Game Di Indonesia |
- Game Adventure Klasik Fahrenheit: Indigo Prophecy Kini Tersedia di Android
- Ryu, Ken, Laura, dan Nash Akan Beraksi di Film Street Fighter: Resurrection!
- Fitur Baru di Fallout Shelter Akan Menghadirkan Kemampuan Crafting, Tambahan Fasilitas, dan Lainnya
- Rangkuman Berita Game Hari Ini – 1 Maret 2016
- VGI – Salah Satu Pionir Media Game Online Indonesia Tutup Usia
- Warner Bros. Luncurkan Game Mobile Batman v Superman Who Will Win Sebagai Media Promosi Film Terbaru Mereka
- Tinggal Tawarkan Booking Hotel dengan Kualitas Terjamin dan Harga Terendah
- Para Orang Tua Kini Bisa Menjaga Anak-anak dari Konten Pornografi dengan Mesin Pencari Kiddle
- RPG Oriental Xuan-Yuan Sword EX: The Gate of Firmament Kini Tersedia di Steam dalam Bahasa Inggris
- Platform Berbagi Cerita Storial Mempunyai Visi untuk Menjadi Surga Bagi Pembaca dan Penulis
- Aksi Pertarungan Minecraft Kini Menjadi Semakin Seru Berkat Update 1.9
- Nintendo Pangkas Harga 12 Game Populer Mereka untuk Tiga Console Sekaligus
- Mulai Dari Bebek Raksasa Sampai Ikan Paus Siap Mendukungmu di One Piece: Burning Blood
- VEV: Viva Ex Vivo – Survival Berskala Mikroskopik Diumumkan Eksklusif untuk PlayStation 4
- Review The Flame in the Flood – Angin Segar untuk Genre Survival
- Terima Investasi dari MNC Group, Nilai Valuasi KerjaDulu Kini Menjadi Rp66 miliar
- Sony Akan Menutup Toko Digital PS Store di PSP untuk Region Amerika
- Gabungkan Platform E-learning dengan Media Sosial, KelasKita Ingin Menjadi Komunitas Edukasi Terbesar di Indonesia
- Karakter Game Platformer Conker Akan Bertualang di Sekitar Ruang TV Kamu Berkat Teknologi Hololens
- Mark Zuckerberg Tak Berniat Mengendalikan Dunia dengan VR, Ia Justru Ingin Membuatnya Lebih Baik
Game Adventure Klasik Fahrenheit: Indigo Prophecy Kini Tersedia di Android Posted: 01 Mar 2016 07:00 PM PST Hari ini para pengguna Android berkesempatan untuk memainkan salah satu game adventure klasik yang dulunya melambungkan nama kreator Heavy Rain dan Beyond Two Souls, David Cage. Game yang saya maksudkan di sini adalah Fahrenheit: Indigo Prophecy yang dulunya rilis pertama kali untuk PC di tahun 2005 silam. Kini, setelah lebih dari sepuluh tahun berlalu, kamu bisa menikmati petualangan supranatural game ini ke dalam perangkat Android yang kamu genggam. Adalah developer Aspyr Media Inc yang bertanggung jawab dalam proses porting Android dari game adventure buatan David Cage ini. Sekadar pengingat, versi mobile dari Fahrenheit: Indigo Prophecy sendiri sebetulnya sudah dirilis terlebih dahulu di iOS pada awal tahun 2015 kemarin. Dalam Fahrenheit, kamu akan bermain sebagai Lucas Kane, seorang pria yang berjuang membersihkan namanya dari kasus pembunuhan misterius yang rupanya melibatkan kekuatan gaib dari dunia lain. Selain Lucas, di sini kamu juga bermain sebagai seorang detektif perempuan bernama Carla Valenti yang berupaya menyelidiki motif di balik pembunuhan oleh Lucas Kane. Nantinya kedua karakter ini akan saling bertemu dan saling bahu membahu untuk mencari siapa sebenarnya dalang di balik pembantaian yang terjadi di Kota New York sebenarnya. Sama halnya dengan ciri khas game adventure buatan David Cage yang dirilis di bawah bendera Quantic Dream, Fahrenheit: Indigo Prophecy menyuguhkan konsep game adventure dengan balutan elemen sinematik yang sangat kental layaknya sebuah film thriller Hollywood. Sedikit berbeda dibandingkan versi orisinal Fahrenheit: Indigo Prophecy, lewat edisi remastered kali ini pihak Aspyr Media turut menghadirkan segelintir fitur baru mulai dari peningkatan mutu kualitas grafis, hingga penambahan konten yang terpotong dari versi Amerika (yang mana merupakan versi yang saya mainkan bertahun-tahun lalu). Dengan selisih harga yang sedikit lebih murah dibandingkan versi iOS, Fahrenheit: Indigo Prophecy sebetulnya cukup menarik untuk melengkapi koleksi game Android kamu minggu ini. Namun bila kamu cenderung lebih nyaman dengan penyajian kontrol dan resolusi gambar yang lebih baik di desktop PC, saya pikir alangkah lebih baik jika kamu membeli versi Steam saja, mengingat harganya jauh lebih murah dibandingkan versi mobile.
The post Game Adventure Klasik Fahrenheit: Indigo Prophecy Kini Tersedia di Android appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||||||
Ryu, Ken, Laura, dan Nash Akan Beraksi di Film Street Fighter: Resurrection! Posted: 01 Mar 2016 06:00 PM PST Apakah kamu masih ingat dengan film Street Fighter buatan fan yang berjudul Street Fighter: Assassin's Fist? Film berformat serial pendek tersebut menampilkan aksi Ryu, Ken, serta Gouken untuk melawan Akuma yang terjerumus dalam kekuatan gelap Satsui no Hado. Meski "hanya" bikinan fan, film tersebut punya kualitas yang sangat keren, bahkan mungkin merupakan film Street Fighter terbaik hingga saat ini. Dua tahun telah berlalu, dan tim di balik Street Fighter: Assassin's Fist telah membuat satu lagi film adaptasi Street Fighter. Hal yang cukup spesial adalah bahwa film kali ini akan berkaitan dengan Street Fighter V yang baru saja dirilis. Ini bisa dilihat dari desain kostum Ken yang digunakan, kemunculan Charlie Nash, dan juga kehadiran Laura yang merupakan karakter baru di Street Fighter V. Joey Ansah selaku sutradara Street Fighter: Assassin's Fist turun tangan lagi untuk menangani Street Fighter: Resurrection. Begitu pula dengan Ryu dan Ken, mereka akan kembali diperankan oleh Mike Moh dan Christian Howard. Sementara itu Charlie Nash akan diperankan oleh Alain Moussi, seorang aktor sekaligus stuntman yang dulunya terlibat dalam film X-Men: Days of Future Past. Dalam Street Fighter V diceritakan bahwa Nash kalah dalam pertarungan melawan M. Bison. Ia kemudian ditolong oleh wanita bernama Helen, namun tubuhnya kini telah berubah. Wajah dan tangannya memiliki banyak jahitan seperti monster Frankenstein, dan ia mendapatkan kekuatan yang mirip dengan Psycho Power milik M. Bison. Street Fighter: Resurrection tampaknya akan berpusat pada kisah Charlie Nash yang memburu M. Bison untuk balas dendam. Ironisnya, Street Fighter V sendiri malah dirilis dalam kondisi miskin konten cerita Street Fighter: Resurrection akan rilis pada tanggal 15 Maret 2016 di Amerika, dan akan tayang eksklusif pada jaringan go90 (kanal streaming video milik Verizon). Belum ada kepastian bagaimana film ini akan dirilis di luar Amerika, tapi tim Street Fighter: Resurrection mengatakan bahwa mereka sedang berusaha mencari jalur distribusi yang tepat. Semoga saja kita bisa menikmati film ini semudah kita menikmati Street Fighter: Assassin's Fist dulu.
The post Ryu, Ken, Laura, dan Nash Akan Beraksi di Film Street Fighter: Resurrection! appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||||||
Fitur Baru di Fallout Shelter Akan Menghadirkan Kemampuan Crafting, Tambahan Fasilitas, dan Lainnya Posted: 01 Mar 2016 04:57 AM PST Di tengah kesibukan Bethesda Game Studios menyediakan update untuk Fallout 4 dan juga menyiapkan tiga DLC terbarunya, hari ini mereka mengumumkan update versi 1.4 yang akan hadir untuk Fallout Shelter. Bersiaplah karena update ini akan membuat game menjadi lebih besar, di mana ada tambahan jenis ruangan, hewan peliharaan baru, dan juga fitur crafting! Update versi 1.4 akan memberikan bonus kartu kelima berupa barang rongsokan di setiap kotak bekal. Kini kamu bisa mengubah barang-barang yang tidak berguna menjadi sesuatu yang baru dengan fitur crafting seperti di Minecraft. Kamu juga akan menemukan senjata dan pakaian baru langsung dari kotak bekal.
