Game Di Indonesia |
10 Potensi Manfaat Video Game dan Cara Memaksimalkannya Posted: 07 May 2016 11:46 PM PDT Melalui artikel sebelumnya kita sudah mendiskusikan macam-macam bahaya yang bisa timbul dari memainkan game dengan tidak bertanggungjawab. Kali ini kita akan menilik beberapa potensi manfaat yang bisa kita dapatkan dari bermain video game, tapi sebelumnya ada kabar baik dulu yang perlu diketahui para gamer. Kabar apa itu? Baru-baru ini Kemendikbud merilis sebuah pesan lewat Facebook yang berisi imbauan pada masyarakat untuk mengenal sistem rating pada video game. Dalam pesan tersebut dikatakan bahwa video game bisa jadi hiburan yang mendidik, namun ada juga video game yang baru layak dimainkan setelah anak mencapai usia tertentu. Tak hanya imbauan soal rating, Kemendikbud juga mengajak para orang tua untuk mendampingi anaknya dalam memilih dan bermain video game. Pesan dari Kemendikbud ini jelas merupakan angin segar di tengah isu kekerasan dan pemblokiran video game yang sedang marak. Semoga saja sistem rating bisa lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia nantinya, dan video game tidak jadi kambing hitam terus-terusan atas masalah-masalah yang sebenarnya disebabkan oleh kurangnya edukasi dan kedisiplinan. Nah, sekarang kembali ke topik asal kita. Kalau bicara soal dampak positif video game, biasanya hal yang tercetus di kepala adalah game bertipe edukatif alias edugame. Padahal video game yang bermanfaat itu tidak hanya edugame saja. Manfaat seperti apa saja sih yang ada, dan video game seperti apa yang bisa memberi manfaat tersebut? Mari kita simak di bawah. Sarana RelaksasiManfaat pertama ini sebenarnya sudah jelas sekali, yaitu video game sebagai sarana hiburan atau relaksasi. Tentu saja hiburan tidak boleh dilakukan secara berlebihan agar tidak jadi hedonisme. Memainkan game secara teratur dengan waktu bermain secukupnya akan membantumu melepas stres setelah seharian belajar dan bekerja. Hati-hati, video game juga bisa membuatmu tambah stres lo! Kalau kamu main game dengan kesulitan tinggi, atau main game kompetitif seperti Dota 2 dan Street Fighter V (lalu kalah), bisa-bisa kamu malah pusing dan bete gara-garanya. Relaksasi sebaiknya dilakukan dengan main game dengan kesulitan rendah atau menengah, serta tidak terlalu banyak mengandung aksi. RekomendasiMainkan game yang sesuai dengan selera. Hindari game dengan aksi cepat atau kesulitan tinggi. Contoh game yang cocok untuk relaksasi misalnya Journey, Child of Light, The Sims, dan Stardew Valley. Meningkatkan LiterasiMungkin kamu pernah mendengar berita atau riset yang menyatakan bahwa tingkat literasi (kemampuan membaca) masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Membaca memang bukan hobi yang bisa dinikmati semua orang, dan menumbuhkan kebiasaan membaca tidaklah mudah bila orangnya sendiri tidak berminat. Nah, video game bisa menjadi jembatan untuk menanamkan minat membaca pada masyarakat. Game yang punya banyak konten bacaan umumnya punya fokus pada cerita, misalnya game genre RPG, adventure, atau visual novel. Cerita-cerita video game sering kali terinspirasi dari sejarah maupun mitologi-mitologi kuno, jadi selain meningkatkan kemampuan membaca game juga bisa memperluas wawasan. Kalau ada gamer generasi PS One yang paham soal mitologi bangsa Skandinavia, bisa ditebak bahwa dia tahu hal tersebut gara-gara main Valkyrie Profile. Tentu saja untuk bisa membaca kita harus