Ads

Thursday, November 12, 2015

Game Di Indonesia

Game Di Indonesia


Highlight Hari Kedua Konferensi Tech in Asia Jakarta 2015

Posted: 12 Nov 2015 04:59 AM PST

Hari ini (12/11) adalah hari kedua dari helatan konferensi Tech in Asia Jakarta 2015. Di acara yang dihadiri lebih dari 4.000 peserta ini, ratusan startup juga menampilkan demo produk mereka setiap harinya. Berikut adalah beberapa highlight dari helatan hari kedua ini.

Rencana 500 Startups Setelah 2 Tahun Eksis di Asia Tenggara

TIAJKT15-KhaileeNg-500Startup

Khailee Ng dari 500 Startups yang membuka sesi hari ini bisa dibilang merupakan investor seed stage paling aktif di dunia. Selama lima tahun, perusahaan 500 Startups telah berinvestasi pada sedikitnya 1.200 startup di 50 negara. Perjalanan di Asia Tenggara dimulai pada 2013, berbarengan dengan bergabungnya Khailee. Ketika itu, 500 Startups masuk dengan nama yang unik, 500 Durians, membawa dana sebesar $10 juta (sekitar Rp135 miliar).

Belajar dari apa yang berhasil dan tidak berhasil dilakukan selama dua tahun ini, Khailee telah meramu rencana perusahaannya untuk tahun 2016. Rencana tersebut terbagi menjadi lima tahap, yaitu Pre-Deal, Deal, 1 Week Later, Start Spending, dan Next Raise.

Baca ulasan lengkapnya di sini.

Masa Depan Industri Gaming Indonesia di Mata Anton Soeharyo

TIAJKT15-AntonSoeharyo-MainStage

Dunia game Indonesia yang tadinya dikuasai oleh game dengan jumlah download besar namun pemasukan kecil akan mulai disisihkan dengan sebuah game yang bisa memperoleh keuntungan sebesar satu juta dolar tiap bulannya dan membawa perubahan di industri game mobile lokal. Hal ini dialami Cina tiga tahun lalu, terjadi di Thailand setahun yang lalu, dan tidak menutup kemungkinan bisa segera terjadi juga di Indonesia.

Anton Soeharyo dari Touchten Games juga berpendapat bahwa VR akan menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar gimmick saja. VR bisa menjadi the next big thing, meskipun platform ini akan sedikit terhambat oleh tembok tinggi yaitu hardware spesifik yang harus dimiliki penggunanya.

Baca ulasan lengkapnya di sini

Mengapa Indonesia Menjadi Negara yang Berpotensi Bagi Investor Jepang

Japanese Boom TIA Jakarta - Photo
Teruhide Sato (Founder of Beenext), Steven Vanada (Vice President at CyberAgent Ventures), Teddy Himler (Vice President for SoftBank China & India Holdings)

Jepang adalah negara maju yang memiliki banyak perusahaan-perusahaan besar. Teruhide mengungkapkan bahwa perusahaan-perusahaan besar di Jepang sudah biasa melakukan investasi di negara-negara lain.

Satu hal pasti mengapa Indonesia menjadi perhatian para investor adalah jumlah populasi besar, yang berarti bahwa potensi pasar sangatlah luas. Indonesia bahkan dipercaya akan menjadi seperti Cina dalam beberapa tahun ke depan, dengan jumlah pengguna internet dan daya beli tinggi.

Faktor lain yang menjadi alasan ketiga investor tersebut memilih Indonesia adalah negara ini memiliki banyak masalah yang perlu dipecahkan. Beragam hal umum seperti kesehatan, pendidikan, dan transportasi merupakan masalah besar yang hingga sekarang belum terselesaikan.

Baca ulasan lengkapnya di sini

Bagaimana GrabTaxi Berkembang Tanpa Mengorbankan Kebahagian Pelanggan dan Karyawan

Cheryl Goh TIA Jakarta - Photo
Bagaimana mereka melakukannya? Ada tiga hal yang menjadi fokus utama GrabTaxi: memberikan pengalaman berkendara yang aman, meningkatkan taraf hidup rekan mereka (pengemudi taksi, mobil, dan ojek), dan menghadirkan transportasi yang dapat diakses siapa saja.

"Ini mungkin terdengar terlalu luas, tetapi fokus ini mempengaruhi keputusan yang kami ambil, produk yang kami buat, dan bagaimana kami menjalankan bisnis ini," jelas Cheryl Goh, CMO dari GrabTaxi.

Dari sisi keamanan misalnya, GrabTaxi tak segan berinvestasi agar penggunanya selalu merasa aman. Menurut Cheryl, GrabTaxi adalah perusahaan pertama yang mengizinkan penggunanya mengirimkan lokasi secara real-time, sehingga keberadaannya bisa diketahui oleh orang terdekat.

Kondisi Investasi di Indonesia

Panel Without Fear TIA Jakarta - Photo
Rangkaian panel di Main Stage konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 hari kedua (12/11) nampaknya semakin memanas. Dimoderasi oleh Magnus Ekbom dari Lazada, Alexander Rusli (President Director dan CEO, Indosat), Patrick Williamson (VP/Director Business Development and Strategy di KMK), serta Nabilah Alsagoff (COO of Doku) berbicara tentang banyak hal seputar startup di Indonesia mulai dari unicorn, uang digital, layanan 4G, hingga masa depan startup di Tanah Air.

Ketika ditanya mengenai kondisi investasi yang sedang dilakukan di Indonesia, Alexander mengatakan bahwa ia kesulitan dalam mencari investasi yang tepat. Setidaknya dari segi besarnya investasi. Alhasil, saat ini ia melakukan investasi pada startup dengan nominal kecil namun dengan kuantitas yang lebih banyak.

Melihat keterkaitan Patrick dengan startup media di Tanah Air, Magnus menanyakan alasan dibalik investasi-investasi tersebut. Patrick mengatakan bahwa investasi di dalam media sangat menguntungkan untuk melakukan promosi. Ketika ia mengakuisisi sebuah perusahaan, media dapat digunakan untuk menjaring pengguna.

Bocoran GO-JEK di Tahun 2016

TIAJKT2015-NadiemMakarim-Mainstage

CEO sekaligus Founder GO-JEK, Nadiem Makarim, mengungkapkan bahwa inovasi perusahaannya tidak akan berhenti di situ saja. Awal tahun depan, GO-JEK berencana menggelontorkan layanan baru yang diklaim akan menjadi "game changer"

Tidak banyak yang dibocorkan Nadiem kecuali petunjuk tadi, dan bagaimana produk baru mereka akan lebih viral dari sebelumnya dan membantu makin banyak orang dalam saat yang bersamaan. Namun, ia bisa memastikan, produk barunya tersebut tidak lagi berpusat pada transportasi yang menjadi kekuatan perusahaannya.

"Produk baru kami konsepnya bukan transportasi, tetapi on-demand. Kami menyadari, transportasi adalah salah satu elemen on-demand. Ini adalah tema kami. Menurut kami, Indonesia suka memesan apa saja. Itu aspirasinya," kata Nadiem.

Arena Winner

TIAJKT15-ArenaWinner-UHop
Sebagai penutup gelaran konferensi tahunan Tech in Asia Jakarta 2015, kami menyelanggarakan kompetisi picthing Arena untuk para startup terpilih. Untuk Arena kali ini, kami telah memilih tujuh startup potensial dari berbagai negara di Asia.
Dan setelah bertanding mempresentasikan produk dan layanan mereka di hadapan para juri dan hadirin, startup yang keluar sebagai juara adalah…U-Hop!

Startup asal Filipina ini berhasil menyingkirkan enam finalis lainnya dan memenangkan hadiah sebesar $10.000 (sekitar Rp135,97 juta). Selain uang tunai, U-Hop juga berhak atas piala juara untuk mereka bawa pulani.
U-Hop sendiri merupakan startup yang menyediakan layanan penjemputan on-demand. Layanan U-Hop menggunakan bus shuttle dan ditujukan untuk para commuter yang sering bepergian.

Baca juga: Highlight Hari Pertama Konferensi Tech in Asia Jakarta 2015


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 6 dan 7 Mei. Baca semua artikel Startup Arena di sini.

(Diedit oleh Mohammad Fahmi Hasni)

The post Highlight Hari Kedua Konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 appeared first on Tech in Asia Indonesia.

10 Startup Menarik yang Kami Temukan di Hari Kedua Bootstrap Alley Tech in Asia Jakarta 2015

Posted: 12 Nov 2015 04:14 AM PST

Pada hari kedua Tech in Asia Jakarta 2015, terdapat lebih dari 118 startup yang tampil di Bootstrap Alley. Sebagian besar merupakan startup tahap awal, sebagian sudah meluncurkan produk mereka, sementara sebagian yang lain masih dalam tahap pengembangan. Berikut adalah 10 startup menarik yang kami temukan di Bootstrap Alley hari kedua konferensi.

Kumoten

Kumoten merupakan penyedia layanan dropshipper. Penjual yang tertarik menjadi mitra, bisa menjadi penjual online tanpa perlu memiliki stok barang dan juga mengirim barang. Semua proses akan dikelola langsung oleh Komuten. Startup asal Malaysia ini bahkan memungkinkan penjual untuk mendistribusikan produk-produk yang ingin mereka jual ke toko online lain seperti Elevenia atau Tokopedia langsung dari platform Komuten.

CakraApp

Cakra App merupakan aplikasi untuk terapi autis, ADD, ADHD, Aspeger, Down Syndrome, keterbelakangan mental, dan lambat belajar dengan menggunakan teknologi interaktif. Muhammad Lutfi Ramdhani selaku founder mengungkapkan bahwa ada sekitar 1.200 lebih anak-anak Indonesia yang terkena gejala tersebut dan dari tahun ke tahun terus meningkat. Sejauh ini, Muhammad mengungkapkan bahwa aplikasi ini mampu menyembuhkan gejala tersebut hingga 30 persen.

Crowdo

Crowdo merupakan situs crowdfunding atau penggalangan dana. Terdapat empat jenis penggalangan dana yang ditawarkan oleh Crowdo yaitu Equity Crowdfunding, Peer-to-Peer Lending, White Label Crowdfunding, dan Reward Crowdfunding. Namun, saat ini Crowdo masih dalam tahap pengembangan. Startup ini masih berjalan secara offline, dengan menghubungkan antara pemberi dana dengan pencari dana secara langsung melalui pertemuan-pertemuan.

Fasyen

Fasyen merupakan aplikasi mobile yang memberikan rekomendasi-rekomendasi seputar dunia fashion. Rekomendasi-rekomendasi tersebut berasal dari pengguna aplikasi Fasyen. Di saat bersamaan, rekomendasi-rekomendasi tersebut akan menjadi sebuah saluran khusus. Misalnya kumpulan rekomendasi sebuah produk kecantikan dengan merek A.

CoinPip

CoinPip merupakan layanan pengiriman uang secara global menggunakan sistem blockchain, metode serupa yang digunakan oleh Bitcoin. Layanan ini akan memproses pengiriman dengan durasi satu sampai dua hari. Hal itu karena proses konversi dari mata uang virtual menjadi mata uang di negara tersebut memakan waktu yang lama. CoinPip mengambil dua persen dari setiap transaksi yang dilakukan oleh pengguna.

Promoji

Promoji merupakan aplikasi mobile yang memungkinkan pengguna untuk mencari informasi diskon dan promo yang ada di tempat-tempat tertentu seperti restoran, mal, kafe, dan lainnya.

Aplikasi ini memiliki desian antarmuka yang sangat menarik, hal itu karena Sergio Rusli selaku Founder dan CEO memiliki latar belakang sebagai desainer. Akan tetapi saat ini Sergio mengungkapkan bahwa ia masih melakukan outsourcing untuk mengembangkan aplikasi tersebut.

Retrospective Journal

Retrospective Journal merupakan layanan printing online yang ditujukan bagi pengguna dengan latar belakang desain. Misalnya mereka bisa mencetak album foto atau koleksi karya seni mereka. Harga diatur berdasarkan ukuran foto yang mereka inginkan dengan minimum pemesanan 40 lembar buku.

