Game Di Indonesia |
- [Esai Foto] Hari Pertama Tokyo Game Show 2015 – Manusia, Video Game, dan Antrian di Ajang Game Terbesar Asia
- [Hands-on] Bloodborne: The Old Hunters – Kelanjutan Mimpi Buruk
- [Hands-on] Tokyo Xanadu – Ys Bertema Modern
- [Hands-on] Exist Archive: The Other Side of the Sky – Obat Rindu Penggemar Valkyrie Profile
- Arek Suroboyo, Temukan Berbagai Hal Tentang Strategi Startup di Tech in Asia Tour: Road to Jakarta edisi Surabaya!
- Kumpulan Aplikasi & Update Minggu ini – 19 September 2015
- Mantan Kreator Command & Conquer Terjun Kembali Mengerjakan Sebuah Game RTS untuk Mobile
- 5 Topik Talk Teknologi Terbaik Minggu Ini – 19 September 2015
- 5 Topik Talk Games Terbaik Minggu Ini – 19 September 2015
- EA Buka Praregistrasi Need for Speed No Limits untuk Platform Android
- Alvin Rizky: Berkah Digital dari Ayah dan YouTube
- Review CumaCeban.com – Game Arcade Lokal Penuh Hadiah di Dalam Genggamanmu
- [Hands-on] PlayStation VR – Tetap Berpindah Dunia, namun Tidak Banyak Perubahan
Posted: 19 Sep 2015 10:32 AM PDT Kamis kemarin Iqbal dan Kevin sudah mulai melakukan pekerjaan mereka mewakili tim Tech in Asia untuk meliput berbagai hal menarik yang ada di Tokyo Game Show 2015. Selain berita-berita yang bisa kamu ikuti melalui tag TGS 2015, kami juga menyediakan seri artikel esai foto yang menggambarkan hal-hal menarik yang ditemukan selama di Jepang, terutama yang berhubungan dengan video game. Untuk edisi kali ini Kevin dan Iqbal memotret beberapa hal menarik dari hari pertama (17 September 2015) ajang Tokyo Game Show 2015 yang berlangsung di Makuhari Messe, Chiba. Tanpa buang waktu lagi, berikut adalah foto-foto yang diambil dari hari pertama perhelatan video game terbesar di Jepang tersebut. ![]() Daripada booth babe, lebih baik booth beast ![]() Hotline Tokyo? ![]() Kultur hipster barat sudah mulai menyerang Jepang ![]() Hari yang melelahkan The post [Esai Foto] Hari Pertama Tokyo Game Show 2015 – Manusia, Video Game, dan Antrian di Ajang Game Terbesar Asia appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
[Hands-on] Bloodborne: The Old Hunters – Kelanjutan Mimpi Buruk Posted: 19 Sep 2015 08:45 AM PDT Sony telah mengumumkan bahwa mereka akan merilis ekspansi dari Bloodborne berjudul Bloodborne: The Old Hunters pada bulan November mendatang. Namun, rasa penasaran saya tidak bisa dibendung dan saya ingin segera mencoba ekpansi terbaru dari game garapan From Software tersebut. Untunglah Sony menyediakan demo dari Bloodborne: The Old Hunters pada acara Tokyo Game Show 2015, sehingga tanpa panjang lebar saya langsung mencobanya. Bloodborne: The Old Hunters pada dasarnya masih sama dengan Bloodborne yang selama ini kamu kenal, namun dengan beberapa penambahan seperti level, perlengkapan, persenjataan, dan pastinya musuh baru yang tetap ganas. Dari demo yang saya coba di Tokyo Game Show 2015, saya berani bilang bahwa ekspansi ini akan memuaskan dahaga para pemain Bloodborne yang menginginkan konten baru. Bloodborne: The Old Hunters menghadirkan beberapa senjata baru yang unik mulai dari golok yang bisa berubah menjadi cambuk, panah, dan lainnya. Tentunya semua senjata tersebut memiliki cara pemakaian baru yang cukup berbeda dengan senjata yang sudah ada dalam Bloodborne. Musuh yang dihadirkan sebenarnya tidak terlalu berbeda, namun penambahan bos yang ganas pastinya akan tetap membuatmu sering mati. Dalam demo yang ada di Tokyo Game Show 2015, saya menghadapi seekor monster besar yang memiliki bentuk yang sulit untuk dideskripsikan karena tubuhnya seperti sebuah mahluk yang berasal dari gabungan anggota tubuh. Seram, mematikan, namun bukan berarti tidak bisa dikalahkan. Level yang tersedia juga masih mengikuti tema gotik dalam Bloodborne dan saya serasa pulang ke rumah begitu melihat darah, mayat hidup, dan para hunter yang gila menghiasi layar permainan. Sepertinya masih banyak hal yang disembunyikan dalam ekspansi baru dari Bloodborne ini dan saya tidak sabar untuk menemukannya dan menyesalinya (karena biasanya berakhir dengan matinya karakter saya). Bloodborne: The Old Hunters akan tersedia pada 24 November 2015 untuk PS4. Cek juga review komplet dari kami soal Bloodborne yang memang merupakan sebuah game fantastis The post [Hands-on] Bloodborne: The Old Hunters – Kelanjutan Mimpi Buruk appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