mengerti bahasanya terlebih dahulu. Sebagian besar game di Indonesia memiliki bahasa Inggris, jadi video game bisa memotivasi kita untuk belajar bahasa Inggris dengan rajin. Mari kita dukung pelestarian game berkonten bacaan, jangan hanya main game pukul-pukulan atau tembak-tembakan saja. RekomendasiMainkan game bergenre RPG, adventure, dan visual novel. Beberapa judul yang layak dicoba misalnya Final Fantasy IX, An Octave Higher, The Legend of Heroes: Trails of Cold Steel, dan Dragon Age: Inquisition. Melatih Refleks dan KonsentrasiKalau di poin pertama tadi saya merekomendasikan game yang santai untuk relaksasi, di poin ini justru sebaliknya. Memainkan game kompetitif dengan tingkat kesulitan tinggi mungkin tidak begitu bikin rileks, tapi bisa membantu melatih refleks dan kemampuan kita berkonsentrasi. Game seperti ini bila dimainkan akan cukup menguras energi, tapi juga memberi rasa puas yang besar. Di zaman modern ini banyak game kompetitif yang bisa dimainkan online. Saya tidak merekomendasikan kamu untuk langsung main game secara online apabila kamu belum terlalu mahir. Salah-salah kamu bisa langsung kena trash talk gara-gara permainanmu merugikan kawan-kawan setim. Berlatihlah dulu melawan AI atau teman. Begitu sudah bisa main dengan baik dan benar, silahkan adu kemampuan secara online. Bila kamu malas main melawan orang lain, banyak juga game single player yang butuh refleks dan konsentrasi tinggi untuk dimainkan. Misalnya game bergenre action, rhythm, sampai bullet hell shooter. RekomendasiGame bergenre action, real-time strategy, rhythm, maupun bullet hell shooter. Seri Devil May Cry, Project Diva, Azure Striker Gunvolt, serta Dark Souls adalah beberapa contoh game bertipe seperti ini. Game multiplayer kompetitif seperti Dota 2, BlazBlue, dan Vainglory juga bisa dicoba. Intinya semua jenis game yang butuh refleks cepat. Melatih Kemampuan Mengingat dan Problem SolvingSelain melatih refleks fisik, game juga bisa membantu melatih kecepatan refleks otak. Uniknya kedua hal ini seringkali justru berhubungan. Banyak game yang tidak hanya butuh refleks cepat, tapi juga butuh berpikir cepat. Ingatan kuat dan kemampuan problem solving sangat dibutuhkan untuk satu kata kunci penting dalam dunia video game: strategi. Ingin mengalahkan bos-bos monster kuat seperti Omega Weapon di Final Fantasy VIII? Selain butuh persiapan level dan senjata, kita tentu juga butuh strategi. Ingin membangun kota metropolis yang besar dan padat di Sim City? Lagi-lagi strategi diperlukan agar jalanan tidak macet dan ekonomi tersebar merata. Bahkan berduel di permainan kartu seperti Hearthstone juga butuh strategi. Makin kompleks game yang kita mainkan, makin banyak otak kita bekerja untuk menyelesaikan masalah di depan mata. Dengan terbiasa mengingat berbagai variabel dan menyusun strategi dalam video game, kita tidak akan kaget atau panik bila harus menyusun strategi di dunia nyata. Jenis masalahnya mungkin berbeda, tapi proses berpikirnya sama. RekomendasiHampir semua genre game punya elemen strategi, jadi pilihlah game yang butuh strategi kompleks dan sulit. Contohnya Dota 2 (lagi-lagi), This War of Mine, seri Civilization, serta game simulasi seperti Cities: Skylines. Meningkatkan Kepercayaan DiriPoin kelima ini mengingatkan saya akan artikel yang ditulis oleh Rhenald Kasali pada pertengahan tahun 2015 lalu. Dalam tulisannya beliau menyebutkan bahwa game adalah media yang kaya akan