Game Di Indonesia |
- [REVIEW] Platform Revolution: Memahami Kesuksesan GO-JEK, UBER, dan Airbnb
- Review Tales of Link – Koleksi Jagoan Seri Tales Favoritmu!
- [Update] 10 Game Horor Android Terbaik Versi Tech in Asia Indonesia
- Rangkuman Berita Game Hari Ini – 14 April 2016
- Mengintip Kemeriahan Hari Kedua Tech in Asia Singapore 2016 dari Balik Lensa
- Kumpulan Game iPhone dan iPad Terbaru Minggu Ini: Evo Explores, Armor Riders, Zenge, Go Surf, dan Lainnya
- HOOQ Saingi Netflix dengan Ribuan Konten Lokal dan Harga yang Lebih Murah
- PegiPegi Tambahkan Fitur Pembelian Tiket Kereta Api untuk Mudik Lebaran
- Empat Tahap Memaksimalkan E-mail Marketing di Era Media Sosial
- Final Fantasy IX Dirilis di PC dengan Spesifikasi Ringan dan Lebih Murah dari Mobile
- Notifikasi dan Rekomendasi Rute Google Maps Bantu Kamu Hindari Kemacetan
- Seraph – Game Action Shooter Akrobatik Tanpa Perlu Mengarahkan Senjata
- Investasi Startup di Asia Tenggara Tidak Terpengaruh Melambatnya Ekonomi Dunia
- Reigns – Ketika Interaksi Ala Tinder Dipersatukan Permainan Mirip Papers, Please
- BlazBlue: Central Fiction Akan Dirilis di PS4 dan PS3, Serta Mendapat Karakter Baru
[REVIEW] Platform Revolution: Memahami Kesuksesan GO-JEK, UBER, dan Airbnb Posted: 14 Apr 2016 07:00 PM PDT Pada tahun 2015, saya dan ibu saya memutuskan untuk menjadi tuan rumah atau host Airbnb. Lantai atas rumah kami, yang dirasa terlalu besar untuk ibu saya yang tinggal seorang diri, kini menjadi tempat persinggahan para pelancong yang datang hampir setiap akhir pekan. Sebagai seorang pelancong, saya sudah sejak lama menggunakan Airbnb. Ada hal-hal yang tak saya ingat namun tercatat rapi dalam riwayat pemesanan saya—di sana tertulis bahwa saya menggunakan aplikasi ini untuk pertama kalinya tahun 2011, saat memesan sebuah kamar di East Village, New York. Tahun 2015 menjadi awal cerita dari sebuah kebiasaan baru saya yang kini telah menjadi rutinitas. Kini, saya mengakses smartphone beberapa kali dalam sehari untuk memesan layanan transportasi—atau makanan—lewat sebuah aplikasi. Karena saya tinggal di Indonesia, aplikasi yang paling sering saya gunakan adalah GO-JEK layanan transportasi ojek dan jasa pengiriman berbasis aplikasi. Namun, saya juga menggunakan UBER dan Grab sesekali. Pengalaman kamu ketika pertama kali menggunakan aplikasi tersebut mungkin juga tak berbeda jauh seperti saya. Perusahaan seperti GO-JEK, UBER, dan Airbnb mengajak orang-orang di seluruh dunia untuk mengadopsi kebiasaan yang baru. Dan prosesnya terjadi dalam waktu yang luar biasa singkat. Ada kesamaan di antara ketiga perusahaan tersebut: Mereka telah menciptakan infrastruktur digital yang membantu orang-orang untuk terhubung dan saling bertukar barang maupun jasa. Baik GO-JEK maupun Airbnb tidak menyediakan barang dan jasa tersebut, namun para pengguna aplikasi mereka yang melakukannya. Dalam kasus GO-JEK dan Airbnb, orang-orang tersebut adalah para pengendara sepeda motor dan para host. Baca juga: Review Buku Never Eat Alone: Pentingnya Membangun Jaringan dari Bangku Kuliah Mengubah haluan perusahaanBisnis seperti ini dinamakan platform—model bisnis yang sedang "menguasai dunia." Itulah landasan dari Platform Revolution, buku yang ditulis oleh Sangeet Choudary, Geoffrey Parker, dan Marshall Van Alstyne. Buku ini menjelaskan bagaimana cara kerja bisnis platform, bagaimana cara membangun dan mengelolanya, dan dampaknya terhadap masyarakat luas. Fakta menarik pertama yang saya temukan saat membaca buku ini adalah bahwa ternyata Airbnb, GO-JEK, dan UBER hanyalah bagian kecil dari sebongkah gunung es yang mencuat ke permukaan—atau aplikasi yang paling sering dibicarakan. Kekuatan transformatif dari model ini terus berlanjut hingga ke kedalaman samudera. Inilah hal yang harus diperhatikan oleh pemain di industri tradisional. Jika mereka memahami faktor apa saja yang membuat platform menjadi begitu berpengaruh, mereka dapat mengadaptasikan beberapa fitur dari model bisnis tersebut. Namun, diperlukan perubahan yang radikal. Bisnis tradisional—atau pipe business seperti yang disebutkan oleh penulis dalam bukunya—berusaha untuk menguasai dan mengendalikan setiap aspek dalam prosesnya, mulai dari pembuatan hingga penjualan. Ini merupakan cara yang tradisional manakala kamu ingin menciptakan perusahaan yang besar dan sukses. Kemudian lahirlah internet, serta muncul perusahaan seperti Apple, Google, dan Facebook Mereka menjalankan model bisnis platform dan dalam waktu yang singkat menjadi perusahaan paling bernilai di dunia. Namun, Apple, contohnya, tidak menjalankan model platform sejak awal mereka berdiri. Mereka memproduksi dan menjual perangkat keras—model bisnis tradisional. Namun, yang membuat valuasi Apple melambung tinggi adalah iPhone dengan sistem operasinya yang memungkinkan pihak ketiga membuat banyak aplikasi keren. Airbnb, UBER, dan GO-JEK mewakili perusahaan generasi baru yang beralih dari model tradisional menjadi model platform. Transformasinya semakin cepat: transaksi lewat aplikasi tersebut kini semakin berkembang, dan terjadi secara real-time. Kabar baik bagi perusahaan yang mengadopasi model bisnis tradisional adalah bahwa mereka berkesempatan untuk bergabung dalam revolusi platform, caranya adalah dengan mengubah sistem perusahaan mereka secara keseluruhan—atau "mengubah haluan" seperti yang ditulis dalam buku ini. Menurut apa yang tertulis dalam buku, ada beberapa langkah yang bisa diambil oleh perusahaan tradisional jika ingin mengadopsi model bisnis platform. Beberapa hal yang bisa mereka lakukan di antaranya adalah:
Dalam buku ini diberi contoh bagaimana Nike mengambil langkah-langkah di atas dengan mengikut-sertakan para pelanggannya sebagai komunitas. Mereka melakukannya lewat promosi aplikasi dan perangkat wearable. Masih banyak contoh lain yang bisa kita pelajari. Platform Revolution jelas merupakan bacaan yang mencerahkan bagi wirausahawan teknologi untuk membangun platform sukses di sektor lainnya, khususnya bagi mereka yang kini sedang menjalankan bisnis tradisional. Formula unggulHal kedua dari buku ini terus terngiang dalam benak saya. Yaitu argumen yang sulit terbantahkan dalam menguraikan keuntungan kompetitif model bisnis platform dibandingkan model bisnis tradisional. Argumen kunci yang menjelaskan mengapa perusahaan platform bisa unggul adalah karena mereka berkembang secara efisien. Platform tumbuh lebih cepat, namun dengan biaya lebih sedikit ketimbang perusahaan tradisional. Sebab mereka:
Bahkan hasilnya lebih baik daripada itu. Pertumbuhan menjadi bagian alami dari model platform disebabkan adanya network effect. Ketika Toyota mampu menciptakan mobil yang disukai oleh masyarakat, mereka harus membuat lebih banyak mobil tersebut untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat. Jika ada permintaan yang tinggi terhadap sopir GO-JEK, platformnya harus dapat mempermudah sopir baru yang ingin bergabung. Hasilnya adalah cakupan yang lebih luas, waktu menunggu yang lebih singkat. Ketika semakin banyak masyarakat yang memesan layanan transportasi, ini membuka peluang lebih lebih besar bagi pengendara ojek untuk bergabung. Lingkaran yang terjadi dengan sendirinya ini terus menciptakan permintaan. Inilah yang dinamakan network effect. Pada akhirnya, akan terjadi pertumbuhan yang membeludak pada model bisnis platform yang dirancang dengan baik. Namun diperlukan pengelolaan baik pula. Sebab jika tidak, justru bisa terjadi hal yang tak diinginkan. Jika vendor dalam e-commerce dengan sengaja menjual produk palsu dan mengabaikan keluhan dari konsumen, akan semakin sedikit konsumen yang mau berbelanja di marketplace tersebut. Akhirnya ini malah merugikan vendor yang menjual produk asli. Hal yang terjadi selanjutnya adalah menurunnya popularitas platform tersebut. Potensi platform untuk ekspansi dalam waktu yang singkat dengan biaya rendah, sembari menciptakan network effect, juga menjadikan model bisnis ini memperoleh margin yang tinggi dari semua transaksi yang mereka fasilitasi. Semua faktor ini menjelaskan mengapa perusahaan platform mampu mendominasi secara global dalam waktu yang cepat. Revolusi platform berikutnya seperti apa?Jika semua konsep di atas terasa familier di benak kamu, mungkin itu karena kamu pernah membaca Platform Scale, buku karya Sangeet Choudary sebelumnya yang pernah diulas di Tech in Asia. Sangeet juga pernah tampil di laman AMA. Dalam banyak hal, buku Platform Revolution, yang baru saja dirilis, ditulis berdasarkan fondasi Platform Scale. Namun kamu tak mesti membaca buku pertamanya lebih dulu. Buku Platform Revolution terdiri dari 12 bab. Empat bab awal mendiskusikan konsep dasar, beberapa di antaranya telah saya bahas tadi. Dalam bab selanjutnya para penulis mengulas lebih jauh dengan memberi tip dalam merancang, meluncurkan, memonetisasi, mengelola, dan mengukur kesuksesan bisnis platform. Topik tersebut akan saya bahas dalam artikel selanjutnya. Baca juga: 24 Buku Mengenai Startup