Game Di Indonesia |
- Tech in Asia Podcast #9 – 31 Oktober 2015: Dari Wanita yang Ideal (… di Game) Sampai 3 Dekade Console NES
- [Update] Bermain Bersama Kucing-Kucing Menggemaskan di Neko Atsume
- Kumpulan Game Android Terbaru Minggu Ini – Asphalt Nitro, Astral: Origin, The Walking Dead: No Man’s Land, dan Lainnya
- Rangkuman Berita Game Hari Ini – 30 Oktober 2015
- Aplikasi Google Play Games Telah Dilengkapi Fitur untuk Merekam Permainan dan Reaksi Langsung Pengguna
- Seni Mengembangkan Aplikasi Mobile dari Seorang Google Developer Expert for Android
- Sejarah Singkat dan Bagaimana Project Loon Bekerja
- Titanfall Akan Dapatkan Versi Mobile dengan Gameplay Baru
- 3 Wahana Permainan di Dunia yang Diadaptasi dari Game
- Valve Sambut Teror Halloween dengan Steam Halloween Sale 2015
- NieR: Automata – Seri NieR Terbaru dengan Sentuhan Platinum
- [Update] Bingung Menentukan Rencana Akhir Pekan? Coba Rekomendasi Aplikasi dari Startup Indonesia ini!
- OnePlus X, Mampukah Jadi “Penawar” Kekecewaan Batalnya OnePlus 2 Masuk ke Indonesia? [HANDS-ON]
- The Legend of Heroes: Trails in the Sky SC Telah Dirilis!
- Volup, Layanan Streaming Musik Hybrid yang Digawangi Banyak Musisi Lokal
- Review The Walking Dead: No Man’s Land – Strategy RPG Pelengkap Kisah di Layar Televisi
Posted: 30 Oct 2015 06:13 PM PDT Setiap minggunya, podcast yang menjadi bagian dari konten komunitas Tech in Asia akan hadir. Kami mencoba menampilkan TALKShow dengan format yang berbeda di setiap episodenya. Seperti apa perbedaannya, bisa kamu temukan melalui podcast di bawah. Oh ya, mungkin kamu bertanya-tanya mengapa kami agak terlambat menghadirkan podcast episode terbaru di minggu ini. Kendala teknis yang terjadi membuat proses produksi mengalami hambatan. Seperti biasa. kualitas audio dari podcast kali ini juga kembali ditingkatkan, berkat dukungan dari AppsCoast. Lalu siapa bintang tamu kali ini? Petunjuknya, dia “Jepang banget”. Dua host Pradipta Nugrahanto dan Audi Prasetyo akan membahas beberapa hal seputar game diambil dari bahasan community post dalam jangka waktu tertentu. Lalu apa saja yang dibahas pada TALKShow #9 ini? Berikut adalah daftar lengkapnya:
Di usianya yang sudah 3 dekade, console kotak ini tentu menyisakan banyak cerita. Utamanya kalau kamu lahir di era 80-90an. Nah, punya pengalaman seru seputar console ini? Sampaikan di sini yuk.
Perdebatan dua kubu ini memang seolah tidak pernah berujung. Bila dilihat dari kacamata gaming, apa sih plus dan minus kedua kubu ini? Apa saja pertimbangan yang harus diperhatikan sebelum memilih? Suarakan opini kamu di sini.
Ini bukan perdebatan kubu console atau PC. Mengapa? console juga punya controller berupa keyboard dan mouse lo. Nah, kalau kamu harus memilih, mana yang lebih cocok dengan tangan kamu? Simak diskusi serunya di sini.
"Apa pekerjaan kamu?" tanya si calon mertua. "Developer game, Om … Tante …" katamu. Jawaban apa ya yang kira-kira akan terlontar setelahnya? Yang pasti, masih banyak orang yang salah kaprah dalam melihat pekerjaan ini. Sampaikan pendapatmu di sini yuk!
Tenang, ini bukan pembahasan soal wanita yang ideal sebagai pasangan hidup. Salah satu host di TALKShow membuat community post seputar penggambaran wanita yang ideal di dalam game. Kamu punya pandangan sendiri? Sampaikan di sini ya. Nah selengkapnya bisa kamu dengarkan di podcast berikut ini. Jangan lupa follow, berikan Like dan Share kalau kamu suka dengan isinya. Kalau kamu juga ingin membuat community post sendiri, caranya mudah. Cukup mendaftar di sini. Nantinya kamu bisa menyesuaikan isi konten kamu, apakah teknologi dan startup atau game. Semakin banyak kamu membuat konten dan memberikan komentar, maka kemungkinan menjadi bagian dari podcast ini juga semakin besar! The post Tech in Asia Podcast #9 – 31 Oktober 2015: Dari Wanita yang Ideal (… di Game) Sampai 3 Dekade Console NES appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
[Update] Bermain Bersama Kucing-Kucing Menggemaskan di Neko Atsume Posted: 30 Oct 2015 09:00 AM PDT Update – 30 Oktober 2015Developer Hit-Points akhirnya merilis dukungan bahasa Inggris terhadap game Neko Atsume! Versi terbaru dari game ini memungkinkanmu untuk mengganti teks bahasa Jepang yang ada di game dengan bahasa Inggris tanpa harus mengulang permainan dari awal. Kesuksesan game yang memiliki nama resmi Neko Atsume: Kitty Collector ini tidak diduga oleh kreatornya, Yutaka Sakazaki. Ia mengaku hanya berpikir bagaimana agar Neko Atsume dapat diterima oleh masyarakat Jepang tanpa memedulikan gamer internasional. Saat ini dukungan terhadap bahasa Inggris baru tersedia untuk Neko Atsume versi Android. Update untuk versi iOS dijadwalkan akan segera dirilis tidak lama lagi. Kamu bisa mengeceknya melalui tautan yang ada di akhir artikel. Artikel Asli – 28 Mei 2015Dunia game Jepang dipenuhi dengan berbagai game yang tidak (atau belum) mendapatkan versi internasional. Entah apa yang ada di benak para developer sana, padahal saya cukup yakin banyak gamer di luar Jepang yang sangat berminat memainkan berbagai game itu. Saya pribadi sering kali memaksakan diri untuk mencoba beberapa game yang menarik dengan kemampuan bahasa Jepang pas-pasan. Berkat beberapa kicauan dari teman yang menetap di Jepang, saya mengenal sebuah game yang berjudul Neko Atsume. Apabila diterjemahkan dengan bebas, judul game tersebut berarti “Koleksi Kucing”, dan memang itulah permainan yang ditawarkan pada game ini. Kamu dapat mengoleksi para kucing yang singgah dan bermain di dalam game. Harus saya akui, saya cukup skeptis ketika mulai bermain. Apa sih yang menarik dari game yang cuma melihat kucing-kucing bermalas-malasan? Pikir saya. Awal game pun hanya mengajak saya untuk meletakkan makanan dan mainan pada beberapa tempat yang tersedia di pekarangan. Tidak membutuhkan waktu lama sebelum saya akhirnya menutup aplikasi dan melanjutkan kesibukan lain. Setelah beberapa saat melupakan game tersebut, saya kembali mengecek pekarangan di dalam game yang saya tinggalkan dalam keadaan kosong. Ternyata pekarangan sepi itu sudah dipenuhi beraneka ragam kucing yang singgah dan bermain-main dengan berbagai objek dengan lucunya. Visualisasi dan animasi para kucing tersebut juga dibuat dengan sangat menggemaskan oleh developer Hit-Point. Gameplay Neko Atsume mengingatkan saya pada game klasik Tamagotchi di mana pemainnya memelihara sebuah hewan virtual. Bedanya, para kucing di Neko Atsume tidak membutuhkan perhatian ekstra seperti pada Tamagotchi. Saya cukup memastikan bahwa tersedia cukup makanan dan bermacam mainan di pekarangan agar para kucing yang singgah dapat melakukan berbagai aktivitas dan meninggalkan ikan sarden ketika pergi. Ikan sarden ini berguna sebagai mata uang di dalam game. Saya dapat menukarkan sejumlah ikan sarden dengan berbagai objek, seperti makanan, mainan, hingga bantal tempat para kucing bersantai. Setiap objek akan menarik minat kucing yang berbeda pula. Masing-masing kucing memiliki perilaku yang berbeda-beda terhadap setiap objek, sehingga saya selalu mendapati aktivitas berbeda dari para kucing yang mampir di pekarangan saya. Antarmuka Neko Atsume ditulis dengan bahasa Jepang. Namun, kamu tidak perlu khawatir kebingungan mengikuti permainan di sini. Hampir semua aktivitas di dalam game hanya membutuhkan gerakan tap maupun swipe sederhana yang bisa dimengerti dari tampilan layar saja. Seorang gamer bernama Annette bahkan telah menuliskan panduan komprehensif untuk para gamer non-Jepang tentang cara memainkan game tersebut. Setelah beberapa lama memainkan Neko Atsume, saya mulai mengerti mengapa teman-teman saya menyukai game tersebut. Gameplay simpel yang bisa dimainkan sesekali ini memiliki pesonanya sendiri untuk mengajak pemainnya kembali dan kembali lagi. Para kucing di sini juga sama sekali tidak menyita banyak waktu, sehingga cocok dimainkan di sela-sela rutinitas harian yang jauh lebih penting. Bagi kamu pencinta kucing, ini adalah game yang wajib kamu mainkan. The post [Update] Bermain Bersama Kucing-Kucing Menggemaskan di Neko Atsume appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
Posted: 30 Oct 2015 06:30 AM PDT Jelang akhir Oktober, Android mendapatkan banyak sekali game menarik yang beberapa di antaranya adalah game yang kita nantikan sejak beberapa bulan lalu seperti Asphalt Nitro dan Dead Effect 2. Selain dua game yang saya sebutkan di atas, kita juga mendapatkan berbagai game menarik seperti Maple Story Pocket, Blood Bowl Kerrunch, dan The Walking Dead: No Man’s Land yang kini akhirnya tersedia juga di Android. Jadi siapkan ruang lebih di Android kamu sekarang, dan silakan pilih mana dari belasan game berikut ini yang cocok dengan selera kamu. Chaos of Immortals – New OriginGame pertama dalam daftar minggu ini adalah RPG buatan YinHan Games yang mengangkat karakteristik fantasi pendekar Cina dengan berbagai jurusnya yang maha dahsyat. Berbeda dengan RPG lain yang menyajikan grafis berkualitas, Chaos of Immortals tampil sederhana dengan gaya isometrik yang ringan untuk dijalankan Android kamu. Di sini kamu bisa memilih bermain sebagai kesatria tombak Dragoon dengan serangannya yang dahsyat, penyihir Phantom bersenjatakan cambuk mematikan, atau pendekar pedang Shura yang serangannya dihiasi efek kepala naga.