Waple

Waple merupakan aplikasi berbagi akses Wi-Fi. Dengan aplikasi itu, pengguna bisa mendapatkan kode Wi-Fi dan juga bisa berbagi kode Wi-Fi yang mereka dapatkan ke pengguna lain. Tidak hanya memberi keuntungan bagi pengguna aplikasi. Waple juga membantu para pemilik bisnis seperti restoran atau kafe untuk mempromosikan tempat mereka melalui aplikasi tersebut.

Sembako

Sembako merupakan aplikasi mobile yang menghubungkan konsumen dengan penjual kebutuhan sehari-hari seperti air galon, beras, daging, dan lainnya. Tidak hanya itu, melalui aplikasi ini pengguna juga bisa mendapatkan kupon atau diskon-diskon tertentu dengan berbagi informasi mengenai barang-barang yang dijual di dalam aplikasi ke teman-teman mereka.

Saturdays

Saturdays menyediakan kacamata buatan tangan dengan desain yang berkualitas dan mengklaim memiliki harga yang lebih terjangkau dibandingkan kacamata merek luar lainnya. Startup ini masih dalam tahap pengembangan, dan akan resmi meluncur pada akhir bulan November.


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini.

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post 10 Startup Menarik yang Kami Temukan di Hari Kedua Bootstrap Alley Tech in Asia Jakarta 2015 appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Nadiem Makarim Bicara Soal Produk Baru, Kompetisi, dan Subsidi

Posted: 12 Nov 2015 03:23 AM PST

GO-JEK adalah salah satu startup Indonesia dengan pertumbuhannya tercepat dan paling dibicarakan oleh publik. Salah satu alasannya, setelah berhasil membuat gebrakan pada ranahi transportasi urban, tetapi mereka juga tidak henti-hentinya berinovasi.

Lihat saja, tak lama setelah menghadirkan GO-LIFE dan GO-BOX, akhir November 2015 lalu GO-JEK meluncurkan layanan baru bernama GO-BUSWAY yang memungkinkan pengguna mengetahui lokasi bus TransJakarta secara real-time berikut informasi kedatangan bus.

Hari ini (12/11) di acara Tech in Asia Jakarta 2015, CEO sekaligus Founder GO-JEK, Nadiem Makarim, mengungkapkan bahwa inovasi perusahaannya tidak akan berhenti di situ saja. Awal tahun depan, GO-JEK berencana menggelontorkan layanan baru yang diklaim akan menjadi "game changer".

Baca juga: Nadiem Makarim Mengubah Go-Jek dari "Zombie" Menjadi Startup Paling Terkenal di Indonesia

Tidak banyak yang dibocorkan Nadiem kecuali petunjuk tadi, dan bagaimana produk baru mereka akan lebih viral dari sebelumnya dan membantu makin banyak orang dalam saat yang bersamaan. Namun, ia bisa memastikan, produk barunya tersebut tidak lagi berpusat pada transportasi yang menjadi kekuatan perusahaannya.

"Produk baru kami konsepnya bukan transportasi, tetapi on-demand. Kami menyadari, transportasi adalah salah satu elemen on-demand. Ini adalah tema kami. Menurut kami, Indonesia suka memesan apa saja. Itu aspirasinya," kata Nadiem.

Tidak ada produk yang sempurna

Perjalanan untuk memiliki banyak layanan yang berhasil diterima dengan baik oleh masyarakat jelas bukan tanpa rintangan. Menurut Nadiem, selalu ada trial and error. Meski ia merasa produknya belum sempurna, ia tetap merilisnya ke pasar. Dari situ, ia melihat reaksi orang dan, jika diperlukan, melakukan perbaikan.

"Sempurna itu tidak ada. Sebuah produk tidak begitu saja menjadi (peluang) bisnis. Butuh waktu enam hingga delapan bulan, setelah kita mengetahui orang-orang menggunakannya untuk apa," ujar Nadiem.

Beri kebebasan pada tim

Nadiem menyadari beratnya tekanan yang dihadapi oleh timnya, khususnya mereka yang mengepalai tiap-tiap produk. Karena itu, ia sengaja memberikan kebebasan, termasuk dalam menggunakan budget yang diberikan, pada tim untuk untuk melakukan apa saja.

"Saya tidak melakukan micro management. Mereka layaknya mini CEO yang menjalankan perusahaan mereka sendiri. Peran saya sebatas sugar daddy dan super coach yang membantu mereka menyelesaikan masalah yang dihadapi," kata Nadiem.

Ini ia lakukan setiap hari, secara bergantian dari satu produk ke produk lainnya. Menariknya, ia tidak pernah melakukan progress review meeting. Sebab, data tiap produk disajikan setiap hari ke manajemen dan investor.

Rupanya, situasi serupa terjadi juga dalam hubungan antara manajemen tertinggi GO-JEK dengan investornya. Ia merasa beruntung punya investor yang tak henti menawarkan bantuan.

"Di balik tekanan dan isu teknis yang ada, punya investor yang seperti itu, yang kedekatannya hampir seperti bagian dari top team, membuat pekerjaan menjadi lebih nyaman," katanya.

Menyambut kompetisi dengan tangan terbuka

Belakangan, banyak bermunculan kompetitor yang ikut membuati layanan serupa. Nadiem tidak melihat ini sebagai rintangan bagi pertumbuhan perusahaannya. Ia melihat pasarnya masih sangat besar, sementara penetrasi dari tiap-tiap startup itu, termasuk GO-JEK, masih kecil.

"Justru, semua akan membantu lebih banyak orang sambil mengedukasi pasar. The more the merier, terutama bagi startup lokal," ujar Nadiem.

GO-JEK tanpa subsidi

Pengguna GO-JEK saat ini masih menikmati subsidi berupa tarif flat. Tentu saja, ini tidak akan berlangsung selamanya. Akan tiba saatnya pengguna benar-benar membayar tarif nyata per km.

Meski Nadiem tidak menyebutkan kapan tepatnya ini akan terjadi, GO-JEK pelan-pelan sudah mengurangi subsidi. Salah satunya dari sisi pengendara dengan mengurangi tarif per km, dari Rp4.000 ke Rp3.000. Bahkan, jika kamu menggunakan GO-JEK secara reguler, mungkin kamu menyadari biaya beberapa layanannya sudah mulai naik.

"Transisi ini akan terus terjadi secara bertahap, hingga subsidi benar-benar hilang. Saat memutuskan memberi subsidi, bukan berarti kami tidak tahu akan terjadi drop (order) nantinya," jelas Nadiem.

Apa yang dilakukan oleh GO-JEK adalah mengumpulkan dana yang cukup, tidak berimbas negatif pada perusahaan saat subsidi dicabut. Menurutnya, ini adalah keseimbangan paling sulit yang harus ia jaga.

"Tapi kami makin baik dalam proyeksi, melakukan kalkulasi sensitivitas, menentukan harga, dan sebagainya," jelasnya. "Satu yang pasti, tarif GO-JEK akan terus naik."


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini.

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Nadiem Makarim Bicara Soal Produk Baru, Kompetisi, dan Subsidi appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Inilah 5 Alasan Mengapa Startup Menolak Lamaran Kerjamu!

Posted: 12 Nov 2015 03:00 AM PST

Mungkin sebagian dari kita terheran-heran: IPK sudah di atas 3, pengalaman organisasi ada, bicara juga bisa, tetapi kenapa startup menolak lamaran kerja kita?

Dalam presentasinya di Student Stage Tech in Asia Jakarta 2015, Ken Ratri Iswari, Founder dan pendiri GeekHunter, membeberkan alasan mengapa lamaran kerjamu ditolak oleh startup besar di Indonesia, serta memberi tip bagaimana agar kita lebih mudah diterima di dunia kerja.

1. Kamu tidak standout dibandingkan kandidat lain

Kamu mungkin menyadari bahwa kamu tidak hanya sendiri, ada ribuan kandidat lain yang memiliki IPK yang tak jauh dari milikmu, berasal dari kampus yang sama, atau bahkan berasal dari jurusan yang sama. Lalu mengapa mereka harus memilih kamu bila kamu tidak berbeda? Apa yang bisa membuatmu tampil beda dibanding yang lain?

Selain IPK dan pengalaman organisasi, hal yang membuatmu menonjol adalah prestasi. Memenangkan berbagai kompetisi bisa menjadi hal yang membedakan kita dengan yang lain, selain juga akan memberikan pengalaman yang bermanfaat saat bekerja nantinya.

2. CV-mu tidak didesain dengan baik

Kita harus memahami bahwa waktu yang dimiliki perekrut perusahaan tidaklah banyak, sementara mereka harus mengurus ribuan calon karyawan. Karenanya, CV yang dirancang dengan baik adalah sebuah kewajiban.

Kita tidak perlu menjadi desainer untuk merancang sebuah CV. Yang terpenting adalah CV tersebut mencakup informasi relevan untuk si pencari kerja. Ken menceritakan bahwa banyak calon karyawan yang memasukkan informasi yang tidak penting untuk perusahaan, seperti jenis kelamin (sudah ada di foto), agama, dan lainnya.

Selain itu, CV-mu juga harus ditulis secara lengkap, namun tidak berlebihan. Banyak pelamar kerja yang hanya membuat daftar pengalaman tanpa menjelaskan lebih lanjut apa yang dilakukannya dalam posisi tersebut.

Untuk menjelaskannya, tulislah pengalamanmu dalam format STAR:

  • Situation: jelaskan permasalahan yang kamu hadapi dalam pekerjaan tersebut.
  • Task: apa yang hendak kamu capai dari pekerjaan itu.
  • Action: jelaskan apa yang kamu lakukan untuk meraihnya.
  • Result: jelaskan apa yang akhirnya bisa kamu raih dengan apa yang kamu lakukan.

3. Kamu tidak memahami perusahaan yang kamu lamar

Sebagaimana melamar pacar, untuk melamar perusahaan kamu juga perlu memahaminya secara mendalam! Banyak pelamar kerja hanya menuliskan daftar riwayat hidup, kemudian menyebarkannya ke ratusan perusahaan. Bahkan seringkali kita lupa perusahaan mana saja yang telah kita kirimkan lamaran.

Baca juga: 8 Website Terpopuler di Indonesia untuk Mencari dan Melamar Pekerjaan

Cara tersebut tidak hanya melelahkan, tetapi juga tidak efektif. Kalau pun dapat, mungkin kamu hanya akan mendapatkan perusahaan yang biasa-biasa saja, karena perusahaan luar biasa juga mengharapkan sesuatu yang luar biasa.

Mereka ingin agar kamu memiliki passion terhadap apa yang mereka lakukan, dan memiliki value yang sama. Untuk itu tentunya kamu harus meneliti dulu value apa yang dipegang oleh perusahaan tersebut dengan mengunjungi situs resmi mereka. Kamu bisa menunjukkan pemahamanmu itu baik di CV maupun saat wawancara nantinya.

4. Kamu tidak memahami dirimu sendiri

Hal lain yang sering dilupakan adalah pemahaman akan diri sendiri. Apa yang kamu ingin lakukan 5 tahun ke depan? 10 tahun ke depan? Mengapa kamu melakukan apa yang kamu lakukan hari ini?

Pertanyaan-pertanyaan ini sebaiknya sudah terjawab saat kamu masih menjadi mahasiswa. Jawaban dari pertanyaan tersebut dapat membantumu menentukan skill dan achievement apa yang harus kamu pelajari untuk mendapatkan apa yang kamu mau.

Baca juga: Student Job, Destinasi Informasi Lowongan Pekerjaan bagi Mahasiswa

Misalnya, bila kamu ingin bekerja sebagai konsultan di perusahaan multinasional, kamu harus memiliki IPK yang sangat tinggi. Mereka biasanya meminta IPK di atas 3,5 diimbangi dengan pengalaman organisasi dan prestasi yang juga cukup.

5. Kamu lupa mengelola online presence-mu

Zaman sekarang, tweet-mu adalah harimaumu. Bila tertarik, perusahaan dan calon bosmu biasanya tidak hanya melihat CV, tetapi juga apa yang kamu lakukan di media sosial. Ini bisa mempengaruhi drastis keputusan mereka.

