent Ventures appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Surabaya, Daftarkan Startup Kamu di Tech in Asia Tour: Road to Jakarta Sekarang!

Posted: 10 Sep 2015 01:09 AM PDT

Perjalanan kami menemukan startup terbaik untuk pitching langsung di hadapan investor dan memenangkan tiket ke Jakarta untuk menghadiri konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 akan segera hadir di Surabaya!

Di Tech in Asia Tour: Road to Jakarta, startup akan mengikuti kompetisi pitching dan pemenang dari setiap kota akan diambil untuk mendapatkan hadiah sebagai berikut:

  • Startup pass untuk menghadiri konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 pada tanggal 11 dan 12 November.
  • Booth gratis untuk memamerkan startup kamu di Bootstrap Alley Tech in Asia Jakarta 2015.
  • Tiket dan akomodasi gratis ke Jakarta selama konferensi Tech in Asia Jakarta 2015.

Kabar baiknya, kompetisi ini bisa kamu ikuti secara gratis tanpa perlu membayar biaya pendaftaran apapun. Cukup daftarkan startup kamu dengan klik tautan di bawah ini:

DAFTAR KOMPETISI PITCHING DI SINI

Segera daftarkan startup kamu, karena pendaftaran berakhir HARI INI (10 September 2015)! Kamu masih punya waktu sampai pukul 23:59 WIB nanti untuk mendaftarkan startup kamu.

Untuk jadwal dan persyaratan bisa kamu lihat di sini.

Selain mengikuti lomba pitching dan berkesempatan memenangkan hadiah-hadiah di atas, kamu juga bisa networking dengan para investor, startup lain, bahkan media. Kamu juga boleh mengajak teman kamu untuk melihatmu berlomba dan mengawali langkah kamu menjadi million dollar startup.

Tunggu apa lagi? Daftarkan startup kamu sekarang!

The post Surabaya, Daftarkan Startup Kamu di Tech in Asia Tour: Road to Jakarta Sekarang! appeared first on Tech in Asia Indonesia.

21% Smartphone Android Kini Gunakan Lollipop

Posted: 10 Sep 2015 12:49 AM PDT

Melalui laman khusus bagi developer, Google hari ini (10/9) mengumumkan bahwa hingga kini terdapat 21 persen gadget Android menggunakan OS Lollipop.

Lebih lanjut, jumlah gadget yang menggunakan Lollipop meningkat cukup drastis jika dibandingkan dengan persentase pengguna Lollipop di bulan Mei, yang berada di angka 9 persen. Saat ini, versi Android yang paling banyak digunakan adalah KitKat dengan persentase sebesar 39 persen dan disusul Jelly Bean dengan persentase 32 persen.

pengguna os android lollipop q3 2015

Pada bulan Agustus 2015 lalu, Google mengumumkan pembaruan OS Android 6.0 yang dinamakan Marshmallow. Hingga sekarang, masih belum diketahui kapan Google akan meluncurkan Marshmallow. Meskipun begitu, diduga versi terbaru dari Android ini akan diluncurkan dalam waktu dekat di Q3 2015.

Baca juga: Kumpulan Tips Memaksimalkan Google Now

Berdasarkan lansiran Engadget, CEO Google Sundar Pichai mengatakan bahwa fokus tim pada Marshmallow adalah untuk mengasah kualitas dari sistem operasi Android yang telah ada sebelumnya. Mengingat banyaknya smartphone yang kini diluncurkan langsung dengan OS Lollipop, tidak heran jika jumlah gadget yang menggunakan Lollipop meningkat tajam.

Untuk laporan lebih lengkap, kamu bisa mengaksesnya di sini.

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post 21% Smartphone Android Kini Gunakan Lollipop appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Startup Edtech asal Jepang Mana.bo Menjadi Pemenang Arena Tech in Asia Tokyo 2015

Posted: 10 Sep 2015 12:41 AM PDT

Konferensi Tech in Asia Tokyo 2015 telah terselenggara dengan sukses. Seperti pada konferensi sebelumnya, kami menghadirkan kompetisi pitching Arena sebagai rangkaian penutup acara. Pada Tech in Asia Tokyo 2015 ini, startup edukasi asal Jepang Mana.bo berhasil menjadi juara Arena.

Mana.bo berhasil memenangkan hadiah sebesar $10.000 (sekitar Rp141,79 juta) dan berhasil menyingkirkan delapan finalis lainnya. Selain uang tunai, Mana.bo juga berhak atas piala juara untuk mereka bawa pulang.

Mana.bo sendiri mengembangkan aplikasi untuk menghubungkan tutor dengan siswa yang tengah mengikuti juku, atau persiapan ujian masuk sekolah menengah dan universitas. Melalui aplikasi Mana.bo, siswa bisa meminta bimbingan kapan saja kepada tutor.

Nantinya tutor bisa membimbing secara real time menggunakan teks, video chat, atau white board virtual yang disediakan di aplikasi tersebut. Mana.bo menggunakan konsep layanan on-demand, memungkinkan siswa mengajukan pertanyaan yang nantinya akan dijawab oleh tutor yang menerima penawaran tersebut.

Startup ini berhasil merebut hati para juri dengan target pengguna dan bisnis model yang solid, serta pitching yang mengesankan. Para juri di Arena kali ini adalah Batara Eto, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures (Disclosure: East Ventures berinvestasi di Tech in Asia, baca halaman etika kami.); James Riney dari 500 Startups; Akio Tanaka, Co-Founder and Managing Partner Infinity Venture Partners; and Shinichi Iwata dari Atomico.

Sedangkan delapan startup lain yang ikut bertanding adalah Shakr, Playbasis, Dot, Bocco, Vibease, CollegeDunia, Yoyo, dan Yappli.

Baca juga: Bootstrap Alley Tech in Asia Tokyo 2015 [INFOGRAFIS]

Kompetisi Arena akan kembali hadir di Jakarta pada bulan November mendatang. Bagi kamu yang belum membeli tiket konferensi, segera dapatkan di sini!


Ini adalah bagian dari liputan kami di Tech in Asia Tokyo 2015, konferensi tahunan kami yang berlangsung tanggal 8 dan 9 September.