apresiasi. Aksi-aksi kita dalam video game selalu dihargai dengan suatu reward, dan kita sering kali diperlakukan bak pahlawan yang punya peran besar dalam perubahan dunia. Begitu pula ketika kita gagal. Bukannya dihukum atau dihina, kita justru didorong untuk mencoba lagi sampai akhirnya berhasil. Semakin besar tantangan yang diberikan, semakin besar pula hadiahnya. Hasilnya adalah semangat tinggi untuk menyelesaikan masalah dan rasa percaya diri bila berhasil melampaui masalah tersebut. Hal ini beda dengan dunia nyata. Selain kurang apresiatif, dunia nyata juga sering sangat kejam dalam memberi hukuman. Mungkin kamu ingat kasus Adam Orth dari Microsoft, di mana salah bicara di Twitter saja bisa membuat orang kehilangan pekerjaan. Kasus tersebut memang akhirnya jadi inspirasi untuk mengembangkan game Adr1ft, tapi tetap saja cukup sedih untuk diingat. Bermain game bisa membuat kita makin percaya diri karena kita jadi merasa "bisa menyelesaikan masalah". Masalah di game memang hanya fiksi, tapi rasa percaya diri yang didapat bisa diterapkan ke masalah dunia nyata. Dan rasa percaya diri adalah hal yang sangat penting untuk dimiliki. RekomendasiSegala jenis game. Makin menantang, makin bagus. Menyehatkan BadanVideo game bisa menyehatkan badan? Mitos dari mana ini? Bukan mitos kok, ini betulan. Video game bisa sekaligus jadi sarana berolahraga, tapi memang tidak semua jenis game. Game yang bisa menyehatkan adalah game yang butuh banyak gerak, biasanya game yang harus dimainkan dengan motion sensor, controller khusus, maupun game arcade. Sering-seringlah main ke game center di kotamu, atau sediakan karpet dansa dan Kinect agar kamu bisa berolahraga di rumah. Main berbagai jenis game Wii juga akan membuatmu banyak bergerak. RekomendasiGame arcade, game rhythm, game Kinect, dan game Wii. Saya sendiri menyukai Dance Evolution, seri Drum Mania, serta tentu saja game dansa paling populer di game center yaitu Pump It Up. Sarana SosialisasiGame sebagai sarana sosialisasi sudah saya singgung di artikel sebelumnya. Kalau seorang gamer bertemu dengan gamer lain, biasanya mereka bisa langsung punya obrolan yang nyambung. Lebih lanjut lagi mereka bisa jadi teman bermain, membentuk komunitas, mendirikan perusahaan, bahkan mungkin menikah! Banyak game multiplayer yang menuntut pemainnya bekerja sama dan fokus pada peran tertentu. Ada tipe orang yang lebih senang maju di garis depan dan memimpin pasukan, sementara sebagian lainnya lebih nyaman mendukung di belakang dan mengatur strategi. Dengan bermain game seperti ini, kita bisa mengenali potensi serta peran yang cocok untuk diri kita, kemudian menerapkannya dalam teamwork di dunia nyata. RekomendasiGame multiplayer yang butuh kerja sama tim. Saya ingin menyebut Dota 2 lagi tapi nanti dikira antek IceFrog, jadi saya rekomendasikan yang lain deh. Mainkan League of Legends, Overwatch, Tree of Savior, atau seri Borderlands. Membangun Apresiasi Terhadap SeniIni manfaat yang paling saya sukai dari video game. Sejujurnya, kalau saya tidak pernah main video game mungkin saya tidak akan begitu peduli terhadap seni. Waktu kecil saya cukup suka menggambar dan mendengarkan musik, tapi hanya jadi penikmat seadanya saja. Ketertarikan besar terhadap seni baru tumbuh sejak era PS One, ketika developer game mulai berlomba-lomba menghasilkan FMV canggih dan soundtrack berkualitas CD audio. Gamer yang tumbuh di era modern jelas tidak bisa merasakan "revolusi" saat