Karena itu, jagalah agar baik Twitter maupun Facebook-mu terlihat profesional. Atau alternatifnya, jangan lupa mengatur privasi di semua media sosial agar akunmu tidak bisa dilihat sembarang orang.

Begitu pula dengan LinkedIn. Buatlah profil yang menarik dan lengkap, dan tonjolkan perbedaanmu dibanding kandidat lainnya.


Itulah lima kesalahan yang sering dilakukan para pencari kerja sehingga CV mereka tidak diterima. Apakah kamu juga melakukannya?


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini.

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post Inilah 5 Alasan Mengapa Startup Menolak Lamaran Kerjamu! appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Kondisi dan Masa Depan Video Mobile

Posted: 12 Nov 2015 02:51 AM PST

Mobile dan video merupakan dua hal yang sedang berkembang pesat di Indonesia. Untuk mengetahui seperti apa seberapa pesat perkembangannya, pada sesi terakhir di mobile Stage Tech in Asia Jakarta 2015, kami menghadirkan Rex Wong, CEO dan Co-Founder dari 8sian Media.

Rex merupakan seorang serial entrepreneur. Beberapa perusahaan yang sempat ia dirikan termasuk Applied Semantic, platform pembuat iklan yang telah diakuisisi oleh Google; DAVE.TV perusahaan IPTV pertama di dunia dan salah satu platform video online pertama yang melayani klien-klien besar seperti Disney, CBS, MGM, dan lainnya. 8sian Media yang didirikannya merupakan platform multi-channel network dan periklanan terbesar di Asia dengan lebih dari 250 juta impresi setiap bulan di saluran YouTube, Amazon, iTunes, Netflix, Hulu, Viki, Google Play, dan DailyMotion.

Menurut Rex, saat ini kita hidup di era teknologi yang fokus terhadap konten-konten untuk mobile. Sebagai contoh, 68 persen pengguna Facebook mengakses dari mobile, begitu juga dengan Twitter yang 86 persen penggunanya menggunakan perangkat mobile. Hal ini tentunya bisa terjadi karena semakin banyaknya pengguna smartphone dan pesatnya penetrasi internet.

Penetrasi internet yang luas telah mendorong tingginya minat terhadap konten video. Bahkan di Amerika Serikat, sebagian besar trafik internet merupakan konten video, seperti Netflix, YouTube, dan Hulu. Sehingga sekarang ini, orang-orang menghabiskan lebih banyak waktu untuk menikmati konten video melalui smartphone mereka ketimbang menonton langsung dari televisi. Lalu konten video apa saja yang paling sering dikomsumsi?

Berdasarkan riset yang dipaparkan Rex, ada tiga kategori konten yang mendominasi, yaitu video musik, video lucu, dan trailer dari sebuah film. Yang lebih unik lagi adalah orang-orang di Asia Timur, seperti Cina lebih senang menonton video dengan durasi panjang.

Baca juga: Melihat Perilaku Pengguna Internet Mobile Indonesia dari Perspektif UC Web

Potensi bisnis iklan pada konten video

Pertumbuhan mobile dan video telah mendorong suburnya bisnis iklan pada media tersebut. Berdasarkan hasil riset Business Insider, iklan di dalam video telah menyumbang sekitar 20 persen dari total pertumbuhan iklan di Amerika Serikat. Bahkan harga iklan video juga jauh lebih tinggi dibandingkan media lain seperti media sosial dan perangkat mobile. Hal itu karena sebagian besar penikmat video suka menonton konten yang gratis walau terdapat iklan di dalamnya.

Beberapa jenis iklan video yang bisa kamu temukan adalah cuplikan video singkat yang muncul sebelum video sebenarnya. Atau sebuah box iklan yang muncul di bagian sisi bawah. Namun, perkembangan teknologi telah membantu bagaimana iklan-iklan tersebut ditampilkan.

Seperti apa yang dilakukan oleh 8sian Media melalui teknologi Digital Product Placement, yang mana perusahaan ini mampu mereplikasi atau menambahkan iklan di dalam sebuah video. Misalnya Coca Cola ingin beriklan pada sebuah video singkat, maka 8sian Media akan menambahkan minuman Coca Cola pada salah satu adegan dalam video tersebut.

Ada juga iklan video mobile Interactive In-Video, yang memungkinkan penonton video berinteraksi langsung dengan apa yang terjadi di dalam video tersebut. Misalnya di dalam video tersebut ada seorang karakter yang memakai kemeja. Penonton bisa menyentuh kemeja tersebut dan mendapat informasi berapa harga dan di mana mereka bisa mendapatkan kemeja tersebut. Dengan cara ini, 8sian Media menambah revenue mereka tiga sampai enam kali lipat.


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini.

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post Kondisi dan Masa Depan Video Mobile appeared first on Tech in Asia Indonesia.

U-Hop Menjadi Pemenang Kompetisi Pitching Arena Tech in Asia Jakarta 2015

Posted: 12 Nov 2015 02:26 AM PST

Sebagai penutup gelaran konferensi tahunan Tech in Asia Jakarta 2015, kami menyelanggarakan kompetisi picthing Arena untuk para startup terpilih. Untuk Arena kali ini, kami telah memilih tujuh startup potensial dari berbagai negara di Asia.

Dan setelah bertanding mempresentasikan produk dan layanan mereka di hadapan para juri dan hadirin, startup yang keluar sebagai juara adalah…U-Hop!

Startup asal Filipina ini berhasil menyingkirkan enam finalis lainnya dan memenangkan hadiah sebesar $10.000 (sekitar Rp135,97 juta). Selain uang tunai, U-Hop juga berhak atas piala juara untuk mereka bawa pulang.

U-Hop sendiri merupakan startup yang menyediakan layanan penjemputan on-demand. Layanan U-Hop menggunakan bus shuttle dan ditujukan untuk para commuter yang sering bepergian.

Untuk menggunakan layanan ini, pengguna hanya perlu membayar sekitar $2,5 (sekitar Rp34.000) per harinya. Harga yang tentunya lebih murah dibandingkan layanan booking transportasi lain seperti Uber. Saat ini, U-Hop memiliki sekitar 550.000 member di aplikasinya.

Enam finalis lain yang mengikuti kompetisi Arena adalah layanan asisten pribadi virtual asal Indonesia YesBoss, e-commerce bunga asal Singapura A Better Florist, marketplace untuk produk asal Korea KoreaBuys, aplikasi kencan asal Singapura LunchClick, layanan survei online asal Vietnam Q&Me, dan marketplace untuk sewa menyewa tempat asal Jepang SpaceMarket.

Baca juga: Inilah 7 Finalis Kompetisi Pitching Arena Tech in Asia Jakarta 2015
Stefan Jung, Managing Partner Venturra Capital; Teddy Himler, Vice President SoftBank China & India Holdings, Michael Lints, dan Venture Partner Golden Gate Ventures, menjadi juri dalam kompetisi pitching ini.


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini.

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post U-Hop Menjadi Pemenang Kompetisi Pitching Arena Tech in Asia Jakarta 2015 appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Soundtrack Rodea the Sky Soldier Dirilis Lewat iTunes dan Amazon

Posted: 12 Nov 2015 02:19 AM PST

Rodea the Sky Soldier adalah game action bertempo cepat yang dikembangkan oleh Yuji Naka sang kreator Sonic the Hedhehog. Game ini dikembangkan untuk Wii U serta 3DS, dan telah dirilis baik dalam bahasa Jepang maupun Inggris. Versi bahasa Inggrisnya diterbitkan oleh NIS America, dan sudah bisa kamu dapatkan di toko-toko game favoritmu.

Game ini memiliki soundtrack yang diracik oleh salah seorang komposer veteran di dunia game yaitu Takayuki Nakamura. Beliau adalah pencipta lagu di balik berbagai judul game SEGA dan Squaresoft, termasuk seri Virtua Fighter dan Ehrgeiz. Karya-karyanya juga bisa kamu dengarkan di seri Lumines dan Ninety-Nine Nights, serta tentu saja Rodea the Sky Soldier.

Rodea the Sky Soldier | Takayuki Nakamura

Takayuki Nakamura

Kalau kamu membeli Rodea the Sky Soldier ketika baru dirilis, mungkin kamu sudah tahu bahwa kamu akan mendapat bonus berupa CD soundtrack di dalamnya. Tapi kalau kamu tidak berhasil mendapatkan CD ini, jangan berkecil hati. Akhirnya soundtrack Rodea the Sky Soldier tersedia juga secara digital melalui iTunes dan Amazon.

Lagu-lagu Rodea the Sky Soldier memiliki nuansa yang cukup bervariasi. Di sini Takayuki Nakamura menggabungkan instrumen-instrumen elektronik dan nuansa orkestra, dengan sentuhan oriental di beberapa lagu pilihan. Hasilnya adalah soundtrack yang megah, tapi juga upbeat dan bersemangat. Cocok untuk mengiringi petualangan Rodea mengarungi angkasa.

Kalau kamu penasaran ingin mencicipi, kamu bisa mendengarkan beberapa sampel lagu dari tautan Soundcloud milik Takayuki Nakamura di atas. Beliau bahkan membolehkan salah satu lagunya untuk diunduh secara gratis! Lagu gratis ini adalah lagu pembuka Rodea the Sky Soldier versi Wii U.

Saya sudah mencoba mendengarkan beberapa lagunya dan rasanya cukup menarik. Favorit saya adalah "The End of This Dream", lagu ini cocok sekali untuk menghilangkan penat ketika sedang bekerja. Soundtrack Rodea the Sky Soldier bisa kamu dapatkan di iTunes Amerika Serikat dengan harga $13,99 (sekitar Rp190.000) atau lewat Amazon seharga $8,99 (sekitar Rp122.000).

Sayangnya, kedua toko digital tersebut hanya tersedia untuk pelanggan di Amerika Serikat untuk saat ini, namun kami akan segera memberikan update begitu OST Rodea the Sky Soldier tersedia di Indonesia.

Soundtrack Rodea the Sky Soldier ini sedikit mengingatkan saya akan lagu-lagu Aivi Tran di Soul Saga. Apakah kamu sudah mencoba mendengarkan lagu-lagu Rodea the Sky Soldier? Bagaimana kesanmu setelah mendengarkannya?

iTunes Link: Rodea the Sky Soldier (Original Soundtrack), $13,99 (sekitar Rp190.000)

Amazon Link: Rodea the Sky Soldier (Original Soundtrack), $8,99 (sekitar Rp122.000)

The post Soundtrack Rodea the Sky Soldier Dirilis Lewat iTunes dan Amazon appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Mengapa Ranah Mobile Commerce di Indonesia Mengalami Pergeseran?

Posted: 12 Nov 2015 02:07 AM PST

Kebanyakan e-commerce banyak menggunakan aplikasi mobile untuk menyasar target pasar. Namun kini hal tersebut mulai bergeser ke arah yang lebih menguntungkan, yakni dari B2C ke ranah B2B. Apa yang mendorong terjadinya fenomena tersebut?

Dalam diskusi panel bertajuk "Future of Mobile commerce in Indonesia" di gelaran hari kedua Tech in Asia Jakarta 2015 (12/11) dengan menghadirkan pembicara Joseph Aditya, Founder dan CEO Ralali. Ia mengatakan beberapa faktor yang menyebabkan pergeseran tren tersebut.

"Dengan semakin berkembangnya teknologi, pemain di ranah e-commerce juga kian ramai dengan nama-nama baru dan juga menargetkan B2C. Karena itulah, harus dilakukan pergeseran agar bisnis e-commerce dapat berkembang ke arah lebih baik," ungkap Joseph.

Beberapa nilai positif yang ia jelaskan, antara lain adalah B2B memiliki banyak lapisan pendukung mulai dari penjual skala kecil, hingga pemain besar. Ditambah dengan kemudahan yang ditawarkan melalui smartphone, pengguna lebih gemar berbelanja melalui online. Kemudian dengan memulai dari mobile, pengguna akan coba mengakses layanan commerce tersebut di PC dan mengharapkan kemajuan di ranah aplikasi untuk kemudahan layanan.

Namun yang harus diperhatikan adalah dalam mengembangkan aplikasi, pemilik bisnis harus memperhatikan akses berbeda untuk penjual dan pembeli potensial. Hal ini dimaksudkan untuk tidak membingungkan antara keduanya untuk menikmati layanan.

