Game Di Indonesia |
- Seperti Apa Hubungan Smart Economy dan Industri ICT Saat ini? Temukan Jawabannya di SCBTII 2015!
- 5 Game Mobile Keren di Tokyo Game Show yang Entah Kapan Akan Mendapatkan Versi Internasional
- [Hands-on] Dark Souls III – Kembalinya Bar MP
- Trailer Final Fantasy: Brave Exvius Memukau para Pengunjung Booth Square Enix di Tokyo Game Show 2015
- [Hands-on] Tales of Zestiria Versi PS4 – Visual Lebih Halus namun Tetap Sama
- [Hands-on] Sword Art Online: Lost Song Versi PS4 – Tidak Banyak Perubahan
- The Last Vikings – Petualangan Bangsa Viking oleh Developer dari Singapura
- [Hands-on] Saint Seiya: Soldiers’ Soul Versi PS4 – Napak Tilas Sejarah Saint Seiya dalam Game Fighting yang Agak Kasual
- [Hands-on] Digimon Story: Cyber Sleuth Versi PS4 – RPG Digimon yang Ditunggu Penggemarnya
- Trailer Terbaru Persona 5 Bisa Saja Terkena Internet Positif Kalau Bukan karena Tanggal Rilis yang Ditunda
- Berikut Adalah Lima Startup Menarik yang Berkompetisi pada Tech in Asia Tour Bandung 2015
- Scott Games Siapkan Five Nights at Freddy’s Bergenre RPG
- Rangkuman Berita Game Hari Ini – 17 September 2015
- [Update] Gameloft Umumkan Sekuel dari MMORPG Order & Chaos
- Samsung Galaxy Tab S2 Resmi Masuki Pasar Indonesia untuk Kelas Premium
- Septian Pamungkas Buka-bukaan tentang Game Music, Ranah yang Masih Belum Banyak Terekspos
- Optimis Rebut Pasar, Blu-Jek Jadi Pesaing Baru Go-Jek dan GrabBike
- Minecraft: Story Mode Akan Rilis Bulan Depan di Console, PC, dan Mobile
- Primer, Aplikasi Gratis dari Google untuk Mempertajam Skill Marketing Kamu
- Yuk Besok Tanya Apa Saja kepada Andi Taru, Founder Educa Studio yang Telah Mengembangkan Lebih dari 120 Aplikasi dan Game!
Seperti Apa Hubungan Smart Economy dan Industri ICT Saat ini? Temukan Jawabannya di SCBTII 2015! Posted: 17 Sep 2015 06:10 PM PDT Saat ini, kamu pasti merasakan kalau aktivitas sehari-hari kamu menjadi jauh lebih mudah dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi (ICT). Berbagai aplikasi hadir untuk mempermudah aktivitas berbelanja, transportasi, bahkan curhat. Situs dan layanan online untuk mempermudah aktivitas bekerja dan belajar juga semakin banyak. Selain membuat hidup kamu lebih mudah, ICT ternyata juga dapat membuat aktivitas yang berhubungan dengan ekonomi menjadi lebih efektif! Apakah kita sebagai pengguna ICT sudah dapat merasakan hal-hal tersebut? Bagaimana caranya agar ICT dapat benar-benar membuat kita bekerja dan berpikir lebih cerdas bahkan meningkatkan produktivitas perekonomian? Temukan jawabannya di Seminar & Conference on Business & Technology in ICT Industry 2015 (SCBTII 2015)! Seminar dan konferensi yang diadakan oleh School of Business and Economics Telkom University serta bekerja sama dengan Adskom dan Tech in Asia ini bertujuan untuk menjadi ajang bertukar ide, berbagi pengetahuan dan pengalaman, dan tentunya networking serta mengeksplorasi lebih jauh seputar industri ICT. Dengan mengangkat tema Managing Business for Smart Economy, sejumlah hal menarik yang berhubungan dengan digital marketing, startup, dan industri ICT akan dibahas di SCBTII 2015. Acara ini akan berlangsung pada: Hari/Tanggal Lokasi Agenda acara 10.00 – 10.30: Registrasi Kami menghadirkan sejumlah pembicara yang berpengalaman di bidangnya. Di antaranya seperti Ridho Putradi S'Gara (CEO InBoundID) dan Muhammad Fajri Rasyid (Co-Founder & CSFO BukaLapak). Kamu bisa mendapatkan tiket SCBTII 2015 melalui tautan berikut ini: Telkom University yang ingin mempertegas posisinya sebagai ICT-focused university juga akan menghadirkan 100 mahasiswa terbaiknya di SCBTII 2015. Talenta-talenta tersebut tentunya bisa kamu rekrut untuk bergabung dengan startup kamu! Dalam SCBTII 2015, peserta konferensi tidak hanya sekadar mendapat informasi baru yang menarik seputar dunia startup dan industri ICT. Di sini, kami juga membuka kesempatan bagi para startup yang ingin menampilkan produknya di booth yang sudah kami siapkan. Kamu dapat mendaftarkan startup kamu dengan mengisi formulir di bawah ini secara GRATIS! Saya mau dapat booth di SCBTII 2015! The post Seperti Apa Hubungan Smart Economy dan Industri ICT Saat ini? Temukan Jawabannya di SCBTII 2015! appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
5 Game Mobile Keren di Tokyo Game Show yang Entah Kapan Akan Mendapatkan Versi Internasional Posted: 17 Sep 2015 05:48 PM PDT Gelaran Tokyo Game Show 2015 meningkatkan eksistensi game mobile di tengah dominasi game console dan PC yang menguasai pameran video game terbesar di Asia tersebut sejak lama. Hal ini terlihat dari disediakannya sebuah area khusus untuk game smartphone dan tablet yang diisi oleh para developer game mobile dari berbagai negara. Sebagian besar developer yang mengisi area ini terdiri dari developer dari Jepang, Taiwan, dan Korea. Mereka memamerkan game karya masing-masing yang telah dilokalisasi ke dalam bahasa Jepang. Dari sekian banyak developer di sini, setidaknya ada lima game yang menarik perhatian saya dan ingin saya mainkan dalam bahasa Inggris. Namun, ketika saya bertanya kapan versi berbahasa Inggris akan tersedia, mereka menjawab belum memiliki rencana pasti untuk merilis versi internasional tersebut. Harapan saya untuk memainkan kelima game di bawah ini dengan intens pun harus dikubur dalam-dalam, kecuali bila terjadi keajaiban suatu saat kelak. Mirrors Crossing
Game karya developer bernama Magnolia Factory ini memadukan unsur action, strategi, dan RPG menjadi satu dalam kemasan grafis bergaya anime dengan animasi yang halus. Gameplay di sini juga terasa mengalir dengan cepat dan seru dari satu pertarungan ke pertarungan lain. Tidak hanya berhenti sampai di situ, Mirrors Crossing juga merupakan hasil dari kolaborasi berbagai pihak berpengalaman di dunia game. Produser, penulis naskah, hingga pengisi lagu latar di sini pernah mengerjakan berbagai proyek game lain seperti Shin Megami Tensei, Deemo, hingga dorama berjudul Time Skip Hunter. Showa Natsu Matsuri Monogatari – Ano Hi Mita Hanabi wo WasurenaiNatsu matsuri, atau festival musim panas, merupakan suatu tradisi yang membangkitkan kesan nostalgia masa kecil bagi masyarakat Jepang. Bagaimana tidak, festival ini menghadirkan berbagai pedagang yang membuka booth permainan tradisional, jajanan khas, hingga pertunjukan kembang api memukau yang kesemuanya akan membekas di ingatan setiap anak kecil yang menghadirinya. Semua hal itulah yang ditangkap dalam game Showa Natsu Matsuri Monogatari. Saya diajak untuk mengelola sebuah perayaan musim panas, dari sepi pengunjung agar menjadi ramai. Arahan visual di sini juga terlihat sangat manis dengan efek-efek suara yang sangat mendukung antusiasme musim panas yang sering saya lihat di anime atau serial televisi drama Jepang. Qubot