Gangster Granny 2
Gangster senior dari serial Gangster Granny kini kembali lagi lewat sekuel yang tak kalah gila dibandingkan game pendahulunya. Kini dengan dunia yang lebih luas, sang manula penebar teror ini datang lagi dengan semua perlengkapan senjata yang ia miliki, mulai dari peluncur roket, Uzi, dan lain sebagainya. Soal gameplay, Gangster Granny 2 masih melanjutkan aksi third person shooter seperti dalam seri yang pertama, hanya saja bedanya kali ini Heisenberg Entertainment menjual Gangster Granny 2 seharga Rp13.500, lengkap dengan beberapa paket IAP di dalamnya. Well, terserah apakah lebih baik membeli game ini langsung atau menunggunya hingga gratis, keputusan itu ada di tangan kamu semuanya.
Astral: OriginKecewa dengan Blades of Brim yang hingga saat ini belum kunjung juga dirilis oleh SYBO Games di Android? Jangan khawatir, karena minggu ini ada Astral: Origin yang hadir menyajikan gameplay endless run seru dengan sedikit elemen battle di dalamnya. Di sini kamu bermain sebagai Allen, sang penjelajah galaksi dalam tugasnya memburu kekuatan Astral yang tersebar di berbagai penjuru planet. Dengan latar permainan yang berwarna-warni dan berbagai macam variasi musuh yang menantang, Astral Origin bisa jadi pilihan endless run terbaik untuk kamu mainkan Jumat minggu ini.
Blood Bowl: KerrunchIterasi baru dari Blood Bowl buatan Cyanide Studios kini hadir dengan permainan Rugby yang jauh lebih simpel dan dengan harga yang gratis. Berbeda dengan Blood Bowl sebelumnya yang merupakan adaptasi mobile dari game klasik PC berjudul sama, Blood Bowl: Kerrunch dibuat khusus untuk mobile dengan layar vertikal yang membuat pandangan pemain terasa sedikit lebih lega. Jika kamu familier dengan mainan table top Game Workshop semacam Warhammer dan Blood Bowl, maka Blood Bowl: Kerrunch merupakan suguhan menarik yang sayang untuk dilewatkan begitu saja.
Pocket MaplestoryTerus terang kemunculan spin-off mobile Maplestory satu ini menjadi kejutan yang sangat tak terduga dari penerbit sekelas Nexon. Bagaimana tidak? Di saat saya sedang gelisah menunggu kemunculan Mabinogi Duels, Legacy Quest, dan PRETA, penerbit asal Korea ini tiba-tiba muncul dengan game klasik mereka Pocket Maplestory. Permainan Pocket Maple Story sendiri kurang lebih sama seperti Maple Story versi MMO di PC. Di sini kamu menjelajahi sebuah dunia virtual dari perspektif 2D, menyelesaikan quest, menghajar monster, dan menjadi yang terkuat di negeri Maple. Permainan game ini kental sekali akan aktivitas grinding memang, tapi hei…setidaknya bermain di smartphone lebih nyaman dibandingkan aktivitas grinding Maple Story di dalam monitor PC bukan?
Dead Effect 2Iqbal Kurniawan – Sedikit meleset dari jadwal rilisnya di bulan September 2015 kemarin, BadFly Interactive akhirnya merilis Dead Effect 2 di iOS dan Android minggu ini. Sekarang kamu bisa merasakan ketegangan dalam usaha bertahan hidup pada perangkat Apple milikmu dari sudut pandang orang pertama khasgame FPS. Dalam game ini, pemain masih akan diajak mengarungi gelapnya kapal angkasa ESS Meridian yang menjadi latar dari Dead Effect pertama. Di sini kamu masih menghadapi gerombolan zombi yang semakin agresif mengejar pemain, lengkap dengan beberapa variasi zombi, robot, dan makhluk pengganggu lainnya. Game Shooter Zombi Dead Effect Memperoleh Sekuel The Walking Dead No Man’s Land
Setelah rilis di iOS pada awal Oktober kemarin, hari ini Next Games juga telah menepati janjinya untuk merilis game ofisial dari seri The Walking Dead di Android pada bulan yang sama. Dalam game horor ini kamu akan mengambil berbagai keputusan penting untuk menjaga para anggota tim tetap hidup. Selain itu, di sini kamu juga akan menjumpai tokoh-tokoh yang biasa kamu lihat dalam serial TV Walking Dead seperti mantan sheriff Rick Grimes dan Daryl Dixon si pemburu. Tertarik? Jangan lupa untuk melihat ulasan dari kami di bawah ini ya. Review The Walking Dead: No Man's Land – Strategy RPG Pelengkap Kisah di Layar Televisi Horse Racing 3DMasih ingatkah kamu dengan game kuda semacam Gallop Racer yang tersedia di console PlayStation belasan tahun silam? Jika iya, maka Horse Racing 3D merupakan game alternatif yang memberikan kenangan bermain yang sama halnya seperti game klasik tersebut. Sesuai temanya, di sini kamu bermain sebagai seorang joki yang berlaga di arena pacuan kuda. Kontrol yang diusung game inipun juga tergolong simpel, kamu hanya perlu mengatur momentum kuda kamu agar tidak mudah lelah di saat sedang berlaga, karena jika tidak maka prestasi berkuda kamulah yang menjadi pertaruhannya.
Dash QuestSalah satu game menarik yang saya temui minggu ini adalah Dash Quest. Game yang grafisnya terinspirasi The Legend of Zelda: A Link to the Past ini sebenarnya adalah game endless runner yang digabung dengan sedikit unsur grinding ala RPG di dalamnya. Contoh paling gampang untuk menggambarkan Dash Quest adalah membandingkannya dengan permainan Buff Knight yang kemarin dirilis di Indonesia dengan judul Kesatria Jones. Sepanjang game ini tujuan kamu adalah bergerak menghajar musuh yang ada di hadapanmu dengan bantuan sihir, lalu membeli upgrade senjata dan armor supaya lebih kuat daripada sebelumnya.
Asphalt Nitro
Akhirnya, sebuah game balap mobil terbaru dari serial Asphalt bisa kita nikmati di akhir Oktober ini. Seperti teaser yang diperlihatkan Mei 2015 kemarin, Gameloft rupanya tidak main-main dalam mengecilkan ukuran game balap mobil ini hingga 23 MB saja. Meskipun ukurannya mini, Asphalt Nitro tetap menghadirkan aksi balap mobil yang cukup maksimal, sehingga sayang rasanya untuk dilewatkan gamer penggemar otomotif di luar sana.
Brave Warriors: Zombie RevengeGame terbaru dari Touchten ini mengajakmu untuk membantu Hades memecahkan masalah besar yang menimpa umat manusia di bumi. Brave Warriors: Zombie Revenge sendiri adalah game beat'em up dengan tampilan 2D side scrolling. Di sini kamu diminta mengalahkan semua musuh yang muncul gelombang demi gelombang. Terkadang kamu juga harus melindungi seorang rakyat jelata di tengah serbuan para zombi. Menariknya lagi, di sini kamu bisa melompat dan melakukan stomp layaknya Mario. Dengan menginjak para zombi di bagian kepala, kamu akan membuat mereka tertanam di tanah untuk beberapa saat dan menyerangnya di saat lengah. Preview Brave Warriors: Zombie Revenge – Menebas para Zombi di Masa Dewa-Dewi Boxy the Box
Game arcade buatan Eoin Duffy ini sekilas membuat saya teringat Gunbrick, namun dengan perspektif baru yang membuatnya unik untuk dimainkan. Sesuai judulnya, kamu di sini akan sibuk mengatur gerakan kubus Boxy secepat mungkin sambil menghindari lubang dan melindas monster yang ada di hadapanmu. Terlihat sepele bukan? Eits … tantangannya sekarang adalah, pinggiran layar yang mengikuti alur berjalan Boxy akan ikut bergerak semakin cekat sehingga kamu dituntut untuk bermain secara cermat. Salah sedikit, maka berakhir sudah upaya kamu untuk meraih skor terbaik di Boxy the Box.