Selain memelihara anjing dan kucing, update versi 1.4 akan mengizinkanmu untuk memelihara burung beo. Hadir pula fasilitas Barbershop yang akan memberikan kamu kemampuan untuk mengubah tampilan para penghuni Vault. Baca juga ulasan kami tentang Fallout Shelter yang memberikan pengalaman berbeda dari seri utamanya Sejak rilis untuk iOS dan Android pada tahun 2015 lalu, Fallout Shelter telah menerima penghargaan sebagai salah satu game mobile terbaik 2015 dari Google dan Apple. Bathesda Game Studios secara rutin mengeluarkan update untuk Fallout Shelter semenjak dirilis, mulai dari update hewan peliharaan, mode Survival, dan lainnya. Update terbaru kali ini rencananya akan dirilis pada akhir minggu ini. Sumber: Bethesda Game Studios The post Fitur Baru di Fallout Shelter Akan Menghadirkan Kemampuan Crafting, Tambahan Fasilitas, dan Lainnya appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||||||
Rangkuman Berita Game Hari Ini – 1 Maret 2016 Posted: 01 Mar 2016 04:10 AM PST Restoran McDonald’s di Swedia Bagikan Alat VR Gratis untuk Setiap Pembelian Menu Happy Meal
Iqbal Kurniawan – Bila kamu pernah tergiur dengan iming-iming hadiah bertema video game dari restoran McDonald’s di Indonesia (seperti koleksi mainan Mario Kart atau Pokemon), mungkin kamu akan iri dengan penawaran yang diberikan oleh cabang mereka di Swedia baru-baru ini. McDonald’s cabang Swedia memberikan Happy Goggles, sebuah perangkat VR yang berbentuk mirip dengan Google Cardboard, untuk setiap pembelian menu paket Happy Meal. Happy Goggles terbuat dari kotak wadah menu Happy Meal yang dapat dibentuk menjadi perangkat VR. Layaknya Google Cardboard, kamu cukup memasang smartphone pada alat tersebut agar dapat difungsikan sebagai perangkat VR. Semoga saja promosi tersebut juga dapat berlangsung di Indonesia dalam waktu dekat. Koleksi Screenshot Terbaru dari Shenmue III Pamerkan Dunia yang Tampak Indah dan ArtistikIqbal Kurniawan – Dalam rangkaian acara Monaco Anime Game International Conferences yang berlangsung akhir Februari kemarin, Yu Suzuki selaku kreator dari seri Shenmue memamerkan beberapa screenshot dari Shenmue III yang saat ini tengah digarap. Gambar-gambar tersebut memperlihatkan lingkungan dalam game yang tampak indah dan artistik. Yu Suzuki berencana merilis Shenmue III untuk PC dan PS4 pada tahun 2017 mendatang. Perangkat VR HTC Vive Terjual Sebanyak 15.000 Unit Hanya dalam 10 MenitArya W. Wibowo – HTC mengumumkan bahwa mereka telah berhasil menjual sebanyak lebih dari 15.000 unit perangkat VR Vive hanya dalam 10 menit sejak dibukanya pre-order pada 29 Februari 2016 kemarin. Setiap unit dijual seharga US$800 (sekitar Rp10 juta) dan hasil pemesanan akan diantar pada 1 April 2016. HTC Vive sendiri merupakan perangkat virtual reality hasil kerja sama antara HTC dengan Valve. Sumber: VentureBeat ASOBIMO Hadirkan Ghost in the Shell Sebagai Avatar di Avabel Online
Arya W. Wibowo – Pada update terbaru dari MMORPG Avabel Online ini, terdapat sebuah penawaran menarik bagi para penggemar Ghost in the Shell: Stand Alone Complex. Kamu bisa memiliki avatar berbagai karakter seperti Matoko Kusanagi dan Bateau dengan membeli Collaboration Pack yang ada di Shop. Keterangan lebih lanjut bisa kamu lihat di situs resminya atau langsung saja unduh Avabel Online melalui tautan di bawah. Situs Resmi: Avabel Online
Survei untuk Game SEGA yang Lebih Baik
Chandry Tasofa – SEGA tampaknya ingin kembali meramaikan dunia game setelah 25 tahun game ikoniknya, Sonic The Hedgehog, dirilis. Hal ini bisa kamu lihat dari tim manajemen SEGA yang baru-baru ini mengeluarkan survei bila diterjmahkan bertuliskan "Kami ingin mengenal para pemain game kami lebih baik. Feedback darimu akan membantu kami membuat game dengan lebih baik.” Survei ini hanya bisa diisi satu kali. Di dalamnya kamu akan diminta menuliskan game favoritmu, game SEGA yang paling kamu ingat, nilai SEGA di mata kamu, sekuel game apa yang kamu harapkan dari SEGA, dan lainnya. Terutama untuk kamu para fan yang kangen dengan game dari SEGA, yuk bantu mengisi surveinya! Simak Sejumlah Fakta Menarik di Balik Setiap Seri Paper Mario Lewat Video Did You Know Gaming Berikut Ini
Risky Maulana – Sebagai salah satu spin-off game Mario Bros yang cukup populer setelah Mario Kart, Paper Mario rupanya memiliki banyak sekali referensi menarik yang menjadikan RPG ini tak kalah berbobot dibandingkan game lain di luar sana. Oleh karena itulah melalui episode terbaru Did You Know Gaming, channel YouTube yang dikenal cukup informatif ini memberikan kita beragam fakta menarik yang mungkin saja belum pernah kamu temui sebelumnya. Selamat menonton. Rocket League Akan Dirilis dalam Bentuk Edisi KolektorRisky Maulana – Psyonix dan 505 Games rupanya tak lantas berpuas diri dengan kesuksesan yang diperoleh Rocket League di tahun 2015 kemarin. Untuk tahun ini mereka berniat merilis ulang Rocket League dalam edisi spesial kolektor yang akan dirilis pada kuartal ketiga 2016. Sama halnya seperti edisi spesial “pamungkas” game lainnya, Rocket League: Collector Edition ini akan menyertakan semua DLC dalam satu paket ekonomis. Tertarik? The post Rangkuman Berita Game Hari Ini – 1 Maret 2016 appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||||||
VGI – Salah Satu Pionir Media Game Online Indonesia Tutup Usia Posted: 01 Mar 2016 03:35 AM PST Tahun 2016 adalah tahun yang menjanjikan untuk video game, tapi sepertinya merupakan tahun yang gelap untuk media game. Setelah bulan lalu situs GameTrailers yang sudah melanglang buana selama tiga belas tahun akhirnya ditutup, kini giliran media online senior Indonesia yang telah eksis selama empat belas tahun tutup usia. Situs yang saya maksud adalah Video Game Indonesia atau yang biasa akrab disapa VGI. VGI dimulai pada tahun 2002 dan menjadi salah satu pionir situs berita game berbahasa Indonesia. Situs ini membahas segala jenis game untuk berbagai platform serta sempat hadir dalam format forum, acara TV bernama GAX atau Game Maniax, dan yang paling populer mungkin adalah seri komik tentang kehidupan gamer dan hal-hal yang tengah hangat di industri teknologi Indonesia. Situs yang didirikan oleh Kelly Kenop (pemilik toko game Kenop yang sudah tutup dan sempat menjadi salah satu toko rekomendasi kami) ini jelas memiliki peran besar sebagai salah satu wadah untuk komunitas gamer di Indonesia. Menurut pengumuman di situsnya, VGI akan resmi ditutup pada tanggal 7 Maret 2016. Meskipun telah tiada, nama VGI jelas akan terus diingat di komunitas gamer di Indonesia. Sampai jumpa VGI, dan semoga sukses untuk segala entitas yang pernah menjadi bagian dari mereka. The post VGI – Salah Satu Pionir Media Game Online Indonesia Tutup Usia appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||||||
Posted: 01 Mar 2016 03:28 AM PST Jelang penayangan film Batman v Superman: Dawn of Justice yang akan segera hadir dalam waktu dekat, Warner Bros. International Enterprises merilis sebuah game berjudul Batman v Superman Who Will Win sebagai media promosi sekaligus untuk menambah kemeriahan penantian salah satu film pahlawan super paling ditunggu tersebut. Batman v Superman Who Will Win merupakan game bergenre endless runner yang tak jauh berbeda dengan game sejenis yang bertebaran di pasar game mobile. Di sini kamu dapat memilih antara tokoh Batman atau Superman sebagai karaktermu dalam permainan. Gameplay yang ditawarkan pun serupa dengan endless runner lawas seperti Temple Run atau Subway Surfer, di mana kamu harus mengumpulkan koin sebanyak mungkin sembari berlari dan menghidari berbagai rintangan yang ada. Berbagai power-up seperti head start atau magnet juga tersedia untuk membantumu berlari sejauh mungkin dan mencatatkan rekor untuk masing-masing pahlawan super. Salah satu keistimewaan dari game ini terletak pada kualitas audio visual yang diusungnya. Hal ini dapat kamu lihat dari tampilan karakter yang dipoles dengan apik serta pemandangan lingkungan kota Gotham dan Metropolis yang cukup menawan. Untuk urusan audio, game ini dikemas dengan soundtrack resmi dari film Batman v Superman: Dawn of Justice serta beberapa efek suara yang sering kamu temui dalam film bertema pahlawan super. Meskipun tujuan utama dari game ini adalah sebagai media promosi film, namun gameplay dari Batman v Superman: Who Will Win cukup menarik untuk kamu mainkan. Jadi selagi menunggu filmnya tayang, tak ada salahnya kamu memasang game ini di smartphone kamu dan buktikan siapa yang lebih baik di antara kedua pahlawan super tersebut. The post Warner Bros. Luncurkan Game Mobile Batman v Superman Who Will Win Sebagai Media Promosi Film Terbaru Mereka appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||||||