Game karya developer Qubitent ini merupakan pemenang penghargaan di Tokyo Game Show tahun 2014 silam. Kini setelah setahun berlalu, Qubitent masih mengembangkan Qubot. Bedanya, Qubot yang dipamerkan di Tokyo Game Show 2015 terlihat lebih terpoles dengan gameplay yang sudah nyaman dimainkan. Qubot merupakan game yang mengingatkan saya pada permainan bilyar. Alih-alih menggunakan bola, saya dibekali dengan sekelompok pasukan robot untuk memantul, menyundul, dan mengalahkan berbagai musuh. Grafis voxel yang dipakai di sini juga terlihat serasi dengan gameplay yang cenderung simpel. Last City Dome Defense ForceGame yang diterbitkan oleh penerbit Forgame asal Cina ini memiliki grafis yang luar biasa memukau untuk dimainkan di perangkat mobile. Saya bisa melihat ambisi dari developer ini yang mencoba merilis sebuah game smartphone dengan kualitas grafis sekelas console. Lost City Dome Defense Force memiliki latar di dunia futuristis layaknya film Tron dari Disney. Kamu akan menjadi semacam penjaga kota mutakhir yang menghadapi invasi para alien. Aksimu di sini diwarnai dengan meluncur menggunakan alat mirip sepatu roda sambil menghajar para monster dengan sudut pandang orang ketiga di atas bahu sang protagonis. Granblue Fantasy
Saya pikir Cygames selaku developer Granblue Fantasy mengeluarkan uang paling banyak di antara developer game mobile lain di Tokyo Game Show 2015. Action RPG ini menyewa ruangan yang tidak kalah besar dibandingkan booth Capcom sekalipun, dan mungkin lebih besar daripada booth Supercell di pintu masuk arena pameran. Granblue Fantasy sendiri adalah RPG mobile yang memadukan unsur action serta strategi dengan mekanisme turn based card battle. Game ini digawangi oleh berbagai pihak yang pernah terlibat dalam pembuatan Final Fantasy VI, Final Fantasy IX, serta melibatkan komposer legendaris Nobuo Uematsu. The post 5 Game Mobile Keren di Tokyo Game Show yang Entah Kapan Akan Mendapatkan Versi Internasional appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
[Hands-on] Dark Souls III – Kembalinya Bar MP Posted: 17 Sep 2015 11:25 AM PDT Setelah sempat menghilang di Dark Souls II dan terlupakan dalam Bloodborne (walaupun bukan seri yang sama), akhirnya bar MP kembali hadir dalam Dark Souls III. Tidak hanya itu saja, sihir dalam seri ketiga Dark Souls ini juga memiliki sesuatu yang berbeda. Seluruh hal tersebut berhasil saya temukan ketika mencoba demo dari Dark Souls III di acara pra-Tokyo Game Show 2015 yang diselenggarakan oleh Bandai Namco Entertainment. Sayang, kami tidak diperbolehkan untuk merekam seperti apa permainan dalam demo Dark Souls III. Dark Souls III dijanjikan akan memiliki mekanisme pertarungan yang lebih luas berkat adanya sistem seperti kuda-kuda. Tetapi, sepertinya perluasan tidak hanya terjadi di pertarungan fisik jarak pendek saja, tapi juga di bagian sihir. Untuk beberapa jenis sihir seperti Soul Arrow, kali ini kamu tidak hanya bisa melakukan tembakan panah sihir saja, tapi kamu juga bisa melakukan charge lalu melancarkan tembakan panah dengan kekuatan yang lebih besar. Tentunya seluruh kemampuan sihir ini akan menghabiskan bar MP berwarna biru milikmu, lalu bagaimana cara mengisinya kembali? Dark Souls III memperkenalkan sebuah barang baru yang bernama Ash Estus Flask. Ash Estus Flask berbentuk seperti Estus Flask biasa, tapi berwarna biru. Jadi, kini kamu memiliki dua jenis recovery item yang sangat berguna dalam perjalananmu mengarungi dunia Dark Souls III yang mengerikan. Bicara soal mengerikan, setelah beberapa menit memainkan Dark Souls III, saya bisa yakin bahwa game ini memiliki perangkap serta musuh yang lebih mematikan. Musuh yang ada seringkali tersembunyi dari pandangan karena tertutup oleh para Hollow atau malah justru bersembunyi dari sudut kamera. Perangkap yang disiapkan juga lebih tidak bisa ditebak. Jika saya duluan bermain sebelum saya melihat orang lain bermain duluan, dijamin saya tidak akan bisa bertahan hidup lebih dari lima menit. Di luar itu, saya memperhatikan beberapa hal yang telah diperbaharui dalam Dark Souls III. Animasi yang diperlihatkan kini terasa lebih hidup dan gerakan serangan terasa lebih cepat dari Dark Souls sebelumnya, meski tidak secepat Bloodborne. Oh iya, animasi kehabisan Estus Flask kini juga terlihat lebih menarik. Sudah tidak sabar untuk kembali The post [Hands-on] Dark Souls III – Kembalinya Bar MP appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
Posted: 17 Sep 2015 11:04 AM PDT Saya cukup terheran-heran melihat para pengunjung Tokyo Game Show 2015 yang berdiri mematung sambil memandangi sebuah layar LCD besar di booth Square Enix. Ternyata mereka sedang melihat sebuah trailer terbaru untuk game mobile dari seri Final Fantasy yang belum dirilis, yaitu Final Fantasy: Brave Exvius. Kalau kamu belum mengetahui apa itu Final Fantasy: Brave Exvius, game mobile ini adalah hasil kerja sama Square Enix dengan Alim, developer Brave Frontier, yang menghadirkan karakter ala Brave Frontier ke dalam dunia Final Fantasy. Trailer yang tampak di bawah menampilkan cuplikan gameplay serta aksi tiga protagonis game, yaitu Rain, Laswell, dan Fina, menghadapi berbagai monster dengan bantuan Summon khas Final Fantasy. Final Fantasy: Brave Exvius akan dirilis di Jepang untuk iOS dan Android sebelum tahun 2015 berakhir. Pihak Square Enix belum bisa memberikan perkiraan kapan versi bahasa Inggris akan dirilis secara global. Tampaknya nasib game ini kurang lebih akan sama dengan Final Fantasy Mobius yang sudah tersedia di Jepang sejak pertengahan tahun 2015 namun tidak kunjung mendapatkan versi internasional.