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Startup Edtech asal Jepang Mana.bo Menjadi Pemenang Arena Tech in Asia Tokyo 2015 appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Preview Monster Hunter Explore – Aksi Grinding yang Masih Tetap Memikat Hati

Posted: 10 Sep 2015 12:30 AM PDT

Mendengar judul Monster Hunter kamu pasti bisa membayangkan sebuah aksi perburuan maha dahsyat yang melibatkan monster raksasa, makhluk kucing berkaki dua, pedang raksasa, dan berbagai hal lainnya yang membuat franchise andalan Capcom ini digemari orang.

Monster Hunter Explore sendiri merupakan bentuk spin-off mobile terbaru dari serial Monster Hunter yang saya yakin tidak begitu asing di telinga kita semua. Setelah sebelumnya Capcom merilis Monster Hunter Freedom Unite untuk iOS pada Juli 2014 lalu, kali ini, Capcom menghadirkan pengalaman bermain yang jauh lebih simpel, namun tetap tidak menghilangkan formula grinding ala RPG yang menjadikan franchise ini begitu populer di mana-mana.

Monster Hunter Explore | screenshot 1

Seperti permainan Monster Hunter pada umumnya, dalam Monster Hunter Explore kamu diberikan fitur kustomisasi avatar yang terbilang lengkap. Di sini kamu bisa mengatur tampilan fisik dari karakter yang kita ciptakan, lalu memberinya berbagai set armor lengkap yang membuatmu semakin terlihat gagah saat bertempur.

Selain itu, dalam Monster Hunter Explore kamu juga bisa memilih satu dari dua belas jenis persenjataan yang disediakan. Mulai dari sebilah pedang raksasa, dual blade, panah, pedang tombak (alias lance), dan lain sebagainya. Semua senjata tersebut memiliki kelebihan kekurangannya masing-masing, dan akan menentukan peranan karakter kamu di saat melakukan raid bersama pemain lain.

Monster Hunter Explore | screenshot 2

Dari kesan yang saya dapatkan selama bermain, penyederhanaan kontrol dan gameplay merupakan kombinasi efektif yang dihadirkan Capcom untuk membuat Monster Hunter kali ini terasa begitu seru untuk dimainkan. Di sini kita diberikan skema kontrol bergaya arcade dengan memanfaatkan tombol joystick all-in-one yang akan kamu gunakan untuk menyerang dan bergerak di waktu bersamaan.

Lama tidaknya ayunan serangan kamu di saat menekan tombol tadi akan ditentukan sesuai tipe senjata yang kamu gunakan ketika berperang. Karakter dengan pedang besar tentunya akan memakan waktu ayunan pedang yang lebih lama dibandingkan mereka yang menggunakan tipe senjata shield and sword atau dual blade.

Monster Hunter Explore | screenshot 2

Kontrol yang terbilang sangat fleksibel tadi terbantu keberadaan fitur auto lock-on, yang akan aktif dengan sendirinya di saat monster yang kamu lawan sedang bergerak mendekat. Ini artinya, kamu hanya perlu untuk memposisikan diri di lokasi yang tepat, sebelum melancarkan serangan telak ke arah monster tersebut.

Untuk semakin menyederhanakan permainan Monster Hunter Explore, Capcom juga menghilangkan meteran stamina yang selama ini menjadi bagian dari strategi permainan Monster Hunter.  Hal tersebut otomatis membuatmu tak perlu repot-repot lagi untuk mengatur stamina yang kamu kerahkan ketika bertarung. Jadi cukup fokuskan aksimu untuk menyerang monster yang ada di depan mata sambil sesekali meneguk potion untuk mengembalikan kondisi health kamu seperti sedia kala.

Monster Hunter Explore | screenshot 4

Di sini kamu tak lagi bebas menjejajahi dunia yang dihuni bermacam monster

Membicarakan Monster Hunter saya pikir akan terasa kurang bila kita tidak membahas tantangan AI dari monster yang kita lawan di setiap misi. Di sini selain menghadapi keroyokan dari para monster-monster berukuran kecil, kita juga menghadapi monster jenis bos yang akan memberimu perlawanan sengit.

Saya akui di sini saya sempat direpotkan berkali-kali dengan ulah para bos yang terkadang gerak-geriknya terasa sangat susah sekali untuk dibaca. Oleh sebab itulah di setiap momen pertempuran, saya selalu mengamati perilaku monster yang saya lawan supaya bisa mengantisipasi serangan mereka yang bisa saja dilakukan dari gerakan ekor, tanduk, dan anggota tubuh lainnya.

Beruntung di sini saya juga merasa terbantu dengan keberadaan makhluk kucing Felyne yang menjadi partner kita bertempur. Meskipun damage yang mereka hasilkan tidaklah begitu besar, setidaknya keberadaan para maskot Monster Hunter ini selalu mengecoh para monster sehingga karakter saya bisa mencari celah yang pas untuk menyerang.

Monster Hunter Explore | screenshot 5

Terus terang aksi perburuan yang jauh lebih ringkas dalam Monster Hunter Explore, menjadikan versi kali ini begitu menarik untuk ditunggu kemunculannya dalam bahasa Inggris. Yep, kendala bahasa memang memberikan saya kesulitan untuk memahami beberapa fitur yang ada.

Namun yang pasti sepanjang preview game ini berlangsung, saya telah melihat adanya beberapa fitur menarik seperti daily event dan real-time multiplayer raid yang membuat pengalaman grinding di sini terasa sangat seru.

Sayangnya hingga saat ini kita masih belum mendapatkan kepastian apakah Monster Hunter Explore nantinya juga akan tersedia ke dalam versi bahasa Inggris atau tidak. Bila kamu tak sabar untuk mencoba game ini dan tidak keberatan dengan kendala bahasa Jepang yang ada di dalamnya, kamu bisa mencari aplikasi QooApp lalu mengunduh Monster Hunter Explore versi bahasa Jepang secara gratis. Lengkap dengan dukungan perkembangan update yang senantiasa diperbaharui di dalamnya.

The post Preview Monster Hunter Explore – Aksi Grinding yang Masih Tetap Memikat Hati appeared first on Tech in Asia Indonesia.

[Update] Game PlayStation Favorit Sepanjang Masa Penulis Tech in Asia Indonesia

Posted: 09 Sep 2015 11:30 PM PDT

Update – 10 September 2015

Ketika artikel ini ditulis, kita semua tengah merayakan ulang tahun ke-20 PlayStation. Kini artikel ini dibangkitkan lagi dalam rangka ulang tahun ke-20 PlayStation juga. Lo? Maksudnya apa?