Beneath the LighthouseIqbal Kurniawan – Bantu seorang bocah mencari kakeknya yang menghilang di bawah sebuah mercusuar. Namun, perjalanannya menyusuri labirin di bawah mercusuar tidak semudah membalikkan telapak tangan berkat kehadiran berbagai perangkap dan rintangan. Beneath the Lighthouse menghadirkan mekanisme platformer menarik yang akan membuatmu memutar-mutar dunia di dalam game. Sang bocah akan menggelinding mengikuti gravitasi sesuai dengan sudut yang kamu tentukan. Kamu juga dapat menikmati seluruh game ini dengan gratis. The post Kumpulan Game Android Terbaru Minggu Ini – Asphalt Nitro, Astral: Origin, The Walking Dead: No Man’s Land, dan Lainnya appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
Rangkuman Berita Game Hari Ini – 30 Oktober 2015 Posted: 30 Oct 2015 05:24 AM PDT Apple TV Generasi Keempat Sudah Dijual Hari Ini di Beberapa Negara … Belum Termasuk Indonesia
Iqbal Kurniawan – Hari ini Apple secara resmi mulai menjual Apple TV generasi keempat. Versi terbaru dari aksesoris televisi oleh Apple ini terasa istimewa, sebab menghadirkan kemampuan untuk menjalankan aplikasi pada perangkat televisi. Berbagai developer game mobile pun mendukung inisiatif ini dengan menghadirkan karya mereka sejak hari pertama peluncurannya. Berbagai game mobile terkenal, seperti Crossy Road, Badland, serta Galaxy on Fire 3: Manticore, bisa kamu unduh untuk dimainkan pada Apple TV. Perangkat ini dijual dalam dua tipe berkapasitas 32 GB dan 64 GB dengan harga masing-masing $149 (sekitar Rp2 juta) dan $199 (Rp2,7 juta). Apple Menjadi Pesaing Langsung Nintendo Wii dengan Apple TV Terbaru Game Shooter Evolve Kehadiran Monster Baru Gorgon
Iqbal Kurniawan – 2K Games dan Turtle Rock Studios mengumumkan kehadiran monster baru yang disebut Gorgon pada game shooter Evolve yang dirilis awal tahun ini. Monster ini berwujud mirip laba-laba dengan kemampuan menembakkan jaring-jaring lengket untuk menyulitkan para Hunter. Gorgon akan hadir pada tanggal 3 November mendatang. Review Evolve – Berburu atau Diburu Real Life First Person-Zombie Shooter Berlanjut ke Video Kedua yang Tak Kalah Menyeramkan
Risky Maulana – Pada rangkuman bulan Agustus lalu saya pernah menuliskan berita video Chatroullete menarik yang mengajak pemirsanya untuk mengambil keputusan layaknya sebuah video game survival horror. Setelah mendapat respons yang cukup positif, video buatan Realm Pictures itu rupanya bersambung ke bagian kedua yang bisa kamu lihat di atas tadi. Respon para penonton yang memainkan “simulasi video game” ini bisa dibilang cukup positif apalagi berkat dukungan teknis pengeditan video yang jauh lebih bagus dibandingkan sebelumnya. Akankah video ini akan mendapatkan bagian ketiganya di masa depan? Cari tahu informasinya di situs resmi Realm Pictures berikut ini. Situs Web: Realm Pictures [Reminder] Besok Five Nights at Freddy’s 4 Mendapatkan Update HalloweenRisky Maulana – Masihkah kamu ingat dengan janji yang diutarakan Scott Cawthon saat membuat Five Nights at Freddy’s 4 beberapa bulan yang lalu. Sekedar mengingatkan saja, pada hari Halloween besok, Five Nights at Freddy’s 4 akan mendapatkan sebuah update khusus yang hingga saat ini keberadaannya masih dirahasiakan ke publik. Jadi akhir pekan besok jika ada waktu install kembali game Five Nights at Freddy’s 4, dan lihat ada kejutan apa yang menunggu kamu di perayaan hari Halloween. Review Five Nights at Freddy's 4 – Sensasi Teror dari Bawah Kasur Update Shaman Showdown Hadirkan Monster-Monster HalloweenArya W. Wibowo – Tak ingin melewatkan momen Halloween, Sinergi Studio menghadirkan update untuk Shaman Showdown dengan tema tersebut. Ingin tahu apa saja konten di dalam update terbarunya? Kamu bisa membacanya pada poster di atas. Review Shaman Showdown – Menjadi Pengendali Arwah Terkuat di Negeri Astral Apa yang Membuat Tempat-Tempat di Game Horor Menakutkan? Ini Jawabannya
Arya W. Wibowo – Satu hal yang pasti dari lokasi-lokasi di game horor adalah: seram. Tetapi apakah pernah terpikirkan olehmu apa yang membuat sebuah tempat menjadi seram atau malah menyenangkan? Video dari Extra Credits ini akan menjelaskannya. Lagi-Lagi Iklan Tidak Biasa untuk Assassin’s Creed Syndicate
Mohammad Fahmi – Ubisoft jelas mengeluarkan banyak sekali uang untuk mempromosikan Assassin’s Creed Syndicate. Mulai dari membuat video dari sudut pandang elang, kerja sama dengan DYK Gaming, membuat pedang milik Jacob Frye, sampai ke aksi grafiti dan cosplay seperti video di atas. Wow Ubisoft, wow. Sumber: Kotaku Outlast II Diumumkan!
Mohammad Fahmi – Berbahagialah para penggemar game horor, karena Red Barrel Games telah mengonfirmasi keberadaan Outlast II melalui trailer yang nyaris tidak menjelaskan apapun. Game ini rencananya akan rilis untuk PS, Mac, PS4, dan Xbox One pada musim gugur (sekitar bulan September – November) 2016. The post Rangkuman Berita Game Hari Ini – 30 Oktober 2015 appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
Posted: 30 Oct 2015 03:46 AM PDT Eits … kalau kamu termasuk yang kegirangan dengan kabar fitur rekaman permainan pada ponsel Android ini, sebaiknya kamu tahan dulu euforiamu itu. Walaupun kemampuan yang telah ditunggu-tunggu itu telah tiba, namun sayangnya baru bisa dinikmati oleh para pengguna Android di Amerika Serikat dan Inggris. Google sendiri belum memberikan kabar lebih lanjut kapan fitur tersebut hadir di Indonesia. Ya, hari ini Google telah merilis update untuk aplikasi Google Play Games di dua negara tadi. Update kali ini membawa kemampuan baru untuk merekam tayangan permainan pada layar perangkat Android langsung di memori internal yang ada. Tidak hanya tayangan gambar pada layar, namun aplikasi ini juga mampu mengakses kamera depan serta mikrofon pada perangkat sehingga bisa merekam reaksi pengguna saat sedang bermain. Google Play Games versi terbaru ini menyediakan dua pilihan resolusi rekaman di 480p dan 720p. Aplikasi ini juga dapat memberi tahu sisa kapasitas memori internal perangkat, sehingga pengguna bisa mengetahui berapa lama sisa durasi video yang bisa direkam. Sayangnya kemampuan baru yang digulirkan pada Google Play Games saat ini belum mendukung fitur live-streaming langsung dari perangkat. Google sendiri mengakui hal tersebut dan menyebutkan telah memiliki rencana untuk menghadirkan dukungan tersebut di masa depan. Untuk sementara, pengguna Android bisa menggunakan aplikasi lain yang menawarkan fitur serupa seperti pada Mobcrush. Dengan kehadiran fitur rekaman ini, tampaknya channel YouTube Gaming yang diluncurkan oleh Google beberapa saat lalu akan menjadi semakin ramai oleh berbagai rekaman gameplay game mobile, khususnya Android. Apakah kamu termasuk yang menantikan fitur ini?