The post Trailer Final Fantasy: Brave Exvius Memukau para Pengunjung Booth Square Enix di Tokyo Game Show 2015 appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
[Hands-on] Tales of Zestiria Versi PS4 – Visual Lebih Halus namun Tetap Sama Posted: 17 Sep 2015 10:59 AM PDT Masih dalam acara pra-Tokyo Game Show 2015 yang diselenggarakan oleh Bandai Namco Entertainment, kali ini kami mencoba untuk memainkan demo dari Tales of Zestiria untuk PS4. Tidak seperti demo yang ditunjukkan pada tahun lalu, demo Tales of Zestiria untuk PS4 tahun ini hanya menunjukkan sisi eksplorasi dan cutscene saja, setidaknya itu yang berhasil kami coba dalam waktu yang sangat singkat. Namun, ada beberapa hal menarik yang bisa diambil dari demo tersebut. Pertama, kualitas visual dalam versi PS4 terlihat lebih baik dari versi PS3. Meski demikian, performa tetap dibatasi pada 30 fps saja sehingga kalau kamu berkeinginan lebih, tampaknya kamu akan kecewa. Setidaknya di versi PC kamu bisa menikmati game ini dalam resolusi 4K. Kedua, RPG terbaru dari seri Tales of ini sudah dilokalisasikan ke bahasa Inggris, sehingga para gamer berbahasa Inggris bisa menikmatinya tanpa perlu takut adanya perbedaan budaya dalam lelucon yang ditampilkan. Ketiga, Lailah adalah karakter paling menarik dalam RPG ini. Ada sebuah adegan di dalam game di mana Sorey dan Mikleo berusaha untuk menarik informasi dari Lailah, namun Lailah berusaha mengalihkan pembicaraan dengan cara yang sangat jelek dan terkesan kocak. Selain dari itu, tidak ada banyak hal yang bisa diambil dari demo eksplorasi kali ini. Demo yang kebanyakan berisi cutscene dan percakapan mungkin tidak bisa membuat kami mengambil kesimpulan, tapi kita lihat saja nanti seperti apa bentuk Tales of Zestiria sebenarnya saat rilis di PS4 dan PC pada bulan Oktober 2015 mendatang. Penasaran dengan pertarungan dalam Tales of Zestiria? Cek video kami dari Tokyo Game Show tahun lalu The post [Hands-on] Tales of Zestiria Versi PS4 – Visual Lebih Halus namun Tetap Sama appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
[Hands-on] Sword Art Online: Lost Song Versi PS4 – Tidak Banyak Perubahan Posted: 17 Sep 2015 10:30 AM PDT Meski saya belum sempat memainkan Sword Art Online: Lost Song, saya cukup yakin bahwa gameplay yang dihadirkan Sword Art Online: Lost Song versi PS4 pada acara pra-Tokyo Game Show di kantor Bandai Namco bukanlah sebuah game yang jauh berbeda dibanding game versi PS3 atau PS Vita. Secara gameplay, kamu akan disuguhi aksi bertempur menggunakan pedang dan sihir (dan kadang panah) yang sudah sering kamu jumpai jika kamu pernah memainkan versi PS3 atau PS Vita dari Sword Art Online: Lost Song. Karena game ini mengambil latar dunia ALfheim Online dalam dunia Sword Art Online, kamu bisa bertempur di dua medan yang berbeda yaitu di darat dan di udara. Perpindahan kedua medan tersebut bisa dilakukan dengan mulus, namun itu bukanlah hal yang luar biasa jika kamu sudah pernah memainkan Sword Art Online: Lost Song versi PS3 atau PS Vita sebelumnya. Perbedaan besar antara versi PS4 dengan versi PS3 atau PS Vita memang bukanlah dari gameplay, melainkan dari tampilan visual. Dengan kekuatan lebih yang dimiliki PS4, tampilan 60 fps dan resolusi tinggi bisa dicapai dalam Sword Art Online: Lost Song. Efek visual seperti partikel atau motion blur juga ikut diimplementasikan dalam versi PS4 dengan pas sehingga pertarungan terasa lebih memukau. Untuk bagian lingkungan, memang ada perbaikan di bidang ketebalan rerumputan serta peningkatan jarak pandang. Namun, lagi-lagi dunia Sword Art Online: Lost Song tidak sepenuhnya berubah dari yang sudah dikenal para pemain lamanya. Sword Art Online: Lost Song versi PS4 mungkin adalah pilihan tepat bagi penggemar seri Sword Art Online yang tidak sempat memainkan game ini di PS Vita atau PS3, namun bagi yang pernah memainkannya sepertinya versi PS4 ini tidak terasa terlalu berarti untuk dimiliki. Sword Art Online: Lost Song segera rilis di PS4 pada 17 November 2015 di Amerika Utara. The post [Hands-on] Sword Art Online: Lost Song Versi PS4 – Tidak Banyak Perubahan appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
The Last Vikings – Petualangan Bangsa Viking oleh Developer dari Singapura Posted: 17 Sep 2015 10:18 AM PDT Springloaded Software dari Singapura ikut meramaikan Tokyo Game Show 2015 dengan memamerkan karya terbaru mereka berjudul The Last Vikings. Dari judulnya saja, mungkin kamu sudah bisa menebak bahwa game ini bercerita tentang petualangan sebuah bangsa yang pernah menghuni daerah Skandinavia pada abad pertengahan lalu. Gameplay pada karya yang tampaknya tidak akan dirilis di tahun ini tersebut terlihat menawarkan berbagai variasi mode permainan serta memiliki kedalaman yang kompleks. Saya diminta untuk memandu sekelompok bangsa Viking untuk menaklukkan berbagai daerah melalui darat dan laut. Sistem kontrol pada petualangan darat dan laut menggunakan skema yang mengingatkan saya pada game rhythm. Saya diminta untuk mencocokkan timing pada meteran yang terdapat di bawah layar untuk mendapatkan berbagai manfaat, seperti mengayuh lebih cepat hingga menaklukkan musuh. Uniknya, sistem kendali yang terdapat pada sesi laut dan daratan memiliki perbedaan signifikan. Menyesuaikan timing pada saat mengayuh biasanya akan memberi kecepatan ekstra pada kapal, sedangkan berbagai aksi seperti menangkis maupun menyerang akan ditentukan pada saat quest di hutan. Hal ini tentunya membuat para pemain The Last Vikings memerlukan strategi yang tepat demi memajukan bangsa Viking yang mereka mainkan. Selain mode petualangan, the Last Vikings juga memiliki sistem pembangunan desa tempat tinggal hingga leveling karakter. Nantinya petualangan kamu di negeri luar akan membawa pulang sumber daya yang berguna untuk membangun desa lebih jauh serta memperoleh hero yang lebih efektif dan efisien. The Last Vikings rencananya akan dirilis pada tahun 2016 mendatang di iOS dan Android. Saya tidak sabar untuk menikmati petualangan bangsa Viking dalam kemasan grafis piksel 8-bit yang tampak sangat menjanjikan di sini. The post The Last Vikings – Petualangan Bangsa Viking oleh Developer dari Singapura appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