game beralih dari kualitas piksel ke tampilan 3D canggih, jadi apresiasi yang dirasakan mungkin tidak sebesar gamer generasi tua. Tapi sisi baiknya, game zaman sekarang sudah punya tampilan begitu indah sehingga bisa jadi referensi seni yang valid. Teknologi audio pun semakin canggih dan murah, jadi main video game saja rasanya bisa semegah mendengarkan konser. Video game memadukan seni visual, seni audio, serta seni sastra dalam satu paket yang bisa dinikmati secara bersamaan. Setidaknya dari tiga hal tersebut, ada lah satu yang nyangkut jadi inspirasi di kepala. Selanjutnya tinggal mengembangkannya hingga jadi skill yang memadai. RekomendasiMainkan game dengan tampilan visual menawan, soundtrack yang keren, atau cerita yang dalam. Game yang kuat di visual misalnya Ori and the Blind Forest, Firewatch, dan The Witcher 3: Wild Hunt. Soundtrack berkesan bisa ditemui di Shovel Knight, Guilty Gear, atau Final Fantasy VII. Sementara dari sisi cerita, saya menjagokan Xenogears, Suikoden II, serta Final Fantasy Tactics. Sebagai Alat Bantu Belajar, Terapi, atau SimulasiVideo game bisa dirancang khusus untuk jadi sarana belajar maupun simulasi, apalagi dengan bantuan teknologi yang bisa membuat game terasa makin realistis. Saat ini sudah banyak berbagai jenis edugame beredar di pasaran, bahkan kabarnya tentara Amerika menggunakan game sebagai salah satu sarana latihan militer. Banyak juga kisah inspiratif tentang bagaimana video game membantu seseorang melewati masa-masa sulit. Misalnya kisah bagaimana Journey membantu seorang gadis merelakan kepergian ayahnya yang meninggal akibat kanker, sampai riset yang menunjukkan bahwa main game bisa memperlambat penuaan otak. Saya tidak bisa memberi rekomendasi tentang game yang bisa memberi manfaat seperti ini karena sifatnya sangat spesifik dan biasanya melibatkan tenaga ahli. Tapi bila kamu penasaran, kamu bisa dengarkan pengalaman Andika Rama Maulana, sang penggemar game balap yang jadi pembalap betulan berkat game Gran Turismo 6. Menjadi Sumber PenghasilanPoin terakhir ini adalah manfaat game yang muncul akibat besarnya industri video game itu sendiri. Banyak sekali profesi yang bisa kamu tekuni apabila kamu suka video game. Mulai dari programmer, desainer game, sampai yang tidak berhubungan dengan produksi game seperti manajer tim e-sport dan game streamer. Untuk bahasan lengkap tentang profesi yang berhubungan dengan video game, kunjungi artikel dari Fahmi di sini. Itu dia 10 potensi manfaat yang bisa kita dapatkan dari video game. Ingat, ini hanya potensi, belum tentu semua orang yang main game pasti bisa mendapat semua manfaat di atas. Yang namanya potensi tentu harus digali supaya bisa muncul dan terasa secara maksimal. Kita juga tidak bisa memaksa seseorang untuk main game dengan genre tertentu, jadi mungkin saja manfaat yang dirasakan oleh satu gamer dengan gamer lainnya bisa berbeda. Apakah kamu termasuk orang yang pernah merasa mendapat manfaat dari video game? Kalau iya, manfaat seperti apa yang kamu rasakan? Ayo berbagi pengalaman di kolom komentar. Sumber Pustaka: Mental Floss, Psychology Today, Jawa Pos, dan lain-lain. (Diedit oleh Mohammad Fahmi) The post 10 Potensi Manfaat Video Game dan Cara Memaksimalkannya appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
You are subscribed to email updates from Tech in Asia Indonesia. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
No comments:
Post a Comment