Tinggal Tawarkan Booking Hotel dengan Kualitas Terjamin dan Harga Terendah Posted: 01 Mar 2016 02:38 AM PST Di tengah merebaknya layanan booking hotel dengan harga yang bersaing, Tinggal percaya diri mengusung layanan serupa ke tanah air pada pertengahan Februari 2016 lalu. Arjun Chopra, Co-Founder Tinggal mengatakan bahwa alasannya menggarap pasar Indonesia karena besarnya potensi yang ditawarkan dengan luasnya daerah dan kategori penduduk yang beragam. Sebelum membangun bisnis Tinggal, Arjun bercerita bahwa pekerjaan sebelumnya yang banyak di Indonesia dalam delapan tahun belakangan membuatnya merasa percaya diri dengan celah yang ada dari layanan booking hotel dari startup lainnya yang sudah beroperasi sebelumnya. Investasi besar dari ekosistem perhotelanMeski baru berdiri, Tinggal telah mendapat dukungan dana investasi yang lumayan besar dari Mangrove Capital Partners, wirausahawan kawakan Vikas Saxena, serta wirausahawan senior Prafulla Mathur yang merupakan pendiri dan CEO WudStay, serta dari vc Simile Venture Partners yang berbasis di Luxemburg. Nilai yang diinvestasikan mencapai US$1 juta (sekitar Rp13,3 miliar) untuk operasional Tinggal. Tujuan dari investasi ini adalah untuk menjadikan Tinggal sebagai penyedia layanan booking hotel nomor satu di kota-kota tujuan destinasi wisata utama di Indonesia. Lebih lanjut, Mark Tluszcz, CEO Mangrove Capital Partners mengatakan bahwa Tinggal menandai masuknya perusahaan ke pasar Internet Indonesia yang tumbuh pesat. Dan ia juga yakin bahwa Tinggal dapat memberi pilihan kompetitif bagi para pelancong. Fokus pada lokalisasi bisnisPendanaan yang besar membuat Tinggal dapat leluasa mengembangkan bisnis. Saat ini Tinggal sudah memberikan pilihan hotel di empat kota, yakni Malang, Bandung, Jakarta, dan Bali dengan sekitar 50 hotel di dalamnya. Dalam waktu dekat Arjun berencana melakukan ekspansi ke Yogyakarta dan Surabaya di dalam situsnya. Untuk tim sendiri, saat ini sudah ada sembilan orang di dalamnya dan menargetkan penambahan tim mencapai 35 orang di 2016 ini. Tim Tinggal mayoritas berada di Bali dan Jakarta. "Untuk menciptakan produk yang dapat memuaskan keinginan pelanggan, Tinggal memerlukan sumber daya mumpuni," tambahnya. Selain fokus pada penambahan kota-kota, Arjun juga optimis untuk lokalisasi bisnis sesuai dengan kebutuhan pasar. Ia mengatakan:
Oleh karena itu, Tinggal dalam kurun waktu tiga hingga empat bulan mendatang belum akan fokus pada monetisasi, melainkan penetrasi pasar dan penelitian perilaku konsumen lokal agar produk sesuai dengan pasar. Strategi memenangkan kompetisiBagaimanapun sudah ada pemain di ranah ini seperti ZenRooms milik Rocket Internet. Antara ZenRooms dan Tinggal kurang lebih memiliki tampilan situs yang serupa, namun kota lebih beragam hingga ke negara di Asia telah dirambah oleh ZenRooms, sedangkan Tinggal memang fokus untuk beroperasi di destinasi wisata utama di dalam negeri. Menyadari adanya kompetisi, Arjun mengatakan bahwa timnya lebih mementingkan user experience. "Bila pengguna merasa terbantu dengan layanan yang ditawarkan Tinggal, akan menarik pengguna baru lainnya yang akan kembali menggunakannya," tambahnya. Ditambah dengan harga yang kompetitif untuk setiap hotel yang ditawarkan, Tinggal optimis konsumennya bukan hanya dari kategori B2C, melainkan juga B2B dengan korporat yang menginginkan budget hotel untuk kebutuhan bisnisnya. Persaingan bisnis booking hotel dengan harga murah dan kualitas mumpuni sudah lebih dahulu sukses dilakukan OYO Rooms asal India. Bila memang ZenRooms dan Tinggal berhasil menggaet pasar dengan pilihan kota dan hotel yang sangat menarik, apakah startup lainnya dengan layanan travel akan menyontek cara ini? (Diedit oleh Pradipta Nugrahanto) The post Tinggal Tawarkan Booking Hotel dengan Kualitas Terjamin dan Harga Terendah appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||||||
Para Orang Tua Kini Bisa Menjaga Anak-anak dari Konten Pornografi dengan Mesin Pencari Kiddle Posted: 01 Mar 2016 01:22 AM PST Internet telah menjadi tempat yang sangat berbahaya bagi perkembangan anak-anak. Ketika mengakses internet, para anak bisa dengan mudah menemukan kata-kata, gambar, atau video yang menunjukkan hal-hal yang tidak seharusnya mereka lihat—seperti seksualitas, kebencian, dan kekerasan. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebuah situs bernama Kiddle membuat mesin pencari khusus untuk anak-anak. Dengan memanfaatkan fitur Google Safe Search dan sensor yang dilakukan oleh sejumlah editor mereka, Kiddle berusaha menghilangkan situs, gambar, dan video yang tidak baik bagi anak-anak dari hasil pencarian. Sensor terhadap situs dan kata kunciDemi memudahkan pengguna dalam mengakses situs mereka, tampilan Kiddle dibuat sangat mirip dengan mesin pencari terbesar di dunia, Google. Bahkan logo mereka pun kental dengan nuansa Google. Untuk memancing minat anak-anak, Kiddle juga memasang gambar robot di setiap halaman situs mereka. Kiddle tak hanya melakukan sensor terhadap situs-situs yang berbahaya untuk anak-anak, namun juga terhadap kata kunci (keyword) yang dianggap tidak baik. Apabila seorang pengguna memasukkan kata-kata seperti ISIS, Playboy, atau Bastard, maka Kiddle tidak akan bekerja dan menampilkan pesan "Oops, looks like your query contained some bad words. Please try again!" (Ups, sepertinya pencarian yang kamu masukkan mengandung kata-kata yang tidak baik. Coba lagi!) Tulisan dan gambar yang mudah terlihatUntuk menampilkan hasil pencarian, Kiddle membagi konten yang mereka tampilkan menjadi tiga. Di bagian atas halaman, mereka akan menampilkan konten-konten yang memang khusus dibuat untuk anak-anak. Di bagian tengah, Kiddle menampilkan konten yang diperuntukkan bagi masyarakat umum, namun masih bisa dipahami dengan baik oleh anak-anak. Dan untuk bagian bawah halaman, mereka akan menampilkan konten yang sebenarnya diperuntukkan untuk dewasa, namun masih aman untuk dilihat oleh anak-anak. Baca juga: Para Orang Tua, Coba 5 Aplikasi Ini untuk Memantau Gadget Anak Seluruh konten yang ditampilkan di Kiddle sengaja dibuat dengan ukuran huruf yang besar, agar mudah terbaca oleh anak-anak. Gambar-gambar pun ditampilkan dengan ukuran yang besar dan mudah terlihat. Terkait keamanan pribadi para pengguna mereka, Kiddle juga mengatakan kalau mereka tidak akan mengumpulkan informasi personal, dan akan menghapus riwayat aktivitas para pengguna setiap 24 jam. Apakah Kiddle efektif untuk melindungi anak-anak?Secara umum, apa yang dilakukan Kiddle cukup efektif untuk menjauhkan anak-anak dari artikel dan gambar yang tidak baik di internet. Salah satu contohnya adalah Kiddle hanya menampilkan biografi dari situs Biography, yang cenderung lebih aman dibanding Wikipedia atau situs-situs lainnya. Sayangnya, ada beberapa fungsi sensor Kiddle yang tidak berjalan dengan baik. Contohnya adalah sensor terhadap kata kunci, yang tidak bisa mendeteksi kesalahan ketik atau typo. Jika kamu mencoba memasukkan kata ISISS dan Playbpy, maka Kiddle tetap akan bekerja dan menampilkan hasil pencarian untuk ISIS dan Playboy. Beruntung, sejauh ini pencarian dengan kata-kata tersebut hanya menampilkan situs yang cukup aman untuk anak-anak. Untuk memperbaiki proses sensor yang mereka lakukan, Kiddle pun membuka kesempatan bagi para pengguna untuk melaporkan situs atau kata kunci tidak baik yang masih muncul di Kiddle. Menurut Kiddle, saat ini mereka baru menerima sedikit pengguna, dengan jumlah pencarian yang hanya 300.000 kali setiap harinya. Karenanya, mereka belum menerima banyak keluhan. Dan apabila ada, akan langsung mereka perbaiki. Sebelum Kiddle, sebenarnya SafeSearchKids juga pernah memanfaatkan fitur Google Safe Search untuk membuat sebuah mesin pencari. Sayangnya SafeSearchKids tidak melengkapinya dengan tampilan yang ramah untuk anak-anak. Selain itu, ada beberapa situs terkenal lain yang juga telah membuat layanan khusus untuk anak-anak, seperti YouTube yang membuat aplikasi YouTube Kids, dan Wikipedia dengan layanan Wiki for Kids. Sehebat apa pun sensor yang dilakukan Kiddle dan beberapa layanan di atas, mereka tetaplah situs dan aplikasi yang bisa ditutup dengan mudah, bahkan oleh anak-anak. Untuk menjaga agar anak-anak tetap terjaga dari pengaruh buruk internet, pendampingan dari orang tua masih tetap diperlukan, agar para anak hanya membuka situs dan apikasi yang aman untuk mereka. (Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah) The post Para Orang Tua Kini Bisa Menjaga Anak-anak dari Konten Pornografi dengan Mesin Pencari Kiddle appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||||||