Akhir tahun 1994 merupakan waktu di mana PlayStation pertama kali dirilis di Jepang, sedangkan 9 September 1995 adalah waktu di mana console ini dirilis pertama kalinya di luar Jepang, yaitu di Amerika Serikat. Jadi hari ini dan kemarin kita tengah merayakan akil balignya PlayStation dengan mulai beraksinya mesin ini di luar negara sendiri.

Jangan lupa cek juga review nostalgia dari console legendaris yang satu ini

Dalam rangka bernostalgia kembali dengan masa-masa di mana memilih game apa untuk dimainkan adalah pilihan terberat kita (meskipun sekarang itu juga masih menjadi pilihan berat), tidak ada salah kalau kita membicarakan lagi apa game favorit kita dari console abu-abu ini.

Oh iya, karena dalam sembilan bulan terakhir tim Tech in Asia Indonesia (bahkan ketika artikel ini ditulis kami masih bernama Games in Asia) kedatangan orang baru yaitu Iqbal dan Arya, di bawah ini kedua orang tersebut pun ikut berbagi tentang game favorit mereka dari PlayStation. Tanpa basa-basi lagi, langsung saja masuk ke pembahasannya. Share juga ya game favoritmu melalui kolom komentar.


Artikel Asli – 4 Desember 2015

Kemarin Sony merayakan ulang tahun ke-20 dari salah satu produk andalan mereka, PlayStation. Selama sepak terjangnya melintasi empat generasi console, PlayStation telah menemani jutaan gamer di luar sana. Tapi di antara berbagai iterasi mesin baru, tentunya tidak akan ada yang bisa mengalahkan kesan yang diberikan oleh generasi pertama dari PlayStation.

Dalam rangka merayakan ulang tahun ke-20 dari console tercinta ini, sekaligus sebagai bentuk apresiasi atas kesenangan-kesenangan yang diberikan, kami di sini akan menyajikan daftar 3 game dari PlayStation favorit sepanjang masa masing-masing penulis Games in Asia. Tentu saja kamu juga bisa ikut memamerkan game favorit kamu, dan bersama-sama kita akan mengarungi nuansa nostalgia dengan PlayStation.

P.S. Sebelum memulai, mari kita buka daftar game di bawah dengan menggunakan suara indah berikut.


Mohammad Fahmi

Final Fantasy IX

Final Fantasy IX | Screenshot (3)

Jika ditanya oleh siapapun tentang apa game favorit saya sepanjang masa, saya jelas tidak akan ragu akan menyebut nama Final Fantasy IX. Game ini adalah salah satu game yang mengenalkan saya kepada genre favorit saya yaitu JRPG. Selain itu segala aspek dari Final Fantasy IX juga dibuat dengan sangat apik. Mulai dari cerita, gameplay, art direction, grafis, musik, dan lain sebagainya. Sesuai kata pepatah, “tidak ada game sempurna, kecuali Final Fantasy IX“, entah pepatah dari mana itu. Oh iya, Final Fantasy IX juga merupakan RPG pertama yang saya tamatkan sendiri … dengan bantuan GameShark tapi. :p

Cek juga ulasan nostalgia Final Fantasy IX yang pernah saya bahas

Suikoden II

Suikoden II - Screenshot (6)

Jika Final Fantasy VIII adalah RPG pertama yang pernah saya lihat, dan Final Fantasy IX adalah RPG pertama yang saya tamatkan, maka Suikoden II merupakan RPG pertama yang saya mainkan.

Game ini memiliki kesan yang sangat dalam bagi saya pribadi. Entah sudah berapa ratus jam dan berapa sesi permainan saya habiskan mengumpulkan lebih dari 108 karakter dan mengikuti kisah penuh intrik politik dengan unsur persahabatan dan kekeluargaan yang sangat kental ini. Sebelum ada Game of Thrones, PlayStation sudah punya seri Suikoden yang tidak kalah keren!

Jelas saya juga sudah menyiapkan ulasan nostalgia lengkap dari Suikoden II untuk kamu

Legend of Mana

Legend of Mana | Screenshot 2Legend of Mana | Screenshot 2

Sekarang mungkin sudah ada banyak game yang memiliki grafis indah. Sebut saja RPG seperti Child of Light, Bastion, atau Transistor yang memamerkan kualitas visual bak lukisan yang memanjakan mata. Tapi sebelum seluruh game tersebut muncul, mata saya sudah dimanjakan oleh RPG buatan Squaresoft untuk PlayStation yaitu Legend of Mana.

Dengan kisah yang disampaikan tidak berurutan, dunia yang bebas kamu bangun sendiri, serta karakter-karakter yang sangat berkesan, Legend of Mana telah mengisi masa kecil saya dengan sebuah pengalaman tak terlupakan. Tidak lupa juga musik-musik besutan Yoko Shimomura di game ini bisa dibilang merupakan salah satu soundtrack game favorit saya sepanjang masa. Oh iya, game ini juga merupakan RPG pertama yang saya miliki sendiri lho (walaupun dalam format bajakan tentunya).

Kami juga punya ulasan nostalgia Legend of Mana lho, walaupun seandainya saya yang menulisnya, pasti sudah saya kasih nilai 6 dari 5 :p


Risky Maulana

Grand Theft Auto II

GTA 2 | screenshot

Jika melihat perjalanan Grand Theft Auto di console PSX lebih dari satu dekade silam, bagi saya pribadi GTA 2 merupakan nostalgia spesial yang keberadaannya tidak akan tergeserkan oleh penampilan visual GTA sekarang. Meski grafisnya tidak sebagus versi PC, luasnya kota retro futuristik serta implementasi faction system di GTA 2 menyisakan kesan yang sangat menarik.

Saya sendiri masih ingat bagaimana saya harus menyelesaikan misi faksi Yakuza untuk mengobrak-abrik markas korporat Zaibatsu, menculik kawanan geng Krishna Hare untuk dimasak jadi hot dog, menabrak gerombolan Elvis, dan lain sebagainya. Jika saya berkesempatan untuk mengulangi game PSX apa yang ingin saya mainkan minggu ini, mungkin GTA 2 adalah jawaban paling absolut dari saya :).