dan Entrepreneur yang Wajib Dibaca Tahun Ini (Diterjemahkan oleh Faisal Bosnia Ahmad dan diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah) The post [REVIEW] Platform Revolution: Memahami Kesuksesan GO-JEK, UBER, dan Airbnb appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Review Tales of Link – Koleksi Jagoan Seri Tales Favoritmu! Posted: 14 Apr 2016 07:00 PM PDT Seri Tales mungkin termasuk salah satu seri JRPG yang paling banyak mendapat spin-off berupa game mobile free-to-play. Ada Tales of Asteria, Tales of Card Evolve, Tales of the World: Tactics Union, dan lain-lain. Tampaknya Bandai Namco belum akan berhenti memproduksi game mobile Tales, terbukti dengan diumumkannya Tales of the Rays beberapa waktu lalu. Sayangnya dari sekian banyak game mobile tersebut sangat jarang yang dirilis di luar Jepang. Tales of Link termasuk judul yang beruntung karena kini tersedia dalam bahasa Inggris, meski telat dua tahun dari versi aslinya. Apakah Tales of Link cukup menarik untuk dimainkan, terutama bagi para penggemar Tales? Ayo kita tengok sama-sama. Bujet Besar untuk Konten CeritaSaya cukup terkejut ketika pertama memainkan Tales of Link. Untuk ukuran sebuah game mobile free-to-play, konten cerita di dalamnya ternyata digarap dengan cukup niat. Bentuknya memang sederhana, hanya percakapan dengan gambar diam saja. Tapi kualitas penulisannya cukup bagus sehingga menyenangkan untuk diikuti. Lebih menarik lagi, cerita utama dalam game disajikan dengan sulih suara penuh layaknya JRPG betulan. Hasilnya ukuran game ini jadi cukup bengkak (sekitar 1 GB), tapi pengalaman yang diberikan juga terasa lebih seru. Apalagi kalau karakter favoritmu sedang muncul dan beraksi di layar. Tales of Link juga menyajikan banyak cerita sampingan dalam bentuk event. Kalau dalam cerita utama kamu berperan sebagai Great Savior yang menyelamatkan dunia dari kehancuran, maka di cerita sampingan kamu akan melakukan berbagai kegiatan tidak penting dan tidak serius. Misalnya berburu hantu di sekolah atau mencari harta legendaris. Setiap event punya cerita berbeda, dan biasanya punya hadiah yang berbeda pula. Dengan begitu banyak event dan cerita ringan di dalamnya, Tales of Link jadi terasa seperti kumpulan fanfiction (cerita buatan fan) digital. Game ini betul-betul dibuat untuk dinikmati secara santai oleh para penggemar Tales, tapi bukan berarti game ini tidak punya tantangan. Antara Strategi dan KeberuntunganTales of Link memiliki gameplay gabungan antara RPG turn-based dengan sistem Link yang mirip puzzle match-three. Pertama-tama kamu harus menyusun party beranggota sembilan karakter. Setiap karakter bisa kamu perkuat dengan memberi senjata atau meningkatkan level. Makin tinggi kelangkaan seorang karakter, makin tinggi pula level maksimum dan kekuatan yang dimiliki. Kesembilan karakter ini kemudian akan muncul secara acak dalam pertarungan. Kamu bisa menyerang musuh dengan menghubungkan karakter-karakter yang memiliki simbol sama. Makin banyak simbol yang kamu hubungkan, seranganmu akan makin kuat. Bila kamu berhasil menghubungkan sembilan karakter maka karakter terakhir akan melakukan serangan pamungkas atau Mystic Arte. Berhubung karakter dan simbol muncul secara acak, faktor keberuntungan memang berpengaruh besar. Tapi strategi juga tak kalah penting di sini. Setiap karakter punya tipe serangan, skill pasif, maupun Arte yang berbeda-beda, jadi kamu harus memutar otak demi menyusun party yang optimal. Kamu bisa memilih satu orang untuk dijadikan party leader, serta dua orang lainnya sebagai sub leader. Tiga leader ini bisa menggunakan skill khusus, dan party leader bahkan mendapat satu skill tambahan yang disebut Leader Skill. Pemilihan tiga leader ini sangat penting karena akan berpengaruh besar pada party keseluruhan. Sebagai contoh, Asbel Lhant dari Tales of Graces memiliki Leader Skill yang memperkuat serangan semua karakter bertipe thrust dan shot. Artinya bila saya memilih Asbel sebagai party leader, sebaiknya anggota party yang lain punya tipe serangan thrust atau shot juga. Sayang sekali bila saya pakai karakter tipe slash, bash, atau spell, karena mereka tidak mendapat efek Leader Skill dari Asbel. Skill maupun Leader Skill yang ada sangat bervariasi, tak hanya untuk meningkatkan kekuatan serangan saja. Ada juga skill untuk penyembuhan, menunda giliran musuh, mengubah simbol karakter, dan lain-lain. Menyusun party dan strategi yang tepat di antara kombinasi ratusan karakter itu rasanya sangat menarik! Kamu juga tak perlu frustasi kalau ada karakter langka yang punya skill bagus tapi tidak berhasil kamu dapatkan. Cukup kamu cari pemain lain yang punya karakter tersebut lalu tambahkan sebagai teman. Tiga karakter temanmu yang dipasang sebagai leader bisa kamu rekrut untuk bala bantuan, menghasilkan party berisi dua belas karakter. Porsi Popularitas yang SeimbangTales of Link adalah game free-to-play yang berpusat pada koleksi karakter, jadi tidak heran kalau kamu menemukan banyak karakter "sampah" di sini. Pada dasarnya karakter yang berguna hanyalah karakter-karakter bintang tiga sampai bintang lima saja, sementara bintang satu dan dua nyaris tidak ada fungsinya. Andai semua karakter bintang satu dan dua dihilangkan pasti Tales of Link akan terasa lebih menarik, kita jadi bisa fokus mengoleksi karakter keren dan menyusun strategi. Tapi begitulah natur game free-to-play, mau bagaimana lagi. Untungnya game ini cukup dermawan dalam memberi event berhadiah karakter-karakter langka. Saya juga sangat senang karena Tales of Link tidak hanya fokus pada judul-judul Tales terkenal. Memang banyak karakter Tales populer yang super kuat seperti Leon Magnus dan Ludger Kresnik, tapi karakter-karakter dari Tales yang kurang populer juga tidak kalah. Party saya sekarang masih diisi oleh Annie dari Tales of Rebirth, bahkan baru-baru ini ada event bertema Tales of the Tempest. Satu-satunya Tales yang belum hadir di sini hanya Tales of Zestiria, tapi itu bisa dimaklumi karena Tales of Zestiria masih cukup baru. Intinya kalau kamu penggemar seri Tales, kemungkinan besar karakter favoritmu ada di sini dan berguna dalam pertarungan. Tinggal berdoa saja pada Yang Di Atas supaya kamu berhasil mendapatkannya dalam gacha (undian). Harga IAP KeterlaluanBahasan kita akhirnya sampai pada kekecewaan terbesar saya, atau lebih tepatnya satu-satunya kekecewaan saya pada Tales of Link. Harga IAP yang ditawarkan benar-benar mahal! Saya sampai tidak percaya dan harus mengecek berulang kali untuk memastikan saya tidak salah lihat. Mata uang utama dalam Tales of Link adalah Hero Stone. Hero Stone bisa kita gunakan untuk gacha, memulihkan stamina, atau untuk continue bila kita mati dalam pertarungan. Satu kali gacha memakan lima Hero Stone, tapi kita bisa juga membeli paket gacha tertentu. Contohnya paket Beginner berisi sepuluh karakter seharga 30 Hero Stone. Mau tahu berapa harga Hero Stone? Rp15.000 tiap buah. LIMA BELAS RIBU! Artinya untuk gacha satu karakter kamu harus membayar Rp75.000, padahal belum tentu kamu dapat karakter bagus. Bayangkan bagaimana rasanya membayar Rp75.000 lalu hanya dapat karakter bintang satu. Kalau kamu beli banyak Hero Stone memang harganya sedikit lebih murah, misalnya paket 31 Hero Stone seharga Rp279.000. Tapi dengan jumlah uang yang sama kamu bisa beli BlazBlue: Chrono Phantasma Extend di Steam, belanja di Humble Bundle, dan masih punya sisa kembalian untuk makan batagor atau mi pangsit. Saya tak habis pikir dengan harga IAP yang keterlaluan begini, apalagi mengingat Hero Stone bisa didapat gratis dengan cukup gampang. Dalam waktu seminggu saja saya sudah membeli paket gacha senilai total 130 Hero Stone tanpa keluar uang sepeser pun. Padahal kalau beli IAP, 130 Hero Stone itu harganya Rp999.000. Kalau harga Hero Stone tidak diubah saya khawatir IAP game ini tidak akan laku, kemudian server ditutup karena penghasilannya tidak menguntungkan. Sayang sekali, padahal andai harganya lebih murah saya ingin sekali beli Hero Stone demi mengoleksi karakter-karakter Tales favorit saya. KesimpulanTales of Link adalah game free-to-play kasual yang santai dan menyenangkan. Tidak perlu grinding terlalu rajin, tidak ada PvP, dan tidak ada tekanan untuk selalu mengejar item atau karakter terkuat. Game ini cocok untuk penggemar Tales yang butuh hiburan ringan, apalagi mereka yang suka membaca fanfiction. Dengan keseimbangan yang pas antara unsur koleksi, strategi, serta keberuntungan, Tales of Link tidak akan cepat membuatmu bosan. Bila kamu ingin bermain secara hardcore juga tersedia tantangan berupa banyak event berisi pertarungan-pertarungan susah. Tentu saja semua dengan imbalan yang layak. Satu-satunya keluhan saya soal Tales of Link hanyalah harga IAP yang sulit diterima. Rp15.000 untuk satu Hero Stone itu bagaimana pun juga terlalu mahal. Saya menikmati main Tales of Link, tapi dengan harga seperti ini sih sepertinya saya tidak akan pernah beli Hero Stone sampai kapan pun juga.