RPG Oriental Xuan-Yuan Sword EX: The Gate of Firmament Kini Tersedia di Steam dalam Bahasa Inggris Posted: 01 Mar 2016 01:20 AM PST DOMO Studio, sekelompok developer yang berbasis di Taiwan, baru-baru ini merilis RPG dari francis populer mereka Xuan-Yuan Sword ke panggung internasional. Game yang sejak tahun 1990 silam hanya dirilis untuk konsumsi pasar Cina ini untuk pertama kalinya muncul di Steam dengan judul Xuan-Yuan Sword EX: The Gates of Firmament. Kalau kamu belum familier dengan seri Xuan-Yuan Sword, kisah pada game ini bercerita seputar sepuluh Divine Artifact untuk menghalau iblis yang mengacau di bumi. Kisah dalam Xuan-Yuan Sword dibumbui beragam mitologi dan juga menghadirkan figur-figur dari sejarah Cina yang diadaptasi ke dalam game. Seri Xuan-Yuan Sword telah berjalan selama 25 tahun dan melahirkan banyak iterasi serta spin-off. Baik seri utama maupun seri sampingan dari Xuan-Yuan Sword masing-masing telah memiliki enam iterasi hingga saat ini. Xuan-Yuan Sword EX: The Gates of Firmament sendiri termasuk dalam seri Waizhuan (cerita sampingan). DOMO Studio selaku developer menerapkan sistem pertarungan real-time di mana kamu bisa memberikan perintah menyerang dengan menekan tombol yang sesuai. Pemain juga bisa menangkap hewan dan melakukan sintesis iblis untuk membantu dalam pertarungan. Saat ini Xuan-Yuan Sword EX: The Gates of Firmament di Steam mendapatkan promosi terbatas hingga 4 Maret 2016. Kamu bisa membeli game ini dengan harga Rp99.000 saja. Kalau kamu penggemar RPG oriental, atau sekadar ingin memanjakan mata dengan desain dan aksi bela diri khas Cina, maka sekarang adalah saat yang tepat untuk membelinya! Steam Link: 軒轅劍外傳穹之扉(The Gate of Firmament), Rp. 98.599
The post RPG Oriental Xuan-Yuan Sword EX: The Gate of Firmament Kini Tersedia di Steam dalam Bahasa Inggris appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||||||
Platform Berbagi Cerita Storial Mempunyai Visi untuk Menjadi Surga Bagi Pembaca dan Penulis Posted: 01 Mar 2016 12:41 AM PST Apakah kamu seorang penulis, tetapi tidak tahu tempat untuk mengunggah karya kamu? Jangan khawatir. Kini kamu bisa mengunggah cerita yang sedang kamu tulis di Storial, sebuah platform untuk berbagi cerita. Storial memungkinkan pengguna untuk mengunggah buku yang sedang mereka tulis. Sehingga pengguna lain dapat membaca dan memberikan nilai serta masukan ke dalam buku tersebut. Hal ini memungkinkan interaksi antara penulis dengan pembaca dan penulis lain di Storial. Untuk mempermudah pembaca menikmati buku, baru-baru ini Storial telah meluncurkan aplikasi mobile untuk platform Android. Sementara untuk platform iOS akan segera menyusul. Platform ini mempunyai sebuah sistem royalti yang menjadi daya tarik bagi pengguna. Yang mana penulis memiliki pilihan yang disebut pay per read. Pilihan ini mampu mengatur agar buku yang sedang ia tulis hanya bisa dinikmati setelah pengguna membayar. Sistem inilah yang menjadi model bisnis dari Storial selain mendapat pemasukan dari iklan. Sebuah konsep yang menarik. Akan tetapi konsep royalti tersebut tampaknya hanya akan berlaku bagi penulis-penulis andal, mengingat penulis-penulis amatir tentu saja perlu proses untuk belajar menulis yang baik dan membuat cerita yang menarik. Belum lagi, mereka harus mengumpulkan penggemar-penggemar yang sedia membayar karya mereka. Klaim sudah miliki ribuan pengguna aktifStorial ini dibentuk oleh Steve Wirawan (CEO) dan Sofia Lu (CTO). Steve memiliki latar belakang ekonomi, tetapi suka menikmati dan menulis buku. Sedangkan Sofia merupakan seorang developer yang sebelumnya sempat bekerja di Tiket. Ia juga suka membaca buku. Sejak diluncurkan pada November 2015 lalu, Steve mengklaim bahwa Storial telah memiliki sekitar 2.650 pengguna aktif. Jumlah tersebut dihitung dari pengguna yang telah mempublis setidaknya satu buah buku. Dari jumlah tersebut, terdapat sekitar 1.800 buku yang telah dipublikasi di Storial. Bagaimanapun tantangan terbesar dari Storial adalah menjaga keamanan buku yang sedang ditulis pengguna. Saat disinggung masalah ini, Steve hanya menjelaskan apabila "sistem Storial tidak mengizinkan pengguna untuk melakukan copy paste tulisan selain dari penulis asli." Disamping itu Storial juga menerapkan sedikit sistem enkripsi. Jadi apabila ada yang melakukan copy, kemudian setelah melakukan paste akan terdapat karakter-karakter tambahan yang membuat tulisan tersebut sulit dibaca. Aturan dan sistem enkripsi seperti ini tentunya tidak begitu kuat untuk menjerat pengguna yang ingin melakukan copy paste terhadap tulisan di Storial. Di samping itu, platform untuk membaca dan menulis seperti Medium akan menjadi kompetitor secara tidak langsung dari Storial. (Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah) The post Platform Berbagi Cerita Storial Mempunyai Visi untuk Menjadi Surga Bagi Pembaca dan Penulis appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||||||
Aksi Pertarungan Minecraft Kini Menjadi Semakin Seru Berkat Update 1.9 Posted: 01 Mar 2016 12:10 AM PST Tak terasa hampir enam tahun sudah Minecraft menjadi sebuah game survival yang sekarang telah tersebar di empat belas platform gaming modern. Kini, menginjak usianya yang keenam, Mojang akhirnya memberikan angin segar bagi gameplay lama Minecraft lewat keberadaan update 1.9 yang mereka beri nama Combat Update. Melanjutkan informasi seputar update 1.9 yang telah diinformasikan sejak Juli 2015 kemarin, akhirnya hari ini Mojang resmi mengimplementasikan update tersebut untuk versi PC dari Minecraft. Seperti yang sebelumnya telah saya beritakan, melalui update kali ini, Minecraft menyediakan fitur baru berupa kemampuan memegang dua equipment sekaligus atau yang biasa dikenal dengan istilah dual wielding. Melalui fitur ini, kita semua akhirnya bisa memegang dua pangkur sekaligus untuk menggali tanah lebih cepat, memegang dua pedang untuk membunuh mob tangguh secara lebih efisien, bahkan melihat sebuah peta sambil memegangi obor ketika berada di ruangan gelap. Menariknya lagi, melalui update ini Mojang juga memberikan kita jenis perlengkapan baru berupa tameng, yang mana item tersebut akan sangat berguna untuk meminimalisir serangan musuh seperti Ender Dragon dan Wither. Selain itu, lewat update yang sama Mojang juga memperkenalkan tipe mob baru bernama Shulker, animasi serangan spesial, tipe panah baru, serta kehadiran sayap Elytra yang berfungsi untuk membantumu menjangkau lokasi yang sulit diraih. Semua konten tambahan yang saya sebutkan tadi merupakan bagian dari Combat Update 1.9 yang bisa kamu dapatkan secara gratis melalui Minecraft. Bila kamu termasuk salah satu dari sekian pemain lama yang pensiun sejenak dari rutinitas menggali (dan membangun) di dunia Minecraft, mungkin inilah saatnya bagimu untuk kembali mendalami permainan game ini sekali lagi. Karena siapa tahu, Combat Update bisa menjadi titik balik kamu untuk kembali mencintai game ini seperti dulu lagi. Sumber: Mojang The post Aksi Pertarungan Minecraft Kini Menjadi Semakin Seru Berkat Update 1.9 appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||||||
Nintendo Pangkas Harga 12 Game Populer Mereka untuk Tiga Console Sekaligus Posted: 01 Mar 2016 12:07 AM PST Kabar gembira bagi kamu pemilik console Nintendo Wii U, Wii, dan 3DS. Nintendo mengumumkan akan merilis ulang dua belas judul game populer mereka dengan harga sebesar US$19,99 (sekitar Rp267.000). Harga tersebut berlaku pada semua judul game pilihan yang dirilis untuk tiga console Nintendo tersebut. Penurunan harga ini disebabkan oleh masuknya kedua belas judul game terpilih ke dalam kategori Nintendo Selects. Nintendo Selects adalah label khusus dari Nintendo untuk sebuah game, di mana judul-judul yang berhasil terjual dengan baik akan dirilis ulang dengan potongan harga. Konsep ini mirip dengan Greatest Hits di console PlayStation dan Platinum Hits di Xbox. Berikut adalah daftar dari judul-judul game yang masuk ke dalam kategori Nintendo Selects tahun ini:
Ini bukanlah kali pertama Animal Crossing: City Folk dan Super Mario Galaxy 2 dimasukkan ke dalam Nintendo Selects. Nintendo pernah memasukkan Animal Crossing: City Folk pada tahun 2011 lalu, sementara Super Mario Galaxy 2 masuk pada tahun 2013. Hanya saja, kedua game tersebut dulu dibanderol US$29.99 (sekitar Rp401.000), lebih mahal daripada harga tahun ini. Nintendo akan merilis ulang semua judul di atas untuk wilayah Amerika Utara pada tanggal 11 Maret mendatang. Kalau kamu ingin bersiap-siap dengan mengisi saldo Nintendo eShop milikmu terlebih dahulu, kamu bisa membelinya lewat beberapa toko game online rekomendasi Tech in Asia. Sumber: Nintendo The post Nintendo Pangkas Harga 12 Game Populer Mereka untuk Tiga Console Sekaligus appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||||||
Mulai Dari Bebek Raksasa Sampai Ikan Paus Siap Mendukungmu di One Piece: Burning Blood Posted: 29 Feb 2016 09:51 PM PST Kali ini Bandai Namco tidak memberikan bocoran karakter petarung baru seperti biasanya. Di waktu yang lalu kita ketahui One Piece: Burning akan memiliki Story Mode dan 36 karakter pertarung. Update kali ini berfokus pada kehadiran karakter-karakter non-playable yang akan turut serta menyemarakkan pertarungan bajak laut paling anyar abad ini. Karakter-karakter tersebut adalah:
Untuk memanggil karakter tersebut pemain harus terlebih dahulu menjadikan karakter pendukung yang bersangkutan menjadi bagian dari kru bajak laut. Karakter-karakter ini nantinya dapat dimunculkan di tengah pertarungan untuk membantu karakter petarung yang kamu gunakan dengan cara menyembuhkan HP atau kemampuan-kemampuan unik lainnya. One Piece: Burning Blood rencananya akan dirilis untuk PS4, PS Vita, dan Xbox One tanggal 21 April 2016 di Jepang, 31 Mei 2016 di Amerika dan 3 Juni 2016 di Eropa. Sedangkan versi PC akan dirilis bulan Juni 2016. The post Mulai Dari Bebek Raksasa Sampai Ikan Paus Siap Mendukungmu di One Piece: Burning Blood appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||||||
VEV: Viva Ex Vivo – Survival Berskala Mikroskopik Diumumkan Eksklusif untuk PlayStation 4 Posted: 29 Feb 2016 09:50 PM PST Tim developer Truant Pixel melalui PlayStation Blog baru saja mengumumkan kehadiran VEV: Viva Ex Vivo, game bernuansa survival unik yang melihat dunia dari sisi mikroskopik. VEV: Viva Ex Vivo rencananya akan dirilis secara eksklusif untuk console PlayStation 4 pada musim panas mendatang dengan rencana dukungan VR. Dalam VEV: Viva Ex Vivo kamu akan berperan sebagai seorang ilmuwan mikrobiologi di masa depan yang mendapatkan tugas untuk menyelesaikan sebuah riset terhadap berbagai sampel biologis menggunakan sebuah teknologi bernama VEV, yang merupakan singkatan dari Virtual Eukaryote Visualizer. VEV adalah sebuah organisme artifisial berskala nano yang mampu menyusuri berbagai macam kondisi lingkungan mikroskopik. Dengan mengendalikan VEV menggunakan teknologi augmented reality, kamu dapat menyaksikan secara langsung lingkungan yang sedang dieksplorasi oleh mikroorganisme buatan ini. Contohnya di dalam sebutir air, kamu akan menyaksikan ribuan jenis bakteri dengan berbagai macam bentuk. Lain lagi di dalam setetes darah, sel-sel darah merah akan terlihat sangat besar. Objektif yang harus dilalui oleh VEV sepertinya cukup simpel. Sebagai sebuah organisme sederhana, yang perlu dilakukannya adalah mengeksplorasi di berbagai macam tempat sambil mengumpulkan data, sekaligus berusaha bertahan hidup dengan cara mengonsumsi energi dan menghindari para predator seperti bakteri berbahaya hingga sistem imun di dalam darah. Akan ada dua mode permainan yang bisa dieksplor di VEV: Viva Ex Vivo. Yang pertama adalah in situ, yaitu sampel lingkungan asli tempat organisme hidup, seperti butiran air dan lumpur. Yang kedua adalah ex vivo, yaitu sampel organik yang diambil dari organisme yang lebih besar, contohnya seperti tetesan darah ataupun cairan otak. Kedua mode permainan ini pastinya memiliki keunikan dan tingkat kesulitan masing-masing dengan serangkaian objektif riset yang berbeda pula. Truant Pixel selaku tim developer juga menjelaskan soal ambient musik yang akan selalu berubah mengikuti mood dan kondisi yang terjadi di tiap level. Musik yang dinamis ditambah dengan visual yang wah, VEV: Viva Ex Vivo memang dibangun dengan memikirkan konsep dan implementasi virtual reality secara matang. Truant Pixel menambahkan bahwa VEV: Viva Ex Vivo akan mendapatkan update mode VR secara cuma-cuma. Untuk tanggal rilisnya kita harus menunggu pengumuman berikutnya. Bagi kamu yang tidak sabar mengeksplorasi dunia mikroskopis tanpa batas, kamu bisa melihat trailer VEV: Viva Ex Vivo di bawah ini. Sumber: PlayStation Blog
The post VEV: Viva Ex Vivo – Survival Berskala Mikroskopik Diumumkan Eksklusif untuk PlayStation 4 appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||||||
Review The Flame in the Flood – Angin Segar untuk Genre Survival Posted: 29 Feb 2016 09:14 PM PST Di impresi saya tentang The Flame in The Flood beberapa bulan yang lalu, saya sempat menyinggung keunikan game tentang bertahan hidup ini dibandingkan dengan game bergenre sejenis yang menurut pribadi saya sudah terlalu memenuhi pasar. Saat itu saya menyatakan bahwa walaupun sulitnya minta ampun, The Flame in The Flood mampu meniupkan angin segar ke industri game dengan keunikannya. Sekarang, ketika akhirnya tim developer The Molasses Flood meluluskan The Flame in The Flood dari Steam Early Access, saya berkesempatan untuk mengunjungi game ini sekali lagi. Semenjak impresi saya sampai versi penuh game ini resmi dirilis, kira-kira apa saja penambahan dan penyempurnaan yang siap menyambut kembali petualangan saya di perairan sungai yang penuh bahaya? Simak ulasan saya di bawah. Tipikal Survival dengan Sedikit TwistSecara mendasar sejatinya tidak ada yang berubah dari versi penuh The Flame in The Flood. Kamu akan tetap bermain sebagai seorang gadis kecil (yang baru-baru ini saya ketahui bernama Scout) bersama anjing peliharannya yang bernama Aesop. Saat game survival lain membuat kamu bertahan hidup dan menetap di suatu tempat yang asing, The Flame in The Flood memaksa kamu untuk mengarungi sungai dengan rakit terus menerus sambil sesekali singgah di berbagai tempat. Tempat singgah yang tersebar di berbagai titik di sepanjang sungai ini memiliki beberapa jenis tempat dengan manfaat dan kekurangannya masing-masing. Misalkan di tempat singgah berupa hutan biasanya tersebar beberapa tanaman liar namun terdapat binatang buas, gereja tua yang memiliki banyak persediaan alat jahit dan alkohol, atau dermaga di mana kamu bisa memperbaiki dan melakukan upgrade pada rakitmu. Lain lagi di area perkemahan, kamu akan selalu menemui api unggun yang sangat krusial untuk kelangsungan hidup kamu. Dengan demikian, kamu dituntut untuk selalu tepat dalam memutuskan kapan dan di mana kamu harus singgah sesuai dengan kebutuhan Scout si gadis kecil. Kalau pintar-pintar memilih tiap destinasi, niscaya petualangan kamu di sungai akan sedikit lebih mudah. Tapi jangan lengah, karena seperti biasa, bahaya tetap mengintai di mana-mana. Dekat dengan MautBicara soal bahaya, tentunya kamu tidak akan lepas dari hal-hal yang bisa mencelakai karakter kamu di The Flame in The Flood. Dengan berbagai macam kemampuan bertahan hidupnya, Scout tetaplah manusia biasa yang rentan terhadap banyak hal. Hujan, infeksi luka, gigitan semut, keracunan, diare, adalah contoh sedikit dari banyak hal yang akan sering kamu temui di sepanjang perjalanan. Tentu saja hal-hal ini bisa kamu cegah dan atasi dengan menggunakan item yang tepat yang mana hal ini butuh waktu untuk dikuasai. Tentu saja jangan lupakan “pertunjukan utama” di The Flame in The Flood, yaitu para binatang buas seperti serigala dan babi hutan yang siap menghantui kamu kapan saja dan di mana saja. Belum habis rasa ngeri saya dihantui oleh para binatang buas ini saat memainkan versi Early Access kala itu, tim developer The Molasses Flood sepertinya menganggap bahwa menambahkan jenis binatang buas lain adalah ide yang brilian. Maka di versi penuh The Flame in The Flood kali ini, kamu akan disambut oleh beruang dan ular berbisa. Tapi jangan khawatir, para binatang buas ini untungnya mendapatkan perbaikan AI yang membuat kamu kini bisa menghindari mereka dengan mempelajari gerak gerik mereka. Contohnya babi hutan yang menyerang dalam garis lurus, dan serigala yang tidur saat siang hari. Menuntut Bijak dalam Mengatur InventoriCrafting barangkali adalah salah satu elemen terpenting dari game survival, dan The Flame in The Flood tidak serta merta melepaskan faktor ini demi menciptakan sebuah pengalaman survival yang berbeda. Benda-benda yang kamu temukan di sepanjang perjalanan sangatlah penting demi kelangsungan hidup