Bishi Bashi Special

Bishi Bashi | Screenshot

Selain Winning Eleven, dulu saya mengenal nama Konami sebagai publisher kompilasi mini game unik yang cukup sinting berjudul Bishi Bashi Special. Game multiplayer party ini merupakan pilihan saya dalam menghabiskan waktu berkumpul bersama saudara jauh saya karena beragam pilihan mini game absurd yang dimilikinya.

Mulai dari melemparkan kue pai di antara sekian kerumunan pengunjung resepsi pernikahan, kabur dari penjara, menekan tombol D-pad secara tepat agar karaktermu berubah menjadi Kamen Rider, dan lain-lain.

Selain console, Bishi Bashi sendiri juga dirilis ke dalam versi arcade dengan implementasi tombol joystick yang berukuran besar. Saya pribadi lebih memilih varian PSX karena selain jauh lebih ringkas, Konami berbaik hati dengan menghadirkan dua seri Bishi Bashi sekaligus dalam satu CD.

Ahh … sungguh sebuah memori yang menyenangkan jika Bishi Bashi Special diingat-ingat kembali. Jika kamu butuh suntikan nostalgia untuk mengingat kembali Bishi Bashi, mungkin video berikut ini bisa membangkitkan kenanganmu saat berjuang keras mengalahkan partnermu di depan TV dulu.

Metal Gear Solid

Metal Gear Solid | screenshot

Snakee.. Snakeee… Snakeeee!

Masih ingat kalimat yang diucapkan Kolonel Campbell saat jagoanmu mati di Metal Gear Solid dulu? Well, menyebut Metal Gear Solid sebagai game terbaik pilihan saya bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Saat dirilis di PSX tahun 1998 dulu, Metal Gear Solid merupakan game action berbasis stealth yang sukses menjadi perbincangan banyak orang di luar sana.

Fenomena yang sama itu jugalah yang membawa saya bertualang di Shadow Moses sekitar 15 tahun silam. Meskipun konflik yang diceritakan Kojima terbilang sangat berat bagi saya (dulu), tapi yang jelas, permainan saya di Metal Gear Solid sangat terbantu dengan banyaknya walkthrough yang dikeluarkan majalah game lokal di masa lalu. Ahh… memori.

Nostalgia Review Metal Gear Solid – Wajah Baru dari Pelopor Genre Stealth yang Melegenda


Hendri Salim

Galerians

Galerians Box Shot

Galerians bisa dibilang pengalaman pertama saya memainkan sesuatu yang cukup berat dalam segi cerita. Sebelum Galerians, saya banyak bermain game yang hanya membutuhkan refleks  seperti Crash Bandicot atau Bushido Blade.

Di Galerians saya diajak untuk mengerti cerita (yang sebenarnya juga tidak 100% saya mengerti karena kemampuan bahasa yang terbatas) dan juga terlibat secara emosional. Galerians sebenarnya tidak terlalu berat dan kompleks, tapi karena ini pengalaman pertama saya, jadinya sangat berbekas di hati. Saya masih bisa ingat dengan jelas hari-hari di mana saya berharap saya mempunyai kekuatan psikokinesis seperti Rion.

The Legend of Dragoon

Legends of Dragoon Box Shot

The Legend of Dragoon adalah RPG pertama yang saya tamatkan di PlayStation. Dan bagian terbaiknya adalah saya menamatkannya di rumah teman bernama Ronald (Hai Ronald, jika kamu membaca ini. Thanks for letting me use your PlayStation!). Pada kala itu kebanyakan teman saya tidak menyukai The Legend of Dragoon karena untuk bertarung kamu akan dipaksa untuk menekan tombol dengan timing yang tepat. Kebanyakan dari teman saya berfikir bahwa ini hal yang sulit dan merepotkan.

Sebaliknya, saya kebetulan dapat dengan mudah mengeksekusi combo demi combo sehingga saya dapat menikmati The Legend of Dragoon. Setelah menamatkannya saya merasa bahwa The Legend of Dragoon adalah RPG yang bagus, tapi jika sistem pertarungannya tidak seperti ini maka lebih banyak lagi orang yang dapat menikmatinya. Sampai detik ini saya terkadang masih memainkan The Legend of Dragoon di PlayStation 3 saya.

Tekken II

Saya yakin dengan sepenuh hati bahwa Tekken II adalah game fighting dengan grafis terbaik. Adegan pembuka Tekken II di mana Nina sedang duduk manis dan menyibak rambut adalah buktinya. Rambut Nina terlihat alami dan digambar satu per satu, sementara kebanyakan game lain akan membuat karakter mereka seperti menggunakan helm berbentuk rambut. Inilah yang ada dipikiran saya selama 15 tahun terakhir.

Tapi ketika saya melihat trailer Tekken II sesaat sebelum membuat daftar ini saya benar-benar terkejut. Apa yang sebenarnya ditampilkan dan apa yang ada di kepala saya benar-benar berbeda. Nina sama sekali tidak terlihat hidup dan rambutnya ternyata setebal spageti! Tapi kamu tidak bisa menyalahkan saya karena saya hanyalah bocah kala itu.

Tekken II adalah game fighting pertama saya di PlayStation dan rasanya hampir setiap hari saya berlatih combo. Tekken II pernah menjadi sebagian besar dari hidup saya dan tidak banyak game yang bisa melakukan hal ini.

Sedikit bonus, ada banyak game yang memiliki intro movie yang bagus, namun ini adalah favorit saya.


Kevin Sutanto

Brave Fencer Musashiden

Brave Fencer Musashi | Screenshot

Atau yang seringkali disebut Brave Fencer Musashi ini yang memperkenalkan saya akan dunia action-RPG yang penuh dengan level yang asik, mekanisme 'menyedot' kekuatan lawan yang adiktif, visual yang imut, serta cerita yang seru untuk diikuti. Sayang sekuelnya di PlayStation 2 tidak memiliki atmosfer petualangan yang sama. Wah, rasanya ini benar-benar game yang membuat saya tidak bisa bangun dari tempat duduk!

Monster Rancher

Monster Rancher | Battle Screenshot

Banyak orang mungkin akan mengatakan Pokémon kalau ditanya soal game ‘pelihara monster’ terbaik. Tapi bagi saya, Monster Rancher akan tetap menjadi nomor satu. Dengan mekanisme merawat monster yang benar-benar seru serta fitur membaca CD lain untuk dibuat menjadi monster (yang menyebabkan saya membongkar koleksi CD lagu ayah saya), game ini memiliki tempat khusus di hati saya. Rasanya seru sekali untuk mencoba-coba setiap CD yang ada untuk mengetahui monster apa yang akan muncul selanjutnya.