The post Review Tales of Link – Koleksi Jagoan Seri Tales Favoritmu! appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
[Update] 10 Game Horor Android Terbaik Versi Tech in Asia Indonesia Posted: 14 Apr 2016 09:00 AM PDT Masing-masing orang pasti mempunyai pandangan mengenai apa yang membuat sebuah game horor benar-benar terasa menakutkan saat dimainkan. Bisa jadi karena desain hantu yang menyeramkan, lingkungan mencekam, atau cerita horor yang menakutkan. Namun bagi saya pribadi, game horor yang baik adalah game menempatkan pemainnya dalam kondisi paling rentan untuk ditakut-takuti, dan serial Five Nights at Freddy’s adalah contoh game yang bagus untuk genre ini. Tentunya Five Nights at Freddy’s bukan satu-satunya game horor berkualitas di Android. Di luar sana, pastinya ada beberapa game horor lainnya yang sangat menarik tapi mungkin belum pernah kamu ketahui keberadaannya. Oleh karena itulah melalui kesempatan ini, saya memilihkan beberapa game horor Android terbaik yang patut untuk dicoba. Pertanyaanya sekarang, apakah kamu cukup bernyali untuk memainkan game-game ini. White DaySekolah hantu adalah tema horor klasik yang kali ini diracik dengan sangat baik oleh ROI Games di dalam White Day: A Labyrinth Named School. Layaknya P.T. yang telah ditarik oleh Konami, White Day menggunakan sudut pandang orang pertama untuk menyajikan pengalaman horor kepada para pemainnya. Kamu akan menjelajahi bangunan sekolah angker langsung dari sudut pandang Hui-Min, seorang siswa yang terperangkap di sekolah ketika ingin memberikan kejutan bagi teman wanita terdekatnya. Dalam nuansa sekolahnya yang mencekam, kamu sebagai Hui-Min akan diteror dengan bayangan siluet, suara-suara misterius, dan kejutan jump scare dari makhluk halus serta penjaga sekolah yang ingin menangkapmu di sini. Saat ini sendiri ROI Games tengah mengerjakan versi VR dari White Day. Review White Day – Jangan Keluyuran di Sekolah Malam Hari Knock-Knock
Knock-Knock menempatkan pemain sebagai penghuni kabin kecil yang terjebak dalam rutinitas insomnia yang cukup parah. Penyakit tersebut mempengaruhi tingkat kewarasannya, hingga ia pun mulai terganggu oleh kehadiran makhluk-makhluk mengerikan yang mengincar di setiap malam tiba. Developer Ice-Pick Lodge sendiri merekomendasikan penggunaan earphone untuk membuatmu larut menghadapi kengerian atmosfer horor yang ditampilkan Knock-Knock. Nah, pertanyaannya sekarang, apakah kamu mempunyai nyali untuk berkutat dengan suara-suara mencekam yang menunggumu dalam game ini . Eyes – The Haunt GameDikejar-kejar kepala hantu dalam sebuah rumah kosong adalah pengalaman menegangkan yang membuat saya tak bisa melupakan permainan Eyes. Dalam game horor ini kamu ditugaskan untuk mengumpulkan kantong berisi koin sebanyak mungkin sambil menghindari patroli hantu kepala yang bergentayangan. Menamatkan Eyes sendiri memerlukan nyali yang cukup besar untuk membuatmu betah mengumpulkan dua puluh kantong yang tersebar di tiga lantai rumah berhantu tadi. Saya bahkan masih ingat, ketika pertama kali bermain Eyes di PC, saya sempat jatuh dari kursi karena kaget melihat bentuk sang hantunya yang begitu menyeramkan. Fran Bow
Fran Bow merupakan game adventure episodik dengan tema yang sangat gelap dan cerita psikologis yang berat untuk dicerna. Game ini mengisahkan seorang gadis bernama Fran yang berjuang menghadapi gangguan kejiwaan setelah melihat orang tuanya ditemukan terpotong-potong di rumahnya sendiri. Beragam hal aneh pun akan sering kamu temukan, mulai dari hantu masa lalu hingga makhluk aneh yang menjadi cerminan peristiwa traumatis yang dialami Fran. Dengan jalan ceritanya yang gelap dan penggambaran darah di mana-mana, Fran Bow adalah game dengan tema meresahkan yang tidak cocok untuk dimainkan mobile gamer berusia muda, namun pas bagi kamu yang menyukai penyajian horor dari sisi cerita. Dungeon Nightmares
Walaupun sudah ada Dungeon Nightmares 2, namun iterasi pertama game ini merupakan seri paling mencekam yang mendapat review terbaik di Google Play. Jika kamu pernah bermain Amnesia: The Dark Descent maka Dungeon Nightmares mungkin terasa sedikit tidak asing bagimu. Di sini kamu akan mengitari labirin penuh teka-teki sambil menghindari kejaran sang hantu di belakang. Berani? Hiiii… Murder RoomMurder Room adalah game horor bertemakan slasher layaknya film berdarah-darah yang biasa kita saksikan di layar lebar. Dengan unsur visual novel yang dimilikinya, Murder Room tak hanya menampilkan narasi horor yang mencekam tapi juga cukup untuk membuatmu penasaran mendalami misteri siapakah dalang pembunuhan berantai di Murder Room. Inti gameplay dari Murder Room sendiri bisa dibilang cukup mirip dengan permainan escape room. Jadi bersiaplah dihadapkan dengan puzzle yang akan memutar otak kamu sambil dibuat berdebar menghadapi psikopat yang mengintai. Murder Room – Misteri Besar di dalam Ruangan Kecil Mental Hospital IV
Rumah sakit jiwa dengan penerangan cahaya minim merupakan lokasi horor yang cukup untuk membuatmu gemetaran sambil bertanya-tanya, kira-kira makhluk apa menunggu di balik kegelapan sana? Developer AGaming+ tampaknya belum puas dengan teror yang kamu jumpai di Mental Hospital: Eastern Bloc 2 dan melanjutkannya lewat sekuel yang lebih mendebarkan. Sekilas melihat Mental Hospital IV, kamu mungkin akan langsung membandingkannya dengan game horor bertema rumah sakit jiwa seperti Outlast, Lost Within, dan lain-lain. Meskipun dari segi tema mirip, namun Mental Hospital IV memiliki keistimewaannya sendiri seperti atmosfer yang terinspirasi game P.T., ragam lingkungan baru yang membuat permainanmu semakin “tidak normal”, dan lain-lain. Five Nights at Freddy’s 2Ada alasan khusus kenapa saya begitu menyukai Five Nights at Freddy’s 2 dibandingkan serial yang lain. Berbeda dibandingkan Five Nights at Freddy's pertama, seri kali ini menempatkan kita di posisi yang sangat rentan, di mana para boneka animatronik tersebut lebih leluasa mengejutkan kita. Meskipun tidak serapuh posisi saya di Five Nights at Freddy’s 4, setidaknya di iterasi kedua ini saya bisa enjoy memainkannya. Yang membuatnya semakin menarik, salah satu cara agar kamu bisa selamat di sini adalah dengan memakai kepala boneka palsu dan berharap maskot menakutkan tersebut lekas berlalu. Momen menyeramkan seperti inilah yang membuat bulu kuduk saya berdiri, karena sekarang saya berhadapan langsung dengan boneka tersebut. Hiiiiyy. Review Five Nights At Freddy’s 2 – Teror yang Sempurna Goosebumps Nights of ScaresBagi kamu yang asing dengan judul Goosebumps, ini adalah nama sebuah serial novel horor untuk anak-anak dan remaja yang dikarang oleh R.L. Stine. Jika kamu sempat merasakan indahnya tahun 90-an, sangat besar kemungkinan kamu pernah membaca Goosebumps, sehingga game satu ini bisa menjadi fan service yang menarik untuk dimainkan. Untuk membangkitkan kembali ingatanmu, game Goosebumps Night of Scare menghadirkan beberapa elemen teror yang melibatkan tokoh dari serial novel horor tersebut. Di sini kamu akan menjumpai Slappy sang boneka hidup, kurcaci jahat, serigala jadi-jadian dari rawa demam (ya, saya tidak salah membacanya), dan lain-lain. Meskipun permainnya tidak semencekam game lain yang kamu lihat dalam daftar ini, setidaknya Goosebumps menjadi game horor “kelas ringan” yang bisa kita mainkan secara nyaman, dalam ruangan gelap maupun terang. Ellie – Help Me Out … Please
Ellie – Help Me Out … Please bisa dibilang merupakan campuran antara escape room dengan film horor thriller. Kamu akan dibuat ngeri dengan kejadian yang menimpa Ellie dan pada saat yang sama harus berpikir bagaimana membantu gadis malang mencari jalan keluar. Cerita dari Ellie – Help Me Out … Please dimulai ketika kamu menyalakan sebuah monitor di bangunan tua. Begitu dinyalakan kamu melihat seorang gadis bernama Ellie sedang terperangkap tidak berdaya. Kamu harus bekerja sama dengan Ellie untuk membantunya keluar dari tempat misterius tersebut dan menyingkap horor dibalik penculikan gadis itu. Ellie – Help Me Out … Please – Misteri Mendebarkan, Puzzle Menyusahkan The post [Update] 10 Game Horor Android Terbaik Versi Tech in Asia Indonesia appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Rangkuman Berita Game Hari Ini – 14 April 2016 Posted: 14 Apr 2016 04:56 AM PDT Seorang Tunadaksa Mencoba Bermain Guitar Hero Setelah Mendapatkan Implan di Otak |