kamu. Mulai dari persediaan makanan, perangkap hewan, senjata, obat, pakaian, hingga upgrade rakit bisa kamu lakukan dengan berbagai benda yang kamu temukan. Namun kemampuan Scout dalam melakukan crafting berbagai macam kebutuhan bukan tanpa tantangan. Salah satu kesulitan yang akan kamu hadapi adalah dalam mengatur inventori yang terbatas. Kamu harus secara bijak mengatur barang apa saja yang dibutuhkan agar sampai di titik berikutnya. Untungnya kamu bisa memanfaatkan inventori tambahan dengan menitipkan barang-barangmu pada Aesop atau pada rakitmu. Keterbatasan inventori ini juga makin dipersulit dengan minimnya ketersediaan item yang krusial bagi kelangsungan hidup Scout. Seringkali kamu dihadapi dengan pilihan sulit, misalnya dalam menggunakan benang jahit, kamu harus memilih antara melakukan upgrade untuk pakaian hangat, atau menutup luka yang dapat menimbulkan infeksi. Untungnya Aesop siap membantu kamu dalam menemukan berbagai benda dengan insting hewannya. Hal-hal kecil seperti ini yang menjadikan The Flame in The Flood salah satu game tersulit yang pernah saya mainkan. Tapi bagi kamu yang khawatir tidak mampu memainkan game ini karena dirasa terlalu sulit, tim developer The Molasses Flood menjawabnya dengan mode permainan mudah. Mode Mudah untuk Kamu yang LemahAda sebuah mode permainan baru di versi penuh The Flame in the Flood yaitu mode Traveler. Mode ini dikhususkan untuk para pemula yang kesulitan bermain game survival. Pada mode ini ada sedikit penyesuaian pada banyaknya loot yang tersebar serta persentase kemunculan binatang buas. Setelah memainkan beberapa sesi survival pada kedua mode, saya melihat adanya perbedaan yang besar pada tingkat kemungkinan bertahan hidup. Namun dengan mode mudah ini pun, The Flame in the Flood masih dirasa cukup menantang. Tentu saja bagi orang seperti saya yang tidak benar-benar mahir dalam bermain game survival, mode ini adalah mode yang sangat berguna. Menurut saya ini adalah langkah yang harus diambil bagi semua developer game bertema survival untuk menarik minat lebih banyak gamer. Tidak sedikit orang yang ingin sekali memainkan game survival tapi kemudian urung karena merasa tidak mampu bermain dengan tingkat kesulitan normal. Ungkap Misteri Lewat Mode CampaignJika saat versi Early Access saya hanya memainkan survival standar tanpa akhir, di versi penuh The Flame in The Flood kamu bisa memainkan mode Campaign yang memiliki sepuluh bagian di mana terdapat progres dalam cerita petualangan Scout dan Aesop. Setiap bagian yang kamu lalui perlahan-lahan akan mengungkap cerita bagaimana mereka terdampar di negeri kiamat yang diselimuti banjir ini. Progres cerita ini dapat kamu temukan di sepanjang perjalanan setiap kali kamu berhasil mencapai titik tertentu. Namun sayangnya tidak ada arahan yang jelas kapan dan di mana saja kamu akan menemukan progres cerita ini karena setiap cerita yang saya temui selalu bersifat acak. Demikian juga tidak ada batas dan tanda yang jelas kapan kamu akan berpindah dari bagian satu ke bagian yang lainnya. Kesulitan lainnya adalah tidak adanya opsi untuk melakukan save selain menemukan tempat untuk tidur. Hal-hal seperti ini membuat saya sedikit kesulitan dalam mengatur pace permainan saya. KesimpulanThe Flame in The Flood adalah sebuah bukti bahwa masih ada sisi dari game survival yang belum tersentuh dan masih dapat dieksplorasi. The Molasses Flood mampu meyakinkan saya bahwa game survival tidak melulu soal membangun tempat tinggal ataupun menyelamatkan diri dari zombi. Semua itu dibalut oleh visual yang tidak kalah unik serta musik latar yang menenangkan. Namun demikian, masalah yang ada pada mode Campaign tentang progres cerita yang sedikit membingungkan serta tidak adanya opsi untuk melakukan save harus menjadi perhatian bagi tim The Molasses Flood selaku developer. Saya cukup percaya diri bahwa The Molasses Flood akan terus melakukan perubahan dan perbaikan demi The Flame in the Flood yang lebih baik dan menyenangkan. Ini dibuktikan dengan beberapa perbaikan yang begitu cepat dilakukan sehingga saya harus menghapus beberapa hal negatif di ulasan saya kali ini. Dengan komitmen tim developer yang tinggi untuk game ini, saya jadi sedikit was-was kalau memikirkan binatang buas apa lagi yang akan mereka lepaskan pada update selanjutnya. Steam Link: The Flame in the Flood, Rp. 122.399 Xbox Store: The Flame in the Flood, US$19,99 (sekitar Rp267.700)
The post Review The Flame in the Flood – Angin Segar untuk Genre Survival appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||||||
Terima Investasi dari MNC Group, Nilai Valuasi KerjaDulu Kini Menjadi Rp66 miliar Posted: 29 Feb 2016 09:07 PM PST Situs jejaring sosial karier, KerjaDulu hari ini mengumumkan bahwa mereka telah memperoleh investasi tahap awal kedua yang tidak disebutkan jumlahnya dari MNC Group. Dengan investasi strategis tersebut, KerjaDulu kini memiliki nilai post-money valuation sebesar US$5 juta (sekitar Rp66 miliar). Sebelumnya, KerjaDulu memperoleh investasi dari Budi Setiadharma, Komisaris Utama PT. Astra Internasional sebesar "enam digit US$" pada Oktober 2014 silam. Chris Liu selaku Co-Founder dan CEO KerjaDulu mengungkapkan akan menggunakan dana tersebut untuk pengembangan produk dan memperluas operasional. Sejak diluncurkan pada tahun 2014 silam, tim KerjaDulu terdiri dari 10 orang yang sebagian besar berada di Taiwan. Hal itu bisa terjadi karena di sana lah Chris mendirikan jejaring sosial karier ini sebelum memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Ia telah bekerja selama 20 tahun di Taiwan. Di sana ia sempat mendirikan C2 Network, sebuah jaringan media digital di luar rumah, sebelum akhirnya mendirikan KerjaDulu. Jika dilihat situsnya, sampai sekarang KerjaDulu masih dalam status beta. Chris mengklaim bahwa KerjaDulu sekarang memiliki "sekitar 500.000 sampai 1.000.000 pengguna terdaftar." Ia tidak mencatat jumlah pengguna aktif dengan alasan pencarian kerja bukanlah aktivitas yang dilakukan berulang-ulang. Kemudian saat disinggung mengenai demografi dari pengguna KerjaDulu, Chris mengungkapkan "70 persen dari pengguna kita memiliki gelar sarjana." Ia juga menambahkan apabila situsnya memiliki "65 persen pengguna yang datang kembali dan sekitar 11.000 lowongan pekerjaan." Chris mengklaim terdapat 30.000 perusahaan yang telah terdaftar di KerjaDulu. Akan tetapi dari angka tersebut hanya ada 388 perusahaan yang telah melakukan verifikasi. Beberapa perusahaan besar dan institusi yang telah bekerjasama dengan KerjaDulu adalah Sinar Mas Group, LINE, dan Universitas Indonesia. Jadi, dengan investasi strategis tersebut, MNC Group berencana akan memanfaatkan platform KerjaDulu untuk melakukan perekrutan dan menggunakan media hiburan yang dimiliki untuk membantu memasarkan KerjaDulu. "MNC memiliki lebih dari 40.000 karyawan dan sangat aktif melakukan perekrutan. Kita bisa menggunakan platform jejaring sosial karier KerjaDulu untuk merekrut orang-orang berbakat," ungkap David Audy selaku Direktur MNC Group. David akan bergabung ke jajaran direksi KerjaDulu. Bagaimanapun jejaring sosial karier ini akan bersaing ketat dengan situs lowongan kerja lain, seperti JobsDB, JobStreet, LinkedIn, Wantedly, dan lainnya. (Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah) The post Terima Investasi dari MNC Group, Nilai Valuasi KerjaDulu Kini Menjadi Rp66 miliar appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||||||
Sony Akan Menutup Toko Digital PS Store di PSP untuk Region Amerika Posted: 29 Feb 2016 08:37 PM PST Sebuah kabar duka lagi-lagi datang dari Sony. Setelah sebelumnya mengumumkan soal penghentian produksi PS Vita TV (atau PS TV) di Jepang, kali ini Sony mengumumkan bahwa mereka akan menutup toko digital PS Store untuk PSP. Penutupan ini berlaku untuk PS Store region Amerika, dan akan dilaksanakan mulai 31 Maret 2016. Keputusan ini tidak begitu mengejutkan, mengingat saat ini PSP memang bisa dibilang sudah wafat. Produksi PSP sendiri sudah dihentikan sejak tahun 2014 lalu, jadi toko game digitalnya ikut ditutup adalah hal yang wajar. Penutupan PS Store ini juga bukan yang pertama kalinya. Sebelumnya region Eropa dan Australia sudah mengalami hal yang serupa. Apakah ini artinya kita sudah sama sekali tidak bisa beli game PSP lagi? Tidak juga. Bila kamu masih ingin membeli game PSP, kamu bisa melakukannya lewat situs web PS Store. Game digital yang dulunya sudah kamu beli tetap bisa kamu unduh ke PSP melalui menu Download List, jadi bila kamu masih ingin main PSP dengan game orisinal kamu tak perlu khawatir. Jangan lupa, PS Vita juga bisa memainkan game PSP (walaupun tidak semua), jadi Sony akan tetap membuka akses pembelian game PSP melalui PS Vita. PSP juga masih akan mendapat game baru di masa depan, misalnya Class of Heroes 3. Dengan pengumuman ini nampaknya kita sudah bisa menyebut PSP sebagai sebuah handheld retro, sama seperti PS One. Memang angka penjualan PSP tidak sefantastis NDS, tapi PSP punya library yang cukup besar dengan banyak game keren di dalamnya. Siapa tahu, mungkin PSP bisa jadi bahan untuk rubrik Nostalgia Review di Tech in Asia nantinya. Sumber: Sony The post Sony Akan Menutup Toko Digital PS Store di PSP untuk Region Amerika appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||||||