Wild Arms 2nd Ignition

Opening-nya itu lho~. Sisanya sih saya nyerah ketika memainkan puzzle dalam game ini.

Eits jangan lupa cek ulasan game ini yang baru dibuat oleh Fahmi minggu lalu


Nizar Tegar

Final Fantasy VIII

Final Fantasy VIII | Screenshot (2)

Fithos … Lusec … Wecos … Vinosec …

Lirik lagu Liberi Fatali di atas masih terngiang di ingatan saya apabila kembali mengingat kenangan bermain Final Fantasy VIII. Meskipun dulu saat SMP saya lebih mengingat lirik tersebut dengan lafal versi saya sendiri yang berbunyi “Hiifooss … Luusee … Hiifooss … Hifosee …” , hehehe.

Final Fantasy VIII merupakan salah satu game yang membuat saya cinta dengan PS One. Banyak hal yang membuat saya jatuh hati dengan JRPG satu ini. Selain musik yang mengiringi petualangan Squall, salah satunya di Balamb Garden, saya juga terpukau dengan indahnya FMV (Full Motion Video) yang menghiasi sepanjang permainan. Rasanya tidak ada bosan-bosannya saya menonton kecantikan Rinoa di setiap adegan FMV yang disajikan. Apalagi saat adegan dansa Squall yang kikuk dengan Rinoa yang elegan, sungguh masih memberikan kesan yang mendalam.

Saya teringat memiliki jadwal khusus bersama dengan sohib kental sesama gamer, hanya untuk bersama-sama menjajal segala keindahan yang ada di dunia Final Fantasy VIII. Bahkan saat itu saya merelakan uang jajan untuk membeli walkthrough tebal dan mahal yang dijual di salah satu toko game terkemuka di kota asal saya, Bandung. Mmm … nostalgia.

Bosan mendengar curhatan nostalgia saya  tentang Final Fantasy VIII :P, kamu bisa baca ulasan mendalam tentang kisah Squall dan Rinoa yang sudah dibuat Fahmi

Harvest Moon

Harvest Moon: Back to Nature | Screenshot 3

Nah ini dia, game PS One yang membuat saya sering begadang semalaman. Bercocok tanam, merawat hewan ternak dan mengejar cinta. Itu kegiatan yang saya lakukan berulang-ulang namun tidak ada kata bosan dan lelah menjalaninya. Memori yang menyenangkan adalah saat mengejar Ellie, seorang perawat baik hati, yang seingat saya sangat menyukai hadiah berupa bunga. Perubahan perasaan Ellie yang diindikasikan dengan perubahan warna hatinya menjadi sesuatu yang saya tunggu. :)

Ulasan dari Fahmi tentang Harvest Moon ini akan membuat kamu lebih pintar memahami fakta menarik tentang Mineral Town dan orang-orang di dalamnya

Metal Gear Solid

Metal Gear Solid Psycho Mantis | Screenshot

David Hayter (Snake) my man!, saya beruntung mengenal suara paling macho dan keren sedunia lewat Metal Gear Solid. Game besutan sang maestro Hideo Kojima ini merupakan game “serius” pertama, yang saya mainkan dan makin mengukuhkan kecintaan saya terhadap dunia game. Segi cerita yang unik dengan berbagai mekanisme permainan yang tidak lazim di zamannya membuat kenangan bermain Metal Gear Solid sangat kuat menempel di benak saya.

Hal yang paling berkesan di Metal Gear Solid adalah saat saya berhadapan dengan bos Psycho Mantis yang sulit dikalahkan karena memiliki kemampuan untuk membaca masa depan. Namun ketika saya memindahkan controller player 1 ke slot controller player 2, tiba-tiba si Psycho Mantis tidak bisa membaca serangan apa yang akan saya lancarkan. Wow, mekanisme tersebut masih membuat saya kagum hingga saat ini dan menjadi kenangan tersendiri yang sangat membekas di ingatan.


Iqbal Kurniawan

Tekken 2

Tekken 2 Cover | Featured

Game fighting yang satu ini adalah alasan mengapa saya bersikeras minta dibelikan console PSOne. Sebagai penggemar genre fighting sejak zaman Street Fighter orisinal di PC, grafis 3D pada Tekken II yang saya lihat di game center terdekat langsung meracuni otak saya.

Saya juga merasakan paradoks yang dialami Hendri di atas. Grafis Tekken 2 terlihat begitu memukau di mata saya yang masih duduk di sekolah dasar. Opening scene game tersebut terlihat sangat bagus dibandingkan game sejenis pada masanya. Walau apabila dilihat lagi sekarang, saya mulai terasa cukup aneh dengan mimik muka para karakter yang terlihat seperti robot.

Selain grafis yang mampu menyihir saya, Tekken 2 juga mengenalkan saya pada dunia fighting 3D dengan skema bertarung yang cukup berbeda dari game fighting 2D. Di sinilah pertama kalinya saya tidak perlu merusak d-pad pada controller dengan memasukkan jurus seperempat lingkaran atau bahkan lingkaran penuh seperti game fighting sebelah (*uhuk Street Fighter *uhuk).

Suikoden

Bila Tekken 2 adalah game fighting pertama yang saya mainkan di console PSOne, maka Suikoden adalah RPG perdana saya yang tamatkan di console 16-bit tersebut. Ini juga yang menjadi cikal bakal adiksi saya terhadap seri Suikoden hingga kini.

Harus saya akui, saya tidak memiliki harapan apa pun ketika membeli Suikoden. Gambar cover art pada game yang mengingatkan saya spanduk film lokal zaman dulu jelas bukanlah alasan saya membeli Suikoden. Namun, setelah beberapa jam larut dalam ceritanya yang penuh intrik langsung membuat saya jatuh hati terhadap kisah Suikoden secara keseluruhan.

Ini adalah pertama kalinya saya mengenal dunia RPG yang bukan bercerita tentang penyelamatan dunia dari sebuah bencana besar. Karakter protagonis maupun antagonis di sini memberi kesan manusia yang sangat dalam di hati saya, karena masing-masing sebenarnya tidak menginginkan perang di Scarlet Moon Empire terjadi. Hal ini juga yang menyebabkan saya tidak pikir panjang ketika Suikoden kembali dirilis di PS3 dan PS Vita beberapa waktu lalu.