Hal lainnya yang ia kemukakan adalah pemilik bisnis juga harus memperhatikan layanan customer service langsung melalui aplikasi. Faktor utama yang harus dihadirkan adalah chatting langsung dengan customer service agar memenuhi semua kebutuhan dari pengguna.

"Konsumen suka memberikan pertanyaan secara langsung dibandingkan repot mengirim email dan menunggu responnya yang tidak langsung. Karenanya, harus dimaksimalkan fitur yang dikembangkan di layanan customer service," tandasnya.

Baca juga: Bagaimana Google Dapat Membantu Developer Meningkatkan Pendapatan Iklan pada Aplikasi Mobile


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech in Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Baca semua artikel terkait acara tersebut di sini.

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Mengapa Ranah Mobile Commerce di Indonesia Mengalami Pergeseran? appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Melihat Perilaku Pengguna Internet Mobile Indonesia dari Perspektif UC Web

Posted: 12 Nov 2015 02:00 AM PST

Kita semua tinggal di era yang sangat mencengangkan! Bagaimana tidak? Perkembangan teknologi mobile di dunia saat ini sudah sangat mendukung rutinitas manusia, sehingga jarak dan waktu dalam berkomunikasi seolah sudah menjadi komoditas yang setiap saat selalu ada di genggaman tangan. Apalagi sejak internet mulai merambah dunia mobile.

Indonesia selaku negara pengadopsi teknologi mobile terbesar di Asia Tenggara juga tak bisa lepas dari fenomena penggunaan alat teknologi yang satu ini. Berbicara di panggung Mobile Stage konferensi Tech in Asia 2015, Jonathan Zhong dari UC Web membagikan sejumlah pandangan tentang perilaku pengguna mobile Indonesia dari perspektif developer.

Indonesia Melek Internet

Hal pertama yang disorot oleh Jonathan Zhong adalah tingginya penetrasi internet di berbagai wilayah di Indonesia, terutama kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan lainnya. Sebagai negara dengan jumlah masyarakat yang banyak, Indonesia rata-rata bergantung penuh pada penggunaan internet WiFi dibandingkan mobile data.

Dari data yang dimiliki UC Web, Zhong memperlihatkan rata-rata netizen Indonesia didominasi oleh laki-laki dengan usia antara 19 hingga 25 tahun. Untuk besar kapasitas penggunaan mobile datanya sendiri, user Indonesia rata-rata membutuhkan minimal 500MB guna memenuhi kebutuhan mereka berinternet sehari-hari, mulai dari browsing, chatting, streaming video, dan lain sebagainya.

Dengan angka statistik penggunaan internetnya yang tinggi, otomatis ada banyak sekali tantangan bagi para developer untuk mengedukasi  market internet Indonesia yang potensinya sangat besar, salah satunya adalah mengamati tren lain yang sedang populer di luar sana.

Tren Mobile | photo

Zhong mencontohkan musim bola sebagai salah satu momentum yang bisa digunakan developer untuk mengukur dan menumbuhkan produk mereka dengan update produk bernuansa sepakbola. “UC Web pernah melakukan hal ini, dan hal tersebut sangatlah efektif” ungkap Zhong di sela-sela presentasinya.

Masih dalam panggung konferensi yang sama, Zhong membeberkan penemuan menarik lainnya yang ditemukan tim riset mereka di lapangan. “Sama seperti negara lainnya, orang Indonesia juga suka sekali berselancar di dunia maya sebelum tidur.” Penemuan yang sebetulnya sudah menjadi rahasia umum ini menduduki peringkat pertama setelah kegiatan berinternet di toilet.

Terakhir, Zhong juga memperlihatkan statistik tentang perilaku tingginya kesempatan sebuah konten internet supaya bisa viral di Indonesia. Sama seperti negara lain, masyarakat Indonesia gemar melakukan engadgement media sosial, entah itu membagikan foto mereka, video, dan lain sebagainya. Hal ini menyebabkan persebaran konten di Indonesia sangatlah cepat, apalagi dengan melihat betapa reaktifnya orang-orang Indonesia terhadap peristiwa yang tengah terjadi di sekitar mereka.

Dengan mengamati bermacam perilaku tadi, para pengunjung Mobile Stage di konferensi Tech in Asia Jakarta diharapkan mampu memetik beberapa pelajaran untuk memanfaatkan tren dan perilaku netizen Indonesia sebagai medium menumbuhkan produk mereka di perangkat mobile.


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech in Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini.

(Artikel ini diedit oleh Mohammad Fahmi)

The post Melihat Perilaku Pengguna Internet Mobile Indonesia dari Perspektif UC Web appeared first on Tech in Asia Indonesia.

6 Developer Game Ramaikan Bootstrap Alley pada Hari Kedua Tech in Asia Jakarta 2015

Posted: 12 Nov 2015 01:02 AM PST

Setelah terdapat tiga developer game di Bootstrap Alley Tech in Asia Jakarta 2015 pada hari pertama, hadir lebih banyak lagi developer game yang menempati enam booth berbeda di hari kedua. Mereka menggantikan Qajoo Studio, Arcane Arts, dan Alkemis Games yang telah hadir di hari pertama. Berikut adalah keenam developer game tersebut:

Digital Happiness

Digital Happiness TIA Jakarta 2015 | Photo

Digital Happiness datang ke Tech in Asia Jakarta 2015 membawa beberapa informasi menarik tentang game terbaru mereka. Ada sebuah buklet yang berisi informasi mengenai berbagai game yang telah mereka rilis, sedang dikembangkan, dan juga yang masih dalam proses riset.

Baca Juga: Founder Stories Digital Happiness: "Nyaris dropout" berbuah DreadOut

Ada beberapa judul yang sedang dikembangkan, seperti DreadOut: Keepers of The Dark yang memiliki gameplay mirip dengan DreadOut asli namun dengan sistem lebih seperti arcade, dan DreadSense yang menggunakan teknologi Intel RealSense di mana kamu berbalik peran menjadi hantu yang bertugas menakut-nakuti manusia.

Own Games

Own Games TIA Jakarta 2015 | Photo

Own Games yang merupakan developer asal Bandung ini membawa judul andalan mereka seperti Own Super Squad dan juga game yang baru saja soft launch di GDG Prime 2015, Agent Dodge.

Baca Juga: Own Games Soft Launch Agent Dodge di GDG Prime 2015 dengan Mengadakan Kontes Mini

Game5Mobile

Game5Mobile TIA Jakarta 2015 | Photo

Game5Mobile adalah sebuah developer dan penerbit game mobile yang baru saja berdiri tahun ini. Di sini mereka membawa beberapa game yang sedang dalam pengembangan atau akan rilis sebentar lagi.

Ada dua yang sempat saya coba, yaitu Do Not Pop! yang merupakan sebuah game arcade di mana saya harus menekan layar agar balon yang berisi orang tidak terkena bahaya. Satu lagi adalah Number Rumble, sebuah game multiplayer online yang secara real-time menantang saya untuk bermain mini game sambil menguji ketelitian berhitung.

AMPlified

Amplified TIA Jakarta 2015 | Photo

AMPlified mulai merambah dunia gaming melalui platform mobile setelah sebelumnya juga bergerak di bidang media digital. Game paling hangat yang mereka bawa adalah Go-Jack! yang baru saja rilis pada 10 November 2015 lalu (tidak ada hubungannya dengan Go-Jek sama sekali ya).

Seperti namanya, Go-Jack! adalah game parodi dari Go-Jek di mana kamu akan menjadi tukang ojek dan bertugas untuk mengangkut penumpang agar sampai ke tujuan. Hati-hati juga dengan mobil-mobil yang berseliweran.

Artoncode

Artoncode TIA Jakarta 2015 | Photo

Di sini Artoncode memamerkan beberapa game mereka yang sedang dikerjakan seperti proyek Kickstarter Winterflame, Chemcaper, dan game edukasi anak. Salah satu game yang bisa dimainkan pada kesempatan ini adalah Chemcaper, sebuah pelajaran kimia yang dibalut dalam RPG. Artoncode merencanakan untuk memasukkan game ini ke dalam kurikulum sekolah ke depannya.

Sinergi Studio

Sinergi Studio TIA Jakarta 2015 | Photo

Pada kesempatan ini Sinergi Studio memamerkan beberapa game mereka seperti Shaman Showdown dan juga Lightning Dodge. Selain itu, Sinergi Studio juga mengabarkan bahwa mereka sedang membuat game dengan tema film Comic 8 terbaru yang akan datang.

Baca Juga: 10 Startup Menarik di Bootstrap Alley Tech in Asia Jakarta 2015 (Day 1)


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech in Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Baca semua artikel terkait acara tersebut di sini.

(Diedit oleh Iqbal Kurniawan)

The post 6 Developer Game Ramaikan Bootstrap Alley pada Hari Kedua Tech in Asia Jakarta 2015 appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Meneropong Masa Depan Fintech di Indonesia

Posted: 12 Nov 2015 12:38 AM PST

Ranah fintech di Indonesia bisa dibilang sedang naik daun. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya startup yang menggarap ranah finansial digital ini di tanah air. Beberapa contohnya adalah CekAja, UangTeman, dan CekPremi.

Melihat fenomena tersebut, di hari kedua Tech in Asia Conference 2015 (12/11), kami menyediakan sebuah stage khusus yang membahas mengenai fintech di Indonesia yang dinamakan Fintech Stage .

Dalam salah satu sesi keynote di stage ini, JP Ellis, Founder dan CEO CekAja berbincang dengan Markus Gnirck, Co-Founder Startupbootcamp FinTech, sebuah akselerator yang mempunyai fokus terhadap startup fintech yang mempunyai basis di Singapura tentang masa depan fintech, khususnya di Indonesia.

Baca juga: Daftar Startup Teknologi Jasa Finansial (Fintech)

Markus membuka pembicaraan dengan membeberkan beberapa fakta seperti nilai pasar fintech di dunia yang mencapai angka $12 juta (sekitar Rp162 miliar). Markus lebih lanjut mengatakan bahwa para pemain fintech yang aktif saat ini datang dari pemain lama dari dunia keuangan yang merasa bahwa sistem keuangan seperti perbankan dan lainnya sudah mulai kuno serta kehilangan kepercayaan.

Ia juga melihat bahwa gerakan fintech ini sudah dimulai sejak 8 tahun lalu di London dan New York. Di Asia sendiri, dalam satu tahun terakhir fintech berkembang dengan sangat cepat.

JP menambahkan bahwa Indonesia merupakan pasar baru yang sangat menggairahkan bagi para pemain fintech. Hal ini didukung dengan banyaknya VC yang mencari ranah fintech di Tanah Air. JP lebih lanjut mengatakan bahwa ada jeda perkembangan antara Indonesia dengan negara-negara maju seperti Inggris dan Amerika Serikat, namun pada akhirnya Indonesia akan dapat mengadopsi perkembangan tersebut dengan cepat.

Fintech bukan hanya sistem pembayaran digital

Banyak orang yang mempunyai asumsi bahwa fintech identik dengan sistem pembayaran baru secara digital yang dapat menggantikan sistem pembayaran kuno seperti kartu kredit. Meskipun hal tersebut benar, namun ternyata tidak sepenuhnya tepat.

Sistem pembayaran digital merupakan salah satu vertikal di dalam fintech. JP tidak dapat menjelaskan secara spesifik, namun ia yakin, ketika seseorang melihat konsep sebuah startup, orang tersebut dapat mendefinisikan startup tersebut sebagai startup fintech. "Kamu akan tahu ketika kamu melihatnya," ungkap JP.

Markus menambahkan bahwa fintech mempunyai vertikal yang lebih luas. Ranah seperti peer-to-peer lending , sebuah sistem peminjaman uang seperti layaknya sistem ride-sharing yang dilakukan oleh Uber masih bisa digarap dan ranah-ranah yang bersangkutan langsung dengan perbankan dalam metode B2B mempunyai kesempatan untuk lebih sukses di masa depan.