Mengintip Kemeriahan Hari Kedua Tech in Asia Singapore 2016 dari Balik Lensa Posted: 14 Apr 2016 04:41 AM PDT Setelah kemarin merangkum apa saja yang terjadi di hari pertama Tech in Asia Singapore 2016 dengan foto-foto pilihan, kali ini kami akan mengajak kamu melihat-lihat kemeriahan di hari kedua salah satu konferensi teknologi terbesar di Asia ini untuk kamu yang tidak sempat datang. Ada apa saja? 8:20 (waktu setempat): Kembali lagi di Main Hall – apakah kamu menyadari keberadaan balon dialog kecil yang mengikuti kamu sepanjang eskalator? 8:45: Hingar bingar Main Stage dan kilatan flash bahkan sebelum pintu dibuka. Kalau kamu datang awal ke area konferensi dan penasaran dari mana asalnya keramaian itu, ini dia jawabannya — kehebohan di pagi hari saat para finalis Arena berlatih menghadapi kompetisi pitching Arena yang menegangkan. 10:15: Caesar Sengupta dari Google mengawali hari kedua konferensi dengan informasi bermanfaat mengenai rencana raksasa teknologi Google untuk menangkap pasar the next billion users di sesi Keynote. Tak hanya itu, Caesar juga berhasil menjawab beberapa pertanyaan sulit dari bos Tech in Asia, Willis Wee.
11:00: Gadis kecil ini memulai petualangannya di industri teknologi sejak dini — dengan popsicle di tangannya. 13:15: Sementara keenam Stage diramaikan dengan berbagai aktivitas, hal menarik lainnya juga terjadi di balik pintu. Co-founder Facebook, Eduardo Saverin, mengambil kesempatan untuk bertemu beberapa startup terpilih di Tech in Asia Singapore 2016 secara tertutup. 13:45: Bukan hanya kami yang antusias melihat-lihat booth startup di Bootstrap Alley. CEO LINE, Takeshi Idezawa juga tampak berkeliling di sana. 15:15: Dalam sekejap saja Main Hall langsung dipenuhi para pengunjung yang antusias menyaksikan keenam finalis Arena. Ini dia keempat juri Arena kita: 16:30 Sebelum pemenang diumumkan, masih ada lagi agenda seru kami di konferensi Tech in Asia – Quiz Asia! Di Quiz Asia tahun ini, kami menghadirkan dua peserta untuk menjawab pertanyaan dan dibuat kehabisan kata-kata oleh pertanyaan sulit dari Director of Content Strategy Tech in Asia, David Corbin. 16:45: Suasana makin menegangkan saat kami mengumumkan juara favorit penonton — startup cashless wristband, Pouch. Di sisi lain, para juri sudah menyiapkan pemenang Arena pilihan mereka. Selamat untuk BitMEX, juara Arena Tech in Asia Singapore 2016! Usai semua helatan tadi, Tech in Asia Singapore 2016 resmi kami tutup dengan meriah. Terima kasih untuk semuanya yang sudah mendukung kami dan meramaikan Tech in Asia Singapore 2016. Sampai ketemu di konferensi Tech in Asia Singapore berikutnya. Belum bisa menghadiri Tech in Asia Singapore 2016? Di tanggal 16 dan 17 November nanti akan digelar konferensi Tech in Asia Jakarta 2016. Buat kamu yang tertarik untuk datang ke konferensi Tech in Asia dan berdomisili di Indonesia, tentunya sayang sekali kalau Tech in Asia Jakarta 2016 nanti kamu lewatkan. Kabar baiknya, kamu bisa dapat promo 2-for-1 untuk tiket Tech in Asia Jakarta 2016! Caranya gampang, daftarkan diri kamu di tautan di bawah ini, lalu kamu akan masuk daftar utama yang akan kami berikan harga spesial. (Diterjemahkan oleh Prahariezka Arfienda Satrianti dan diedit oleh Pradipta Nugrahanto) The post Mengintip Kemeriahan Hari Kedua Tech in Asia Singapore 2016 dari Balik Lensa appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Posted: 14 Apr 2016 04:32 AM PDT Para penggemar genre puzzle di platform iOS akan menemukan beragam pilihan game berkualitas minggu ini. Tercatat sedikitnya lima judul game dalam daftar di bawah akan menantang otakmu untuk memecahkan teka-teki, menguji wawasan seputar kebudayaan, atau mengetes kemampuan bahasa Inggris milikmu. Bila kamu menginginkan game kasual atau strategi, kami juga telah menyisipkan beberapa judul yang patut kamu cek. Selamat bermain, dan semoga akhir pekanmu kali ini juga menyenangkan! Evo Explores
Arahan visual, desain puzzle, maupun mekanisme gameplay pada Evo Explores tidak bisa dibilang sepenuhnya orisinal. Beragam elemen yang terdapat di dalam game terlihat sangat mirip dengan Monument Valley yang dirilis developer usTwo tahun 2014 silam. Namun, kemiripan tersebut tidak lantas menutupi fakta bahwa karya Stampede Games ini juga terlihat indah. Evo Explores akan menantangmu berkutat dengan beragam puzzle yang didesain untuk menampilkan ilusi optik pada bidang geometris. Kamu hanya perlu mengantarkan si robot menuju pintu keluar di setiap level, tentunya setelah memecahkan puzzle yang merintanginya. Go Surf
Alih-alih membuat game surfing yang mencoba menampilkan aksi berselancar secara cukup realistis seperti pada Billabong Surf Trip maupun Rip Curl Live the Search, Go Surf mengambil pendekatan yang lebih cocok untuk dimainkan pada perangkat mobile. Dengan memilih konsep endless runner serta penyederhanaan kontrol yang hanya mengandalkan sentuhan tap pada layar, Go Surf tampil sebagai sajian baru yang cukup menjanjikan. Kamu akan bermain sebagai seorang peselancar yang mengarungi ombak di dekat suatu pantai. Aksimu berselancar akan dihadapkan dengan beragam objek rintangan, seperti bola pantai, perenang, hingga pengendara jet ski. Peselancar yang kamu kendalikan akan ditarik gaya gravitasi secara alami, sehingga kamu perlu melakukan tap pada layar agar ia bisa mendaki di ombak yang dinaiki. Go Surf – Layaknya Alto's Adventure yang Berselancar di Laut Armor Riders
Penggemar genre platformer dengan aksi tembak-menembak seru seperti pada Metal Slug mendapatkan suguhan menarik dari Macrojoy Games minggu ini. Lewat Armor Riders, kamu dapat merasakan kembali keseruan memainkan game action platformer penuh mesiu dan ledakan. Armor Riders menghadirkan hingga delapan karakter yang dapat menunggang beragam sepeda motor dan robot untuk meledakkan gelombang musuh yang datang silih berganti. Selain menghadapi para keroco, kamu juga akan terjun dalam pertempuran dengan berbagai karakter bos yang kuat dengan senjata unik masing-masing. Fail Fall
Bila kamu menyukai game kasual yang cukup straightforward seperti Crossy Road, kamu patut mencoba Fail Fall yang dihadirkan oleh developer ayTyn App. Dalam Fail Fall, kamu hanya membutuhkan sentuhan tap untuk membimbing sebuah bola jatuh melewati beragam rintangan hingga ke dasar. Developer ayTyn App mengandalkan arahan visual yang simpel di Fail Fall. Semua objek yang ada dalam game digambarkan sebagai bidang geometris sederhana dengan warna-warna dasar. Berkat kesederhanaannya, Fail Fall memiliki ukuran file yang sangat ringan, bahkan tidak lebih dari 10 MB. Cube Escape: Theatre
Cube Escape: Theatre merupakan iterasi kedelapan dari seri Cube Escape yang memiliki gameplay mirip permainan escape room. Dalam episode kali ini, kamu ditantang untuk memecahkan beragam puzzle di sebuah ruangan teater dan menguak misteri tersembunyi. Walau latar yang diusung terdengar cukup standar, namun tema yang diusung Cube Escape: Theatre menampilkan beragam hal absurd yang mungkin sulit dicerna bila kamu kurang menyukai humor gelap. Jika kamu memutuskan untuk mencobanya, saya sudah memperingatkan kamu ya! Elemental Rush
Developer Steamy Rice yang mengembangkan Elemental Rush mengklaim karyanya sebagai hasil imajinasi ulang dari genre RTS. Alih-alih mendirikan bangunan sambil mengumpulkan sumber daya untuk membangun pasukan dan meratakan markas musuh, kamu akan dibekali sederet kartu yang dapat digunakan untuk memanggil pasukan maupun monster ke medan pertempuran. Permainan dalam Elemental Rush cukup mirip dengan Clash Royale, di mana para pemain dapat menyusun kartu andalan masing-masing dan saling berhadapan untuk menentukan ranking. Selain itu, Steamy Rice juga menyisipkan mode Campaign di mana kamu dapat bermain seorang diri dan mengikuti kisah fantasi bernuansa Abad Pertengahan dalam game. Fear the Walking Dead