[Hands-on] Tokyo Xanadu – Ys Bertema Modern Posted: 19 Sep 2015 07:57 AM PDT Masih dalam acara Tokyo Game Show 2015, sekarang saya mencoba sebuah action RPG baru dari Falcom yang kelihatannya cukup menjanjikan. Gamer yang menyukai RPG dari Falcom juga pastinya akan menunggu-nunggu game ini. Game yang dimaksud di sini adalah Tokyo Xanadu, sebuah action RPG dengan latar kota modern di Jepang. Kesan pertama saya waktu memainkan demo dari Tokyo Xanadu adalah game ini merupakan bentuk lain dari game Ys yang juga masih garapan Falcom. Kedua game ini memiliki gameplay aksi cepat yang dicampur perkembangan karakter layaknya RPG, tapi Tokyo Xanadu akan memiliki cerita fantasi modern ringan yang sepertinya akan digemari pemain muda terutama karena para karakternya ini masih bersekolah. Banyak hal dalam Tokyo Xanadu yang membuat saya tetap terus teringat dengan Ys. Mulai dari gameplay gunting-batu-kertas di mana setiap musuh bisa dihabisi dengan lebih efisien menggunakan karakter tertentu, dungeon dengan bos di bagian akhir, serta aksi grinding yang menyenangkan. Setiap karakter yang bisa digunakan memiliki senjata unik dengan karakteristik tersendiri dan kamu bisa berganti karakter kapanpun ketika dalam dungeon. Dari demo yang saya mainkan, bisa diketahui bahwa setiap karakter memiliki dua jenis serangan yaitu serangan jauh dan serangan dekat. Jika kamu bisa menggunakannya dengan efektif, maka setiap musuh akan bisa dikalahkan dengan cepat. Tidak ada sistem MP dalam game ini, tapi ada semacam sistem stamina bar di mana ketika kamu melancarkan sebuah jurus, maka bar tersebut akan berkurang, namun bar tersebut juga akan kembali terisi selang beberapa saat. Ada juga yang disebut X Drive di mana ketika bar ini penuh, maka kamu bisa melakukan serangan gabungan bersama dengan partner yang kamu pilih. Untuk masalah visual, sebenarnya tidak ada yang terlalu spesial karena game ini masih mengusung visual 3D seperti yang pernah ada dalam game The Legend of Heroes: Trails of Cold Steel, namun justru itulah yang saya rasa akan disukai oleh para pemainnya. Sejujurnya, belum banyak hal yang telah saya coba dalam Tokyo Xanadu, tapi kalau kamu ingin memainkan game action RPG dengan aksi cepat di PS Vita milikmu, Tokyo Xanadu bisa menjadi pilihan utama sebelum Ys terbaru rilis di PS Vita dan PS4. Tokyo Xanadu akan dirilis pada 30 September 2015 di Jepang. Belum ada info mengenai perilisan di luar Jepang. The post [Hands-on] Tokyo Xanadu – Ys Bertema Modern appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
[Hands-on] Exist Archive: The Other Side of the Sky – Obat Rindu Penggemar Valkyrie Profile Posted: 19 Sep 2015 07:06 AM PDT Dalam acara Tokyo Game Show 2015 yang berlangsung dari tanggal 17 hingga 20 September 2015 ini, saya telah mencicipi sebuah game yang mungkin akan membuat para penggemar RPG klasik kembali bergairah. Game yang saya maksud adalah Exist Archive: The Other Side of the Sky garapan tri-Ace dan Spike Chunsoft. Begitu mencoba game ini menggunakan PS Vita yang tersedia di booth Sony, saya langsung teringat dengan Valkyrie Profile namun dengan tampilan grafis dan gaya visual yang jauh berbeda. Saya sendiri belum tahu seperti apa detail dari cerita yang disajikan oleh Exist Archive, namun saya merasa bahwa desain karakter oleh Mino Tarou (Love Plus) membuat suasana dalam game terasa lebih ringan meski saya yakin Exist Archive memiliki tema yang kelam. Gameplay yang dihadirkan Exist Archive: The Other Side of the Sky benar-benar mirip dengan Valkyrie Profile. Eksplorasi terasa mirip karena menghadirkan level bergaya 2D side-scrolling. Pertarungan akan terjadi jika kamu menyerang atau menyentuh musuh yang ada di level tersebut. Begitu masuk pertarungan, lagi-lagi kamu akan disuguhi sistem pertarungan seperti Valkyrie Profile di mana setiap tombol aksi akan membuat karakter yang terpasang di tombol tersebut maju untuk menyerang. Hal yang sama juga akan dilakukan ketika kamu akan bertahan dari serangan musuh. Jumlah serangan yang bisa dikerahkan akan dibatasi semacam action bar yang akan kembali diisi setelah giliran musuh berakhir. Kamu juga bisa mengubah formasi karakter yang kamu kendalikan langsung dalam pertarungan. Visual yang dihadirkan mungkin terasa kurang menarik untuk sebagian orang karena bentuk karakter akan menjadi bergaya semi-super deformed. Namun, hal tersebut mungkin bisa sedikit diobati dengan penampilan animasi yang cukup keren ketika pertarungan berlangsung. Sayangnya, untuk versi PS Vita yang saya coba, masih ada kendala di bagian waktu loading dan kestabilan frame rate. Dari apa yang sudah saya mainkan, saya sudah bisa melihat bahwa game ini memang ditujukan untuk para pemain Valkyrie Profile veteran, tapi masih ada banyak hal lain yang harus diperlihatkan jika game ini mau sebaik seri Valkyrie Profile. Kalau kamu juga merupakan salah satu orang yang suka dengan Valkyrie Profile, maka sebaiknya kamu nantikan kehadiran Exist Archive: The Other Side of the Sky. Game ini akan dirilis pada 17 Desember 2015 di Jepang untuk PS4 dan PS Vita. Belum ada informasi mengenai