Posted: 29 Feb 2016 08:30 PM PST Pendidikan merupakan kebutuhan semua orang. Sayangnya, konten pendidikan yang baik belum tersebar secara merata di Indonesia, sehingga terkadang sangat sulit untuk menemukan materi pelajaran yang berkualitas. Hal itulah yang kemudian menjadi alasan bagi Ali Kusnadi dan M. Asep Indrayana (Indra) untuk membuat KelasKita di tahun 2013 silam. KelasKita sendiri merupakan sebuah situs untuk belajar online yang dipadukan dengan fitur-fitur menarik khas media sosial. Setiap pengguna KelasKita bisa berbagi dan mempelajari berbagai macam konten pendidikan yang berkualitas. Fitur dan pelajaran yang beragamSaat ini, KelasKita telah mempunyai beberapa fitur, seperti Kelas Online, Quiz, dan Tanya Jawab. Kelas Online merupakan fitur utama KelasKita, yang berisi materi-materi pelajaran dalam bentuk teks, gambar, maupun video. Kamu bisa memilih kelas yang ingin kamu ikuti berdasarkan jenjang pendidikan yang sedang kamu jalani, atau kategori pelajaran yang kamu suka. KelasKita sendiri mempunyai materi pelajaran yang sangat beragam, mulai dari materi Belajar Pemrograman, hingga materi Belajar Bahasa Arab. Berbeda dengan Kelas Online, fitur Quiz berfungsi layaknya kertas ujian yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus kamu jawab. Berbagai jenis soal ada di sana, mulai dari soal yang serius seperti Test Kecerdasan Logika Otak, hingga soal tebak-tebakan seperti Tebak Judul Drama Korea. Ada juga fitur Tanya Jawab, yang merupakan tempat di mana kamu bisa berdiskusi dengan pengajar tentang materi yang sedang kamu pelajari. Berbeda dengan layanan belajar online biasa, semua aktivitas yang kamu lakukan di dalam KelasKita akan tampil di halaman utama yang bernama Aktivitas. Di halaman ini, kamu juga bisa membuat status atau mengunggah foto layaknya di Facebook dan Twitter. Baca juga: [Update] Kumpulan Startup Pendidikan di Indonesia Baru-baru ini, KelasKita juga merilis fitur Kampus, yang memungkinkan sebuah perusahaan, sekolah, atau komunitas, bisa mengatur sebuah program pendidikan online. Di dalamnya, mereka bisa menentukan pelajaran-pelajaran yang harus diikuti, memberikan tes, serta melihat perkembangan para siswa yang terdaftar. “Fitur Kampus ini mirip seperti Fan Page di Facebook, namun fungsinya lebih ke Learning Management,” ujar Indra kepada Tech in Asia. Sulitnya mengedukasi penggunaMenurut Indra, kendala terbesar yang saat ini dihadapi oleh KelasKita adalah sulitnya memberikan pemahaman kepada calon pengguna mereka. “Masyarakat Indonesia masih belum bisa melihat keuntungan yang ada pada platform e-learning yang dibangun oleh KelasKita,” ujar Indra. Guna mengatasi hal tersebut, KelasKita pun membuat program-program khusus yang diharapkan bisa menjaring lebih banyak pengguna. Contoh program yang mereka buat pada tahun ini adalah Try Out UN 2016, di mana para siswa tingkat akhir yang berada di bangku SD, SMP, maupun SMA, bisa berlatih menjawab soal-soal Ujian Nasional. Mimpi menjadi komunitas edukasi terbesarIndra mengatakan kalau KelasKita tidak hanya ingin menjadi platform belajar online biasa. “Dalam satu hingga dua tahun ke depan, kami ingin menjadikan KelasKita sebagai komunitas edukasi terbesar di Indonesia,” ujar Indra. Dalam waktu dekat, KelasKita juga akan menambahkan sebuah fitur baru yang bernama Personal Predictive Analytic. Dengan fitur ini, KelasKita akan bisa mengukur tingkat kemampuan setiap siswa dalam belajar. Dengan begitu, siswa tersebut akan mengetahui materi apa yang sudah ia kuasai, dan materi apa yang harus ia pelajari lebih dalam. Setelah 3 tahun berjalan, saat ini KelasKita telah mempunyai lebih dari 76.000 pengguna dan 200 Kelas Online. Menurut Indra, sejauh ini belum ada startup lokal yang menjadi pesaing KelasKita secara langsung. “Adapun untuk pasang internasional, kami punya kesamaan baik dari sisi fitur maupun bisnis dengan Udemy dan Udacity,” ujar Indra. KelasKita secara tidak langsung akan berhadapan dengan penyedia layanan belajar online lainnya di Indonesia, seperti HarukaEdu dan Kelase. Apabila mereka berhasil memadukan layanan e-learning dengan fitur media sosial dengan baik, bukan tidak mungkin KelasKita akan berhasil meraih mimpi mereka untuk menjadi komunitas edukasi terbesar di Indonesia. (Diedit oleh Pradipta Nugrahanto) The post Gabungkan Platform E-learning dengan Media Sosial, KelasKita Ingin Menjadi Komunitas Edukasi Terbesar di Indonesia appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||||||
Karakter Game Platformer Conker Akan Bertualang di Sekitar Ruang TV Kamu Berkat Teknologi Hololens Posted: 29 Feb 2016 08:10 PM PST Apakah kamu masih ingat dengan kacamata berteknologi Augmented Reality (AR) bernama Hololens yang dipamerkan Microsoft pada konferensi pers mereka menjelang E3 2015 lalu? Seandainya kamu masih ingat dan berpikir periferal tersebut hanya menarik untuk digunakan bermain game Minecraft saja, maka anggapanmu salah, karena Microsoft rupanya memiliki sebuah ide cemerlang, yaitu dengan menyajikan konsep game platformer yang memanfaatkan kecanggihan AR sebagai bagian dari permainannya. Sebagaimana yang diumumkan melalui situs Microsoft Windows, saat ini tim pengembang Hololens sedang bereksperimen dengan sebuah konsep game platformer berbasis AR yang sangat menarik. Konsep yang disajikan lewat game berjudul Young Conker ini terbilang cukup inovatif, karena game tersebut melibatkan lingkungan sekitar pemain sebagai bagian dari level permainan. Jadi, bila Hololens mendeteksi sebuah objek seperti meja, sofa, atau lainnya, maka game tersebut akan memindai objek sebagai bidang dalam permainan Young Conker. Dan dengan ini, karaktermu nantinya akan bergerak, berlari, dan berinteraksi menggunakan beragam objek tadi, layaknya sebuah zona dalam permainan platformer.
Bagi saya pribadi, hal yang paling menarik di sini adalah penggunaan karakter Conker yang mana merupakan salah satu karakter game platformer favorit saya dari console Nintendo 64. Sebagai satu karakter buatan Rare (yang kini telah menjadi bagian dari anak perusahaan Microsoft), Conker dikenal sebagai karakter oportunis dari sebuah game platformer “khusus dewasa” berjudul Conker’s Bad Fur Day. Meski karakter tersebut awalnya diperkenalkan melalui game dewasa, namun kali ini Microsoft sepertinya ingin memperkenalkan versi Conker yang jauh lebih muda dan lebih bisa diterima gamer dari berbagai kalangan usia. Selain Young Conker, Microsoft juga menyiapkan dua game lainnya yang mengusung mekanisme gameplay berbeda seperti game puzzle adventure lewat Fragments, serta sebuah game arcade shooter berjudul Roboraid. Ketiga game ini nantinya dibundel menjadi satu ke dalam Hololens: Development Edition yang akan dijual mulai tanggal 30 Maret seharga US$ 3000 atau sekitar Rp40 juta untuk kalangan developer Amerika Serikat dan Kanada saja. Sumber: Microsoft Hololens Introduction
The post Karakter Game Platformer Conker Akan Bertualang di Sekitar Ruang TV Kamu Berkat Teknologi Hololens appeared first on Tech in Asia Indonesia. | ||||||||||||||||||||||||||
Mark Zuckerberg Tak Berniat Mengendalikan Dunia dengan VR, Ia Justru Ingin Membuatnya Lebih Baik Posted: 29 Feb 2016 08:00 PM PST Beberapa waktu yang lalu, jagat maya sempat gempar setelah Mark Zuckerberg mengunggah gambar dirinya yang sedang berjalan di antara pengunjung (MWC) 2016. Ribuan pengunjung yang saat itu tengah mengenakan headset Samsung Gear VR tak sadar bahwa salah satu tokoh paling dikenal di kancah teknologi dengan santainya berjalan melewati mereka. Mark memang menjadi kejutan yang disiapkan oleh Samsung dalam acara peresmian duo smartphone Galaxy S7 dan S7 Edge. Beberapa netizen memberi foto itu judul "penguasa baru kita tengah mengarak pasukan VR-nya."