Lebih lanjut mengatakan bahwa ranah peer-to-peer lending mempunyai nilai transaksi besar, namun jika dibandingkan dengan nilai pinjaman secara global, nilai tersebut sangatlah kecil. Jadi, fintech bukanlah untuk mendisrupsi pasar yang ada, namun lebih ke mengubah pasar keuangan tradisional menjadi lebih modern.

Baca juga: Alasan mengapa fintech akan mengubah dunia

Kerja sama badan keuangan tradisional

JP mengatakan bahwa saat ini ia sedang membangun sebuah asosiasi finansial yang menjembatani dunia perbankan tradisional dengan fintech. Asosiasi yang dinamakan Indonesia Fintech Association tersebut diikuti oleh berbagai badan keuangan besar seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mandiri, McKenzie, dan lain-lain. JP mengatakan bahwa badan keuangan tradisional mengakui keberadaan fintech dan siap membantu dunia fintech melalui asosiasi tersebut.

JP tidak bisa menceritakan lebih lengkap, namun ia mengatakan bahwa perkembangan fintech di Indonesia akan sangat menggairahkan karena dukungan berbagai badan keuangan tersebut. JP lebih lanjut mengatakan bahwa saat ini bentuk kerjasama tersebut masih sangat mentah, namun ia meyakinkan regulasi tidak akan menyulitkan pemain fintech jika semua badan sudah bekerja sama dan saling mendukung satu sama lain.


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini.

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Meneropong Masa Depan Fintech di Indonesia appeared first on Tech in Asia Indonesia.

3 Hal Terpenting yang Perlu Kamu Ketahui Tentang Bitcoin

Posted: 11 Nov 2015 11:21 PM PST

Mungkin kamu sudah pernah mendengar kata Bitcoin, namun apa sih arti Bitcoin itu? Apa bedanya Bitcoin dengan mata uang biasa dan kapan sebaiknya Bitcoin digunakan? Pertanyaan tersebut terjawab dalam diskusi pertama di Fintech Stage Tech in Asia Jakarta 2015 (12/11) ini, yang diisi oleh Antony Lewis, CEO Open Trade Docs.

Antony Lewis sendiri sudah malang melintang di dunia fintech. Selama lebih dari sepuluh tahun, ia berbagi ide dan pengalaman soal mata uang digital ke berbagai komunitas Bitcoin.

Sebelumnya ia pernah menjadi Business Development Director itBit in Asia, Presiden The Association of Crypto-Currency Enterprises and Startups, Singapore (ACCESS). Saat ini, ia tengah fokus pada teknologi blockchain.

Transaksi lebih cepat ke mana saja di seluruh dunia

Antony menjelaskan bahwa keunggulan utama Bitcoin dibanding mata uang tradisional adalah kemudahan pengiriman ke mana pun di seluruh dunia. Manfaatnya akan sangat terasa di wilayah yang aturan transaksi perbankan internasionalnya masih rumit.

Antony mencontohkan bahwa ia pernah menginap di sebuah hotel di India. Saat hendak melakukan transfer menggunakan rekening banknya, ia diminta untuk mengisi data diri, termasuk nama lengkap, nama orang tua, alamat rumah dan lain-lain. Khawatir datanya di curi, ia akhirnya memilih menggunakan Bitcoin.

Kemampuan ini tentunya juga berlaku di negara-negara yang sedang mengalami konflik, saat operasi bank terhambat, atau bahkan tidak beroperasi sama sekali. Kelebihan lainnya adalah kita tidak perlu melakukan registrasi yang rumit seperti layaknya bank saat ingin menggunakan Bitcoin. Kita hanya perlu mengunduh programnya kemudian membuat Wallet dari sana.

Kita juga bisa menggunakan Bitcoin sebagai alternatif kartu kredit untuk membeli barang secara online. Ini tentunya menarik bagi mereka yang tidak memiliki akses ke kartu kredit, misalnya mahasiswa yang belum memiliki gaji tetap.

Keamanan lebih terjamin dengan biaya yang lebih murah

Selain membantu kecepatan transaksi, Bitcoin menawarkan tingkat keamanan yang lebih tinggi khususnya di negara-negara yang memiliki infrastruktur finansial kurang stabil. Pada mata uang tradisional, ada saat-saat ketika sistem yang dimiliki bank down sehingga kita tidak dapat bertransaksi, misalnya karena kesalahan teknis atau karena regulasi pemerintah sehingga bank tidak dapat beroperasi maksimal (seperti di Yunani kemarin).

Baca juga: Kumpulan startup Bitcoin di Indonesia

Tidak demikian dengan Bitcoin. Karena sifatnya yang peer-to-peer, sistem Bitcoin tidak memiliki single point of failure, baik secara teknis maupun sistem. Ini membuat kita tak khawatir tidak dapat mengakses Wallet dan uang kita. Desentralisasi membuat Bitcoin menjadi aman.

Kelebihan lainnya adalah biaya transaksi yang cenderung murah, khususnya untuk transfer antarnegara. Posisi Bitcoin ada di antara layanan yang cepat tetapi mahal seperti transfer bank, dan layanan yang murah tetapi lambat seperti Western Union.

Transaksi dengan Bitcoin hanya memerlukan waktu sekitar satu atau dua hari dengan langkah sederhana. Pertama, bila belum memilikinya, kita membeli Bitcoin dengan mata uang lokal kita. Kemudian, kita kirimkan Bitcoin melalui Wallet. Setelah di transfer, si penerima bisa langsung menukarkan Bitcoin tersebut dengan mata uang lokalnya.

Sebagai alat tukar atau sebagai instrumen investasi?

Menjawab pertanyaan tentang apakah Bitcoin lebih cocok sebagai instrumen investasi atau sekadar alat transaksi, Antony mengungkapkan bahwa tidak ada yang utama dari keduanya. Semua tergantung pada kebutuhan pengguna Bitcoin tersebut.

Faktanya, keduanya bisa berjalan seiringan: semakin banyak yang bertransaksi dengan Bitcoin, semakin tinggi kenaikan harganya. Semakin tinggi kenaikan harganya, tentu semakin tinggi pula insentif untuk berinvestasi dengan Bitcoin.

Baca juga: Kondisi Bitcoin di Asia Tenggara

Namun memang, berinvestasi dengan Bitcoin berisiko tinggi karena sifat nilainya yang volatile (berubah dengan cepat). Pada puncaknya, Bitcoin pernah mencapai harga hingga $1.200 (sekitar Rp16 juta), namun sekarang hanya ada di angka $300 (sekitar Rp4 juta).

Tantangan lain yang disebutkan adalah masih buruknya user interface pada software Bitcoin. Antony menjawabnya dengan mengatakan bahwa Bitcoin memang masih "muda" sehingga user interface-nya juga belum terdesain dengan baik. Namun ia berharap dengan semakin banyaknya pengguna, akan ada startup yang terdorong untuk memperbaikinya.


Melihat banyaknya keunggulan Bitcoin, mungkin sudah saatnya kita bergerak ke era baru untuk menciptakan sistem finansial yang lebih aman, cepat, dan efisien dibandingkan sistem tradisional. Siapkah kamu?


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini.

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post 3 Hal Terpenting yang Perlu Kamu Ketahui Tentang Bitcoin appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Bagaimana Google Dapat Membantu Developer Meningkatkan Pendapatan Iklan pada Aplikasi Mobile

Posted: 11 Nov 2015 11:14 PM PST

Pada hari kedua konferensi teknologi Tech in Asia Jakarta 2015, Strategic Partner Manager Google Singapura, Inge Wong, memberikan gambaran tentang demografi para pengguna platform mobile dan bagaimana para developer dapat melakukan monetisasi secara optimal. Ia juga menjabarkan bagaimana Google sebagai pencipta platform Android dapat membantu developer melalui produk AdMob dan Google Analytics.

AdMob merupakan platform layanan iklan ditampilkan di dalam aplikasi mobile. Developer dapat memasukkan API dari AdMob ke dalam karya mereka agar Google dapat menampilkan tayangan iklan di dalam aplikasi. Dengan demikian, pengiklan dapat mencapai target audiens yang disasar dan developer memperoleh pendapatan dari tayangan iklan.

Google Admob | Feature

Sebagai layanan iklan pada platform mobile, AdMob memiliki misi untuk mengoptimalkan manfaat yang didapat baik oleh pihak pengiklan maupun developer aplikasi tempat iklan ditayangkan. Ada tiga strategi iklan mobile yang ia bagikan untuk mencapai hal ini:

Realisasikan Potensi Maksimal dari Setiap Jenis Pengguna

Pengguna aplikasi mobile sangatlah bervariasi dengan potensi masing-masing. Beberapa jenis di antaranya antara lain:

  • Pengguna yang mau membeli IAP.
  • Pengguna yang bersedia melihat tayangan iklan.
  • Pengguna yang senang berbagi kepada orang lain.

Dengan keberagaman jenis pengguna, tentunya tayangan iklan tertentu belum tentu cocok untuk pengguna yang lain. Sebagai contoh, iklan yang mengajak pengguna untuk membeli IAP tidak akan berimpak positif bila ditayangkan pada pengguna yang hanya bersedia melihat tayangan iklan.

Kenali Demografis Pengguna

Menurut Inge, jumlah developer yang telah menggunakan alat analisis pengguna ternyata masih rendah. Data yang ia miliki menunjukkan baru 21 persen dari total developer telah menggunakan layanan ini. Padahal, pengenalan demografis pengguna merupakan hal krusial untuk terus memperbaiki aplikasi dan meningkatkan jumlah pengguna.

Google Analytics | Screenshot

Google menjembatani kebutuhan ini dengan layanan lain, yaitu Google Analytics yang terintregrasi dengan AdMob. Sinergi kedua layanan ini memungkinkan AdMob menyasar target audiens berdasarkan data yang telah dikumpulkan oleh Google Analytics.

Dengan demikian, AdMob dapat menyesuaikan jenis iklan dengan perilaku para pengguna aplikasi secara otomatis. Tayangan iklan untuk membeli IAP hanya ditayangkan pada pengguna yang memiliki potensi membeli, iklan tentang berbagi kabar akan diberikan pada pengguna yang senang melakukan posting di media sosial, dan begitu seterusnya.

Maksimalisasi Pendapatan dari Berbagai Jenis Iklan

Pendapatan yang diperoleh dari iklan, atau dikenal dengan istilah ad yield, memiliki perbedaan tarif tergantung dari jenis iklan yang ditayangkan. Sebagai contoh, iklan berbentuk tayangan penuh pada layar perangkat memiliki tarif yang berbeda dengan tampilan banner.

Google Analytics | Screenshot 2

Selain perbedaan tarif pendapatan ini, perilaku pengguna juga memiliki peranan tidak kalah penting sebagai pengali total ad yield. Semakin besar jumlah pengguna yang melakukan interaksi dengan iklan, semakin besar pula pendapatan yang diperoleh developer.

Baca juga: Perusahaan Teknologi Iklan Jepang FreakOut Ingin Menjadi Solusi Native Ads di Indonesia dengan Platform Iklan Hike

AdMob telah didesain untuk optimalisasi ad yield dari developer. Dengan menampilkan jenis iklan yang sesuai kepada pengguna yang tepat, ad yield yang akan diperoleh developer juga akan semakin besar.

Dengan semua teknologi dan fitur pada kedua layanan ini, kedua produk Google di atas terdengar sebagai sebuah solusi yang menguntungkan semua pihak di dalamnya. Apakah menurut kamu AdMob dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan utama bagi developer? Sampaikan pendapatmu di bawah ya.


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech in Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Baca semua artikel terkait acara tersebut di sini.

(Diedit oleh Mohammad Fahmi)

The post Bagaimana Google Dapat Membantu Developer Meningkatkan Pendapatan Iklan pada Aplikasi Mobile appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Bagaimana Venture Capital Jepang Mendukung Perkembangan Eksosistem Teknologi di Indonesia?

Posted: 11 Nov 2015 11:02 PM PST

Melalui rekanan terbatas, venture capital (VC) korporat, dan venture capital pribadi, para pemodal dari Jepang atau yang dikenal dengan istilah "Japanese Money", telah mengucurkan dana mereka ke Indonesia selama tiga tahun belakangan.

Pada hari kedua konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 (12/11), kami menghadirkan tiga VC asal Jepang yang didampingi oleh Leighton Cosseboom dari Tech in Asia sebagai moderator, mereka berdiskusi tentang hubungan khusus antara ekosistem teknologi Indonesia dan Jepang.