versi bahasa Inggris. The post [Hands-on] Exist Archive: The Other Side of the Sky – Obat Rindu Penggemar Valkyrie Profile appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Posted: 19 Sep 2015 04:21 AM PDT Saat kamu pertama kali mendirikan startup, pasti kamu bertanya-tanya, "Strategi ini sudah benar atau belum, ya?". Kamu jadi galau menentukan strategi apa yang kira-kira cocok untuk kamu gunakan di startup kamu. Apa saja yang perlu dipertimbangkan saat kamu akan mengatur strategi? Nah, melalui artikel kali ini, kamu tidak perlu galau lagi. Kami merangkum beberapa hal penting yang wajib kamu simak untuk menentukan strategi startup kamu! 1. Tentukan tujuanmu!Kamu ingin membuat mahasiswa menjadi lebih mudah mengerjakan skripsi dengan membuat startup untuk mencari jurnal yang dapat membantu mereka? Atau kamu ingin membuat para jomblo lebih bahagia dengan menciptakan aplikasi yang membuat mereka tidak merasa kesepian? Go ahead! Saat kamu tahu mau dibawa kemana produkmu, kamu akan lebih mudah menentukan strategi. Kamu tahu produk kamu untuk mahasiswa, fokuslah memasarkannya di kalangan mahasiswa atau ke kampus-kampus. Tujuan yang jelas akan memberikan kamu arahan yang jelas juga dalam menyusun strategi pengembangan startup. 2. Apakah kamu bisa lebih baik?Ya, dibandingkan dengan kompetitor lain, apakah produk yang kamu punya memiliki keunggulan sehingga lebih disukai orang? Jangan sampai produk kamu cuma jadi sebuah gimmick yang membuatnya sulit berkembang. Ciptakan produk yang lebih baik dari kompetitor. Maka, kamu bisa fokus pada kelebihan produk kamu dan menjadikan itu senjata untuk menyusun strategi. 3. Bersiaplah dengan adanya perubahan!Perubahan dalam sebuah startup adalah hal yang wajar, bahkan mengubah core business pun bisa jadi harus dilakukan jika diperlukan. Kamu harus dapat memprediksikan seperti apa tren di industri startup kamu bergerak, dan seperti apa perilaku pasar dalam beberapa waktu ke depan. Dengan begitu, kamu bisa menyiapkan strategi startup kamu dari jauh hari! Seperti apa caranya menyiapkan strategi startup untuk menghadapi tantangan berikutnya? Apa saja yang perlu kamu siapkan, terutama untuk menghadapi tahun 2016? Temukan jawabannya di Tech in Asia Tour: Road to Jakarta! Pencarian startup terbaik di 10 kota di Asia ini sebentar lagi akan terbang ke Surabaya. Di sini kamu dapat menyaksikan 5 startup terpilih yang akan melakukan startup pitch di hadapan investor dalam pitching competition ini. Tak hanya itu, para investor yang sekaligus menjadi juri dalam acara ini juga akan mengungkapkan apa saja yang perlu kamu siapkan untuk menyusun killer strategy dalam sesi fireside chat yang mengangkat tema How to Develop a Killer Regional Strategy for 2016. Sesi fireside chat ini akan diisi oleh Gary Khoeng dari Convergence Ventures, Raditya Pramana dari IMJ Investment, dan Andy Zain, Managing Director Mountain Kejora Ventures. Di sini kamu bisa melihat ide-ide unik dan inovatif dari startup Surabaya, yang tentunya menarik dan dapat memberikan kamu insight tentang ide kreatif yang bisa dihasilkan dari teknologi. Kamu juga bisa melakukan networking dengan berbagai kalangan yang menjadi bagian dari komunitas startup di Surabaya dan sekitarnya. Dari mulai investor, founder startup, entrepreneur, tech savvy, dan banyak lagi. Mau tahu siapa juara Tech in Asia Tour: Road to Jakarta di Surabaya dan ikut terlibat dalam sesi fireside chat yang tidak boleh kamu lewatkan? Catat waktu dan tanggalnya: Waktu dan Tanggal Lokasi Agenda Acara ini dapat kamu ikuti secara gratis. Daftarkan diri melalui link di bawah ini! The post Arek Suroboyo, Temukan Berbagai Hal Tentang Strategi Startup di Tech in Asia Tour: Road to Jakarta edisi Surabaya! appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Kumpulan Aplikasi & Update Minggu ini – 19 September 2015 Posted: 19 Sep 2015 03:38 AM PDT Tech in Asia memberikan ruang spesial bagi para startup di Asia dan juga khususnya di Indonesia. Lewat artikel ini kami ingin menampilkan layanan dan aplikasi mobile terbaru termasuk update besar. Jika ingin aplikasi buatan kamu masuk ke dalam daftar mingguan kami, silakan mengisi data diri melalui tautan ini. Untuk edisi minggu ini, kami merangkum lima aplikasi yang mendapat pembaruan sampai 19 September 2015: Blu-JekLayaknya Go-Jek, startup ini memiliki empat layanan utama, yakni Blu-Ride untuk layanan transportasi dengan motor, Blu-Pick untuk jasa pengantaran dokumen, Blu-Shop untuk layanan belanja dengan nilai maksimal belanja Rp1 juta, dan Blu-Food untuk layanan pemesanan makanan. Sayangnya aplikasi ini baru bisa digunakan mulai November mendatang. GrafiTalkDeveloper asal Malang ini mencoba membuat aplikasi chatting dengan fitur-fitur