Nostalgia Review Suikoden – Sebuah Game yang Mendobrak Berbagai Norma Genre pada Masanya

Ridge Racer Revolution

Tampaknya kesan pertama memang sulit dihapus dari benak saya, karena Ridge Racer Revolution adalah game racing perdana yang saya punya di PSOne. Game ini dibundel menjadi satu oleh toko game tempat saya membeli console tersebut, dan sampai sekarang saya pun masih bisa mengingat tiap tikungan yang ada di sini.

Sebagai sebuah game racing arcade, Ridge Racer Revolution menghadirkan gameplay yang bisa dinikmati oleh anak kecil sekalipun. Mekanisme balapan di sini dapat dikuasai dengan hanya mengandalkan tombol gas dan rem.

Selain itu, tampilan game racing yang dikemas dalam grafis 3D di Ridge Racer Revolution juga menghadirkan sensasi yang benar-benar berbeda dari game OutRun maupun Hang-On yang pernah saya mainkan sebelumnya. Ini adalah pertama kalinya saya melihat sebuah console dapat memamerkan grafis yang tidak kalah bagus dengan SEGA Rally di mesin arcade. Betul-betul menakjubkan!


Arya W. Wibowo

Front Mission 3

Front Mission 3 | Screenshot

Front Mission 3 adalah salah satu game yang pernah saya tamatkan lebih dari satu kali. Sebabnya bukan hanya karena terdapat dua alur cerita di game ini, tetapi juga gameplay keren dan tema robot yang memang saya sukai. Termasuk juga cerita yang cukup dalam dan memiliki plot twist di akhir.

Satu lagi yang menarik di Front Mission 3 adalah kamu bisa bertualang ke Indonesia dalam satu cabang cerita. Di sini kamu akan bertemu dengan Hatta, seorang pejuang di Indonesia yang tentunya sudah bisa kamu kira-kira asal namanya dari mana.

Front Mission 3 berhasil memuaskan hasrat masa kecil saya dalam hal memodifikasi bagian-bagian robot agar semakin kuat sembari tetap membuatnya terlihat keren. Kombinasi serangan yang ada juga menjadi sesuatu yang adiktif bagi saya di masa itu.

Winning Eleven

Winning Eleven | Screenshot

Anak Indonesia tahun 90-an mana yang tidak mengenal Winning Eleven? Game ini digandrungi para anak muda di masa jayanya, yang berimbas pada menjamurnya tempat penyewaan PS di Indonesia. Saya sendiri selalu menghabiskan sebagian waktu bermain di akhir pekan bersama saudara atau teman memainkan game ini.

Winning Eleven memiliki gameplay yang revolusioner di masa itu, dan berhasil menggeser dominasi FIFA di Indonesia. Tetapi hal yang paling mempengaruhi laku kerasnya Winning Eleven di Indonesia adalah tersedianya berbagai modifikasi yang memungkinkan kita bermain liga-liga top dunia.

Winning Eleven waktu itu selalu menjadi game yang paling sering dimainkan ketika menginap di rumah teman. Bahkan alasan menginap pun sebenarnya dalam rangka bermain Winning Eleven semalaman.

Nostalgia Review Winning Eleven – Legenda Sepak Bola PlayStation

Tekken 3

Tekken 3 | Screenshot

Dari sekian banyak game fighting di PS, Tekken 3 bagi saya adalah yang terbaik dan yang membuat saya melirik genre ini pada waktu itu. Game ini saya lihat menjadi standar bagi iterasi Tekken selanjutnya dari segi gameplay dan cara bertarung.

Karena Tekken 3, hingga saat ini seri Tekken menjadi game fighting yang cara bermainnya paling familier bagi saya. Jika ingin bermain game fighting lain, biasanya saya harus beradaptasi terlebih dahulu dan melupakan sejenak cara bertarung di Tekken. Hanya satu game fighting lain yang saya terbiasa, yaitu seri Soul Calibur yang baru saya mainkan di PS2.

Karakter-karakter baru seperti Eddy Gordo, Hwoarang, dan Ling Xiaoyu menjadi favorit sepanjang masa bagi saya dan hadirnya karakter spesial seperti Gon dan Dr. B juga menambah nilau plus Tekken 3. Oh iya, tidak lupa juga mode Tekken Force dan Tekken Volley yang juga sangat seru!


Jadi, itu sedikit curhatan nostalgia dari kami para penulis yang berhutang budi banyak pada PlayStation. Sebelum mengakhiri sesi curhat ini, saya akan menyampaikan sedikit kata-kata indah yang saya baca di akun Facebook PlayStation Asia mengenai nama Memory Card:

Why are they called “memory card” but not “save data card”?

Because inside the card are memories..

Ini cerita kami, mana ceritamu?

The post [Update] Game PlayStation Favorit Sepanjang Masa Penulis Tech in Asia Indonesia appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Com2uS Adakan Acara Community Gathering untuk para Penggemar Summoners War

Posted: 09 Sep 2015 11:01 PM PDT

Developer sekaligus penerbit game asal Korea Selatan, Com2uS, semalam mengadakan acara Community Gathering dengan mengundang para penggemar game Summoners War. Acara yang bertempat di Comma Coworking Space Jakarta Selatan tersebut berjalan meriah dengan menghadirkan bintang tamu gamer profesional Nixia dan vlogger YouTube Bayu Skak yang datang langsung dari Kota Malang.

Untuk membuka serangkaian acara semalam, Ibu Kerrie Chen selaku Marketing Manager Com2uS Taiwan mengungkapkan kegembiraannya karena akhirnya dapat menghadirkan dukungan bahasa Indonesia pada game Summoners War. Ia mengaku ingin mempererat hubungan dengan para penggemar di tanah air karena Indonesia memiliki peran penting di mata Com2uS.

Nixia Kerrie Chen Bayu Skak | Photo

(Kiri – Kanan) Nixia, Kerrie Chen, Bayu Skak pada Community Gathering Summoners War

Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi bermain Summoners War bersama Nixia dan Bayu Skak. Para penggemar yang hadir di acara tersebut mencoba peruntungannya untuk mengalahkan kedua sosok tenar di dunia gaming Indonesia itu demi mendapatkan sejumlah hadiah eksklusif seperti figur Archangel yang tidak dijual di mana pun serta case smartphone bergambar Summoners War.