Sumber: Google The post Aplikasi Google Play Games Telah Dilengkapi Fitur untuk Merekam Permainan dan Reaksi Langsung Pengguna appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
Seni Mengembangkan Aplikasi Mobile dari Seorang Google Developer Expert for Android Posted: 30 Oct 2015 03:28 AM PDT Kemarin (29/10), melalui kerja sama dengan UC Web, Tech in Asia berkesempatan menyelenggarakan sebuah meetup bertajuk Learn from the Experts: How to Create, Market, dan Monetize Your App. Sesuai dengan namanya, acara ini diperuntukkan bagi para developer yang bergerak di ranah aplikasi mobile. Mulai sekarang, berhenti membuat "banjir ide"Sidiq memulai dengan menceritakan bahwa dulu mentornya pernah mengatakan, "Hal yang paling sulit saat mengembangkan aplikasi adalah memulai". Ya, menurut Sidiq, bahkan dalam segala hal, memulai adalah hal yang paling berat. Namun, kita tidak akan mencapai apa pun yang kita targetkan jika kita tidak memulainya. Sidiq mengatakan tak sedikit developer yang mempunyai ide-ide cemerlang dan terus "menyimpannya", tanpa kunjung dieksekusi. Alhasil, mereka hanya "jalan di tempat". Ide mereka pun tidak akan berbuah menjadi "sesuatu". . Bahkan, jika tidak segera dieksekusi, bisa saja orang lain akan mendahului kita dengan ide yang sama.
Buatlah painkiller, bukan vitaminBagaimanapun, kita tidak bisa sembarangan memulai. Tanyakan pada diri sendiri "Apakah ide produk saya menyelesaikan permasalahan yang nyata?", "Apakah produk ini benar-benar dibutuhkan dan diinginkan oleh banyak orang?" Jika jawabannya iya, maka segeralah memulai. Tapi jika tidak, kamu harus menemukan permasalahan apa yang terjadi di sekitar kamu, melakukan riset tentang hal itu, memvalidasinya, mencari solusi dan mengeksekusinya. Ingat, salah satu alasan terbesar gagalnya sebuah startup adalah mereka mengembangkan produk yang tidak dinginkan oleh pengguna. Terlepas sebagus atau secanggih apapun produk yang kamu kembangkan, jika tidak menyelesaikan masalah pengguna, produk kamu tidak akan mereka gunakan. Lebih baik membuat "painkiller", sesuatu yang memang dibutuhkan orang; dibanding membuat "vitamin" sesuatu yang hanya menjadi pelengkap. ![]() Sidiq Permana Eksekusi, pembeda yang sukses dan yang gagalIni masih berhubungan dengan poin pertama. Sidiq mengatakan bahwa siapa pun bisa saja punya ide yang sama, tapi pada akhirnya, akan muncul satu pemenang, orang yang mengeksekusi ide tersebut dengan baik. Kemampuan coding bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan baik tidaknya eksekusi. Tim yang solid, manajemen waktu, serta hal-hal yang sifatnya tidak berhubungan dengan coding, namun sangat mempengaruhi kinerja tim juga sangat menentukan. Jadi, jangan hanya terpaku di depan komputer. Bertemu dan belajarlah dari banyak orang, hadiri berbagai event yang bisa menambah wawasanmu. Create an app = create a business, business = moneyApa artinya mengembangkan aplikasi jika tidak bisa menghasilkan uang (kecuali memang kamu berniat menjadikannya sebagai produk non-profit). Aplikasi mobile sendiri memiliki beragam cara untuk dimonetisasi, tergantung jenis layanan yang ditawarkan misalnya aplikasi berbayar, aplikasi gratis dengan in-app purchase, atau aplikasi dengan sistem berlangganan. Pastikan kamu menerapkan cara monetisasi yang tepat untuk produkmu. Sebagai penutup, Sidiq menyimpulkan:
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto) The post Seni Mengembangkan Aplikasi Mobile dari Seorang Google Developer Expert for Android appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
Sejarah Singkat dan Bagaimana Project Loon Bekerja Posted: 30 Oct 2015 03:18 AM PDT Kemarin kamu mungkin sudah sempat membaca berita bahwa Google akan membawa Project Loon ke Indonesia tahun depan. Lalu apa sebenarnya Project Loon dan bagaimana teknologi ini bisa membantu daerah-daerah terpencil mendapat akses internet? Berikut adalah sejarah singkat dan penjelasan tentang bagaimana Project Loon bekerja. Berawal dari proyek Google XProject Loon merupakan sebuah jaringan dari sekumpulan balon yang melakukan perjalanan di udara, yang didesain untuk menghubungkan orang-orang yang berada di daerah terpencil. Proyek tersebut pertama kali dikembangkan pada tahun 2011, dalam program inkubator Google X yang melibatkan ahli-ahli riset terbaik yang dimiliki oleh Google. Konsep awalnya sangat sederhana yaitu menerbangkan router nirkabel ke langit, dan mencari tahu apakah dengan jarak setinggi itu masih bisa mendapatkan sinyal dari router tersebut. Singkat cerita, dua tahun kemudian Google akhirnya meluncurkan balon untuk kali pertama di danau Tekapo, Selandia Baru, pada tahun 2013. Balon versi pertama memiliki diameter sampai 15 meter dan setiap balon memerlukan 12 tangki helium — jenis gas yang digunakan di dalam balon tersebut. ![]() Project Loon versi pertama. Sumber gambar: Wired. Versi awal dari balon tersebut terbang dengan ketinggian 10 km dari atas laut membawa sebuah router nirkabel yang nantinya akan memancarkan sinyal Wi-Fi. Terdapat juga sebuah antena khusus yang akan dipasang di rumah-rumah penduduk untuk menerima sinyal Wi-Fi tersebut. ![]() Antena rumahan penerima Wi-Fi. Sumber gambar: Wired. Tower seluler bergerakPonsel yang sedang kamu genggam sekarang mendapat sinyal dari BTS atau tower seluler yang berada di dekat kamu. Saat kamu bergerak, misalnya mengendarai sepeda motor atau mobil, ponsel kamu akan menerima sinyal dari satu tower ke tower lain sehingga ponsel kamu bisa tetap terhubung. Dengan Project Loon, Google membalikkan konsep tersebut. Google mengganti router nirkabel yang memancarakan Wi-Fi menjadi jaringan 4G LTE (Long Term Evolution). Jadi balon-balon tersebut akan bergerak dan secara bergilir terhubung dengan ponsel kamu. Setiap balon yang telah dikembangkan oleh Google mampu terbang di udara selama lebih dari 100 hari dan wilayah cakupannya mencapai 5.000 km per segi. Sinyal 4G LTE yang dipancarkan dan diterima oleh ponsel memiliki kecepatan hingga 15 Mbps sedangkan untuk perangkat MiFi bisa menerima kecepatan hingga 40 Mbps dari balon-balon tersebut. Tentunya bisa dibayangkan apa yang akan terjadi bila proyek ini sudah berjalan lancar di Indonesia. Akan semakin banyak orang yang terkoneksi dengan internet meski tinggal di daerah pelosok. Akses informasi yang mudah dan cepat pun bukan lagi sekadar angan-angan. (Diedit oleh Pradipta Nugrahanto) The post Sejarah Singkat dan Bagaimana Project Loon Bekerja appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
Titanfall Akan Dapatkan Versi Mobile dengan Gameplay Baru Posted: 30 Oct 2015 03:01 AM PDT Selain sedang menggodok iterasi Titanfall terbaru, Respawn Entertainment ternyata juga menyiapkan sebuah game standalone dari Titanfall di platform mobile. Untuk yang satu ini, mereka bekerja sama dengan Nexon, sebuah penerbit asal Jepang. Particle City pun ditunjuk sebagai developer dari Titanfall mobile. Developer yang berbasis di Los Angeles ini didirikan oleh co-founder dari Respawn, Vince Zampella. Titanfall versi mobile direncanakan rilis di iOS dan Android pada tahun 2016 nanti. Zampella yang berperan sebagai penasihat kreatif di Particle City mengatakan kepada VentureBeat bahwa gameplay dari Titanfall mobile bukan berupa FPS. “Kami akan membawa game ini ke sebuah arah baru,” menurut laporan tersebut. Untuk lebih detailnya, Respawn dan Nexon baru bisa mengatakan bahwa game ini akan “memberikan pengalaman bermain yang berkualitas tinggi”. Belum pernah memainkan Titanfall yang memiliki banyak momen fantastis? Baca dulu ulasan kami di sini Titanfall 2 sendiri masih dalam tahap pengembangan dan akan hadir di berbagai platform (console dan PC) dengan perkiraan rilis paling cepat tahun depan. Titanfall sudah memiliki sepuluh juta pemain yang memainkannya di Xbox dan PC. Sumber: VentureBeat The post Titanfall Akan Dapatkan Versi Mobile dengan Gameplay Baru appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
3 Wahana Permainan di Dunia yang Diadaptasi dari Game Posted: 30 Oct 2015 02:25 AM PDT Wahana permainan bukanlah hal yang asing di telinga masyarakat Indonesia. Bahkan banyak orang yang memilih menghabiskan liburannya untuk mencoba berbagai wahana permainan yang ada di taman bermain. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa taman bermain yang terkenal akan wahana permainannya seperti Dufan dan Trans Studio. Di luar negeri, terdapat Disneyland dan Universal Studio yang tak pernah sepi dari kunjungan. Setiap taman bermain, menawarkan wahana permainan yang berbeda-beda untuk menarik minat pengunjung. Namun, pernahkah kamu mendengar mengenai wahana permainan yang diadaptasi dari game? Ya, berbagai game yang dirilis untuk console Playstation, Xbox, Wii U, dan PC sudah beberapa kali diadaptasi ke dalam wahana permainanan. Berikut daftar wahana permainan yang akan dan telah diadaptasi dari game: Resident Evil di Universal Studio JepangSiapa yang tidak pernah mendengar game horor yang satu ini? Resident Evil merupakan game horor yang pertama kali dirilis Capcom pada tahun 1996 untuk console Playstation. Game ini bercerita mengenai petualangan di dunia yang dipenuhi zombi. Wahana permainan Resident Evil menawarkan petualangan yang menegangkan seperti dalam versi game. Pengunjung akan berperan sebagai satuan khusus yang memerangi para zombi dan Bio Organic Weapon (BOW) milik perusahaan Umbrella. Pengunjung akan dibekali headgear spesial untuk memandu menyelesaikan misi dan memantau status senjata. Pengunjung juga akan dibekali senjata berupa senapan untuk membasmi para zombie dan BOW. Selain itu, tentunya kamu harus menghindari serbuan para zombi. Wahana ini dibuka sejak 3 Juli lalu hingga 8 November 2015 mendatang. Ini bukan pertama kalinya game ini diadaptasi ke wahana permainan oleh Universal Studio. Sebelumnya sudah tiga kali taman bermain ini mengangkat Resident Evil ke dalam wahana permainan.