yang cukup lengkap. Melalui GrafiTalk, pengguna dapat bertanya dan memperoleh informasi dari penduduk sekitar yang juga sesama pengguna GrafiTalk dalam radius lima km. Selain itu, dengan fitur GPS tracking, GrafiTalk juga mampu memantau posisi orang terdekat yang tengah berada diluar rumah. Selain itu, fitur utamanya tidak jauh dengan aplikasi chatting lainnya, yakni mengirim file berupa gambar, video, dan audio. Mata2Bagi para penggemar film, menikmati setiap scene tak peduli sependek apapun adalah momen yang tak akan rela dilewatkan. Aplikasi Mata2 menawarkan tampilan dari trailer film terbaru, membaca sinopsis, nama-nama pemain dan juga tanggal rilisnya. Opera Mini 11Opera kembali memperbarui versi browser Opera Mini 11 untuk Android dengan dua fitur yang berfokus pada kompresi maksimal penggunaan data, yakni High dan Extreme. Mode High baru hadir dengan kemampuan mengkompresi halaman situs tanpa mempengaruhi tampilan halaman. Sedangkan mode Extreme akan membuat situs bisa terakses dengan cepat namun kualitas gambar akan sangat rendah. Zombie Lava ShooterStudio game asal Jogja yang bernama Agate Jogja meluncurkan game kasual terbaru, Zombie Lava Shooter. Objektif utama dari Zombie Lava Shooter adalah untuk berlari sejauh mungkin. Tidak hanya sekadar berlari, pemain juga akan menerobos pasukan zombie yang menghadang jalan di sepanjang permainan. Lalu di jalan yang akan dilalui juga akan dikepung oleh lava panas dari gunung berapi. (Diedit oleh Pradipta Nugrahanto) The post Kumpulan Aplikasi & Update Minggu ini – 19 September 2015 appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Mantan Kreator Command & Conquer Terjun Kembali Mengerjakan Sebuah Game RTS untuk Mobile Posted: 19 Sep 2015 03:28 AM PDT Kamu yang tumbuh menikmati aneka ragam game PC selama lima belas tahun terakhir, mungkin sudah tidak asing lagi dengan nama serial game Command & Conquer. Ya, serial game real time strategy (RTS) yang dulu dikerjakan oleh Louis Castle bersama studio Westwood ini memang sekarang berada dalam daftar game milik Electronic Arts yang tak lagi jelas juntrungannya. Namun buat kamu yang mendambakan “penerus spiritual” dari Command & Conquer jangan keburu bersedih dulu, karena kini ada kabar menarik mengenai proyek game RTS buatan Louis Castle yang berjudul War Commander: Rogue Assault. Mengutip wawancara Louis bersama Polygon, saat ini mantan kreator Command & Conquer tersebut sedang terlibat pengembangan spin-off War Commander bersama developer Kixeye. Sekedar informasi tambahan, War Commander merupakan game strategi online yang bisa kamu mainkan melalui browser internet. Berbeda dengan versi sebelumnya, War Commander: Rogue Assault dipersiapkan sebagai spin-off War Commander dengan sentuhan gameplay real time strategy untuk perangkat mobile. Ini artinya kamu akan menjumpai sebuah gameplay RTS dengan mekanisme PvP berbasis asynchronous yang kurang lebihnya sama seperti DomiNations, Clash of Clans, Empires & Allies, dan sejenisnya. Untuk membuat War Commander: Rogue Assault berbeda dengan pengalaman bermain game strategi mobile lain di luar sana, Castle menghadirkan beberapa elemen yang menjadikan Command & Conquer terkenal. Mulai dari keberadaan unit tempur yang berbasis dari kendaraan perang modern, kontrol sederhana, serta presentasi grafis 3D yang membuat saya teringat akan tampilan screenshot Command & Conquer: Generals. Saat tulisan ini dipublikasikan, Kixeye baru sebatas membuka pendaftaran informasi seputar War Commander: Rogue Assault melalui situs resminya saja. Belum ada detail lain seputar kapan kira-kira game ini diluncurkan untuk iOS dan Android. Yang jelas saat dirilis nanti, War Commander: Rogue Assault akan tersedia secara gratis dengan opsi pembelian IAP di dalamnya. Situs web: War Commander The post Mantan Kreator Command & Conquer Terjun Kembali Mengerjakan Sebuah Game RTS untuk Mobile appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
5 Topik Talk Teknologi Terbaik Minggu Ini – 19 September 2015 Posted: 19 Sep 2015 03:06 AM PDT Minggu ini kami menemukan lima topik Talk teknologi yang sedang populer di kalangan komunitas online Tech in Asia, dan kami rasa topik-topik ini sangat menarik untuk kamu ikuti dan diskusikan. Siaranku, Cara Baru Penyiar Sapa PendengarRanah live streaming sepertinya sedang naik daun. Hal ini terbukti dari munculnya pemain baru, Siaranku. Apa Sih Penyebab Pembajakan Ramai di Indonesia?Tidak hanya game yang ramai dibajak. Aplikasi smartphone maupun software komputer juga marak dibajak. Buktinya, coba kamu cek apakah Adobe Photoshop atau Microsoft Office yang kamu gunakan asli? Apa yang Harus Go-Jek dan Startup Transportasi Lainnya Lakukan untuk Melindungi Privasi Pengguna?