Leighton memulai diskusi dengan menanyakan latar belakang ketiga investor tersebut. Taruhide Sato memang warga negara Jepang merupakan seorang entrepreneur yang sempat mendirikan BEENOS, grup inkubator perusahaan internet dan e-commerce di Jepang.

Perjalanannya berlanjut dengan mendirikan BEENEXT, VC asal Jepang yang kini cukup aktif di Indonesia. Salah satu startup yang telah mereka beri investasi adalah HappyFresh.

Kemudian ada Steven Venada orang Indonesia yang sempat tinggal dan bekerja di perusahaan keuangan di Jepang sebelum akhirnya bergabung dengan CyberAgent Ventures.

Yang terakhir adalah Teddy Himler, seorang pria asal Amerika Serikat, lulusan Universitas Harvard. Sebelumnya ia sempat bekerja di Goldman Sachs, perusahaan pemberi investasi asal Amerika Serikat. Saat ini ia bergabung dengan SoftBank untuk wilayah Asia dan India.

Tokopedia merupakan salah satu portofolio dari SoftBank di Indonesia. Selain itu SoftBank juga melakukan kerja sama dengan Indosat melalui SB-ISAT VC yang telah memberikan investasi ke startup lokal seperti Dealoka.

Baca juga: Golden Gate Ventures Tanamkan Investasi di Tiga Startup Indonesia

Mengapa Indonesia berpotensi untuk dilirik?

Jepang adalah negara maju, yang mana terdapat banyak perusahaan-perusahaan besar di sana. Taruhide mengungkapkan bahwa perusahaan-perusahaan besar di Jepang sudah biasa melakukan investasi di negara-negara lain.

Satu hal pasti mengapa Indonesia menjadi perhatian para investor adalah jumlah populasi besar, yang berarti bahwa potensi pasar sangat luas. Indonesia bahkan dipercaya akan menjadi seperti Cina dalam beberapa tahun ke depan, dengan jumlah pengguna internet dan daya beli tinggi.

Faktor lain yang menjadi alasan ketiga investor tersebut memilih Indonesia adalah negara ini memiliki banyak masalah yang perlu dipecahkan. Beragam hal umum seperti kesehatan, pendidikan, dan transportasi merupakan masalah besar yang hingga sekarang belum terselesaikan.

Investor atau VC merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam ekosistem startup teknologi, tak terkecuali di Indonesia. Mereka tidak hanya memberikan bantuan modal tapi juga dukungan terhadap startup yang mereka beri investasi.

Salah satu contohnya SoftBank dengan SB-Isat akan membantu startup melalui jaringan pengguna operator seluler Indosat yang mereka miliki. Sedangkan BEENEXT dan CyberAgent Ventures sebagai VC asal Jepang menawarkan jaringan yang luas di luar Indonesia. Kondisi ini tentunya juga memudahkan startup dalam melakukan ekspansi ke negara lain.


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini.

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Bagaimana Venture Capital Jepang Mendukung Perkembangan Eksosistem Teknologi di Indonesia? appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Review PixelJunk Shooter Ultimate – Puzzle Fisika dengan Aksi Tembak Menembak Seru

Posted: 11 Nov 2015 10:54 PM PST

Kalau dihitung-hitung, rasanya game bergenre arcade puzzle adalah jenis game yang paling banyak saya mainkan sejauh ini. Oleh karena itu tidak mengherankan smartphone saya diisi oleh banyak game yang cukup memutar otak. Bagi saya, game puzzle seperti Cut The Rope memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi dibandingkan dengan game kasual bergenre lain yang membuat saya selalu tertantang untuk menyelesaikan semua level yang ada.

Maka dari itu, saat diminta untuk mengulas game PixelJunk Shooter Ultimate, saya langsung menyambutnya dengan antusiasme yang tinggi. Apakah PixelJunk Shooter Ultimate mampu memenuhi hasrat saya akan game puzzle yang seru? Mari simak ulasan saya di bawah ini.

Puzzle yang Kental

PixelJunk Shooter Ultimate | Screenshot 5

Di PixelJunk Shooter Ultimate, kamu akan mengendalikan sebuah pesawat yang dikirim untuk menyelamatkan para peneliti yang terjebak di berbagai lokasi berbahaya.Terdapat lima lokasi dengan jenis environment yang berbeda yang dibagi ke dalam beberapa level. Setiap level yang ada terbagi lagi ke dalam lima bagian yang harus kamu lewati.

Sejak level pertama, game PixelJunk Shooter Ultimate langsung mengingatkan saya pada game Where’s My Water yang memanfaatkan elemen fisika secara penuh. Kamu bisa melihat pergerakan lava, air, asap panas, dan sebagainya di sepanjang permainan PixelJunk Shooter Ultimate yang saya duga terinspirasi langsung dari game tentang buaya yang senang mandi itu.

Tipikal latar yang terdapat pada game puzzle sejenis dapat ditemukan di game ini. Setiap level memiliki rintangan yang akan semakin menantang seiring jalannya permainan. Contohnya, pada suatu titik kamu akan menyadari bahwa mencampurkan air ke dalam lava akan menciptakan batu yang bisa dihancurkan. Di level berikutnya kamu akan memanfaatkan pengetahuan baru ini untuk menyelesaikan teka-teki yang ada.

PixelJunk Shooter Ultimate | Screenshot 4

Tapi, menurut saya hal yang paling menantang dari PixelJunk Shooter Ultimate bukanlah elemen puzzle itu sendiri, melaikan misi sampingan di mana kamu harus mengumpulkan batu permata di setiap level yang menurut saya merupakan elemen yang vital di game ini. Walaupun tantangan ini bersifat opsional, saya lebih bersemangat untuk mencari batu permata yang seringkali tersembunyi di tempat yang tidak terduga.

Penuh Aksi Shooter Menantang

Aneh rasanya jika game yang bertajuk PixelJunk Shooter Ultimate tidak menyisipkan aksi tembak menembak di dalamnya. Maka dari itu, game ini dikemas dengan aksi shooter yang sangat seru. Pesawatmu akan dilengkapi berbagai macam senjata untuk menghancurkan musuh, seperti dengan roket, roket kendali, sampai melakukan dash ke arah musuh.

Kamu akan menemui banyak sekali musuh yang bermacam-macam jenisnya. Mulai dari monster kecil yang berterbangan, monster yang bisa menembak roket, sampai bos yang berupa monster raksasa. Ya, di akhir tiap lokasi terdapat bos besar yang cukup sulit yang harus kamu kalahkan tidak hanya mengandalkan senjata, namun juga dengan akal.

PixelJunk Shooter Ultimate | Screenshot 6

Tapi, jangan kaget karena sepanjang permainan, musuh bisa muncul tiba-tiba saat kamu lengah. Mereka juga seringkali tersembunyi di tempat yang tidak diduga. Hal ini kadang bisa membuat kamu frustrasi. Tetapi semakin lama kamu bermain, kamu akan semakin jeli memprediksi tempat-tempat munculnya musuh.

Kontrol Canggung

Salah satu hal yang sedikit mengganggu saya dalam PixelJunk Shooter Ultimate adalah kontrol kapal terbang yang sulit dikendalikan. Dengan kontrol keyboard, tingkat sensitifitas mouse yang tinggi seringkali membuat kapal terbang yang kamu kendalikan berputar-putar cepat yang membuat kendali menjadi sulit.

PixelJunk Shooter Ultimate | Screenshot 2

Lain lagi saat saya menggunakan controller Xbox. Penggunaan joystick untuk mengendalikan kapal terbang memang terasa lebih luwes, tetapi masalah muncul saat kamu harus mengarahkan tembakan kamu ke arah musuh yang rasanya sedikit lebih sulit ketimbang menggunakan mouse.

Dari kekurangan di atas, kamu bisa memilih antara mengorbankan kendali pesawat yang lebih baik dengan menggunakan controller atau tembak-menembak yang lebih mudah dengan menggunakan keyboard dan mouse. Kabar baiknya adalah, mempelajari kontrol PixelJunk Shooter Ultimate tidaklah sulit.

Kesimpulan

PixelJunk Shooter Ultimate | Screenshot 1

PixelJunk Shooter Ultimate adalah game puzzle penuh aksi tembak dengan pacing cepat yang melatih kamu untuk berfikir tenang dalam berbagai kondisi. Level yang didesain dengan sangat baik, AI monster yang cukup membuat kesal, ditambah bumbu elemen fisika menjadikan game PixelJunk Shooter Ultimate sebuah paket lengkap yang sangat saya rekomendasikan untuk para penggila game action puzzle.

Saya masih menuntut industri game untuk terus menelurkan game dengan ide yang segar dan inovatif. Dan PixelJunk Shooter Ultimate nampaknya adalah jawaban atas harapan saya ini.

PlayStation Store US: PixelJunk Shooter Ultimate, $14.99 (sekitar Rp200.000)

The post Review PixelJunk Shooter Ultimate – Puzzle Fisika dengan Aksi Tembak Menembak Seru appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Masa Depan Touchten dan Industri Game di Indonesia, Sebuah Kisah Tentang Karma dan Mendirikan Startup

Posted: 11 Nov 2015 10:42 PM PST

Sebagai salah satu dari media teknologi yang paling berkembang, tentunya video game juga kebagian jatah di panggung utama acara Tech in Asia Jakarta 2015. Mewakili industri ini, hadir Anton Soeharyo dari Touchten Games sebagai pembicara dengan Tim Wee dari IndieGames.com.

Di kesempatan ini, Anton menceritakan tentang sejarah berdirinya Touchten yang dimulai pada tahun 2009, bersama dengan adiknya, Rokimas Soeharyo sebagai COO, dan sepupunya, Dede Indrapurna sebagai CTO.

Uang Saku yang Menjadi “Seed Funding

Touchten dimulai dari uang saku sebesar $1.000 yang tiba-tiba diberikan kepada Anton dan Roki dari ayah mereka. Bukannya menggunakan uang saku ini untuk berfoya-foya dan menyesalinya beberapa minggu kemudian, adik-kakak ini malah menggunakannya untuk membeli MacBook, mengajak sepupu mereka untuk bergabung, dan mulai mengembangkan sebuah game berjudul Sushi Chain untuk iOS.

Cek sejarah lebih lengkap tentang Touchten melalui artikel berikut ini

Dalam satu tahun, Sushi Chain sukses mencapai angka 1,2 juta download.  Kesuksesan inilah yang menjadi pemicu dari Anton, Roki, dan Dede untuk mulai serius mengembangkan Touchten sampai menjadi sebesar sekarang.

Touchten | Office (1)

Tentunya bisa membuat game pertama yang begitu sukses bukan berasal dari keberuntungan semata. Untuk mewujudkan sebuah game yang sukses dengan bujet marketing yang amat sangat minim, Anton menggunakan trik pemanfaatan keyword dalam mencari konten di App Store, sesuatu yang menurutnya sangat terbantu berkat aplikasi-aplikasi seperti Search Man atau SensorTower.

Karma Selalu Bekerja

Kini, enam tahun setelah berdiri, Touchten telah menjadi salah satu developer game terbesar di Indonesia. Tidak hanya mengerjakan game sendiri, mereka bahkan bekerja sama juga dengan salah satu situs komedi terbesar di dunia, 9GAG.

Saat ditanya bagaimana Touchten bisa membangun kerja sama dengan 9GAG, Anton menjawabnya dengan nuansa penuh komedi. Semua dimulai ketika Ray Chan, founder dari 9GAG, berkunjung ke Indonesia untuk menjadi pembicara di sebuah acara yang kebetulan juga mengundang Anton sebagai pembicara lainnya. Ketika hendak mencari taksi untuk pulang ke hotelnya, Anton tanpa ragu langsung menawarkan Ray Chan untuk ikut naik ke mobilnya.

Redhead Redemption | Screenshot

Di perjalanan pulang itulah keduanya mulai saling mengenal lebih dekat, sampai membawa mereka ke pertemanan di Facebook. “Selama kurang lebih enam bulan kami menjalin pertemanan di Facebook, yah sebatas saling like untuk pos masing-masing,” canda Anton.