Acara yang berlangsung selama kurang lebih dua jam tersebut ditutup dengan sesi foto bersama para pengunjung serta bintang acara. Semoga acara ini menjadi pelopor dari berbagai acara menarik maupun game keren lainnya yang Com2uS hadirkan untuk para gamer mobile di nusantara.

The post Com2uS Adakan Acara Community Gathering untuk para Penggemar Summoners War appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Kumpulan Tip dan Trik Menggunakan MIUI yang Perlu Kamu Ketahui

Posted: 09 Sep 2015 10:29 PM PDT

Apakah kamu pengguna ROM MIUI atau pengguna smartphone Xiaomi? Jika iya, kali ini saya telah merangkum kumpulan trik dan tips menarik menggunakan MIUI yang perlu kamu ketahui.

Baca juga: Cara Melakukan Upgrade Smartphone Xiaomi ke MIUI 7 Beta

Menyalakan senter dengan mudah

Gif1

Sedang berada di ruangan gelap? Kamu bisa mengaktifkan fitur senter — apabila smartphone kamu dilengkapi dengan flash — saat berada di tampilan lockscreen dengan menahan tombol home beberapa saat hingga fitur senter tersebut muncul. Hal ini membuat kamu tidak perlu lagi membuka lockscreen dahulu untuk kemudian membuka aplikasi senter.

Buka aplikasi kamera dengan cepat

miui 3

Ada momen yang ingin kamu abadikan dengan cepat? Kamu bisa mengakses aplikasi kamera cukup dengan melakukan swipe dari kanan ke kiri pada tampilan lockscreen.

3 alternatif mengambil screenshot

MIUI ternyata dilengkapi dengan beberapa teknik dan kombinasi tombol untuk mengambil screenshot. Cara pertama adalah dengan menekan ikon screenshot yang berada di notification bar. Kedua, kamu bisa menekan tombol volume bawah dan tombol power sekaligus. Ketiga, adalah kamu bisa menekan tombol volume bawah dan tombol menu secara bersamaan.

Dari pengalaman saya, cara ketiga lebih efektif dan lebih responsif dibandingkan dua teknik lainnya. Jadi saya sarankan kamu menggunakan teknik ketiga untuk mengambil screenshot. Seperti untuk mengambil screenshot game, aplikasi, atau lainnya.

Lihat aplikasi yang sedang berjalan dengan lebih jelas

miui 4

Saat kamu menekan tombol menu, kamu akan melihat deretan ikon dari aplikasi-aplikasi yang sedang berjalan. Kamu bisa mengubah tampilan tersebut menjadi lebih jelas dengan menggunakan dengan melakukan pinch layar smartphone kamu menggunakan dua jari kamu. Setelah itu tampilan menu akan berubah yang semula hanya berupa ikon saja menjadi lebih lengkap dengan tampilan review dari aplikasi yang sedang berjalan.

Merapikan aplikasi

miui 2

Punya banyak aplikasi, tapi malas merapikannya? Jangan khawatir karena kamu bisa merampikannya dengan mudah. Cukup dengan menahan tombol menu, hingga muncul tampilan edit menu kemudian shake atau kocok perlahan smartphone kamu. Secara otomatis ikon-ikon aplikasi kamu akan tertata secara rapi.

Tinjau banyak notifikasi sekaligus

Ada banyak notifikasi yang muncul pada ikon aplikasi chatting kamu? Kamu bisa menghilangkan notifikasi tersebut dengan mudah dengan cara melakukan tap dua kali pada ikon aplikasi tersebut, dan akan muncul sebuah review yang berisi detail dari notifikasi-notifikasi tersebut. Setelahnya, secara otomatis notifikasi warna merah yang ada pada ikon aplikasi akan hilang.

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Kumpulan Tip dan Trik Menggunakan MIUI yang Perlu Kamu Ketahui appeared first on Tech in Asia Indonesia.

XSEED Games Menghadirkan Edisi Terbatas dari The Legend of Heroes: Trails of Cold Steel

Posted: 09 Sep 2015 10:12 PM PDT

Apakah kamu sudah cukup lama menunggu RPG dari Falcom ini? Maka, mungkin kamu mau mempertimbangkan untuk membeli sesuatu yang lebih untuk The Legend of Heroes: Trails of Cold Steel. XSEED Games mengumumkan bahwa mereka akan merilis edisi terbatas dari The Legend of Heroes: Trails of Cold Steel baik untuk versi PS3 maupun PS Vita. Edisi terbatas bertajuk “Lionheart Edition” ini akan menghadirkan beberapa bonus menarik seperti:

  • Artbook seratus halaman lebih berisi artwork dari The Legend of Heroes: Trails of Cold Steel serta sekuelnya yaitu The Legend of Heroes: Trails of Cold Steel II.
  • Pin berukuran 1,5 inci (3,81 cm) yang memperlihatkan lambang negara Erebonia.
  • Kotak khusus berbentuk clamshell supaya kamu bisa menyimpan game The Legend of Heroes: Trails of Cold Steel dan juga The Legend of Heroes: Trails of Cold Steel II begitu sekuel tersebut rilis pada tahun 2016.

The Legend of Heroes Trails of Cold Steel - Limited Edition Photo

The Legend of Heroes: Trails of Cold Steel merupakan seri The Legend of Heroes yang pernah dirilis oleh Falcom di Jepang pada tahun 2013 lalu dengan nama The Legend of Heroes: Sen no Kiseki. Game ini menghadirkan permainan turn-based RPG yang unik, sistem ARCUS yang menarik, serta cerita yang menggugah untuk diikuti.

Cek juga ulasan untuk game Legend of Heroes yang lain, Trails in the Sky

Game ini juga mendukung sistem cross-save supaya kamu bisa memindahkan save data dari PS3 ke PS Vita atau sebaliknya. The Legend of Heroes: Trails of Cold Steel akan dirilis pada musim liburan (Oktober-Desember) tahun 2015.

The post XSEED Games Menghadirkan Edisi Terbatas dari The Legend of Heroes: Trails of Cold Steel appeared first on Tech in Asia Indonesia.