Posted: 17 Sep 2015 09:46 AM PDT Masih dalam acara pra-Tokyo Game Show 2015 yang diselenggarakan Bandai Namco Entertainment, saya berkesempatan untuk mencoba sebuah game fighting baru dari Bandai Namco Entertainment yaitu Saint Seiya: Soldiers’ Soul. Fahmi pernah memberitakan bahwa game ini menghadirkan aksi yang epik, namun apakah hal tersebut benar? Setidaknya dari beberapa menit yang saya coba dalam Saint Seiya: Soldiers’ Soul, hal itu memang ada benarnya. Saint Seiya: Soldiers’ Soul menghadirkan berbagai karakter dari seri Saint Seiya. Mulai dari para Bronze Saint hingga para Gold Saint baik dari keempat arc yang pernah kamu saksikan dalam seri anime, maupun sebuah arc baru yang nanti akan muncul dalam Saint Seiya: Soldiers’ Soul. Saint Seiya: Soldiers’ Soul menghadirkan gameplay fighting di dalam sebuah arena 3D. Kamu bisa dengan bebas bergerak ke depan, belakang, atau samping. Serangan yang bisa kamu lakukan juga bisa dikerahkan tanpa perlu repot. Cukup dengan kombinasi tombol sederhana, kamu bisa melancarkan serangan kombinasi yang mematikan. Big Bang Attack yang pernah muncul dalam Saint Seiya: Sanctuary Battle juga kembali dihadirkan dan bisa dikerahkan dengan mudah. Big Bang Attack juga dilengkapi animasi serangan yang super keren yang dijamin membuatmu teringat dengan episode-episode lama Saint Seiya. Sayang, ketika saya memainkan versi demo ini, musuh yang dihadirkan terasa terlalu sulit untuk dikalahkan. Mungkinkah ini karena saya baru pertama kali menyentuh seri game Saint Seiya? Entahlah, yang pasti gameplay sederhana tadi saya rasa dimaksudkan supaya penggemar Saint Seiya bisa memainkan Saint Seiya: Soldiers’ Soul tanpa perlu berpikir keras. Untuk urusan visual, game ini menggunakan gaya cel-shading yang berusaha sebaik mungkin untuk terlihat layaknya sebuah anime. Jujur, memang itu sebaiknya arahan yang digunakan dalam game adaptasi seperti Saint Seiya: Soldiers’ Soul. Visual yang tampak di versi PS4 ini terlihat sangat mulus berkat performa 60 fps dan resolusi yang tinggi. ![]() Ngomong-ngomong, ini dia produser dari Saint Seiya: Soldiers’ Soul. Ryo Mito! Akhir kata, Saint Seiya: Soldiers’ Soul adalah sebuah game fighting yang saya rasa lebih ditujukan untuk para penggemarnya. Kalau kamu adalah penikmat game fighting, mungkin kamu akan merasa bahwa game ini terasa agak kasual dan tidak terlalu memberikan nilai kompetitif. Namun, itu baru pendapat saya di beberapa menit awal saja. Kalau kamu ingin mencoba game ini secara langsung, silakan tunggu tanggal rilisnya pada 25 September 2015 di Asia. The post [Hands-on] Saint Seiya: Soldiers’ Soul Versi PS4 – Napak Tilas Sejarah Saint Seiya dalam Game Fighting yang Agak Kasual appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
[Hands-on] Digimon Story: Cyber Sleuth Versi PS4 – RPG Digimon yang Ditunggu Penggemarnya Posted: 17 Sep 2015 08:36 AM PDT Dalam acara pra-Tokyo Game Show yang diselenggarakan oleh Bandai Namco Entertainment, tim Tech In Asia mencicipi sedikit dari beberapa game baru yang akan diluncurkan oleh Bandai Namco di tahun 2015 maupun tahun 2016 mendatang. Salah satunya adalah Digimon Story: Cyber Sleuth yang sudah cukup lama dinanti-nantikan oleh para penggemarnya di luar Jepang. Digimon Story: Cyber Sleuth merupakan sebuah RPG yang diadaptasi dari dunia Digimon dengan tema yang terasa sedikit lebih dewasa. Dalam game ini, kamu akan berperan menjadi seseorang yang terperangkap menjadi mahluk setengah digital dan harus menjelajahi dunia nyata maupun digital untuk memecahkan berbagai misteri bersama bantuan para Digimon. Tapi, apakah dari segi pengalaman, game ini juga mampu memberikan kepuasan untuk para penggemarnya yang terhitung juga sudah dewasa? Digimon Story: Cyber Sleuth memiliki gameplay yang terbilang sangat mendasar untuk sebuah RPG turn-based. Kamu akan memiliki tiga monster yang akan menyerang secara bergiliran dan masing-masing memiliki kemampuannya tersendiri. Jika harus dibandingkan, kurang lebih gaya permainannya seperti seri Persona 3, Persona 4 atau Final Fantasy X. Giliranmu akan terlihat di layar sebelah kanan dan kamu harus memilih strategi yang jitu demi memenangkan pertarungan. Digimon yang tersedia dalam game ini juga cukup beragam. Itu bisa terbukti lewat adanya beberapa Digimon yang populer hingga tidak populer bisa diikutsertakan dalam Digimon Story: Cyber Sleuth. Apakah ini tandanya Digimon Story: Cyber Sleuth akan memiliki beberapa Digimon baru juga? Saya harap iya. Untuk masalah visual, saya merasa bahwa versi PS4 ini jelas jauh lebih baik dari versi PS Vita. Itu bisa dilihat dari tampilan 60 fps serta resolusi yang tinggi. UI yang disajikan juga terasa sangat keren namun tetap berfungsi dengan sangat efisien. Namun patut disayangkan bahwa game ini tidak mendapatkan peningkatan di bagian tekstur dari model 3D yang ada sehingga kadang beberapa model di sebuah adegan tampak buram. Di luar masalah tadi, saya tetap menantikan kehadiran game Digimon baru ini. Sudah cukup lama rasanya sejak terakhir kali saya menyentuh sebuah RPG bertemakan Digimon. Kalau kamu juga seorang penggemar Digimon, mungkin kamu mau menantikan Digimon Story: Cyber Sleuth. RPG dari Bandai Namco ini segera terbit pada tahun 2016 mendatang. The post [Hands-on] Digimon Story: Cyber Sleuth Versi PS4 – RPG Digimon yang Ditunggu Penggemarnya appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
Posted: 17 Sep 2015 08:35 AM PDT Atlus selalu percaya diri kalau mereka akan bisa merilis Persona 5 di tahun 2015, namun sepertinya harapan tersebut harus dipatahkan di Tokyo Game Show 2015. Melalui trailer terbaru yang dipamerkan di perhelatan akbar tahunan tersebut, Atlus menyajikan sebuah video fantastis yang bagi penggemar JRPG mungkin memiliki efek sama dengan menonton pornografi. Sayangnya efek luar biasa tersebut sedikit turun pesonanya setelah Atlus mengonfirmasi bahwa Persona 5 baru akan dirilis pada musim panas 2016 alias tengah tahun depan. Meskipun begitu, trailer baru yang berdurasi hampir empat menit ini betul-betul menunjukkan betapa ambisiusnya Persona 5. Game ini tampak begitu indah dengan arahan visual, grafis, dan desain antarmuka yang sangat fantastis. Tidak mengherankan jika pemolesan yang harus dilakukan untuk membuat Persona 5 semakin sempurna memakan waktu lama. Menurut Katsura Hoshino, pengarah dari Persona 5, game ini terpaksa ditunda demi menyempurnakan segala konten yang ada. Porsi utama gameplay sendiri sudah selesai dan tinggal dipoles lebih lanjut saja (terima kasih Siliconera atas terjemahannya!). ![]() Entah apa yang terjadi di gambar ini Trailer di atas juga memiliki banyak sekali informasi yang tentunya sangat menarik perhatian orang-orang yang suka meneliti sebuah trailer dengan sangat detail. Satu hal yang saya tangkap, sepertinya Persona 5 akan memiliki cerita yang jauh lebih gelap daripada Persona 4 yang cukup ringan dari segi tema cerita. Dari trailer tersebut kita juga dikenalkan secara singkat dengan karakter baru yang akan menemani empat karakter utama yang sudah dikenalkan dari awal tahun ini. Sayangnya detail yang ada masih cukup minim, ditambah segala dialog dan narasi dalam trailer disampaikan dalam bahasa Jepang. Jika memang dengan penundaan yang cukup jauh ini Atlus mampu menyajikan pengalaman yang lebih maksimal, saya jelas tidak keberatan. Walaupun saya jadi kepikiran juga bagaimana menghadapi 2016 yang akan diisi oleh terlalu banyak game yang sudah bertahun-tahun dinantikan kehadirannya seperti Zero Escape 3, Danganronpa 3, Final Fantasy XV, dan The Last Guardian. Untuk sementara, kita hanya bisa menikmati trailer di atas, dan beberapa screenshot yang diambil langsung dari video trailer tersebut di bawah ini. ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() The post Trailer Terbaru Persona 5 Bisa Saja Terkena Internet Positif Kalau Bukan karena Tanggal Rilis yang Ditunda appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
Berikut Adalah Lima Startup Menarik yang Berkompetisi pada Tech in Asia Tour Bandung 2015 Posted: 17 Sep 2015 08:35 AM PDT Setelah dua hari lalu situs e-commerce jual beli dan sewa menyewa alat berat, Bigalia berhasil menjadi juara Tech in Asia Tour Bandung 2015. Perjalanan kami berlanjut ke Bandung untuk mencari startup lokal terbaik di kota ini. Seperti biasa kami juga membawa tiga orang dari VC berpengalaman yang akan berbagi ilmu seputar startup teknologi dan sekaligus menjadi juri yang akan menentukan siapa pemenang dari Tech in Asia Tour malam ini. Mereka adalah Dondi Hananto dari Kinara, Andrias Ekoyuono dari Ideosource, dan Benny Liputra dari East Ventures. Sebelum kompetisi pitching dimulai, didampingi oleh Pradipta Nugrahanto dari Tech in Asia sebagai moderator. Ketiga VC tersebut memberikan pandangan mereka tentang bagaimana menyusun strategi regional yang ampuh pada tahun 2016. Menurut pandangan Andrias, pasar Asia Tenggara itu sangat unik dibandingkan wilayah lain di Asia. Karena Asia Tenggara terdiri dari banyak negara dengan karakter berbeda-beda, mulai dari bahasa dan juga tingkah laku mereka. Akan tetapi mengingat Indonesia adalah pasar yang besar, akan lebih baik untuk menguasai terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk melakukan ekspansi. Dondi dan Benny memiliki pandangan yang sama bahwa sebelum melakukan ekspansi pastikan telah memiliki basis pengguna yang kuat di negara asal. Setelah Bandung, kota berikutnya yang akan menjadi destinasi Tech in Asia Tour adalah Surabaya pada tanggal 29 dan Yogyakarta pad tanggal 6 Oktober. Berikut adalah lima startup yang melakukan pitching malam ini. SasbuzzSasbuzz merupakan sebuah platform yang menyediakan solusi marketing berbasis lokasi. Dua fitur utama yang ditawarkan Sasbuzz adalah sosial media marketing dan sosial media monitoring untuk membantu pemilik UKM melakukan analisis konsumen. Rizal selaku Founder mengungkapkan bahwa Sasbuzz saat ini telah memiliki sekitar 6.000 pengguna. 78 persen diantaranya merupakan pemilik restoran dan 5 persen dari total pengguna tersebut merupakan pengguna berbayar. Model bisnis yang diterapkan oleh Sasbuzz adalah sistem berlangganan dengan tarif mulai dari Rp49.000 sampai Rp499.000. Beberapa perusahaan besar yang telah menggunakan layanan adalah CASIO, JNE, dan TRANS TV GrowboxGrowbox merupakan sebuah e-commerce yang menyediakan creative agriculture dengan produk andalan Edible Growing Mushroom Kit, sebuah kotak sederhana berisikan bibit jamur tiram yang bisa dibudidayakan oleh siapa saja. Jamur-jamur tersebut dibuat dengan menggunakan bahan dasar bubuk kayu bekas. Startup ini telah didirikan dari tahun 2012. Awalnya mereka hanya menjual produk tersebut secara offline. Kemudian mereka akhirnya memutuskan menjual produk tersebut secara online pada tahun 2013. Hasilnya menjual dengan sistem online menarik lebih banyak peminat dibandingkan menjual secara offline. Harga yang dipatok untuk tiap-tiap jamur bervariasi, mulai dari Rp45.000 sampai Rp75.000 per boks. SociocasterSociocaster merupakan sebuah aplikasi untuk mengelola dan membuat konten media sosial yang bisa menarik minat pengguna. Platform in lebih ditujukan kepada pemilik UKM di Indonesia. Dengannya pengguna bisa melakukan posting, membuat jadwal posting, bahkan melakukan analisis posting apa saja yang akan berpotensi menjadi viral. Sociocaster juga menyediakan template yang sudah siap digunakan oleh pemilik bisnis. Hingga saat ini, Adi selaku Founder mengungkapkan bahwa Sociocaster telah memiliki 3.000 pengguna terdaftar dan sekitar 1.000 pengguna aktif. Dengan pendapatan saat ini mencapai $15.660 atau sekitar Rp1,6 miliar. AppsterizeAppsterize pada dasarnya merupakan sebuah platform yang memungkinkan siapa saja untuk membuat aplikasi mobile. Akan tetapi saat ini fokus utama dari Appsterize adalah membantu para musisi membuat aplikasi mobile mereka sendiri untuk keperluan marketing konten dan aktivitas mereka. Para musisi tidak perlu memiliki keahlian coding atau networking sama sekali, karena sudah tersedia modul-modul yang bisa langsung ditambah dan digunakan. Mereka juga bisa melakukan monitoring berapa banyak orang yang telah menggunakan dan mengunduh aplikasi tersebut. Puja selaku Founder mengungkapkan bahwa target pasar mereka adalah 1.000 musisi di Indonesia dan 200 pengguna Appsterzie dalam tiga tahun mendatang. Saat ini Appsterize telah digunakan beberapa grup band di Bandung seperti Jill, Pasto, Spank, dan Your Raisa, salah satu grup penggemar musisi Raisa. OctagonOctagon merupakan startup yang menyediakan aplikasi dan produk menggunakan teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR). Salah satu masalah yang ingin dipecahkan Octagon Studio adalah sistem edukasi yang masih konvensional. Sistem mengajar yang masih konvensional tersebut tidak membuat siswa semangat untuk belajar. Octagon hadir menyediakan solusi berupa sebuah kartu alfabet yang ditargetkan untuk anak-anak. Kartu tersebut nantinya bisa dinikmati dengan teknologi Augmented Reality menggunakan aplikasi mobile yang telah dibuat oleh Octagon. Siapa yang akhirnya menang?Ketiga investor menutup sesi pitching dengan tiga nasihat utama. Pertama adalah memastikan bagi siapa saja yang ingin mendirikan startup agar memahami masalah yang ingin dipecahkan. Kedua, memastikan hal itu benar-benar masalah yang harus dipecahkan dan bahkan membuat orang-orang rela membayar produk tersebut. Ketiga adalah strategi dan metode agar produk yang telah dibuat mau dan terus-menerus digunakan oleh pengguna. Kemudian setelah menunggu kurang lebih selama 5 menit. Ketiga juri tersebut akhirnya memutuskan untuk memilih Sociocaster sebagai pemenang dari Tech in Asia Tour Bandung 2015. Andrias mengungkapkan bahwa Sociocaster memiliki traksi dan target pasar yang berpotensi. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Sociocaster sebagai pemenang akan mendapat booth gratis pada konferensi Tech in Asia Jakarta 2015. Kami mengucapkan terima kasih kepada partner-partner yang telah mendukung terseleanggaranya acara ini: (Diedit oleh Pradipta Nugrahanto) The post Berikut Adalah Lima Startup Menarik yang Berkompetisi pada Tech in Asia Tour Bandung 2015 appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