Kasus Go-Jek dan privasi pengguna kembali terjadi. Go-Jek dan startup booking transportasinya harus melakukan sesuatu untuk melindungi privasi penggunanya. Kira-kira apa ya? Bagaimana sih Menentukan Batas Ide Startup Kita Ditiru atau Tidak?Apabila kamu memiliki ide untuk membuat startup toko obat online misalnya. Lalu, saya juga memiliki ide yang sama. Padahal saya dan kamu tidak pernah bertemu maupun berbicara. Apakah pantas kalau saya bilang, kamu telah meniru ide saya, atau saya telah meniru ide kamu? Debat Talk: Jumlah Pelaku E-Commerce di Indonesia Sudah Terlalu Banyak. Setuju atau Tidak?Melalui fitur Talk terbaru yaitu Debat Talk, saya mengajak kamu untuk saling beropini tentang sebuah hal yang dilihat dari dua sudut pandang berbeda. Kali ini, apakah menurut kamu jumlah pelaku e-commerce di Indonesia sudah terlalu banyak jumlahnya? Bila kamu juga ingin membuat artikel kamu sendiri di Talk, cukup mendaftar, dan kamu sudah dapat berkontribusi dalam komunitas online Tech in Asia ini. Selain itu, kamu juga bisa memberi komentar dan melakukan upvote pada setiap topik yang menarik. The post 5 Topik Talk Teknologi Terbaik Minggu Ini – 19 September 2015 appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
5 Topik Talk Games Terbaik Minggu Ini – 19 September 2015 Posted: 19 Sep 2015 12:40 AM PDT Minggu ini kami menemukan lima topik Talk Games yang sedang populer di kalangan komunitas online Tech in Asia. Kami rasa topik-topik ini sangat menarik untuk kamu ikuti dan diskusikan. Apa sih Penyebab Pembajakan Ramai di Indonesia?Sepertinya topik pembajakan tidak henti-hentinya muncul dan selalu ramai menjadi bahan diskusi. Melalui topik ini, seorang pembaca setia Tech in Asia Games menyampaikan opininya atas penyebab ramainya pembajakan di Indonesia. Bagaimana Kamu Menyikapi Anak di Bawah Umur Bermain Game Dewasa?Baru-baru ini, para netizen dihebohkan dengan foto Instagram putra mentalis Deddy Corbuzier, Azka Corbuzier, yang berpose memegang edisi PS4 dari game Metal Gear Solid V: The Phantom Pain yang jelas-jelas merupakan game dewasa. Bagaimana seharusnya kita menyikapi hal seperti ini? Media Game Terlalu Sensitif dengan PayudaraDilihat dari beberapa artikel situs berita game luar negeri, sepertinya mereka sering sekali membahas feminisme dan bagaimana wanita digambarkan di dalam game. Sampai akhirnya, gamer menjadi sensitif akan hal ini. Padahal, masih ada hal yang lebih penting selain payudara untuk dibahas, misalnya adegan kekerasan yang melibatkan anak kecil. Setujukah kamu? Menyikapi Isu Sensitif dalam Industri GameMenurut kamu, bagaimana seharusnya semua pihak, khususnya dalam industri game (pemain, media, publisher, dan developer) menyikapi isu-isu yang bersifat sentimental? Misalnya, game yang mengandung unsur peristiwa 9/11 di dalamnya. Saatnya bagi Saya, Pengguna PC, untuk Migrasi ke PlayStation 4Akhirnya saya memutuskan untuk membeli PlayStation 4 di bulan Oktober mendatang. Menurut kamu, apakah langkah yang saya ambil adalah langkah yang tepat? Kalau kamu juga ingin membuat artikel game kamu sendiri di Talk, cukup mendaftar dan kamu sudah dapat berkontribusi dalam komunitas online Tech in Asia ini. Selain itu, kamu juga bisa memberi komentar dan melakukan upvote pada topik yang menurut kamu menarik. The post 5 Topik Talk Games Terbaik Minggu Ini – 19 September 2015 appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
EA Buka Praregistrasi Need for Speed No Limits untuk Platform Android Posted: 18 Sep 2015 09:37 PM PDT Bagi kamu yang sudah menunggu seri Need for Speed seri eksklusif mobile maka penantian kamu sepertinya akan berakhir sebentar lagi. EA baru saja membuka pra-registrasi Need for Speed No Limits di Google Play Store untuk menyambut perilisannya secara global. Jika mendaftarkan diri, kamu akan mendapatkan pemberitahuan via email dari EA ketika Need for Speed No Limits dirilis secara global. Saat ini, Need for Speed No Limits masih dalam tahap soft launch yang baru bisa dimainkan di negara-negara seperti Taiwan dan Belanda. Seperti yang telah dijanjikan oleh EA yang hanya akan membuat game free-to-play khusus di platform mobile, Need for Speed No Limits juga akan bisa kamu unduh secara gratis. Terdapat berbagai kustomisasi yang tersedia di sini, dengan 250 juta kemungkinan kombinasi yang ada.
Layaknya game free-to-play lain, suku cadang yang didapatkan untuk kustomisasi ini akan didapatkan secara acak dan kamu harus melakukan grinding untuk mendapatkan yang terbaik, atau bisa menggunakan IAP untuk mempersingkatnya. Jika kamu memiliki suku cadang yang sama, kamu juga bisa menggabungkannya menjadi lebih baik. Glenn pun sempat menjajalnya dalam preview yang membuatnya terkesan berikut ini! Ada tiga mode permainan yang tersedia, yaitu Time Trial, Car Delivery, dan Duel. Apakah kamu siap menjadi yang tercepat di sini? Daftar dulu di laman Google Play Store dari Need for Speed No Limits melalui tautan di bawah ini! Untuk iOS, semoga saja ini juga pertanda EA juga sudah menyiapkannya.
The post EA Buka Praregistrasi Need for Speed No Limits untuk Platform Android appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Alvin Rizky: Berkah Digital dari Ayah dan YouTube Posted: 18 Sep 2015 09:02 PM PDT Kamu penyuka musik? Lalu pekerjaan macam apa yang sempat terlintas di pikiran kamu? Menjadi musisi, composer, produser, atau manager band? Founder Digilive Alvin Rizky mencoba menggali potensi industri musik lainnya lewat streaming. Seperti apa perjalanan sosok pria yang sempat bekerja di perusahaan periklanan dan stasiun TV swasta ini dalam menyelami ranah entrepeneur? Simak penuturan lengkapnya kepada Tech in Asia. Ingin seperti ayahKetika anak-anak ditanya perihal cita-cita, maka jawaban beragam profesi mainstream seperti dokter, pilot, atau atlet biasanya akan terlontar. Namun lain halnya dengan Alvin, ia mengaku pertanyaan "Mau jadi apa kalau sudah besar ?" langsung dijawabnya dengan "Ingin seperti ayah". Ada alasan tersendiri mengapa Alvin menjawab demikian. Ia selalu melihat sosok ayahnya sebagai orang yang bisa terlihat santai tanpa beban. "Kita sekeluarga tahu bila ia adalah pekerja keras, di sisi lain ia juga selalu memiliki waktu untuk keluarganya. Enak banget liatnya," tutur Alvin. Karena sudah terbiasa dengan semangat sang ayah sejak berusia belia, Alvin seolah tahu bila ia harus menjalankan bisnisnya sendiri. Namun sebelumnya Alvin sempat bekerja di production house saat ia duduk di bangku kuliah semester 6. "Selain itu juga sempat bekerja di perusahaan periklanan dan salah satu stasiun TV swasta," jelasnya. Pengalaman dari bekerja dengan orang ia kumpulkan menjadi "modal" untuk mendirikan usaha sendiri. Alvin sendiri mengaku bila apa yang ia lihat dari sosok sang ayah sewaktu kecil mulai didapatkannya ketika mulai menjadi entrepreneur.