Netizen lain menyebutnya sebagai "serpihan gambar dari masa depan distopia kita."
Tak lama kemudian, muncul referensi novel karya George Orwell, iklan Superbowl Apple yang ikonis, dan film The Matrix . Bahkan, The Washington Post ikut mengamini lewat secuil artikel yang mereka tulis:
Saya benci mengatakan hal ini kepada kalian, netizen, namun asumsi kalian keliru. Baca juga: Teknologi Virtual vs Interaksi Manusia Jika kamu tak suka VR, perangkat yang menurut kamu absurd, atau kamu tak suka kalau mereka menciptakan realitas alternatif, kamu bisa memilih untuk tidak membeli atau mengenakannya. Jangan mencela apa yang orang lain lakukan hanya karena cara pandang mereka terhadap adaptasi teknologi berbeda dengan kamu. Jangan berpikir bahwa foto Mark yang sedang mengulas senyum ini menunjukkan kalau ia memiliki tujuan tertentu. Mohon hentikan omong kosong soal memata-mataiPemerintah tak akan memaksa kamu untuk mengenakan headset VR sebagai bagian dari rutinitas harian kamu. Dan belum tentu juga mereka bakal memata-matai apa yang kamu lihat lewat headset VR. Lagipula, kita hidup di zaman "pasca-Snowden." Masyarakat zaman sekarang jauh lebih sadar dari sebelumnya akan hak-hak mereka. Secara serempak mereka tak ragu untuk menyuarakan kegelisahan mereka kepada konglomerat teknologi, ataupun pemerintah, jika terjadi hal-hal yang ganjil. Apple yang bersikukuh tak mau membocorkan data penggunanya ke FBI, juga dukungan Google terhadap langkah Apple, seharusnya membuat kamu sadar seperti apa komitmen perusahaan teknologi menjaga privasi penggunanya. Betapa konyolnya jika kita mengolok-olok suatu teknologi hanya karena teknologi tersebut belum terlihat manfaatnya saat ini. Teknologi VR belum mulai menunjukkan potensinya kepada kita semua. Bahkan, perangkat VR generasi pertama belum mulai dikirimkan secara massal. Ya, perangkat ini tampak sedikit lebih besar dari gadget yang biasa kita gunakan sehari-hari. Namun, apakah itu artinya kita bisa menilai perangkat ini hanya dari bentuknya saja? Tentu tidak. Untuk menyegarkan ingatan kita, di bawah ini adalah iPhone generasi pertama: Dan komputer generasi awal bentuknya seperti ini: Beri mereka waktu untuk mengembangkannya. Ketika semakin banyak investasi dikucurkan untuk ristek VR, saya yakin nantinya tampilan perangkat ini akan jauh lebih baik. Namun tentu, fenomena ini bukan peristiwa baru. Manusia adalah makhluk yang keras kepala dan takut akan perubahan. Semua hal, mulai dari kereta api, televisi, bahkan Wi-Fi, awalnya juga mendapat cercaan dari masyarakat. Mereka yang menyemai benih ketakutan hanya akan hidup dalam ketidakpastian. Bahkan, ada istilah khusus bagi orang-orang seperti itu: technophobia. Baca juga: Virtual Reality sebagai Metode Marketing, Ampuhkah? Kamu menyebutnya distopia, saya menyebutnya inovasiApakah VR, atau setidaknya masa depan yang dibawa VR, akan membawa kita ke masa depan distopia? Apa kita punya kapasitas untuk untuk memprediksi akan seperti apa masa depan ini nantinya? Akhir-akhir ini bermunculan debat yang mempersoalkan bahwa VR hanya akan menjadi platform gaming yang unik dan tak akan menjadi gadget yang berguna di bidang lain. Namun saya pribadi merasa bahwa masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan. Seperti yang Mark tulis sendiri setelah ia resmi mengambil alih Oculus Rift dengan nilai $2 miliar (sekitar Rp27 triliun), VR akan benar-benar menjadikan dunia lebih terbuka dan terhubung. Aplikasi terbaiknya saat ini mungkin cuma peralatan gaming yang terintegrasi, namun jelas masih ada banyak hal yang bisa digali, dikembangkan, serta ditingkatkan dari teknologi ini. Beberapa tahun yang lalu, situs Wired juga telah merangkum dengan baik bagaimana kelanjutan teknologi VR ini, tepatnya sebelum Facebook mengumumkan rencana pembelian Oculus. Manfaat dasar yang dihadirkan oleh VR ke dalam bidang pendidikan, media, layanan kesehatan, dan jejaring sosial lebih besar dari yang bisa kita bayangkan saat ini. Hal itu disebabkan karena kita belum melihat penerapannya secara langsung, dan pikiran kita tak mampu menerima hal yang biasanya tidak eksis. Namun, kenapa kita harus takut menyongsong masa depan ketika inovasi teknologi di masa lalu telah membuat hidup kita jadi jauh lebih baik? Jika kamu kembali ke tahun 2000 dan mengatakan kepada seseorang bahwa sebuah perusahaan akan "menyebarkan" internet menggunakan balon udara—sebagai bentuk upaya pemerataan akses internet, orang tersebut mungkin akan menertawakanmu. Lalu, jika kemudian kamu mengatakan bahwa CEO dari perusahaan pesaing MySpace akan memiliki kekayaan senilai hampir $50 miliar (sekitar Rp675 triliun), maka mereka pasti mengira kalau kamu sedang mabuk. Namun, begitulah yang namanya teknologi. Ada alasan kenapa suatu teknologi disebut bersifat disruptive atau mengganggu. Segala hal—mulai dari jual beli, edukasi, bahkan pemakaian media serta periklanan—telah benar-benar mendapat pengaruh positif oleh internet. Apa kita ingin kembali ke masa lalu? Ketika tak ada media sosial, sulit mendapatkan akses ke informasi, atau tak mungkin berhubungan dengan mereka yang berada daerah paling terpencil di dunia? Saya pribadi lebih kemudahan-kemudahan yang ditawarkan teknologi saat ini. VR berpotensi mengubah industri, seperti apa yang dilakukan oleh internet. Dan kemungkinan-kemungkinan seperti itulah yang membuat saya antusias. Baca juga: Kumpulan Perangkat VR dari Masa Lalu yang Mungkin Kamu Lewatkan Maaf, ini bukan tren sesaatThe Washington Post mengkritisi rencana Mark menjadikan VR sebagai platform sosial. Mereka menyebutnya sebagai "perangkat individu yang hanya akan menjadi tren sesaat." Saya tak sependapat. VR akan digunakan oleh dua orang sahabat yang terpisah jarak dan waktu, orang tua yang rindu bercengkerama dengan anak-anak mereka di luar negeri, atau perusahaan multinasional yang ingin melakukan rapat dengan tim di seluruh dunia. Teknologi ini akan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi, menekan biaya yang harus dikeluarkan untuk "bertemu" dengan seseorang, juga bisa memberikan sarana hiburan alternatif. Kita sudah sering berkomunikasi dengan teman dan kerabat menggunakan aplikasi seperti Facebook dan WhatsApp. Kenapa kita tidak buat pengalaman tersebut menjadi lebih baik lagi dengan menggunakan VR? Sehingga, pendapat yang mengatakan bahwa orang seperti Mark akan "mengendalikan dunia nyata" adalah penghinaan terhadap kecerdasan manusia. Perusahaan seperti Apple mungkin punya aturan tersendiri mengenai konten seperti apa yang dapat berkeliaran di AppStore, namun sebenarnya konsumen lah menentukan konten mana yang mereka mau konsumsi dan mana yang tidak berguna buat mereka. Mengutip pernyataan Mark, VR tadinya hanya imajinasi fiksi ilmiah. Namun, internet pun dulunya hanya angan-angan semata, sama halnya dengan komputer maupun smartphone. Kamu boleh saja menganggap teknologi VR ini menyeramkan. Namun, selama ribuan tahun manusia hidup, fakta menunjukkan bahwa mengendalikan seluruh umat manusia tak semudah itu. Kita, sebagai umat manusia, lebih banyak mendapatkan manfaat dari teknologi, alih-alih memperoleh dampak buruknya. Sehingga kita harus tetap optimis kalau teknologi akan terus memberi kita manfaat positif. Baca juga: Tahun 2015 Segera Berakhir, Bagaimana Kelanjutan Teknologi Virtual Reality? (Diterjemahkan oleh Faisal Bosnia Ahmad dan diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah) The post Mark Zuckerberg Tak Berniat Mengendalikan Dunia dengan VR, Ia Justru Ingin Membuatnya Lebih Baik appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
You are subscribed to email updates from Tech in Asia Indonesia. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
No comments:
Post a Comment