Scott Games Siapkan Five Nights at Freddy’s Bergenre RPG Posted: 17 Sep 2015 08:19 AM PDT Setelah sukses dengan keempat seri game survival horror Five Nights at Freddy's, Scott Cawthon sang kreator dari karakter-karakter animatronik menyeramkan penunggu restoran Fazzbear Pizzaria tersebut mengumumkan bahwa saat ini ia tengah mengerjakan sebuah game baru yang akan diberi judul FNAF World. Lantas seperti apakah jadinya game ini nanti? Sampai saat ini Cawthon belum banyak memberi penjelasan mengenai FNAF World, namun satu hal yang pasti, game ini tidak akan menjadi Five Nights at Freddy's 5. Bahkan Cawthon juga menegaskan bahwa ia tidak akan mengusung tema horor pada FNAF World, melainkan genre RPG yang nantinya akan kamu jumpai. Sementara itu, untuk urusan gameplay sendiri, Cawthon hanya mengatakan bahwa dalam FNAF World nanti kamu akan mebuat party dengan memilih beragam versi dari karakter animatronik yang sudah pernah kamu jumpai di sepanjang seri Five Nights at Freddy's. Sangat sedikit penjelasan mengenai gameplay dari FNAF World dalam pengumuman singkat ini. Selain itu, Cawthon mengaku pengembangan dari FNAF World masih pada tahap awal, jadi ia belum bisa memberikan tanggal pasti peluncuran game ini. Namun, ia menjajikan akan merilis versi demo dari FNAF World secara gratis untuk kamu mainkan segera setelah game ini selesai dikembangkan. FNAF World sedianya akan dirilis untuk beberapa platform sekaligus, yaitu PC, Android, dan iOS. Sumber : Steam The post Scott Games Siapkan Five Nights at Freddy’s Bergenre RPG appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
Rangkuman Berita Game Hari Ini – 17 September 2015 Posted: 17 Sep 2015 06:00 AM PDT Bethesda Melanjutkan Serial Trailer S.P.E.C.I.A.L. Fallout 4 dengan Membahas Perception
Arya W. Wibowo -Setelah beberapa waktu lalu merilis trailer yang membahas Strenght, kini kamu bisa melihat bagaimana atribut Perception akan mempengaruhi petualangan kamu di Fallout 4. Video ini menghadirkan humor gelap yang bisa membuatmu terhibur. Simak Video Big Boss Melakukan Hal-Hal Bodoh Sekaligus Jenius Berikut Ini
Arya W. Wibowo – Videogamedunkey membuat sebuah video lelucon dari Metal Gear Solid V: The Phantom Pain yang menurut saya cukup jenius. Entah kamu pernah memainkannya atau tidak, saya rasa kamu akan tetap terhibur dengan video ini. Legacy Quest dari Nexon Mobile Kini Tengah Soft Launch di Beberapa Negara | ||||||||||||||||||||||
[Update] Gameloft Umumkan Sekuel dari MMORPG Order & Chaos Posted: 17 Sep 2015 05:10 AM PDT Update – 17 September 2015 Hari ini Gameloft telah merilis sekuel dari Order & Chaos 2: Redemption di Android dan iOS dengan jumlah ukuran download yang sedikit lebih kecil dibandingkan seri sebelumnya. Kali ini kamu perlu menyisakan minimal ruang sebesar 1,7 GB lebih untuk bisa menikmati serunya permainan MMORPG ini di smartphone. Bila kamu tertarik untuk mencobanya, kamu bisa mengunduh Order & Chaos 2: Redemption lewat tautan di bawah. Artikel Asli – 8 Agustus 2015 Sebuah pengumuman yang sangat besar hari ini hadir dari Gameloft. Penerbit game mobile berkualitas ini telah mengumumkan sekuel dari MMORPG buatan mereka, Order & Chaos, berjudul Order & Chaos 2: Redemption. Order & Chaos 2: Redemption sendiri berkisah 600 tahun setelah kejadian hancurnya Primal Heart di dunia Order & Chaos pertama. Di situ dikisahkan bahwa setelah para pahlawan Order & Chaos menghancurkan Primal Heart yang mereka sangka sebagai sumber dari segala kejahatan, dunia yang mereka tinggali pun hancur dan kejahatan berhasil menang. Kini setelah dunia berangsur-angsur pulih, adalah tugas kamu sebagai sang pahlawan untuk memerangi kejahatan kembali dan terhindar dari tipu daya mereka sebelumnya.
Sayangnya selain sinopsis cerita, saat ini masih belum ada detail seputar mekanisme permainan MMORPG dalam Order & Chaos 2: Redemption. Akankah game ini akan terus melanjutkan gameplay MMORPG klasik bergaya World of Warcraft? Ataukah mengusung permainan MMORPG real time action seperti Izanagi Samurai Ninja Online? Tentu ini merupakan sebuah kejutan yang sangat menarik bagi para gamer mobile khususnya para penggemar MMORPG mobile, karena Order & Chaos akhirnya benar-benar mendapatkan sebuah sekuel dan tak lagi mendapatkan varian spin-off dengan gameplay yang berbeda-beda (seperti Heroes of Order & Chaos serta Order & Chaos: Duels). Saat berita ini diturunkan, Order & Chaos 2: Redemption masih belum mendapatkan tanggal rilis yang pasti dari Gameloft. Terlepas dari hal tersebut, kamu sekarang bisa mengikuti sesi praregisterasi untuk mendapatkan beberapa item menarik melalui situs resmi Order & Chaos 2: Redemption. Situs Web: Pre-register Order & Chaos 2: Redemption The post [Update] Gameloft Umumkan Sekuel dari MMORPG Order & Chaos appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
Samsung Galaxy Tab S2 Resmi Masuki Pasar Indonesia untuk Kelas Premium Posted: 17 Sep 2015 04:02 AM PDT Nilai kurs rupiah yang melemah dan pasar tablet yang kian lesu tidak membuat Samsung berhenti meluncurkan produk terbaru di Indonesia. Hari ini (17/9), perusahaan asal Korea Selatan tersebut meluncurkan tablet Galaxy Tab S2 untuk pasar tanah air. Seri ini pertama kali diperkenalkan di Australia pada Juli 2015 lalu sebagai penerus dari seri Tab S yang meluncur tahun 2014. Dengan ketebalan 5,6 mm, produk ini ingin menyaingi ketipisan iPad Air 2 yang memiliki ketebalan 6,1 mm. Usung teknologi 4G LTEVebbyna Kaunang, IM Marketing Director PT Samsung Electronic Indonesia mengatakan bahwa produk ini menargetkan kaum urban yang produktif. Samsung Galaxy Tab S2 hadir dengan dua pilihan ukuran layar, yakni 8 inci dengan harga Rp6 juta dan 9,7 inci dengan harga Rp7 juta. Terdapat tiga pilihan warna untuk produk ini, yakni Gold, Black, dan White.