Hidup adalah musikBicara soal musik, rasanya hampir semua orang di dunia menyukai hal ini, entah sebagai pelaku di industri musik, atau sekadar penikmat. Pun demikian halnya dengan Alvin. Semenjak masih duduk di bangku sekolah, ketertarikannya terhadap dunia musik sudah sedemikian besar. "Dari mulai bikin band sama teman-teman dan manggung di berbagai acara, mulai dari 17an, pinggir jalan dan acara kampus yang nggak dibayar, sampai dapat bayaran kalau tampil," kenangnya. Meski begitu, karier musik Alvin sebagai musisi harus berhenti di tengah jalan setelah rekaman dan membuat album. "Karena satu dan lain hal akhirnya mandek," ujarnya. Meski begitu, kecintaannya terhadap musik tidak luntur begitu saja. Ia tetap mengikuti perkembangan musik terkini baik dari luar maupun dalam negeri.
Kebosanan Alvin terselamatkan oleh adanya YouTube. Namun ia sering melihat rekaman yang ada di YouTube kualitasnya masih belum maksimal. "Utamanya untuk konser band lokal. Makanya saya terinspirasi untuk membuat wadah media live streaming atau recording standar broadcast," lanjutnya. Lupa bayarSebagai pelaku startup, proses pitching adalah hal yang umum dilakukan. Namun ada satu pitching yang selalu tidak terlupakan oleh Alvin. "Jadi waktu itu sebelum Digilive hadir, namanya Livebox. Nah ketika presentasi, situsnya tidak bisa dibuka karena domain lupa dibayar," kenangnya. Dengan kondisi yang serba salah itu, Alvin mengakali dengan membuat presentasi dadakan menggunakan Powerpoint. "Alhasil yang dilihat oleh calon investor adalah gambar alakadarnya dan tulisan dengan format yang masih berantakan," ujarnya seraya tertawa. Cinderella dan PlastikPria yang sangat mengagumi sosok ayah ini mengaku banyak menghabiskan waktu bersama keluarga. "Bangun tidur, biasanya saya ajak anak ke luar rumah cari udara segar, ngobrol sama anak seolah-olah dia penasihat hidup saya, dan kasih tahu dia hari ini saya mau ngapain dan pencapaian apa yang mau saya raih hari ini," tuturnya ketika ditanya mengenai cara mengawali hari. Alvin juga cukup sering membaca buku. Namun yang sekarang tengah dibacanya justru buku anak Cinderella, yang kerap digunakan untuk bahan dongeng. "Oh ya, saya juga lagi menyimak Daddy and The Hot Tea, untuk mengobati kerinduan akan band Plastik," jelasnya. Di waktu luangnya yang lain Alvin banyak melakukan browsing untuk mengetahui tren terkini di dunia maya dan menonton berbagai trailer film dalam dan luar negeri. Melawan takut dengan air dinginApakah kamu pernah merasa takut untuk menjadi entrepreneur? Bila jawabannya iya, tip dari Alvin ini mungkin bisa ditiru. "Ketika ada tekanan biasanya saya minum air dingin dan mengingat-ingat lagi pencapaian yang didapat sampai saat ini," ujarnya. Meski begitu, Alvin lebih percaya bila tidak ada yang perlu ditakutkan dengan menjadi entrepreneur. "Ketika memutuskan untuk menjadi entrepreneur maka sudah pasti harus bersiap untuk waktu yang lebih banyak dan konsentrasi," jelasnya. Tip lain dari Alvin adalah bagaimana menyikapi semua lika-liku menjadi entrepreneur. "Semua masalah pasti ada solusinya. Tinggal bagaimana menyikapi masalah tersebut. Jadi entrepreneur itu keren kok!" katanya lagi. Kepada para pelaku startup baru, Alvin menitipkan satu pesan singkat:
(Diedit oleh Lina Noviandari) The post Alvin Rizky: Berkah Digital dari Ayah dan YouTube appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Review CumaCeban.com – Game Arcade Lokal Penuh Hadiah di Dalam Genggamanmu Posted: 18 Sep 2015 08:12 PM PDT Di waktu kecil dulu, siapa yang senang mengumpulkan tiket dari mesin arcade di pusat-pusat permainan mal lalu menukarkannya dengan hadiah besar? Beberapa permainan yang menguji ketangkasan ini kadang membuat kamu ingin main lagi dan lagi karena ingin mengumpulkan tiketnya. Saya sendiri menyukai permainan tersebut, namun sayangnya tidak terlalu tangkas, sehingga tiket yang dikumpulkan pun sedikit dan langsung ditukarkan saja dengan permen. Saya pun jadi lebih banyak memainkan arcade seperti Time Crisis, air hockey, game balapan, dan sejenisnya. Dibuat oleh Flux Studio, sepertinya CumaCeban.com ini mengambil inspirasi dari game arcade yang mengeluarkan tiket tersebut. Bedanya, CumaCeban.com berbentuk aplikasi mobile yang bisa kamu mainkan di mana saja. Hadiah-hadiah yang ditawarkan pun menggiurkan, seperti iPhone dan berbagai gadget lainnya. Lalu bagaimana dengan berbagai mini game yang tersedia dan keseluruhan fitur CumaCeban.com sendiri? Apakah layak untuk dimainkan atau sekadar gimmick belaka? Cari tahu di ulasan berikut ini. Enam Mini Game yang Susahnya Minta AmpunAplikasi CumaCeban.com berisi kumpulan mini game yang saat ini berjumlah enam buah. Dari menu yang tersedia, tampaknya akan hadir beberapa game baru pada update berikutnya. Ketika kamu bermain dan mendapatkan skor tertentu, maka kamu