Baru setelah itu Ray Chan sendiri yang menawarkan Anton untuk bekerja sama membuat game. Semuanya berjalan otomatis dengan sendirinya, dan dimulai hanya dari sebuah aktivitas memberikan tebengan biasa.

Pendanaan yang baru mereka peroleh dari GREE awal tahun ini pun terwujud dari sesuatu yang tidak terduga. Semuanya dimulai dari sebuah ajakan seorang entrepreneur asal Jepang untuk bertemu karena dia mau belajar banyak dari Touchten yang waktu itu baru memperoleh pendanaan dari CyberAgent Ventures. Obrolan singkat itu berlanjut ke pertemanan di Facebook yang kemudian membawa sang entrepreneur berkunjung ke kantor Touchten setahun setelah pertemuan awal mereka.

GREE investasi Touchten

Dari orang inilah Anton dikenalkan dengan orang lain yang kemudian mengenalkannya kepada orang-orang dari GREE. Ketika mengobrol melalui Skype dengan perwakilan dari GREE, Anton tidak langsung menyerbu mereka dengan request untuk pendanaan, semuanya dia lakukan dengan natural, dan ketika betul-betul ditanya tentang apa yang bisa GREE bantu, barulah Anton menyebutkan bahwa mereka tengah mencari pendanaan.

Lagi-lagi semuanya dimulai dari aktivitas acak dengan niat baik. Seandainya Anton tidak pernah berminat untuk menerima ajakan untuk bertemu dan berbagi tentang pengalamannya, tentunya saat ini Touchten belum memiliki koneksi dengan GREE sama sekali. Sesuatu tindakan yang kita lakukan sekarang, bisa saja memiliki dampak begitu besar di kemudian hari.

Masa Depan Indonesia

Target Acquired | Boss Battle

Sebagai penutup, Tim Wee menanyakan apa gambaran Touchten mengenai dunia game di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Menurut Anton, ada kemungkinan besar dalam dua tahun ke depan Indonesia akan merasakan booming game mobile sukses seperti yang dialami Cina di tahun 2012.

Dunia game Indonesia yang tadinya dikuasai oleh game dengan jumlah download besar namun pemasukan kecil akan mulai disisihkan dengan sebuah game yang bisa memperoleh keuntungan sebesar satu juta dolar tiap bulannya dan membawa perubahan di industri game mobile lokal. Hal ini dialami Cina tiga tahun lalu, terjadi di Thailand setahun yang lalu, dan tidak menutup kemungkinan bisa segera terjadi juga di Indonesia.

Anton juga berpendapat bahwa VR akan menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar gimmick saja. VR bisa menjadi the next big thing, meskipun platform ini akan sedikit terhambat oleh tembok tinggi yaitu hardware spesifik yang harus dimiliki penggunanya.

Apakah prediksi Anton mengenai VR ini merupakan pesan tersirat tentang apa yang akan Touchten lakukan ke depannya? Untuk itu hanya Anton dan timnya yang tahu. Yang pasti, melihat bagaimana pengalaman yang telah dia lalui sejauh ini, Anton jelas tidak akan mengubah sifat humble yang telah membawa Touchten ke posisinya sekarang.


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini.

(Diedit oleh Iqbal Kurniawan)

The post Masa Depan Touchten dan Industri Game di Indonesia, Sebuah Kisah Tentang Karma dan Mendirikan Startup appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Dua Tahun 500 Startups di Asia Tenggara: Selanjutnya Apa?

Posted: 11 Nov 2015 10:32 PM PST

500 Startups merupakan perusahaan VC asal Amerika Serikat yang aktif berinvestasi secara global, termasuk di sejumlah negara di Asia Tenggara seperti Indonesia. Beberapa startup ternama Indonesia yang telah mendapat kucuran dana investasinya antara lain Bukalapak, Kudo, Malesbanget, dan Qraved. Hari ini (12/11) di acara Tech in Asia Jakarta 2015, Managing Partner 500 Startups, Khailee Ng, membeberkan apa saja yang telah dan akan mereka lakukan di masa depan.

500 Startups bisa dibilang sebagai investor seed stage paling aktif di dunia. Selama lima tahun, perusahaan VC ini telah berinvestasi pada sedikitnya 1.200 startup di 50 negara. Perjalanan di Asia Tenggara dimulai pada 2013, berbarengan dengan bergabungnya Khailee. Ketika itu, 500 Startups masuk dengan nama yang unik, 500 Durians, membawa dana sebesar $10 juta (sekitar Rp135 miliar).

Baca juga: Bagaimana "Pertaruhan" Investasi 500 Startups di Asia Tenggara?
Dalam hal memilih startup untuk diinvestasi, VC ini bisa dibilang menerapkan strategi yang tergolong tidak biasa. Mereka tidak menempatkan semua dananya pada satu perusahaan raksasa yang berpotensi menjadi unicorn, tetapi juga startup centaur dan pony. Centaur adalah perusahaan senilai $100 juta (sekitar Rp1,32 triliun) atau lebih, sedangkan pony adalah perusahaan yang bernilai kurang dari $100 juta (sekitar Rp1,32 triliun).

Dalam perjalanannya bertemu dengan banyak pendiri startup di Asia Tenggara, Khailee menyadari ada sesuatu yang salah. Ada banyak entrepreneur yang berpotensi, tetapi mereka tidak punya akses ke tiga hal penting: uang untuk membangun perusahaannya, pengetahuan untuk menghabiskan uang itu dengan baik, dan jaringan berisi pihak-pihak yang dapat membantu mereka tumbuh dan berkembang. Karena itu, ia berambisi mengatasi isu tersebut lewat pendanaan-pendanaan yang akan terus dikucurkan di masa depan.

Seperti apa perjalanan 500 Startups selama dua tahun terakhir, dan apa langkah berikut yang akan ditempuh oleh Khailee?

100 startup dalam waktu dua tahun

Dua tahun tergolong waktu yang singkat. Namun, 500 Startups benar-benar memaksimalkan waktu yang ada untuk bertemu dengan banyak startup potensial di Asia Tenggara. Menurut Khailee, dalam kurun waktu tersebut, perusahaannya telah mendanai 100 perusahaan yang bergerak di berbagai bidang.

Ada 18 perusahaan di bidang SaaS, sebelas e-commerce, tujuh marketplace, dan sisanya di bidang on-demand service, media, lead gen, app, dan hardware. Sebanyak 29 perusahaan berasal dari Malaysia, 20 Singapura, 20 Indonesia, sepuluh Thailand, delapan Filipina, lima Vietnam, satu Myanmar, dan tujuh perusahaan internasional yang beroperasi di Asia Tenggara.

Ada fakta menarik dari data yang dipresentasikan oleh Khailee. Sebanyak 11 dari 20 perusahaan pertama yang didanai berhasil meraih pendanaan seri A kurang dari satu tahun. Beberapa di antaranya GrabTaxi, BukaLapak, dan Carousell. Dari 50 perusahaan pertama, 52 persen di antaranya sukses mendapatkan pendanaan yang lebih besar setelah putaran pendanaan tahap awal.

Khailee menyebutkan, dari sejumlah startup-startup yang terbukti sukses, semua memiliki ciri-ciri yang sama, yaitu model bisnis yang telah teruji, produknya menyasar pasar yang tepat, dan terus menunjukkan pertumbuhan.

Langkah di masa depan

Belajar dari apa yang berhasil dan tidak berhasil dilakukan selama dua tahun ini, Khailee telah meramu rencana perusahaannya untuk tahun 2016. Rencana tersebut terbagi menjadi lima tahap, yaitu Pre-Deal, Deal, 1 Week Later, Start Spending, dan Next Raise.

Sebelum masuk ke tahap Deal, 500 Startups akan menyuplai dokumen legal yang dibutuhkan, baik untuk equity dan note financing, di semua negara. Semua proses berlangsung secara transparan.

"Registrasinya bisa dilakukan secara online, karena kami ingin memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya," tutur Khailee.

Satu minggu setelah tahap Deal, para startup akan diberikan dana sebesar $250 ribu (sekitar Rp3,4 miliar) untuk belanja kebutuhan layanan yang diperlukan, seperti AWS, Softlayer, Google, Paypal, dan sebagainya. Pada periode itu, sambil menyusun KPI dan merencanakan bujet serta rekrutmen, startup juga didampingi dalam proses publikasi dan membuka hubungan dengan media.

Dalam tahap Start Spending, startup diberikan kesempatan untuk pelatihan dan konsultasi dengan ahli yang didatangkan langsung dari Silicon Valley. Dalam periode ini, 500 Startups akan melakukan matchmaking dengan korporat yang dapat membantu. Terakhir, pada tahap Next Raise, startup akan dikirim ke sesi khusus yang memungkinkan mereka pitching untuk pendanaan berikutnya.

"Ini akan kami replikasikan ke semua microfund kami di seluruh penjuru dunia," tutup Khailee.


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini.

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post Dua Tahun 500 Startups di Asia Tenggara: Selanjutnya Apa? appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Inilah 7 Finalis Kompetisi Pitching Arena Tech in Asia Jakarta 2015

Posted: 11 Nov 2015 08:45 PM PST

Salah satu momen penting di Tech in Asia Jakarta 2015 adalah kompetisi pitching Arena. Kompetisi pitching ini menampilkan deretan startup menarik dan potensial yang menanggulangi masalah dengan strategi yang unik dan eksekusi menarik di kawasan Asia.

Seperti halnya pada konferensi kami sebelumnya, ratusan startup mendaftar kompetisi pitching ini, sehingga rasanya cukup sulit untuk memilih yang terbaik di antara mereka. Namun kini kami sudah memilih tujuh finalis yang akan bertanding pada hari kedua gelaran Tech in Asia Jakarta 2015. Para finalis berhak membawa hadiah uang tunai $10.000 (Rp136,17 juta). Berikut adalah daftar finalis kompetisi Arena Jakarta 2015:

YesBoss

yesboss

Layanan ini mengklaim diri sebagai asisten pribadi virtual yang "akan membantu segala kebutuhan kamu". YesBoss merupakan layanan berbasis SMS yang akan membantu memberikan jawaban dari segala kebutuhan kamu. Startup yang mengkombinasikan teknologi asisten modern dengan cara tradisional.

YesBoss telah meraih pendanaan sebesar enam digit pada bulan Oktober lalu. Pihak YesBoss mengklaim bahwa dalam waktu kurang dari satu tahun operasionalnya, mereka berhasil menjaring 20.000 pengguna terdaftar dengan peningkatan jumlah pengguna 90 persen dari bulan ke bulan.

A Better Florist

A Better Florist-Screenshot

Salah satu hadiah tanda cinta paling populer di dunia adalah bunga. Oleh karenanya, banyak orang yang memesan bunga untuk diberikan pada orang tercinta. Sayangnya banyak layanan pengantaran yang sering tidak tepat waktu, dan tidak memberikan bunga kualitas terbaik.

A Better Florist mencoba hadir sebagai jawaban dari permasalahan itu. Cukup dengan mengunjungi situs mereka, kamu hanya perlu memilih bunga dan akan dirangkai seperti apa. Kamu juga bisa menentukan tanggal dan waktu pengiriman, serta menambahkan catatan kecil.

Oh ya, untuk membuatnya lebih personal, layanan ini memberikan kartu ucapan dengan tulisan tangan. Bahkan setelah bunga sampai di tangan penerima, pengirim akan mengambil foto.

U-Hop

U-Hop Screenshot

Semenjak adanya layanan booking transportasi seperti Uber dan GrabCar untuk kendaraan roda empat, seharusnya kondisi jalanan menjadi lebih lengang karena orang bisa memilih untuk memarkir kendaraanya di garasi. Namun pada kenyataannya, jalanan tetap saja macet. Bagaimana tidak, mobil berkapasitas empat orang hanya diisi satu orang.

Startup asal Filipina U-Hop mencoba menjawab kebutuhan itu. Sama seperti layanan booking transportasi lainnya, kamu bisa melakukan pemesanan dengan menggunakan aplikasi maupun web. Bedanya adalah mobil yang digunakan merupakan shuttle dengan kapasitas 12 penumpang.