Penerbit game Versus Evil merilis sebuah game mobile bergenre runner yang mengangkat tema dari serial TV populer, Fear the Walking Dead. Game berjudul Fear the Walking Dead: Dead Run ini menyajikan visual yang cukup oke, dengan gaya siluet yang begitu kental layaknya komik noir. Karena berlatar di dunia yang telah porak-poranda akibat wabah zombi, tidak aneh bila aksi runner dalam Fear the Walking Dead: Dead Run melibatkan elemen survival. Kamu bisa menghindar, memukul, hingga menembak zombi-zombi sambil berlari. Apa kamu mampu menyelamatkan diri dari para mayat berjalan di sini? KabokiSatu bola, satu dinding, dan satu zona tujuan. Tiga elemen itulah yang dimasukkan oleh developer indie bernama Nauris Andzans untuk membuat game Kaboki. Game yang ia kembangkan sangat sederhana, yaitu tentang melontarkan bola dalam layar sehingga memantul di dinding dan berhenti di zona yang telah ditentukan. Walaupun misi yang ada sangat sederhana, namun Kaboki cukup menantang karena setiap level didesain secara acak. Keberhasilanmu menghantarkan bola ke zona tujuan di setiap level sangat tergantung pada intuisi dan juga keberuntungan. Spellspire
Dengan berbekal sebuah tongkat magis, kamu akan diminta menyusun kata demi kata dalam bahasa Inggris dari beragam huruf yang tersedia. Dari setiap kata yang kamu bentuk, sang penyihir akan mengeluarkan sihir untuk melibas beragam monster yang menghalangi jalannya. Layaknya RPG kebanyakan, kamu juga dapat melakukan upgrade kemampuan karakter sehingga dapat menghasilkan serangan yang lebih dahsyat. Spellspire sangat cocok bagi para penggemar RPG yang ingin meningkatkan kemampuan bahasa Inggris sambil bersenang-senang. Zenge
Developer Hamster on Coke mengambil pendekatan unik untuk menceritakan kisah fantasi dalam Zenge. Kamu akan mengikuti petualangan protagonis bernama Eon yang terjebak di antara dimensi ruang dan waktu dengan cara menyusun beragam potongan gambar seperti pada jigsaw puzzle. Setiap gambar yang kamu susun memiliki mekanisme dan urutan berbeda-beda, sehingga penyusunan gambar tidak terasa monoton. Setiap gambar yang ada dalam Zenge dilukis secara artistik dengan menggunakan garis tegas serta dan warna-warna yang senada. Zenge dirancang sebagai game yang menenangkan, sehingga kamu bisa menikmati visual berseni dan musik yang menenangkan sepanjang permainan. Kuis Tebak Indonesia dan Kuis Tebak JepangChandry Tasofa – Setelah sukses dengan Teka Teki Saku, developer asal Jakarta Touchten Games, minggu ini kembali mengeluarkan game kasual terbaru mereka. Bukan hanya merilis satu, tapi ada dua game dengan genre trivia berjudul Kuis Tebak Indonesia dan Kuis Tebak Jepang yang sudah bisa kamu mainkan di iOS dan Android. Dalam Kuis Tebak Indonesia, kamu akan diajak mempelajari budaya Indonesia bersama Tini, karakter dalam Teka Teki Saku. Cara bermainnya cukup mudah, kamu hanya diminta menjawab benar atau salah dari berbagai pertanyaan tentang sejarah, budaya tradisional, modern, hingga makanan tradisional di Indonesia. Jika kamu menyukai budaya Jepang, kamu juga bisa menguji pengetahuanmu dalam Kuis Tebak Jepang. Sama dengan cara bermain Kuis Tebak Indonesia, kamu hanya cukup menjawab benar atau salah bersama Tini. Uji Pengetahuanmu dengan Kuis Tebak Indonesia dan Kuis Tebak Jepang dari Touchten Games The post Kumpulan Game iPhone dan iPad Terbaru Minggu Ini: Evo Explores, Armor Riders, Zenge, Go Surf, dan Lainnya appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
HOOQ Saingi Netflix dengan Ribuan Konten Lokal dan Harga yang Lebih Murah Posted: 14 Apr 2016 03:39 AM PDT Entah disengaja atau tidak, tetapi faktanya kemunculan layanan video on-demand Netflix di Indonesia akhirnya memicu kemunculan layanan lain yang serupa di tanah air. iFlix, layanan serupa asal Malaysia, mulai menunjukkan kalau layanan mereka akan segera tersedia untuk masyarakat Indonesia. Setelah itu, salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, XL, juga membuat sebuah layanan video on-demand bernama XL Tribe. Hari ini (14/4), satu lagi layanan video on-demand yang bernama HOOQ resmi hadir di Indonesia. Startup yang berkantor pusat di Singapura ini didirikan pada bulan Januari 2015 silam oleh Singtel, Sony Pictures Television, dan Warner Bros. Sebelum beroperasi di Indonesia, HOOQ telah terlebih dahulu melayani pengguna di Filipina, Thailand, dan India. Saat ini, seluruh pengguna baru di Indonesia bisa mencoba layanan HOOQ secara gratis selama tujuh hari. Setelah itu, kamu harus membayar biaya berlangganan sebesar Rp49.500 per bulan atau Rp18.700 per minggu. Biaya ini dinilai lebih murah dari Netflix yang mengharuskan penggunanya membayar mulai dari Rp109.000 setiap bulannya. Ribuan film dan sinetron IndonesiaSelain menyediakan konten-konten yang dimiliki oleh para pendiri mereka, Sony Picture dan Warner Bros, HOOQ juga bekerja sama dengan perusahaan pembuat film lain seperti Disney, Dreamworks, Lionsgate, Miramax, dan Starz. Itulah mengapa kita bisa menikmati film-film terkenal seperti Harry Potter, The Amazing Spider-Man, dan serial televisi Arrow di layanan HOOQ. Di Indonesia sendiri, HOOQ telah menjalin kerjasama dengan beberapa studio lokal seperti 13 Entertainment, MNC Contents, Multivision Plus, dan Transmedia. Dengan kerjasama tersebut, seluruh pengguna HOOQ bisa menonton film-film seperti Ada Apa Dengan Cinta, Sang Penari, Laskar Pelangi, serial Warkop DKI, hingga film lawas Saur Sepuh. Krishnan Rajagopalan, Chief Content and Distribution Officer HOOQ, menjelaskan kepada Tech in Asia kalau saat ini HOOQ telah mempunyai 1.250 film dan 6.000 episode serial televisi yang berasal dari Indonesia. “Selain itu, kami juga mempunyai 1.600 film dan 175 episode serial televisi dari Hollywood,” ujar Krishnan. Tak hanya itu, HOOQ juga menyediakan beberapa konten lokal yang berasal dari negara lain seperti film-film asal India (Bollywood), anime asal Jepang, atau film-film buatan Thailand. Apabila dijumlahkan, seluruh konten di HOOQ berdurasi total 35.000 jam. Krishnan menjelaskan kalau HOOQ tidak akan membedakan konten yang bisa diakses di tiap-tiap negara, seperti yang dilakukan Netflix. Kualitas video yang adaptifHOOQ membagi kualitas streaming di layanan mereka menjadi tiga kategori, yaitu High, Medium, dan Low. Apabila kamu memilih kualitas High, kamu akan bisa menikmati video dengan kualitas HD. Jika kamu menggunakan jaringan internet yang kurang baik, maka secara otomatis HOOQ akan menurunkan kualitas streaming mereka. Guntur S. Siboro, Country Head HOOQ Indonesia, menjelaskan kalau koneksi internet adalah salah satu masalah yang ia hadapi dalam mengembangkan HOOQ. Ia sadar kalau banyak masyarakat Indonesia yang enggan menggunakan layanan streaming video karena sangat menguras kuota internet. “Kami memang punya rencana untuk menyediakan sistem bundling dengan penyedia layanan internet, agar para pengguna bisa menikmati layanan HOOQ tanpa harus pusing memikirkan kuota internet. Namun hal itu belum bisa terlaksana dalam waktu dekat,” ujar Guntur. Pembayaran dengan potong pulsaUntuk memudahkan pengguna dalam melakukan pembayaran, HOOQ telah bekerja sama dengan seluruh operator telekomunikasi besar di tanah air, yaitu Telkomsel, XL Axiata, Indosat Ooredoo, Smartfren Telecom, dan Hutchison 3. Dengan kerja sama tersebut, pengguna bisa membayar layanan HOOQ dengan cara memotong pulsa telepon mereka. Bagi para pengguna yang menggunakan kartu telepon pascabayar, mereka cukup mendaftarkan diri ke layanan HOOQ, dan nantinya biaya berlangganan HOOQ akan langsung ditambahkan ke tagihan mereka. Selain itu, kamu juga bisa membayar layanan HOOQ menggunakan kartu kredit. Dengan berlangganan layanan HOOQ, kamu bisa membagi akses yang kamu miliki ke lima perangkat. Namun HOOQ hanya mengizinkan pengguna untuk melakukan streaming secara bersamaan dari dua perangkat saja. Beberapa perangkat yang bisa kamu gunakan untuk mengakses layanan Hooq adalah PC, smartphone, tablet, set-top box, dan Smart TV melalui Chromecast. Seperti layanan streaming musik Spotify, HOOQ juga mengizinkan penggunanya untuk