akan mendapatkan sejumlah tiket yang nantinya bisa ditukarkan. Keenam game ini semuanya sangat sederhana, dengan tipe kontrol yang tidak rumit. Akan tetapi, tingkat kesulitan yang ada sangatlah tinggi. Contohnya adalah game Lompat Sakti yang menuntut kamu untuk melompat dari satu platform ke platform lain yang sangat kecil, atau Penjaga Candi yang menyuruh kamu untuk menusuk monster-monster yang ada tanpa terkena gigitan mereka. Saking susahnya, seringkali saya mengalami kekalahan bahkan sebelum saya mendapatkan satu skor pun. Untungnya jika hal ini terjadi Mr. Ceban, maskot dari CumaCeban.com, tidak akan memotong jumlah nyawamu. Kamu akan diajak untuk mencobanya lagi. Berbicara tentang nyawa, di CumaCeban.com kamu akan diberikan nyawa yang berfungsi sebagai “koin” untuk bermain. Setiap kali bermain (kecuali jika skormu nol), kamu akan menghabiskan satu nyawa. Bagaimana cara mengisi nyawa tersebut kembali? Akan saya jelaskan lebih rinci nanti di bagian selanjutnya. Secara umum untuk kumpulan game yang ada, saya sih tidak masalah dengan berbagai game yang sangat susah ini. Dengan tiket yang bisa didapatkan untuk ditukarkan dengan hadiah, wajar saja game yang ada sulit untuk ditaklukkan. Aplikasi Mesin IklanCumaCeban.com adalah sebuah mesin iklan yang sangat kencang. Bagaimana tidak? Di setiap akhir game yang kamu mainkan (yang biasanya sangat singkat), kamu akan ditawari untuk melihat sebuah iklan video. Kamu bisa saja menolak, tapi terkadang kamu tidak punya pilihan selain menontonnya. Kenapa? Karena video inilah cara termudah untuk mengisi nyawamu kembali yang dengan mudahnya hilang ditelan game yang susah-susah itu. Alternatif lain adalah dengan membeli IAP yang cuma ceban, tapi ada juga sih yang di atas sepuluh ribu. Selain nyawa, IAP ini juga akan memberimu sejumlah tiket yang banyak. Mesin iklan ini tak berhenti hanya di situ, kamu bisa menjadi seorang Agen Ceban yang bertugas menyebarkan aplikasi ini dan tentu saja, menonton iklan. Layaknya sebuah bisnis multi level marketing (MLM), kamu bisa memiliki “pasukan” alias downline yang aktivitasnya menjadi keuntungan bagimu. CumaCeban.com menjanjikan pendapatan bagi kamu yang mengerjakan ini. Menurut sebuah skenario yang ideal, kamu bisa mendapatkan hingga Rp9 juta per bulan hanya dengan bermain game, menonton iklan, dan menyebarkannya ke teman-temanmu. Menggiurkan bukan? Kumpulkan Tiket dan TukarkanSeperti yang telah dijelaskan di atas, tujuanmu bermain mini game adalah untuk mendapatkan tiket yang bisa ditukarkan dengan hadiah. Hadiahnya sendiri terdiri dari beberapa jenis, yaitu hadiah langsung dan hadiah Tepokan. Untuk hadiah langsung aturannya cukup jelas, ketika kamu berhasil mendapatkan sejumlah tiket tertentu (yang tentunya banyak, tidak hanya ratusan), kamu bisa secara langsung menukarkannya dengan bermacam hadiah. Dari yang saya lihat ketika artikel ini ditulis, hadiah yang tersedia berupa vocer elektronik, gaming mouse, dan barang elektronik lainnya. Untuk hadiah Tepokan, biasanya lebih mahal dari hadiah langsung. Namun pemenang untuk hadiah ini harus diundi terlebih dahulu. Siapa yang memberikan tepokan paling banyak, maka semakin tinggi pula kemungkinan menangnya. Aturan Tepokan yang saya dijelaskan di atas masih sebatas garis besar saja. Detailnya sendiri, jujur saja saya cukup kewalahan membacanya walaupun berkali-kali. Peraturan yang ada lumayan ambigu. Terdapat beberapa peraturan yang membingungkan yang hanya bisa terbukti jika kamu benar-benar mengikuti kompetisi Tepokan tersebut. KesimpulanSebagai game, rasanya tidak bisa saya rekomendasikan CumaCeban.com untuk kebanyakan dari kamu. Gameplay yang ditawarkan sangat simpel, begitu juga dengan grafis yang ada. Hal yang bisa membuatmu main lagi dan lagi hanyalah godaan hadiah yang memang sangat menggiurkan. Bagi kamu yang menyukai tantangan dan mengejar hadiah, tentu lain hal. CumaCeban.com bisa menjadi sarana bagimu untuk menyalurkan hasrat memainkan game yang sangat-sangat menantang sekaligus mendapatkan hadiah. Jika kamu memiliki daya juang tinggi dan tahan terhadap iklan yang bertubi-tubi serta gigih mempromosikan aplikasi ini ke teman-temanmu, bisa saja kamu justru mendapatkan penghasilan yang memadai. Dari segi komersial, CumaCeban.com memberikan sebuah cara baru dalam melakukan monetisasi melalui game. Akan tetapi, dari segi game, masih banyak game lokal yang jauh lebih bagus dari CumaCeban.com. Sekali lagi, jika kamu mencari game, hindari aplikasi ini. Tetapi jika kamu mencari hadiah, langsung saja unduh CumaCeban.com melalui tautan di bawah. Review ini ditulis atas kerja sama Tech in Asia dengan Mobomarket. Terlepas dari hal itu, ulasan di atas tetap dibuat seobjektif mungkin sesuai standar editorial Tech in Asia. The post Review CumaCeban.com – Game Arcade Lokal Penuh Hadiah di Dalam Genggamanmu appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