KoreaBuys

KoreaBuys_Screenshot

Demam Korea memang sudah lama melanda masyarakat di berbagai negara di Asia, termasuk Indonesia. KoreaBuys adalah situs yang memungkinkan masyarakat Asia membeli berbagai produk asal Korea, khususnya Korea Selatan.

Ada banyak ragam produk yang tersedia di sini, khususnya item-item yang berhubungan dengan fashion dan produk kecantikan. Setelah sempat menemui hambatan terkait pengiriman produk dari Korea, startup ini mulai mengganti strategi pengiriman barang dengan menggunakan ruang penyimpanan yang lokasinya dekat dengan konsumen.

LunchClick

LunchClick-Screenshot

Jenuh memakai aplikasi kencan online yang berujung penipuan atau hal-hal mengesalkan lainnya? LunchClick mencoba memberikan alternatif. Semua Profile yang ada di dalamnya telah melalui verifikasi yang dilakukan manusia untuk meminimalisir adanya akun palsu atau hal-hal lain yang merugikan.

Aplikasi asal Singapura ini juga ditujukan untuk kamu yang ingin menciptakan hubungan yang serius, bukan sekadar mencari "selingan". Uniknya lagi, tidak ada fitur chat di dalam aplikasi ini. Ketika kamu berhasil "match", maka opsi yang ada berikutnya adalah kencan. Menyenangkan bukan, karena kamu akan mendapat sebuah kepastian, bukan sekadar harapan.

Q&Me

Q&Me Screenshot

Apakah kamu termasuk salah satu orang yang kerap diminta mengisi survei tapi malas melakukannya? Mungkin lain halnya jika setelah mengisi survei kamu mendapatkan imbalan yang menggiurkan. Q&Me adalah startup yang memberikan imbalan senilai $0,1 (sekitar Rp1.300) dari setiap survei yang diisi.

Nantinya mereka bisa menukarkan uang itu menjadi pulsa. Tak hanya berhenti di sana, ada hadiah tambahan bila beruntung. Startup asal Vietnam ini berencana untuk melakukan ekspansi ke Thailand dan Indonesia.

SpaceMarket

SpaceMarket-Screenshot

Biila kamu mencari tempat tinggal dari seseorang yang jarang memakai apartemennya, maka Airbnb adalah jawabannya. Namun bagaimana bila yang kamu cari adalah stadion baseball atau sebuah pura untuk keperluan khusus?

SpaceMarket adalah jawaban dari kebutuhan tersebut. Saat ini layanan mereka memang baru tersedia di Tokyo dan beberapa lokasi lainnya. Oh ya, kamu juga bisa mencari "venue bergerak" seperti kereta api atau bahkan yacht.

Baca juga:Inilah 5 Startup yang Berhasil Lolos di Ideabox Batch III Bootcamp


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 6 dan 7 Mei. Baca semua artikel Startup Arena di sini.

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post Inilah 7 Finalis Kompetisi Pitching Arena Tech in Asia Jakarta 2015 appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Cerita Seru di Hari Pertama Tech in Asia Jakarta 2015

Posted: 11 Nov 2015 08:38 PM PST

Konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 tahun ini kami adakan dengan konsep baru yang lebih besar, menarik, dan konten yang variatif. Tujuannya, apa lagi kalau bukan untuk memberikan value yang lebih bagi semua yang hadir pada acara ini.

Kami harap, dengan pengaplikasian konsep baru ini, para peserta bisa mendapatkan pengalaman berbeda, selain tentunya bisa bekerja sambil bersenang-senang. Di Tech in Asia Jakarta 2015, kami ingin kamu pulang dengan senyuman lebar, ide-ide baru, dan tentunya, relasi serta peluang baru. Kesemuanya dikemas dalam paket aktivitas yang menyenangkan.

Apa saja sih hal-hal seru di hari pertama Tech in Asia Jakarta 2015 yang cuma bisa kamu lihat di sini? Yuk kita lihat!

Selfie: bahasa pemersatu kedua setelah bahasa Inggris

IMG_9034 IMG_9029 IMG_9036 IMG_7934 IMG_7936

Materi yang disampaikan, beragam obrolan, pitching, bahkan penjelasan dan pertanyaan seputar acara kebanyakan disampaikan menggunakan bahasa Inggris, bahasa universal yang dapat membuat banyak orang saling memahami maksud satu sama lain.

Lalu apa bahasa keduanya? Selfie. Buktinya, peserta konferensi yang mungkin belum mengenal satu sama lain, serta para pembicara, semuanya kompak berkumpul di belakang kamera begitu layar smartphone diangkat di hadapan wajah.

Makin akrab dengan kopi dalam genggaman

#TIAJKT2015 - Day1_1138 #TIAJKT2015 - Day1_1307

Saat kamu memasuki Bootstrap Alley, di jam-jam tertentu, kamu akan mencium aroma kopi yang kuat. Rasanya, seperti kamu memasuki kedai kopi. Tenang, kamu tidak salah masuk. Di Bootstrap Alley, kopi adalah bintang utama di beberapa booth. 

Di booth milik Doku, kamu bisa melihat dua barista meramu kopi dan menyajikan gelas-gelas kopi hangat gratis bagi para pengunjung yang melewati booth Doku. GrabTaxi juga tidak mau kalah. Sebotol kopi dingin siap hadir di tangan kamu secara gratis saat kamu mendatangi booth mereka.

Tidak cuma itu saja, kopi-kopi enak dari mesin kopi yang dipersembahkan oleh Otten di konferensi Tech in Asia Jakarta 2015, ikut mengembalikan fokus dan menyegarkan pikiran kamu. Di beberapa meja yang tersebar di Bootstrap Alley, peserta konferensi juga bisa ngemil biskuit Marie untuk mengganjal perut.

Peserta termuda Tech in Asia Jakarta 2015

20151112092111

Hai! Anak dalam foto di atas adalah Andre Christoga, developer muda berusia 11 tahun yang menjadi peserta termuda konferensi Tech in Asia Jakarta 2015. Andre mempelajari programming dari usia 10 tahun, dan banyak mengerjakan bagian front-end. Andre yang hadir ke Balai Kartini ditemani dengan sang kakak dan Ibundanya, merasa senang bisa hadir di sini dan menyaksikan startup-startup di Bootstrap Alley serta mendapatkan pelajaran dari pembicara-pembicara seminar. So glad to see you here, boy!

Spotted celeb: Christian Sugiono

IMG_8127

Yah, sepertinya kami tidak perlu bicara lebih banyak lagi. Tidak hanya kaum hawa yang heboh saat CEO MBDC media sekaligus aktor dan model ini muncul dan berkeliling di sekitar Bootstrap Alley. Kaum adam juga ikut mengelilingi Christian Sugiono yang menghadiri konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 di hari pertama. Mau mencuri ilmunya mungkin?


Nah, itu tadi keseruan yang ada di hari pertama Tech in Asia Jakarta 2015. Di hari kedua ini, ada cerita seru apa lagi? Bagi kamu yang sudah mendapatkan tiket Tech in Asia Jakarta 2015, kami tunggu foto-foto dan post narsis kamu di media sosial! Jangan lupa mention @techinasiaid di Twitter atau Instagram dan sertakan hashtag #tiajkt2015.

Di hari terakhir Indonesia's ultimate tech conference ini, pembicara yang hadir tidak kalah keren. Di antaranya ada CEO Go-Jek (Nadiem Makarim), CEO Touchten (Anton Soeharyo), Alexander Rusli (Presiden Direktur & CEO Indosat), serta masih banyak lagi.

Kamu belum bisa menghadiri Tech in Asia Jakarta 2015? Ambil posisi nyaman, siapkan secangkir kopi dan camilan, lalu saksikan live streaming konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 di hari kedua ini melalui layar gadget kamu. Langsung saja klik tautan di bawah ini. Enjoy the show and let's join the hype!

live-event-button 2

The post Cerita Seru di Hari Pertama Tech in Asia Jakarta 2015 appeared first on Tech in Asia Indonesia.

[Update] Simulasi Peperangan yang Realistis, This War of Mine, Telah Dirilis di Tablet dan Smartphone iOS dan Android

Posted: 11 Nov 2015 07:15 PM PST

Update – 12 November 2015

Arya W. Wibowo – Kabar gembira bagi kamu para pengguna smartphone. Setelah merilis This War of Mine di tablet Android dan iOS, akhirnya 11bitStudio menyediakan game perang dengan sudut pandang rakyat sipil ini di perangkat smartphone.

Update ini sudah berlaku di Google Play Store dan Apple App Store. Cek apakah smartphone milikmu kompatibel dengan This War of Mine versi mobile melalui tautan di bawah ini.

App Info
This War of Mine
11 bit studios -  Nov 11, 2015
Genre:  Simulation
Size:  N/A
Installs:   5,000 - 10,000
69,000

Download


Artikel Asli – 5 Juni 2015

Kabar baik bagi kamu yang belum sempat memainkan game simulasi peperangan, This War of Mine. Pasalnya game yang dibuat oleh developer 11 Bit Studios ini, akan dirilis untuk tablet iOS dan Android pada bulan Juli mendatang.

Bagi kamu yang belum pernah mendengar atau bermain This War of Mine, maka jangan berharap kamu akan berperan sebagai tentara yang terus menembaki musuh seperti di Call of Duty. This War of Mine justru adalah salah satu game perang unik di mana kamu bermain dalam sudut pandang penduduk sipil. Tugasmu adalah untuk bertahan hidup di tengah ganasnya peperangan yang ada.

Kamu akan mendapatkan sebuah rumah untuk berlindung. Pada siang hari kamu akan melakukan berbagai aktivitas harian seperti memasak, makan, tidur, mendengarkan radio, membuat peralatan, senjata, dan sebagainya. Sementara pada malam hari, kamu diminta untuk mencari sumber daya seperti kayu bakar, peluru, bahan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan untuk bertahan hidup lainnya.

This War of Mine | Screenshot 1

Kamu dapat melakukan aktivitas seperti makan dan tidur pada pagi hari di tempat tinggalmu.

This War of Mine | Screenshot 2

Pada malam hari kamu mencari sumber daya untuk bertahan hidup. Di dalam pencarianmu kamu dapat menemukan sebuah kejadian yang memintamu untuk memilih keputusan sulit.

Di dalam This War of Mine, kamu tidak hanya memainkan satu orang karakter melainkan beberapa karakter yang memiliki kemampuan berbeda-beda. Sepanjang permainan kamu juga akan menemukan berbagai kejadian di mana kamu diminta untuk membuat keputusan sulit yang akan mempengaruhi mental karaktermu. This War of Mine memiliki grafis dan suasana yang gelap dan mencekam, namun bukan dalam arti horor, melainkan kengerian yang ditimbulkan dari peperangan.

This War of Mine sendiri terinspirasi kisah nyata penduduk Bosnia yang mencoba bertahan hidup ketika Pengepungan Sarajevo, di masa Perang Bosnia, terjadi. Game ini berhasil memenangkan beberapa penghargaan atas cerita dan penggambaran situasi perang yang tidak biasa di dalam sebuah game. Bagi kamu yang belum pernah mencoba This War of Mine di PC lewat Steam, maka kamu dapat menunggu versi tablet iOS dan Android bulan depan.


Sumber: Pocket Gamer

The post [Update] Simulasi Peperangan yang Realistis, This War of Mine, Telah Dirilis di Tablet dan Smartphone iOS dan Android appeared first on Tech in Asia Indonesia.

1 comment:

  1. KABAR BAIK!!!

    Nama saya Mia.S. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah scammed oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 JUTA) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%.

    Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah saya diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena aku berjanji padanya bahwa aku akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman dalam bentuk apapun, silahkan hubungi dia melalui emailnya: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com

    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya ladymia383@gmail.com dan miss Sety yang saya diperkenalkan dan diberitahu tentang Ibu Cynthia dia juga mendapat pinjaman dari Ibu Cynthia baru Anda juga dapat menghubungi dia melalui email nya: arissetymin@gmail.com Sekarang, semua yang saya lakukan adalah mencoba untuk bertemu dengan pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening bulanan.

    ReplyDelete

Sponsor

Latest Game News

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sponsor

pasang iklan baris gratis