Kedua seri Galaxy Tab S2 hadir dengan kualitas layar super AMOLED 1536 x 2048 piksel yang dilapisi dengan Corning Gorilla Glass. Sedangkan bagian belakang perangkat ini dilapisi dengan material plastik matte. Samsung juga melengkapi produk tersebut dengan aksesori berupa Book Cover yang dilengkapi dengan magnet. Book Cover ini memiliki fungsi sebagai penyangga dari Tab S2. Tidak ada perbedaan mencolok di antara keduanya, kecuali ukuran layar. Seri ini memiliki RAM 3 GB dan memori internal sebesar 32 GB. Sedangkan untuk prosesornya, perangkat ini dibekali dengan octa-core yang terdiri dari quad-core 1,9 GHz dan quad-core 1,3 GHz. Kedua perangkat ini sendiri dibekali dengan OS Android 5.1 Lollipop. Galaxy Tab S2 ukuran 9,7 inci memiliki baterai berkapasitas 5.870 mAh, sedangkan ukuran 8 inci memiliki baterai berkapasitas 4.000 mAh. Untuk kemampuan kamera, keduanya memiliki kamera belakang 8 MP dan kamera depan 2 MP. Jajaran produk teranyar ini telah tersedia di pasaran sejak pertengahan September dengan jalur distribusi offline dan online. Sayangnya, Samsung enggan memberi detail target yang ingin diraih dan total jumlah produk yang tersedia. Nampaknya produk ini akan susah meraih pasar yang luas dengan harga yang ditawarkan. Terlebih, masyarakat dalam negeri telah diberikan pilihan produk lebih murah dari vendor lainnya di pasaran. Beberapa tablet lainnya di pasaran sepanjang 2015 ini adalah Advan Vandroid X7 dan Asus ZenPad yang sama-sama menyasar harga Rp2 jutaan. (Diedit oleh Lina Noviandari) The post Samsung Galaxy Tab S2 Resmi Masuki Pasar Indonesia untuk Kelas Premium appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
Septian Pamungkas Buka-bukaan tentang Game Music, Ranah yang Masih Belum Banyak Terekspos Posted: 17 Sep 2015 03:12 AM PDT Pada Selasa (15/9) lalu, Tech in Asia mengadakan sesi AMA (Ask Me Anything) dengan Founder Monkey Melody, Septian Pamungkas. Monkey Melody adalah sebuah startup yang berfokus di bidang audio dan musik pada video game. Dengan durasi 8 jam, sesi tanya jawab berlangsung dari pukul 14.00 WIB dan berakhir pada pukul 22.00 WIB. Seperti sesi AMA sebelumnya, ada banyak pertanyaan yang masuk, dari mulai seputar sound dan audio, game, sampai obrolan dunia musik. Berbagai jawaban dari pertanyaan milik pembaca ini banyak memberikan masukan dan informasi menarik seputar dunia industri kreatif khususnya di ranah game dan audio. Tidak sedikit pelajaran berharga yang bisa dipetik bila kamu ingin mencoba mengembangkan startup dengan pasar yang niche seperti ini. Langsung saja, simak pembahasannya. P.S. Jawaban di bawah diambil langsung dari komentar Septian Pamungkas dengan sedikit perubahan mengikuti standar penulisan Tech in Asia. Tidak ada jawaban yang diubah maknanya. Apa yang mendasari Tian mendirikan startup Monkey Melody di usia yang masih muda bahkan masih kuliah? Masih muda sekali lho untuk menjadi seorang founder startup. Tidak fokus di kuliah dulu, trus bangun CV atau portofolio dari perusahaan besar?
Mengapa kamu memilih pekerjaan menjadi seorang game composer? Mengapa tidak menjadi musisi saja?
Untuk menjadi seorang music game composer itu harus bisa main alat musik sungguhan nggak sih? Atau cukup menguasai software musik saja? Seberapa pengaruhnya kemampuan bermusik dengan bikin musik game?
Menurut Tian, seberapa penting sih kehadiran voice actor atau pengisi suara karakter di sebuah game? Apa yang menjadi pertimbangan Tian dalam memutuskan apakah sebuah game perlu diberi sisipan suara karakter (walaupun hanya sekadar "Ah-Oh-Ah-Oh") atau tidak?
Halo Tian, atau Asep. Apakah profesi video game composer di Indonesia itu menjanjikan? Semisal sudah berpengalaman di sini, mungkinkah menjadi seorang composer untuk studio di luar negeri?
Seperti kebanyakan industri kreatif lainya, ada 3 tipe game composer/sound engineer di Indonesia yang saya tahu:
Hmm, untuk bisa go global rasanya agak sulit kalau cuma berpengalaman di lokal saja, kamu juga harus aktif di luar negeri. Sebagai music composer, karya game seperti apa yang menjadi impian? Kalau di luar game, pengin bikin karya impian yang seperti apa? Game AAA dengan tema kehidupan semacam Life is Strange-nya Dontnod Entertainment. Saya ingin sekali membuat konser untuk musik game yang buatan sendiri, lengkap dengan orkestranya. The post Septian Pamungkas Buka-bukaan tentang Game Music, Ranah yang Masih Belum Banyak Terekspos appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
Optimis Rebut Pasar, Blu-Jek Jadi Pesaing Baru Go-Jek dan GrabBike Posted: 17 Sep 2015 02:50 AM PDT Kepopuleran startup transportasi Go-Jek dan GrabBike yang semakin meningkat memunculkan sejumlah nama baru di ranah ini. Salah satunya adalah Blu-Jek, yang dapat digunakan mulai esok (18/9) oleh masyarakat. Nama Blu-Jek sendiri telah ramai dibicarakan oleh warga ibu kota sejak beberapa waktu lalu. Karena namanya, banyak yang mengira layanan ini berhubungan dengan vendor layanan taksi Blue Bird. Ternyata anggapan tersebut dibantah oleh Co-Founder Blu-Jek, Garrett Kartono pada saat peluncuran aplikasi di Jakarta hari ini (17/9). "Blu bermakna 'blusukan' dan juga menjadi warna identitas pengendara, yakni biru," ucapnya. Garrett mengatakan bahwa 'blusukan' berarti bahwa timnya memang benar-benar melakukan sosialisasi keuntungan bagi para ojek konvensional agar bergabung dengan Blu-Jek. Garrett mengajak seorang kawan lama untuk mendirikan bisnis ini, yakni Michael Manuhutu. Ia juga menambahkan bahwa persiapan bisnis sudah dilakukan sejak setahun lalu, namun perlu waktu lama untuk benar-benar mematangkan konsep agar dapat bersaing di pasaran. Klaim jamin keamanan data penggunaMeski telah diperkenalkan sejak hari ini, Garrett mengaku bahwa layanan ini akan benar-benar dikukuhkan di November mendatang. Alasannya adalah agar masyarakat dapat mengenal layanan Blu-Jek terlebih dahulu. Meski demikian, pengguna sudah dapat menggunakan aplikasinya. Layaknya Go-Jek, startup ini memiliki empat layanan utama, yakni Blu-Ride untuk layanan transportasi dengan motor, Blu-Pick untuk jasa pengantaran dokumen, Blu-Shop untuk layanan belanja dengan nilai maksimal belanja Rp1 juta, dan Blu-Food untuk layanan pemesanan makanan. Hingga saat ini, Blu-Jek telah memiliki 1.000 pengendara dan sedang menyeleksi tambahan 1.000 pengendara lainnya. Uniknya, dari angka tersebut, 100 pengendara adalah wanita muda dan ibu-ibu. Berdasarkan obrolan yang saya lakukan dengan pengendara wanita Blu-Jek, nantinya Blu-Jek akan menarik komisi 20 persen dari transaksi. Bagaimanapun, Blu-Jek akan memberi tambahan bonus Rp50.000 bagi pengendara setiap kali mereka berhasil mengangkut lima penumpang. Sedangkan untuk tarif, selama masa promosi, minimum pemesanan untuk Blu-Ride adalah Rp20.000 dalam radius 6 km, selebihnya akan dikenakan biaya Rp4.000 per km. Pengguna diberi dua pilihan dalam melakukan pembayaran, yakni dengan uang tunai dan Mandiri E-cash. Selain itu, Garrett mengklaim bahwa data pengguna tidak akan terekam oleh pengendara, sehingga kasus penyalahgunaan identitas diklaim tidak akan menjadi masalah. Ia menambahkan bahwa baik pengguna dan pengendara telah diberikan asuransi yang bekerja sama dengan ABDA Insurance. Untuk pengendara, Blu-Jek memberikan asuransi senilai Rp20 juta dan pengguna sebesar Rp5 juta. Hadapi tantangan besarMeski telah menawarkan konsep yang menjanjikan, Garrett menyebut bahwa usaha ini mengandalkan modal secara bootstrap dan belum didukung investor. Ia tidak menyebut angka pasti modal yang dibutuhkan untuk mengoperasikan Blu-Jek. Ya, mungkin kamu berpikir bahwa layanan ini hanya menjadi pengekor dari Go-Jek dan GrabBike yang telah merajai jalanan ibu kota. Menanggapi besarnya kekuatan dari pesaingnya, Garrett optimis bahwa masih ada celah dengan banyaknya peluang pasar.