[Hands-on] PlayStation VR – Tetap Berpindah Dunia, namun Tidak Banyak Perubahan Posted: 18 Sep 2015 07:49 PM PDT Tidak terasa sudah satu tahun berlalu sejak saya dan Fahmi pergi mencoba Project Morpheus pada Tokyo Game Show 2014. Melanjutkan apa yang dilakukan tahun lalu, dalam Tokyo Game Show 2015 saya kembali menjajal perangkat virtual reality asal Sony ini yang telah berubah nama menjadi PlayStation VR. Tapi, apakah perubahan nama juga berarti pada perubahan kualitas dalam perangkat tersebut? Yah, pada dasarnya tidak ada yang benar-benar berubah selain dari namanya saja. PlayStation VR tetaplah sebuah perangkat untuk memainkan berbagai hiburan virtual reality dengan menggunakan PS4. Perangkat ini mampu membawa kita ke sebuah dunia lain yang hanya bisa dinikmati secara visual saja namun tetap memberikan kesan yang mendalam bahkan mungkin hingga ke tingkat spiritual seseorang. ![]() Iqbal juga ikut mencoba! Untuk Tokyo Game Show 2015, ada sejumlah game atau hiburan VR yang bisa dicoba di sini dan masing-masing dikerumuni orang-orang yang hendak mencobanya. Ada dua hiburan VR yang saya coba dalam kesempatan ini. Pertama adalah pertunjukkan konser Hatsune Miku dan satu lagi adalah “game” yang sempat menuai kehebohan ketika muncul pada tahun lalu yaitu Summer Lesson. Sebagai seorang penikmat musik Vocaloid, jelas saya tidak tunggu lama untuk mencoba konser virtual dari diva virtual Hatsune Miku tersebut. Begitu PlayStation VR menempel di wajah dan sebuah controller PlayStation Move ada di genggaman saya, saya melihat sebuah panggung megah dengan ratusan orang yang tengah menonton Hatsune Miku tampil. Rasanya semua itu begitu nyata dan langsung. Mungkin ini juga berkat adanya elemen interaktif dalam hiburan tersebut di mana ada saatnya saya harus mengayunkan PlayStation Move sebagai sebuah lightstick yang memberikan efek visual seru. Efek partikel yang mendekat ke arah saya dan kemampuan PlayStation VR mendeteksi arah gerakan kepala juga membuat semuanya menjadi sangat nyata. Sang diva serasa berjarak hanya beberapa jengkal saja dari tempat saya duduk. “… bayangkan kamu harus menatap mata seorang gadis cantik dalam jangkauan sekitar kurang dari 30 cm.”Setelah puas dengan hiburan tadi, saya pun beranjak untuk mencoba game atau hiburan lainnya yang tersedia di sini. Lalu saya pun memutuskan mencoba Summer Lesson, sebuah “game” di mana kamu akan berperan menjadi seorang guru atau tutor untuk mengajar seorang gadis virtual cantik. Ada dua versi Summer Lesson yang bisa dicoba, satu adalah versi E3 2014 dengan gadis yang berbicara dalam bahasa Jepang dan satu lagi adalah versi E3 2015 dengan gadis pirang yang berbicara dalam bahasa Inggris. Meski tak bermaksud untuk tidak senonoh, entah mengapa banyak yang mengira bahwa game ini terlalu mesum untuk dimainkan. Karena penasaran, langsung saja saya mencobanya. Setelah sekian menit mencoba, saya bisa bilang bahwa tidak ada sesuatu yang tidak senonoh di sini, melainkan yang saya temukan adalah banyak sekali momen-momen canggung yang membuat jantung seseorang berdegup. Saya mencoba untuk mengajar sang gadis pirang dan yang saya lakukan dalam game ini kebanyakan adalah mengangguk, menengok, dan menengok. Terdengar biasa saja? Sekarang bayangkan kamu harus menatap mata seorang gadis cantik dalam jangkauan sekitar kurang dari 30 cm. Kurang lebih itu yang sering terjadi dalam game ini. Itulah kekuatan terbesar dari virtual reality. Benda ini mampu membuatmu percaya bahwa apa yang kamu lihat adalah sesuatu yang nyata dan bisa memberikan pengalaman yang tidak bisa didapatkan di dunia nyata. Namun sayang, tingkat pendalaman tersebut rasanya masih belum bisa sempurna pada saat ini. ![]() Masih kurang pas, mbak. Seperti Project Morpheus yang saya coba tahun lalu, perangkat PlayStation VR saya rasa masih memiliki kekurangan di bagian kenyamanan. Perangkat ini agak sulit untuk tetap menempel di wajah dengan pas sehingga seringkali layar di dalam perangkat tersebut menjadi buram dan tidak fokus. Pemakaiannya sendiri tergolong kurang praktis karena masih membutuhkan orang lain untuk membantu memasangkannya. Meski memang memiliki kekurangan, tampaknya perubahan nama ke PlayStation VR menunjukkan bahwa Sony juga siap bersaing dengan produsen VR lainnya untuk membawa dunia virtual ke dalam ruang bermainmu. Ini juga bisa dibilang menjadi langkah pertama Sony untuk ikut berkembang dalam dunia VR. Siapa tahu apa yang akan dibuat di masa depan bukan? The post [Hands-on] PlayStation VR – Tetap Berpindah Dunia, namun Tidak Banyak Perubahan appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
You are subscribed to email updates from Tech in Asia Indonesia. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
No comments:
Post a Comment