Plants vs Zombies di Carowinds Amerika SerikatPlants vs Zombies merupakan game strategi bergenre tower defense. Game buatan PopCap Games ini pertama kali dirilis untuk PC di tahun 2009. Meski memakai kata zombi, Plants vs Zombies tidaklah menyeramkan berkat ilustrasinya yang lucu, baik gambaran zombi maupun tanamannya. Game strategi ini akan diadaptasi ke dalam wahana permainan bernama Plants vs Zombies Garden Warfare: 3Z Arena. Wahana permainan ini mengusung konsep intra-active 3D, di mana pengunjung akan menembaki para zombi di layar 3D dalam waktu lima menit. Agar lebih menarik, pengunjung yang bermain akan dibagi ke dalam dua kelompok. Keduanya akan bersaing menembaki zombi untuk mendapatkan skor tertinggi. Wahana permainan Plant vs Zombies ini masih dalam tahap pengembangan dan direncanakan diluncurkan pada musim semi tahun 2016. Angry Birds di Sarkanniemi Adventure Park FinlandiaAngry Birds merupakan salah satu game mobile yang fenomenal. Game ini bercerita mengenai sekelompok burung yang berjuang merebut kembali telur-telur mereka yang dicuri para babi. Sejak pertama kali dirilis di tahun 2009, game ini sudah diunduh lebih dari 12 juta kali. Gameplay yang sederhana membuat Angry Birds menjadi favorit banyak orang. Banyaknya orang yang memainkan game ini, membuat Angry Birds diadaptasi ke dalam film dan wahana permainan. Angry Birds Land merupakan taman bermain dengan wahana permainan bertema si burung pemarah pertama di dunia. Diluncurkan pada tahun 2012, taman bermain ini telah dilengkapi berbagai wahana permainan dan atraksi yang menarik, mulai dari memanjat, melompat, berguling dan bertualang di berbagai atraksi seru di Angry Birds Land. Selain di Finlandia, Angry Birds Land juga dibuka di negara-negara lain seperti Rusia, Amerika Serikat, Malaysia, Inggris, Spanyol, dan Cina. Di tahun 2011, wahana permainan Angry Birds diluncurkan di Window of The World, Changi, Cina. Di wahana ini, pengunjung dapat melemparkan para burung ke balon berbentuk babi menggunakan ketapel yang tersedia disana. Sayangnya, wahana permainan ini dibangun tanpa seizin Rovio, developer game Angry Birds.
Demikianlah daftar beberapa game yang telah diadaptasi ke wahana permainan. Menurut kamu, game apa lagi yang bisa diangkat ke dalam wahana permainan? Baca juga: Taman Bermain Angry Birds Pertama di China (Sumber gambar Universal Studio Jepang, Marco d'ltri, Carowinds, Gerry Knight, Cameron Gerard, ユニバーサル・スタジオ・ジャパン) The post 3 Wahana Permainan di Dunia yang Diadaptasi dari Game appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
Valve Sambut Teror Halloween dengan Steam Halloween Sale 2015 Posted: 30 Oct 2015 12:18 AM PDT Untuk urusan diskon game besar-besaran, rasanya tidak ada yang bisa menandingi sepak terjang Valve lewat Steam Sale. Hal ini kembali dibuktikan lewat ratusan judul game yang mendapatkan diskon lewat Steam Halloween Sale 2015. Steam Sale yang berlangsung cukup singkat ini mengangkat tema Halloween yang berfokus pada diskon game bergenre horor. Namun kabar baik bagi kamu (dan saya) yang bukan fan game bergenre horor, game bertema lain juga turut berpartisipasi dengan diskon yang tidak kalah fantastis. Berikut adalah game yang saya rekomendasikan untuk kamu:
Steam Halloween Sale kali ini sepertinya menjadi kesempatan kamu untuk mendapatkan kopi Grand Theft Auto V yang baru saja mendapatkan pemangkasan harga sebesar 33 persen. Bagi kamu yang kebingungan memilih game apa yang harus dibeli, segeralah memutuskan karena sale ini hanya berlangsung sampai tanggal 2 November mendatang. Sumber: Steam Halloween Sale 2015 The post Valve Sambut Teror Halloween dengan Steam Halloween Sale 2015 appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
NieR: Automata – Seri NieR Terbaru dengan Sentuhan Platinum Posted: 29 Oct 2015 11:31 PM PDT Masih ingat denga NieR: Automata yang pernah ditunjukkan pada ajang E3 lalu? Square Enix kembali lagi menunjukkan action RPG terbaru tersebut pada acara Paris Game Week kemarin melalui sebuah trailer dalam 60 fps yang bisa kamu saksikan di atas. Jadi, apakah NieR: Automata? Game ini merupakan seri lanjutan dari NieR yang pernah dirilis untuk PS3 dan Xbox 360 pada 2010 silam. NieR bisa dibilang cukup unik karena menghadirkan cerita yang sangat kelam, karakter yang tidak biasa, serta gameplay action yang cukup seru. Seperti yang disebutkan di atas, Nier: Automata adalah lanjutan dari NieR, tapi yang membuatnya menarik adalah karena game ini digarap oleh Platinum Games yang terkenal membuat game action berkualitas. Meski demikian, penggemar lama tidak perlu khawatir gameplay dalam NieR: Automata akan berubah drastis karena beberapa elemen gameplay lama seperti aksi danmaku masih akan dipertahankan. Dalam NieR: Automata, dikisahkan bahwa bumi tiba-tiba dijajah oleh mahkluk asing dari planet lain yang memiliki kekuatan besar sehingga manusia terpaksa mengungsi ke bulan. Demi merebut bumi kembali, manusia kemudian menciptakan pasukan android yang ditugaskan untuk melawan para makhluk asing tersebut. Meski Nier: Automata memiliki setting waktu serta hal yang berhubungan dengan NieR pertama, Square Enix berpendapat bahwa kamu tetap bisa menikmati cerita yang baru ini walaupun kamu belum memainkan NieR pertama. Kamu akan berperan sebagai seorang android berwujud seperti seorang wanita dengan nomor seri YoRHa No. 2 Model B, atau disingkat “2B”. Diceritakan juga bahwa android tidak diperbolehkan memiliki emosi, namun 2B memiliki keunikan di mana ia memiliki kepribadian yang tenang. NieR: Automata masih akan dipimpin oleh anggota kunci yang sebelumnya pernah menangani NieR pertama. Yoko Taro serta Yosuke Saito masih tetap menjadi kepala dalam penggarapan game ini. Keiichi Okabe juga tetap menjadi komposer dalam NieR: Automata. Untuk urusan desain karakter, Akihiko Yoshida menjadi pilihan karena pengalamannya dalam mendesain karakter di RPG ternama seperti Final Fantasy atau Vagrant Story sudah cukup terbukti. Pengembangan NieR: Automata secara keseluruhan dilakukan oleh Platinum Games yang sudah pernah mengembangkan game action super cepat seperti Vanquish, Metal Gear Rising: Revengeance, Bayonetta, hingga Transformers: Devastation. Demi memastikan game ini digarap dengan baik, disebutkan juga bahwa Yoko Taro pindah dari rumahnya dan “tinggal” di kantor Platinum Games yang berlokasi di Osaka, Jepang. Jadi, melihat premis serta orang di balik layar pada seri terbaru NieR ini, apakah kamu menjadi tertarik untuk menjadikan NieR: Automata sebagai game wajib punya selanjutnya? Belum ada tanggal rilis pasti untuk NieR: Automata, tapi Square Enix menargetkan game ini rilis pada tahun 2016 untuk PS4. Sumber: PlayStation Blog The post NieR: Automata – Seri NieR Terbaru dengan Sentuhan Platinum appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