Blu-Jek sebagai pendatang baru nampaknya akan menempuh tantangan berat di pasaran. Mengingat GrabBike dan Go-Jek telah memiliki sejarah besar dalam pendanaan dan tentunya kepopuleran. Menurut saya, satu poin yang harus dilakukan Blu-Jek untuk dapat memikat pasar adalah memberikan promo yang lebih menarik, serta memberikan pelayanan yang lebih baik. Kehadiran Blu-Jek tentunya menambah panjang daftar startup layanan transportasi di dalam negeri. Sebagai pengguna, kita tentunya akan diuntungkan bila layanan tersebut bersaing untuk menawarkan harga yang terjangkau dan pelayanan yang lebih baik. Bagaimana menurut kamu, pilih Go-Jek, GrabBike, atau Blu-Jek? Layanan Blu-Jek ini bisa dinikmati melalui: (Diedit oleh Lina Noviandari) The post Optimis Rebut Pasar, Blu-Jek Jadi Pesaing Baru Go-Jek dan GrabBike appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
Minecraft: Story Mode Akan Rilis Bulan Depan di Console, PC, dan Mobile Posted: 17 Sep 2015 01:35 AM PDT Game Minecraft dengan fitur “tamat” akhirnya akan hadir sebentar lagi. Khusus untuk platform PC, Mac, PS4, PS3, Xbox One, dan Xbox 360, tanggal rilis yang direncanakan adalah 13 Oktober 2015, sedangkan untuk platform mobile (iOS dan Android) lebih telat dua hari yaitu 15 Oktober 2015. Minecraft: Story Mode yang dirilis adalah Episode 1: The Order of the Stone yang merupakan bagian pertama dari lima episode musim pertama. Di sini kamu akan bermain sebagai karakter laki-laki atau perempuan yang keduanya bernama Jesse, bertualang di Overworld mencari The Order of The Stone.
Terdapat sebuah fitur unik yang belum pernah dihadirkan oleh Telltale Games di berbagai game mereka sebelumnya, yaitu kustomisasi karakter. Di Minecraft: Story Mode kamu bisa memilih bagaimana penampilan karakter utama kamu. Seperti biasa, akan ada fitur jalan cerita yang bercabang sesuai pilihanmu ketika bermain serta fitur sinematik ala Telltale. 10 Kreasi Minecraft Ini Akan Membuat Kamu Tercengang! Untuk bagian sulih suara, Minecraft: Story Mode diisi nama-nama, seperti Patton Oswalt (Ratatouille dan Agents of S.H.I.E.L.D) yang akan memerankan Jesse versi laki-laki, sementara Catherine Taber (Star Wars: The Clone Wars dan Marvel Heroes) akan memerankan Jesse versi perempuan. Nama-nama seperti Scott Porter (Nightwing di Batman Arkham Knight) maupun Ashley Johnson (Ellie di The Last of Us) juga ikut meramaikan daftar pengisi suara. Telltale juga menyampaikan bahwa game ini akan rilis di Wii U dan PS Vita untu ke depannya. Jadi, platform mana yang akan kamu gunakan untuk memainkan Minecraft: Story Mode nanti? Sumber: Blog Telltale Games
The post Minecraft: Story Mode Akan Rilis Bulan Depan di Console, PC, dan Mobile appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
Primer, Aplikasi Gratis dari Google untuk Mempertajam Skill Marketing Kamu Posted: 17 Sep 2015 01:27 AM PDT Berkat keberadaan teknologi dan internet, kini kamu bisa belajar banyak hal di mana saja dan kapan saja. Salah satunya dengan menggunakan Primer, sebuah aplikasi resmi dari Google yang didesain khusus untuk membantu meningkatkan kemampuan marketing kamu. Aplikasi ini bisa dipakai secara gratis pada smartphone Android kamu. Kamu bisa mengunduhnya melalui tautan di bawah ini. Primer menyediakan empat materi utama, yaitu Advertising, Content, Measurement, dan Strategy. Setiap materi tersebut terdiri dari beberapa sub materi yang bisa kamu pelajari. Setiap materi disajikan dalam bentuk kartu-kartu berisi penjelasan dan contoh-contoh kasus interaktif dengan durasi belajar rata-rata 5 menit. Mengingat ini adalah aplikasi resmi dari Google, desain, antarmuka, dan pengalaman menggunakan, serta animasi-animasi di dalam aplikasi ini terbilang sangat menarik. Materi-materi yang disediakan berasal dari tim Google sendiri dan sederet pakar marketing yang tentunya telah berpengalaman. Pengguna juga bisa menyimpan berbagai card (kartu) yang memiliki penjelasan menarik dan ingin dinikmati kembali setelah menyelesaikan sebuah materi. (Diedit oleh Pradipta Nugrahanto) The post Primer, Aplikasi Gratis dari Google untuk Mempertajam Skill Marketing Kamu appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
Posted: 17 Sep 2015 01:17 AM PDT Pada hari Selasa (15/9) lalu, Tech in Asia menghadirkan seorang komposer musik game sekaligus founder startup Monkey Melody, Septian Pamungkas. Kali ini, kami akan menghadirkan founder studio aplikasi dan game edukasi anak Educa Studio, Andi Taru. Sebelum mendirikan Educa Studio, Andi menggeluti passion di bidang musik. Andi mulai belajar gitar elektrik semenjak SD, dan aktif mengikuti festival bahkan beberapa kali memenangkan perlombaan ketika Andi menjadi mahasiswa IT Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga. Pada tahun 2008, Andi merilis aplikasi Marbel pertamanya di situs Educa Studio. Andi tidak menyangka bahwa reaksi orang sangat positif. Situsnya sempat down karena terdapat lebih dari 4500 orang yang mengunduhnya. Hingga saat ini, Educa Studio yang dipimpin oleh Andi telah mengembangkan lebih dari 120 aplikasi dan game. Seluruh aplikasi dan game tersebut terbagi ke dalam empat kategori. Marbel (Mari Belajar Sambil Bermain), Riri (Cerita Anak Interaktif), Kabi (Kisah Teladan Nabi), dan Keong Games yang fokus kepada game kasual dengan total unduhan lebih dari 15 juta kali. Sesi AMA (Ask Me Anything) bersama Andi Taru ini akan kami buka besok Jumat 18 September 2015, mulai pukul 10.00 WIB sampai dengan 22.00 WIB. Kamu dapat bertanya apa saja mulai dari pertanyaan seputar pengembangan aplikasi dan game seperti:
Hingga pertanyaan yang sifatnya kasual seperti:
Kami mengajak kamu untuk bertanya kepada sosok di balik Educa Studio yang telah mengembangkan lebih dari 120 aplikasi dan game, dan telah diunduh oleh lebih dari 15 juta orang. Untuk mengikuti AMA ini, pastikan kamu telah mendaftarkan diri kamu di sini. Jangan sampai kamu melewatkan kesempatan ini ya! The post Yuk Besok Tanya Apa Saja kepada Andi Taru, Founder Educa Studio yang Telah Mengembangkan Lebih dari 120 Aplikasi dan Game! appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
You are subscribed to email updates from Tech in Asia Indonesia. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
No comments:
Post a Comment