mengunduh video, agar bisa ditonton di lain waktu. Namun mereka hanya mengizinkan pengguna untuk menyimpan maksimal lima video saja. Apabila mereka ingin mengunduh video lain, salah satu dari lima video yang telah tersimpan harus dihapus terlebih dahulu. Yakin tidak akan diblokirMenanggapi blokir yang dilakukan Telkom kepada Netflix, HOOQ yakin kalau hal tersebut tidak akan menimpa mereka. “Bagaimana bisa diblokir, sekarang saja kami bekerja sama dengan para operator telekomunikasi tersebut,” pungkas Guntur. Peter Bithos, CEO HOOQ, menambahkan kalau untuk menjaga kelangsungan bisnis mereka di Indonesia, HOOQ akan patuh terhadap semua peraturan yang ada di Indonesia. “Kami sekarang telah memiliki kantor di daerah Kuningan dengan belasan karyawan, dan sebuah pusat pengembangan produk di Bandung,” tutur Peter. Kepatuhan HOOQ terhadap peraturan Indonesia ini termasuk juga dalam urusan sensor kepada video-video koleksi mereka. HOOQ mengklaim kalau mereka telah melakukan sensor internal terhadap semua konten yang mereka miliki. “Apabila ada konten kami yang dinilai melanggar norma-norma di Indonesia, silakan mengirimkan pengaduan dan akan langsung kami hilangkan konten tersebut dalam 24 jam,” jelas Ravi Vora, Chief Marketing Officer HOOQ. Baca juga: [REVIEW] Netflix, Media Hiburan Baru yang Berpotensi Sukses Membuat Kamu Malas Bila kita bandingkan dengan Netflix, HOOQ sepertinya sudah jauh lebih siap dalam meluncurkan layanan di Indonesia. HOOQ mengklaim kalau mereka sebenarnya sudah beroperasi di Indonesia sejak enam bulan yang lalu, dan terus meminta para pecinta film di Indonesia yang telah mereka pilih untuk memberikan masukan kepada layanan mereka. Dengan jumlah konten lokal yang banyak dan harga yang lebih murah, tidak mustahil kalau HOOQ akan bersaing cukup ketat dengan Netflix dalam memperebutkan pasar Indonesia. Tertarik mencoba layanan Hooq? Coba melalui tautan berikut: (Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah dan Pradipta Nugrahanto) The post HOOQ Saingi Netflix dengan Ribuan Konten Lokal dan Harga yang Lebih Murah appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
PegiPegi Tambahkan Fitur Pembelian Tiket Kereta Api untuk Mudik Lebaran Posted: 14 Apr 2016 02:43 AM PDT Momentum Idul Fitri memang dinantikan sejak jauh hari oleh masyarakat Indonesia. Bersamaan dengan hari raya tersebut, budaya yang umum terjadi adalah membeludaknya pesanan tiket kereta api menuju kampung halaman menjelang lebaran. Bertepatan dengan kesempatan tersebut, Pegipegi, startup dengan layanan booking tiket travel online, menambah fitur pemesanan tiket kereta api. Web Director Pegipegi Adi Rian mengatakan bahwa data penumpang kereta api meningkat dari tahun 2013 dan sampai sekarang terus bertambah. "Kami yakin dengan fitur baru dari pegipegi.com ini, jumlah penumpang akan semakin meningkat lagi," ungkap Adi dalam press release yang Tech in Asia terima. Lebih lanjut, layanan ini juga membantu PT Kereta Api Indonesia (KAI) dalam menyediakan alternatif channel pemesanan tiket mudik 2016. Wawan Ariyanto, Corporate Deputy Director Passenger Transport Marketing & Sales PT KAI, menambahkan bahwa perusahaan menargetkan angka penjualan sekitar 5,3 juta penumpang hingga H+5 periode lebaran 2016. Tidak asal "latah"Ketika disinggung apakah ia sengaja milih momen jelang lebaran ini untuk mengenalkan layanan barunya, Adi mengatakan bahwa Pegipegi tidak sekadar ikut-ikutan mengejar untung belaka. "Rencana fitur baru ini sudah ada sejak 2014, namun eksekusinya dipilih di awal April 2016 karena permintaan pasar yang masih signifikan," tambahnya. Selain Pegipegi, startup lainnya yang menyediakan layanan pemesanan tiket kereta api di tahun ini adalah Tokopedia. Menyadari persaingan ini, pihak Pegipegi menambahkan bahwa pengguna akan diberikan beragam pilihan promosi saat pembelian tiket. Ia lebih lanjut mengatakan bahwa selepas momen Idul Fitri dan mudik 2016, layanan pemesanan tiket kereta api akan menjadi salah satu unggulan di laman Pegipegi. Pegipegi juga sudah memiliki aplikasi yang dapat diunduh melalui: (Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah) The post PegiPegi Tambahkan Fitur Pembelian Tiket Kereta Api untuk Mudik Lebaran appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Empat Tahap Memaksimalkan E-mail Marketing di Era Media Sosial Posted: 14 Apr 2016 02:32 AM PDT Niti Shah, Senior Asia Marketing Manager di HubSpot, perusahaan penyedia layanan Inbound Marketing dan SaaS Sales dari AS, hadir di Fintech Stage Tech in Asia Singapore 2016. Ia menjelaskan bagaimana cara memaksimalkan e-mail untuk melakukan pemasaran. Mengapa e-mail masih relevan digunakan untuk pemasaran?Media sosial dan aplikasi perpesanan bisa dibilang sudah mendominasi dunia. Sebagai contoh, Facebook memiliki lebih dari 1,3 miliar pengguna di seluruh dunia. Bahkan pengguna WhatsApp sudah hampir melampaui jumlah pengguna Gmail. Begitu juga dengan jenis-jenisnya, selain WhatsApp dan Facebook, ada Twitter, Instagram, dan lainnya. Sehingga muncul masalah bagaimana kamu bisa mengumpulkan daftar kontak yang akan menjadi target pasar dari produk kamu. Di sinilah e-mail muncul sebagai solusi media komunikasiyang universal. E-mail memungkinkan siapa saja untuk berkomunikasi dengan efektif. Mulai dari komunikasi antar individu, maupun satu invidu ke banyak orang sekaligus. Semua itu bisa dilakukan menggunakan e-mail. Selain itu beberapa hasil riset global juga mengungkapkan bahwa e-mail masih banyak digunakan. Sebagai contoh, jumlah pengguna e-mail di Indonesia hanya dua persen lebih rendah dibandingkan jumlah pengguna aplikasi perpesanan. Bahkan di Singapura, e-mail menjadi sarana komunikasi yang paling sering digunakan. 4 tip memaksimalkan e-mail marketingMendapatkan daftar kontakSebelum kamu mulai melakukan pemasaran melalui e-mail. Tahap pertama yang perlu kamu lakukan adalah dengan mencari daftar kontak dari orang-orang yang berpotensi akan menjadi calon pengguna dari produk kamu. Kamu bisa saja membeli daftar kontak, tetapi hal itu tidak akan maksimal. Karena kamu mengirimkan e-mail ke sembarang orang yang belum tentu ingin menggunakan produk kamu. Sehingga akan berakhir menjadi e-mail sampah bagi mereka. Jadi Niti memberikan beberapa cara untuk mendapatkan kontak e-mail dari orang-orang yang berpotensi menggunakan produk kamu. Misalnya dengan membuat beberapa aset-aset gratis yang bermanfaat. Seperti aset desain situs, ikon-ikon, video seminar, dan lainnya di dalam situs kamu. Selain itu kamu juga bisa membuat sebuah blog. Menurut Niti, blog merupakan cara yang paling ampuh untuk mendapatkan daftar kontak. Melakukan segmentasi daftar kontakOke, anggap saja kamu telah memiliki sejumlah daftar kontak. Lalu tahap berikutnya yang perlu kamu lakukan adalah mengelompokkan kontak-kontak tersebut. Mengapa kamu perlu melakukan hal ini? Pertama, Niti mengatakan bahwa berdasarkan hasil analisis Hubspot, kenyataannya sebagian besar konsumen tidak ingin menjadi bagian dari kelompok besar. Kedua, setiap orang memiliki masalah dan kebutuhan yang berbeda-beda. Begitu juga dengan kemampuan daya beli mereka. Dua hal itulah menjadi alasan mengapa kamu harus menyortir daftar kontak yang telah kamu miliki. Di lain sisi, dengan melakukan segmentasi tersebut, kamu bisa menyesuaikan produk sesuai dengan permintaan mereka. Lebih personal dan ramah dengan perangkat mobileNiti memberikan dua hal penting yang perlu diperhatikan saat mendesain e-mail. Pertama adalah membuat agar e-mail yang akan kamu kirim lebih personal dan lebih manusiawi. Caranya adalah dengan selalu menambahkan nama dari kontak kamu di dalam e-mail, sehingga kesannya lebih bersahabat. Begitu juga dengan pemilihan bahasa di dalam e-mail yang sesuai dengan tingkah laku dan reaksi manusia. Kedua adalah memastikan desain e-mail bisa diakses dengan mudah melalui perangkat mobile. Selain karena pengguna smartphone yang banyak, orang-orang juga lebih memilih untuk membuka e-mail dari smartphone. Bahkan, hasil riset mengungkapkan bahwa 80 persen pelanggan akan menghapus e-mail yang tidak terlihat menarik di perangkat mobile mereka. Mendapatkan kepercayaan dari konsumenPada tahap pertama kamu telah mengetahui bagaimana cara mendapatkan daftar kontak, lalu melakukan segmentasi, dan kemudian cara mengirim e-mail yang menarik bagi konsumen. Tahap terakhir yang perlu kamu lakukan adalah untuk mendapat kepercayaan dari konsumen-konsumen kamu. Niti memberikan beberapa tip untuk mendapatkan kepercayaan dari konsumen, seperti dengan selalu menambahkan tautan untuk berhenti berlangganan. Sehingga konsumen memiliki pilihan untuk berhenti, bila mereka tidak lagi ingin mendapatkan e-mail tersebut. Tip lainnya adalah jangan pernah menggunakan judul dan isi e-mail yang menjebak. Seperti menawarkan sebuah hadiah, yang langsung membuat konsumen untuk mengklik tombol di dalam e-mail kamu. Berikanlah hal-hal yang bernilai bagi konsumen kamu, sehingga mereka menjadi percaya dan loyal. Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Singapore 2016 yang berlangsung pada tanggal 12 dan 13 April. Ikuti seluruh liputannya di sini. Belum bisa menghadiri Tech in Asia Singapore 2016? Di tanggal 16 dan 17 November mendatang akan digelar konferensi Tech in Asia Jakarta 2016. Buat kamu yang tertarik untuk datang ke konferensi Tech in Asia dan berdomisili di Indonesia, tentunya sayang sekali kalau Tech in Asia Jakarta 2016 nanti kamu lewatkan. Kabar baiknya, kamu bisa dapat promo 2-for-1 untuk tiket Tech in Asia Jakarta 2016! Caranya gampang, daftarkan diri kamu di tautan di bawah ini, lalu kamu akan masuk daftar utama yang akan kami berikan harga spesial. (Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah) The post Empat Tahap Memaksimalkan E-mail Marketing di Era Media Sosial appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Final Fantasy IX Dirilis di PC dengan Spesifikasi Ringan dan Lebih Murah dari Mobile Posted: 14 Apr 2016 02:31 AM PDT Setelah pertama kali diumumkan akan dirilis ulang di PC dan mobile pada perayaan tahun baru 2016, dan dirilis untuk Android dan iOS pada bulan Februari lalu, akhirnya hari ini Final Fantasy IX resmi tersedia untuk PC melalui Steam dan Humble Store. Game ini dibanderol seharga Rp200.000 dengan diskon dua puluh persen sampai tanggal 21 April 2016. Versi PC dari Final Fantasy IX memiliki fitur-fitur baru yang beberapa di antaranya dapat kamu temukan juga di versi Android dan iOS. Fitur-fitur tersebut antara lain adalah:
Sayangnya versi PC masih menggunakan latar belakang dengan kualitas yang tidak sebanding dengan tampilan model 3D lainnya dalam game. Meskipun begitu, melihat betapa terpolesnya versi mobile dan fakta bahwa versi PC dibanderol dengan harga lebih murah, tidak ada salahnya juga untuk kamu menjajal versi ini. Melalui laman Steam Final Fantasy IX, Square Enix juga telah memberi tahu spesifikasi minimum yang kamu perlukan untuk dapat memainkan game ini. Berikut detailnya:
Kalau kamu mengaku penggemar Final Fantasy IX, jelas tidak ada alasan untuk tidak membeli versi PC yang “tertunda” selama enam belas tahun ini. Mengingat kualitas port yang disajikan jauh lebih baik daripada port Final Fantasy XIII untuk PC, saya rasa Square Enix benar-benar belajar banyak bagaimana cara memperlakukan penggemar mereka dengan baik. Steam Link: FINAL FANTASY IX, Rp. 160.000
The post Final Fantasy IX Dirilis di PC dengan Spesifikasi Ringan dan Lebih Murah dari Mobile appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Notifikasi dan Rekomendasi Rute Google Maps Bantu Kamu Hindari Kemacetan Posted: 14 Apr 2016 01:12 AM PDT Selain Google Calendar, Google Maps juga mendapat pembaruan fitur pada hari ini, Kamis (14/4). Berdasarkan press release yang Tech in Asia terima dari Google Indonesia, update ini memungkinkan pengguna mengetahui kemacetan pada rute yang dilalui. Pengguna juga akan mendapat notifikasi suara mengenai penyebab kemacetan dan rekomendasi rute alternatif. "Tak ada yang suka terjebak macet, jadi Google berharap fitur terbaru ini akan membantu pengguna sampai ke tujuan dengan lebih cepat dan bebas hambatan," kata Product Manager Google Maps, Nikhil Vaishnavi. Untuk mengaktifkannya, pengguna aplikasi Google Maps di perangkat iOS dan Android diharuskan memperbarui aplikasi terlebih dahulu. Selanjutnya fitur notifikasi ini akan langsung aktif saat pengguna masuk ke mode navigasi, setelah menentukan rute tujuan berkendara. Data dari AppAnnie menunjukkan bahwa aplikasi ini sudah mendapat lebih dari lima juta unduhan di platform Android dan iOS. Sayangnya, saat dikonfirmasi pihak Google enggan membeberkan data pengguna aktif Maps di Indonesia dengan alasan kebijakan perusahaan. Aplikasi Google Maps dapat diunduh melalui: Fitur terbaru dari Google Maps ini layaknya fitur Planned Drives milik Waze yang bisa memberikan pemberitahuan kapan waktu terbaik untuk berangkat, agar kamu tidak terlambat sampai di tujuan. (Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah; sumber gambar: YoloGadget) The post Notifikasi dan Rekomendasi Rute Google Maps Bantu Kamu Hindari Kemacetan appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Seraph – Game Action Shooter Akrobatik Tanpa Perlu Mengarahkan Senjata Posted: 14 Apr 2016 01:06 AM PDT Jika bermain game shooter untuk PC lebih nyaman dengan keyboard dan mouse agar mengarahkan tembakannya lebih presisi, maka kamu tidak akan membutuhkan keduanya dalam Seraph. Dreadbit, developer game ini, justru merekomendasikan penggunaan controller untuk memainkan Seraph yang akan masuk Steam Early Access bulan ini. Seraph adalah game shooter akrobatik di mana kamu tidak butuh mengarahkan senjata ke lawan. Kamu akan mengendalikan Seraph, seorang malaikat yang terjebak dalam badan manusia dan berusaha kabur dari penjara seorang antagonis bernama Daemon. Untuk itu, pemain diminta fokus pada gerakan-gerakan lihai untuk menghindari kejaran para demon dan halang rintang lainnya dalam visualisasi 2D side-scrolling yang indah. Daniel Leaver, desainer Seraph, mengatakan kepada Kill Screen bahwa rancangan game ini terinspirasi dari dua film favoritnya yaitu The Matrix dan Equilibrium, jadi pemain di Seraph lebih butuh strategi pergerakan daripada arahan menembak. Area dalam Seraph akan dibuat secara acak tiap sesi permainan. Pemain bisa mengambil senjata yang ada di area itu, menemukan checkpoint untuk menghidupkan Seraph kembali jika nyawanya habis, hingga melawan bos yang hanya bisa dibunuh dalam jarak dekat. Pemain akan berkonsentrasi pada pergerakan Seraph memanjat dinding vertikal, melakukan gerakan akrobatik dengan bebas, tapi tetap menjaga posisi dekat dengan lawan agar masuk area yang bisa ditembak. Kemampuan karakter dalam Seraph juga bisa ditingkatkan dalam skill tree dan Transmutation yang cukup kompleks. Pemain bisa merakit senjata seperti machine gun, shotgun, dan pistol dual wield. Seraph juga mempunyai fitur pengukuran kesulitan yang dinamis, jadi jika kamu semakin sukses menghabisi musuh, maka musuh, bos, dan halangan yang ada pada area itu juga akan semakin sulit. Namun jangan khawatir, karena reward yang kamu dapatkan juga akan semakin besar. Selain itu, game ini juga terintegrasi dengan Twitch di mana para penontonnya bisa menentukan level kesulitan area yang akan dihadapi pemain yang sedang bermain secara live di Twitch. Seraph versi alfa akan dirilis bulan ini di Early Access Steam untuk PC dan untuk PS4 menyusul setelahnya. Jika masih penasaran seperti apa cara bermain Seraph, kamu juga bisa menonton video trailer yang ada di bawah ini. Melihat tempo gerakan karakter yang begitu cepat, saya jadi tidak sabar ingin merasakan rusuhnya berakrobat sambil menembaki kerumunan para demon tanpa mengarahkan senjata dalam Seraph. Steam Link: Seraph, Gratis