AppsCoast, Mencoba Mengakomodasi Kebutuhan Informasi Dunia Startup Teknologi Lewat Podcast

Posted: 09 Sep 2015 10:01 PM PDT

Apakah kamu termasuk orang yang gemar mendengarkan podcast? Bila ya, semoga saja kamu senang dengan hadirnya TALKShow, program podcast Tech in Asia yang tayang setiap hari Jumat. Namun kali ini, bukan produk podcast kami yang akan dibahas, melainkan AppsCoast.

Mungkin saat pertama kamu mendengarnya, ingatan akan terlempar pada AppsCo. Ya, kami pernah membahasnya pada awal tahun ini dan AppsCoast sendiri merupakan layanan baru dari AppsCo yang berfokus di ranah podcast.

Hadirkan podcast dengan kualitas radio

AppsCoast sendiri dikembangkan oleh CEO Arif Fajar Saputra dan partnernya Riza Fahmi. Arif yang memang berlatar belakang penggemar audio dan sempat lama bekerja di industri kreatif bagian audio ini melihat bahwa rata-rata podcast di Indonesia masih terlalu "kering". "Isinya hanya orang ngobrol saja, nggak ada geregetnya gitu," tutur Arif membuka percakapan.

Kecintaan Arif terhadap dunia audio dan broadcasting membuatnya mendirikan layanan AppsCoast pada Februari 2015 lalu. "Kami membuatnya berbeda dengan podcast kebanyakan, karena kualitas yang kami tawarkan adalah radio quality," lanjutnya.

Tak heran ketika menyimak podcast dari AppsCoast, rasanya mirip dengan mendengarkan streaming radio. "Itu memang maunya kami, supaya orang ketika mendapatkan informasi terasa menyenangkan," tambah Arif.

Terkait nama, Arif tidak menampik bila nama mereka merupakan perpanjangan tangan dari Apps Colony (AppsCo). "Hanya saja mungkin banyak yang belum tahu kalau AppsCo itu awalnya adalah singkatan dari Anak Panglima Polim Selalu Kompak, alay banget ya," ujarnya seraya tertawa.

Fokus pada tech startup

Proyek podcast bukan hal baru bagi Arif. Sebelumnya ia pernah membuat Geeks Bible. Channel podcast tersebut berisi informasi terbaru tentang musik, fashion, dan lifestyle. "Namun karena satu dan lain hal, channel ini vakum," tutur Arif.

Setelahnya Arif juga sempat membuat podcast yang bahasannya seputar film namun hanya berjalan beberapa episode saja. "Nah setelah itu kami berpikir bahwa AppsCoast harus berbeda, dan jadilah tech startup yang menjadi pilihan fokus kami," lanjutnya.

Terkait pemilihan fokus ini, Arif menilai bahwa dirinya tertarik bertemu dengan orang baru dan memiliki rasa penasaran yang tinggi terhadap orang-orang di belakang startup. "Makanya script yang kami buat juga kebanyakan berisi mengenai pertanyaan yang berasal dari rasa ingin tahu saya sendiri," katanya lagi.

Menjadi medium alternatif selain bacaan

Saat ini kamu dengan mudah menemukan banyak portal berita yang membahas tentang teknologi dan startup. Namun Arif menilai tidak semua orang suka membaca. "Mereka ingin mendapatkan update informasi, tapi kadang tidak sempat mengakses situs yang menghadirkan teks. Di sinilah peran audio," tuturnya.

AppsCoast Screenshot_2

AppsCoast sendiri hadir dengan episode baru setiap dua minggu. Setiap startup yang mereka undang ke studionya di kawasan Panglima Polim, Jakarta ini rata-rata sudah memiliki traksi, seperti Geekhunter dan Sribulancer. "Tapi kami terbuka untuk semua tech startup," jelasnya.

Selain menghadirkan bintang tamu dari startup, AppsCoast rencananya juga akan mengundang sejumlah venture capital di episode-episode berikutnya. "Sejauh ini ada 18 episode. Kalau startup biasanya yang hadir adalah CEO atau CMO-nya, maka untuk VC mungkin managing partner-nya," tambah Arif.

AppsCoast juga memiliki fitur Siliconation yang berisi rangkuman berita mengenai tech startup dari berbagai situs berita dalam format audio. Sekilas hal ini mirip dengan apa yang dilakukan Tech in Asia dengan TALKShow-nya, mengangkat topik-topik menarik dari user generated content dan menghadirkan kembali dalam format audio.

Peluang dan tantangan podcast di Indonesia

Ketika ditanya mengenai tantangan dari ranah podcast sendiri, Arif melihat bahwa Indonesia saat ini masih berada di gelombang pertama. "Kalau di negara lain seperti US sudah gelombang kedua sehingga monetisasinya sudah berjalan baik," ujarnya.

Dari 18 episode yang sudah diproduksi AppsCoast sepanjang tahun ini, Arif mengaku belum berhasil menjaring banyak pendengar. "Tricky memang, episode yang paling banyak di-play baru sampai 500-an orang," ujarnya.

Untuk menyiasati hal itu, Arif melihat kunci dari keberhasilan startup yang bergerak di bidang podcast adalah distribusi. "Kami berencana lebih banyak lagi menggandeng startup. Saat ini kami sudah melakukannya dengan Kaskus. Kantor kami juga terbuka untuk meetup," imbuhnya.

Ke depan, Arif memasang target bisa mendapatkan 10.000 pendengar dari setiap episode mereka. Selain itu AppsCoast juga berencana untuk membuat video podcast. "Misalnya A Week with CEO. Nanti kami bikin tuh aktivitas harian dia dari bangun sampai tidur lagi," tuturnya.

Dengan kondisi ini, AppsCoast belum berencana melakukan monetisasi. "Sekarang kami nabung konten dulu sebanyak-banyaknya. Rencana monetisasi sih mungkin dengan ad lib, tapi sejauh ini belum sih. Kami melakukannya karena suka, dan ingin membantu komunitas startup-nya juga," ujar Arif.

Bagaimanapun, perjalanan AppsCoast di ranah ini sepertinya masih sangat panjang untuk mencapai target yang diinginkan. Startup lain yang juga menghadirkan konten podcast adalah Teman Macet.

Baca Juga: Kumpulan Aplikasi Podcast Gratis untuk Android

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post AppsCoast, Mencoba Mengakomodasi Kebutuhan Informasi Dunia Startup Teknologi Lewat Podcast appeared first on Tech in Asia Indonesia.

No comments:

Post a Comment

Sponsor

Latest Game News

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sponsor

pasang iklan baris gratis