Posted: 29 Oct 2015 11:00 PM PDT (Update 30 Oktober 2015: Kami menambahkan Lagidi ke dalam daftar.) Setelah menghabiskan keseluruhan minggu dengan beraktivitas, baik itu bekerja atau menuntut ilmu, kamu tentunya ingin menghabiskan akhir pekan dengan pilihan kegiatan yang menghibur. Bila kamu bingung mencari informasi kegiatan yang berlangsung di daerah terdekatmu, kumpulan aplikasi buatan startup lokal berikut mungkin bisa membantu: SosialitaAplikasi Sosialita diluncurkan sejak Februari 2015 dan tersedia untuk perangkat Android dan iOS. Tersedia dua pilihan fitur utama di aplikasi ini, yakni Movie dan Event. Untuk kategori Movie, pengguna dapat melihat berbagai film Now Playing dan Coming Soon di berbagai bioskop di seluruh Indonesia. Pengguna juga dapat mengetahui peringkat dari IMDB dan komentar terbanyak dari pengguna lainnya tentang film tersebut. Untuk kategori Event, tersedia tujuh kategori berbeda, yakni Art & Culture, Kids & Family, Music, Food Fair & Bazaar, Nightlife, Charity, dan Fashion & Beauty. Setiap memilih suatu kategori, pengguna akan disuguhi rangkaian informasi acara yang diadakan dengan pilihan Next 3 months, Next 6 months, dan 1 month ago. Aplikasi ini juga akan mengurutkan pilihan acara dari lokasi pengguna, asalkan fitur GPS di smartphone kamu telah diaktifkan. SindhenBila kamu termasuk penyuka kehidupan malam, maka Sindhen dapat menjadi pilihan tepat. Aplikasi direktori yang tersedia untuk iOS dan Android ini menampilkan berbagai event terkini dan bekerja sama dengan lebih dari 300 tempat hiburan seperti club, bar, dan restoran di Jakarta. Sindhen menampilkan empat fitur utama yaitu Inspirations, Events, Venues, dan Deals. Inspirations berisi ulasan singkat mengenai berbagai tempat dan acara yang tengah naik daun. Sementara Events akan memberikan pilihan beragam acara yang digelar di ibu kota dalam periode beberapa hari ke depan. Lain halnya dengan Venues, fitur ini berisi direktori berbagai tempat lengkap dengan informasi jam operasional, minuman dan makanan yang dijual, sampai fasilitas yang tersedia di dalamnya. Terakhir adalah Deals, yang akan memberikan berbagai pilihan promo menarik dari tiap-tiap vendor yang tergabung di aplikasi ini. GoersAplikasi ini dapat menjadi pelengkap bagi kamu yang ingin langsung memesan tiket untuk sebuah acara yang diselenggarakan di dekat lokasi kamu. Goers berada di bawah naungan PT Sanraya Adi Natayya yang berlokasi di Jakarta dan telah beroperasi sejak Januari 2015. Tim Goers sendiri pertama kali meluncurkan aplikasinya untuk versi iOS, tidak lama berselang kini pengguna Android juga telah dapat merasakan aplikasi ini. Goers menyediakan 15 pilihan kategori Interest, beberapa di antaranya adalah Fashion, Food & Drink, Sport, Nightlife, dan Movie. Pengguna juga bisa mencari acara berdasarkan waktu penyelenggaraannya, yakni Today, Tomorrow, dan Upcoming. Di pojok kanan halaman aplikasi terdapat ikon peta yang memberikan pilihan untuk melihat acara berdasarkan lokasi. Aplikasi ini menyediakan informasi untuk setiap acara seperti deskripsi acara, harga tiket masuk, dan direktori langsung ke lokasi. Bila pengguna ingin mengajak teman lainnya ke acara tertentu, terdapat opsi Share yang bisa langsung disebarkan ke berbagai media sosial dan aplikasi chatting. Melalui Goers, pengguna dapat langsung memesan tiket acara yang diinginkan melalui opsi transfer ke akun bank penyelenggara acara. IsiKotaJika kamu lebih suka menghabiskan akhir pekan dengan berbelanja dan berburu diskon yang disediakan di berbagai mal dan toko, maka aplikasi IsiKota layak untuk kamu coba. Aplikasi ini menyediakan informasi mengenai diskon dan promo menarik dari berbagai merchant, juga memberikan direktori mengenai berbagai tempat di Indonesia. Kamu hanya perlu mencari apa yang kamu butuhkan di kolom Search dan mengakses seluruh informasi dari merchant tersebut. Kamu juga bisa membuat filter tempat sesuai dengan jarak yang diinginkan. Tersedia pilihan untuk mencari tempat dari radius 500 meter sampai 10 kilometer dari lokasi kamu. Selain itu, kamu juga bisa menyortir daftar tempat yang ingin dicari berdasarkan popularitas, jarak, dan rating dari pengguna lain. LagidiAplikasi ini ditujukan khususnya bagi kamu pemegang kartu kredit. Lagidi merupakan platform promosi dari kartu kredit di Indonesia. Terdapat tiga kategori utama, yakni This Month, Next Month, dan Recommendations dari berbagai kategori acara, seperti konser musik, pameran seni, workshop, dan event menarik lainnya. Jumlah event yang ditawarkan di aplikasi ini juga lumayan banyak, sekitar 1.000 promosi. Selain itu, terdapat pula Card Promo, Nearby Events, dan Settings. Untuk laman Card Promo, pengguna dapat melihat berbagai penawaran dari semua kartu kredit, seperti dari BNI, BRI, Mandiri, dan lainnya. Bila di-tap pada sebuah penawaran, maka akan tampil penawaran untuk 14 kategori, mulai dari Electronics, Home, Gadget, Fashion, sampai Leisure. Sementara pada laman Nearby, pengguna dapat melihat berbagai informasi mulai dari kota Lampung, Jabodetabek, Gorontalo, hingga Manokwari. Coba aplikasinya melalui: Selain pilihan aplikasi di atas, ada juga situs yang menyediakan informasi direktori kota, sebut saja TheHoneycombers yang menyajikan informasi di Jakarta, Bali, dan Singapura; Revasi yang menyajikan informasi lokasi dan promo salon kecantikan di Jakarta, Bali, dan Batam; serta KitaKemana yang menyajikan informasi direktori hiburan di Jakarta dan Malang. Sayangnya, ketiga nama startup tersebut belum menyediakan aplikasi bagi penggunanya. (Diedit oleh Lina Noviandari; sumber gambar) The post [Update] Bingung Menentukan Rencana Akhir Pekan? Coba Rekomendasi Aplikasi dari Startup Indonesia ini! appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
OnePlus X, Mampukah Jadi “Penawar” Kekecewaan Batalnya OnePlus 2 Masuk ke Indonesia? [HANDS-ON] Posted: 29 Oct 2015 10:05 PM PDT Kabar gagal masuknya OnePlus Two ke Indonesia lantaran aturan TKDN sebesar 30 persen bagi smartphone 4G sudah santer terdengar. Meski demikian, produsen asal Cina ini masih ingin merebut kue potensi pasar negara ini. Kemarin (29/10), vendor ini meluncurkan OnePlus X di Jakarta. Apakah seri ini termasuk flagship killer seperti jargon yang sebelumnya sempat mereka gaungkan? Saya berkesempatan untuk mencoba sekilas produk ini. Penasaran? Simak ulasan berikut ini. Bodi mengilap dan ringan, tapi…Kesan pertama menggunakan OnePlus X adalah… seri ini sangat mirip dengan iPhone 5, namun dengan berat yang lebih ringan. CEO OnePlus, Pete Lau, mengatakan bahwa di seri ini mereka mengusung material kaca Onyx dan kaca keramik untuk bodi. Inilah mengapa bodi seri ini nampak mengilap. Tidak hanya menilik bodinya yang mengilap, saya juga mencoba beberapa layanan hiburan di OnePlus X. Dengan posisi pengeras suara di bagian bawah bodi, akan sangat mengurangi kenyamanan menggenggam perangkat. Sementara terkait performa, saya bisa memainkan game kasual seperti PAC-MAN 256 dengan lancar. Dengan keterbatasan waktu peluncuran, saya tidak dapat mencoba game lainnya yang lebih haus resource.