Sumber: Kill Screen The post Seraph – Game Action Shooter Akrobatik Tanpa Perlu Mengarahkan Senjata appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Investasi Startup di Asia Tenggara Tidak Terpengaruh Melambatnya Ekonomi Dunia Posted: 13 Apr 2016 09:46 PM PDT Para pakar ekonomi telah memperingatkan bahwa winter is coming (GoT) yang bisa diartikan bahwa krisis keuangan akan segera menghantam kembali. Oleh sebab itu mereka menyarankan bagi startup yang ingin menggalang pendanaan untuk melakukannya sesegera mungkin. Namun, tampaknya krisis tersebut tak memengaruhi Asia Tenggara. Menurut basis data Tech in Asia, para investor melimpahkan pendanaan sebesar US$478,4 juta (sekitar Rp6,3 triliun) kepada startup di Asia Tenggara, kuartal pertama tahun ini. Jumlah tersebut melebihi dua kali lipat total investasi triwulan pertama 2015, dan tepat dua kali lipat dari jumlah US$239,2 juta (sekitar Rp3,1 triliun) pada kuartal keempat tahun lalu. Jumlah kesepakatan investasi pada kuartal pertama 2016 turun menjadi 87 dari 114 pada periode yang sama tahun lalu. Artinya terjadi penurunan jumlah startup yang memperoleh investasi. Namun jumlah rata-rata pendanaan yang mereka peroleh jauh lebih besar. Rata-rata investasi yang mereka peroleh berkisar US$5,5 juta (sekitar Rp72,6 miliar), sementara periode yang sama tahun lalu yang hanya berkutat pada angka US$1,7 juta (sekitar Rp22,44 miliar). Dalam tiga tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi global seringkali tak menentu, masih banyak negara yang berjuang untuk memulihkan diri dari krisis ekonomi global 2008. Ekonomi negeri tirai bambu melambat. Pergerakan pasar finansial, yang dipimpin Cina, semakin sulit untuk diprediksi. Karena itu banyak pihak yang menilai sulit untuk meraih pendanaan. Untuk mengakali perlambatan fenomena ini, para investor berlomba mencari peluang baru—dan Asia Tenggara pun menjadi wilayah yang mereka tuju. Wilayah ini dianggap matang—dengan populasi lebih dari 600 jiwa dan PDB senilai US$2,3 triliun (sekitar Rp30,3 kuadriliun), yang menempatkannya di posisi tujuh terbesar dunia dan diprediksi akan merangsek ke posisi keempat. Kemudahan akses ke pasar berkat MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) membuat kelas menengah semakin subur, ada lebih banyak orang yang membeli konten digital dan membeli barang secara online, serta penggunaan smartphone dan internet yang kian meningkat. Keyakinan para investor tergambar dari langkah mereka yang berani menanam investasi kepada startup di pasar ini. Selain Seri-A, semua tahap pendanaan menunjukkan peningkatan. Seri-C dan Seri-D beberapa kali menunjukkan kenaikan yang signifikan. Booming media sosial dan gamingBiasanya, sektor e-commerce kerap mendapat pendanaan yang paling besar, namun media sosial dan gaming menyalipnya di kuartal pertama tahun ini. Tak heran, sebab Asia Tenggara termasuk ke dalam wilayah dengan penggunaan media sosial paling banyak di dunia. Facebook masih berjaya sebagai platform media sosial paling populer di wilayah ini, namun aplikasi pesan instan perlahan namun pasti terus menjadi perhatian pengguna. Sedangkan gaming diperkirakan akan meraup keuntungan hingga puluhan triliun dalam beberapa tahun yang akan datang. Baca juga: Asia Menggila: Kucuran Dana VC di Kuartal Pertama 2016 Meningkat Dua Kali Lipat (Diterjemahkan oleh Faisal Bosnia Ahmad dan diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah) The post Investasi Startup di Asia Tenggara Tidak Terpengaruh Melambatnya Ekonomi Dunia appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
Reigns – Ketika Interaksi Ala Tinder Dipersatukan Permainan Mirip Papers, Please Posted: 13 Apr 2016 08:00 PM PDT Apa kamu pernah mendengar tentang Tinder, atau bahkan sudah mencoba aplikasi mencari jodoh yang cukup populer tersebut? Sedikit ada hubungannya dengan opini Fahmi ketika membahas aspek gamification dalam penggunaan Tinder, hari ini perhatian saya tertuju pada game berjudul Reigns yang tampak seperti perpaduan Tinder dengan game simulasi Papers, Please. Sekadar perkenalan, Reigns adalah game simulasi tentang aksi seorang raja dalam memutuskan apa yang tepat bagi perkembangan monarkinya. Developer Nerial menggabungkan elemen choose your own adventure dengan model permainan kartu yang ringkas, di mana kita hanya memilih satu dari dua pilihan yang bercabang-cabang dan menghadapi konsekuensi dari keputusan yang dipilih. Tujuanmu bermain di sini adalah menjadi seorang raja yang tahan banting menghadapi konflik negaranya selama mungkin. Sepanjang permainan, kamu akan berurusan dengan empat poin penilaian yang sangat penting, mulai dari dukungan masyarakat, pihak agamawan, militer, dan berapa jumlah kekayaan yang kerajaanmu miliki. Menyebut Reigns sebagai versi Tinder dari Papers. Please bukanlah tanpa alasan. Seperti yang bisa kamu lihat di bawah, game ini memiliki desain antarmuka yang seolah terinspirasi dari aplikasi pencari jodoh buatan InterActiveCorp tersebut. Layaknya Tinder, tugasmu di Reigns adalah menggeser setiap wajah karakter yang menasihatimu tentang situasi kerajaan sekarang, dan mengamati pengaruhnya terhadap empat poin penilaian yang saya sebutkan di atas. Rumitnya menyeimbangkan keempat poin ini adalah tantangan yang akan dihadapi para pemain Reigns. Dari penjelasan developer Nerial, pemain akan menghadapi banyak sekali peristiwa yang melibatkan pertimbangan khusus agar tidak salah dalam memilih. Mereka akan selalu mengacak setiap peristiwa yang dialami kerajaanmu, agar permainan berikutnya tak akan pernah sama. Baik atau buruknya setiap keputusan yang kamu ambil, Reigns akan memberikan hasil akhir permainan yang berbeda-beda, mulai dari tersingkirnya kamu dari tahta kerajaan, revolusi rakyat, pembunuhan politik, dan lain sebagainya. Dengan konsep permainannya yang unik, Reigns jelas menjadi sebuah game yang menarik untuk kita tunggu. Reigns rencananya akan dirilis oleh Devolver Digital untuk iOS, Android, dan PC pada musim panas (antara Juni hingga Agustus) tahun 2016. The post Reigns – Ketika Interaksi Ala Tinder Dipersatukan Permainan Mirip Papers, Please appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
BlazBlue: Central Fiction Akan Dirilis di PS4 dan PS3, Serta Mendapat Karakter Baru Posted: 13 Apr 2016 07:28 PM PDT Iterasi terbaru seri BlazBlue yaitu BlazBlue: Central Fiction akhirnya resmi diumumkan akan rilis di console. Baru ada dua console yang dikonfirmasi untuk BlazBlue: Central Fiction, yaitu PS4 dan PS3 saja. Belum diketahui apakah PS Vita juga mendapat jatah seperti BlazBlue: Chrono Phantasma dulu, tapi ada rumor yang mengatakan bahwa mungkin BlazBlue: Central Fiction akan dirilis untuk Xbox One. BlazBlue: Central Fiction versi console akan punya beberapa fitur yang tidak ada di versi arcade. Ada mode Speed Star yang mengharuskanmu mengalahkan musuh secepat mungkin, Score Attack untuk berlomba mengumpulkan poin, serta mode baru dengan nama Grim of Abyss. Masih belum jelas apakah ini pengembangan dari mode Abyss di seri sebelumnya atau sesuatu yang berbeda. Sama seperti seri BlazBlue lainnya, cerita dalam BlazBlue: Central Fiction disajikan dengan gaya visual novel yang padat teks dan dialog. Toshimichi Mori selaku produser bahkan menjanjikan konten cerita tiga puluh persen lebih banyak dibanding BlazBlue sebelumnya. Semuanya adalah cerita baru yang akan jadi penutup dari konflik yang berpusat pada kekuatan Azure Grimoire. BlazBlue: Central Fiction juga kedatangan karakter baru lagi yaitu Es yang merupakan salah satu tokoh utama XBlaze Code: Embryo. Dengan tambahan Es artinya sudah ada lima karakter baru yang diumumkan yaitu Naoto, Hibiki, Nine, Izanami, dan Es. Untuk perbandingan, BlazBlue: Chrono Phantasma punya tujuh karakter baru saat pertama rilis, sehingga bisa jadi masih akan ada karakter tambahan lagi. BlazBlue: Central Fiction direncanakan rilis pada musim gugur 2016 (sekitar September – November) di Jepang. Dengan dirilisnya BlazBlue: Central Fiction maka berakhirlah petualangan Ragna the Bloodedge, tapi bukan berarti ini BlazBlue terakhir lo! Siapa tahu, mungkin saja nanti kita akan mendapat sebuah BlazBlue dengan cerita dan tokoh utama yang sama sekali baru.
The post BlazBlue: Central Fiction Akan Dirilis di PS4 dan PS3, Serta Mendapat Karakter Baru appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
You are subscribed to email updates from Tech in Asia Indonesia. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
No comments:
Post a Comment