Sayangnya, penggunaan material bodi tersebut membuat perangkat ini terasa licin dan memerlukan case pelindung agar nyaman digenggam. Dari segi spesifikasi, seri OnePlus X dibekali dengan prosesor quad-core Snapdragon 801 dengan RAM 3 GB. Selain itu, smartphone ini sudah dipersenjatai dengan layar 5 inci, kamera belakang 13 MP, dan kamera depan 8 MP. Baterai OnePlus X sendiri berkapasitas 2.525 mAh LiPo. Meski demikian, seri ini belum menggunakan teknologi NFC. Saat ditanyai tentang ini, Pete hanya mengatakan bahwa teknologi tersebut belum secara maksimal digunakan dan masih bisa dikorbankan agar menghemat ruang dan menjadikan seri ini tetap compact sesuai target. Selain isu NFC, bila ditilik dari prosesor yang digunakan, terlihat bahwa seri ini menargetkan seri menengah, bukan flagship. Shannedy Ong, Sr. Director and Country Manager Qualcomm Indonesia, mengatakan bahwa pihak OnePlus memang tidak mengandalkan sisi prosesor. Dengan spesifikasi dan fitur yang ditawarkan, OnePlusX dibanderol dengan harga Rp4 juta. Untuk pemasarannya sendiri, OnePlus menggandeng raksasa e-commerce Lazada. "Sistemnya bukan dengan undangan, melainkan pre-order di Lazada," tambah Pete. Pre-order One Plus X akan secara resmi dibuka pada 12 Desember 2015 dan bertepatan dengan ajang tahunan Promo Belanja Akhir Tahun dari Lazada. Selanjutnya, menurut Pete, produk ini juga akan dijual secara offline di pasaran. Apakah layak dibeli?Meski bukan seri yang diunggulkan, OnePlus X menjadi pesaing baru di kelasnya. Kehadirannya di Indonesia sendiri terbilang terlambat, mengingat telah banyak vendor lainnya yang menawarkan spesifikasi lebih menjanjikan dari yang OnePlus tawarkan di seri ini. Dengan kelas harga Rp4 juta, pesaing tangguh lainnya adalah Zenfone 2 yang telah menggunakan konektivitas 4G dan RAM 4 GB. Terdapat pula Lenovo P90 yang menawarkan prosesor 64-bit dengan harga serupa. Namun bila kamu penasaran dengan varian baru OnePlus, sekaligus mencari "obat penawar" dari urungnya OnePlus Two masuk ke Indonesia, OnePlus X bisa menjadi pertimbangan.
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto) The post OnePlus X, Mampukah Jadi "Penawar" Kekecewaan Batalnya OnePlus 2 Masuk ke Indonesia? [HANDS-ON] appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
The Legend of Heroes: Trails in the Sky SC Telah Dirilis! Posted: 29 Oct 2015 09:18 PM PDT Ya, kamu tidak salah baca. Sesuai dengan pengumuman dari XSEED Games minggu lalu, The Legend of Heroes: Trails in the Sky SC (Second Chapter) mulai hari ini sudah bisa kamu beli di Steam, GOG, dan juga PlayStation Store. Akhirnya kita bisa melihat kelanjutan petualangan Estelle dan Joshua dalam bahasa Inggris setelah menunggu hampir empat tahun lamanya! Cerita The Legend of Heroes: Trails in the Sky SC kembali bertempat di kerajaan Liberl. Setelah krisis yang terjadi di Trails in the Sky pertama, Joshua menghilang dari rumah dan hanya menyisakan harmonika miliknya. Ditemani oleh Agate, Scherazard, dan kawan-kawan lainnya, Estelle pun pergi bertualang demi mencari saudara angkatnya itu. The Legend of Heroes: Trails in the Sky SC menjanjikan petualangan yang lebih besar dan megah dari prekuelnya. Game ini memiliki cerita dua kali lebih panjang dari Trails in the Sky pertama dan memakan waktu tujuh puluh jam untuk ditamatkan. The Legend of Heroes: Trails in the Sky SC juga menyajikan pertarungan yang lebih seru dengan jurus-jurus baru, serta berbagai mini-game untuk menghiburmu di tengah perjalanan. Bila kamu ingin memainkan game ini di PSP atau PS Vita, kamu bisa membelinya di PlayStation Store US seharga $29,99 (sekitar Rp408.000). Versi PC bisa kamu beli lewat GOG dengan harga yang sama, tapi bila kamu membeli lewat Steam maka harganya lebih murah yaitu Rp199.999 saja! XSEED Games juga memberikan diskon 50% untuk Trails in the Sky pertama, jadi kalau kamu belum punya maka sekarang adalah saat yang tepat untuk membelinya. Kalau masih ragu-ragu membeli kamu bisa baca dulu ulasan The Legend of Heroes: Trails in the Sky dari kami, yang jelas ini adalah seri JRPG yang tidak boleh dilewatkan! GOG Link: The Legend of Heroes: Trails in the Sky SC, $29.99 (sekitar Rp408.000) PlayStation Store US Link: The Legend of Heroes: Trails in the Sky SC, $29.99 (sekitar Rp408.000)
The post The Legend of Heroes: Trails in the Sky SC Telah Dirilis! appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
Volup, Layanan Streaming Musik Hybrid yang Digawangi Banyak Musisi Lokal Posted: 29 Oct 2015 09:15 PM PDT Baru saja di minggu lalu ada layanan streaming musik baru yang masuk ke Indonesia, Joox, kali ini muncul lagi layanan streaming musik di tanah air bernama Volup. Berbeda dengan Joox yang merupakan layanan dari luar negeri yang masuk ke Indonesia, Volup merupakan layanan buatan dalam negeri. Kalau kamu lahir di era 90an, mungkin cukup akrab dengan nama band Bragi. Drummer sekaligus vokalis band ini, Reza Ario Bimo atau yang akrab disapa Echa Bragi, adalah inisiator di belakang Volup. "Kadang Volup sering diplesetkan menjadi volume up, namun dalam bahasa Latin berarti kenikmatan. Kami ingin memberikan kenikmatan pada semua orang yang terlibat di industri musik. Dari pelaku, sampai penikmat musik," tutur Echa. Layanan streaming hybridEcha menyebut layanan ini sebagai bentuk streaming hybrid. "Di dalamnya ada sejumlah layanan dalam satu aplikasi. Mulai dari Radio Online, On-Demand, Full Track Download, Video Channel, dan Music Bulletin," jelasnya. Layanan streaming ini mulai beroperasi sejak 8 Juli 2015 (beta trial) dan diluncurkan secara resmi kemarin (29/10). Kurang dari enam bulan beroperasi, layanan yang membidik penikmat musik dari rentang usia 13-40 tahun ini mengklaim aplikasi mereka telah diunduh 18 orang setiap harinya. "Sementara untuk pageview, saat ini sudah mencapai 17.000 per bulan," lanjut Echa. Pertanyaan paling umum sebelum memutuskan menggunakan sebuah layanan streaming adalah berapa biaya langganannya. Volup sendiri mengenakan biaya langganan harian, mingguan, sampai per semester. Harga yang harus dibayar berkisar dari Rp2.000 untuk layanan harian, Rp13.000 untuk mingguan, Rp50.000 bila kamu ingin menggunakan layanan bulanan, dan bila kamu tertarik menggunakan layanan ini dalam waktu lama ada langganan per semester dengan tarif Rp270.000. Kamu juga bisa mengunduh berbagai lagu yang tersedia di layanan Volup. Harga yang dibanderol sendiri beragam, mulai dari Rp3.000 sampai Rp7.000 per lagu. Mirip dengan layanan sejenis, Volup juga bekerja sama dengan sejumlah label rekaman. Untuk mempermudah pembayaran, layanan ini menggandeng sejumlah payment gateway seperti Codapay dan Doku. Dukungan vs menjaring kepercayaanSebagai salah satu startup musik, Volup cukup mendapatkan dukungan dari pelaku dalam industri ini. "Ada Esther Maulana (anak Ireng Maulana) sebagai CMO. Lalu Simhala Avadana (Numata) sebagai Music Director. Sementara itu, untuk memperkuat konten ada banyak musisi dari mulai Rendi Bragi, Erwin Bragi, dan Pongki Barata," jelas Echa lagi. Saat ini Volup masih menghadapi tantangan untuk mendapatkan kepercayaan dari pemilik hak. "Pemilik karya masih harus diyakinkan, dan terlepas dari itu, masyarakat juga perlu diajak untuk mulai terbiasa menggunakan layanan streaming," lanjutnya. Sejauh ini monetisasi yang dilakukan Volup masih terbilang mirip dengan layanan sejenis seperti Guvera atau Apple Music. "Langganan, membeli lagu, dan iklan masih menjadi sumber pemasukan kami," jelas Echa. Meski berhadapan dengan banyak kompetitor, Volup tidak menilai harus berkompetisi dengan mereka.
Pembeda utama Volup selain dari segi fitur menurut Echa adalah layanan yang mereka klaim paling transparan. "Kami ingin menjadi yang paling unggul karena kami berangkat dari pelaku. Selain itu untuk transparansi, pemilik hak di Volup akan diberikan akses untuk memonitor karyanya secara real-time," tandasnya. Coba layanan Volup melalui link di bawah ini: (Diedit oleh Lina Noviandari) The post Volup, Layanan Streaming Musik Hybrid yang Digawangi Banyak Musisi Lokal appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||
Review The Walking Dead: No Man’s Land – Strategy RPG Pelengkap Kisah di Layar Televisi Posted: 29 Oct 2015 08:50 PM PDT Bulan Oktober kembali tiba, para zombi di seri The Walking Dead pun kembali ke layar kaca. Namun, kelanjutan kisah pada season keenam kali ini terasa lebih istimewa berkat kehadiran sebuah game mobile. The Walking Dead: No Man’s Land merupakan game resmi yang hadir berkat kerja sama developer Next Games dan saluran TV kabel AMC yang menayangkan seri televisi The Walking Dead. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila para karakter maupun latar pada The Walking Dead: No Man’s Land akan bersinggungan dengan kisah di televisi. Dengan banyaknya iterasi game The Walking Dead yang beredar, seperti yang dirilis oleh Telltale Games, mungkin kamu jadi penasaran apakah game ini akan lebih baik dibandingkan berbagai versi lainnya? Yuk ikuti pengalaman saya memainkannya. Cerita Sampingan dari Seri TelevisiTiming cerita di The Walking Dead: No Man’s Land dimulai pada saat Rick dan teman-temannya menimbulkan kekacauan dan melarikan diri dari Terminus. Di antara kekacauan yang terjadi, tiga tawanan lain di luar kelompok Rick ikut melarikan diri dari tempat mengerikan tersebut. Pelarian ketiga orang tersebut mempertemukan mereka dengan Daryl Dixon (yang diperankan oleh Norman Reedus), salah satu anggota penting di kelompok Rick. Ia kemudian memberikan petunjuk bagaimana cara mempertahankan diri di dunia yang sudah dikepung oleh para zombi. Petunjuk yang ia berikan sekaligus menjadi awal mula kisahmu di The Walking Dead: No Man’s Land. Strategy RPG di Tengah Dunia ZombiSecara garis besar, gameplay pada The Walking Dead: No Man’s Land merupakan perpaduan serasi antara strategy RPG dengan elemen city-building. Game akan menghadapkanmu dengan mode eksplorasi dan mode manajemen yang mengingatkan saya pada Final Fantasy Tactics dan Minions Paradise. Saya diajak mengendalikan sekelompok orang untuk melakukan eksplorasi di luar markas. Kelompok yang terdiri dari maksimal tiga orang tersebut akan menjelajahi berbagai tempat demi mencari perbekalan serta menyelesaikan misi.
Mode eksplorasi ini berjalan dengan sistem turn-based di mana kelompok yang saya kendalikan dan gerombolan zombi akan berjalan bergantian sesuai dengan jumlah langkah yang dimiliki masing-masing. Setiap anggota kelompok juga memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga saya dituntut untuk berstrategi menentukan posisi serta komposisi anggota tim. Mode manajemen markas menjadikan saya sebagai pengelola yang mengambil berbagai keputusan demi keberlangsungan hidup kelompok. Saya diharuskan menentukan bermacam hal seperti fasilitas apa yang perlu dibangun, anggota kelompok mana yang akan dilatih, hingga siapa yang akan dipecat untuk memberi tempat pada anggota baru. Kiamat Dunia yang Cukup SantaiGame survival dengan tema zombi sering mengangkat ketidakberdayaan sebagai unsur utama yang membentuk cerita. Salah langkah, maka karakter yang kamu kendalikan akan mati selamanya. Hal tersebut tidak berlaku di sini. Next Games mendesain The Walking Dead: No Man’s Land sebagai game survival yang cukup santai. Apabila salah satu anggota kelompok kehabisan HP karena terlalu banyak menerima serangan zombi, maka misi eksplorasi akan langsung berhenti serta permainan akan kembali ke markas tanpa satu orang anggota pun mati. Karakter yang terluka parah akan dibawa ke fasilitas pengobatan untuk disembuhkan. Kamu tinggal menunggu beberapa saat sesuai dengan waktu tunggu yang tertera hingga karakter tersebut dapat diterjunkan kembali ke medan laga. Next Games juga menyediakan misi mematikan yang akan memberikan status permadeath saat karakter yang kamu kendalikan tewas di tangan zombi. Walaupun demikian, keberadaan misi seperti ini cukup sedikit dibandingkan misi normal serta sering hanya bersifat opsional saja. Keberadaan sumber daya juga merupakan hal yang tidak perlu dikhawatirkan di sini. Saya tidak pernah mengalami kekurangan selama memainkannya. Apabila persediaan menipis, saya cukup berhenti bermain dan melanjutkan kembali kehidupan seperti sedia kala. Sumber daya tersebut akan kembali terisi saat saya kembali bermain beberapa jam kemudian. Keterbatasan Energi versus Kebutuhan untuk GrindingSeperti kebanyakan game free-to-play, The Walking Dead: No Man’s Land membatasi sesi permainan dengan menggunakan sistem energi. Kemampuan saya untuk berjelajah atau meningkatkan efektivitas markas dibatasi dengan ketersediaan energi yang berjumlah sedikit. Energi di game ini digambarkan melalui bensin yang digunakan sebagai bahan bakar mobil ekspedisi. Bensin akan terpakai setiap kali saya pergi keluar markas dan akan terisi kembali setiap sepuluh menit sekali. Limitasi ini semakin dipersulit dengan sistem game yang akan meminta bensin lebih banyak sesuai dengan progres permainan saya. Sistem energi ini juga berlaku untuk upgrade fasilitas di markas maupun peningkatan kemampuan anggota. Saya harus menunggu hingga satu fasilitas yang saya upgrade selesai, baru bisa melanjutkan ke fasilitas lain. Saya juga hanya dapat melatih satu anggota kelompok dalam satu saat, kecuali bila saya memiliki banyak fasilitas pelatihan. Keterbatasan ini terasa kontras dengan kebutuhan untuk melakukan grinding. Seringkali game mensyaratkan agar anggota kelompok saya mencapai level tertentu sebelum terjun ke suatu misi. Persyaratan ini bisa dicapai dengan grinding, namun dibutuhkan waktu berhari-hari untuk mencapai satu objektif tersebut tanpa mengorbankan mata uang emas. Skema Monetisasi yang Cukup Baik HatiSemua waktu tunggu ini dapat dipercepat dengan menggunakan mata uang di dalam game berupa emas. Dengan menukar sejumlah batang emas, game akan mempercepat proses tunggu dan saya dapat langsung berusaha menyelesaikan objektif selanjutnya. Kabar baiknya, Next Games dan AMC telah mendesain skema monetisasi yang cukup baik hati di sini. Developer mengandalkan dua cara untuk mendapatkan penghasilan dari game ini. Saya diberikan tawaran untuk membeli sejumlah emas melalui IAP. Jumlah emas yang diperoleh bervariasi sesuai dengan harga IAP yang dibayar, dengan penawaran termahal mencapai Rp1,5 juta. Bagi kamu yang tidak ingin merogoh dompet, game menyediakan juga reward tambahan bagi yang bersedia menonton tayangan iklan. Dengan menyaksikan video iklan, saya diberi tiga kesempatan tambahan untuk membuka sembilan kotak loot di setiap akhir misi. Isi dari kotak loot tersebut cukup bervariasi. Walau kebanyakan hanya berisi ratusan poin EXP maupun persediaan makanan, beberapa akan memberikan puluhan batang emas hingga senjata langka. Dengan menonton iklan dan membuka 2/3 dari seluruh kotak yang ada, kesempatan untuk mendapatkan item langka juga semakin besar. Grafis Berkualitas pada Platform MobileGrafis pada The Walking Dead: No Man’s Land sama sekali tidak mengecewakan. Next Games melakukan kerja bagus menggambarkan dunia The Walking Dead yang kelam, kejam, serta penuh perjuangan dalam gaya 3D. Nuansa kehancuran jelas terlihat pada setiap sudut kota. Penggambaran karakter, mimik wajah, serta penampilan zombi juga sangat mendukung tema kehancuran berkat pandemik mayat hidup di dunia The Walking Dead. Kesimpulan: Cocok untuk Bernostalgia dan Mendampingi Cerita di Layar KacaKisah pada The Walking Dead: No Man’s Land mungkin tidak akan ada sangkut pautnya dengan cerita di layar kaca. Hal yang menyatukannya hanyalah penampilan beberapa karakter di televisi sebagai cameo dan lokasi kejadian yang pernah ada di televisi. Game ini jelas menambah jajaran karya kreatif berkualitas yang diangkat dari seri komik The Walking Dead. Gameplay solid, skema monetisasi baik hati, serta kualitas grafis menawan di sini memiliki pesonanya sendiri untuk menarik hati semua kalangan, baik para penggemar seri The Walking Dead di televisi maupun orang awam. Meskipun demikian, The Walking Dead: No Man’s Land jatuh ke lubang skema game free-to-play yang membutuhkan banyak grinding dan koneksi internet. Asalkan kamu cukup sabar memainkannya, saya rasa kamu tetap dapat menikmati waktumu bermain game ini. Update: Tidak membutuhkan waktu lama bagi Next Games untuk merilis The Walking Dead: No Man’s Land di Android. Versi Android sudah mendukung fitur cross play sehingga kamu bisa saling meminjam anggota kelompok dari pengguna iOS ketika berusaha menyelesaikan misi. Segera unduh melalui tautan di bawah!
The post Review The Walking Dead: No Man’s Land – Strategy RPG Pelengkap Kisah di Layar Televisi appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
You are subscribed to email updates from Tech in Asia Indonesia. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
No comments:
Post a Comment